Sistem Hukum Part2

46
MAKALAH SISTEM HUKUM INDONESIA Oleh ; Nama ; Mera Anggraini Mata Kuliah ; Sistem hukum indonesia NPM ; 01.13.039 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI STISIPOL CANDRA DIMUKA PALEMBANG

Transcript of Sistem Hukum Part2

MAKALAHSISTEM HUKUM INDONESIA

Oleh ;Nama; Mera AnggrainiMata Kuliah ; Sistem hukum indonesiaNPM; 01.13.039

JURUSAN ILMU KOMUNIKASISTISIPOL CANDRA DIMUKAPALEMBANG2015

Kata Pengantar

Assalamu,alaikum warohmatullah hiwabarokatuh.Puji syukur saya panjatkan kepada allah swt, yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun bertujuan agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam belajar tentang pengetahuan sistem hukum indonesiaPenyusun makalah ini dibuat guna untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan hukum . tak lupa penulis mengucapkan terimah kasih kepada berbagai media yang ikut membantu dan juga pembimbing kami pak ade indra chaniago. Dalam pendukung penyelesaian makalah ini.Penulis memnyadari penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh sebab itu, penulis memohon kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri. Wassalamualaikum, warohmatullah hiwabarokatuh..

BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Memahami Hukum Adat dimulai dari pengetian dan istilah hukum adat itu sendiri, menurut Snouck Hurgronje Adat Recht atau Hukum Adat adalah adat-adat yang mempunyai akibat hukum, atau dengan kata lain disebut dengan hukum adat jika adat tersebut memepunyai akibat hukum. Diantara manfaat mempelajari hukum adat adalah untuk memahami budaya hukum Indonesia, dengan ini kita akan lebih mengetahui hukum adat yang mana yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman dan hukum adat mana yang dapat mendekati keseragaman yang berlaku sebagai hukum nasional. Lebih jauh membahas tentang Hukum Adat, suatu adat dikatakan sebagai hukum adat atau seingkatnya yang merupakan karakteristik hukum adat adalah hukum yang umumnya tidak ditulis, peraturan-peraturan yang ada kebanyakan merupakan petuah yang memuat asas perikehidupan dalam bermasyarakat serta kepatuhan seseorang terhadap hukum adat akan lebih didasarkan pada rasa harga diri setiap anggota masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini ditujukan untuk merumuskan permasalahan yang akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah, sebagai berikut :1. Pengertian sistem hukum, ciri dan unsur-unsur sistem hukum indonesia ?2. Apa yang pengertian sistem hukum adat ? 3. Apa Perbedaan sistem hukum adat dan hukum barat ? 4. Apa saja bagian hukum adat ?

C. TUJUAN1. Untuk mengetahui pengetahuan sistem hukum secara mendalam, ciri-ciri dan unsurnya.2. Untuk mengetahui pengertian sistem hukum adat.3. Untuk memahami mengenai perbedaan sistem hukum adat dan hukum barat. 4. Untuk mengidentifikasi bagian dari hukum adat.

A. PENGERTIAN SISTEM HUKUM

1. Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan susunan, dimana masing masing unsur yang ada di dalamnya tidak diperhatikan hakikatnya, tetapi dilihat menurut fungsinya terhadap keseluruhan kesamaan susunan tersebut.

2. Hukum Hukum sulit didefinisikan karena kompleks dan beragamnya sudut pandang yang akan dikaji. Prof. Van Apeldoorn mengatakan bahwa definisi hukum sangat sulit dibuat karena tidak mungkin untuk mengadakannya yang sesuai dengan kenyataan.Karena itu, sebaiknya kita lihat dulu pengertian hukum menurut para ahli hukum terkemuka berikut ini

I. Prof. Mr. E.M. MeyersHukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.

II. Leon DuguitHukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang pelanggaran terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya.

III. Drs. E. Utrecht, S.HHukum adalah himpunan peratuan ( perintah dan larangan ) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.

IV. S.M. Amin, S.HHukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi, dengan tujuan mewujudkan ketertiban dalam pergaulan manusia.

V. J.C.T. Simorangkir, S.H. dan Woerjono Sastropranoto, S.HHukum adalah peratuan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, dan yang pelanggaran terhadapnya mengakibatkan diambilnya tindakan, yaitu hukuman terentu. Jadi, sistem hukum adalah suatu kesatuan hukum dari unsur hukum yang saling berhubungan dan bekerjasama sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

CIRI-CIRI SYSTEM HUKUM INDONESIA

CIRI-CIRI HUKUM: 1. Ada unsur perintah , larangan, dan kebolehan2. Ada sanksi yang tegas 3. Adanya perintah dan larangan 4. Perintah dan larangan harus ditaati Sedangkan Ciri-ciri hukum antara lain :

terdapat perintah ataupun larangan perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi oleh setiap orang Tiap-tiap orang harus bertindak demikian untuk menjaga ketertiban dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, hukum meliputi berbagai peraturan yang menentukan dan mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain yang dapat disebut juga kaedah hukumyakni peraturan-peraturan kemasyarakatan.

UNSUR-UNSUR SYSTEM HUKUM INDONESIA

Unsur-unsur hukum yang dimaksudkan adalah bahwa peraturan-peraturan hukum itu meliputi:

1) Peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup bermasyarakat; 2) Peraturan yang ditetapkan oleh badan-badan resmi negara; 3) Peraturan yang bersifat memaksa; 4) Peraturan yang memiliki sanksi yang tegas.

UNSUR UNSUR HUKUM

meliputi :

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam bermasyarakat 2. Peraturan tersebut dibuat oleh badan yang berwenang 3. Peraturan itu secara umum bersifat memaksa.4. Sanksi dapat dikenakan bila melanggarnya sesuai dengan ketentuan atau perundang-undangan yang berlaku.

Maksud dari uraian unsur-unsur hukum di atas adalah bahwa hukum itu berisikan peraturan dalam kehidupan bermasyarakat, hukum itu diadakan oleh badan yang berwenang yakni badan legislatif dengan persetujuan badan eksekutif begitu pula sebaliknya, secara umum hukum itu bersifat memaksa yakni hukum itu tegas bila dilanggar dapat dikenakan sanksi ataupun hukumna sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. PENGERTIAN HUKUM ADAT

System hukum adat

Sistem hukum adat umumnya bersumber dari peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang serta dipertahankan berdasarkan kesadaran hukum masyarakatnya.

Sifat hukum adat adalah -Tradisional dengan berpangkal pada kehendak nenek moyangnya. -Berubah-ubah karena pengaruh kejadian dan keadaan sosial yang silih berganti. - Karena sumbernya tidak tertulis, hukum adat tidak kaku dan mudah menyesuaikan diri.

Sistem hukum adat di Indonesia dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :

1. Hukum adat mengenai tata negara, Yaitu tatanan yang mengatur susunan dan ketertiban dalam persekutuan-persekutuan hukum, serta susunan dan lingkungan kerja alat-alat perlengkapan, jabatan-jabatan, dan penjabatnya. 2. Hukum adat mengenai warga (hukum warga) - Hukum pertalian sanak (kekerabatan) - Hukum tanah - Hukum perutangan

3. Hukum adat mengenai delik (hukum pidana) Yang berperan dalam menjalankan sistem hukum adat adalah pemuka adat (pengetua-pengetua adat), karena ia adalah pimpinan yang disegani oleh masyarakat

Secara bahasa hukum adat terbagi dari dua kata yakni hukum dan adat. Hukum adalah kumpulan aturan atau norma yang apabila dilanggar akan dikenai sanksi, dan yang membuat hukum adalah orang yang memiliki kewenangan atasnya. Sedangkan kata adat, menurutProf. Amura,istilah ini berasal dari bahasaSansekerta karena menurutnya istilah ini telah dipergunakan oleh orangMinangkabau kurang lebih 2000 tahun yang lalu. Menurutnya adatberasal dari dua kata, a dan dato. A berarti tidak dan dato berarti sesuatu yang bersifat kebendaan.Dan MenurutKamus Besar Bahasa Indonesia,adat adalah aturan (perbuatan dsb) yg lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala.

Karena istilah Adat yang telah diserap kedalam Bahasa Indonesia menjadi kebiasaan maka istilah hukum adat dapat disamakan dengan hukum kebiasaan.Beberapa definisi hukum adat yang dikemukakan para ahli hukum, antara lain sebagai berikut:

1. Prof. Van Vallenhoven, yang pertama kali menyebut hukum adat memberikan definisi hukum adat sebagai : Himpunan peraturan tentang perilaku yang berlaku bagi orang pribumi dan timur asing pada satu pihak yang mempunyai sanksi (karena bersifat hukum) dan pada pihak lain berada dalam keadaan tidak dikodifikasikan (karena adat). Abdulrahman , SH menegaskan rumusan Van Vallenhoven dimaksud memang cocok untuk mendeskripsikan apa yang dinamakan Adat Recht pada jaman tersebut bukan untuk Hukum Adat pada masa kini.2. Prof. Soepomo, merumuskan Hukum Adat: Hukum adat adalah synomim dari hukum yang tidak tertulis di dalam peraturan legislative (statuary law), hukum yang hidup sebagai konvensi di badan-badan hukum Negara (Parlemen, Dewan Propinsi dan sebagainya), hukum yang hidup sebagai peraturan kebiasaan yang dipertahankan di dalam pergaulan hidup, baik di kota maupun di desa-desa.

3. Prof. Soekanto, merumuskan hukum adat: Komplek adat adat inilah yang kebanyakan tidak dikitabkan, tidak dikodifikasikan dan bersifat paksaan mempunyai sanksi (dari itu hukum), jadi mempunyai akibat hukum, komplek ini disebut Hukum Adat.

4. Prof. Soeripto: Hukum adat adalah semua aturan-aturan/ peraturan-peraturan adat tingkah laku yang bersifat hukum di segala kehidupan orang Indonesia, yang pada umumnya tidak tertulisyang oleh masyarakat dianggap patut dan mengikat para anggota masyarakat, yang bersifat hukum oleh karena ada kesadaran keadilan umum, bahwa aturan-aturan/ peraturan itu harus dipertahankan oleh petugas hukum dan petugas masyarakat dengan upaya paksa atau ancaman hukuman (sanksi).

5. Suroyo Wignjodipuro: Hukum adat adalah suatu kompleks norma-norma yang bersumber dari perasaan keadilan rakyat yang selalu berkembang serta meliputi peraturan tingkat laku manusia dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sebagian besar tidak tertulis, karena mempunyai akibat hukum (sanksi).

6. Seminar Hukum Adat dan pembinaan Hukum Nasional: Hukum adat diartikan sebagai Hukum Indonesia asli yang tidak tertulis dalam bentuk perundang-undangan Republik Indonesia, yang disana sini mengandung unsur agama.

7. Sudjito Sastrodiharjo menegaskan: Ilmu hukum bukan hanya mempelajari apa yang disebut das sollen , tetapi pertama kali harus mengingat das sein. Hukum adat merupakan species dari hukum tidak tertulis, yang merupakan genusnya.

Jadi Hukum Adat merupakan seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu wilayah. Misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat. Hukum adat juga berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakatnya dari zaman ke zaman, namun proses dalam perkembangan itu berbeda-beda. Ada yang cepat dan ada pula yang lambat sesuai dengan perkembangan masyarakat tertentu.

A. PERBEDAAN HUKUM ADAT DAN HUKUM BARATSistem hukum adat bersendi atas dasar alam pikiran bangsa Indonesia yang sudah pasti berlainan dengan pemikiran yang menguasai hukum Barat. Dan untuk dapat memahami serta sadar akan hukum adat, orang harus memahami dasar-dasar pemikiran yang hidup di dalam masyarakat Indonesia.Hukum adat memiliki corak-corak sebagai berikut: 1. Mempunyai sifat kebersamaan atau komunal yang kuat, artinya manusia menurut hukum adat merupakan makhluk dalam ikatan kemasyarakatan yang erat, rasa kebersamaan ini meliputi seluruh lapangan hukum adat.

2. Mempunyai corak religio-magis yang berhubungan dengan pandangan hidup alam Indonesia.

3. Hukum adat diliputi oleh pikiran penataan serba konkrit, artinya hukum adat sangat memperhatikan banyaknya dan berulang-ulangnya perhubungan hidup yang konkrit.

4. Hukum adat mempunyai sifat yang visual, artinya perhubungan hukum dianggap hanya terjadi, oleh karena ditetapkan dengan suatu ikatan yang dapat dilihat.

System hukum barat

1. Hukum Barat mengenal zakelijke rechten dan persoonlijke rechten.Zakelijke rechten adalah hak atas benda yang bersifat zakelijk artinya berlaku terhadap tiap orang. Jadi merupakan hak mutlak atau absolut. Persoonlijke rechten adalah hak atas sesuatu obyek (benda) yang hanya berlaku terhadap sesuatu orang lain tertentu, jadi merupakan hak relatif.

2. Hukum Barat mengenal perbedaan antara hukum publik dengan hukum privat. Hukum adat tidak mengenal perbedaan ini. Kalau toh mau mengadakan pemisahan antara hukum adat yang bersifat public.

3. Hukum Barat membedakan pelanggaran-pelanggaran hukum dalam dua golongan. Yaitu pelanggaran yang bersifat pidana dan harus diperiksa oleh hakim pidana, dan pelanggaran-pelanggaran yang hanya mempunyai akibat dalam lapangan perdata saja serta yang diadili oleh hakim Perdata.

Perbedaan-perbedaan fundamental dalam sistem ini,

pada hakikatnya disebabkan karena:

Corak serta sifat yang berlainan antara hukum adat dan hukum Barat. Pandangan hidup yang mendukung (Volksgeist menurut Von Savigny) kedua macam hukum itu juga jauh berlainan.

Antara sistem hukum adat dan sistem hukum Barat terdapat beberapa perbedaan yang fundamental, seperti:

1. Hukum Barat mengenal zakelijke rechten dan persoonlijke rechten. Zakelijke rechten adalah hak atas benda yang bersifat zakelijk, artinya berlaku terhadap tiap orang, jadi merupakan hak mutlak/absolut. Persoonlijke rechten adalah hak atas sesuatu objek yang hanya berlaku terhadap sesuatu orang lain tertentu, jadi merupakan hak relatif. Hukum adat tidak mengenal pembagian hak dalam dua golongan seperti di atas. Hak-hak menurut sistem hukum adat perlindungannya ada di tangan hakim. 2. hukum Barat mengenal perbedaan antara hukum publik dan hukum privat. Hukum adat tidak mengenal perbedaan ini. Perbedaan-perbedaan fundamental dalam sistem ini, pada hakikatnya disebabkan karena corak serta sifat yang berlainan antara hukum adat dan hukum Barat dan pandangan hidup yang mendukung kedua macam hukum itu juga jauh berlainan. 3. Aliran dunia Barat bersifat liberalistis dan bercorak rasionalistis intelektualistis. Aliran Timur, khususnya Indonesia bersifat kosmis, tidak ada pembatasan antara dunia lahir dan dunia gaib; dunia manusia berhubungan erat dengan segala hidup di dalam alam ini. 4. Pelanggaran-pelanggaran hukum menurut sistem hukum barat, dibagi-bagi dalam golongan peanggaran yang bersifat pidana dan harus diperiksa oleh hakim pidana atau (strafrechter), dan pelanggaran-pelanggaran yang hanya mempunyai akibat dalam lingkup perdata, maka pelanggaran-pelanggaran itu harus diadili oleh hakim perdata.

B. SISTEM HUKUM ADAT

Menurut Prof. Dr. R. Soepomo, S.H dalam bukunya Bab-bab Tentang Hukum Adat dituliskan sistem hukum adat antara lain Bahasa hukum, Pepatah adat, dan Penyelidikan Hukum Adat. Berikut akan dijelaskan mengenai hal tersebut.

Sistem hukum adat umumnya bersumber dari peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang serta dipertahankan berdasarkan kesadaran hukum masyarakatnya.

Sifat hukum adat adalah - Tradisional dengan berpangkal pada kehendak nenek moyangnya.- Berubah-ubah karena pengaruh kejadian dan keadaan sosial yang silih berganti. - Karena sumbernya tidak tertulis, hukum adat tidak kaku dan mudah menyesuaikan diri.

Sistem hukum adat di Indonesia dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :

1) Hukum adat mengenai tata negara,Yaitu tatanan yang mengatur susunan dan ketertiban dalam persekutuan-persekutuan hukum, serta susunan dan lingkungan kerja alat-alat perlengkapan, jabatan-jabatan, dan penjabatnya.

2) Hukum adat mengenai warga (hukum warga) - Hukum pertalian sanak (kekerabatan) - Hukum tanah - Hukum perutangan

3) Hukum adat mengenai delik (hukum pidana) Yang berperan dalam menjalankan sistem hukum adat adalah pemuka adat (pengetua-pengetua adat), karena ia adalah pimpinan yang disegani oleh masyarakat

A. Bahasa Hukum

Maksud dari Bahasa hukum adalah kata-kata yang dipakai terus-menerus untuk menyebut dengan konsekuen suatu perbuatan atau keadaan, lambat laun menjadi istilah yang mempunyai isi yang tertentu. Bagi hukum adat di Indonesia, pembinaan bahasa hukum adalah soal yang minta perhatian khusus kepada para ahli hukum Indonesia.

Bahasa hukum lahir dan tumbuh setapak demi setapak. Kata-kata yang terus-menerus dipakai dengan konsekuen untuk menyebut suatu perbuatan atau keadaan, lambat laun menjadi istilah yang memiliki isi dan makna tertentu.

Hukum Barat telah memiliki istilah-istilah hukum teknis yang dibina berabad-abad oleh para ahli hukum, para hakim dan oleh pembentuk undang-undang. Hukum adat, pembinaan bahasa hukum ini justru masih merupakan suatu masalah yang sangat meminta perhatian khusus pada para ahli hukum Indonesia. Baik Van Vollenhoven dan Ter Haar, mengemukakan dengan jelas betapa pentingnya soal bahasa-hukum adat bagi pelajaran serta pengertian sistem hukum adat dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum adat selanjutnya.

Bahasa hukum adalah bukan sesuatu yang dapat diciptakan dalam satu dua hari saja, tetapi harus melalui suatu proses yang cukup lama. Bahasa rakyat yang bersangkutanlah merupakan bahasa yang pertama-tama yang sanggup melukiskan perasaan rakyat dimaksud secara tepat.

Dan oleh karena itulah pada zaman kolonial Belanda dahulu terjemahan istilah-istilah hukum adat dalam bahasa Belanda yang pada zaman itu orang menganggap seolah-olah isi serta artinya sudah lama, sesungguhnya merupakan suatu kesalahan, sebab istilah-istilah dalam bahasa

asing dimaksud ternyata tidak dapat melukiskan makna yang terkandung dalam istilah-istilah bahasa aslinya. Sebagai Contoh: Pada zaman Hindia-Belanda, istilah yang digunakan untuk menyebut kata jual dan sewa dengan Bahasa Belanda yaitu dengan istilah varkopen dan huren, seolah-olah arti istilah varkopen dan hurensama dengan arti jual dan sewa dalam istilah hukum adat.

Dalam ilmu hukum adat sendiri istilah jual berarti mengenai pengoperan hak (overdracht)dari seseorang kepada orang lain. Ada tiga jenis pengoperan yang juga menggunakan istilah jual, dan dalam pengoperan tersebut berlaku dengan pembayaran kontan dari pihak pembeli. Lain halnya dengan istilah verkopen, yang dimaksud dengan verkopen adalah sistem hukum barat tentang suatu perbuatan hukum yang bersifat obligatoir, artinyaverkoper berjanji dan wajib mengoperkan barang yang di verkoop kepada pembeli dengan tidak dipersoalkan apakah harga barang itu dibayar kontan atau tidak.

Dari apa yang telah dijelaskan diatas, maka kata jual sebagai istilah hukum adat tidaklah sama artinya dengan kata verkopen sebagai istilah hukum barat. Dalam sistem hukum adat, pembelian barang dengan tidak membayar kontan bukanlah termasuk perbuatan jual, melainkan temasuk dalam golongan hutang piutang.

Dalam sistem hukum adat, segala perbuatan dan keadaan yang bersifat sama disebut dengan istilah yang sama pula. Misalnya istilah gantungan dipakai untuk menyebut segala keadaan yang belum bersifat tetap.

B. Pepatah AdatDi berbagai lingkaran hukum adat terdapat pula pepatah adat yang sangat berguna sebagai petunjuk tentang adanya sesuatu peraturan hukum adat. Berikut cnntoh pepatah dari daerah Batak:

Molo metmet binanga, na metmet do dengkeMolo gadang binanga, gadang dengke

Dalam bahasa Indonesia:

Jika (anak) sungai kecil, maka ikannya juga kecil,Jika (anak) sungai besar, maka ikannya juga besar

Perumpamaan ini mengandung dasar hukum, bahwa upah bagi mereka yang menyelesaikan sesuatu soal hukum harus seimbang dengan pentingnya soal tersebut.

Dari daerah Minangkabau:

Salah satu tujuan adat pada umumnya, khususnya adat minang kabau adalah bentuk individu yang berbudi luhur, manusiawi yang berbudaya kan beradab.Dari manusia-manusia yang beradab itu diharapkan akan melahirkan suatu masyarakat yang aman dan damai, sehingga memungkinkan suatu kehidupan yang sejahtera dan bahagia, dunia dan akhirat. Masyarakat yang : baldatun toiyibatun wa rabbun gafuur . Untuk mencapai masyarakat yang demikian, diperlukan insan dengan sifat-sifat menurut adat minangkabau antaranya adalah : 1. hiduik barakah, baukue jo bajangka

Dalam menjalankan hidup dan kehidupan orang minang dituntut untuk selalu memakai akalnya, terukur dan harus mempunyai rencana yang jelas dan perkiraan yang tepat.

Kelebihan manusia dari hewan adalah manusia mempunyai kekuatan besar bila dipakai secara tepat dalam menjalankan hidupnya. Ketiga kekuatan tersebut adalah otak, otot, dan hati.

Pengertian peningkatan sumber daya manusia tidak lain dari mengupayakan sinergitas dan kontrol ketiga kekuatan itu untuk memperbaiki hidup dan kehidupanya.

Dengan mempergunakan akal pikiran dengan baik, manusia akan selalu waspada dalam hidup, seperti dalam pepatah berikut : Dalam mulo akahie membayang, dalam baiak kanala buruak Dalam galak tangie kok tibo, hati gadang utang koq tumbuaDengan berpikir jauh kedepan kita dapat meramalkan apa yang akan terjadi, sehingga tetap selalu hati-hati dalam melangkah.Alun raba lakaucuang, alun paila babaliak Alun dibalilah bajuah, alun dimakan lah tarasoDidalam merencanakan suatu pekerjaan, dipikirkan lebih dahulu sematang-matangnya dan secermat cermatnya.Dihawai sahabi raso, dikaruak sahabi gawang, dijara sahabis lobangDalam melaksanakan sesuatu pekerjaan, perlu dilakukan sesuai dengan aturan prioritas yang sudah direncanakan, seperti kata pepatah : Mangaji dari alif, babilang dari asoMancacang balandasan malompek basi tumpuhDalam melaksanakan suatu tugas bersama, atau dalam suatu organisasi kita tak mungkin berjalan sendiri-sendiri.Ilangkan rasa pantang taimpik Diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan bermasyarakat kekinian . jangan lagi bila dalam suatu organisasi itu hanya balego awak sama awak. Dalam kondisi yang demikian,akan berlaku pameoiyo kan nan kato beliau,tapi lakukan nan di awak. Mari kita koreksi diri kita masing-masing dan mari kita pelajari kembali ajaran adat kita yang berbunyi sebagai berikut ;

Bajalan ba nan tuo, bala iye ba nakhodo,bakata ba nan pandai

Pepatah diatas mengisyaratkan bahwa nenek moyang kita telah lebih dahulu memahami pola organisasi modern era skrg ini.renungkanlah.Masih banyak diantara kita yg belum punya cita-cita hidup. Tidak tahu apa yg diinginkan dicapai ndalam hidup ini.namun ada juga yg punya cita-cita,tetapi tidak tahu bagaimana cara yg harus ditempuh untuk mencapai cita-cita itu.Nenek moyang kita ribuan tahun yg lalu sdh tau apa yg ingin dicapainya dalam hidup ini,dan sdh tau pula cara apa yg harus ditempuh untuk mencapai cita-cita itu.cobalah kita cermati pepatah berikut ;

Nak kayo kue mencari,nak tua bertabur uraiNak mulie tapeki janji,nak namo tinggakan jasoNak pandai kuek baraja

Salah satu syarat untuk bisa diterima dalam pergaulan ialah bila kita dapat membaca perasaan orang lain secara tepat. Dalam zaman modern hal ini kita kenal dengan ilmu empati,yaitu dengan mencoba mengandaikan kita sendiri dalam posisi orang lain.

2. Baso basi jo sopan santun Adat minang mengutamakan sopan santun dalam pergaulan. Budi pekerti yg tinggi menjadi salah satu ukuran martabat seseorang. Etika menjadi salah satu sifat yg harus dimiliki oleh setiap individu minang

Nan tuo dihormati,nan ketek disayangi,samo gadang bawo bakawan ibu jo bapak diutamokan

Budi pekerti adalah salah satu sifat yg dinilai tinggi oleh adat minang. Begitu pula rasa malu dan sopan santun,termasuk sifat-sifat yg diwajibkan dipunyai oleh orang-orang minang.

3. Tenggang raso

Perasaan manusia halus dan sangat peka. Tersinggung sedikit dia akan terluka,perih dan pedih. Pergaulan yg baik,adalah pergaulan yg dapat menjaga perasaan orang lain. Kalau sampai perasaan terluka bisa membawa bencana. Karena itu adat mengajarkan supaya kita selalu berhati-hati dalam pergaulan,baik dalam ucapan,tingkah laku maupun perbuatan jgn sampai menyinggung perasaaan orang lain. Tenggang rasa salah satu sifat yg dianjurkan adat.

Pepatah memperingatkan sebagai berkut ;

Bajalan paliharo kaki,bakato paliharo lidahKaki tata ruang inai pada hanyo,lidah tata ruang ame pado hanyoBajalan salangkah mado suruik,kato sepatah dipikiaan

Nan elok dek awak katujuh dek urang Lamak dek awak lamak dek urang Sakik dek awak katujuh dek urang Lemak di awak lemak di urangSakik dek awak sakik dek urang

4. Setia

Yang dimaksud kata setia adalah teguh hati,merasa senasib dan menyatu dalam lingkungan kekerabatan. Sifat ini menjadi sumber dari lahirnya sifat setia kawan,cinta kampung halaman,cinta tanah air dan cinta bangsa. Dari sini pula sikap saling membantu,saling membela dan saling berkorban untuk sesama.

Pepatah menyebutkan sebagai berikut ;

Bila terjadi suatu konflik,dan orang minang harus terpaksa memilih maka orang minang akan memihak pada dunsanak nya. Dalam kondisi semacam ini,orang minang sama fanatiknya dengan orang Inggris. Right or wrong is my country. Kendatipun orang minang barajo ka nan bana, dalam situasi harus memihak seperti ini,orang minang akan melepaskan prinsip.

5 . Adil

Adil maksudnya mengambil alangkah sikap yg tidak berat sebelah,dan berpegang teguh pada kebenaran. Bersikap adil semacam ini,sangat sulit dilaksankan bila berhadapan dengan dunsanak sendiri.Satu dan lain hal karena adanya pepatah adat lain yg berbunyiadat dunsanak,dunsanak di pertahankan

Adat minang mengajarkan sebagai berikut :

Bakati samo,maukua samo panjang tibo dimato indak dipiciangkan,tibo di paruik indak di kampikanTibo didado indak di busuangkan mandapik samo balaboh.

6. Hemat dan cermat

Pepatah adat menyebutkan sebagai berikut :Ibarat manusiaNan buto pahambui saluang,nan paka palape badia.Nan patah pangajuik ayam,nan lumpuah bau nyi rumaNan rancak palawan dunia

Ibarat tanah Nan lereng tanami padi,nan tunggang tanami bambuNan gurun jadikan parak,nan banca jadikan sawahNan lacah kubangan kabau,nan rawan ranangan itiak

Ibarat kayuRantiang nyo kapasak suntiang,abunyo pamupuak padei

7. Waspada8. Berani karena benar

Islam mengajarkan kita untuk mengamalkan amal makhruf,nahi munkaryg artinya menganjurkan orang supaya berbuat baik,dan mencegah orang berbuat kemungkaran.

Sakali aye gadang, sakali tapian beranja,Sakali raja ba(r) ganti, sakali adat berobahDalam bahasa Indonesia : Apabila air meluap, tempat pemandian bergeser.Apabila ada penggantian raja, maka adat akan bergati juga

Pepatah ini mengandung pengertian, bahwa adat tidak statis melainkan berubah menurut perubahan yang berlaku dengan penggantian kepala adat. Prof. Snouck Hurgronje menegaskan bahwa pepatah adat tidak boleh dianggap sebagai sumber atau dasar hukum adat. Pepatah adat harus diberi interpretasi yang tepat agar terang maknanya. Pepatah adat memang baik untuk diketahui dan disebut, akan tetapi pepatah itu tidak boleh dipandang sebagai pasal-pasal kitab undang-undang pepatah adat tidak memuat peraturan hukum positif. Vergouwen menulis bahwa pepatah adat tidak mempunyai sifat normatif seperti pasal undang-undang. Pepatah itu hanya mengandung aliran hukum dalam bentuk yang menyolok saja. Ter Haar berkata bahwa pepatah adat bukan merupakan sumber hukum adat, melainkan mencerminkan dasar hukum yang tidak tegas. Prof. Soepomo menegaskan bahwa pepatah adat memberi lukisan tentang adanya aliran hukum yang tertentu.

C. PENYELIDIKAN HUKUM ADAT

Berlakunya sesuatu peraturan hukum adat tampak dalam putusan (penetapan) petugas hukum, misalnya putusan kumpulan desa, putusan kepala adat dan sebagainya. Yang dimaksud dengan putusan atau penetapan itu ialah perbuatan atau penolakan perbuatan (non-action) dari pihak petugas hukum dengan tujuan memelihara atau untuk menegakkan hukum. Maka dari itu penyelidikan hukum adat haruslah ditujukan kepada Research

tentang putusan-putusan petugas hukum, selain itu kita juga harus menyelidiki kenyataan sosial (social reality), yang merupakan dasar bagi para petugas hukum untuk menentukan putusan-putusannya. Cara atau metode penyelidikan setempat adalah mendekati para pejabat desa, orang-orang tua, para cerdik pandai, rang-orang terkemuka di daerah yang bersangkutan, dan sebagainya. Persoalan yang akan ditanyakan harus hanya fakta-fakta, hanya kejadian-kejadian yang telah dialami atau diketahui sendiri oleh mereka.

Perlu kita ketahui bahwa dalam penyelidikan hukum adat yang menentukan bukan banyaknya jumlah perbuatan yang terjadi, meskipun jumlah itu adalah penting sebagai petunjuk bahwa perbuatan itu adalah dirasakan sebagai hal yang diharuskan oleh masyarakat. akan tetapi yang penting adalah suatu perbuatan itu benar-benar dirasakan oleh masyarakat sebagai hal yang memeng sudah seharusnya. Maka dari itulah kita sudah dapat menarik kesimpulan adanya norma hukum.

maka agar memperoleh bahan-bahan yang tepat serta berharga tentang hukum adat perhatian harus diarahkan kepada berikut ini:

a. Research tentang putusan-putusan petugas hukum ditempat yang bersangkutan.b. Sikap penduduk dalam hidupnya sehari-hari terhadap hal-hal yang sedang disoroti dan diinginkan mendapat keterangan dengan melakukan field research itu. Untuk mendapatkan hasil penyelidikan sebagaimana mestinya, kenyataan sosial yang merupakan dasar bagi para petugas hukum untuk menentukan putusan-putusannya, wajib pula diindahkan serta dipahami. Cara melakukan Field Researchwajib menemui para pejabat desa, orang-orang tua, orang terkemuka, serta menanyakan fakta-fakta yang telah dialami atau diketahui sendiri oleh mereka itu.

BAB III

PENUTUPA. KESIMPULANHukum Adat merupakan seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu wilayah. Misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat. Hukum adat juga berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakatnya dari zaman ke zaman, namun proses dalam perkembangan itu berbeda-beda. Ada yang cepat dan ada pula yang lambat sesuai dengan perkembangan masyarakat tertentu. Kemudian ada perbedaan yang fundamentall antara sistem hukum adat dan sistem hukum Barat, perbedaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Hukum Barat mengenal zakelijke rechten dan persoonlijke rechten. Zakelijke rechtenadalah hak atas benda yang bersifat zakelijk, artinya berlaku terhadap tiap orang, jadi merupakan hak mutlak/absolut. Persoonlijke rechtenadalah hak atas sesuatu objek yang hanya berlaku terhadap sesuatu orang lain tertentu, jadi merupakan hak relatif. Hukum adat tidak mengenal pembagian hak dalam dua golongan seperti di atas. Hak-hak menurut sistem hukum adat perlindungannya ada di tangan hakim. b. hukum Barat mengenal perbedaan antara hukum publik dan hukum privat. Hukum adat tidak mengenal perbedaan ini. Perbedaan-perbedaan fundamental dalam sistem ini, pada hakikatnya disebabkan karena corak serta sifat yang berlainan antara hukum adat dan hukum Barat dan pandangan hidup yang mendukung kedua macam hukum itu juga jauh berlainan. c. Aliran dunia Barat bersifat liberalistis dan bercorak rasionalistis intelektualistis. Aliran Timur, khususnya Indonesia bersifat kosmis, tidak ada pembatasan antara dunia lahir dan dunia gaib; dunia manusia berhubungan erat dengan segala hidup di dalam alam ini. Pelanggaran-pelanggaran hukum menurut sistem hukum barat, dibagi-bagi dalam golongan peanggaran yang bersifat pidana dan harus diperiksa oleh hakim pidana atau (strafrechter), dan pelanggaran-pelanggaran yang hanya mempunyai akibat dalam lingkup perdata, maka pelanggaran-pelanggaran itu harus diadili oleh hakim perdata. Menurut Prof. Dr. R. Soepomo, S.H dalam bukunya Bab-bab Tentang Hukum Adat dituliskan sistem hukum adat antara lain Bahasa hukum, Pepatah adat, dan Penyelidikan Hukum Adat. Berikut akan dijelaskan mengenai hal tersebut.

Bahasa hukum merupakan kata-kata yang dipakai terus-menerus untuk menyebut dengan konsekuen suatu perbuatan atau keadaan, lambat laun menjadi istilah yang mempunyai isi yang tertentu.Pembinaan bahasa hukum di Indonesia memerlukan perhatian lebih, khususnya bagi hukum adat. Istilah hukum adat yang digunakan di Indonesia sangatlah berbeda dengan istilah hukum barat, meskipun Belanda telah lama menjajah Negara Indonesia. Pepatah adat adalah berguna sebagai petunjuk tentang adanya suatu peraturan hukum adat. Akan tetapi pepatah hukum adat tidak dapat dijadikan sebgai sumber atau sebagai dasar hukum adat, sebab pepatah adat masih memerlukan keterangan, harus diberi interpretasi yan tepat, supaya terang maknanya. Untuk melakukan suatu penyelidikan hukum adat di daerah, supaya diperhatikan mengenai cara atau metodenya. Adapun cara atau metode penyelidikan tersebut adalah mendekati para pejabat desa, orang-orang tua, para cerdik pandai, rang-orang terkemuka di daerah yang bersangkutan, dan sebagainya. Persoalan yang akan ditanyakan harus hanya fakta-fakta, hanya kejadian-kejadian yang telah dialami atau diketahui sendiri oleh mereka.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis berikan dari hasil makalah ini adalah: Pemerintah dan seluruh masyarakat hukum adat seyogyanya saling bahu-membahu untuk mempertahankan dan melestarikan hukum adat. Karena hukum adat merupakan aturan yang hidup dari nilai-nilai yang baik dan luhur, sehingga keberadaannya di Indonesia patut diperjuangkan. Selain itu, hukum adat merupakan hukum yang sudah ada, dan merupakan aturan asli yang berasal dari komunitas masyarakat hukum adat Indonesia, jadi hukum adat adalah hukum asli Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Adat_di_Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Indonesia http://www.gunungmaskab.go.id/informasi/ucapan-dirgahayu-ke-8-kab-gunung-mas-dari-pemprov-kalteng.html http://tata-hkm.blogspot.com/2010/07/hukum-adat-sebagai-segi-aspek.html diakses pada 24 April 2012 http://www.academia.edu/6332644/SISTEM_HUKUM_INDONESIA