parotitis1 (2)
Transcript of parotitis1 (2)
-
7/30/2019 parotitis1 (2)
1/10
PENDAHULUAN
Mumps merupakan penyakit virus akut yang dapat menular, yang ditandai dengan
pembesaran kelenjar liur yang nyeri dan kadang mengenai gonad, meningen,
pancreas, dan organ lain.1
Mumps merupakan penyakit virus menyeluruh, akut, yang kelenjar ludahnya
membesar nyeri, terutama kelenjar parotis, merupakan tanda-tanda yang biasa ada.1
Nama parotitis epidemica kurang tepat sebab tidak selalu ada radang di parotis dan
penyakit tersebut tidak selalu mewabah. Merupakan suatu penyakit menular yang
akut.3
EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 1920 di AS dilaporkan angka kejadian gondongan tertinggi pada usia 6
hingga 9 tahun, hal ini menunjukan bahwa usia anak pra sekolah mempunyai peran
penting dalam studi epidemiologi gondongan.
Pada masa sebelum dilakukan imunisasi gondongan dilaporkan pada suatupenelitian seroepidemiologi bahwa sekitar 70% anak berusia 4 tahun seropositif
terhadap infeksi gondongan, sedangkan penelitian lain yang dilakukan di Belanda,
Singapura dan Skotlandia menunjukan hasil yang sama. Pada tahun 1988 di Inggris
dilaporkan rerata penderita terinfeksi berusia antara 6 hingga 7 tahun, pada saat
imunisasi gondongan belum rutin dilakukan.
Pada tahun 1967 sejak vaksinasi dilakukan di AS angka laporan kejadian
gondongan menurun dari 152 209 kasus pada tahun 1968 menjadi 2982 kasus tahun
1985. Tahun 1996 hanya dilaporkan 751 kasus gondongan, penurunan angka kejadian
ini terutama pada usia 5 hingga 19 tahun. Pola ini menunjukan bahwa peningkatan
imunisasi pada usia sekolah dengan menggunakan vaksin MMR memberikan dampak
positif penurunan kejadian gondongan. Laporan epidemiologi menyatakan periode
-
7/30/2019 parotitis1 (2)
2/10
interepidemiologi sekitar 3 tahun, peningkatan kejadian terutama pada musim dingin
dan musim semi dengan angka kejadian terendah pada musim panas. Tetapi cuaca di
negara-negara tropik tidak berpengaruh.4
ETIOLOGI
Penyebab parotitis adalah paramyxovirus dengan ukuran sedang (diameter 120
sampai 200nm.). virus ini mempunyai inti bagian dalam heliks yang erat (RNA
beruntai tunggal) tertutup dalam bungkus bagian luar lipid dan glikoprotein. Hanya
satu jenis antigenic yang diketahui.1,3,4
PATOGENESIS
Virus masuk melalui saluran nafas selama periode inkubasi 12 sampai 25 hari. Virus
ini kemungkinan bereplikasi di saluran nafas atas dan limfonodus servikalis, dari sini
menyebar melalui aliran darah ke jaringan sasaran seperti kelenjar parotis dan
meningen. Setel;ah bereplikasi awal di tempat-tempat ini terjadi viremia sekunder.
Hal ini menyebabkan terkenanya berbagai organ, seperti gonad, pancreas, tiroid,
mammae, hati, jantung, dan ginjal. Adenitis kelenjar liur diduga oleh beberapa orang
sebagai akibat sekunder viremia awal, tetapi penyebaran lanngsung dari saluran nafas
tidak dikesampingkan sebagai mekanisme alternative. Viruria biasanya terjadi
hamper di seluruh infeksi disertai gangguan fungsi ginjal yang dapat diketahui.
Imunitas dihubungkan dengan adanya antibody yang menetralkan.
Mekanisme imun seluler diduga mendukung pathogenesis penyakit akut dan
kesembuhan. Seperti infeksi virus sistemik lainnya, parotitis dapat menyebabkan
supresi sementara hipersensitivitas jenis lambat terhadap antigen yang telah dikenal
sebelumnya, seperti protein tuberculin.1
-
7/30/2019 parotitis1 (2)
3/10
MANIFESTASI KLINIS
Kejadian Protitis terbagi menjadi dua stadium, yaitu Stadium Prodrom yang muncul
pada 1sampai 2 hari dan Stadium Pembengkakan yang muncul 7 sampai 9 hari.2
Gejala pertama dari parotitis adalah nyeri ketika mengunyah atau menelan,
terutama jika menelan cairan asam. Jika kelenjar liur disentuh, maka akan timbul
nyeri. Gejala parotitis muncul dalam waktu 12 sampai 24 hari setelah terinfeksi.3
Mulainya parotitis biasanya tiba-tiba, meskipun mungkin didahului oleh
periode prodromal seperti malaise, anoreksia, rasa menggigil, demam, nyeri
tenggorokan, dan nyeri pada sudut rahang. Akan tetapi, pada beberapa kasus,
pembengkakan parotis merupakan petunjuk penyakit pertama. Kelenjar membesar
secara progresif dalam waktu 1 sampai 3 hari, dan pembengkakan menghilang dalam
satu minggu setelah pembengkakan maksimal. Kelenjar yang membengkak meluas
dari telinga sampai bagian bawah ramus mandibula dan sampai bagian inferior arkus
zygomaticus, seringkali menggeser telinga ke atas dan keluar. Kulit di atas kelenjar
biasanya t idak hangat atau eritema, berlawanan dengan tanda yang ditunjukkan oleh
bakteri parotitis.
Edema parotitis dijelaskan sebagai elatoinosa dan jika kelenjar yang terkena
terpuntir, maka kelenjar menggulung seperti jelli. Pembengkakan dapat hannya
mengenai kelenjar submaksilaris dan sublingualis dan dapat meluas sampai bagian
anterior dada, menimbulkan edema parasternal. Terkenanya kelenjar submaksilaris
saja sudah dapat menyebabkan kesulitan dalam membedakan parotitis dari adenitis
servikal akut. Pembengkakan glottis jarang terjadi, tetapi jika terjadi akanmembutuhkan trakeostomi. Umumnya, parotitis disertai dengan temperature 37,8
sampai 39,40C (100 sampai 103
0F), malaise, sakit kepala, dan anoreksia, tetapi gejala
sistemik mungkin tidak ada, khususnya pada anak. Pada sebagian besar pasien,
keluhan utama adalah kesulitan makan, menelan, dan berbicara.5
-
7/30/2019 parotitis1 (2)
4/10
Epididimoorkitis
Parotitis disertai komplikasi orkitis pada 20 sampai 30 persen laki-laki pasca-
pubertas. Terkenanya testis biasanya tampak 7 sampai 10 hari setelah mulainya
parotitis, maskipun mungkin terjadi lebih dahulu atau muncul secara bersamaan.
Terkenanya gonad terjadi bilateral pada 3 sampai 17 persen pasien dengan
epididimoorkitis. Orkitis ditandai dengan timbulnya lagi malaise dan rasa menggigil,
sakit kepala, nausea, dan muntah. Testis menjadi sangat membengkak dan nyeri akut.
Kadang terdapat epididimitis tanpa orkitis. Pembengkakan, nyeri, dan peka menetap
selama 3 sampai 7 hari dan berkurang secarabertahap, lisis demam biasanya paralel
dengan berkurangnya pembengkakan. Suhu tubuh kadang turun dengan krisis. Orkitis
parotitis diikuti dengan atrofi testis yang progresif pada sebagian kasus. Bahkan
setelah orkitis bilateral, strilitas tidak biasa terjadi, menyatakan atrofi yang signifikan
tidak terjadi. Akan tetapi, jika atrofi testis bilateral terjadi setelah parotitis, sterilitas
atau jumlah sperma di bawah normal cukup sering terjadi. Infark paru terjadi setelah
orkitis parotitis. Hal ini terjadi akibat thrombosis vena dalam prostat dan pleksus
pelvikus bersamaan dengan inflamasi testis.4
Pankreatitis
Terserangnya pancreas merupakan manifestasi parotitis yang berbahaya dan
jarang disertai komplikasi renjatan atau pembentukan pseudokista. Pancreatitis
diduga pada pasien dengan nyeri abdominal an sensitivitas yang abnormal bersamaan
dengan tanda klinis atau epidemiologic parotitis. Hal ini sulit dibuktikan, karena
hiperamilasemia, tanda pankretitis juga sering terdapat pada parotitis. Beberapa kali
gejalanya menyerupai gastroenteritis. Meskipun diabetes atau indufisiensi pancreas
jarang terjadi setelah pancreatitis parotitis, beberapa anak menderita diabetes yang
sulit dikontrol beberapa minggu setelah parotitis.1
-
7/30/2019 parotitis1 (2)
5/10
Terserangnya Sistem Saraf Pusat
Pasien parotitis sebagian besar mengalami peningkatan sel, biasanya limfosit,
cairan serebrospinal, sedangkan yang lainnya berupa gejala meningitis, leher kaku,
sakit kepala, dan mengantuk. Pada kasusu yang khas, mulainya tanda dan gejala
system saraf pusat yang nyata terjadi 3 sampai 10 hari setelah mulainya parotitis.
Akan tetapi, gangguan system saraf pusat timbul sebelum parotitis atau 2 sampai 3
minggu kemudian.1
Manifestasi Lain
Virus parotitis cenderung menyerang jaringan kelenjar. Inflamasi dari kelenjar
lakrimalis, timus, tiroid, payudara, dan ovarium kadang terjai. Virua parotitis terlibat
sebagai penyebab tiroiditis subakut. Miksedema okuler pada parotitis meliputi
dakrioadenitis, neuritis optika, keratitis, iritis, konjungtivitis, dan episkleritis.
Miokarditis parotitis secara primer ditandai dengan abnormalitas elektrokardiogram
yang bersifat sementara. Hal ini biasanya tidak menyebabkan penyakit simtomatik
atau mengganggu fungsi jantung, tapi kematian yang jarang terjadi pernah
dilaporkan.
Demikian pula, terlibatnya hepar dimanfestasikan dengan abnormalitas ringan
dari fungsi hati, tapi ikterus dan tanda klinis lainnya karena kerusakan hati sangat
jarang terjadi. Trakebronkitis dan pneumonia interstisial juga menyertai infeksi
parotitis, khususnya pada anak kecil. Manifetasi lain yang jarang terjadi pada parotitis
tapi sangat menari adah poliartritis yang seringkali berpindah-pindah. Gejala sendi
mulai muncul 1 sampai 2 minggu dan berakhir sekitar 1 sampai 12 minggu.
Munculnya yang biasa terlambat setelah parotitis dan kegagalan mengisolasi virus
dari cairan sinovial menunjukkan mekanisme yang diperantari imunologik.
Glomerulonefritis perdarahan akut tanpa ditemukan adanya streptokokosis telah
dilaporkan setelah parotitis. Hubungan kedua penyakit ini tidak jelas.1
-
7/30/2019 parotitis1 (2)
6/10
Komlikasi Lanjut
Infeksi parotitis yang persisten dapat dianggap sebagai penyebab dari miositis
badan inklusi, miopati inflamasi kronik yang terjadi terutama pada decade keenam.
Tida terdapat bukti bahwa keturunan dengan defek congenital lebih sering terjadi
pada ibu yang menderita parotitis selama kehamilan. Akan tetapi, penyakit parotitis
selama trimester pertama kehamilan disertai dengan meningkatnya resiko abortus
spontan.1,2
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada parotitis tanpa kmplikasi jumlah leukosit normal, meskipun terdapat leukopenia
ringan dan limfositosis relatif. Akan tetatpi, pasien dengan orkitis parotitis
menunjukkan leukositosis yang nyata dengan pergeseran ke kiri. Pada
meningoensefalitis, hitung jenis sel darah putih biasanya dalam batas normal. Laju
endap darah biasanya normal, tapi ada kemungkinan menigkat jika melibatkan testis
atau pancreas. Kadar serum amilase maningkat baik pada pancreatitis maupun
adenitis kelenjar liur. Kada serum lipase meningkat hanya pada pancreatitis yang
didalamnya juga terjadi hiperglikemia dan glukosuria.1,4
DIAGNOSIS
Diagnosisi pasti parotitis tergantung pada isolasi virus darah, apusan tenggorokan,
sekresi duktus Stensoni, cairan serebrospinal, atau urin. Selain itu, imnofluoresen
dapat digunakan untuk deteksi antigen virus langsung dan sel orofaringeal. Penentuan
serologic infeksi akut atau kerentanan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pemeriksaan yang terbaik adalah ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay).
Analisis imunofluoresen juga dapat digunakan untuk identifikasi respons antibody
spesifik-IgM dan IgG. Pemeriksaan fiksasi komplemen dapat digunakan untuk
mengukur respons antibodi terhadap komponen antigenik S dan V untuk diagnosis
-
7/30/2019 parotitis1 (2)
7/10
infeksi parotitis akut atau yang terakhir. Antibody terhadapantigen S muncul agak
cepat, seringkali mencapi puncaknya dalam 1 minggu setelah munculnya gejala, dan
biasanya menghilang dalam 6 sampai 12 bulan. Antibody yang melekat pada
komplemen terhadap antigen V mencapai titer puncak dalam 2 sampai 3 minggu
setelah munculnya penyakit, tetap naik sampai paling sedikitnya 6 minggu, dan
selanjutnya menetap pada kadar yang rendah selama beberapa tahun kemudian.
Kenaikan titer empat kali lipat dengan analisis standar memastikan infeksi
yang terakhir. Jika serum akut tidak diperoleh sampai akhir perjalanan penyakit,
maka kenaikan antibody terhadap antigen S yang melebihi titer antibody V atau
adanya antibody spesifik-IgM yang menunjukkan infeksi terakhir. Tes kulit yang
terdiri dari injeksi intradermal virus parotitis yang sudah dimatikan. Maka,
permajanan sebelumnya akan mengakibatkan reaksi lambat jenis tuberculin dan titer
antibodi anamnestik terhadap parotitis naik. Tes kulit tidak dapat dipercaya untuk
memastikan keadaan imun parotitis dari seseorang. Jika informasi ini diperlukan,
sebaiknya digunakan ELISA atau analisis netralisasi.1,2,5
Diagnosisi parotitis selama epidemic biasanya jelas. Akan tetapi, kasususporadik harus dibedakan dari kasusu pembesaran parotis lainnya. Parotitis mungkin
disebabkan oleh virus lain, terutama virus parainfluenza, influenza, dan
coxsackievirus. Protitis bacterial biasanya terjadi pada pasien yang lemah dengan
penyakit dasar yang berat. Kelenjar parotis membengkak, hangat sensitive, dan pus
dapat dikeluarkan dari orifisium duktus Stensoni. Terdapat leukositosis
polimorfnuklear yang nyata. Biasanya organisme penyebabnya adalah
Staphylococcusaureus. Dehidrasi yang diikuti penguapan sekresi dalam duktus saliva
merupakan factor predisposisi yang penting. Kalkulus dalam duktus saliva biasanya
dapat dideteksi dengan palpasi atau injeksi media radioopak ke dalam duktus
Stensoni. Reaksi obat dapat menimbulkan pembengkakan parotis yang sensitive dan
kelenjar liur lainnya. Parotitis Iodium merupakan jenis yang paling banyak terjadi
-
7/30/2019 parotitis1 (2)
8/10
setelah prosedur seperti urografi intravena. Obat antihipertensi guanetidin juga
menyebabkan pembesaran parotis dan sensitivitas yang abnormal. Anamnesis yang
teliti biasanya menjelaskan penyebab reaksi ini. Adenitis servikal disebabkan oleh
disebabkan oleh streptokokus, difteria bullneck, mononucleosis infeksiosa, selulitits
sublingual, atau selulitis kanalis auditorius eksternal yang biasanya mudah dibedakan
dari parotitis dengan pemeriksaan yang teliti.
Sindroma Sjogren merupakan inflamasi kronik parotis dan kelenjar liur
lainnya yang seringkali disertai dengan atrofi kelenjar lakrimalis dan paling sering
terjadi pada perempuan pascamenopause. Pasien seperi ini menderita manifestasi
sistemik lainnya, termasuk arthritis rematoid, splenomegali, leucopenia, dan anemia
hemolitik. Prosesnya yang kronik dan timbulnya pada perempuan usia tua
membuatnya tidak mungkin keliru dengan parotitis.1
TATALAKSANA
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi virus parotitis. Pasien dengan
parotitis sebaiknya mendapat perawatan mulut, analgesik, dan diet yang dihaluskan.
Istirahat di tempat tidur hanya dianjurkan untuk pasien demam.1,2
Pasien dengan epididimoorkitis menderit sakit yang akut dan nyeri yang
hebat. Beberapa bentuk pengobatan, termasuk dekompresi bedah dari testis, infiltrasi
funikulus spermatikus dengan anstesi lokal, dan pemberian estrogen, serum
konvalesens, dan antibiotik spectrum luas, tidak selalu spesifik. Meskipun gagal
dalam membuktikan efektivitasnya,tetapi glukokortikoid mempunyai keuntungan
yang nyata dalam mengurangi demam dan nyeri testis serta pembengkakan. Mula-mula diberikan dosisi harian yang besar dengan ekuivalen 60 mg prednisone,
selanjutnya dosis diturunkan setelah 7 sampai 10 hari.1
-
7/30/2019 parotitis1 (2)
9/10
Glukokortikoid tidak menimbulkan efek yang merugikan pada pancreatitis
atau meningitis yang menyertainya, meskipun tidak menguntungkan pasien yang
meningennya terserang. Pengehentian terapi obat biasanya akan menimbulkan
munculnya gejala kembali. Arthritis parotitis biasanya responsif terhadap ibuprofen
tapi tidak terhadap salisilat. Tiroiditis parotitis berkurang secara spontan, tapi hasil
yang memuaskan diperoleh dengan glukokortikoid.1
PENCEGAHAN
Vaksin virus parotitis hidup, yang dilemahkan (jenis JerylLynn) sangat efektif dalam
menghasilkan kenaikan antibody parotitis yang bermakna pada individu yang
seronegatif sebelum vaksinasi dan meberikan 75 sampai 95 persen perlindungan pada
individu yang kemudian terpajan parotitis. Vaksin juga meningkatkan kadar antibody
pada individu seropositif yang divaksinasi. Kejadian parotitis atau demam setelah
vaksinasi sangat jarang terjadi.1
Vaksin parotitis hidup dapat diberikan setiap waktu setelah usia 1 tahun.
individu yang tinggal dalam kelompok atau institusi sebaiknya divaksinasi,
khususnya karena telah ditunjukkan bahwa isolasi fisis pasien parotitis tidak
mencegah penularan infeksi secara efektif.
Vaksinasi merupakan kontraindikasi pada bayi berumur dibawah 1 tahun
karena efek antibody maternal. Selain itu juga, vaksinasi dikontraindikasikan pada
individu dengan riwayat hipersensitivitas terhadap komponen vaksin, pada pasien
dengan penyakit febris, leukemia, limfoma, atau keganasan yang menyeluruh, pada
individu yang mendapat glukokortikoid, pengonsumsi obat alkilasi, anti metabolit,atau radiasi, dan perempuan hamil.
4
-
7/30/2019 parotitis1 (2)
10/10
DAFTAR PUSTAKA
1. Isselbacher, dkk. Harrison: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC;
1999:2
2. Parotitis Epidemica Gondong/Mumps Evailable at www.scribd.com
3. Mumps (Parotitis Epidemika). Kumpulan Referat dan Karya Tulis Kedokteran,
2010
4. BM,Erwanto, R,Okki. Gondongan (Mumps).2010
5. Templer,JW,dkk. Parotitis/Mumps. Web MD Professional.2009