Paradigma Penelitian Kualitatif Fenomenologi
-
Upload
andreaband4885 -
Category
Documents
-
view
1.467 -
download
6
Embed Size (px)
Transcript of Paradigma Penelitian Kualitatif Fenomenologi

Penerapan Metodologi Penelitian Fenomenologi Dalam Studi Komunikasi
Kuliah Tamu
Universitas Muhammadiyah Malang
6 April 2010
Engkus KuswarnoPascasarjana Universitas Padjadjaran

Paradigma/Perspektif/
Cara Pandang/World view
Mempengaruhi persepsi
Mempengaruhitindakan

ParadigmaPenelitian
Mempengaruhi Metode Penelitian
MempengaruhiHasil Penelitian

Kuantitatif
Dikotomi Paradigma Penelitian
Kualitatif

Sebutan lain untuk Kualitatif Interpretif Naturalistik Subjektif Nalar Induktif Nonhipotetikal

Contoh Paradigma Penelitian dalam bidang Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial lainnya

TIGA PARADIGMA PENELITIAN KOMUNIKASI
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS
Menempatkan ilmu komunikasi seperti ilmu alam; metode yang terorganisasi; logika deduktif; pengamatan empiris; probabilitas; hukum sebab akibat untuk prediksi pola umum (generalisasi)
Menempatkan ilmu komunikasi sebagai analis sistematis thd socially meaningful action; pengamatan langsung; “alamiah”; penafsiran tentang pelaku sosial dalam mengelola dunia sosial mereka
Menempatkan ilmu komunikasi sebagai suatu proses kritis yang mengungkapkan the real structures yang ditampakkan dunia materi dengan tujuan memperbaiki dan mengubah kondisi kehidupan manusia

DIMENSI-DIMENSI PARADIGMA
Ontologi Epistemologi Metodologi Aksiologi
Asumsi tentang “realitas”
Asumsi tentang hubungan antara peneliti dengan yang diteliti
Asumsi tentang bagaimana peneliti memperoleh pengetahuan
Asumsi tentang posisi nilai, etika, pilihan moral peneliti dalam suatu penelitian

PERBEDAAN ONTOLOGIS
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS
Critical realism:Realitas “nyata” diatur oleh kaidah yang berlaku universal, walaupun kebenaran diperoleh secara probabilistik
Relativism:Realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran realitas bersifat relatif, berlaku konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial
Historical realism:Realitas “semu” (virtual reality) yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan sosial, budaya, politik, ekonomi, dsb.

PERBEDAAN EPISTEMOLOGIS
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS
Dualist/objectivist:Realitas objektif, eksternal (di luar diri peneliti); peneliti membuat jarak dengan objek penelitian
Transactionalist/ subjectivist:Pemahaman realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi peneliti dengan yang diteliti
Transactionalist/ subjectivist:Hubungan peneliti dengan yang diteliti selalu dijembatani nilai tertentu. Pemahaman suatu realitas merupakan value mediated findings

PERBEDAAN METODOLOGIS
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS
Interventionist:Pengujian hipotesis dalam struktur hypotetico deductive method; melalui lab; eksperimen atau survei eksplanatif dengan analisis kuantitatif
Reflective/DialecticalMenekankan empati dan interaksi dialektis antara peneliti-responden/informan untuk mereduksi realitas yang diteliti melalui metode kualitatif
Participative:Mengutamakan analisis komprehensif, konstekstual dan multilevel-analysis yang bisa dilakukan melalui penempatan diri sebagai aktivis/partisipan dalam proses transformasi sosial

PERBEDAAN METODOLOGISlanjutan
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS
Kriteria kualitas penelitian:Objectivity, Reliability and validity (internal and external validity)
Kriteria kualitas penelitian:Autenticity dan reflectivity; sejauhmana temuan merupakan refleksi otentik dari realitas yang dihayati para pelaku sosial
Kriteria kualitas penelitian:Historical situatedness; sejauhmana penelitian memperhatikan konteks historis, sosial budaya, ekonomi dan politik

PERBEDAAN AKSIOLOGISKLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS
ObserverNilai, etika, moral harus di luar proses penelitianPeneliti sebagai disinterest scientistTujuan penelitian: eksplanasi, prediksi dan kontrol realitas sosial
Facilitator:Nilai, etika, moral bagian yang tidak terpisahkan dari penelitianPeneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang menjembatani keragaman subjektivitas pelaku sosialTujuan penelitian: rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan yang diteliti
Activist:Nilai, etika, moral bagian yang tidak terpisahkan dari penelitianPeneliti menempatkan diri sebagai transformative intelectual, advokat dan aktivisTujuan penelitian: kritik sosial, transformasi, emansipasi dan social empowerment

ILUSTRASI 3 PARADIGMATENTANG GELAS DAN AIR
KLASIK• Bagaimana Hubungan atau Pengaruh
antara ukuran gelas dengan volume air?

KONSTRUKTIVIS
• Bagaimana gelas dan air itu dikonstruksi: gelas setengah kosong? atau gelas setengah isi?

KRITIS
• Mengapa isi gelas setengah penuh? Ke mana sebagian lagi? Untuk siapa?

TEORISUBJEKTIF
TEORIOBJEKTIF
FENO
MEN
OLO
GI
TEORI TIN
DAKAN SO
SIAL
(INTER
AKSI SIM
BOLIK
)
TEORI SISTEM
/STR
UKTU
RAL
BEHAVIO
RISM
E (TEORI S-R
)TEO
RI BELA
JAR SO
SIAL
RENTANG TEORI SOSIAL

Istilah lain pada ranah Metode
Tradisi (Creswell, Foci) Prosedur (Littlejohn, Moustakas) Pendekatan (Mulyana) Strategi (Rakhmat) Teori (Hidayat)

Tradisi Penelitian Kualitatif

Lima Tradisi Penelitian Kualitatif

Fenomenologi (Creswell)
Whereas a biography reports the life of a single individual, a phenomenological study describes the meaning of the live experiences for several individuals about a concept or the phenomenon

Fenomenologi (Littlejohn) Membiarkan segala sesuatu menjadi
nyata sebagaimana aslinyaPhenomenology means letting things become manifest as what they are, without forcing our own categories on them. An “objective” scientist hypothesizes a particular structure and then looks to see if it is there; a phenomenologist never hypothesizes, but carefully examines actual lived experience to see what it looks like. If you want to know what love is, you would not ask the psychologist; you would tap into your own experience of love

Fenomenologi (Natanson) Istilah generik untuk merujuk kepada
semua pandangan ilmu sosial yang menempatkan kesadaran manusia dan makna subjektifnya sebagai fokus untuk memahami tindakan sosial

Fenomenologi (Moleong) Fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti
mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka. Inkuiri fenomenologis memulai dengan diam. Diam merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari

Prosedur Penelitian Fenomenologi (Moustakas)
Merumuskan topik dan pertanyaan-pertanyaan penelitian, yang berakar pada makna-makna biografis dan nilai-nilai
Melakukan peninjauan yang komprehensif literatur-literatur (telaah dokumen) secara profesional
Membuat seperangkat kriteria untuk menentukan lokasi dan peran yang sesuai bagi peserta penelitian (asisten peneliti dan informan)

Prosedur lanjutan....
Membekali asisten penelitian dengan serangkaian instruksi mengenai sifat alamiah dan tujuan dari penelitian
Mengembangkan serangkaian pertanyaan dan topik, sebagai panduan dalam proses wawancara (formal dan informal)
Memimpin dan merekam proses wawacara perorangan, terutama yang berhubungan langsung dengan tujuan penelitian, serta menentukan perlu tidaknya wawancara tambahan

Prosedur lanjutan....
Mengorganisasikan dan menganalisis data, memfasilitasi pengembangan deskripsi tekstural dan struktural individu, menggabungkan deskripsi tekstural masing-masing informan, menggabungkan deskripsi struktural masin-masing informan, dan mensintesiskan makna/esensi dari rangkuman deskripsi tekstural maupun struktural

Analisis (Creswell) Peneliti memulai dengan
mendeskripsikan secara menyeluruh pengalamannya
Peneliti kemudian menemukan pernyataan (dalam wawancara) tentang bagaimana orang-orang memahami topik, rinci pernyataan-pernyataan tersebut (horisonalisasi data) dan perlakukan setiap pernyataan memiliki nilai yang setara, serta kembangkan rincian tersebut dengan tidak melakukan pengulangan atau tumpang tindih.

Analisis lanjutan....
Pernyataan-pernyataan tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam unit-unit bermakna (meaning unit), peneliti merinci unit-unit tersebut dan menuliskan sebuah penjelasan teks (textural description) tentang pengalamannya, termasuk contoh-contohnya secara seksama

Analisis lanjutan......
Peneliti kemudian merefleksikan pemikirannya dan menggunakan variasi imajinatif (imaginative variation) atau deskripsi struktural (structural description), mencari keseluruhan makna yang memungkinkan dan melalui perspektif yang divergen (divergent perspectives), mempertimbangkan kerangka rujukan atas gejala (phenomenon), dan mengkonstruksikan bagaimana gejala tersebut dialami

Analisis lanjutan......
Peneliti kemudian mengkonstruksikan seluruh penjelasannya tentang makna dan esensi (essence) pengalamannya. (Berger menyebutnya typication).
Proses tersebut merupakan langkah awal peneliti mengungkapkan pengalamannya, dan kemudian diikuti pengalaman seluruh partisipan. Setelah semua itu dilakukan, kemudian tulislah deskripsi gabungannya (composite description)

Simpulan (Kuswarno)
Fenomenologi: “mengungkapkan suatu fenomena yang tersembunyi agar menjadi fakta yang nampak dan mendalami fenomena yang nampak dengan mengungkapkan fakta yang tersebunyi”

Beberapa Catatan Definisi masalah (pada penelitian kualitatif)
menjadi masalah Variabel vs konsep Responden vs informan Valid & reliable vs otentik & reflektif Kualitatif bisa ranah paradigma, metode
atau sifat data Mixed method pada ranah metode dan
sifat data bukan paradigma

Kriteria Penelitian yang baik Konsisten dengan paradigmanya
(konsistensi) Relevan metodenya (relevansi) Selesai dilaksanakan (finalisasi) Dipublikasikan (publikasi)