Parade

30
LAPORAN KASUS Pembimbing: dr. Agung A.W, Sp B (K) BD Oleh: Dyah Ayu Kusumawarddhani I1A010048 1

description

laporan beberapa pasien bedah digestive yang di rawat di bangsal bedah rsud ulin banjarmasin. meliputi tatalaksana serta perjalanan penyakitnya

Transcript of Parade

LAPORAN KASUSPembimbing:dr. Agung A.W, Sp B (K) BDOleh:Dyah Ayu KusumawarddhaniI1A01004812IDENTITAS PASIENNama: Tn. AJenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 23 tahunAlamat: sekumpul, martapuraMRS: 8 Januari 20143ANAMNESIS

Nyeri perut kanan bawah4RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGSejak 1 hari SMRS pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah. Keluhan diawali nyeri di ulu hati kemudian berpindah ke perut kanan bawah. Mual (+), muntah (+), demam (+) sejak 1 minggu SMRS.5RIWAYAT PENYAKIT DAHULURiwayat trauma (-) Riwayat alergi (-)

6PEMERIKSAAN FISIK

NadiSuhuRRTensi 96x /menit25 kali/menit36,5 C120/80GCS 1-1-1Kepala: Bentuk simetrisMata: Konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-)Telinga : Bentuk normal dan simetris, deformitas (-)Hidung: Bentuk normal dan simetris.Mulut: Mucosa bibir basah, sianosis (-).7PEMERIKSAAN FISIK

Leher: Bentuk normal dan simetris, JVP tidak meningkat, KGB leher tidak membesar.Thorak: Lihat status lokalisJantung: I: Iktus kordis tidak terlihat P: Thrill tidak ada P: Batas jantung dbn A: Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal, bising (-).8PEMERIKSAAN FISIKAbdomen a/r macburney pointI: Datar P: Nyeri tekan (+), defans muskular (-), nyeri lepas (+), H/L/M tidak teraba P: Tympani A: BU (+) normal

9PEMERIKSAAN FISIKEksremitas: Atas: lihat statis lokalis Bawah : Bentuk normal, simetris, akral hangat, pergerakan bebas, parese (-), edema (-)

10RT :TSA kuat (+)Massa (-)Mukosa licin (-)Nyeri tekan (-)Darah (-)feses (-)11Alvarado score Appendiksitis pain 2 Lekositosis (>10 ribu) 2 Vomitus 1 Anoreksia 1rebound Tendenees Fenomen1FebrisObservation of hemogram (segmen> 72%) 1 Abdominal migrate pain 1 Total point 10

12DiagnosaAppendicitis Akut13Laboratorium darah rutin dan kimia darah PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium06-01-2015Hb14,0 g/dlLekosit18.800/mm3Eritrosit4.80 juta/ulTrombosit138.000/mm3GDS115 mg/dlSGOT/SGPT53/36 U/IUr/cr 22/0,6 mg/dlAPTT26,1 detikUrinalisa

Warna-kekeruhanPhKetonUrobilinogen

SedimenLeukositeritrositSilinderEpitelBakteriKristalLain-lainKuning-jernih

0-10-1Negatif1+NegativeNegativeNegative1516PENATALAKSANAAN

IVFD RL 20 TPMInj ceftriaxonInj ranitidin

Konsul bedah digestif :Pro appendectomy cito

Laboratorium darah, urinThorax PA

17RONTGEN THORAKS18Definisi

AppendicitisApendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan19Etiologi :

Apendisitis akut dapat disebabkan oleh beberapa sebab terjadinya proses radang bakteria yang dicetuskan oleh beberapa faktor pencetus diantaranya Hiperplasia jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks, dan cacing askaris yang menyumbat.20Epidemiologi

insiden apendisitis akut lebih tinggi pada negara maju daripada Negara berkembang, namun dalam tiga sampai empat dasawarsa terakhir menurun secara bermakna, yaitu 100 kasus tiap 100.000 populasi mejadi 52 tiap 100.000 populasi. Kejadian ini mungkin disebabkan perubahan pola makan, yaitu Negara berkembang berubah menjadi makanan kurang serat. Menurut data epidemiologi apendisitis akut jarang terjadi pada balita, meningkat pada pubertas, dan mencapai puncaknya pada saat remaja dan awal 20-an, sedangkan angka ini menurun pada menjelang dewasa.21Faktor resiko

1. Faktor sumbatanFaktor obstruksi merupakan faktor terpenting terjadinya apendisitis (90%) yang diikuti oleh infeksi. Sekitar 60% obstruksi disebabkan oleh hyperplasia jaringan lymphoid sub mukosa, 35% karena stasis fekal, 4% karena benda asing dan sebab lainnya 1% diantaranya sumbatan oleh parasit dan cacing. Obsrtruksi yang disebabkan oleh fekalith dapat ditemui pada bermacam-macam apendisitis akut diantaranya ; fekalith ditemukan 40% pada kasus apendisitis kasus sederhana, 65% pada kasus apendisitis akut ganggrenosa tanpa ruptur dan 90% pada kasus apendisitis akut dengan rupture.2. Faktor BakteriInfeksi enterogen merupakan faktor pathogenesis primer pada apendisitis akut. Adanya fekolith dalam lumen apendiks yang telah terinfeksi memperburuk dan memperberat infeksi, karena terjadi peningkatan stagnasi feses dalam lumen apendiks, pada kultur didapatkan terbanyak ditemukan adalah kombinasi antara Bacteriodes fragililis dan E.coli, lalu Splanchicus, lacto-bacilus, Pseudomonas, Bacteriodes splanicus. Sedangkan kuman yang menyebabkan perforasi adalah kuman anaerob sebesar 96% dan aerob oC Fleksi ringan art coxae dextra

25b. Status lokalic. Defenmuskuler (+) m. Rectus abdominid. Rovsing sign (+) pada penekanan perut bagian kontra McBurney (kiri) terasa nyeri di McBurney karena tekanan tersebut merangsang peristaltic usus dan juga udara dalam usus, sehingga bergerak dan menggerakkan peritonium sekitar apendiks yang sedang meradang sehingga terasa nyeri.e. Psoas sign (+) m. Psoas ditekan maka akan terasa sakit di titik McBurney (pada appendiks retrocaecal) karena merangsang peritonium sekitar app yang juga meradang

F. Obturator sign (+) fleksi dan endorotasi articulatio costa pada posisi supine, bila nyeri berarti kontak dengan m. obturator internus, artinya appendiks di pelvis

g.Tanda-tanda peritonitis26Pemeriksaan penunjanga. Laboratorium Hb normal Leukosit normal atau meningkat (bila lanjut umumnya leukositosis, >10,000/mm3) Hitung jenis: segmen lebih banyak LED meningkat (pada appendicitis infiltrate)b. Rongent: appendicogram Hasil positif berupa: Non-fillin Partial fillin Mouse tail Cut off27PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium, terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktif (CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara 10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%, sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum yang meningkat.2. Radiologi, terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan CT-scan. Pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi pada apendiks. Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian yang menyilang dengan apendikalit serta perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum.28I. PENATALAKSANAANPenatalaksanaan apendiksitis menurur Mansjoer, 2000 :1. Sebelum operasi Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi Pemasangan kateter untuk control produksi urin. Rehidrasi Antibiotic dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena. Obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untuk membuka pembuluh pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi tercapai. Bila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi.2. Operasi Apendiktomi. Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika. Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV,massanya mungkin mengecil,atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu beberapa hari. Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.3. Pasca operasi Observasi TTV. Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah. Baringkan pasien dalam posisi semi fowler. Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama pasien dipuasakan. Bila tindakan operasilebih besar, misalnya pada perforasi, puasa dilanjutkan sampai fungsi usus kembali normal. Berikan minum mulai15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30 ml/jam. Keesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak. Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama 230 menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar. Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.29Komplikasi

Komplikasi paling sering dari appendicitis adalah perforasi (pelubangan). Perforasi dari appendix dapat menjurus pada bisul nanah periappendiceal (koleksi dari nanah yang terinfeksi) atau diffuse peritonitis (infeksi dari seluruh lapisan perut dan pelvis). Alasan utama untuk perforasi appendiceal adalah penundaan dalam diagnosis dan perawatan. Pada umumnya, lebih lama penundaan antara diagnosis dan operasi, lebih mungkin perforasinya. Risiko perforasi 36 jam setelah timbulnya gejala adalah paling sedikit 15%. 30TERIMAKASIH 30