paper vulaknik
Transcript of paper vulaknik
BAB I
ARTIKEL
Gunung Rinjani
Diposkan oleh lena dyah augustine di 14:39
Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan ketinggian 3.726 meter di
atas permukaan laut (dpl), merupakan gunung api dengan panorama yang indah dan memiliki
danau kaldera langka.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof.
DR. Emmy Suparka di Mataram, Rabu (17/9) kemarin mengatakan bahwa keindahan dan
keterkenalan Danau Segaraanak yang merupakan kaldera Gunung Rinjani sudah merebak
hingga mancanegara.
Banyak wisatawan dalam negeri dan mancanegara yang rela mendaki Gunung Rinjani hanya
semata-mata ingin menyaksikan sendiri keindahan serta keajaiban danau kaldera Segaraanak.
Ermmy Suparka mengatakan bahawa nampaknya fakta tersebut menyadarkan berbagai pihak
untuk tidak tinggal diam, kemudian muncul kesadaran untuk mengelola kegiatan pendakian
Gunung Rinjani yang merupakan gunung tertinggi kedua di I
ndonesia setelah Gunung Kerinci setinggi 3.805 meter dpl.
Sumber http://nadinaku.blogspot.com/2009/12/gunung-rinjani-lombok-nusa-tenggara.html
BAB II
PEMBAHASAN
Bentang alam (Inggris: landform) adalah suatu unit geomorfologis yang
dikategorikan berdasarkan karateristik seperti elevasi, kelandaian, orientasi, stratifikasi,
paparan batuan, dan jenis tanah. Jenis-jenis bentang alam antara lain
adalah bukit, lembah, tanjung, dll, sedangkan samudra dan benua adalah contoh jenis bentang
alam tingkat tertinggi. Sedangkan Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses
pembentukannya dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam
bumi. Bentang alam vulkanik selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik. Gunung-
gunung api biasanya dijumpai di depan zona penunjaman (subduction zone)
G. Rinjani merupakan salah satu gunungapi aktif tipe A yang tersebar di Indonesia, dan
merupakan gunungapi kedua tertinggi setelah G. Kerinci. Berdasarkan catatan sejarah
letusan, G. Rinjani memiliki 3 masa kegiatan, yaitu kegiatan sebelum pembentukan kaldera
(pra kaldera), masa pembentukan kaldera dan masa sesudah pembentukan kaldera (purna
kaldera).
Batuan gunungapi Pra Kaldera
Batuan yang dihasilkan pada perioda Pra Kaldera didominasi oleh endapan lava yang
tersebar hampir kesegala arah, dengan pusat erupsinya berasal dari beberapa lokasi dari tua
ke muda yaitu: Produk Gunung Rinjani Tua, Gunung Kondo Gunung Sangkareang dan
Gunung Rinjani. Batuan Rinjani Tua didominasi oleh endapan lava yang dicirikan dengan
pelapukan yang kuat, membentuk perbukitan yang halus. Selain endapan lava juga terdapat
aliran piroklastik yang tersusun dari dari material berukuran pasir sampai kerakal, tersebar di
bagian lereng baratlaut kaldera. Dalam masa Rinjani Tua pernah terjadi erupsi samping
Gunung Manuk, endapanya tersebar di lereng bagian selatan, bersifat basal. Endapan batuan
Gunung Kondo yang tersingkap adalah endapan lava yang masif, berwarna abu-abu gelap
hingga terang, terdapat lubang-lubang bekas gas, sebagian telah mengalami pelapukan,
endapan lava ini tersebar diselatan Gunung Kondo. Batuan yang berasal dari Gunung
Sangkareang yang tersingkap umumnya adalah endapan lava yang tersebar ke arah utara
Gunung Sangkareang, dicirikan dengan lava yang masif, sebagian telah menunjukan proses
pelapukan, berwarna abu-abu terang hingga gelap, bersifat andesitik hingga andesit basaltis.
Batuan yang terakhir dari Pra Kaldera adalah batuan hasil Gunung Rinjani yang sebagian
besar tersebar ke arah tenggara, timur hingga timurlaut. Endapan batuan hasil Gunung
Rinjani dicirikan dengan perselingan antara endapan lava dengan aliran piroklastik
BATUAN GUNUNGAPI PEMBENTUKAN KALDERA
Produk kaldera merupakan hasil letusan paroksismal Gunung Rinjani Tua,
menghancurkan bagian puncak G. Rinjani Tua. Letusan tersebut menghasilkan sebuah
kaldera berbentuk ellip dengan diameter 2,4 x 4,8 km. Endapan yang dihasilkan dari letusan
yang dahsyat tersebut adalah endapan aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik. Batuan aliran
piroklastik terendapkan ke arah selatan dan utara merupakan endapan yang terluas
dibandingkan hasil letusan yang lainnya, hal ini dimungkinkan, karena letusan ini merupakan
letusan yang sangat kuat. Penyusun endapan batuan aliran piroklastik didominasi oleh
fragmen batuapung, selain itu juga terdapat fragmen litik dan scoria.. Endapan jatuhan
piroklastik tersebar luas di bagian puncak kaldera yang tersusun dari batuapung berukuran
pasir sampai kerikil serta litik, berwarna putih kotor, fragmen scoria umumnya berwarna abu
kehitaman, dibeberapa tempat dijumpai adanya perlapisan yang baik (graded bedding).
Batuan gunungapi Purna Kaldera
Setelah terbentuknya Kaldera Rinjani, kegiatan gunungapi berpindah ke bagian dalam
kaldera yaitu ke Gunung Barujari dan Gunung Rombongan. Kegiatan letusan di dalam
kaldera dimulai dengan pembentukan Gunung Barujari. Batuannya dicirikan dengan lava
yang masif, sebagian telah teralterasi berwarna kuning hingga merah kecoklatan, secara
umum berwarna abu-abu terang, bersifat basal, sebagian pada permukaan dijumpai lava
bloken dengan lubang-lubang bekas gas serta permukaannya kasar. Kegiatan Gunung
Barujari yang terakhir terjadi dalam tahun 1994 yang menghasilkan lava serta jatuhan
piroklastik. Lava tersebar ke arah baratlaut hampir menutupi Gunung Rombongan,sedangkan
yang ke barat masuk kedalam danau Segara Anak. Lavanya adalah lava bloken dengan
permukaan yang kasar lubang bekas gas. Pembentukan Gunung Rombongan (G. Mas) terjadi
pada tahun 1944 mengambil tempat di kaki bagian baratlaut Gunung Barujari. Batuan
umumnya tersusun dari endapan lava yang tersebar ke bagian utara hingga barat.
Morfologi
Sebelum terbentuknya kaldera kemungkinan G. Rinjani memiliki tubuh yang indah,
dengan bentuk kerucut menjulang tinggi seperti halnya gunung-gunung yang belum terpotong
bagian kerucutnya, sehingga membentuk morfologi kerucut. Morfologi Gunung Rinjani
dibagi kedalam beberapa satuan morfologi, yaitu:
Jenis Batuan
Hasil analisa batuan yang dilakukan terhadap batuan lava dari lava 1944 adalah basalt
andesit dan basalt menurut hasil analisa dari Suyatna (1969), sedangkan lava 1966 hasil dari
analisa Hardjadinata (1969) adalah berjenis basaltBerdasarkan hasil analisa yang dilakukan
oleh Santosa I, dkk (1994), deskripsi petrografi diketahui tekstur batuan lava-lava Gunung
Rinjani umumnya porfiritik dengan fenokris plagioklas, piroksen dan olivin. Selain tekstur
tersebut ditemukan juga tekstur intergranular dengan mineral piroksen dan olivin terdapat
atau sering dijumpai diantara mineral plagioklas yang memanjang dan tidak teratur. Jumlah
fenokris di dalam masa dasar berkisar antara 35 - 80 % volume seluruh batuan.
BAB III
KESIMPULAN
Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol
oleh proses vulkanisme
Gunung Rinjani merupakan salah satu gunungapi aktif tipe A yang tersebar
di Indonesia
Gunung Rinjani memiliki 3 masa kegiatan, yaitu kegiatan sebelum pembentukan
kaldera (pra kaldera), masa pembentukan kaldera dan masa sesudah pembentukan
kaldera (purna kaldera).
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Bentang_alam
http://volcanoindonesia.blogspot.com/2010/11/rinjani_24.html
http://volcanoindonesia.blogspot.com/2010/11/rinjani_24.html