PAPER PPDH FARMASI DAN ILMU RESEPTUR.doc

22
PAPER PPDH FARMASI DAN ILMU RESEPTUR GLAUCOMA AKIBAT DIABETES MELITUS Oleh : Jefri Hardyanto, S. KH 130130100111026 Wakhidatus Inrya M., S. KH 130130100111027 PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

Transcript of PAPER PPDH FARMASI DAN ILMU RESEPTUR.doc

PAPER PPDH FARMASI DAN ILMU RESEPTURGLAUCOMA AKIBAT DIABETES MELITUS

Oleh :Jefri Hardyanto, S. KH

130130100111026

Wakhidatus Inrya M., S. KH130130100111027PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Gangguan pengelihatan adalah kondisi mata yang ditandai dengan penurunan daya pengelihatan atau penurunan luas lapangan pandang yang berujung pada kebutaan. Salah satu penyebab gangguan pengelihatan adalah glaucoma (Quigley dan Broman, 2006). Glaucoma adalah suatu neuropati optik yang ditandai dengan pencekungan discus opticus dan peningkatan tekanan intraocular (IOP). Glaucoma disebabkan adanya degenerasi saraf optic, produksi air mata yang berlebihan disertai gangguan mekanisme pengeluaran cairan mata di sudut mata sehingga tekanan intra okuler meningkat. Nilai normal tekanan intra okuler pada anjing adalah 15-25mmHg, sedangkan pada kucing adalah 15-30mmHg (Bjerkas, 2010). Nilai tekanan intra okuler melebihi batas normal menunjukkan mata tersebut mengalami glaucoma.

Tarafder dan Samad (2010) melaporkan prevalensi penyakit gangguan mata yang sering dijumpai di klinik hewan adalah glaucoma dan katarak. Berdasarkan survei dari rumah sakit hewan pendidikan di Universitas Philadelphia, dari 162.000 ekor anjing yang tercatat, setiap 204 ekor anjing, terdapat 1 ekor yang mengalami glaucoma atau 0,5% dari populasi anjing (Barnett, 2006). Penyebab glaucoma yang banyak dilaporkan adalah akibat obstruksi outflow drainase air mata, perkembangan abnormalitas iris kornea, tumor intraokuler, synaechia posterior dan glaucoma sebagai penyakit sekunder akibat penyakit sistemik. Penyakit sistemik yang dapat menyebabkan glaucoma adalah diabetes mellitus.

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit metabolik sistemik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa di dalam darah. Kadar glukosa tinggi merupakan faktor predisposisi terjadinya glaucoma pada ras anjing Australian Terrier, Schnauzer, Samoyed, Mini Schnauzer, Fox Terrier, Keeshond, Bichon Frise, Poodle, dan Husky (Putra, 2012). Glaucoma menyerang anjing umur tua antara 8-15 tahun, dengan faktor resiko lebih tinggi pada anjing obesitas. Kasus glaucoma cukup diperhitungkan oleh para pencinta hewan kesayangan, oleh karena itu perlu diberikan pengobatan baik suportif maupun kausatif sebagai ussaha pencegahan dan pengobatan glaucoma baik karena gangguan local di mata maupun akibat penyakit sistemik. 1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengobatan glaucoma pada hewan kesayangan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengobatan glaucoma pada hewan kesayangan1.4 Manfaat

Manfaat dari ulasan ini adalah mengetahui dan memahami patogenesa terjadinya glaucoma dan pengobatan efektif yang diberikan pada hewan glaucoma.BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1 Fisiologi Mata

Mata secara fisiologis terbagi menjadi tiga bagian yaitu lapis luar yang terdiri dari kornea dan sclera, lapis tengah yang terdiri dari choroid, iris, dan serabut cilia, dan lapis dalam yang terdiri dari cairan jernih (aqueous humour) dan cairan keruh (vitreus humour) (Widodo dkk, 2011). Aqueous humour merupakan cairan jernih yang dibentuk oleh corpus ciliaris dan mengisi bilik mata anterior. Aqueous humour mengalir dari corpus ciliaris melewati bilik mata posterior dan anterior menuju sudut oculi anterior. Aqueous humour diekskresikan oleh trabecular meshwork. Prosesus ciliaris, terletak pada pars plicata adalah struktur utama corpus ciliaris yang membentuk aqueous humour. Prosesus ciliaris mempunyai dua lapisan epitelium, yaitu lapisan berpigmen dan tidak berpigmen. Lapisan dalam epitel yang tidak berpigmen berfungsi sebagai tempat produksi aqueous humour. Sudut oculi anterior yang dibentuk oleh pertautan antara kornea perifer dan pangkal iris merupakan komponen penting dalam proses pengaliran aqueous humour (Simon et al., 2008). Struktur ini terdiri dari Schwalbes line, trabecular meshwork, dan scleral spur (gambar 1). Trabecular meshwork adalah jaringan yang tersusun dari lembar-lembar berlubang jaringan kolagen dan elastik. Trabecular meshwork tersusun atas tiga bagian, yaitu uvea meshwork (bagian paling dalam), corneo scleral meshwork (lapisan terbesar), dan juxtacanalicular meshwork (lapisan paling atas). Juxtacanalicular meshwork adalah struktur yang berhubungan dengan bagian dalam kanalis Schlemm. Kanalis Schlemm merupakan lapisan endotelium tidak berpori dan lapisan tipis jaringan ikat. Pada bagian dalam dinding canalis terdapat vakuola-vakuola berukuran besar, yang bertanggung jawab terhadap pembentukan gradien tekanan intraoculi (Simon et al., 2008).

Aqueous humour berfungsi memberikan nutrisi (berupa glukosa dan asam amino) kepada jaringan-jaringan mata di segmen anterior, seperti lensa, kornea, dan trabecular meshwork. Selain itu, zat sisa metabolisme (seperti asam piruvat dan asam laktat) juga dibuang dari jaringan-jaringan tersebut (Cibis et al., 2007). Fungsi yang tidak kalah penting adalah menjaga kestabilan tekanan intraokuli, yang penting untuk menjaga integritas struktur mata. Aqueous humour juga menjadi media transmisi cahaya ke jarak

Gambar 1. Struktur Trabecular Framework (Simon et al., 2008)penglihatan. Produksi aqueous humour melibatkan beberapa proses, yaitu transport aktif, ultrafiltrasi, dan difusi sederhana. Transport aktif di sel epitel yang tidak berpigmen memegang peranan penting dalam produksi aqueous humour dan melibatkan Na+ atau K+-ATPase. Proses ultrafiltrasi adalah proses perpindahan air dan zat larut air ke dalam membran sel akibat perbedaan tekanan osmotik. Proses ini berkaitan dengan pembentukan gradien tekanan di prosesus ciliaris. Sedangkan proses difusi adalah proses yang menyebabkan pertukaran ion melewati membran melalui perbedaan gradien electron (Cibis et al., 2007).Sistem pengaliran aqueous humour terdiri dari dua jenis sistem pengaliran utama, yaitu aliran konvensional atau trabecular outflow dan aliran nonkonvensional atau uveoscleral outflow. Trabecular outflow merupakan aliran utama dari aqueous humour, 90% dari total aqueous humour mengalir dari bilik anterior ke kanalis Schlemm di trabecular meshwork menuju ke vena episklera, dan bermuara pada sinus kavernosus. Sistem pengaliran ini memerlukan perbedaan tekanan, terutama di jaringan trabekular. Uveoscleral outflow merupakan sistem pengaliran kedua aqueous humour, 5-10% dari total aqueous humour mengalir dari bilik anterior ke muskulus siliaris, rongga suprachoroidal lalu ke vena-vena di korpus siliaris, koroid, dan sklera. Sistem aliran ini relatif tidak bergantung kepada perbedaan tekanan (Goel et al., 2010).

Gambar 2. Trabecular Outflow (kiri) dan Uveosceral Outflow (kanan)

(Goel et al., 2010).Tekanan intraoculi merupakan kesatuan biologis yang menunjukkan fluktuasi harian. Tekanan yang tepat adalah syarat untuk kelangsungan penglihatan yang normal. Tekanan menjaga kebeningan media mata serta mengontrol jarak antara kornea dengan lensa dan lensa dengan retina. Homeostasis tekanan intraokular terpelihara oleh mekanisme regulasi setempat atau sentral. 2.2 Patofisiologi Glaucoma

Glaucoma merupakan penyakit neurodegeneratif yang ditandai dengan tekanan cairan aqueous humour dalam bola mata terlalu tinggi, sehingga merusak saraf optik yang membawa sinyal penglihatan dari mata ke otak. Pada prinsipnya, setiap kondisi yang mengganggu sirkulasi aqueous humour dapat mengakibatkan glaucoma. Tekanan berlebih dalam bola mata akan terjadi apabila muncul ketidakseimbangan produksi cairan aqueous humour dan obstruksi sistem drainase cairan aqueous humour (Simon et al., 2008). 2.3 Klasifikasi GlaucomaBerdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokuli, glaucoma dapat diklasifikasikan menjadi glaucoma sudut terbuka dan glaucoma sudut tertutup. Glaucoma sudut terbuka merupakan gangguan aliran keluar aqueous humour akibat kelainan sistem drainase sudut bilik mata depan. Sedangkan glaucoma sudut tertutup adalah gangguan akses aqueous humour ke sistem drainase. Glaucoma sudut terbuka terdiri dari kelainan pada membran pratrabekular (seperti glaucoma neovaskular dan sindrom irido corneal endothelial), kelainan trabekular (seperti glaucoma sudut terbuka primer, kongenital, pigmentasi, dan akibat steroid) dan kelainan pascatrabekular karena peningkatan tekanan episklera. Sedangkan glaucoma sudut tertutup terdiri dari glaucoma sudut tertutup primer, synechia, intumesensi lensa, oklusi vena retina sentralis, hifiema, dan iris bombe (Salmon et al., 2007).Gejala klinis awal yang menunjukkan bahwa anjing atau kucing tersebut sedang mengalami perkembangan glaucoma dapat terlihat dari bagian pupil matanya yang membesar dan tidak mampu berkontraksi secara normal ketika dihadapkan pada cahaya terang. Pembuluh darah pada mata yang terkena glaucoma juga seringkali terlihat meradang atau merah. Beberapa klasifikasi dan gejala klinis glaucoma menurut Salmon et al., (2007) adalah sebagai berikut :1. Glaucoma Sudut Terbuka Primer (Primary Open-Angle Glaucoma)Glaucoma sudut terbuka primer adalah tipe yang yang paling sering dijumpai. Glaucoma jenis ini bersifat herediter, sehingga risiko tinggi bila ada riwayat genetik pada hewan tersebut. Glaucoma sudut terbuka primer dijumnpai pada hewan usia dewasa tanpa gejala yang muncul. 2. Glaucoma Sudut Tertutup Akut (Acute Angle-Closure Glaucoma)Glaucoma sudut tertutup akut lebih sering karena berlangsung sangat cepat, gejala yang ditunjukkan adalah pandangan mata kabur, apabila dicek menggunakan penlight akan terlihat ditemukan warna-warna di sekeliling cahaya. Glaucoma sudut tertutup akut merupakan penyebab utama terjadinya kebutaan. 3. Glaucoma Sekunder (Secondary Glaucoma)Glaucoma sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti katarak, uveitis, diabetes, trauma, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada bola mata. 4. Glaucoma Kongenital (Congenital Glaucoma)Glaucoma kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat dan menyebabkan pembesaran mata, bagian depan mata berair dan berkabut sehingga peka terhadap cahaya. Glaucoma jenis ini paling sering terlihat pada anjing Cocker Spaniel, Basset Hounds, Australian Shepherds, Chows, Shar Phei, Labradors, dan Nordic, namun tidak menutup kemungkinan untuk berkembang pada ras anjing lainnya.2.4 Diagnosis GlaucomaGlaucoma dideteksi menggunakan tonometer. Alat ini berfungsi untuk mengukur tekanan intraokular. Prinsip kerja alat ini adalah mengukur besarnya beban yang diperlukan untuk meratakan apeks kornea dengan standar. Semakin tinggi nilai tekanan intraocular, maka semakin besar beban pada mata. Pemeriksaan menggunakan tonometer sangat penting karena pada saat bola mata mengalami pembesaran, maka fungsi penglihatan hilang permanen. Jika pemeriksaan menggunakan tonometer menunjukkan gejala glaucoma, maka dilakukan pemeriksaan mata menggunakan alat gonioscopi. Alat ini berfungsi untuk menentukan apakah glaucoma yang dialami anjing atau kucing tersebut termasuk jenis glaucoma sudut lebar atau sempit. 2.4 Hubungan Diabetes Mellitus dengan Glaucoma

Kondisi hiperglikemia seperti pada kasus diabetes mellitus dapat merusak keseimbangan homeostasis organ tubuh salah satunya organ mata. Kondisi hiperglikemia dapat meningkatkan viskositas darah. Peningkatan viskositas darah ini akan menyebabkan peningkatan resistensi aliran darah ke vena episklera, akibatnya aliran keluar aqueous humour terhambat sehingga terjadi penumpukan aqueous humour. Kondisi inilah yang memicu peningkatan tekanan intraokuli (Tan et al., 2010). Selain menimbulkan peningkatan resistensi aliran darah ke vena episklera, viskositas yang tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Tekanan darah yang meningkat ini juga akan berpengaruh pada pembuluh darah yang memvaskularisasi bola mata (Tan et al., 2010). Hiperglikemia juga berefek pada kornea. Hewan dengan kondisi hiperglikemia mengalami penebalan kornea. Penebalan kornea ini dapat menyebabkan penyempitan sudut oculi anterior. Penyempitan sudut ini akan menyebabkan hambatan / obstruksi aliran keluar aqueous humour sehingga memicu peningkatan tekanan intraokuli (Tan et al., 2010).

BAB 3 PEMBAHASAN3.1 Pengobatan Glaucoma

Dalam terapi medis, hewan glaucoma diberikan medikasi yang diharapkan mampu mengurangi tekanan intraokular yang meningkat (Salmon, 2009). Treatment yang dapat diberikan adalah pemberian obat maupun tindakan bedah, namun selama ini keduanya dilakukan bersamaan untuk menurunkan tekanan intraokular tanpa memperparah kerusakan lensa. Prinsip penurunan tekanan intraocular adalah meningkatkan outflow cairan mata (aqueous humour) dan atau menurunkan produksi aqueous humour. Berdasarkan prinsip pengobatan tersebut maka P-drugs yang dapat diberikan diantaranya adalah osmotic dieretik, carbonic anhydrase inhibitor, prostaglandin, miotik, adrenergic blocker, adrenergic agent, atropine, ttissue plasminogen activator, prophilaksis dan neuroproteksion. Pengobatan pada kasus glaucoma akut adalah dengan pemberian osmotik diuretic ( glycerol 50%, mannitol 10%) dengan dosis 1-2 g/kg. akan tetapi penggunaan osmotk diuretic ini perlu diperhatikan karena memiliki efek samping penurunan jumlah cairan . tubuh secara cepat, selain itu pemilihan obat ini sebaiknya tidak diberikan pada hewan dengan gangguan ginjal. Pengobatan menggunakan carbonic anhydrase inhibitor ( dorzolamide hydrochloride 2%, brinzolamide drops 10 mg/ml, acetazolamide, dichlorphenamide, dan methazolamide)kerja dengan cara supresi pembentukanaqueous humour (seperti beta-adrenergic blocker, apraclonidine, brimonidine, acetazolamide, dichlorphenamide dan dorzolamide hydrochloride), meningkatkan aliran keluar (bimatoprost, latanoprost, pilocarpine dan epinefrin), menurunkan volume vitreus (agen hiperosmotik) serta miotik, midriatik dan sikloplegik (Salmon, 2009). pengobatan profilaksisMungkin ada beberapa manfaat kesehatan profilaksisTerapi pada anjing dengan goniodysgenesis. kasus-kasus inisering presentwith glaukoma pada satu mata dan mata yang berlawanan tampaknya normal. Namun, gonioscopymengungkapkan sifat dasarnya bilateral goniodysgenesis dan dalam kasus ini timbulnya glaukoma dimata kontralateral mungkin tertunda dengan penggunaan jangka panjang dari dorzolamide topikal atau latanoprost.pelindung sarafSarana utama dimana kepala saraf optikdan struktur retina dapat dilindungi darieffectsofglaucomaisby loweringIOP.However, lainnyastrategi terapi untuk pelindung saraf sedangdikembangkan, khususnya dalam hal meningkatkankelangsungan hidup sel retinalganglion andtheir akson. Tingkat sitotoksik glutamatewithin yang glaucomatouseyes retinain leadto sebuah calciumintothe excessiveinfluxofsel retinalganglion, dan kalsium useof sistemikchannel blockers seperti diltiazem dan amlodipineOleh karena itu mungkin menawarkan efek saraf keSel-sel ganglion retina (Gelatt dan Brooks, 1999).Otherdrugs saat Penyelidikan dapat membantuuntuk reducethe kematian rateofcell inthe retinainglaucomapasien, sementara yang lain dapat mendorong regenerasisudah rusak elemen saraf.

analog prostaglandinLatanoprost adalah prostaglandin pro-obat. Ini baru-baru inimenjadi pengobatan availablefortooical dari alaucomaandacts bycausing peningkatan uveoscleraloutflowof yangberair. Althoughthis rute konvensional bertanggung jawab untuk hanya 15% dari drainase air di normalanjing, latanoprost dapat memiliki profoundeffect pada IOP (atpaling tidak pada awalnya), evenwherethe entranceto theciliaryclefttampaknya terancam gonioscopically.Obat ini diterapkan sekali atau kadang-kadang dua kali sehari,biasanya selain dorzolamide. Hal ini menyebabkan miosis dianjing andcats, dan intensitas pupilconstriction bisamenyebabkan ketidaknyamanan. Penggunaan berkepanjangan latanoprostdapat mengakibatkan meningkatnya pigmentasi iris di beberapaspesies, meskipun hal ini belum dilaporkan pada anjing,dan penggunaannya dalam kasus dengan uveitis tidak dianjurkan.mioticsMiotics, seperti pilocarpine, memiliki indikasi utama mereka untuk digunakan dalam glaukoma sudut terbuka primer. Ta Menmenyebabkan peningkatan aliran air melalui merekaactionontheciliarymusclesbyopeningupthetrabecularmeshwork. Dalam kasus di mana celah silia yang runtuh secara permanen atau dalam kasus goniodysgenesis, adasedikit kemungkinan bahwa agen ini akan terbukti efektif.Asthesechangespredominateinthecanineglaucomas,penggunaan rutin miotics mungkin tidak diindikasikan.Miotics mungkin bermanfaat bagi pasien di manasudut drainase tetap terbuka, tetapi dengan munculnyaagen seperti dorzolamide dan latanoprost, penggunaannyajarang diperlukan. Penggunaan miotics merupakan kontraindikasi pada kasus uveitis.Pilocarpineisadirect-acting parasympatomimeticyang isgenerally digunakan sebagai solusi 1% diterapkan dua atautiga kali sehari. Hal itu dapat menyebabkan iritasi lokal.Bromide Demecarium umumnya digunakan sebagai miotic, tetapi saat ini tidak tersedia di ophthalmic topikalterbentuk di Inggris. Ini adalah anti-cholinesteraseand ampuhtidak langsung bertindak parasympathornimetic. Hal itu dapat menyebabkanpembentukan kista iris digunakan jangka panjang.p-adrenergik blokerp-adrenergik bloker yang digunakan secara topikal untuk mengurangiProduksi air (mereka juga dapat meningkatkan outflow).Efeknya pada konsentrasi yang tersedia secara komersial terbatas (Gum eta /., 1991), dan sebagai akibatnya merekabiasanya digunakan dalam kombinasi dengan karbonat yanganhydrase inhibitor seperti dorzolamide.Maleat timolol adalah yang paling umum digunakanagen ini. Metipranolol, levobunolol dan betaxololyang lain p-bloker yang tersedia. Betaxolol menyebabkan kurangditandai jantung efek samping (bradycardia) dari tirnololsebagai akibat dari berkurangnya p-nya, aktivitas -blocking.agen a-adrenergikAsadrenaline Sympathomimeticssuch Saya% andthe prodrug dipivefrin mungkin sebaiknya dihindari dalam pengobatan anjing dan kucing glaukoma. mereka menyebabkandilatasi pupil yang tidak diinginkan, yang dapat menggangguoutflow berair di semua tapi glaukoma sudut terbuka. Itmaybepossibleto reducethe pupil effectsby usingtheseobat di combinationwith miotic seperti pilocarpine.Apraclonidine adalah Q-adrenergik agonis yangdigunakan dalam pengelolaan jangka pendek inhumans openangleglaucoma utama. Mungkin beneficialinsomepatientswith anjing primaryopen-angle glaucoma, namunefeknya tidak konsisten, dan dapat menyebabkan bradikardia.atropinPenggunaan atropin merupakan kontraindikasi pada semua kasusglaukoma kecuali yang disebabkan oleh awal iris bombe. APenyebab yang berpotensi menghancurkan glaukoma, bombe irisharus ditangani dengan sangat aggressively- idealnya dalamjam onset. Dalam keadaan seperti ini, mencoba untukmelebarkan pupil dapat memecah posterior sinekia,memungkinkan hurnourtoescapefrom berair posteriorchamber. Topikal 10% fenilefrin dapat digunakan dalamSelain atropin dalam keadaan ini untukmemaksimalkan efek mydriatic diinginkan.Tissue plasminogen activatorTissue plasminogen activator (TPA) menyebabkan produksi plasrnin dari plasminogen, dan ini pada gilirannyahasil dalam lisis fibrin. Di antara otherindicationsforpenggunaannya, TPA dapat disuntikkan intracamerally saatjumlah yang signifikan dari fibrin berkontribusi kepeningkatan IOP. Dengan pasien di bawah umumanestesi, sejumlah kecil (0,1-0,2 ml) airdihilangkan dengan paracentesis dan volume setaracairan yang mengandung 25-50 kgof TPA disuntikkan ke dalamanteriorchamber. Gumpalan lysisisnormally lengkap dalambeberapa jam injeksiGoogle Terjemahan untuk Bisnis:Perangkat Penerjemah

HYPERLINK "http://www.google.com/url?source=transpromo&rs=rsmf&q=http://translate.google.com/manager/website/%3Fhl%3Did" Penerjemah Situs Web

HYPERLINK "http://www.google.com/url?source=transpromo&rs=rsmf&q=http://translate.google.com/globalmarketfinder/%3Flocale%3Did" Peluang Pasar GlobalIncreasing Insulin secretion ( glipizide Inhibit glucose release ( metformin ( can be toxic in dog n cat

Decrease glucose absorption ( acarbose

Increase sensitivity to insulin ( thiazolodine ( very toxic in cats

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

SARAN

1. Hewan dengan penggunaan obat obatan yang dapat meningkatan nilai tekanan intraokuler harus dilakukan pengukuran IOP secara berkala, sehingga penggunaan obat dapat dikontrol tanpa menimbulkan efek sampingDAFTAR PUSTAKA

Bjerkas, E. 2010. Intraocular pressure (IOP) and tonometry. Norvegian School lof Veterinary Science Cibis, G.H., H.A.Beaver, K. Jhons, S. Kaushal, J.S. Tsai, and J.S. Beretska. 2007. Trabecular Meshwork. In: Tanaka, S., ed. Fundamentals and Principles of Ophthalmology. Singapore: American Academy of Ophthalmology, 54-59. Friedman, N.J., and P.K Kaiser. 2007. Glaucoma: Primary Open-Angle Glaucoma. In: Merritt, J., ed. Essentials of Ophthalmology. Philadelphia: Saunders, 201-204

Goel, M., R.G. Picciani Lee, and S.K Bhattacharya. 2010. Aqueous Humor Dynamics: A Review. Op. Ophthalmol J. 4: 52-59. Available from: http://benthamscience.com/open/toophtj/articles/V004/52TOOPHTJ.pdf. Diakses 17 Desember 2014

Martin, C.L. 2010. Ophthalmic Disease in Veterinary Medicine. Manson Publishing Veterinary Press. Alabama.

Quigley, H.A., and Broman, A.T, 2006. The Number of People with Glaucoma Worldwide in 2010 and 2020. Br. J.Ophthalmol 90:262267.Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1856963/pdf/262.pdf . Diakses 17 desember 2014.

Simmons, S.T. 2008. Intraocular Pressure and Aqueous Humor Dynamics. In: Tanaka, S., ed. Glaucoma. Singapore: American Academy of Ophthalmology, 17-29

Salmon, J.R, 2007. Glaucoma. In: Paul R, Whitcher, J.P, ed. Vaughan & Asburys General Ophthalmology. USA: McGraw-Hill, 212-228Tan, G.S., T.Y Wong, C. Fong, and T. Aung. 2010. Diabetes, Metabolic Abnormalities, and Glaucoma. J. Ophthalmol 127 (10): 1354-1361. Available from: http://archopht.ama-ssn.org/cgi/content/full/127/10/1354. Diakses 21 Desember 2014

Tarafder, M. and M.A. Samad. 2010. Prevalence of Clinical Disease of Pet Dogs and Risk Perception of Zoonotic Infection by Dog Owners In Bangladesh. Bangl.J.Vet. Med. 8(2) : 163-174