makalah PPDH

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia sebagai makhluk tuhan memiliki kewajiban terhadap alam, yakni mengamankan, mengembangkan dan memanfaatkan segala sesuatu untuk kemaslahatan seluruh kehidupan. Dalam menempuh kehidupan, makhluk hidup tunduk pada hukum alam, yaitu saling ketergantungan (inter-dependency) dan saling keterkaitan (interrelationship). Manusia tidak dapat dipisahkan dari yang namanya hewan, karena keduanya memiliki hubungan timbal balik. Di samping itu, manusia dengan segala kelebihan yang dimiliki sudah sepatutnya bertanggung jawab terhadap makhluk hidup lainnya, terutama pada hewan, yang kita ketahui tidak lepas dari yang namanya permasalahan, seperti penyakit hewan yang dapat menular kemanusia (zoonosis) seperti Flu Burung, Rabies, Anthrax, Tuberculosis, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sekiranya dengan alasan tersebut, sudah menjadi prioritas bersama untuk segera dicegah dan ditanggulangi. Yang paling berperan dalam menangani hal tersebut adalah seseorang yang berprofesi sebagai dokter hewan. 1

Transcript of makalah PPDH

Page 1: makalah PPDH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manusia sebagai makhluk tuhan memiliki kewajiban terhadap alam,

yakni mengamankan, mengembangkan dan memanfaatkan segala sesuatu

untuk kemaslahatan seluruh kehidupan. Dalam menempuh kehidupan,

makhluk hidup tunduk pada hukum alam, yaitu saling ketergantungan (inter-

dependency) dan saling keterkaitan (interrelationship). Manusia tidak dapat

dipisahkan dari yang namanya hewan, karena keduanya memiliki hubungan

timbal balik.

Di samping itu, manusia dengan segala kelebihan yang dimiliki sudah

sepatutnya bertanggung jawab terhadap makhluk hidup lainnya, terutama pada

hewan, yang kita ketahui tidak lepas dari yang namanya permasalahan, seperti

penyakit hewan yang dapat menular kemanusia (zoonosis) seperti Flu Burung,

Rabies, Anthrax, Tuberculosis, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sekiranya

dengan alasan tersebut, sudah menjadi prioritas bersama untuk segera dicegah

dan ditanggulangi. Yang paling berperan dalam menangani hal tersebut adalah

seseorang yang berprofesi sebagai dokter hewan.

Oleh sebab itu, peran dan posisi dokter hewan di era globalisasi ini

tidak hanya dituntut untuk menangani masalah kesehatan hewan semata, tetapi

bertanggung jawab juga untuk menjaga kesehatan masyarakat melalui

berbagai pembangunan di bidang ketahanan pangan, jaminan keamanan

pangan dan sebagai penyangga daya saing bangsa. Bahkan faktor lingkungan

juga menjadi tanggung jawab seorang dokter hewan, terutama dalam

perlindungan plasma nutfah dan pelestarian lingkungan yang bermuara dalam

pencegahan dampak pemanasan global (impact of global warming).

Dokter hewan ialah dokter khusus binatang dan praktikus kedokteran

hewan. Dokter hewan disebut juga veteriner. Kata itu berasal dari bahasa Latin

veterinae. Dokter hewan, sebenarnya telah lama dikenal di masyarakat.

1

Page 2: makalah PPDH

Kehadirannya juga sudah cukup banyak membantu kelangsungan hidup

masyarakat, terutama dalam hal pengendalian penyakit hewan termasuk

penyakit zoonosis, yaitu penyakit hewan yang dapat menular dari hewan ke

manusia. Namun sampai saat ini masih sangat banyak orang yang tidak

memahami apa itu profesi dokter hewan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka

pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai penghayatan profesi

dokter hewan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat

mengemukakan rumusan masalahnya, yakni apa dan bagaimana sebenarnya

profesi dokter hewan itu.

C. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan makalah ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan pemahaman penulis tentang profesi dokter

hewan.

2. Untuk memenuhi salah satu tugas pada pembelajaran penghayatan

profesi dokter hewan.

D. Manfaat

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penyusunan

makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Dapat memberikan gambaran kepada para pembaca, khususnya

mahasiswa yang belajar di dunia veteriner agar mengetahui profesi

dokter hewan sebagai praktisi kesehatan hewan.

2. Meningkatkan pengetahuan pembaca tentang seluk beluk profesi

dokter hewan.

3. Memberikan informasi dan edukasi bagi pembaca tentang profesi

dokter hewan.

2

Page 3: makalah PPDH

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Dokter Hewan di Indonesia

Sebelum 1820 telah didatangkan sapi-sapi dari Asia Selatan. Bersamaan

dengan didatangkannya sapi-sapi tersebut, problem penyakit baru muncul.

Pada tahun itu juga didatangkan seorang dokter hewan Belanda R.A.

Copieters dengan tugas utama di militer. Tanggal 24 Desember 1851, dokter

hewan tersebut dikoordinasikan dalam Veeartsenijkundigde Dient (VD) atau

Jawatan Kehewanan. Di Surabaya tahun 1860 didirikan sekolah dokter hewan

bagi bangsa Indonesia tetapi karena pemerintah Belanda kurang respon,

akhirnya ditutup tahun 1875. Pada tahun 1879-1880, timbul wabah sampar

sapi dan kerbau (Rinder pest) sehingga menyebabkan ratusan ribu hewan

mati. Akhirnya timbul pendapat tentang perlunya pendidikan dokter hewan

walaupun ada pro dan kontra.

Baru pada tahun 1907, pemerintah mendirikan sekolah dokter hewan

bagi bangsa Indonesia di Bogor. Bersamaan dengan didirikannya sekolah

dokter hewan, didirikan pula Laboratorium Penyakit Hewan

(Veeartsenijkundigde Laboratorium) dibawah pimpinan Prof.Treub dan

dokter hewan De Does. Laboratorium tersebut digunakan untuk membuat anti

sera dan vaksin dan merencanankan pembarantasan penyakit dengan

imunisasi disamping peningkatan mutu dan produksi. Tahun 1914, sekolah

tersebut berganti nama menjadi NIVS (Nederland Indische Veeartseen

school). Pada tahun 1928, sekolah tersebut pindah di Taman Kencana Bogor

tempat FKH IPB, hingga tahun 2000 (Al-Farisi, 2010).

B. Sejarah Lambang Kedokteran Hewan

Adapun tentang sejarah lambang kedokteran hewan, yakni tongkat

dengan ular yang melilit yaitu asclepius dan caduceus. Sedangkan Asclepius

merupakan seorang tabib yang sangat hebat yang hidup sekitar tahun 1200 SM

(sebagaimana digambarkan dalam sajak Iliad). Karena keahliannya dalam

mengobati dia lama-kelaman diceritakan melalui berbagai mitos dan legenda

3

Page 4: makalah PPDH

sehingga akhirnya dia di ‘Dewakan’ menjadi asclepius, sang dewa penyembuh

(God of Medicine) ( Macherie, 2009 ).

Lambang tongkat yang dikelilingi satu ular menurut asalnya: Pada

zaman dia hidup terdapat wabah infeksi oleh cacing gelang “Dracunculus

medinensis”, alias ‘ular berapi’, alias ‘naga dari medina’, alias ‘cacing

guinea’. Cacing ini merayap dibawah kulit penderita. Dan para tabib saat itu

mengobati dengan cara mengeluarkan cacing ini dengan cara memotong kulit

pas didepan jalur yang akan dilewati si cacing tersebut. Lalu secara hati-hati

cacing ini di buat merayap melilit tongkat yang di bawa si tabib sampai semua

cacing ini keluar semua. Dan dipercaya karena infeksi ini sangat mewabah,

para tabib mempromosikan pelayanan dirinya dengan cara memperlihatkan

tanda ular yang memlilit tongkat. Sedang ularnya asclepius sendiri dipercaya

yaitu ular yang merupakan Family Colubridae dan diklasifikasikan “Elaphe

longissima”. Ular ini berciri halus, menkilap, dan ramping, ular ini punya

punggung coklat dengan garis-garis yang lebih gelap di belakang matanya.

Perutnya berwarna kekuningan ( Macherie, 2009 ).

Aesclepius selalu ditampilkan sebagai seorang yang sedang berdiri

dengan jubah panjang. Dalam setiap patung dan fragmen ia selalu membawa

tongkat-tongkat kayu yang dilingkari oleh ular, tongkat ini yang merupakan

lambang ilmu kedokteran. Tongkat melambangkan tongkat dari cypress

melambangkan kekuatan dan solidaritas para dokter. Ular melambangkan alat

penyembuh Aesclepius dan sifat ular yang selalu berganti kulit

mengambarkan bahwa setap dokter harus selalu meningkatakan pengetahuan

dan ketrampilan ( Macherie, 2009 ). Huruf “V” berarti Veteriner , yaitu

profesi dokter hewan. Warna ungu melambangkan keagungan ( Macherie,

2009 ).

Sejarah dari kata veteriner itu sendiri dijelaskan dalam dua versi, yakni:

Versi 1 :

Di zaman Romawi Kuno dikenal bangsa Etruscans yang sangat

menyukai kuda dan sapi. Hal ini tampak dari gambar-gambar yang

merupakan peninggalan kuno. Hewan pada masa itu mempunyai nilai sakral

4

Page 5: makalah PPDH

ataupun nilai martabat dan pada ritual-ritual khusus digunakan sebagai hewan

kurban .

Setiap keberhasilan atau kemenangan,dilakukan perayaan dengan

hewan kurban yang diberi nama-nama khusus.

Kumpulan beberapa hewan kurban yang terdiri dari kombinasi beberapa jenis

hewan antara lain babi (sus) ,biri-biri (ovis) , sapi jantan (bull) disebut

“souvetaurilia”. Sedangkan orang-orang yang mengurus hewan-hewan sakral

yang akan dijadikan kurban tadi disebut “sou-vetaurinarii” yang kemudian

diyakini sebagai lahirnya istilah “veterinarius”

Versi 2 :

Kemungkinan dari terminologi lain yaitu masih di masa Romawi,

dikenal hewan beban sebagai “veterina” dan suatu kamp penyimpanan

hewan-hewan tersebut disebut “veterinarium”. Term “veterinarii” juga

digunakan pada dukumen kuno sebagai “orang yang memiliki kekebalan

khusus” karena memiliki “kompetensi khusus” (splanknologi, 2010).

Dalam jurnal American Veterinary Medical Association 1972,

diuraikan sejarah bagaimana para “ilmuwan kedokteran” zaman dahulu

memerlukan hewan untuk pengembangan ilmu kedokteran manusia, namun

mereka memerlukan veterinarius untuk menangani hewan-hewan tersebut

dan bukan Ferrarius.

Untuk itu ternyata diperlukan veterinarius yang berpendidikan agar

memahami apa yang diperlukan. Kemudian timbulah gelar-gelar Ph.D

(Doctor of Philosophy) yang merupakan awal dari para Veterinarius menjadi

“medical doctor” atau “Doctor of Veterinary Medicine” (Yudi, 2010).

C. Profesi Dokter Hewan

Profesi adalah pekerjaan yang dapat memenuhi kepuasan lahir batin

yang didasari oleh penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, perilaku yang

sebelum menjalankan tugasnya wajib bersumpah atas gelar yang

disandangnya,selama manjalanjan tugas wajib mematuhi kode etik yang telah

ditetapkan oleh organisasi profesinya (Anonim A, 2008). Kedokteran

5

Page 6: makalah PPDH

(medicine) adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan

cara-cara penyembuhanya.

Veteriner adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek kesejahteraan

timbal balik antara manusia, hewan, dan lingkungan yang meliputi penyakit,

budidaya, mutu dan keamanan produksi sehingga sumber daya alam lestari

(Anonim A, 2008). Profesi dokter hewan yaitu pekerjaan yang didasari atas

ilmu-ilmu kedokteran hewan yang menjalankan tugasnya wajib menikrarkan

sumpah Kedokteran Hewan dan mematuhi kode etik yang telah ditetapkan

sebagai Dokter Hewan (Anonim A, 2008).

Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua di dunia, yang

muncul sebagai pengembangan dari Profesi Kedokteran di zaman Yunani

Kuno pada 460-367 Sebelum Masehi (SM) oleh Bapak Kedokteran di dunia

bernama Hippocrates. Selain itu, profesi kedokteran di zaman dahulu kala

berakar dari Mythologi dan hal-hal gaib. Di zaman Yunani kuno, cerita

tentang dewa-dewa penyakit dan penyembuh antara lain Apollo, Chiron

(digambarkan sebagai manusia berbadan kuda= centaur) dan murid-muridnya

antara lain yang terkenal adalah Asklepios (latin: Aesculapius) seorang

manusia biasa yang berkemampuan. Profesi kedokteran hewan (veteriner) ada

yang mengambil Centaur (manusia berbadan kuda) atau Aesculapius sebagai

symbol kedokteran hewan. Selanjutnya pengembangan kedokteran hewan

dikembangkan oleh ilmuwan generasi berikutnya, bernama Aristoteles yang

terkenal dengan bukunya “Historia Animalium” (Story of Animals) yang

menguraikan lebih dari 500 spesies hewan. Metode kedokteran dan dasar-

dasar filosofi kedokteran yang dikembangkan oleh Hippokrates sangat

dipahami dan dihayati oleh Aristoteles (lahir 384 SM) yang kemudian dia

terapkan pada penanganan penyakit-penyakit hewan ( Anonim B, 2009 ).

Adapun ciri – ciri pekerjaan profesi dokter hewan adalah:

1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional.

2. Pekerjaaannya berlandaskan etik profesi.

3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari pada keuntungan.

4. Pekerjaannya legal melalui perizinan.

6

Page 7: makalah PPDH

5. Anggota – anggotanya belajar sepanjang hayat.

6. Anggota – anggotanya bergabung dalam sebuah organisasi profesi.

Berikut pemaparan tentang peran dan posisi dokter hewan di Indonesia

dan di dunia, yakni:

Posisi Dokter Hewan di Negara Maju

Di negara maju, kedudukan profesi veteriner lebih mengakomodasi

kepentingan profesi veteriner secara utuh. Segala aturan mengenai bidang

veteriner diatur dengan jelas. Profesi veteriner benar-benar ditempatkan

secara proporsional dan sudah ada sistem yang baku dalam penjenjangan bagi

setiap stakeholders medis veteriner. Perbandingan dengan kedudukan profesi

veteriner di Indonesia adalah profesi ini diletakkan pada tempat yang tidak

proporsional, seringkali kewenangan profesi veteriner diperankan oleh profesi

lain atau yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda, disertai

dengan ketidaktegasan pengaturan kewenangan profesi ini oleh pemerintah.

Perbandingan Peran dan Posisi Profesi Veteriner di Indonesia pada

Zaman Pendudukan Belanda

Dokter Hewan pada masa penjajahan Belanda hanya digunakan untuk

memenuhi kepentingan pemerintah Belanda. Dokter Hewan hanya bertugas

memelihara kesehatan ternak kuda untuk pasukan militer dan memelihara

kesehatan ternak sapi sebagai sumber tenaga dan air susu.

Pada Zaman Kemerdekaan

Pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia, prioritas ditekankan pada

peningkatan bahan pangan termasuk komoditi peternakan. Dilakukan

pembangunan Taman-Taman Ternak dalam rangka Program Rencana

Kemakmuran Indonesia (RKI), sebagai sumber pembibitan ternak di daerah.

Sasaran program diarahkan kepada pemenuhan bahan makanan yang cukup

jumlah maupun kualitas gizi. Jadi, fungsi seorang Dokter Hewan pada awal

kemerdekaan Indonesia hanya untuk memajukan peternakan di Indonesia

guna memenuhi kecukupan kualitas dan kuantitas gizi masyarakat Indonesia

saat itu.

7

Page 8: makalah PPDH

Pada Zaman Orde Baru

Pada masa Orde Baru, lahir Undang-Undang No.6 tahun 1967 tentang

Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan yang lebih menitikberatkan

pembangunan di sektor produksi peternakan, sehingga pelaksanaan di

lapangan tidak dapat dibedakan peran dan fungsi Dokter Hewan dengan

sarjana peternakan.

Pada Zaman Reformasi

Pada era reformasi, ternyata tidak ada perubahan kebijakan terhadap

profesi Dokter Hewan karena dianggap bukan merupakan salah satu profesi

yang penting dan dibutuhkan. Profesi Dokter Hewan baru terangkat dan

disadari sebagai suatu profesi yang dibutuhkan yaitu setelah terjadinya wabah

Flu Burung (zoonosis) baik pada manusia maupun pada hewan. Akan tetapi,

di saat masyarakat mulai menyadari tentang pentingnya profesi seorang

Dokter Hewan, sudah terlanjur terjadi tumpang tindih peraturan yang

mengatur kewenangan dan fungsi Dokter Hewan di Indonesia. Hal ini

menyebabkan ketidakmampuan Dokter Hewan dalam menangani kasus

zoonosis dan masalah kesehatan hewan lainnya terkait dengan terbatasnya

kewenangan dan pengaturan fungsi Dokter Hewan yang tidak tegas.

D. Fungsi profesi dokter hewan

Menurut OIE dan dalam perjanjian global GATT (General Agreement on

Tariff and Trade) fungsi veteriner di setiap negara bertanggung jawab untuk :

1. Melindungi kehidupan atau kesehatan hewan di dalam wilayah setiap

negara anggota dan resiko yang ditimbulkan dari masuk atau

berkembangnya atau menyebarnya hama, penyakit, organisme pembawa

penyakit atau organisme penyebar penyakit.

2. Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko yang

ditimbulkan oleh bahan tambahan (additives), kontaminan, toksin atau

organisme penyebab penyakit dalam makanan, minuman dan pakan (food

borne diseases).

8

Page 9: makalah PPDH

3. Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko timbulnya

penyakit yang terbawa oleh hewan, atau produknya atau dari masuknya,

berkembangnya, menyebarnya penyakit sampar (Pest)

4. Mencegah atau membatasi kerusakan lingkungan atau lainnya dari

masuknya, berkembangnya atau menyebarnya hama penyakit (Pest).

Adapun tugas-tugas Teknis Dokter Hewan, yaitu:

1. Pendiagnosaan, pencegahan, pengendalian, pemberantasan dan

pengobatan penyakit menular pada hewan dan penyakit zoonosis;

2. Pemeliharaan dan pembudidaya hewan serta peningkatan produksi dan

reproduksi ternak;

3. Pelestarian dan pemanfaatan satwa untuk kesejahteraan manusia,

kelestarian lingkungan dan plasma nutfah;

4. Penjaminan mutu dan pengamanan bahan pangan asal hewan serta bahan-

bahan asal hewan;

5. Peningkatan mutu gizi protein hewani, kesehatan masyarakat dan

kesehatan lingkungan;

6. Pengawasan dan pengendalian mutu, pemakaian dan pengedaran obat

hewan dan bahan-bahan biologis;

7. Penclitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran

hewan;

8. Pendidikan kepada client (client education).

E. Jasa dan Pelayanan Dokter Hewan

1. Jasa dokter hewan

Pengguna jasa dokter hewan adalah pemilik hewan dimana

kepemilikan hewan oleh manusia didasarkan pada beberapa hal:

a. Karena memiliki nilai ekonomi/ profit (hewan pangan/hewan

produksi)

b. Karena nilai psikologis dan empati bagi pemilik perorangan (hewan

hobby/ hewan kesayangan/companion animal)

9

Page 10: makalah PPDH

c. Karena mempunyai fungsi pendukung khusus bagi negara

(pengamanan dan penertiban) misalnya anjing pelacak dan kuda

penertib dikeramaian (hewan pekerja milik negara).

d. Karena memiliki status khusus berdasarkan kesepakatan

internasional sehingga merupakan satwa dilindungi (hewan/satwa

konservasi)

e. Karena diperlukan untuk kemajuan penelitian ilmu kedokteran

/pengetahuan lainnya (hewan laboratorium ).

2. Pelayanan Dokter Hewan

Pelayanan dokter hewan dapat kelompokkan berdasarkan:

a. Keahlian spesies :

1) Menangani hewan pangan/farm animal

2) Menangani hewan hobby/kesayangan/kepentingan khusus

3) Menangani hewan liar/satwa liar termasuk untuk konservasi.

4) Menangani hewan aquatik/air untuk pangan dan konservasi

5) Menangani hewan laboratorium untuk ilmu kedokteran manusia

dan ilmu pengetahuan lainnya.

b. Kompetensi Layanan Medis Veteriner Terhadap Hewan

Kompetensi layanan medis veteriner terhadap hewan terdiri atas 2

kategori:

1) Layanan medik untuk hewan secara kelompok (herd health), hal ini

umumnya di peternakan-peternakan dan dinas-dinas pemerintah.

2) 2.Layanan medik untuk hewan secara individual (individual

health), hal ini umumnya pada praktisi hewan kecil, di kebun

binatang dan hewan hobi.

c. Berdasarkan Keahlian Keilmuan

Dalam bidang praktisi klinis terbagi atas praktisi hewan ternak

dan praktisi spesies individu antara lain: Ahli Bedah, Ahli Mata, Ahli

Reproduksi, Ahli Penyakit Dalam, Ahli Dermatologi, Ahli Pathologi

Klinik, Ahli Nutrisi Klinik, Ahli Akupunktur Veteriner. Dalam bidang

konsultan (non praktisi klinis) antara lain : Ahli Epidemiologi, Ahli

10

Page 11: makalah PPDH

Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ahli Kesehatan Daging, Ahli

Kesehatan Susu, Ahli Mikrobiologi, Ahli Virologi.

Lapangan pekerjaan dokter hewan menurut OIE ada 33 bidang kerja

dokter hewan di 110 negara :

1. Food technology

2. Food inspection

3. Food hygiene

4. Consumer protection

5. Laboratories

6. Legislation

7. Artificial breeding

8. Zoos

9. Laboratory animals

10. Animal Welfare

11. Zoonoses

12. Veterinary medicine

13. Clinical health care

14. Disease control

15. Exotic diseases

16. Epidemiology

17. Quarantine

18. Livestock and animal products

19. Aquaculture

20. Wildlife

21. Environmental protection

22. Nutrition

23. Parasitology

24. Teaching

25. Research and development

26. Livestock marketing

27. Publications

11

Page 12: makalah PPDH

28. Economics

29. Import animal production

30. Livestock industry organizations

31. Administration

32. International Cooperation

33. Professional organizations

F. Etika Dokter Hewan

Etika adalah segala nilai yang baik dan yang buruk atau yang benar dan

yang salah yang disepakati oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki

kepentingan atau profesi yang sama. Pada Etika Veteriner (Veterinary Ethics)

adalah membahas mengenai isu moral dalam hubungan ilmu kedokteran

dengan hewan.

Dalam hal ini ada dua aspek etika yang dibahas yaitu:

1. Etika mengenai bagaimana dokter hewan / profesi veteriner dan tenaga-

tenaga pendukungnya (paramedis, perawat hewan, dll) memperlakukan

hewan atau dalam praktek kedokteran.

2. Etika mengenai hewan-hewan yang berada di tangan manusia perlu dijaga

hak dan mendapatkan perlindungan dengan kajian/argumentasi ilmiahnya

maupun animal behaviour mengapa spesies hewan tersebut perlu

diperlakukan tertentu serta manfaatnya.

Selain itu terdapat 4 Jenis Etika Veteriner, yaitu:

1. Etika Veteriner Deskriptif, adalah yang secara umum perilaku sebagai

profesi dan individu yang langsung terlihat baik buruknya oleh

masyarakat.

2. Etika Veteriner Profesi (profesional), adalah kesepakatan organisasi

profesinya.

3. Etika Veteriner Administratif, adalah yang diatur pemerintah, berkekuatan

hokum dan dapat diberi sanksi.

4. Etika Veteriner Normatif , adalah norma-norma etika yang benar dan tepat

yang dalam berperilaku sebagai profesi veteriner termasuk terhadap hewan

atau disepakati sebagai norma-norma Kesejahteraan Hewan.

12

Page 13: makalah PPDH

G. Pengaturan Tanggung Jawab Melalui Kode Etik

Kode Etik Dokter Hewan akan mengatur Etika dalam hal :

1. Bagaimana berkomitmen terhadap profesi melalui citra diri yang

bermartabat dan kompeten.

2. Bagaimana berkomitmen dalam menangani dan memperlakukan hewan

(menegakkan kesejahteraan hewan / animal welfare).

3. Bagaimana membina hubungan keprofesian veteriner dengan sesama

dokter hewan / sejawatnya.

Kode Etik Dokter Hewan Indonesia yang disahkan tahun 1994

walaupun belum sempurna (perlu revisi) namun telah mengatur tiga hal

tersebut di atas. Selain itu, ada 4 bidang khas keilmuan profesi Medik yang

harus dijunjung tinggi dan tidak secara sembarangan dialihkan tanggung

jawab kewenangan dan penerapannya yaitu :

1. Bidang ilmu-ilmu Klinik.

2. Bidang Farmakologi Veteriner/Obat-obatan.

3. Bidang Pathologi.

4. Bidang Reproduksi.

Dalam pelaksanaan praktek,maka merupakan kombinasi dari 4 bidang

ini. Sedangkan bidang lainnya merupakan ilmu-ilmu dasar dan ilmu

penunjang yang berkembang melalui penelitian dan pengembangan teknologi.

Setiap Dokter Hewan perlu menyadari bahwa sebagai profesi yang

berkeahlian khusus dan berkewenangan medis, bilamana di dalam negaranya

belum diatur dengan kekuatan Undang-Undang, namun tetap harus tunduk

kepada rambu-rambu Internasional profesi yang sama. Oleh karenanya setiap

organisasi profesi sebagaimana PDHI wajib menerbitkan pedoman ini yang

juga kemudian juga wajib dipatuhi oleh anggotanya.

Keberadaan Badan/Majelis yang memiliki mekanisme dalam

penyelesaian adanya masalah hukum dan etik:

1. Praktek klinik dan konsultan klinik.

a. Dokter hewan di klinik berkewajiban untuk memberikan layanan yang

up to date (terkini), pengobatan yang terampil terhadap pasien dan

13

Page 14: makalah PPDH

layanan yang efisien. Diperlukan adanya standard untuk tempat,

peralatan, fasilitas dan SDM.

b. Tampilan dokter hewan yang memberikan konsultasi harus memberikan

kesan yang profesional yang terlihat dari kemampuan yang harus di

standard, meliputi kemampuan bicara, kemampuan menjelaskan,

perilaku dalam pelayanan dan kepakaran yang memberi nilai positif

kepada reputasi profesi.

c. Pemilik hewan mempunyai hak untuk meminta konsultasi dokter hewan

yang dia pilih akan tetapi dokter hewan tidak berkewajiban untuk

menerima klien pada keadaan yang dapat menjelaskan dasar penolakan.

2. Dokter hewan dalam layanan publik (PNS).

a. Dokter hewan PNS mempunyai kewajiban – kewajiban kepada negara

dengan pedoman – pedoman kerja sesuai aturan pemerintah dan adanya

aturan hukum yang memayungi pekerjaannya.

b. Para dokter hewan ini dapat mempunyai kewenangan – kewenangan dan

tanggung jawab yang harus dipahami dan dihargai oleh umumnya para

dokter hewan.

c. Hubungan antara dokter hewan PNS layanan publik dan dokter hewan

lain selaku sesama profesi haruslah berdasarkan kesejawatan profesi

yang harmonis. Dalam hal ini harus saling menginformasikan demi

kepentingan keselamatan dan kesehatan masyarakat.

d. Dalam melakukan layanan publik Drh PNS harus memiliki kompetensi

yang terakreditasi, tersertifikasi dan tunduk kepada rambu–rambu

profesi veteriner.

3. Dokter hewan yang bekerja dalam industri atau bidang komersil.

a. Dokter hewan yang dipekerjakan atau menjadi karyawan diharuskan

setia kepada perusahaan / atasannya. Namun demikian mereka juga

mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankan standard etik dan

kewajiban–kewajiban profesi untuk melawan setiap upaya yang

meremehkan standard profesi yang ada demi kepentingan perusahaan /

komersial.

14

Page 15: makalah PPDH

b. Dokter hewan bisa terpojok menjadi kambing hitam dalam

permasalahan, oleh karenanya dokter hewan berkewajiban

menginformasikan dan menyarankan informasi teknis yang terbaik

kepada atasannya.

4. Dokter hewan di dunia pendidikan.

Dokter hewan pendidik mempunyai kewajiban khusus untuk

memastikan baik dengan mengarahkan maupun mencontohkan standard–

standard tertinggi yang etikal dalam memper-kenalkan dan

mempertahankannya diseluruh aspek kegiatan profesi.

5. Dokter hewan dalam penelitian.

Diseluruh bidang riset yang melibatkan hewan, setiap dokter hewan

yang terlibat harus berinisiatif untuk memastikan standard etik dan teknis

yang tertinggi. Dokter hewan yang melakukan bedah percobaan atau

menyiapkan hewan coba harus memastikan memiliki keterampilan bedah

dan kompetensi yang memadai serta memenuhi persyaratan hewan coba

yang distandarkan.

H. Tantangan Global Profesi Dokter Hewan

Permasalahan penyakit hewan yang dapat menular kemanusia

(zoonosis) seperti Flu Burung, Rabies, Anthrax, Tuberculosis, dan masih

banyak lagi yang lainnya sekiranya harus menjadi prioritas bersama untuk

segera dilakukan pencegahan dan penanggulangan. Untuk mewujudkan

semua itu banyak tantangan yang harus dihadapi dokter hewan. Hal ini

berkaitan dengan globalisasi dan liberalisasi perdagangan, kemajuan

teknologi yang semakin pesat, batas negara yang semakin transparan, serta

tuntutan konsumen kliennya.

Kompleksitas permasalahan bidang kesehatan hewan yang melibatkan

berbagai kepentingan masyarakat domestik maupun internasional sebagai

akibat langsung dari perdagangan yang bersifat global maupun liberal yang

juga merupakan tantangan tersendiri bagi profesi dokter hewan. Oleh sebab

itu, peran Dokter Hewan di era globalisasi ini tidak hanya dituntut untuk

menangani masalah kesehatan hewan semata. Tetapi, bertanggung jawab juga

15

Page 16: makalah PPDH

untuk menjaga kesehatan masyarakat melalui berbagai pembangunan di

bidang ketahanan pangan, jaminan keamanan pangan, dan sebagai penyangga

daya saing bangsa.

16

Page 17: makalah PPDH

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan materi, dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut.

1. Profesi dokter hewan yaitu pekerjaan yang didasari atas ilmu-ilmu

kedokteran hewan yang menjalankan tugasnya sebagai praktisi kesehatan

hewan.

2. Di dalam kehidupan masyarakat, profesi dokter hewan memegang

peranan penting dalam mengembangkan potensi dunia peternakan.

Mengingat bidang peternakan memberikan nilai lebih pada

perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, dokter hewan sebagai

praktisi merupakan salah satu profesi yang menjanjikan di dunia kerja.

3. Dokter hewan dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab melalui

kode etik kedokteran hewan.

B. Saran

Sesuai dengan hasil pembahasan materi, maka perlu diberikan

saran-saran sebagai berikut.

1. Kita sebagai generasi dokter hewan, sudah sepatutnya mengetahui apa

dan bagaimana profesi dokter hewan itu.

2. Sebaiknya di perpustakaan menyediakan buku dan literatur tentang

penghayatan profesi dokter hewan.

17

Page 18: makalah PPDH

DAFTAR PUSTAKA

http://duniaveteriner.com/tag/peran-dan-fungsi-dokter-hewan-diindonesia-dan-

dunia

http://duniaveteriner.com/tag/fungsi-profesi-dokter-hewan

http://drhyudi.blogspot.com/search?q=prinsip-

prinsip+etika+profesi+dokter+hewan

http://koranPDHI.com/tantangan+dokter+hewan.

http://mediakompas.com/perandokterhewan.

http://suarapembaca.detik.com/read/2008/07/09/075850/969106/471/globalisasi-

penyakit-dan-dokter-hewan

http://visionpress.files.wordpress.com/2010/05/vet.

18