PAPER Lalat Buah Kel. 12

download PAPER Lalat Buah Kel. 12

of 9

description

paper HPT

Transcript of PAPER Lalat Buah Kel. 12

HAMA DAN PENYAKIT PENTING TANAMAN Lalat Buah (Drosophila melanogaster)

Oleh :

Nama anggota: Santri Novalina Simbolon(135040201111386)Alyanesia Fadhiya Briginn (13504020111074 )Nur Ainy (135040201111146) Kelas : N

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIMALANG2014Lalat Buah (Drosophila melanogaster)Lalatbuahtermasuk ordoditerafamilyTephritidae yaituterdiridarisekitar4000 sp,terbagi dalam 500 genera (genus). Famili ini merupakan familiterbesar dalam ordo dipteraldan merupakan salah satu famili yang sangat penting karena sangat merugikan (Soeroto,et al,1995)Jenis Lalat Buah bermacam macam terutama populasi terbanyak di Indonesia adalah dari genus Bactrocera dan salah satu jenis yang sangat penting dan ganas adalahBactrocera dorsalis Hendel complex.B. dorsalis Hendel complexmerupakan lalat buah yang bersifat polifag, mempunyai sekitar 26 jenis inang seperti belimbing, jambu biji, tomat, cabai merah, melon, apel, nangkakuning,mangga, dan jambu air.Selain merusak buah-buahan seperti jatuhnya buah muda yang terserang, serangan hama ini juga menyebabkan buah menjadi busuk dan dihinggapi belatung lalat buah juga merupakan vektor bakteriEscherichia coli, penyebab penyakit pada manusia sehingga dapat dijadikan alasan untuk menghambat perdagangan.Kehilangan hasil akibat serangan lalat buah di Indonesia cukup besar. Hal ini disebabkan karena hama yang merusak adalah larva yang menyerang langsung pada buah tanaman. Pada tanaman cabai kehilangan hasil dapat mencapai 80%. Luas serangan lalat buah diperkirakan 4.700 ha dengan kerugian Rp. 21,99 miliar pada tahun 2002. Dalam menanggulangi hama ini, petani telah melakukan pengendalian secara alami, diantaranya dengan pembungkusan buah, pengurungan tanaman dengan jaring plastik, pengasapan di sekitar pohon dan lainnya. Usaha ini memungkinkan untuk luasan lahan yang relatif sempit, tetapi tidak efisien untuk lahan yang luasnya puluhan hektar. Pengendalian lain yang telah dilakukan adalah pemandulan jantan, kimiawi dan memakai perangkap dengan menggunakan atraktan/penarik.Penggunaan pestisida kimia sering menjadi tumpuan dalam pengendalian lalat buah, namun dirasa kurang bijaksana karena menimbulkan dampak negatif antara lain terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu dicari cara pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan diantaranya dengan menggunakan pestisida nabati.

1. Penyebab dari serangan Lalat buahSerangan hama dan penyakit pada tanaman budidaya merupakan salah satu faktor penting yang dapat mengurangi hasil pertanian. Menurut Asman (2004), Lalat buah mempunyai inang lebih dari 26 jenis tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan seperti: tomat, cabe merah, melon, jambu biji, belimbing, nangka, mangga dan rambutan. Kerugian akibat lalat buah tersebut dapat menurunkan hasil panen 50-75%.Lalat buah genus Bactrocera(Diptera: Tephritidae) merupakan spesies lalat buah dari daerah tropis. Lalat buah ini sebelumnya diidentifikasi sebagai genusDacus,kemudian diketahui merupakan kekeliruan identifikasi dari genusBactrocera. GenusDacus merupakan spesies asli dari Afrika, dan biasanya berasosiasi dengan bunga dan buah dari jenis tanaman cucurbits (Cucurbitaceae) dan kulit buah tanaman kacang-kacangan.Jenis lalat buah yang menyerang buah di Indonesia adalah dari genusBactrocera. Berbagai spesies yang termasuk dalamB. dorsalis Hendelkompleks diketahui bertanggung jawab atas kehilangan hasil dari yang ringan sampai 100%.B papayae Drew,B. carambolae, B. cucurbitae Coquillett.danB. umbrosus Fabriciusmerupakan spesies yang banyak ditemukan pada berbagai sentra produksi buah di Indonesia.Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan salah satu hama yang sangat ganas pada tanaman hortikultura diantaranya mangga, belimbing, jambu, nangka, semangka, melon, pare, cabai, dll. Akibat serangan hama ini menyebabkan rendahnya produksi dan mutu buah. Hal ini dapat menurunkan daya saing komoditas hortikultura Indonesia di pasar dalam dan luar negeri. Menurut Anonim (2008), Lalat buah merupakan salah satu serangga hama yang menyerang tanaman buah-buahan di lapangan. Spesies lalat buah dari famili Tephritidae yang menjadi hama tanaman mencapai 4.500 spesies, dan terdapat 20 spesies dari genus Bactrocera merupakan hama penting pada buah-buahan dan sayuran di Asia. Bactrocera spp yang memiliki inang cukup banyak seperti: jeruk, mangga, pepaya, nangka, alpokat, pisang, tomat, apel, nenas, pear, aprikot, terong, jambu dan melon.Selain itu, ada juga lalat buahDacus dorsalisdanDacus umbrosusyang menyebabkan buah nangka menjadi busuk, kutu putih sering tampak pada daun muda dari bibit nangka. Dan terdapat penyakit yang membahayaka yaitu Erwinia carotouora. Bakteri ini menyerang titik tumbuh tanaman, kemudian menjalar menyerang batang sehingga menimbulkan busuk lunak berwarna kehitaman.

2. Gejala yang ditimbulkan dari serangan lalat buahPada buah yang terserang biasanya terdapat lubang kecil dibagian tengah kulitnya. Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir masak. Gejala awal ditandai dengan noda/titik bekas tusuka ovipositor (alat peletak telur) lalat betina saat meletakkan telur ke dalam buah. Selanjutnya karena aktivitas hama di dalam buah, noda tersebut berkembang menjadi luas. Larva akan memakan daging buah yang menyebabkan buah busuk sebelum masak. Apabila daging buah dibelah maka akan terdapat belatung-belatung kecil. Kerugian yang disebabkan oleh hama ini mencapai 30-60%. Kerusakan oleh larvanya akan menyebabkan gugurnya buah sebelum mencapain kematangan yang dinginkan.

3. Deskripsi Morfologi + GambarSecara umum, morfologi lalat buah tidak berbeda dengan lalat umumnya. Walaupun demikian,sebagai suatu familitersendirilalat buah juga mempunyai cirikhas yang tidakdijumpai pada jenis lalat lain. Menurut sistem taksonomi atau pengelompokan jenis makhluk hidup lalat Drosophila melanogaster dapat dikelompokkan sebagai berikut:Kingdom: AnimaliaPhyllum: ArthropodaKelas: InsectaOrdo: DipteraFamili: DrosophilidaeGenus: DrosophilaSpesies:Drosophila melanogaster

Adapun ciri-ciri lalat buahantara lain :Lalat buahmempunyai tubuh yang berbuku-buku, baikruas tubuhutama maupunalat tambahan, misalnya kaki dan antena. Sebagai anggota kelas serangga, lalat buah mempunyaibagian tubuh, yaitu:a. Kepala(Cepal)Kepala lalat buah terbentuk bulat agak lonjong, danmerupakan tempat melekat antenadengan tiga ruas. Warna padaruas antena ini merupakan salah satu ciri khas spesies lalat buahtertentu. Selain itu, spesies lalat buah dapat dibedakan berdasarkan cirilain yang berupa bercakhitam bagian depan wajah, atau warna tertentu pada daerah kepala.b. Ronggadada(Toraks)Bagian punggung (dorsal) rongga dada lalat buah mempunyai ciri khas tertentu. Ciritersebut dapat berupa garis di tengah, atau garis pinggir (lateral) berwarna kuning di masing-masing sisi latero-dorsal skutum. Dariarah dorsal tampak warna dasarskutelum. Skutelum lalatbuahbiasanyaberwarnakuning, walaupunpadaberbagaispesies terdapattambahanwarna lain,misalnya warna hitam dengan pola bercaktertentu. Sayap lalat buah biasanya mempunyai bercak-bercakpadabagiantepiposterior.Bercaktersebutmenutupivenakostasertasubkostadan vena-vena laindi sekitarnya. Kakilalat buah jugamempunyaiwarna khas yang merupakanciri suatu spesies tertentu. Sementara itu, sel anal (salah satu vena sayap) pada kebanyakan lalatbuah mempunyai perpanjangan ke arah posterior.c. Ronggaperut(Abdomen)Dari arah dorsal, abdomen lalat buah mempunyai gambaran khas atau pola-pola tertentu,misalnya huruf T yang jelas, atau hanya berupa bercak-bercakhitamyangtidakjelas.Pada kebanyakan lalat buah, abdomen berwarna coklat tua.Sebagai anggota ordo diptera, lalat buah hanya mempunyai dua sayap. Sayap yangberkembangadalahsayapbagiandepan.Sayapbelakangmengecildanberubahmenjadialatkeseimbangan yang disebut halter. Halter ini terbentuk kepala korek api. Pada permukaannyaterdapat bulu-bulu halus yang berfungsi sebagai indera penerima rangsang dari lingkungan,terutama kekuatan aliran udara.Lalat buah mengalami perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis sempurna (holometabola).Pada tipe metamorfosis ini, lalat buah akan melalui tahap telur, larva, pupa, dan lalat dewasadalam satu siklus kehidupannya.Alat mulut lalat buah dewasa bertipe penjilat-penyerap. Apabila dilihat sepintas, bentuknyamenyerupai alat penyedot debu, berupa suatu saluran yang bagian ujungnya melebar. Sementara,alat mulutlarva lalat buah berupa mandibula yang berbentuk kait berlubang (Boror, 2001) Bactrocera sp.Keterangan:Sayap: terdapat pita hitam tipis pada costanamun kiri dan kanan apeks tidak simetris (a,b), Kepala: spothitamberbentuk ovalpada muka(c), Toraks:pita kuningdi sisi lateral subparalel(d), Abdomen: abdomen berwarnacoklat oranye dengan garis melintang pada tergum III dangaris mediallongitudinalpada tergum IV yang terputus (e), Tungkai: semua femurberwarnakuning pudar dengan apicaltibia coklat kemerahan (f), spesies secara utuh (g).

4. BioekologiDalam siklus hidupnya, lalat buah mempunyai 4 stadium hidup yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa. Lalat buah betina bertelur sekitar 15 butir. Telur berwarna putih yang transparan berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat buah hidup dan berkembang di dalam daging buah selama 6-9 hari. Larva mengorek daging buah sambil mengeluarkan enzim perusak atau pencerna yang berfungsi melunakkan daging buah sehingga mudah dihisap dan dicerna. Enzim tersebut mempercepat pembusukan.Jika aktivitas pembusukan sudah mencapai tahap lanjut buah akan jatuh ke tanah, bersamaan dengan masaknya buahm larva lalat buah siap memasuki tahap pupa, larva masuk ke dalam tanah dan menjadi pupa. Pupa berwarna kecoklatan berbentuk oval dengan panjang 5mm. Lalat dewasa berwarna merah kecoklatan, dada berwarna gelap dengan 2 garis kuning membujur dan pada bagian perut terdapat garis melintang. Perut lalat betina ujungnya lebih runcing dibandingkan dengan lalat jantan. Siklus hidup dari telur menjadi dewasa berlangsung selama 16 hari. Fase kritis tanaman yaitu pada saat tanaman mulai berubah terutama saat buah menjelang masak. Lalat buah yang mempunyai ukuran tubuh relatif kecil dan siklus hidup yang pendek. Suhu optimal untuk perkembangan lalat buah 26C dan kelembaban sekitar 70%. Kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan pupa. Kelembaban yang sesuai dengan stadium pupa adalah 0-9%. Cahaya pun mempunyai pengaruh langsung terhadap perkembangan lalat buah. Lalat buah betina akan meletakkan telur lebih cepar dalam kondisi terang, sebaliknya pupa lalat buah betina akan menetas apabila terkena sinar. Lalat buah paling banyak menyerang pada pamelo (Citrus grandis)dan sedikit menyerang jeruk manis (C. Sinensis) maupun keprok (C. Reticulata).

5. Pengendalian Lalat Buah Fase kritis tanaman dan saat pemantauan populasi adalah saat buah menjelang masak. Lalat buah dapat dikendalikan dengan berbagai cara mulai dari mekanis, kultur teknis, biologi, dan kimia serta musuh alami berupa parasitoid dari genus Biosteres dan Opius serta beberapa predator seperti semut, sayap jala (Chrysopidae va.) kepik Pentatomide (ordo Himeptera) dan beberapa kumbang tanah (ordo Coleoptera). Peran musuh alami belum banyak dimanfaatkan mengingat populasinya yang rendah serta petani yang mengendalikan hama menggunakan insektisida. Cara mekanis adalah dengan pengumpulan dan pemungutan sisa buah yang tidak dipanen terutama buah sortiran untuk menghindarkan hama tersebut dengan inang potensial. Pengendalian mekanis juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan buah yang busuk atau sudah terserang kemudian dibenamkan ke dalam tanah atau dibakar. Dan juga dengan membungkus buah mulai umur 1,5 bulan untuk mencegah peletakkam telur (oviposisi). Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan dengan pengolahan tanah (membalik tanah) di bawah pohon/tajuk tanaman dengan tujuan agar pupa terangkat ke permukaan tanah sehingga terkena sinar matahari dan akhirnya mati. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan menggunakan senyawa perangkap yang dikombinasi dengan insektisida. Caranya dengan meneteskan senyawa perangkap/atraktan pada segumpal kapas sampai basah namun tidak menetes, di tambah dengan insektisida dan dipasang pada perangkap yang sederhana, modifikasi dari model perangkap Stiener. Alat perangkap terbuat dari botol bekas air minum mineral yang lehernya berbentuk kerucut atau toples plastik. Perangkap dipasang dekat pertanaman atau pada cabang atau ranting tanaman. Pemasangan dilakukan sejak buah berumur 1,5 buah sampai panen. Pemberian cairan atraktan diulang setiap 2 minggu sampai 1 bulan.Pengendalian lalat buah secara biologi bisa dilakukan dengan cara menghasilkan lalatbuah jantanyang mandul.Teknik inimemang masihdalam penelitianoleh para ilmuwan,tetapidianggap kurang praktis karena untuk membuat lalat jantan mandul diperlukan alat dan teknologikhusus. Untuk menghasilkan serangga jantan mandul biasanya diperlukan sejumlah jenis lalat buah jantan yang disinari dengan sinar gamma (biasanya cobalt 60 atau phospor 132). Secara teori, cara ini memang cukup ampuh karena populasi lalat di alam secara perlahan-lahan dapat ditekan. Dengan melepaskan lalat jantan yang sudah dibuat mandul, telur yang dihasilkan dari perkawinan dengan lalat betina menjadi steril atau tidak bisa menghasilkan keturunan.Menurut beberapa penelitian, gerakan lalat jantan yang telah di mandulkan menjadi lebih lamban dibandingkan dengan lalat jantan yang ada di alamm sehingga sering kalah bersaing dalam memperebutkan lalat betina. Sekali lalat betina dikawini oleh lalat janan, sprema yang diperoleh akan di simpan di dalam spermateka atau kantung sperma, selanjutnya lalat betina tidak memerlukan sprema lagi. Karena itu, jika lalat jantan mandul yang dilepas berhasil mengawini lalat betina terlebih dahulu, hasil yang diharapkan tercapai. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, lalat jantan mandul lebih banyak kalah bersaing dengan lalat jantan fertil untuk menjadi pejantan pertama yang dapat mengawini lalat betina.

Referensi

Laboratorium Data, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah SubtropikaKhalsoven. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. PT Ichtiar Baru.JakartaBorror,DonaldJ.dkk.1996.PengenalanPelajaranSerangga. SoetiyonoPartosoejono.Yokyakarta. Gajah Mada University Press.Nugroho,S.P.1997.http://salman-protecto.blogspot.com/2011/04/hama_07.html