Paper Kulit - NEWREVISI

18
1 BAB I PENDAHULUAN Pitiriasis rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan dan paha atas yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh dalam waktu 3-8 minggu. 1 Pitiriasis rosea merupakan kelainan yang bisa sembuh sendiri, terutama menyerang anak-anak dan dewasa muda. 1,2,3 Pitiriasis rosea bukan merupakan infeksi oportunistik HIV dan AIDS tetapi bila terdapat pada pasien yang sama akan memperberat bentuk klinisnya, sering terjadi pada pasien HIV stadium 2 dan 3 tetapi jarang pada stadium 4. 3 Lesi berupa macula, papula eritematus berbentuk oval tertutup skuama tipis, sumbu panjang sejajar pelipatan kulit. 3,4 Pitiriasis rosea didapati pada semua umur, terutama antara 15-40 tahun, pada waniita dan pria sama banyaknya. 1 Pitiriasis berarti skuama halus. Penyakit dimulai dengan lesi pertama (herald patch), umumnya di badan,

description

pitiriasis rosea

Transcript of Paper Kulit - NEWREVISI

Page 1: Paper Kulit - NEWREVISI

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pitiriasis rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya,

dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian

disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan dan paha atas yang tersusun

sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh dalam waktu 3-8 minggu.1

Pitiriasis rosea merupakan kelainan yang bisa sembuh sendiri, terutama menyerang

anak-anak dan dewasa muda.1,2,3

Pitiriasis rosea bukan merupakan infeksi oportunistik HIV dan AIDS tetapi

bila terdapat pada pasien yang sama akan memperberat bentuk klinisnya, sering

terjadi pada pasien HIV stadium 2 dan 3 tetapi jarang pada stadium 4.3 Lesi berupa

macula, papula eritematus berbentuk oval tertutup skuama tipis, sumbu panjang

sejajar pelipatan kulit.3,4

Pitiriasis rosea didapati pada semua umur, terutama antara 15-40 tahun, pada

waniita dan pria sama banyaknya.1

Pitiriasis berarti skuama halus. Penyakit dimulai dengan lesi pertama (herald

patch), umumnya di badan, solitary, berbentuk oval dan anular, diameternya kira-kira

3 cm. Ruam terdiri atas eritema dan skuama halus di pinggir. Lamanya beberapa hari

hingga beberapa minggu. Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama,

member gambaran yang khas, sama dengan lesi pertama hanya lebih kecil,

susunannya sejajar dengan kosta, hingga menyerupai pohon cemara terbalik. Lesi

tersebut timbul serentak atau dalam beberapa hari.1

Tempat predileksi pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas,

sehingga seperti pakaian renang wanita jaman dulu.1,3,4,5

Page 2: Paper Kulit - NEWREVISI

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Pitiriasis rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya,

dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian

disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan,lengan dan paha atas yang tersusun

sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya sembuh dalam waktu 3-8 minggu.1 Lesi

berupa makula, papula eritematosa berbentuk oval dan tertutup skuama tipis.2,3,4,5,6

Pitiriasis rosea bukan merupakan infeksi oportunistik HIV dan AIDS tetapi

bila terdapat pada pasien yang sama akan memperparah bentuk klinisnya, sering

terjadi pada pasien HIV stadium 2 dan 3 tetapi jarang pada stadium 4.2

2.2 Epidemiologi

Pitiriasiss rosea didapati pada semua umur, terutama antara 15-40 tahun, pada

wanita dan pria sama banyaknya.1,2,3

2.3Etiologi

Etiologinya belum diketahui, demikian pula cara infeksi. Ada yang

mengemukakan hipotesis bahwa penyebabnya virus. Diperkirakan penyebabnya

adalah virus herpes tipe 7. Penyakit ini merupakan penyakit swasirna (selflimitng

disease), umumnya sembuh sendiri dalam waktu 3-8 minggu. Tidak menular dari

orang ke orang.1

2.4 Gejala Klinis

Page 3: Paper Kulit - NEWREVISI

3

Gejala konstitusi pada umumnya tidak terdapat, sebagian penderita mengeluh

gatal ringan. Pitiriasis berarti skuama halus. Penyakit mulai dengan lesi pertama

(herald patch), umumnya dibadan, solitar, berbentuk oval dan anular. Diameternya

kira-kira 3cm. Ruam terdiri atas eritema dan skuama halus dipinggir. Lamanya

beberapa hari hingga beberapa minggu.1,2,3

Lesi berikutnya timbul setelah 4-10 hari setelah lesi pertama, didapatkan

adanya lesi yang berbentuk pohon cemara terbalik. Terdapat skuama pada permukaan

setiap lesi menunjukkan adanya kecenderungan untuk mengelupas dari bagian dalam

keluar kearah tepi, menghasilkan gambaran yang disebut “ Kolaret Perifer”. Bila

tidak satupun dari gambaran diatas dapat menghasilkan suatu diagnosis, maka

diagnosis akan menjadi jelas bila bercak-bercak yang ada menghilang dalam waktu 6-

8 minggu.1,3

2.5 Predileksi

Predileksinya adalah bagian tubuh tertutup pakaian, leher, dagu, badan, lengan

atas bagian proksimal dan paha atas, sehingga seperti pakaian renang wanita jaman

dahulu. Kadang-kadang dapat dijumpai dibagian tubuh terbuka disebut pitiriasis rosea

inversa.1,2

2.6 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan juga pemeriksaan fisik. Dari

anamnesa dapat digali keluhan-keluhan seperti adanya bercak merah yang gatal

diperut, dada,paha bagian atas, dan lengan yang sampai ke wajah. Rasa gatal memang

tidak hebat seperti rasa gatal pada penyakit jamur. Ditanyakan juga apakah

sebelumnya diawali adanya lesi inisial, berupa bercak yang lebih besar, berbentuk

oval seperti koin, mirip seperti bercak-bercak kecil lainnya ditubuh. Dari anamnesa

kita juga dapat mendiagnosa dari onset penyakitnya. Biasanya eritroskuama yang

Page 4: Paper Kulit - NEWREVISI

4

banyak tersebut timbul 4-10 hari setelah adanya lesi inisial atau Herald Patch

tersebut.1

Kondisi tubuh yang sedang sakit, sedang terkena infeksi, misalnya infeksi

tenggorokkan, influenza, dll, juga dapat menjadi pendukung diagnosa. Karena

penyakit ini disebabkan infeksi virus yang menyerang saat kondisi tubuh sedang tidak

fit. Perlu diperkirakan juga dari kondisi lingkungan, apakah itu musim hujan, musim

panas, atau pada pergantian musim dari panas ke hujan yang juga merupakan faktor

predisposisi dari penyakit ini.

Dari pemeriksaan fisik, dapat terlihat eritroskuama pada tubuh pasien

mengikuti lipatan-lipatan tubuh. Letaknya searah lipatan tubuh sehingga membentuk

pola pohon cemara terbalik. Pola ini dapat terlihat jelas pada punggung atau perut.

Perhatikan pula herald patch pada tubuh pasien, herald patch ini merupakan lesi yang

harus ada untuk menegakkan diagnosa. Penyebaran eritoskuama biasanya pada perut,

dada, punggung, paha bagian atas, lengan bagian atas, sehingga seperti memakai baju

renang wanita jaman dahulu. Beberapa ada juga yang sampai ke wajah.

Pemeriksaan laboratorium dengan KOH akan memberikan hasil negative,

tidak seperti pada tinea korporis yang akan memberikan hasil positif. 3,4,6

2.7 Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari pitiriasis rosea ini adalah Dermatitis Seboroik, Tinea

Korporis, Secondary Sipilis, Drug Eruption, dan Psoriasis.7

Tinea Korporis

Penyakit ini sering disangka jamur oleh penderita, juga oleh dokter umum

sering didiagnosis sebagai tinea korporis.Gambaran klinisnya memang mirip dengan

tinea korporis karena terdapat eritema dan skuama dipinggir dan bentuknya

anular.Perbedaannya pada pitiriasisrosea gatalnya tidak begitu berat sepertipada tinea

Page 5: Paper Kulit - NEWREVISI

5

korporis, skuamanya halus sedangkan pada tinea korporis kasar. Pada tinea sediaan

KOH akan positif. Hendaknya dicari pula lesi inisial yang adakalanya masih ada. Jika

telah tidak ada dapat ditanyakan kepada penderita tentang lesi inisial.sering lesi

inisial tersebut tidak seluruhnya eritematosa lagi, tetapi bentuknya masih tampak oval

sedangkan ditengahnya terlihat hipopigmentasi.1.2

Secondary Syphilis

Lesi berbentuk makula dan papul-papul, besarnya 0,5-1cm, bulat atau oval,

berwarna pink kemerahan. Lesi inisial selalu berbentuk makula, lesi-lesi berikutnya

berupa papuloskuama, pustul, ataupun seperti jerawat. Pada palpasi, papul lembut,

padat. Lesi biasanya tidak simetris, tersebar diseluruh tubuh, tetapi paling banyak

dijumpai pada leher, kepala, telapak tangan dan telapak kaki.4,6

2.8 Komplikasi

Tidak ada komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh Pityriasis Rosea, selain

luka karena garukan kuku.1,2,3,4

2.9 Penatalaksanaan

Pengobatan bersifat simtomatik,untuk gatal dapat diberikansedative

( antihistamin), sedangkan sebagai obat topikal dapat diberikan bedak asamsalisilat

yang dibubuhi mentol 0,5-1%.1 Tetapi biasanya tidak dibutuhkan pengobatan yang

khusus, namun steroid topical yang ringan mungkin dapat membantu mengurangi

iritasi.3 Dan yang paling penting membantu pengobatan adalah konseling kepada

pasien yaitu dianjurkan istirahat, menjaga makanan, sehingga kondisi tubuh benar-

benar baik dan sehat.1

Pengobatan Khusus

A. Sistemik

Page 6: Paper Kulit - NEWREVISI

6

a. Kortikosteroid

Biasanya diberikan Triamcort yang berisi triamcinolone 4mg.

Dosis:

Dewasa: 4-8 mg/hari

Anak dengan BB< 34kg : 4-12 mg

Penggunaan obat ini sebaiknya tidak berlebihan, cukup 7 hari saja.

Penggunaan yang berlebihan dapat menghasilkan efek yang buruk bagi

pertumbuhan anak, kelemahan otot, osteoporosis, ulkus lambung, dan lain-

lain.2,3,5

b. Anti alergi

Biasanya diberikan Ryvel, yang berisi cetirizine Hcl 60 ml dengan dosis 1 kali

sehari.Menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi

migrasi sel inflamasi.Tujuan diberikan obat ini adalah untuk mengurangi rasa

gatal. Efek samping dari obat anti alergi ini antara lain kantuk, sakit kepala,

sakit lambung,tetapi efeknya hanya sementara saja. 2,3

B. Topikal

Kortikosteroid

Biasanya digunakan Elocon dan Diprosone.

Elocon berisi mometasone furote, preparat 5gr, digunakan 2 kali sehari pada

pagi dan sore hari setelah mandi.Gunanya sebagai anti inflamasi.

Diprosone berisi betamethasone dipropinate, preparat tersedia dalam 10gr,

digunakan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari setelah mandi. Setelah 7 hari,

obat-obat iniharus dihentikan karena terlalu lama memakai kortikosteroid

dapat mengakibatkan kulit kering dan hipopigmentasi pada kulit akibat dari

proses penipisan kulit. Maka penggunaannya sebaiknya hanya terfokus pada

Page 7: Paper Kulit - NEWREVISI

7

lesi saja, tidak diratakan diseluruh bagian, penggunaannya juga hanya dioles

tipis saja.

Penggunaan obat kortikosteroid topical untuk badan dan wajah sebaiknya

dibedakan, untuk wajah cukup dengan kortikosteroid ringan.1,2,3,4

2.10 Prognosis

Prognosis baik karena penyakit sembuh spontan biasanya dalam waktu 3-8

minggu.1,2,3,4,5

Page 8: Paper Kulit - NEWREVISI

8

BAB III

ISI

4.1 LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki-laki bernama Akhiruddin Pohan berumur 45 tahyn suku

Batak agama Islam datang ke Poliklinik kulit dan kelamin Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. Pirngadi Medan (RSUDPM) pada tanggal 2 Maret 2015, dengan keluhan

utama berupa bercak merah yang terasa gatal pada punggung sejak ±3 bulan yang

lalu. Awalnya bercak kemerahan timbul di badan sejak ±3 bulan yang lalu, bercak

kemerahan disertai dengan rasa gatal. Bercak merah bersisik dan semakin banyak di

daerah punggung. Lalu OS membeli obat di apotik dan mengoleskannya ke bagian

daerah yang terkena tersebut. Tetapi bercak merah tidak berkurang dan semakin

bertambah banyak dan bersisik. Oleh karena itu OS memutuskan untuk berobat ke

Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan

(RSUDPM).

Dari pemeriksaan fisik dijumpai keadaan umum pasien dan status gizi pasien

baik. Pada pemeriksaan dermatologi dijumpai makula hipopigmentasi, makula eritem,

plak eritematosus dan skuama halus pada regio vertebralis.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik maka diagnosis banding dari

penyakit ini adalah pitiriasis rosea, tinea corporis dan psoriasis vulgaris.

Penatalaksanaan dari pasien ini secara umum adalah meningkatkan daya tahan

tubuh dan menghindari garukan. Penatalaksanaan secara khusus adalah dengan

Page 9: Paper Kulit - NEWREVISI

9

penggunaan obat topical, yaitu Desoximethasone 0,25% 2 x sehari dan Tupepe Cream

(Urea 10%). Dan disertai penggunaan obat sistemik Cetirizine 1 x 10 mg. Prognosis

dari penyakit Pitiriasis rosea ini adalah Quo ad Vitam : Bonam ; Quo ad Functionam :

Bonam ; Quo ad Sanationam : Bonam.

4.2 DISKUSI

Diagnosa pitiriasis rosea pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesa

dan pemeriksaan fisik, dimana pada anamnesa dijumpai keluhan utama berupa bercak

merah yang terasa gatal pada punggu sejak ±3 bulan yang lalu. Awalnya bercak

kemerahan timbul di badan sejak ±3 bulan yang lalu, bercak kemerahan disertai

dengan rasa gatal. Bercak merah bersisik dan semakin banyak di daerah punggung.

Lalu OS membeli obat di apotik dan mengoleskannya ke bagian daerah yang terkena

tersebut. Tetapi bercak merah tidak berkurang dan semakin bertambah banyak dan

bersisik. Riwayat penyakit keluarga disangkal. Riwayat penggunaan obat OS

mengaku lupa nama salep yang sudah digunakannya. Pada pemeriksaan dermatologi

dijumpai makula hipopigmentasi, makula eritem, plak eritematosus dan skuama halus

pada regio vertebralis.

Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa diagnose pitiriasis

rosea ditegakkan dengan mengenal gambaran klinis yang jelas yaitu adanya lesi yang

berbentuk pohon cemara terbalik. Terdapat skuama pada permukaan setiap lesi

menunjukkan adanya kecenderungan untuk mengelupas dari bagian dalam keluar

kearah tepi.

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik maka diagnosis banding pada

penyakit ini adalah Tinea corporis dan psoriasis vulgaris. Hal ini sesuai dengan

kepustakaan yang menyatakan bahwa diagnosis banding pada penyakit ini adalah

dermatitis seboroik, tinea Korporis, secondary sipilis, drug eruption, dan psoriasis.

Penatalaksanaan dari pasien ini secara umum adalah meningkatkan daya tahan

tubuh dan menghindari garukan. Penatalaksanaan secara khusus adalah dengan

Page 10: Paper Kulit - NEWREVISI

10

penggunaan obat topical, yaitu Desoximethasone 0,25% 2 x sehari dan Tupepe Cream

(Urea 10%). Dan disertai penggunaan obat sistemik Cetirizine 1 x 10 mg.

Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan penatalaksanaan

pitiriasis rosea adalah dengan terapi yang simtomatik, untuk gatal dapat diberikan

sedative ( antihistamin), sedangkan sebagai obat topikal dapat diberikan bedak asam

salisilat yang dibubuhi mentol 0,5-1%. Dan penggunaan steroid topical yang ringan

mungkin dapat membantu mengurangi iritasi.

Prognosis pada pasiean ini adalah baonam sesuai dengan kepustakaan yang

menyatakan bahwa prognosis baik karena penyakit sembuh spontan biasanya dalam

waktu 3-8 minggu.

Page 11: Paper Kulit - NEWREVISI

11

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN

Pitiriasis rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya,

dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian

disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan,lengan dan paha atas yang tersusun

sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya sembuh dalam waktu 3-8 minggu.1 Lesi

berupa makula, papula eritematosa berbentuk oval dan tertutup skuama tipis.

Pitiriasiss rosea didapati pada semua umur, terutama antara 15-40 tahun, pada wanita

dan pria sama banyaknya. Predileksinya adalah bagian tubuh tertutup pakaian, leher,

dagu, badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas, sehingga seperti pakaian

renang wanita jaman dahulu. Kadang-kadang dapat dijumpai dibagian tubuh terbuka

disebut pitiriasis rosea inversa. Pengobatan bersifat simtomatik,untuk gatal dapat

diberikansedative ( antihistamin), sedangkan sebagai obat topikal dapat diberikan

bedak asamsalisilat yang dibubuhi mentol 0,5-1%.1 Tetapi biasanya tidak dibutuhkan

pengobatan yang khusus, namun steroid topical yang ringan mungkin dapat

membantu mengurangi iritasi.3 Dan yang paling penting membantu pengobatan

adalah konseling kepada pasien yaitu dianjurkan istirahat, menjaga makanan,

sehingga kondisi tubuh benar-benar baik dan sehat. Prognosis pada pasien pitiriasis

rosea adalah baik karena penyakit sembuh spontan biasanya dalam waktu 3-8

minggu.

Page 12: Paper Kulit - NEWREVISI

12

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2010.

2. Murtiastutik, D. Atlas HIV & AIDS dengan Kelainan Kulit. Cetakan pertama-

2009. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, 2009.

3. Siregar, R.S. Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke-2. Jakarta: EGC, 2004.

4. Brown-Robin G, Bourke, J, Cunliffe, T. Dermatologi Dasar. Edisi bahasa

Indonesia. Jakarta : EGC, 2010.

5. Brown-Robin G, Burns, T. Dermatologi. Edisi ke-8. Jakarta: Erlangga,2005.

6. Wolff, K, Johnson, R.A. Color Atlas And Synopsis of Clinical Dermatology.

Edisi ke-6. United States of Amierica : Mc Graw Hill Medical.2009

7. James, D.J, Berger TG, Elston D.M. Andrews’ Disease Of The Skin Clinical

Dermatology. Edisi ke-10. USA : Sauders Elsevier. 2006