Paper Konoskop
-
Upload
angga-putra-pratama -
Category
Documents
-
view
265 -
download
1
description
Transcript of Paper Konoskop
PAPER ACARA KONOSKOP
1. Bagaimana fenomena gambar interferensi dapat terbentuk?
Gambar interferensi terbentuk dari
sifat-sifat cahaya ketika cahaya yang
melewati suatu mineral, lalu
dipusatkan. Hal ini disebabkan kerena
sifat cahaya yaitu sebuah gelombang
yang memancar dan ditangkap oleh
mata manusia.
Cahaya dipancarkan dari bawah
mikroskop, cahaya yang dipancarkan
merupakan polikromatik. Selanjutnya
cahaya melalui lensa kondensor,
dimana cahaya akan terpolarisasi
sampi pada batas preparasi dengan
sudut datang yang berbeda-beda.
Setelah cahaya melalui kondensor,
maka berkas cahaya akan mengerucut
(konvergen) sehingga berkas cahaya
terfokus tepat di bidang preparasi.
Setelah melewati preparasi, cahaya
melewati lensa Amici-Betrand, lensa ini berguna untuk memperbesar gambar interfensi
yang terbentuk pada bidang focus balik dari lensa objektif sehingga gambar interferensi
dapat diamati di lensa okuler.
Pada gambar interferensi akan terbentuk beberapa kenampakan, yaitu :
a) Gelang warna / isochrome
Kenampakan isokrom terjadi karena harga beda retardasi yang berbeda-beda pada
medan pandang. Jumlah gelang warna menunjukkan birefringence dari preparasi
mineral.
b) Isogire
Menunjukkan daerah-daerah dimana arah getaran cahaya terletak tepat tegak lurus
dengan arah getaran analisator, sehingga menghasilkan salib hitam.
Nesse, 2004
c) Melatope
Pertemuan antara kedua isogire, menunjukkan sumbu optic dari mineral yang
diamati
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan optical indicatrix! Bagaimana optical indicatrix dari
mineral uniaxial dan biaxial?
Optical indicatrix adalah gambaran geometri yang menunjukkan indeks dari
pembiasan dan arah getaran cahaya ketika melewati sebuah mineral.
Optical indicatrix pada mineral:
a) Uniaxial
Terdiri dari sumbu a1, a2, c. dimana
nε (extraordinary ray) // c , nѠ (ordinary ray) // a
Sehingga pada kondisi:
Kondisi (a) :
Dimana sumbu X = Y < Z
Sumbu Z berimpitan dengan sumbu optic c, sumbu c menjadi sinar lambat
Sehingga nε > nѠ adalah +Ve
Kondisi (b) :
Dimana sumbu X < Y = Z
Sumbu X berimpitan dengan sumbu optic c, sumbu c menjadi sinar cepat
Sehingga nε < nѠ adalah -Ve
b) Biaxial
Terdiri dari sumbu a < b < c (semua sumbu memiliki panjang yang beda)
Sehingga na // X, nb // Y, ng // Z
Nesse, 2004
Kondisi (c) :
Sumbu Z sejajar dengan Bxa = 2V
Sehingga +Ve
Kondisi (d) :
Sumbu X sejajar dengan Bxa = 2V
Sehingga -Ve
3. Apa yang dimaksud dengan addisi dan substraksi dalam pengamatan konoskop? Apa
sebabnya terjadi hal demikian?
a) Addisi
Terjadinya penambahan gelang warna dan naiknya orde warna dikarenakan nilai
birefringencenya bertambah. Hal ini disebabkan karena extraordinary ray nya menjadi
lebih cepat ketika disisipkan keping gips, sehingga extraordinary ray menjadi lebih
cepat daripada ordinary ray. (-Ve)
b) Substraksi
Terjadinya pengurangan gelang warna dan turunnya orde warna dikarenakan nilai
birefringencenya bekurang. Hal ini disebabkan karena extraordinary ray nya menjadi
lebih lambat ketika disisipkan keping gips, sehingga extraordinary ray menjadi lebih
lambat daripada ordinary ray. (+Ve)
UP
UP
4. Apa yang dimaksud dengan sudut optik (2V)? Jelaskan metode dalam menentukan 2V!
a) Gambar OA
Membandingkan bentuk isogire dengan ilustrasi di bawah ini (Philips, 1971)
b) Gambar Bxa
Jika kedua isogire kelihatan dalam medan pandang, cara penentuannya
adalahbandingkan kenampakan isogire pada mikroskop dengan ilustrasi dibawah ini:
Nesse, 2004
UP
UP
DAFTAR PUSTAKA
Judith, Bean, Soetomo, H., Soekardi, 1981, Diktat Kuliah Mineral Optik, Pusat
Penerbitan Fakultas Teknic, UGM, Yogyakarta.
http://wwwf.imperial.ac.uk/earthscienceandaengineering/rocklibrary/viewglossrecord.php?
gID=00000000024, diakses pada tanggal 22 Oktober 2015 pukul 20.19 WIB