Paper Imunologi Pemeriksaan Malaria Analis Kesehatan Poltekkes Dps Kelompok 2 Genap

18
PEMERIKSAAN MALARIA Metode Rapid Test Immunocromatography KELOMPOK 2 (GENAP) : Anggota kelompok: 1. Ni Made Citra Dewi (P07134012 016) 2. Luh Gede Ruwidianingsih (P07134012 018) 3. Komang Riska Damara Pranita (P07134012 020) 4. Pande Kadek Widiana Putra (P07134012 022) 5. Carin Indhita Carolina (P07134012 024)

description

PEMERIKSAAN MALARIA Metode Rapid Test Immunocromatography KELOMPOK 2 (GENAP) :Anggota kelompok:1. Ni Made Citra Dewi (P07134012 016)2. Luh Gede Ruwidianingsih (P07134012 018)3. Komang Riska Damara Pranita (P07134012 020)4. Pande Kadek Widiana Putra (P07134012 022)5. Carin Indhita Carolina (P07134012 024)6. Ni Wayan Niki Citra Yani (P07134012 026)POLITEKNIK KESEHATAN DENPASARJURUSAN ANALIS KESEHATAN2014BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGMalaria merupakan penyakit dengan penyebaran sangat luas di dunia dan menjadi endemis terutama di daerah tropis dan subtropis. Malaria masih merupakan masalah kesehatan dengan risiko terkena 2,3 miliar penduduk di lebih 100 negara atau 41% dari penduduk dunia. Kasus malaria setiap tahunnya berjumlah 300-500 juta dan mengakibatkan 1,5 – 2,7 juta kematian, terutama terjadi pada anak-anak dan ibu hamil. Malaria dapat menurunkan status kesehatan dan produktivitas kerja penduduk, serta dapat menjadi hambatan dalam pembangunan sosial dan ekonomi (Lisa Adhia Garina,2009).Wilayah indonesia yang tergolong tropis, malaria merupakan penyakit yang cukup banyak penderitanya. penyakit menular ini disebabkan oleh protozoa yang bernama plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis tertentu. Jenis nyamuk yang sering menularkannya adalah nyamuk anopheles. Bila penyebabnya plasmodium vivax penyakitnya disebut malaria tertiana, malaria ini ditandai dengan munculnya deman hingga tiga hari sekali. Plasmodium. Malariae menyebabkan malaria kuartana yang ditandai dengan demam muncul tiap empat hari. Sedangkan plasmodium. falciparum mengakibabtkan malaria falsiparum. Jenis malaria terakhir ini paling serius, bahkan bisa berakhir dengan kematian,disamping itu gejala yang ditimbulkan dapat menurunkan produktivitas penderitanya. Penyakit ini ditandai dengan gejala-gejala dingin/menggigil, demam, berkeringat, sakit kepala dan badan terasa tidak enak. Demam atau peningkatan suhu tubuh dapat mencapai 40ºC. Jenis keadaan yang berat dikenal dengan nama malaria tropika, yaitu malaria falciparum dengan komplikasi ( Umar Zein,2009 ).Untuk menanggulangi dan mencegah infeksi parasit malaria diperlukan sarana diagnostik yang memadai dan memiliki nilai akurasi yang tinggi dalam mendeteksi adanya infeksi plasmodium. Diagnosa malaria didasarkan pada manifestasi klinis, uji imunoserologis dan ditemukannya parasit ( plasmodium ) di dalam darah penderita. Gejala klinis malaria sering kali tidak khas dan menyerupai infeksi penyakit lain, sehingga menyulitkan para klinisi dalam mendiagnosis malaria dengan mengandalkan pengamatan gejala klinis saja. Untuk itu diperlukan pemeriksaan laboratoris untuk menunjang diagnosis malaria sedini mungkin (Hardjanto,2000 ).Diagnosis cepat dan akurat adalah kunci penanganan yang efektif untuk mengatasi malaria yaitu dengan mendeteksi P.falciparum dalam darah sehingga dapat ditangani segera. Hal ini

Transcript of Paper Imunologi Pemeriksaan Malaria Analis Kesehatan Poltekkes Dps Kelompok 2 Genap

PEMERIKSAAN MALARIA Metode Rapid Test Immunocromatography

KELOMPOK 2 (GENAP) :Anggota kelompok:1. Ni Made Citra Dewi(P07134012 016)2. Luh Gede Ruwidianingsih(P07134012 018)3. Komang Riska Damara Pranita(P07134012 020)4. Pande Kadek Widiana Putra(P07134012 022)5. Carin Indhita Carolina(P07134012 024)6. Ni Wayan Niki Citra Yani (P07134012 026)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASARJURUSAN ANALIS KESEHATAN2014BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGMalaria merupakan penyakit dengan penyebaran sangat luas di dunia dan menjadi endemis terutama di daerah tropis dan subtropis. Malaria masih merupakan masalah kesehatan dengan risiko terkena 2,3 miliar penduduk di lebih 100 negara atau 41% dari penduduk dunia. Kasus malaria setiap tahunnya berjumlah 300-500 juta dan mengakibatkan 1,5 2,7 juta kematian, terutama terjadi pada anak-anak dan ibu hamil. Malaria dapat menurunkan status kesehatan dan produktivitas kerja penduduk, serta dapat menjadi hambatan dalam pembangunan sosial dan ekonomi (Lisa Adhia Garina,2009).Wilayah indonesia yang tergolong tropis, malaria merupakan penyakit yang cukup banyak penderitanya. penyakit menular ini disebabkan oleh protozoa yang bernama plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis tertentu. Jenis nyamuk yang sering menularkannya adalah nyamuk anopheles. Bila penyebabnya plasmodium vivax penyakitnya disebut malaria tertiana, malaria ini ditandai dengan munculnya deman hingga tiga hari sekali. Plasmodium. Malariae menyebabkan malaria kuartana yang ditandai dengan demam muncul tiap empat hari. Sedangkan plasmodium. falciparum mengakibabtkan malaria falsiparum. Jenis malaria terakhir ini paling serius, bahkan bisa berakhir dengan kematian,disamping itu gejala yang ditimbulkan dapat menurunkan produktivitas penderitanya. Penyakit ini ditandai dengan gejala-gejala dingin/menggigil, demam, berkeringat, sakit kepala dan badan terasa tidak enak. Demam atau peningkatan suhu tubuh dapat mencapai 40C. Jenis keadaan yang berat dikenal dengan nama malaria tropika, yaitu malaria falciparum dengan komplikasi ( Umar Zein,2009 ).Untuk menanggulangi dan mencegah infeksi parasit malaria diperlukan sarana diagnostik yang memadai dan memiliki nilai akurasi yang tinggi dalam mendeteksi adanya infeksi plasmodium. Diagnosa malaria didasarkan pada manifestasi klinis, uji imunoserologis dan ditemukannya parasit ( plasmodium ) di dalam darah penderita. Gejala klinis malaria sering kali tidak khas dan menyerupai infeksi penyakit lain, sehingga menyulitkan para klinisi dalam mendiagnosis malaria dengan mengandalkan pengamatan gejala klinis saja. Untuk itu diperlukan pemeriksaan laboratoris untuk menunjang diagnosis malaria sedini mungkin (Hardjanto,2000 ).Diagnosis cepat dan akurat adalah kunci penanganan yang efektif untuk mengatasi malaria yaitu dengan mendeteksi P.falciparum dalam darah sehingga dapat ditangani segera. Hal ini merupakan tantangan laboratorium di seluruh negara agar diagnosis malaria dapat ditegakkan sesegera mungkin. Sebagai baku emas, pewarnaan Giemsa pada apusan darah dan pemeriksaan di bawah mikroskop sering digunakan karena biayanya yang relatif murah. Tetapi pemeriksaan ini memiliki beberapa keterbatasan seperti membutuhkan tenaga laboratorium yang trampil dan hasil diperoleh dalam waktu yang lebih lama (time consuming), serta tidak jarang mendapatkan hasil positif dan negatif palsu. WHO juga sudah mengakui akan kebutuhan alat diagnostik nonmikroskopis untuk mengatasi kelemahan ini. Beberapa metoda untuk diagnosis malaria falciparum telah berkembang dalam mendeteksi proses penyakit ini. Telah ditemukan metoda Imunologik yang sangat baik dan sederhana untuk diagnosis malaria yaitu Immunochromatographic Test (ICT) dan sudah dikenal beberapa tahun (Ginting.J, 2008).

1.2 TUJUAN1. Untuk mendeteksi infeksi malaria pada sampel darah manusia secara kualitatif.2. Untuk membedakan diferensial diagnosis antara HRPII yang spesifik terhadap plasmodium falciparum dan PLDH yang spesifik terhadap spesies plasmodium (Pan) pada sampel darah manusia.

1.3 METODEMetode yang digunakan pada praktikum ini yaitu Rapid Test Immunocromatography

1.4 PRINSIPKaset uji SD BIOLINE Malaria Ag Pf / Pan berisi strip membran , yang dilapisi dengan antibody monoklonal tikus yang khusus untuk HRP - II dari P. falciparum pada garis uji wilayah P.f (plasmodium falciparum) dan dengan antibodi monoklonal tikus yang khusus untuk dehidrogenase laktat dari spesies Plasmodium ( P . falciparum , P.vivak , p.ovale , dan P.malaria ) pada wilayah garis uji masing-masing . Campuran antibody monoklonal tikus yang khusus untuk HRP - II dari P.f dan antibodi monoklonal tikus yang khusus untuk pLDH dari gabungan koloid emas-Pan yang bereaksi dengan antigen malaria pada sampel . Mereka bergerak sepanjang membran secara kromatografi ke daerah uji ( Pf dan Pan ) dan dari garis terlihat sebagai antibodi - antigen - antibodi partikel emas yang kompleks dengan tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Semua garis uji dan garis kontrol pada hasil uji tidak akan terlihat sebelum ditambahkan dengan sampel . Garis kontrol digunakan untuk kontrol prosedural dan harus selalu muncul jika prosedur tes dilakukan dengan benar .

BAB II DASAR TEORI

2.1 PENGERTIANMalaria adalah penyakit demam menular yang disebabkan oleh protozoa ganas plasmodium yang merupakan parasit pada sel darah merah. Malaria ditularkan oleh nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal. (Prabowo, 2004).1. DemamDemam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi) pada malaria tertiana (P. Vivax dan P. Ovale). Pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke 3, sedangkan malaria kuartania (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap seangan ditandai dengan bebeapa serangan demam periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit 1 jam), puncak demam (2 6 jam), dan tingkat berkeringat (2 4 jam). Demam akan mereda secara bertahan karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respon imun.2. SplenomegaliMerupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongeori menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.3. AnemiaDerajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling kerap adalah anemia karena P. Falciparum. Anemia disebabkan oleh :a) Penghancuran eritrosit yang berlebihanb) Eritrosit normal tidak dapat hidup lamac) Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritrosit dalam sum-sum tulang belakang.d) Ikterus. Disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.Ada beberapa factor yang turut mempengaruhi seseorang terinfeksi malaria adalah : ras atau suku bangsa, kurangan enzim, kekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu menghancurkan Plasmodium yang masuk atau mampu menghalangi perkembangannya Epidemiologi. 2.2 PENYEBAB (ETIMOLOGI)Disebabakan oleh gigitan nyamuk anopheles yang mengandung plasmodium yang terdapat dalam kelenjar ludah nyamuk anopheles. Protozoa genus plasmodium merupakan penyebab dari malaria yang terdiri dari empat spesies, yaitu :1) Plasmodium falcifarum penyebab malaria tropika2) Plasmodium ovale penyebab malaria ovale3) Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana4) Plasmodium malariae penyebab malaria QuartanaMalaria juga melibatkan proses perantara yaitu manusia maupun vertebra lainnya, dan hospes definitif yaitu nyamuk anopheles. Faktor penyebab malaria :a) Nyamuk anopheles : penyakit malaria hanya dapat ditularkan oleh nyamukb) Manusia hanya rentan terhadap inveksi malaria : secara alami penduduk disuatu daerah endemis malaria ada yang meudah dan ada yang sukar terinveksi malaria, meskipun gejala klinis nya ringan c) Lingkungan sangat mempengaruhi terhadap penularan malaria, apabila lingkungan kumuh dan kotor maka malaria mudah terjangkit d) Iklim, suhu, dan curah hujan disuatu daerah berperan penting dalam penularan malaria Penyebab malaria berdasarkan pendarahan :a) Malaria kongenital (bawaan) : malaria kongenital terhadap pada bayi baru lahir karena ditularkan oleh ibunya yang menderita malaria b) Penularan mekanik (transfusi malaria ) : inveksi malaria yang ditularkan melalui transfusi darah dari donor yang terinveksi malaria dengan pemakaian jarum suntik yang sama.

2.3 DIAGNOSIS LABORATORIUM MALARIABerikut ini adalah beberapa cara penegakan diagnosis, selain melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, juga melalui pemeriksaan laboratorium seperti :a. Pemeriksaan mikroskopik konvensional malariaDiagnosis konvensional dengan pemeriksaan mikroskopik sediaan malaria, darah tebal maupun tipis, untuk melihat parasit intraseluler dengan pengecatan Giemsa masih merupakan pilihan utama dan menjadi gold standard bagi tes diagnostik malaria lain. Dasar pemeriksaan ini adalah ditemukannya parasit Plasmodia dan karena itu merupakan cara untuk menegakkan diagnosis definitif malaria. Pemeriksaan sediaan malaria ini relatif murah, tetapi memerlukan tenaga mikrokopis yang terlatih khusus dan berpengalaman, serta waktu yang cukup lama untuk pengecatan maupun interpretasi hasilnya. b. Pemeriksaan mikroskopik secara Quantitative Buffy Coat (QBC)Metode QBC merupakan pemeriksaan cepat malaria yang berdasarkan pada pengecatan DNA parasit dengan acridine orange dan dilihat dengan mikroskop fluorescence. Disebut QBC karena parasit malaria yang dideteksi berada dalam lapisan buffy coat yang terbentuk setelah sentrifugasi darah dalam tabung kapiler yang dilapisi oleh acridine orange. Kelemahan metode ini adalah tidak dapat membedakan spesies plasmodium, tidak dapat untuk menghitung densitas parasit serta memerlukan peralatan mahal seperti alat sentifuge dan mikroskop fluorescence. c. Tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)Dalam dekade terakhir ini telah dikembangkan tes diagnostik cepat malaria (selanjutnya disebut TDC). Tes ini disebut cepat karena memerlukan waktu paling lama hanya 15 menit dibanding minimal 60 menit untuk pemeriksaan mikroskopik dihitung sejak pengambilan sampel. Cara kerja tes diagnostik cepat ini berdasarkan atas pendeteksian antigen-antigen yang terdapat dalam Plasmodium. Antigen-antigen yang menjadi target dari tes diagnostik cepat yang saat ini telah tersedia adalah sebagai berikut: Histidine-rich protein II (HRP-II), suatu protein yang larut dalam air yang disintesis oleh trofozoit dan gametosit muda dari P. falciparum. Parasite lactate dehydrogenase (pLDH) yang diproduksi parasit malaria stadium aseksual maupun seksual. TDC yang tersedia saat ini dapat mendeteksi pLDH dari semua spesies Plasmodium. TDC dapat membedakan antara P. falciparum dari non-falciparum tetapi tidak dapat membedakan antara P. vivax, P. ovale dan P. malariae. Plasmodium aldolase adalah sebuah enzim pada jalur glikolitik parasit yang diekspresikan pada tahap darah Plasmodium falcifarum dan juga parasit malaria nonfalcifarum. Antibodi monoclonal terhadap aldolase plasmodium memiliki sifat pan spesifik dalam reaksinya.

Semua tes diagnostik cepat malaria yang tersedia di pasaran saat ini dapat mendeteksi Plasmodium falciparum, penyebab utama malaria berat dan kematian akibat malaria. Hal ini karena TDC dapat mendeteksi antigen HRP-II atau enzim LDH parasit (pLDH) yang terdapat pada P. falciparum. Pada pasien dengan malaria falciparum berat, dapat terjadi sekuestrasi parasit sehingga parasit tidak selalu ditemukan di darah perifer, dan karena itu diagnosis infeksi P. falciparum dapat terlewatkan oleh pemeriksaan mikroskopik akibat tidak adanya parasit dalam sediaan darah tepi (Gasem, 2004).

2.3 TEKNIK IMMUNOCHROMATOGRAPHIC TEST (ICT)ICT merupakan salah satu Rapid Diagnostic Test (RDT). Uji ini berdasarkan deteksi antigen yang dikeluarkan parasit malaria. ICT umumnya digunakan dalam bentuk uji strip yang mengandung antibodi monoklonal yang langsung pada antigen parasit plasmodium. Prinsip ICT adalah mendeteksi antigen yang dikeluarkan oleh plasmodium dan selanjutnya akan terjadi reaksi kompleks antigen-antibodi pada bahan nitroselulosa asetat dimana kompleks tersebut diberi Monoklonal antibody (Mab) yang berlabel zat warna (colloidal gold) sebagai penanda, sehingga muncul suatu tanda berupa garis yang menyatakan hasil positif untuk P. falcifarus, infeksi campuran atau negatif. Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitop saja, dalam hal ini antigen malaria, yang merupakan zat yang diproduksi oleh sel gabungan tipe tunggal yang memiliki kekhususan tambahan. Ini adalah komponen penting dari sistem kekebalan tubuh. Antibodi monoklonal dapat mengenali dan mengikat ke antigen yang spesifik (Hamdani, 2013).Pemeriksaan dilakukan dengan darah dengan antikoagulan EDTA yang diambil 10 sampai 15 ul menggunakan mikropipet dan diletakkan dalam lubang perangkat peralatan (kit). Apabila menggunakan sampel darah, perlu penambahan larutan pengencer. Apabila menggunakan serum atau plasma tidak perlu penambahan larutan pengencer. Hasil akan terlihat sekitar 10-15 menit kemudian dalam bentuk garis berwarna merah muda. Garis yang paling atas merupakan garis control, garis bawahnya adalah garis uji untuk semua plasmodium, dan garis terbawah adalah garis uji untuk plasmodium falcifarum. Kit imunokromatografi laboratorium biasanya menggunakan anti HRP-2 untuk mengetahui antigen HRP-2 yang terdapat di P. falcifarus dan anti-pLDH untuk mengetahui antigen pLDH yang dikeluarkan oleh keempat jenis plasmodium (vivax, ovale, malariae, falcifarum), dengan zat kromogen klorida emas yang memberikan warna merah muda.

Jika antigen target ada di dalam darah, kompleks antigen-antibodi terbentuk dan bergerak ke atas sepanjang test strip untuk ditangkap oleh antibodi monoklonal yang telah terkandung, yang spesifik untuk antigen plasmodium dan untuk antibodi anti colloidal gold (sebagai kontrol). Larutan pengencer kemudian ditambahkan untuk menyingkirkan hemoglobin dan memungkinkan visualisasi dari garis berwarna apapun yang terbentuk oleh kompleks antigen-antibodi. Perubahan warna pada garis kontrol diperlukan untuk memvalidasi tes dan tanpa kemunculannya, dengan atau tanpa perubahan warna pada garis tes, menyebabkan tes menjadi tidak valid. Dengan perubahan warna hanya pada garis kontrol dan tanpa perubahan warna pada garis lainnya, tes diinterpretasikan sebagai negatif. Dengan tes HRP-2, perubahan warna pada kedua garis diinterpretasikan sebagai tes positif untuk malaria P.falciparum. Dengan tes HRP-2 dan tse pLDH, perubahan warna pada garis kontrol pada semua ketiga garis mengindikasikan adanya infeksi P.falciparum, baik sebagai monoinfeksi atau sebagai infeksi bercampur dengan spesies nonfalciparum (Ima, 2006).

2.4 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN a. Faktor alat1. Perhatikan tanggal kadaluarsa cassette tes2. Perhatikan penyimpanan cassette. Penyimpanan sebaiknya dalam lemari es tetapi tidak dalam freezer pendingin.3. Pada pembacaan hasil, dilihat terlebih dahulu garis merah pada control. Apabila sudah muncul garis merah pada kontrol setelah inkubasi hasil dapat ditentukan. b. Faktor teknis pengerjaan1. Diperhatikan sampel yang digunakan. Apabila menggunakan serum/plasma tidak perlu penambahan buffer/pengencer. Apabila sampel darah/whole blood perlu penambahan buffer/pengencer.2. Diperhatikan teknik pengambilan sampel yang benar.3. Waktu inkubasi harus sesuai untuk memperoleh hasil uji yang akurat dan tepat.

BAB IIIPROSEDUR KERJA

3.1 ALAT1. Stopwatch 2. Mikropipet 50 ul

3.2 BAHAN 1. Sampel darah pasien (darah kapiler/whole blood)2. SD bioline Malaria antigen p.f/ pan tes kit Lanset steril Alcohol swab Disposibel cup Diluent Assay3. Yellow tip

3.3 CARA KERJA1. Alat dan bahan disiapkan serta dikondisikan pada suhu ruang terlebih dahulu2. Satu tetes ( 50 ul) sampel darah diteteskan pada lubang sampel. Apabila menggunakan darah kapiler Ujung jari pasien dibersihkan dengan alcohol swab Ditusuk ujung jari menggunakan lanset steril Darah yang pertama yang keluar dibersihkan dengan tissue kering Darah yang keluar selanjutnya ditampung pada disposable cup kemudian diteteskan pada lubang sampelApabila menggunakan whole blood Whole blood diambil sebanyak 50 ul dengan menggunakan mikropipet kemudian diteteskan pada lubang sampel 3. Diluent assay ditambahkan sebanyak 4 tetes kedalam sumur diluent 4. Hasil tes diinterpretasikan dalam selang waktu 15-30 menit stelah penambahan bahan diluent assay 5. Hasil yang dibaca lebih dari 30 menit dianggap invalid dan harus diulang.

3.4 INTERPRETASI HASIL1. Satu berkas garis : NegatifKehadiran satu berkas warna ( " C " garis kontrol) dalam jendela hasil menunjukkan hasil negatif .2. Dua berkas garis :" C " dan " P.f " : P. falciparum positifKehadiran dua berkas warna ( " Pf " garis uji dan " C " garis Control) dalam jendela hasil tidak peduli berkas yang mana muncul pertama kali , menunjukkan hasil positif Pf ." C " dan " Pan " : Pv atau Pm atau Po positifKehadiran dua berkas warna ( " Pf " garis uji dan " C " garis Control) dalam jendela hasil tidak peduli berkas yang mana muncul pertama kali , menunjukkan hasil positif Pan ( Pv atau Pm atau Po ) .3. Tiga berkas garis : " C " , " P.f " dan " Pan "Kehadiran tiga berkas warna ( " Pf " , " Pan " , garis uji dan " C " garis Control) dalam jendela hasil , tidak peduli garis yang mana muncul pertama kali , menunjukkan hasil positif atau infeksi campuran dari Pf dan Pv atau Pm atau Po.4. hasil tidak valid :Jika berkas garis control ( " C " garis Control) tidak muncul dalam jendela hasil , hasilnya dianggap tidak sah . Petunjuk mungkin belum diikuti secara benar atau tes mungkin tidak layak digunakan. Disarankan bahwa spesimen diuji - ulang . Catatan : pDHL adalah Pan spesifik untuk Dehidrogenase Laktat dari spesies Plasmodium (P.f, P.v, P.o, dan P.m)

DAFTAR PUSTAKA

Gasem, Muhammad Hussein. 2004. Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Malaria. Simposium AIDS, Tuberculosis, dan Malaria: Universitas Diponegoro.Hamdani. 2013. Antibodi Monoklonal. Online. http://catatankimia.com. diakses pada 17 April 2014.Ima Arum L, dkk. 2006. Uji Diagnostik Plasmodium Malaria Menggunakan Metode Imunokromatografi Diperbandingkan dengan Pemeriksaan Mikroskopis. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, No. 3, July 2006: 118-122.Karpenito, Lynda. 2009. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.Muttakin, Arif,S.kep. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: EGC.Prabowo, A. 2004. Malaria, Mencegah dan Mengatasinya. Jakarta: Puspa Swara.