Paper Bahan Galian Sirtu

download Paper Bahan Galian Sirtu

of 4

description

rybsrybartbar dfvasf a dsvsaf DF gfgszg HZFG ZR sdd zd

Transcript of Paper Bahan Galian Sirtu

PASIR BATU KALI PROGO

Oleh:Kelompok 5 Sirtu Kali ProgoJurusan Teknik Geologi, STTNAS Yogyakarta

SARISirtuadalah singkatan daripasir batu.Sirtu terjadi karena akumulasi pasir dan batuan yang terendapkan di daerah-daerah relatif rendah atau lembah. Sirtu biasanya merupakan bahan yang belum terpadukan dan biasanya tersebar di daerah aliran sungai. Sirtu juga bisa diambil dari satuan konglomerat atau breksi yang tersebar di daerah daratan (daerah yang tinggi). Sirtu berasal dari dua bagian yang yang berukuran besar merupakan material dari batuan beku, metamorf dan sedimen. Sedangkan berukuran halus terdiri pasir dan lempung. Seluruh material tersebut tererosi dari batuan induknya bercampur menjadi satu dengan material halus. Kuatnya proses ubahan atau pelapukan batuan dan jauhnya transportasi sehingga material batuan berbentuk elip atau bulat dengan ukuran mulai kerikil sampai bongkah. Material sirtu yang terdapat di lokasi penambangan sirtu kali progo pada umunya digunakan sebagai bahan bangunan terutama untuk campuran beton, sedang penggalian sering dilakukan dengan secara tradisional tanpa memperhatikan dampak lingkungan. Sirtu yang lepas sangat baik untuk bahan pengeras jalan biasa maupun jalan tol, dan airport. Selain itu dapat pula dipergunakan dalam campuran beton, aspal/hotmix, plester, bahan bangunan dan tanah urug.Keyword: Sirtu, Kali Progo, Erosi, Transportasi

PENDAHULUAN

Daerah penelitian terletak di Kali Progo, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara astronomis berada pada posisi, UTM -7.973, 110.2206. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui metode penambangan sirtu (pasir batu), nilai ekonomi dari penambangan dan penjualan dari hasil produk hasil penambangan.

Gambar 1.Peta Lokasi Penelitian (Google Maps)Berdasarkan PP No. 27 tahun 1980, bahan galian yang tidak termasuk golongan a atau b (golongan C) adalah: nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halite); asbes, talk, mika, grafit, magnesit; yarosit, leusit, tawas (alum), oker; batu permata, batu setengah permata; pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit; batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth); marmer, batu tulis; batu kapur, dolomit, kalsit; granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan. Arti penggolongan bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital berarti karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional. Dasar penggolongan bahan-bahan galian Penggunaan bahan galian bagi industri; Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak; Penyebaran pembangunan di Daerah. Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan komposisi model( bentuk,ukuran,dimensi)kedudukan,dan faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian.

PEMBAHASAN

Lokasi penanmbangan pasir sirtu ini awalnya dibuka oleh masyarakat sekitar pada tahun 1989. Selama beroperasi, lokasi penambangan ini sempat vakum selama tujuh tahun, mulai dari tahun 2005 2012. Tercatat, telah terjadi beberapa kali peristiwa longsor dari kurun tahun 2002 2003. Sebelum membuka lokasi tambang pasir sirtu, masyarakat sekitar berprofesi sebagai petani.

Gambar 2. Suasana lokasi Penelitian Berdasarkan data yang didapatkan pada saat observasi, pertambangan ini dikategorikan sebagai usaha berskala kecil, tanpa struktur organisasi formal layaknya perusahaan pertambangan pada umumnya. Usaha pertambangan ini telah memiliki izin administrasi dari kelurahan, polsek. pelaporan izin administrasi dilakukan satu sampai dua kali dalam setahun. Tercatat pula pertambangan Adapun Proses penambangan dilakukan secara manual, dengan peralatan seperti cangkul, mesin sedot/jet pump serta peralatan sederhanan lainya. Salah satu pelaku usaha pertambangan ini adalah Pak Bejo.

Gambar 3. Pompa set, salah satu peralatan penambangan

Gambar 4. Peralatan penambangan lainnya

Setelah di observasi, pasir sirtu ini oleh penambang dijual kepada pemborong selaku konsumen, lalu material pasir sirtu ini akan diangkut oleh pemborong dengan truk truk untuk kemudian didistribusikan ke tempat tempat yang membutuhkan. Para

Gambar 5. Truk pemborong

penambang menjual produknya dengan harga Rp 300.00 400.000/ truk. Omset yang didapatkan oleh penanmbang dalam sehari adalah Rp 100.000 200.000. para penambang bekerja tujuh hari dalam seminggu, mulai dari jam 07:00 17:00 WIB.

PENUTUP

Kesimpulan yang didapati adalah bahwa dengan adanya pertambangan dilokasi kali Progo, Bibis, Puncosari, Kec. Srandakan, Kab. Bantul, DIY, memberikan dampak dua dampak seklaigus, baik dampak positif dan negative. Dampak positif yang ada berupa, meningkatkan pendapatan warga sekitar yang rata berekonomi rendah. Dampak negative yang sewaktu waktu hadir adalah longsor. Selain itu, belum adanya K3 di usaha pertambangan ini akan menyulitkan para penambang sendiri, jika sewaktu waktu terjadi musibah yang tidak diinginkan. Saran bagi usaha penambangan ini adalah agar lebih memperhatikan keselamatan jiwa dengan mengadakan jaminan keselamatan dan musibah kerja.

AcuanAnonim. 1980. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Penggolongan Bahan-Bahan Galian. http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_27_80.htm. Diakses 20 desember 2015.Anonim. 2012. Sirtu Pasir Batu. http://doddysetiagraha.blogspot.co.id/2012/09/sirtu-pasir-batu_23.html. Diakses pada tanggal 20 desember 2015.Anonim. 2015. Maps. https://www.google.co.id/maps/@-7.9738046,110.2206727,824m/data=!3m1!1e3. Diakses 20 desember 2015.