Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan tersebut didapat. Berdasarkan sumbernya bahan galian tersebut dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu : bahan galian berdasarkan dengan batuan sedimen, bahan galian berdasarkan dengan batuan gunung api, bahan galian berdasarkan ubahan hidrotermal dan bahan galian berdasarkan batuan malihan. Bahan galian ini dapat diperoleh secara langsung dari alam. Proses pengambilan bahan galian ini pun dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat seadanya atau dengan menggunakan alat yang lengkap. Bahan galian ini digunakan dalam industri, sebagai bahan baku dalam suatu proses industri kimia 1.2 Rumusan masalah 1

Transcript of Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Page 1: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan tersebut

didapat. Berdasarkan sumbernya bahan galian tersebut dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa jenis yaitu : bahan galian berdasarkan dengan batuan sedimen,

bahan galian berdasarkan dengan batuan gunung api, bahan galian berdasarkan

ubahan hidrotermal dan bahan galian berdasarkan batuan malihan.

Bahan galian ini dapat diperoleh secara langsung dari alam. Proses

pengambilan bahan galian ini pun dapat dilakukan secara manual dengan

menggunakan alat seadanya atau dengan menggunakan alat yang lengkap.

Bahan galian ini digunakan dalam industri, sebagai bahan baku dalam suatu

proses industri kimia

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada paper ini adalah sebagai berikut:

1. Apa itu bahan galian ?

2. Jelaskan klasifikasi atau golongan dari bahan galian?

3. Apa saja bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan merapi?

4. Apa manfaat dari bahan galian industri yang berasal dari gunung merapi dan

bagaimana proses pengolahan bahan galian tersebut?

1

Page 2: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

1.3 Tujuan dan manfaat

1. Mengetahui golongan atau klasifikasi dari bahan galian industri.

2. Dapat mengaplikasikannya dalam suatu proses industry.

2

Page 3: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Golongan Bahan Galian

Bahan galian industri merupakan semua mineral dan batuan kecuali

mineral logam dan energi, yang digali dan diproses untuk penggunaan akhir

industri dan konstruksi termasuk juga minerallogam yang bukan untuk dilebur

seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya.

Potensi bahan galian strategis (Golongan A) adalah Minyak Bumi, Gas

Bumi, Batu Bara dan Nikel. Bahan galian yang vital (Golongan B) adalah :

Emas, Intan, Timah Hitam, Seng, Antimonit, Kristal Kwarsa, Pasir Besi,

Belerang, Pirit, Mika, Rutinium dan Zirkon. Bahan galian yang termasuk

(Golongan C) adalah : Pasir Kwarsa, Kaolin, Gips, Pospat, Batu Kapur, Tanah

Liat, Andesit, Kalsit dan Bantuan Beke Vulkanik. Bahan galian Golongan A

adalah jenis Batu Bara, sedangkan bahan galian Golongan C terdiri dari pasir,

Batu Kapur, Batu Padas, Tanah.

2.2 Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan

tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam

Sukandarumidi, 1999] adalah sebagai berikut :

a. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen,

kelompok ini dapat dibagi menjadi :

3

Page 4: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

1. Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping :

Batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat, rijang, dan

gipsum.

2. Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya

: bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium,

mangan, felspar.

b. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian,

perlit, pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon,

andesit dan basalt, pasir gunung api, dan breksi pumice.

c. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam &

ultra basa : granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar,

bauksit, mika, dan asbes.

d. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu &

endapan letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum,

kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu.

e. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal :

barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.

f. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit,

marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.

2.3 Penjelasan Bahan Galian Industri berdasarkan kaitan batuan gunung

merapi.

A) OBSIDIAN

Merupakan jenis batuan beku luar, hasil pembekuan magma yang kaya

silica. Pembekuan terjadi demikian cepat sehingga mineral pembentuknya

tidak sempat mengkristal dengan baik dan kedudukan kristalnya tidak

beraturan. Obsidian kebanyakan berwarna putih keabu-abuan hingga hitam,

kadang-kadang ada garis merah kecoklatan dan hitam. Dijumpai pula obsidian

yang berwarna kehijauan, ungu ataupun warna perak. Jenis ini dikenal dengan

4

Page 5: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

obsidian pelangi. Obsidian dengan silika sebagai komposisi utama

mempunyai kekerasan lebih dari 6 menurut Mohs, berat jenis 3-3,5,

mempunyai sifatpecahan konkodial. Menurut reaksi Bowen, mineral silika

akan melebur pada temperature 7000 – 8000 C.

Teknik Penambangan

Dilakukan dengan sistem kuari dengan peralatan sederhana. Karena

obsidian merupakan tubuh batuan yang keras, pada tahap awal penambangan

untuk memperoleh blok-blok yang cukup besar dimulai proses peledakan.

Pengolahan dan Pemanfaatan

1. Obsidian mempunya warna indah dank eras, disamping itu mudah

dibentuk. Pada jaman prasejarah, manusia purba memanfaatkan obsidian

untuk senjata/kapak atau”titikan” penimbul api.

2. Bangunan Karena sifatnya yang keras dan sangat resisten, obsidian dapat

dimanfaatkan sebagai fondasi bangunan. Obsidian tidak porous, hal ini

mengakibatkan daya rekat semen menjadi berkurang. Obsidian bila

dipecah mempunyai sifat konkodial dengan pinggiran yang tajam. Oleh

karenanya dalam pengerjaan harus hati-hati.

3. Bahan batu mulia Karena sifatnya yang kompak, beberapa jenis berwarna

terang dan transparan obsidian dapat dibentuk menjadi batu mulia.

Menurut klasifikasi Kinge, obsidian termasuk batu mulia tanggung

(Halfedestenen) batu kelas IV.

4. Bahan perlit rekayasa/artificial ferlit Perlit artificial dapat direkayasa

dengan bahan baku dari obsidian (Sukandarrumidi, 1983). Dari penelitian

dengan bahan baku obsidian dari nagrek sesudah dipanakan dengann oven

selama 90 menit pada temperature 10000 – 11000 C trjadi perubahan

sebagai berikut :

5

Page 6: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Semula warna hitam berubah menjadi putih keabuan

Volume berkembang menjadi 5 kali lipat

Berat jenis yang semula 3,35 berubah menjadi 0,6

Selama perubahan warna, keluar air dari massa batuan, dan batuan

menjadi berpori dan lengket antara fregmen yang satu dengan yang

lain.

Dengan demikian maka artificial perlit beratnya menjadi sangat kurang

dengan kekuatan yang tinggi. Oleh sebab itu perlit rekayasa dari obsidian,

dapat digunakan untuk bahan beton ringan ataupun dinding perendam dan

isolasi panas.

Tempat Diketemukan

Kebanyakan obsidian didapatkan sebagai batuan beku luar pada

gunung api Indonesia yang berumur relative muda (Pleistosen Kuarter).

Tempat diketemukannya obsidian antara lain :

1. Jambi : G. Gantung, S Purgut dan S Penuh (pada batuan lava andesit).

2. Jawa barat : Nagreg Kab. Bandung (berupa sisipan dan bongkah pada

batuan tras); G. ciamis Kab. Garut (terdapat selang-seling dengan perlit

diatas andesit); Ciasmara Kab. Bogor: Leuwiliang, G. Kiaraberes, kurang

lebih 6 km sebelah barat G. Salak (merupakan lava dan kurang lebih

panjang 2 km dan aliran lava yang merupakan susunan balok berwarna

abu-abu dengansteroida); Terogog, Priangan (singkapan 100 – 150

panjang, tebal 1 – 5 m); Anyer, G. Barengkong sebelah selatan/barat

Barengkok, Banten.

6

Page 7: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

B) PERLIT

Perlit terbentuk karena pembekuan magma asam yang tibi-tiba dengan

tekana yang tinggi dengan suasana basah. Komposisi utama adalah mineral

silikat berbutir sangat halus, terbangun oleh steroida-steroida kecil, ringan.

Warnanya abu-abu muda hingga abu-abu kehitaman. Perlitini bila dipanaskan

bertahap hingga mencapai suhu antara 9500 – 10500 C, akan mencapai

perkembangan isi yang tetapdan maksimum. Sifat perkembangan ini sangat

penting untuk penggunaannya sebagai bahan baku pembuatan bahan

bangunan ringan. Menurut hasil penelitian perlit yang baik mengandung SiO2

70%, air 2-5%, Na dan K sebanyak 5-8% berat. Dengan susunan ini perlit

akan mempunyai suhu kelembaban/pencairan rendah, demikian pula suhu

pemuaiannya tidak jauh berbeda. Banyaknya air yang dikandungnya akan

berpengaruh terhadap pemuaian. Air yang terlalu banyak akan mengakibatkan

desintegrasi. Berat jenis perlit sebelum diolah/dipanaskan antara 1,10-2,50,

setelah dipanaskan menjadi 0,11-0,15.

Teknik Penambangan

Dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Karna perlit merupakan

bahan galian lunak, penambangan dilakukan dengan alat sederhana.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Perlit disamping didapatkan dialam, dapat pula dibuat/direkayasa dari

obsidian dengan pemanasan.

1. Bahan Bangunan Perlit dimanfaatkan sebagai “very light aggregateI”

untuk beton atau bata cetak yang sangat ringan. Disamping itu perlit dapat

pula meninggikan daya isolasi terhadap panas dan suara/peredam, tetapi

mempunyai daya tekan rendah.

2. Dalam bentuk ukuran pasir dipergunakan untuk penyaring air.

7

Page 8: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Tempat Diketemukan

Seperti halnya obsidian, perlit didapatkan disekitar gunung api yang

relatif muda. Tempat diketemukan antara lain:

1. Sumatera Utara: Pansur Nipitu Kec. Silindung Kab. Tapanuli utara

(prosentase nilai ekspansi 158,3% terdapat sebagai bongkah-bongkah

dalam tufa dan berasosiasi dengan obsidian).

2. Sumatra Barat: Bukit Rasam Kec. Lubuk Sikaping Kab. Pasaman

(prosentase nilai ekspansi maksimum 51,51% H2O 0,03%, minimum

50,,00% H2O 2,83% terdapat sebagai bongkah dalam tufa); Bukit Sipinang

Kec. Sepuluh Koto, Singkarak Kab. Solok (prosentase nilai ekspansi 945

terdapat sebagai bongkah dalam tufa dan berasosiasi dengan obsidian);

Bukit Batu Kambing Kab. Solok (nilai ekspansi maksimum 63,15% H2O

0,05%, minimum 8,50% H2O 1,12% terdapat dalam Formasi Andesit).

C) PUMICE/BATU APUNG

Pumice terjadi bila magma asam muncul kepermukaan dan

bersentuhan dengan udara luar secara tiba-tiba buih gelas alam dengan gas

yang terkandung didalamnya mempunyai kesempatan untuk keluar dan

magmamembeku dengan tiba-tiba. Pumice umumnya terdapat sebagai lelehan

atau aliran permukaan, bahan lepas atau fragmen dalam breksi gunung api.

Batu apung dapat pula dibuat dengan cara memanaskan obsidian, sehingga

gasnya keluar. Pemanasan yang dilakukan obsidian dari Krakatau, suhu yang

diperlukan untuk mengubah obsidian menjadi batu apung rata-rata 8800 C.

berat jenis obsidian yang semula 2,36 turun menjadi 0,416 sesudah perlakuan

tersebut, oleh sebab itu mengapung didalam air. Batu apung ini mempunyai

sifat hydraulic. Pumice berwarna putih abu-abu kekuningan sampai merah,

tekstur vesikuler dengan ukuran lubang, yang bervariasi ukurannya baik

berhubungan satu sama lain atau tidak struktur skorious dengan lubang yang

8

Page 9: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

terorientasi. Kadang kadang lubang tersebut terisi oleh zeolit/ kalsit. Batuan ni

tahan terhadap pembekuan embun (frost), tidak begitu higrokopis (mengisap

air). Mempunyai sifat pengantar panas yang rendah. Kekuatan tekanan antara

30-20 kg/cm2. Komposisi utama mineral silikatamorf.

Teknik Penambangan

Batu apung sebagai bahan galian tersingkap dekat permukaan, dan relative

tidak keras. Oleh sebab itu penambangan dilakukan dengan tambang

terbuka/tambang permukaan dengan peralatan sederhana. Pemisahan terhadap

pengotor dilakukan dengan cara manual. Apabila dekehendaki ukuran butir

tertentu proses pemecahan (grinding) dan pengayakan dapat dilakukan.

Pengolahan dan Pemanfaatan

1. Sebagai bahan bangunan

Sebagai bahan tahan api, dinding penyekat ruangan dalam bentuk

lembaran sifatnya yang hidraulis baik untuk teknik bangunan basah.

Disamping itu berfungsi pula sebagai bahan isolasi panas dan suara untuk

solasi kamar/peredam atau lemari es

2. Industri Sebagai bahan penyaring setelah diproses dengan ukuran butir

tertentu disamping untuk abrasive khususnya bahan poles atau logam

Tempat Diketemukan

Keterdapatan batu apung di Indonesia selalu berkaitan dengan rangkaian

gunung api Kuarter sampai tersier muda. Tempat dimana batu apung

didapatkan antara lain :

1. Lampung: sekitar kepulauan Krakatau terutama di P. Panjang (sebagai

hasil letusan gunung Krakatau yang memuntahkan batu apung).

9

Page 10: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

2. Jawa Barat: Kawah Danu, Banten, sepanjang pantai laut sebelah barat

(diduga hasil kegiatan G. Krakatau); Nagreg Kab. Bandung (berupa

fragmen dalam batuan tufa); Mancak, Pabuaran, Kab. Serang (mutu baik

untuk agregat beton,berupa fragmen pada batuan tufa dan aliran

permukaan) Cicurug Kab. Sukabumi (kandungan SiO2=63,20%,

Al2O3=12,5% berupa fragmen pada batuan tufa); Cikatomas, Cicurug, G.

Kiaraberes, Bogor.

3. Daerah Istimewa Yogyakarta: Kulon proggo pada Formasi Andesit Tua.

4. Nusa Tenggara Barat: Lendangnangka, Jurit, Rempung, Pringgesela (tebal

singkapan 2-5 m sebaran 1000 Ha); Masbagik Kab. Lombok Timur (tebal

singkapan 2-5 m sebaran 1000 Ha); Kopang, Mangtang Kec. Batu Kilang

Kab. Lombok barat (telah dimanfaatkan untuk batako sebaran 300Ha);

Narimaga Kec. Rambiga Kab. Lombok Barat (tebal singkapan 2-4 m,

telah diusahakan rakyat)

D) TRASS

Tras disebut pula sebagai pozolan, merupakan bahan galian yang

cukup banyak mengandung banyak silica amorf yang dapat larut didalam air

atau dalam larutan asam. Nama pozolan diambil dari nama desa Puzzouli de

Napel, Italia dimana bahan tersebut ditemukan. Tras ( alam) pada umumnya

terbentuk dari batuan vulkanik yang banyak mengandung feldspar dan silica,

antara lain breksi andesit, granit, rhyolit, yang telah mengalami pelapukan

lanjut. Akibat proses pelapukan feldspar akan berubah menjadi mineral

lempung/kaolin dan senyawa silika amorf. Makin lanjut tingkat

kelapukannya makin bagus kualitas tras tersebut. (Tabel 2.1).

10

Page 11: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Tabel 2.1 Standar unsur kimia tras yang diusahakan adalah sebagai berikut:

Unsur Kisaran % berat

SiO2

Al2O3

Fe2O3

H2O

CaO

MgO

40,76 - 56,20

17,35 - 27,95

7,35 – 13,15

3,35 – 10,70

0,82 – 10,27

1.95 – 8,05

Sebagai bahan banguna Tras mempunyai sifat – sifat yang khas, sifat

tras yang terpenting adalah apabila di campur dengan kapur padam ( kapur

tohor ) dan air akan mempunyai sifat seperti semen. Sifat ini disebabkan oleh

Oksida silica ( SiO2 ) yang amorf dan oksida alumunia ( Al2O3 ) di dalam tras

yang menjadikannya bersifat asam.

Teknik Penambangan

Bahan galian tras relative lunak dan dekat permukaan. Oleh sebab itu

penambangan terbuka dapat dilakukan denga peralatan sederhana.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat mengikat dan mengeras tetapi

apabila dalam keadaan butir halus dan kemudian dicampur drngan kapur

padam dan air secukupnya maka akan mempunyai sifat hidraulis didalam

beberapa waktu.

11

Page 12: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Penggunaan trass antara lain :

1. Untuk luluh, plesteran, lantai. Untuk keperluan itu campuran tras : kapur

padam = 5: 1, dan air secukupnya. Ditambah dengan semen Portland akan

memberikan hasil yang baik.

2. Batako,

3. Semen Rakyat.

Tempat Penyebaran

Penyebaran tras di Indonesia mengikuti jalur rangkaian gunung api Tersier dan

Kuarter antara lain :

1. Nanggroe Aceh Darussalam : Ujung Batu dan Krueng Raya, Kab. Aceh

besar ( pelapukan tufa breksi dengan komponen dasit dan andesit ),

Gronggong Kab. Aceh Pidie ( beupa tufa pasiran berbutir kasar – kasar

halus telah mengalami pelapukan ), Takengon Kec. Takengon Kab, Aceh

Tengah ( berupa tufa pasir bebutir kasar mengandung komponen batu apung

yang telah lapuk ).

2. Sumatera Utara : Sarula Kab. Tapanuli Utara ( berasal dari pelapukan tufa

riolit berbatu apung ).

3. Sumatera Barat : Muaro Labuah Kab. Solok Selatan, Kota Padang Panjang,

Matur dan Gadut Kab. Agam( dapat dipergunakan sebagai bata cetak atau

tanah mantap dengan penstabil kapur atau semen, kuat tekan = 4,6 – 19;

kuat lentur = 1,9-9,3 ), Bonjol Kab. Pasaman ( telah digunakan sebagai

bahan baku bata cetak dan bahan bangunan ).

12

Page 13: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

E) BELERANG

Belerang atau Sulfur ditemukan dalam dua bentuk yaitu sebagai

senyawa sulfide dan sebagai belerang alam. Sebagai senyawa sulfide

didapatkan dalam bentuk Gelena-PbS, Kalkopirit-CuFeS2 dan Pirit FeS.

Kesemuanya terbentuk akibat proses hidrotermal, kecuali yang tersebut

terakhir dapat pula akibat proses sedimentasi dalam kondisi tertentu. Sedang

belerang alam dapat berbentuk Kristal bercampur lumpur atau merupakan

hasil sublimasi. Endapan belerang ini terbentuk akibat kegiatan sulfatara,

fumarola atau sebagai akibat dari larutan yang mengandung belerang keluar

dari perut bumi melalui rekahan-rekahan, serat selalu berkaitan dengan

rangaian gunung api aktif. Balerang berwarna kuning, kekerasan 1,5-2,5,

berat jenis 2,05 , bila dibakar berwarna biru, menghasilkan gas SO2 yang

berbau tidak enak

Teknik Penambangan

Pengendapan endapan belerang dapat dikerjakan dengan tambang

terbuka. Penggalian belerangnya dapat dilakukan dengan alat-alat sederhana

dan sengan penambangan teknik penyemprotan. Apabila cadangan

belerangnya sedikit maka penambangan dilakukan dengan cara manual yang

dilakukan dengan alat-alat sederhana dan dengan tenaga manusia.

Untuk endapan belerang yang ditutupi lapisan penutup yang cukup

tebal, cara penambangannya dapat dilakukan dengan cara Frasch Process,

yaitu dengan pemboran kemudian dimasukan air panas ( suhu 335° F )

kedalam endapan belerang. Melalui pipa-pipa kondensasi dipompakan

13

Page 14: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

keluar dan ditampung dan diendapkan. Tahap berikutnya disublimasi untuk

mendapatkan belerang yang bersih.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Cara pengolahann belerang tergantung dari jenis endapannya dan hasil

yang diinginkan. Untuk belerang yang berbentuk Kristal langsung dapat

dimasukkan ke dalam autoklaf. Dalam autoklaf dimasukkan/ ditambahkan

soalr, air, dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan memasukkan uap air

panas dengan tekanan 3 ATM selama 30-60 menit. Pemisahan akan terjadi

karena belerang mempunyai titik didih yang rendah di banding pengotor

lainnya. Hasilnya berupa belerang cair dialirkan melalui filter kemudian

dicetak.

Untuk belerang jenis lumpur, pengolahannya perlu dilakukan secar

floatasi terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam autoklaf. Tujuan dari

floatasi adalah untuk meningkatkan kadar belerang dan memisahkan senyawa-

senyawa besi sulfat dan silikat dari larutan. Cara pengolahan lain untuk

belerang jenis ini dengan cara pelarutan dan penghabluran dengan

menggunakan pelarut karbon disulfide, dimethyl disulfit atau larutan

hidrokarbon berat lainnya.

Untuk pengolahan belerang secara sederhana dapat dilakukan dengan

jalan memanaskan bongkah- bongkah belerang di salam wajan besi atau

alumunium yang berdiameter 80- 100 cm di atas tungku sederhana yang

terbuat dari tanah liat/ andesit. Pemanasan dilakukan dengan kayu atau

kompor minyak tanah sambil diaduk- aduk, sesudah belerang mencair

kemudian disaring dengan kantong- kantong yang terbuat dari kain.

Selanjutnya ditampung dalam tabung-tabung banbu sebagai alat cetakannya.

14

Page 15: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Pemanfaatan

Balerang banyak digunakan dalam industry kimia yaitu untuk

pembuatan asam sulfat ( H2SO4 ) yang diperlukan untuk pembuatan pupuk,

penghalusan minyak bahan-bahan kimia berat dan keperluan lain untuk

metalurgi. Disamping belerang dimanfaatkan dalam industry cat, industry

karet, industry tekstil, industry korek api, bahan peledak, industry kertas,

pabrik gula, industry ban,dan lain-lain.

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu :

1. Untuk industry gula

Kadar S = 99,3%, As = 0,05% ( Maksimum ), bitumen = 0,03%, H2O =

0,01%, Abu = 0,03%, Sisa Bakar = 0,7%, dan CS2 = 0,08%

2. Untuk industry pupuk

Kadar S = 99,8% ( minimum ), H2O = 0,19%, abu = 0,03%, sisa bakar =

0,20%, acid sebagai H2SO4 = 0,07%, NaCl = 41,87bppm, Fe = 36,10 ppm

3. Kadar untuk industry kimia dasar ( kecuali pupuk )

Kadar S = 99,8%, bitumen = 130 ppm, H2O = 1,52%, abu = 0,009 %,

Fe2O3 = 0,0008%

4. Lain-lain

Industri korek api kadar S = 98%, industry karet yang tidak termasuk

golongan manapun diperlukan ukuran butir = 300 mesh

5. Industry Ban ( luar dan dalam )

Kadar S = 99,99%, ukuran butir = 325 mesh, abu = 0,01%, moisture =

0,01%, H2SO4 metter = 0,04%, CS2 insoluble = 0,04 %.

Mata air panas yang sering muncul di sekitar gunung api, juga

mengandung belerang, dimanfaatkan untuk penyembuhan penyakit kulit

( sebagai disinfektan )

Tempat Ditemukan

15

Page 16: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Balerang biasanya ditemukan pada rangkaian gunung api aktif antara lain :

1. NAD : G. Lamo Mete, P. We, Kab. Aceh Besar ( merupakan endapan

fumarola ), Meluak Gayolestan Kec. Blangkejeraen Kab. Aceh

Tenggara ( endapan sulfatara ), G. Seoulawah Kab. Aceh Barat,

Burniteulong, Kab. Aceh Tengah

2. Jambi : Sungai Tutun, Air Hangat Kec: Air Hangat Kab. Kerinci

( terdapat sekitar mata air panas, umumnya menempel pada batuan

lempung tufaan ), G. Kunyit Kec. Gunung Raya Kab. Kerinci

( terdapat disekitar mata air panas pada umumnya menempel pada

batuan lempung tufaan ).

3. Jawa Barat : G. Papandayan ( Tipe sublimasi ), G. Kraha ( tipe

sublimasi ), G. Galunggung ( tipe sublimasi ) , G.Putri (tipe endapan

lumpur, telah disunakan untuk industry kimia dan pupuk), G. Ciremai,

G. Tangkuban Perahu, G. Wayang, G. Matang, Kaah saat, Kawah

Mas.

4. Maluku: Wuslah, P.Damar (tipe sublimasi dan endapan lumpur kadar

S = 55-79%)

F) TRAKHIT

Merupakan batuan beku luar, kristalnya relative kecil mempunyai

mineral seperti granit tapi tidak mengandung kuarsa, utamanya adalah

mineral feldspar jenis ortoklas. Warnanya tidak seterang granit yaitu

berwarna kuning muda hingg abu-abu, berat jenis 2,1 – 2,3 kekuatan tekan

500- 900 kg/cm2. Mineral feldsparnya sangat dominan sehingga apabila

mengalami pelapukan feldspar tersebuta akan berubah menjadi kaolin.

Batuan ini terdapat sebagai retas, aliran permukaan bongkah, debu ataupun

breksi gunung api.

Teknik Penambangan

16

Page 17: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Untuk batuan yang masih keras, cara penambangannya sama dengan

cara penambangan obsidian. Untuk batuan yang telah mengalami

pelapukan penambangan dilakukan dengan alat sederhana.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Untuk keperluan ornamen, pengolahan dilakukan dengan cara

digergaji atau dibentuk dan dipoles sesuai dengan ukuran. Kandungan

ortoklas yang dominan menyebabkan batuan ini tidak tahan abrasi.

Kandungan K2O yang cukup tinggi, trkhit yang dibuat dalam bentuk serbuk

dapat digunakan sebagai pupuk. Kandungan mineral ortoklas yang cukup

tinggi dapat dipergunakan sebagai bahan keramik.

Tempat Ditemukan

1. Bengkulu : Rejang Lebong ( dalam batuan andesit )

2. Sumatera Selatan : Gunung Batu sebelah timur Palembang ( dalam

batuan ortoklas porfir)

3. Lampung : G. Siamang dan G. Galih Wijaya

4. Jawa Tengah : G. Muria dan Karang Kobar

5. Sulawesi Selatan : Balloci Kab. Pangkep, S. Gentungan 15 km selatan

ujung pandang, pangkajene.

G) Kayu Terkersikkan ( Silicified Wood )

Ketika terkersikkan merupakan hasil proses permineralisasi oleh

mineral silica ( disebut pula sebagai proses silifikasi ) pada tumbuhan.

Jaringan batang tumbuhan yang sebagian besar terdiri dari unsure

C.H.O.N.S.P oleh bakteri anaerobic dimakan sehingga akan meninggalkan

pori-pori dengan pola seperti jaringan semula. Pori-pori ini kemudian diisi

17

Page 18: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

oleh larutan silica yang berasal dari batuan disekelilingnya. Oleh sebab itu

kayu terkersikkan berkaitan erat dengan batuan piroklastik/ yang bersifat

silikaan baik yang berumur kuarter maupun yang lebih tua. Bentuk dan

ukuran dari silicified wood sesuai dengan bentuk dan ukuran batang timbuhan

semula demikian pula pola jaringannya. Ukurannya pun sangat bervariasi.

Silicified wood yang berwarna gelap mempunyai umur yang relative lebih tua

dari yang berwarna agak terang, sangat resisten.

Teknik Penambangan

Silicified Wood pada umumnya tampak dipermukaan karena batuan

penutupnya ter erosi, sesudahnya ada yang terangkut air hujan kemudian

mengendap di sungai. Oleh karenanya teknik penambangannya sangat

sederhana, mempergunakan alat- alat sederhana pula. Ketelitian yang

diinginkan adalah pelaksana penambangan dapat membedakan dan

mengidentifikasi silicified wood dengan jenis bahan galian lain.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Selicified wood yang berasal dari daerah tambang dibersihkan dari

kotorannya dengan cara menyemprotkan air. Kemudian dibentuk sesuai dengn

keinginan. Bentuk ini pada umumnya dimanfaatkan untuk ornament dinding

rumah ataupun hiasan taman. Silicified wood tahan terhadap air hujan dan

cuaca, sehingga dapat dipasang/ diletakkan dimana saja. Silicified wood yang

berserat halus, dapat diasah dan dibentuk menjadi perhiasan / untuk mata

cincin. Silicified wood yang dibentuk digolongkan kedalam batu mulia

tanggung ( halfedelstenen ) jenis batu kelas IV ( menurut Kinge ).

Tempat Ditemukan

Beberapa tempat ditemukannya silicified wood selalu berkaitan dengan batuan

piroklastik/ ersifat silikaan. Tempat tersebut antara lain :

18

Page 19: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

1. Sumatera Selatan : Seleman Kec. Tj Agung Kab. Muara Enim,

Sukacinta dan Senabing Kec. Merapi Kab. Lahat

2. Jawa Barat : Mekarsari Kec. Sajira Kab. Lebak

3. Jawa Tengah : daerah Sangiran Solo, S. Basoka Wonogiri, Samigaluh

Kulonprogo

4. Jawa Timur : Mrayan dan Badegan Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo

H) OPAL

Opal dengan rumus kimia SiO2 n H2O terbentuk sebagai pengerasan

dari agar-agar silica ( silica gel ) yang bearsal dari batuan piroklasik. Larutan

silica tersebut, karena pengaruh air tanah selanjutnya dilarutkan dalam pori-

pori, rongga atau rekahan batuan yang bersifat kedap air. Opal yang

mempunyai rumus kimia SiO2 n H2O dimana harga n berkisar antara 1

sampai 26, termasuk batu mulia tanggung ( Halfedelstenen ) kelas IV dengan

nilai kekerasan 4 s/d 7. Opal jenis batu mulia ini mengandung air kristal

sejumlah 6 sampai 10%, mempunyai struktur amorf indeks bias tunggal

1,44- 1,46 , berat jenis 1,98-2,20. Berat jenis ini bergantung pada jenis opal

yang bersangkutan, mungkin ada hubungannya dengan jumlah air kristal di

dalamnya. Missal opa hitam dan opal susu mempunyai berat jenis 2,10

sedangkan opal api berat jenisnya 2,00. Opal mempunyai warna bervariasi

olehkarenanya dalam dunia perdagangan disebut batu akik Kalimaya, Biduri

Sisik, Biduri Ratna Kecana, Biduri Dahana Sutra, Akik Raja,dan Akik

Widorari. Permainan warna pada oal disebabkan oleh lapisan-lapisan tipis

(film)yang berbeda indeks biasnya.

Film-film ini diduga merupakan pengisian (sekunder) didalam

retakan-retakan yang terjadi karena tarikan agar-agar silica selama

pengendapan dan pengeringan. Anggapan lain adanya kristal-kristal kalsit

yang kecil dan udara yang mengisi Kristal atau retakan-retakan tersebut.

Pendapat terakhir mengatakan bahwa air Kristal dan molekul SiO2 tersusun

seperti ayakan yang terbentuk karena proses polimerisasi di dalam agar-agar

19

Page 20: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

silica tersebut dan ini telah dibuktikan dengan kenampakan pada scanning

Electron microscop dengan perbesaran 50.000 kali. Opal dibagi menjadi 3

kelompok utama yaitu:

a. opal biasa termasuk kalsedon, opal mulia dan opal matrik.Opal biasa ialah

silica amorf yang sarang hingga dapat melekat di lidah missal fosil kayu

yang terkersikkan dimana struktur serat-seratnya masih terlihat jelah.

b. Opal mulia, bervariasi dan terbagi 4 kelas berdasarkan atas warnanya,

yaitu :

1. Opal Hitam, merupakan warna dasar gelap yaitu biru, hijau, merah,

abu-abu, dan hitam. Opal hitam yang warna dasarnya betul-betul hitam

sangat jarang ditemukan dan harganya sangat mahal. Satu-satunya

penghasil opal hitam terbesar adalah Australia, daerah Banten sering di

dapatkan jenis opal, yang terbanyak jenis opal mawar ( Rose Opal )

2. Opal susu atau Opal putih yaitu opal yang mempunyai warna dasar

putih seperti susu atau putih keabu-abuan.

3. Opal api yang mempunyai warna dasar tembus cahaya ( bening ) atau

mengkilap dengan warna oranye atau kemerah-merahan. Opal jenis ini

jarang atau sama sekali tidak memperlihatkan permainan warna.

4. Opal air mempunyai warna dasar bening dan tembus cahaya,

memperlihatkan permainan warna pelangi. Opal jenis ini mudah

menjadi suram atau pucat karena terlalu sarang.

c. Opal matrik terdiri dari limonit pejal berwarna coklat yang mengandung

urat-urat kecil atau bintik-bintik opal mulia. Opal mula didalam masa

dasar limonit ini tidak mungkin untuk diasah secara terpisah karena

terlalu kecil, sehingga dibentuk dan diasah berikut matriknya. Opal

matrik kurang berharga biasnya hanya untuk koleksi.

Teknik Penambangan

Penambangan bahan galian opal kebanyakan dilaksanakan oleh rakyat

dengan metode dan peralatan yang sederhana

20

Page 21: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Pengolahan dan Pemanfaatan

Opal yang berasal dari penambangan digergaji dan digerenda sesuai

bentuk dan ukuran yang di inginkan untuk dimanfaatkan sebagai ornament

atau hiasan antara lain mata cincin, Kristal lampu gantung.

I) Kalsedon

Kaldeson merupakan salah satu variasi mineral silica yang terbentuk

oleh pengendapan bertahap sehingga memberikan kenampakan berlapis dari

larutan silica koloid tidak jenuh di dalam rongga atau celah-celah batuan

perangkap. Silica koloid ( agar-agar silica ) tersebut berasal dari mineral

lempung atau batuan piroklastik yang mengalami proses diagenese khususnya

karena pengaruh air tanah. Berbeda dengan opal kalsedon berlubang-lubang

lembut sehingga memungkinkan diberi bermacam-macam warna di dalamnya.

Warna utama dari kalsedon adalah Hijau ( dikenal sebagai krisopras ) tetapi

ada juga yang berwarna merah ( karnelian ), coklat (sordion), menunjukan

perlapisan yang konsentris (agat), perlapisan sejajar (Oniks), oniks merah

(sardonic)

Teknik Penambangan

Dilakukan dengan system penambangan rakyat, dengan peralatan

sederhana. Pada umumnya dilakukan sebagai pekerjaan sambilan.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Kalsedon yang berasa dari penambangan, dipotong dengan gergaji

batu, sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Tahap berikutnya,

21

Page 22: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

dipoles. Kalsedon dimanfaatkan sebagai batu mulia atau pun untuk

hiasan/ornament.

Tempat Ditemukan

Kalsedon ditemukan di Indonesia mengikuti jalur gunung api mulai

dari Sumatera, Jawa, NTB, NTT, hingga Sulawesi. Tempat- tempat tersebut

yang sudah diusahakan oleh rakyat adalah:

1. Jawa Tengah: Daerah Rah Tau Kec. Batuwarno Kab. Wonogiri (sebagai

pengisian pada batuan dasit dengan struktur gigi, system Kristal hexagonal tak

sempurna); Daerah sekitar K. Tirtomoyo Kab. Wonogiri (sebagai pengisian

rongga-rongga dalam lava basalt dengan ukuran 1-20 cm, warna kelabu putih

kecoklatan, mikrokristalin dan transclusent.

2. Nusa Tenggara Barat: Kab. Lobok Tengah, Kec. Pamunjak dan lereng timur

gunung Mereje Dan daerah Awang (terdapat sebagai Agat, dan kalsedon

warna putih, kuning, kemerahan).

3. Maluku: Daerah Kasikuta, di hulu S. Kasikutan (terdapat padaaFormasi

Bacaan, merupakan urat-urat pada batuan andesit yang berumur tersier

bawah).

J) ANDESIT DAN BASALT

Merupakan jenis batuan bekuluar, meruakan hasil pembekuan magma

yang bersifat intermedier sampai basa dipermukaan bumi. Jeni batuan ini

bertekstur porforitik afanitik, komosisi minerak utama jenis plagioklas,

mineral mesik adalah prioksen dan amfibol sedang ineral tambahan adalah

apatit dan zircon. Jenis batuan ini berwarna gelap umumya abu-abu sampai

hitam, tahan terhada air hujan, berat jenis 2,3-3,7 kuat tekan 600-2400 kg/cm2.

22

Page 23: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Dijumpai sebagai retas, sill, lakolit aliran permukaan atau sebagai fragmen

dan lahar Gunung api atau pun fragmen breksi.

Teknik Penambangan

Batuan andesit dan basalt merupakan batuan yang cukup kerasdan

massif. Apabila penambangan dilakukan oleh rakyat, karena keterbatasan

modal dilakukan dengan peralatan sederhana denganproduksi yang sangat

terbatas. Apabila diinginkan produksi bongkah yang cukup banyak dalam

waktu yang relative singkat,penambangangan dilakukan dengan peledakan,

diawali dengan pembuatan lubang tembak yang sangat dianjurkan.Walaupun

demikian persyaratan keamanan harus tetap diperhatikan. Penggunaan

backhoe, showel, buldoser atau sraper pada pelaksanaan penambangan

dianjurkan sedang pengangkutan bongkah dari tempat penambangan ketempat

pengumpulan dipergunakan dengan truck ungkit. Apabila dikehendaki bentuk

dan ukuran tertentu, penambangan awal yang menghasilkan bentukan balok

dapat dilakukan.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Bentuk bongkah dengan ukuran yang masih dapat diangkat oleh

manusia, andesit dan basalt dimanfaatkan untuk fondasi rumah. Apabila akan

dibentuk menjadi batu candi (bentuan empat persegi panjang/kubus dengan

ukuran tertentu) atau dibentuk menjadi batu temple dengan ukuran tertentu,

penggergajian system basah pada balok hasil penambangan dapat dilakukan.

Andesit dan basalt apabila dimanfaatkan sebagai batu temple/hiasan pada

tembok luar/pengganti tegel, dan ditempatkan diluar (yang tidak terlindungi

dari hujan dan panas matahari) tidak ada masalah karena kedua jenis batuan

tersebut cukup resisten.

23

Page 24: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Bentukan balok andesit dan basalt apabila telah disentuh oleh seniman

patung dengan rekayasa seni dapat dibentuk menjadi patung/relief yang tentu

saja akan meningkatkan nilai jual.

Untuk keperluan lainnya bongkah hasil peledakan yang ukurannya

tidak sesuai dengan ukuran konsumen dapat dipecah lagi dengan palu atau alat

mekanis (breaker/crusher) untuk disesuaikan ukurannya. Batu yang sudah

sesuai ukurannya dimuat dengan alat muat (wheel loader) dan diangkut

dengan truk ungkit kekonsumen. Secara umum, kegiatan peremukan terdiri

dari 3 kegiatan utama yaitu peremukan, pengayakan dan pengangkatan. Bagan

alir proses peremukan seperti berikut (gambar di bawah).

Hasil dari pengolahan ini berupa batu pecah yang

terdiri dari berbagai ukuran, missal < 10 mm, > 10 - < 20 mm, > 20 - < 30

mm, >30 – 50< mm dan sebagainya. Sebagian batu pecah tersebut

dipergunakan untuk pembangunan rumah (concrete beton) atau pun untuk alas

jalan. Untuk batu pecah kebanyakan dipergunakan spesifikasi ukuran butir

sebagai berikut: untuk batu pecah berdasarkan ukuran yang dihasilkan terdiri

dari:

1. Abu dengan ukuran < 10 mm

2. Split dengan ukuran (1 x 1 cm, 1 x 2 cm, 2 x 3 cm, 3 x 5 cm)

3. Screening dengan ukuran 2 x 10 cm

Abu yang dihasilkan tidak tercampur bahan organik. Seperti halnya pasir

andesit/pasir basalt yang bersih (tidak tercampur bahan organik) baik

digunakan untuk bahan adukan beton. Ukuran split umumnya digunakan

untuk campuran beton dan aspal. Sedangkan ukuran yang lebih besar

digunakan sebagai pelapis jalan dan pondasi.

Tempat diketemukan

24

Page 25: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Terdapat disepanjang jalur gunung api, baik yang masih aktif atau pun

yang sudah mati. Penyebarannya terdapat di:

1. Daerah Istimewa Yogyakarta: G. merapi, G. Gajah; G. ijo kulon progo.

2. Jawa Timur: G. Gajah Mungkur Kab. Pasuruan; ketapang lawang Kab.

Malang; Pasir putih Besuki Kab. Panarukan.

3. Kalimantan Selatan: Jimban, Tambnag,Kab. Tanah Laut, Ujung Batu P.

Laut. Kab. Kota Baru.

4. Nusa tenggara Tinur: lekebay kec. Paga Kab. Sikka

5. Sulawesi Selatan: bilibii Kec Boto nompo Kab. Gowa, Lena

Kec.Parangloe.

K) PASIR GUNUNG API

Pasir gunung api merupakan bahan lepas berukuran pasir yang

dihasilkan pada saat gunung api meletus. Komposisi mineralogi pasir gunung

api tidak jauh berbeda dengan komposisi batuan/magma asal. Pada saat

gunung api meletus material yang dilontarkan ukurannya sangat bervariasi

mulai dari bongkah sampai pasir. Pada umumnya suatu letusan yang

mendadak sangat kuat akan membentuk suatu kaldera yang sangat luas,

misalnya G. Bromo di Jawa Timur. Dengan demikian pasir yang dimuntahkan

mempunyai penyebaran yang sangat luas. Apabila letusannya tidak kuat

sehingga tidak mampu menghamburkan material yang terbawa dari dalam

perut bumi, maka pembentukan kepundan akan terjadi dan penumpukan pasir

akan terjadi disekitar kepundan. Pasir tersebut bersifat relative masih lepas,

dan pada saat turun hujan di puncak, tumpukan pasir akan longsor dan

bersama dengan air hujan akan mengalir melalui sungai yang berhulu

disekitar puncak gunung api. Aliran ini mempunya kekentalan yang tinggi

sehingga mampu mengapungkan dan menghamyutkan benda/material yang

dilalui oleh air sungai bahkan mampu meluap sampai dilembah sungai. Aliran

demikian dikenal sebagai aliran lahar dingin. Untuk menghindarkan

25

Page 26: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

kerusakan lebih lanjut dibagian hiker sungai akibat luapan “banjir pasir” maka

dibuat checkdam. Checkdam ini dibangungun secara berurutan, sehingga pada

satu sungai sangat dimungkinkan dibangun beberapa buah checkdam. Sebagai

contoh untuk mengendalikan sungai Boyong yang berhulu dilereng puncak G.

Merapi, Jawa tengah yag mengalir melalui daeerah antara Turgo dan

Kaliurang, kearah selatan (Daerah Istimewa Yogyakarta) paling sedikit telah

dibaangun 5 buah checkdam dengan nama BOD 1 – BOD 5, fungsi lain dari

bangunan ini :

1. Menghambat dan menampung aliran pasir.

2. Menyediakan tempat sedimen pasir sehingga erosi vertical tebing sungai

dapat dicegah, pendalaman sungai dapat dihindarkan.

3. Mencegah terjadinya banjir lahar dingin.

4. Menyediakan tempat meresapnya air sungai/air hujan, sehingga ikut

berperan dalam melakukan konservasi air tanah.

Teknik Penambangan

Teknik penambangan pasir gunung api disesuaikan dengan jenis endapan,

produksi yang diinginkan dan rencana pemanfaatannya , yaitu:

1. Endapan G. Api Kuarter/Resen Pada endapan ini tanah penutup belum

terbentuk.didapatkan sepanjang alur sungai.taknik penambangan dengan

alat sederhana antara lain dengan sekop dengan pemilihan endapan secara

selektif dengan cara ini jumlah produksisangat terbatas/

2. Endapan pasir gunung api yang telah membentuk formasi endapan seperti

ini telah tertutup oleh tanah penutup/soil. Pekerjaan awal dilakukan

dengan cara land clearing/ pembersihantanah penutup. Endapan pasir jenis

ini pada umumnya sudah agak keras tercampur dengan lempung.

3. Endapan pasir pantai Endapan ini merupakan endapan lanjutan dari pasir

yang ada di sekitar muara sungai/lepas pantai. Untuk menambang

26

Page 27: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

dipergunakan pompa hisap berkekuatan tinggi dan hasil pemompaan akan

ditampung ditongkang dan siap diangkut dan dipasarkan.

Pemanfaatan

Pemanfaatan utama pasir gunung api untuk bahan konstruksi

bangunan, persyaratan utama jika dimanfaatkan pasir harus bersih bebas dari

lemung dan zat organik.

L) BREKSI PUMICE

Breksi pumice merupakan batuan piroklastik berbutir kasar fragmen

breksinya merupkan pumice dengan bentuk dan ukuran sangat bervariasi,

berwarna putih abu-abu, matrik terdiri batu lempung dngan silika amorf

Teknik penambangan

Endapan breksi pumice tersingkap dipermukaan. Oleh sebab itu teknik

pelaksanaan dilakukan dengan tambang terbuka mempergunakan alat alat

sederhana. Breksi pumice mudah lapuk menghasilkan tanah warnanya

gelap.pada saat ditambang tanah ini harus dikupas lebih dulu.

Pengolahan dan Pemanfaaatan

Balok breksi pumice(breksi batu apung) diproses ditempat pemotongan batu

dengan gergaji khusus.Breksi pumice dengan ukuran 5 x 10 x 22 cm bila

dibandingkan dengan bata merah dan batako dengan dasar sifat fisiknya.

27

Page 28: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Beberapa hal yang perlu dicermati dalam pemakaian breksi pumice sebagai

bahan bangunan kinstruksi antara lain:

1. Mempunyai kekuatan tinggi hamper 2 x kuat tekan bata merah

2. Lebih ringan dibandingkan dengan bata merah dan batako, oleh

karenanya sangat sesuai untuk bangunan bertingkat

3. Menyerap panas dengan prioritas tinggi apabila dipakai sebagai dinding

akan mudah menyerap kelembaban udara sehingga menyejukkan ruangan

disiang hari.

4. Daya hantar panas rendah, sehingga menghangatkan ruangan dimalam

harimempunyai tekstur alami yang cukup menarik.

Tempat Diketemukan

Breksi pumice terjadi karena aktifitas vulkanisme merupakan batuan

piroklastik. Dengan demikian keberadaannya disepanjang jalur vulkanik di

Indonesia. Rekayasa breksi pumice untuk bahan bangunan bernilai ekonomi

cukup tinggi baru saja dilaksanakan (pada tahun 1970-an) dengan demikian

belum dikenal masyarakat.Tempat yang sudah diketahui potensinya adalah

pada Ormasi semilir yang tersebar luas didaerah pegunungan selatan, Daerah

istimewa Yogyakarta.

28

Page 29: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Bahan Galian Industri Merupakan Semua Mineral dan Batuan kecuali

mineral logam dan energi, yang digali dan diproses untuk penggunaan akhir

industri.

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya:

1. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen,

a. Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping

b. Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen

lainnya

2. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api.

3. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam &

ultra basa .

4. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu &

endapan.

5. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal.

6. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf .

29

Page 30: Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapi

Bahwa bahan galian dari alam, terutama yang berasal dari gunung

merapi seperti : obsidian, perlit, pumice, tras, belerang, trakhit, kayu

terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, pasir gunung api, dan breksi

pumice, sangat mempunyai nilai ekonomis yang baik serta berguna dalam

kehidupan ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rusdiana, dkk. 2010. Bahan Konstruksi Kimia. Palembang: Politeknik Negeri

Sriwijaya

2. http://bosstambang.com/Minerals/rencana-bahan-galian-industri.html 3. http://imadedwisg.blogspot.com/2010/10/penggolongan-bahan-galian-dan-

bahan.html4. http://dennynatalian.blogspot.com/2010/12/bahan-galian-industri.html 5. http://rizkimartarozi.blogspot.com/2011/01/bahan-galian-industri-bgi.html

30