KELAS...air melalui proses pelarutan ataupun tidak. 4) Bahan galian hasil pengayaan sekunder, yaitu...

72
“Bahan Ajar SMA / MA Kelas XI” KD 3: 3.3 Menganalisis sebaran dan pengelolaan sumber daya kehutanan, pertambangan, kelautan, dan pariwisata sesuai prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. KD 4: 4.3 Membuat peta persebaran sumber daya kehutanan pertambangan, kelautan dan pariwisata. KELAS 11

Transcript of KELAS...air melalui proses pelarutan ataupun tidak. 4) Bahan galian hasil pengayaan sekunder, yaitu...

  • “Bahan Ajar SMA / MA Kelas XI”

    KD 3: 3.3 Menganalisis sebaran dan pengelolaan sumber daya kehutanan, pertambangan, kelautan, dan pariwisata sesuai prinsip-prinsip pembangunan

    berkelanjutan.

    KD 4: 4.3 Membuat peta persebaran sumber daya kehutanan pertambangan,

    kelautan dan pariwisata.

    KELAS

    11

  • TEJO 2

    INDIKATOR KETERCAPAIAN KOMPETENSI:

    3.3.1 Menjelaskan pengertian sumberdaya alam. 3.3.2 Mengklasifikasikan sumberdaya alam. 3.3.3 Menjelaskan pengertian barang tambang. 3.3.4 Menjelaskan penggolongan barang tambang. 3.3.5 Menjelaskan definisi hutan. 3.3.6 Mengklasifikasikan sumberdaya alam kehutanan di Indonesia berdasarkan

    fungsinya. 3.3.7 Menganalisis potensi dan sebaran sumberdaya kehutanan di Indonesia. 3.3.8 Menguraikan pengertian pertambangan. 3.3.9 Menjelaskan proses pembentukan barang tambang. 3.3.10 Menganalisis potensi dan sebaran sumberdaya barang tambang di Indonesia. 3.3.11 Menganalisis potensi dan sebaran sumberdaya kelautan di Indonesia. 3.3.12 Menganalisis potensi dan sebaran sumberdaya alam pariwisata di Indonesia. 3.3.13 Menjelaskan definisi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). 3.3.14 Menjelaskan pihak-pihak yang berkepentingan dalam AMDAL. 3.3.15 Menguraikan proses dan prosedur pelaksanaan AMDAL. 3.3.16 Menguraikan peran AMDAL dalam pembangunan. 3.3.17 Menganalisis pemanfaatan sumberdaya kehutanan dengan prinsip pembangunan

    berkelanjutan. 3.3.18 Menganalisis pemanfaatan sumberdaya pertambangan dengan prinsip

    pembangunan berkelanjutan. 3.3.19 Menganalisis pemanfaatan sumberdaya kelautan dengan prinsip pembangunan

    berkelanjutan. 3.3.20 Menganalisis pemanfaatan sumberdaya pariwisata dengan prinsip pembangunan

    berkelanjutan. 4.3.1 Membuat kliping tentang sumberdaya alam. 4.3.2 Membuat esai tentang kondisi hutan di Indonesia. 4.3.3 Membuat peta mengenai sebaran wilayah-wilayah tangkapan perikanan laut

    Indonesia. 4.3.4 Membuat peta persebaran sumber daya kehutanan pertambangan/ kelautan/

    pariwisata. 4.3.5 Membuat kliping uraian tentang pelanggaran AMDAL. 4.3.6 Membuat mind mapping pemanfaatan sumberdaya dengan prinsip pembangunan

    berkelanjutan.

  • TEJO 3

    PETA KONSEP

    PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM

    INDONESIA

    Klasifikasi Sumberdaya Alam

    Berdasarkan Potensi

    Berdasarkan Jenis

    Berdasarkan Sifat

    Potensi dan Sebaran

    Sumberdaya Alam di Indonesia

    Kehutanan Pertambangan

    Pemanfaatan dalam Kehidupan

    Kelautan Pariwisata

    Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam

    Pembangunan

    Definisi dan Tujuan

    Pihak-Pihak yang Berkepentingan dalam AMDAL

    Usaha dan/atau Kegiatan yang Harus Memiliki AMDAL

    AMDAL dalam Pemnfaatan

    Sumberdaya Alam

    Proses dan Prosdur dalam AMDAL

    Pemanfaatan sumberdaya alam

    dengan prinsip-prinsip

    pembangunan berkelanjutan

  • TEJO 4

    Kata Kunci:

    Sumberdaya Alam

    Klasifikasi

    Potensi

    Persebaran

    AMDAL

    Pembangunan Berkelanjutan

    A. KLASIFIKASI SUMBERDAYA ALAM

    1. Pengertian Sumberdaya Alam

    Pengertian sumberdaya alam menurut para ahli:

    a. Soerianegara (1977) mendefinisikan

    sumberdaya alam sebagai unsur-unsur

    lingkungan alam, baik fisik maupun hayati

    yang diperlukan manusia dalam memenuhi

    kebutuhannya guna meningkatkan

    kesejahteraan hidup.

    b. Menurut Isard (1972 dalam Soerianegara, 1977) sumberdaya alam sebagai

    keadaan lingkungan dan bahan-bahan mentah yang digunakan manusia

    untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kesejahteraannya. Jadi yang

    dimaksud dengan sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang ada di

    lingkungan alam baik fisik maupun hayati yang dapat dimanfaatkan oleh

    manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya agar lebih sejahtera.

    Manusia atau penduduk merupakan sumber daya bagi negaranya.

    Manusia dapat memberikan manfaat bagi negara, seperti sebagai tenaga kerja,

    mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelaku ekonomi, negara, dan

    sebagainya. Sumber daya manusia ini penting dalam memanfaatkan

    sumberdaya alam yang ada.

    2. Klasifikasi Sumberdaya Alam

    Ada beberapa macam sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan dengan

    berbagai cara. Sumberdaya alam tersebut dapat diklasifikasikan menurut

    beberapa hal. Sumberdaya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi,

    dan jenisnya:

    a. Berdasarkan Potensi

    Menurut potensi penggunaannya, sumberdaya alam dibagi beberapa

    macam, sebagai berikut :

    1) Sumberdaya alam materi : merupakan sumberdaya alam yang

    dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya , batu, besi, emas, kayu,

    serat kapas, dan sebagainya.

    2) Sumberdaya alam energi : merupakan sumberdaya alam yang

    dimanfaatkan energinya. Misalnya batubara, minyak bumi, gas bumi, air

    terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan lain-

    lain. Manusia menggunakan energi yang dihasilkan oleh sumberdaya

  • TEJO 5

    alam itu untuk memasak, menggerakkan kendaraan, mesin industri,

    dan sebagainya.

    3) Sumberdaya alam ruang : merupakan sumberdaya alam yang berupa

    ruang atau tempat hidupnya. Makin besar kenaikan jumlah penduduk,

    sumberdaya alam ruang makin sulit diperoleh. Ruang, dalam hal ini,

    dapat berarti ruang untuk mata pencaharian (pertanian dan perikanan ),

    tempat tinggal, arena bermain anak-anak, dan sebagainya. Di kota-kota

    besar, seperti Jakarta, sumberdaya alam ruang makin sulit didapat.

    4) Sumberdaya alam waktu, sulit dibayangkan bahwa waktu merupakan

    sumberdaya alam. Sebagai sumberdaya alam, waktu tidak berdiri sendiri

    melainkan terikat dengan pemanfaatan sumberdaya alam lainnya.

    Contohnya: air sulit didapat pada musim kemarau. Akibatnya,

    mengganggu tanaman pertanian.

    b. Berdasarkan Jenis

    Menurut jenisnya, sumberdaya alam dibagi dua sebagai berikut :

    1) Sumberdaya alam nonhayati (abiotik): disebut juga sumberdaya alam

    fisik, yaitu sumberdaya alam berupa benda-benda mati. Misalnya bahan

    tambang, tanah, air, dan kincir angin.

    2) Sumberdaya alam hayati (biotik): merupakan sumberdaya alam berupa

    makhluk hidup. Sumberdaya alam tumbuh-tumbuhan disebut

    sumberdaya alam nabati, sedangkan sumberdaya alam hewan disebut

    sumberdaya alam hewani. Misalnya hewan, tumbuhan, mikroba, dan

    manusia.

    c. Berdasarkan Sifat

    Menurut sifatnya, sumberdaya alam dapat dibagi menjadi 2 yaitu sebagai

    berikut:

    1) Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (Renewable Resources)

    Disebut sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, karena alam

    mampu mengadakan pembentukan baru dalam waktu relatif cepat.

    Dengan demikian, sumberdaya alam ini tidak dapat habis. Pembaharuan

    bisa terjadi dengan dua jalan, yaitu secara reproduksi atau dengan

    adanya siklus.

    a) Pembaharuan dengan reproduksi. Pembaharuan ini terjadi pada

    sumberdaya alam hayati, seperti hewan dan tumbuhan yang dapat

    berkembang biak sehingga jumlahnya bertambah. Akan tetapi, bila

  • TEJO 6

    pengelolaannya tidak tepat, sumberdaya alam hayati dapat punah.

    Contoh pembaharuan reproduksi yaitu dengan penerapan prinsip-

    prinsip genetika, misalnya hibridiasasi dan rekayasa genetika,

    sumberdaya alam ini dapat ditingkatkan dan keanekaragamannya.

    Gambar 1. Sumberdaya alam dapat diperbaharui Sumber: https://krismansimamora.wordpress.com/2012/05/07/peta-

    perekonomian-indonesia/

    b) Pembaharuan dengan adanya siklus. Beberapa sumberdaya alam,

    misalnya air dan udara terjadi proses yang melingkar membentuk

    siklus. Dengan demikian, selalu terjadi pembaharuan. Aktivitas

    manusia yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas

    sumberdaya alam adalah:

    Pencemaran udara akan menurunkan kualitas atmosfer bumi,

    Penebangan hutan dapat menurunkan kualitas air tanah dan

    menimbulkan banjir.

    2) Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (Unrenewable

    Resources)

    Sumberdaya alam ini terdapat dalam jumlah yang relatif statis

    karena tidak ada penambahan atau pembentukannya sangat lambat bila

    dibandingkan dengan umur manusia. Pembentukannya kembali

    memerlukan waktu ratusan bahkan jutaan tahun. Manusia tidak dapat

    memanfaatkannya selama 2-3 generasi. Sumberdaya alam ini dapat

    habis.

    Contoh: bahan mineral, minyak tanah, gas bumi, batubara, dan

    barang tambang dan sumber daya fosil lainnya. Berdasarkan daya pakai

    dan nilai konsumtifnya, sumberdaya alam ini dibedakan menjadi dua

    golongan sebagai berikut:

  • TEJO 7

    a) Sumberdaya alam yang tidak cepat habis. Tidak cepat habis karena

    nilai konsumtif terhadap barang itu relatif kecil. Manusia hanya

    memanfaatkannya dalam jumlah sedikit. Di samping itu,

    sumberdaya alam ini dapat dipakai secara berulang-ulang hingga

    tidak cepat habis. Contohnya : intan, batu permata, dan logam mulia

    (emas).

    b) Sumberdaya alam yang cepat habis. Cepat habis karena nilai

    konsumtif akan barang itu relatif tinggi. Manusia menggunakan

    dalam jumlah yang banyak, sehingga sumberdaya alam akan cepat

    habis. Di samping itu, daur ulangnya sukar dilakukan. Contohnya

    bensin, gas alam, dan bahan bakar lainnya.

    Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui kebanyakan di

    dapat dari bahan galian (barang tambang). Barang tambang adalah

    sumber daya alam yang berasal dari dalam perut bumi dan bersifat tidak

    dapat diperbaharui. Menurut cara terbentuknya, bahan galian

    dibedakan menjadi sebagai berikut :

    1) Bahan galian magmatik, yaitu bahan galian yang terjadi dari magma

    dan bertempat di dalam atau berhubungan dan dekat dengan magma.

    2) Bahan galian pematit, yaitu bahan galian yang terbentuk di dalam

    diatrema dan dalam bentukan instrusi (gang dan apofisa).

    3) Bahan galian hasil pengendapan, yaitu bahan galian yang

    terkonsentrasi karena pengendapan di dasar sungai atau genangan

    air melalui proses pelarutan ataupun tidak.

    4) Bahan galian hasil pengayaan sekunder, yaitu bahan galian yang

    terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.

    Konsentrasi terjadi ditempat asal batuan itu karena bagian

    campurannya larut dan terbawa air, atau konsentrasi mineral terjadi

    dipermukaan air tanah karena mineral itu terbawa ke lapisan yang

    lebih rendah setelah dilarutkan dari lapisan batuan di atasnya.

    5) Bahan galian hasil metamorfosis kontak, yaitu batuan sekitar magma

    yang karena bersentuhan dengan magma berubah menjadi mineral

    ekonomik.

    6) Bahan galian hidrotermal, yaitu resapan magma cair yang membeku

    di celah-celah struktur lapisan bumi atau pada lapisan yang bersuhu

    relatif rendah (di bawah 5000C).

  • TEJO 8

    Gambar 2. Barang Tambang Batu

    Bara Sumber: http://www.ptba.co.id/en/knowledge/index/5/the-occurence-of-coal

    3. Penggolongan Barang Tambang di Indonesia

    a. Berdasarkan PP No. 27 tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan-bahan

    Galian: atas tiga golongan, antara lain:

    1) Barang tambang Golongan A (strategis) merupakan bahan galian yang

    sangat penting untuk pertahanan dan keamanan negara serta penting bagi

    stabilitas ekonomi nasional. Pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah

    atau bekerja sama dengan pihak swasta, dalam maupun luar negeri.

    Contoh barang tambang golongan A adalah minyak bumi dan gas.

    2) Barang tambang Golongan B (vital) merupakan barang tambang yang bisa

    memenuhi hajat hidup orang banyak. Pengelolaannya jenis barang

    tambang ini dilakukan oleh masyarakat maupun pihak swasta yang diberi

    izin oleh pemerintah. Contoh barang tambang golongan B di antaranya

    adalah emas, perak, besi, dan tembaga.

    3) Barang tambang Golongan C merupakan barang tambang untuk industri

    atau yang tidak dianggap langsung mempengaruhi hajat hidup orang

    banyak. Pengelolaan barang tambang jenis ini ini dilakukan oleh

    masyarakat. Contoh barang tambang golongan C di antaranya adalah

    pasir, batu kapur, asbes, granit dan marmer.

    b. Berdasarkan penggunaannya, barang tambang meliputi:

    1) Barang tambang bukan mineral yaitu batu bara dan minyak bumi yang

    dimanfaatkan sebagai sumber energi. Contoh penggunaan minyak bumi

    yaitu sebagai parafin, aspal, solar, bensin, kerosin, aviation gasoline

    (avgas), aviator turbine (avtur), dan LPG.

    2) Barang tambang mineral logam yaitu mineral yang memiliki wujud padat

    dan keras berupa bahan logam. Contohnya emas, perak, timah, tembaga,

    alumunium, besi, dan nikel.

    3) Barang tambang mineral bukan logam yaitu jenis mineral yang tidak

    mempunyai unsur logam namun wujudnya sama dengan mineral logam,

    http://www.ptba.co.id/en/knowledge/index/5/the-occurence-of-coal

  • TEJO 9

    biasanya digunakan untuk keperluan industri. Contohnya, intan marmer,

    pasir kuarsa, dan belerang.

    4) Pertambangan batuan yaitu kumpulan-kumpulan atau agregat dari

    mineral-mineral yang sudah dalam kedaan membeku/keras. Contoh:

    pumice, obsidian, andesit, basalt, marmer, dan lain-lain.

    c. Berdasarkan wujudnya, barang tambang dibedakan menjadi sebagai berikut.

    1) Barang tambang berwujud padat, contoh: batu-bara, emas, perak, bijih

    emas, bijih tembaga, dan bauksit.

    2) Barang tambang berwujud cair, contoh: minyak bumi.

    3) Barang tambang berwujud gas, contoh: gas bumi.

    B. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Alam Di Indonesia

    Potensi sumberdaya alam adalah kemampuan sumberdaya alam untuk

    dikembangkan yang bisa berguna bagi kelangsungan hidup manusia serta penduduk

    Indonesia. Adapun potensi dan sebaran sumberdaya alam kehutanan,

    pertambangan, kelautan dan pariwisata di Indonesia sebagai berikut.

    1. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Alam Kehutanan Indonesia

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2013 tentang pencegahan

    dan pemberantasan perusakan hutan, yang dimaksud dengan hutan adalah

    suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam

    hayati yang didominasi pepohonan dalam komunitas alam lingkungannya yang

    tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.

    Potensi sumberdaya hutan di wilayah Indonesia sangat besar, yaitu

    mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3% dari seluruh luas wilayah Indonesia

    (Kemenhut, 2011). Sedangkan pada tahun 2013-2015 berdasarkan hasil

    penafsiran citra Landsat 8 OLI tahun 2013 luas hutan Indonesia mengalami

    penururan yaitu seluas 96,5 juta ha atau 51,53% dari luas wilayah Indonesia

    (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2016). Luas hutan tersebut saat

    ini masih banyak dijumpai terutama di Papua. Di Jawa, luas hutan telah banyak

    berkurang karena banyak terjadi alih fungsi lahan untuk pertanian, permukiman

    penduduk, dan pembangunan lainnya, sedangkan sumatera dan kalimantan

    semakin berkurang karena dibuka untuk perkebunan kelapa sawit.

    a. Klasifikasi dan Sebaran Hutan di Indonesia Berdasarkan Fungsinya

    Berikut klasifikasi hutan menurut UU No. 41 tahun 1999 tentang

    kehutanan berdasarkan fungsinya.

  • TEJO 10

    Gambar 3. Bagan Klasifikasi Hutan Berdasarkan Fungsinya

    Sumber: https://jurnalbumi.com/hutan-konservasi/

    1) Hutan Produksi

    Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

    memproduksi hasil hutan (Pasal 1 angka 7 UU No. 41 tahun 1999).

    Indonesia memiliki 129 juta hektar kawasan hutan, lebih dari setengahnya

    atau sekitar 72 juta hektar berupa hutan produksi. Sisanya masuk ke dalam

    hutan konservasi dan hutan lindung.

    a) Jenis-jenis Hutan Produksi

    Hutan produksi dibagi menjadi tiga, yaitu:

    Hutan Produksi Tetap (HP)

    Hutan ini dapat dieksploitasi dengan cara tebang habis maupun

    tebang pilih. Contohnya hutan rimba dan hutan budidaya. Hutan

    rimba tumbuh secara alami sebagai penghasil kayu cendana, kayu

    meranti, kayu besi, dan kayu hitam. Hutan budidaya adalah hutan

    yang sengaja ditanami oleh manusia sebagai penghasil kayu jati dan

    pinus (tusam) yang akan diambil hasilnya.

    Hutan Produksi Terbatas (HPT)

    Hutan ini hanya bisa dieksploitasi dengan tebang pilih,

    peruntukannyapun hanya memproduksi kayu dalam skala kecil.

    Hutan Produksi Konversi (HPK)

    Hutan yang bisa dimanfaatkan untuk usaha diluar kehutanan, salah

    satunya untuk perkebunan kelapa sawit. Hutan ini menjadi rebutan

    para pengusaha.

    Terdapat catatan tersendiri untuk memanfaatkan hutan produksi.

    Fungsi hutan produksi menjadi perkebunan harus sesuai peraturan

    perundangan dan juga mewajibkan perusahaan untuk menyiapkan lahan

    https://jurnalbumi.com/hutan-konservasi/

  • TEJO 11

    pengganti yang diperuntukkan hutan baru. Manfaat hutan produksi sebagai

    kawasan perkebunan, penyedia lapangan pekerjaan dan perbaikan ekonomi.

    Contoh hutan produksi yaitu hutan jati, tusam, mahoni, damar dan

    jabon di Pulau Jawa. Selain di pulau jawa, hutan tusam juga ada di

    Sumatera.

    Gambar 4. Hutan Tusam

    Sumber: http://br.viarural.com/servicos/turismo/florestas-estaduais/floresta-estadual-santa-barbara/

    b) Persebaran Hutan Produksi

    Persebaran hutan produksi meliputi wilayah Kalimantan, Sumatera,

    Sulawesi, dan Irian Jaya.

    2) Hutan Konservasi

    Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang

    mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan

    satwa serta ekosistemnya (Pasal 1 angka 9 UU No. 41 tahun 1999). Istilah

    hutan konservasi merujuk pada suatu kawasan hutan yang diproteksi atau

    dilindungi. Proteksi atau perlindungan tersebut bertujuan untuk

    melestarikan hutan dan kehidupan yang ada didalamnya agar bisa

    menjalankan fungsinya secara maksimal. Hutan konservasi merupakan

    hutan milik negara yang dikelola oleh pemerintah, dalam hal ini

    Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, Kementerian

    Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hutan konservasi terdiri dari:

    a) Kawasan hutan Suaka Alam (KSA) berupa Cagar Alam (CA) dan Suaka

    Margasatwa (SM).

    Cagar Alam

    Menurut UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya

    Alam Hayati dan Ekosistemnya, cagar alam adalah kawasan suaka

    alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan,

    satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi

    dan perkembangannya berlangsung secara alami. Hingga saat ini di

    Indonesia terdapat 227 unit cagar alam, terdiri dari 222 unit darat

  • TEJO 12

    dengan (luas 3.923.001,66 ha) dan 5 unit laut (luas 152.610 ha).

    Contoh beberapa cagar alam yang ada di Indonesia yaitu:

    Tabel 1. Beberapa Daftar Cagar Alam di Indonesia

    No. Nama Cagar

    Alam Wilayah Persebaran Yang Dilindungi

    1. Sibolangit Sumatera Utara bagian

    timur

    Berbagai macam tumbuhan khas dataran

    rendah pantai, antara lainpohon lebah

    yang sangat tinggi dan bunga bangkai.

    2. Rafflesia Provinsi Bengkulu Bungai bangkai Rafflesia Arnoldi terbesar

    di dunia.

    3. Limpopati Provinsi Sumatera Barat Satwa yang dilindungi adalah tapir dan

    siamang.

    4. Pulau Moyo Provinsi NTB Satwa yang dilindungi adalah sapi liar,

    banteng, rusa, babi hutan, burung kakak

    tua, dan ayam hutan.

    5. Arjuno

    Lalijiwo

    Provinsi Jawa Timur.

    Dataran tinggi Gunung

    Arjuna dengan ketinggian

    2.600 mdpl

    Tanaman yang dilindungi yaitu berbagai

    flora Alpina dan cemara sebagai hutan

    alam.

    6. Pananjung-

    Pangandaran

    Provinsi Jawa Barat Satwa yang dilindungi adalah banteng

    dan rusa.

    7. Cibodas Provinsi Jawa Barat Kawasan ini adalah cadangan hutan

    pegunungan hujan tropis dengan daerah

    yang basah atau sering hujan.

    8. Pulau Dua Provinsi Banten Di wilayah ini banyak terdapat jenis-jenis

    burung laut sehingga sering disebut

    Kerajaan Burung.

    9. Ujung Kulon Provinsi Banten Satwa yang dilindungi adalah badak

    bercula satu, banteng, babi hutan, buaya

    dan berbagai jenis burung.

    10. Pulau Kaget Provinsi Kalimantan Selatan

    Satwa yang dilindungi dan sekaligus menjadi maskot provinsi ini adalah

    bekantan.

    Sumber: https://jurnalbumi.com/cagar-alam/, diperbaharui pada tanggal 3 Agustus 2016

    Gambar 5. Bekantan Cagar Alam Pulau Kaget

    Sumber: http://www.tribunnews.com/travel/2016/04/20/yang-akan-membuat-anda-kaget-ketika-datang-ke-pulau-kaget-di-kalimantan-selatan

    Suaka Margasatwa

    Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi

    Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya suaka margasatwa

    didefinisikan sebagai kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas

    berupa keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang untuk

    https://jurnalbumi.com/cagar-alam/

  • TEJO 13

    kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap

    habitatnya. Di Indonesia terdapat 75 unit suaka margasatwa yang

    terdiri dari 71 suaka darat (5.024.138,29 ha dalam kemeterian

    kehutanan, 2014) dan 4 suaka laut (5.588,25 ha). Berikut beberapa

    daftar suaka margasatwa di Indonesia.

    Tabel 2. Beberapa Daftar Suaka Margasatwa di Indonesia

    No. Nama Suaka

    Marga Satwa Wilayah Persebaran Satwa yang Dilindungi

    1. Gunung Leuser Provinsi NAD Orang utan, gajah, badak sumatera,

    tapir, harrimau, rusa, dan berbagai jenis

    burung.

    2. Way Kambas Provinsi Lampung Gajah sumatera, rusa, dan babi hutan

    3. Pulau Komodo NTT Komodo, biawak, rusa, babi hutan, anjing

    hutan, burung kakak tua, kerbau liar,

    dan ayam hutan.

    4. Baluran Provinsi Jawa Timur Banteng, kerbau liar, burung merak,

    kera, lutung, babi hutan, dan ayam

    hutan.

    5. Pelahari Tanah

    Laut

    Kalimantan Selatan Bekantan, burung raja udang

    (Palargopsis Capengis), rusa sambar, dan

    biawak (Varanus Salvator)

    6. Tanjung Puting

    Kotawaringin

    Provinsi Kalimantan

    Tengah

    Konservasi hutan dan satwa berupa

    orang utan kalimantan.

    7. Pulau Kaget Provinsi Kalimantan

    Selatan

    Bekantan (Nasalis Larvatus), Kera Abu-

    abu (Macaca Fasicularis) dan lain-lain.

    8. Nantu Provinsi Gorontalo Babirusa (Babyrousa babyrussa), Anoa

    (Bubalus depressicornis), Monyet

    Sulawesi (Macaca heckii), Tarsius

    (Tarsius spectrum), Babi Hutan (Sus

    celebensis), serta 90 jenis burung yang 35

    jenis di antaranya adalah khas Sulawesi.

    9. Membramo Foja Provinsi Papua Kupu-kupu hitam-putih, katak pinokio

    berhidung panjang, pergam (merpati)

    kaisar, kelelawar kembang baru

    (Syconycteris sp nov), tikus pohon kecil

    (Pogonomys sp nov), semak belukar

    berbunga (Ardisia hymenandroides), dan

    walabi kecil (Dorcopsulus sp nov).

    10. Pulau Venu Provinsi Papua Barat Cendrawasih Botak (Cicinnurus

    respublica) dan lain-lain.

    Sumber: https://jurnalbumi.com/suaka-margasatwa/, diperbaharui pada tanggal 3 Agustus 2016

    Gambar 6. Badak Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser Sumber: https://www.twisata.com/taman-nasional-gunung-leuser-objek-wisata-

    memukau-di-aceh/

  • TEJO 14

    b) Kawasan hutan Pelestarian Alam (KPA) berupa Taman Nasional (TN),

    Taman Hutan Raya (TAHURA), dan Taman Wisata Alam (TWA).

    Taman Nasional (TN)

    Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

    ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk

    tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

    budidaya, pariwisata, dan rekreasi (UU No. 5 tahun 1990). Hampir

    setiap negara besar memiliki kawasan yang dicadangkan sebagai taman

    nasional. International Union for Conservation of Nature

    (IUCN) menggolongkan taman nasional ke dalam kawasan yang

    dilindungi kategori II. Artinya, kawasan ini diproteksi namun masih

    memungkinkan adanya aktivitas manusia secara terbatas.

    Hingga saat ini di Indonesia terdapat 50 taman nasional yang

    mencakup kawasan seluas lebih dari 16 juta hektar (kementerian

    kehutanan, 2014). Enam diantaranya telah diakui dunia internasional

    sebagai warisan alam dunia (World Heritage Site). Pengelolaan Kawasan

    Taman Nasional dilakukan oleh Pemerintah. Berikut ini beberapa

    taman nasional di Indonesia.

    Tabel 3. Daftar Taman Nasional di Indonesia

    No. Nama Taman

    Nasional

    Lokasi Luas Areal (ha)

    1. Gunung Leuser Nangroe Aceh Darussalam (Aceh Tenggara dan Aceh Selatan), Sumatera Utara (Langkat)

    1.094.692

    2. Siberut Sumatera Barat (Kabupaten Mentawai) 190.500

    3. Sembilang Sumatera Selatan (Kabupaten Bumi Banyuasin) 205.750

    4. Bukit Barisan Selatan

    Lampung (Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat), Bengkulu (Kabupaten Bengkulu Selatan)

    3650

    5. Tesso Nilo Riau 38.576

    6. Ujung Kulon Banten 122.956

    7. Kepulauan Seribu DKI Jakarta 107.489

    8. Gunung Halimun Salak

    Jawa Barat (Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi) 113.357

    9. Karimunjawa Jawa Tengah (Kabupaten Jepara) 110.117

    10. Gunung Merapi Jawa Tengah (Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan

    Kabupaten Klaten), DI Yogyakarta (kabupaten Sleman)

    6.410

    11. Baluran Jawa Timur (Kabupaten Situbondo) 250

    12. Gunung Rinjani Nusa Teggara Barat (Kabupaten Lombok Barat dan Lombok

    Timur)

    41.330

    13. Kelimutu Nusa Tenggara Timur (Kabupaten Ende) 5.356

    14. Danau Sentarum Kalimantan Barat (Kabupaten Kapuas Hulu) 1320

    15. Sebangau Kalimantan Tengah (Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulang

    Pisau dan Kota Palangka Raya)

    568.700

  • TEJO 15

    16. Wartabone Sulawesi Utara (Kabupaten Bolaang Mongondow), Gorontalo

    (Kabupaten Gorontalo)

    287.115

    17. Taka Bonerate Sulawesi Selatan (Kabupaten Selayar) 530.765

    18. Kepulauan Togean Sulawesi Tengah (Kabupetan Tojo Una-una) 362.605

    19. Manusela Maluku (Kabupaten Maluku Tengah) 1890

    20. Teluk Cendrawasih Papua (Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Paniai) 1.453.500

    21. Wasur Papua (Kabupaten Merauke) 413.810

    Sumber: https://jurnalbumi.com/taman-nasional/ , diperbaharui pada tanggal 3 Agustus

    2016

    Taman Hutan Raya (TAHURA)

    Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan

    koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis

    asli atau bukan jenis asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan

    penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya

    tumbuhan dan atau satwa, budaya, pariwisata dan rekreasi.

    Pengelolaan Kawasan Taman Hutan Raya dilakukan oleh Pemerintah.

    Hingga saat ini di Indonesia telah ditetap sebanyak 22 taman hutan

    raya, berikut daftarnya:

    Tabel 4. Daftar Taman Hutan Raya di Indonesia

    No. Nama hutan Lokasi Luas Areal

    (ha)

    1. Tahura Pecut Merah Intan Nagroe Aceh Darussalam 6.300

    2. Tahura Bukit Barisan Sumatera Selatan 51.600

    3. Tahura Dr. Mohammad Hatta Sumatera Barat 12.100

    4. Tahura Sultan Syarif Kasim Riau 6.127

    5. Tahura Thoha Saifudin Jambi 15.830

    6. Tahura Rejo Lelo Bengkulu 11.222

    7. Tahura Wan Abdul Rachman Lampung 22.245.50

    8. Tahura Ir H. Juanda Jawa Barat 590

    9. Tahura Pancoran Mas Depok Jawa Barat 6

    10. Tahura Gunung Kunci dan Gunung Palasari Jawa Barat 231.30

    11. Tahura Ngargoyoso Jawa Tengah 4.567.93

    12. Tahura Gunung Bunder Yogyakarta 27.868.30

    13. Tahura R. Suryo Jawa Timur 27.868.30

    14. Tahura Ngurah Rai Bali 1.373.50

    15. Tahura Nuraksa Nusa Tenggara Barat 3.155

    16. Tahura Prof. Herman Yohanes Nusa Tenggara Timur 1.900

    17. Tahura Sultan Adam Kalimantan Selatan 112.000

    18. Tahura Bukit Suharto Kalimantan Timur 61.850

  • TEJO 16

    19. Tahura Paboya-Paneki Sulawesi Tengah 7.128

    20. Tahura Bontohari Sulawesi Selatan 3.475

    21. Tahura Sinjai Sulawesi Selatan 724

    22. Tahura Murhum Sulawesi Tenggara 7.877

    Sumber: https://jurnalbumi.com/taman-hutan-raya/ , diperbaharui pada tanggal 3

    Agustus 2016

    TAMAN WISATA ALAM (TWA)

    Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang

    terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam (Undang-

    Undang No.5 tahun 1990 ). Pengelolaan Kawasan Taman Wisaha Alam

    dilakukan oleh Pemerintah. Saat ini di Indonesia terdapat setidaknya

    115 unit taman wisata alam (101 darat/257 ribu ha dan 14 laut/491

    ha). Berikut daftar Taman Wisata Alam yang disusun berdasarkan

    provinsi. Contoh: Kepulauan Banyak, Pulau Weh (Nangroe Aceh

    Darussalam); Panelokan, Tamblingan (Bali); Gunung gamping (DI

    Yogyakarta); Suranadi, Pelangan, Kerandangan (Nusa Tenggara Barat);

    Gunung Baung, Tretes (Jawa Timur); dan Holiday Resort, Sicikeh-

    cikeh, Sijaba Hutaginjang (Sumatera Utara).

    Gambar 7. Taman Nasional Siberut,

    Sumatera Barat Sumber: http://www.piknikdong.com/wp-

    content/uploads/2015/11/Pulau-Siberut.jpg

    Gambar 8. Tahura Bunder, DIY

    Sumber: http://www.antarayogya.com/berita

    /306847/dishutbun-diy-kembangkan-hutan-bunder-gunung-

    kidul

  • TEJO 17

    Gambar 9. Sijaba Hutaginjang (Sumatera Utara)

    Sumber: http://www.pariwisatasumut.net/2014/11/sijabat-huta-ginjang.html

    c) Taman Buru (TB) adalah kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat

    wisata berburu (Undang-Undang No.41 Tahun 1999). Saat ini terdapat 15

    taman buru yang tersebar di berbagai tempat. Berikut daftar taman buru

    Indonesia.

    Tabel 5. Taman Buru Indonesia

    No. Nama Lokasi Luas Areal (ha)

    1. Taman Buru Bangkala Takalar, Sulawesi Selatan 4.152,50

    2. Taman Buru Dataran Bena

    Timor Tengah Selatah, Nusa Tenggara Timor

    2.000,64

    3. Taman Buru Komara Takalar, Sulawesi Selatan 2.972

    4. Taman Buru Landusa Tomata Poso, Sulawesi Tengah 5.000

    5. Taman Buru Lingga Isaq

    Aceh Tengah, Nangroe Aceh Darussalam

    80.000

    6. Taman Buru Gunung Masigit Kereumbi

    Sumedang dan Garut, Jawa Barat

    12.420,70

    7. Taman Buru Mata Osu Kolaka, Sulawesi Tenggara 8.000

    8. Taman Buru Pulau Moyo Sumbawa, Nusa Tenggara Barat 22.250

    9. Taman Buru Gunung Nanu’a Bengkulu Utara, Bengkulu 10.000

    10. Taman Buru Pulau Ndana Kupang, Nusa Tenggara Timur 1.562

    11. Taman Buru Pulau Pini Nias, Sumatera Utara 8.350

    12. Taman Buru Pulau Rempang Kepulauan Riau 16.000

    13. Taman Buru Pulau Rusa Alor, Nusa Tenggara Timur 1.384,65

    14. Taman Buru Semidang Bukit Kabu

    Bengkulu Utara, Bengkulu 15.300

    15. Taman Buru Tambora Selatan Dompu, Nusa Tenggara Barat 30.000

    Sumber: https://jurnalbumi.com/taman-buru/ , diperbaharui pada tanggal 3 Agustus 2016

    3) Hutan Lindung

    Hutan lindunga adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

    sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,

  • TEJO 18

    mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan

    memelihara kesuburan tanah (Pasal 1 angka 8 UU No. 41 tahun 1999).

    a) Menfaat Hutan Lindung

    Manfaat hutan lindung diantaranya mencegah banjir, menyimpan

    cadangan air tanah, mencegah erosi dan tanah longsor, memelihara

    kesuburan tanah, penyimpan sumberdaya genetika, habitat hidup

    hewandan tumbuhan, tempat pendidikan dan laboratorium alam.

    b) Hutan Lindung di Indonesia

    Kawasan hutan lindung tersebar luas di berbagai pulau di Indonesia,

    berikut ini beberapa contohnya:

    Hutan Lindung Sungai Wain

    Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW), merupakan salah satu objek

    wisata andalan Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kawasan

    HLSW meliputi areal seluas 9.782,80 hektar. Satwa khas Kalimantan

    seperti orangutan, bekantan, kantong semar dan tumbuhan endemik

    Balikpapan yaitu Eltingera Balikpapanensis. Pada tahun 2006, Menteri

    Kehutanan mengeluarkan 260 hektar kawasan HLSW untuk keperluan

    khusus, yakni pembangunan Kebun Raya Balikpapan.

    Hutan Lindung Wehea

    Hutan Lindung Wehea terletak di Kabupaten Kutai Timur,

    Kalimantan Timur. Areal hutan ini seluas 380 hektar. Pada awalnya

    hutan ini merupakan konsesi penebangan yang kemudian ditetapkan

    sebagai hutan lindung pada tahun 2004 oleh masyarakat Dayak

    Wehea. Pada tahun 2009 proyek Wehea menerima penghargaan

    Kalpataru, penghargaan tertinggi bidang lingkungan hidup dari

    pemerintah pusat.

    Hutan Wehea menjadi penopang tiga Sub Daerah Aliran Sungai,

    yakni sungai Seleq, Melinyiu dan Sekung. Ketiga sungai ini bermuara ke

    Sungai Mahakam. Kawasan hutan ini juga menjadi rumah bagi orang

    utan dan satwa Kalimantan lainnya.

  • TEJO 19

    1) Bentuklah kelompok yang beranggotakan 4-5

    orang!

    2) Coba buatlah daftar sumberdaya alam

    berdasarkan proses pembentukannya,

    jenisnya dan kegunaannya yang kalian

    temukan disekitar rumah!

    3) Tuliskanlah berbagai masalah yang terjadi

    mengenai sumberdaya alam tersebut!

    4) Carilah sumber-sumber yang relevan dengan

    masalah diskusi kalian!

    Gambar 10. Hutan Lindung Sungai

    Wain Sumber:

    http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2012/09/Sungai-Wain-

    Balikpapan_HENDAR1.jpg

    Gambar 11. Hutan Lindung Wehea

    Sumber: http://www.profauna.net/id/content/lemb

    aga-adat-dan-profauna-pasang-papan-informasi-pelarangan-perburuan-satwa-liar-

    di-hutan#.WVYfpJI1_IU

    b. Potensi Hutan Indonesia

    1) Fungsi Ekonomi

    a) Kayu

    Hutan di Indonesia memiliki tumbuhan yang beraneka ragam,

    terutama pohon. Secara keseluruhan, di Indonesia memiliki sekitar 400

    jenis tumbuhan, 250 – 300 jenis di antaranya adalah tumbuhan

    berbunga, yang merupakan 10 % dari seluruh tumbuhan berbunga di

    dunia. Lebih dari 250 jenis kayu tersebut merupakan kayu dengan nilai

    ekonomis yang cukup tinggi. Sebaran beberapa jenis kayu di Indonesia:

    Kayu meranti, keruing, agathis

    dihasilkan terutama di Sulawesi,

    Papua, dan Kalimantan.

    Kayu jati banyak dihasilkan

    terutama di Jawa Tengah.

    Rotan banyak dihasilkan di

    Kalimantan, Sumatra Barat dan

    Sumatra Utara. Kayu cendana

    banyak dihasilkan di NTT.

    Kayu akasia dan rasamala banyak

    dihasilkan di Jawa Barat.

    Diskusi!

    http://www.profauna.net/id/content/lembaga-adat-dan-profauna-pasang-papan-informasi-pelarangan-perburuan-satwa-liar-di-hutan#.WVYfpJI1_IUhttp://www.profauna.net/id/content/lembaga-adat-dan-profauna-pasang-papan-informasi-pelarangan-perburuan-satwa-liar-di-hutan#.WVYfpJI1_IUhttp://www.profauna.net/id/content/lembaga-adat-dan-profauna-pasang-papan-informasi-pelarangan-perburuan-satwa-liar-di-hutan#.WVYfpJI1_IUhttp://www.profauna.net/id/content/lembaga-adat-dan-profauna-pasang-papan-informasi-pelarangan-perburuan-satwa-liar-di-hutan#.WVYfpJI1_IU

  • TEJO 20

    Tugas!!!

    1. Bgaimana pendapat kalian

    mengenai hutan kprouksi yang

    dikonversikan untuk perkebunan

    kelapa sawit?

    2. Carilah sumber-sumber yang

    relevan dengan masalah

    tersebut!

    3. Kumpulkan tugas pada Guru

    kalian!

    b) Non Kayu Kayu merupakan hasil utama hutan di Indonesia, tetapi ada juga

    potensi lain dari hutan yang tak kalah bermanfaat. Beberapa hasil hutan

    non kayu yang bernilai ekonomi adalah madu, buah-buahan, jamur,

    damar, rotan, sagu, sutarea, kapur barus, kemenyan, gambir, kulit

    pohon bakau, gondorukem, bambu, suaka alam, minyak kayu putih,

    dan lain sebagainya.

    2) Fungsi Ekologi

    a) Penghasil oksigen (O2) dan mengurangi karbondioksida (CO2);

    b) Sebagai penyeimbang alam;

    c) Mengimpan cadangan air;

    d) Mencegah tanah longsor;

    e) Mencegah terjadinya erosi;

    f) Tempat dan rumah berbagai jenis tanaman

    dan binatang;

    g) Mengatur iklim;

    h) Mencegah terjadinya banjir.

    3) Fungsi Sosial

    a) Tempat wisata;

    b) Sarana edukasi;

    c) Riset dan penelitian;

    d) Sarana olahraga.

    2. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Pertambangan Indonesia

    Indonesia berada di wilayah “Pasific Ring of Fire” atau Cincin Berapi Pasifik

    yang ditandai dengan kegiatan vulkanik yang tinggi. Hal tersebut karena

    pergerakan tiga lempeng tektonik yang menghimpit Indonesia sehingga

    menimbulkan gejolak tektonik secara intensif di bawah permukaan bumi. Magma

    yang keluar dari perut bumi pada wilayah Ring of Fire mengandung berbagai

    logam berharga, terutama emas dan tembaga, sehingga Indonesia secara

    potensial memiliki kekayaan alam berupa bahan tambang. Hal tersebut

    berdampak pada Indonesia yang menjadi salah satu negara di dunia yang kaya

    akan bahan tambang. Beraneka bahan tambang tersedia untuk memenuhi

    kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Aktivitas pertambangan telah

    menghasilkan banyak devisa bagi Indonesia.

  • TEJO 21

    Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian

    berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis

    maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di

    bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan gas bumi,

    batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih

    emas, perak dan bijih mangan.

    Menurut UU No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu-bara,

    pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

    penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batu-bara yang meliputi

    penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,

    pengolahan, dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca-

    tambang.

    a. Proses Pembentukan Barang Tambang

    1) Proses pembentukan Batubara

    Batu bara terbentuk sejak zaman karbon, berlangsung antara 360 juta

    sampai 290 juta tahun yang lalu. Batu bara berasal dari sisa-sisa tumbuhan

    purba yang terakumulasi di dalam suatu cekungan kemudian mengalami

    proses pembatubaraan yang disebabkan oleh faktor tekanan, suhu, dan

    waktu geologi. Batubara mengandung unsur-unsur organik yang disebut

    maseral. Kematangan maseral merupakan bentuk derajat pembentukan.

    Proses terbentuknya batu bara berawal dari endapan tumbuhan yang

    berubah menjadi gambut kemudian berubah menjadi batubara muda atau

    disebut pula batu bara cokelat. Batu bara muda adalah batu bara adalah

    batu bara dengan jenis kematangan maseral rendah.

    Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan secara terus menerus

    selama jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan secara

    bertahap yang menambah kematangan maseral dan menjadi batu bara

    subbituminus, antrasit, dan meta antrasit. Dalam proses pembentukan batu

    bara, kematangan maseral menggambarkan perubahan konsentrasi dari tiap

    unsur utama pembentuk batu bara. Batu bara yang berkualitas tinggi

    semakin keras dan kompak, warnanya semakin hitam mengkilat,

    kelembapannya berkurang, dan kadar karbonnya meningkat sehingga

    kandungan energinya semakin besar.

    2) Proses pembentukan minyak dan gas bumi

  • TEJO 22

    Batuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur 600

    juta tahun dan yang termuda berumur 1 juta tahun. Rata-rata batuan yang

    mengandung minyak bumi berumur antara 10 juta hingga 270 juta tahun.

    Tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan gas bumi yaitu batuan

    asal, perpindahan hidrokarbon dari batuan asal menuju batuan reservoir,

    dan adanya jebakan geologis.

    Bahan baku minyak dan gas bumi berasal dari tumbuhan dan hewan

    purba yang mati lalu terkubur pasir dan lumpur di dasar laut selama jutaan

    tahun. Selanjutnya akan terbentuk lapisan sedimen kaya zat organik yang

    akhirnya akan membentuk batuan. Proses ini akan terus berulang selama

    jutaan tahun. Kemudian lapisan batuan tersebut akan menyusut dan

    berpindah tempat akibat aktivitas tektonik, lalu membentuk lapisan yang

    kaya zat organik yang akhirnya akan membentuk batuan endapan. Proses

    ini akan terus berulang dimana satu lapisan akan menutupi lapisan

    sebelumnya selama jutaan tahun.

    Kemudian lapisan batuan tersebut ada yang menyusut dan berpindah

    tempat akibat pergeseran bumi. Tekanan dan temperatur yang tinggi dari

    lapisan batuan yang lain akan mendestilasi kandungan bahan organik pada

    batuan sendimen lalu mengubahnya menjadi minyak dan gas bumi.

    Berdasarkan umur dan kedalamanya, minyak bumi dapat digolongkan

    menjadi beberapa jenis, young-shallow, old shallow, young deep, dan old

    deep. Minyak jenis old-deep paling banyak dicari karena dapat menghasilkan

    bensin.

    3) Proses pembentukan mineral

    Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.

    Barang tambang mineral nonlogam. Istilah mineral tidak hanya terkait

    komposisi kimianya namun juga struktur mineralnya. Mineral termasuk

    dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silika yang

    sangat kompleks dengan berbagai macam bentuknya.

    Barang tambang mineral logam adalah barang tambang yang

    berbentuk bijih, contohnya: bijih besi, emas, tembaga, nikel dan bauksit.

    Adapun barang tambang mineral non-logam biasa disebut sebagai bahan

    galian industri, contohnya : pasir, batu kapur, intan, belerang dan asbes.

    Proses terbentuknya barang tambang mineral akan diuraikan sebagai

    berikut.

  • TEJO 23

    Proses magmatik

    Proses magmatik merupakan proses pembentukan mineral dengan

    cara pemisahan magma, yang diakibatkan oleh pendinginan dan

    membentuk beberapa jenis batuan beku contoh mineral yang dihasilkan

    adalah platina, timah, intan, dan tembaga.

    Proses pengendapan dan pelapukan

    Proses ini terjadi akibat perubahan sifat fisik dan kimia pada batuan

    penyusun kerak bumi akibat pengaruh gaya eksogen. Contoh mineral

    yang dihasilkan adalah kaolin.

    Proses hidrotermal

    Proses hidrotermal merupakan proses pengendapan larutan sisa

    magma yang keluar melalui celah kulit bumi pada temperatur yang

    rendah. Contoh mineral yang dihasilkan yaitu adalah kuansa.

    Proses pegmatif

    Proses ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik yaitu ketika

    larutan sisa magma mengalami pendinginan. Contoh mineral yang

    dihasilkan adalah emas dan grafit.

    Proses karbonatit

    Proses karbonatit merupakan proses pembentukan batuan sedimen

    yang tersusun atas mineral-mineral karbonat. Contohnya mineral yang

    dihasilkan adalah dolomit.

    Proses skarn

    Proses ini merupakan proses pembentukan mineral sebagai efek dari

    kontak antara hidrothermal yang mengandung silika dengan batuan

    sedimen yang mengandung kalsium. Contoh mineral yang dihasilkan

    adalah garnet, klorit, dan kalsit.

    Proses sublimasi

    Proses ini merupakan proses pembentukan mineral yang terjadi

    akibat proses pemadatan uap/gas yang berasal dari magma. Contoh

    mineral yang dihasilkan adalah sulfur.

    b. Potensi dan Sebaran Barang Tambang di Indonesia

    a) Minyak Bumi dan Gas

    Minyak bumi dan gas merupakan minyak mentah berupa campuran dari

    berbagai senyawa hidrokarbon. Minyak bumi dan gas bermanfaat sebagai

    sumber energi utama yang saat ini banyak dipakai untuk keperluan industri,

  • TEJO 24

    tranportasi, dan rumah tangga. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal,

    minyak mentah diproses terlebih dahulu dalam kilang minyak. Penambangan

    minyak bumi dan gas dilakukan pada cekungan tersier yang tersebar di

    Indonesia. Sedimen tersier adalah endapan yang terbentuk 70.000.000 tahun

    yang lalu. Di Indonesia terdapat 60 cekungan sedimen tersier, yang terdiri atas

    14 cekungan sudah diproduksi, 10 cekungan terbukti mengandung hidrokarbon

    tetapi belum diproduksi, 14 cekungan sudah dibor tetapi belum menunjukkan

    hasil dan 22 cekungan belum di ekploitasi secara intensif karena berada di

    daerah laut dalam.

    Daerah penghasil minyak bumi di Indonesia, meliputi:

    Pulau Sumatera: Lhoksumawe dan Peureula (Aceh); Tanjung Pura (Sumatera

    Utara); Dumai dan Sungaipakning (Riau); dan Muara Enim, Plaju, Sungai

    Gerong (Sumatera Selatan).

    Pulau Jawa: Wonokromo dan Delta (Jawa Timur); Cepu dan Cilacap (Jawa

    Tengah); Majalengka dan Jatibarang (Jawa Barat).

    Pulau Papua: Sorong, Babo, dan Kalmono.

    Kepuluan Maluku: P. Seram dan Tenggara.

    Pulau Kalimantan: Balikpapan, P. Tarakan, P. Bunyu, Rantau, Tanjung,

    Amuntai, dan Sungai Mahakam.

    Daerah penghasil gas alam untuk bahan bakar elpiji (LPG-Liquefid Petroleum

    Gas) terdapat di Arun (Aceh), Bontang (Kalimantan), Jawa Barat, Sumatera

    Utara, dan Sumatera Selatan.

    Gambar 12. Peta Persebaran Cadangan Minyak Bumi Indonesia

    Sumber: http://migas.esdm.go.id/post/category/petadandata/petacadangan

    b) Batu Bara

  • TEJO 25

    Batu bara adalah batuan sedimen

    yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang

    telah mati dan mengendap selama

    jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur

    penyusun utama adalah karbon,

    hidrogen, dan oksigen. Energi yang

    dihasilkan batu bara dapat digunakan

    untuk pembangkit listrik, untuk

    keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada industri batu bata atau

    genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia, dan lain-lain.

    Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5 % dari cadangan dunia. Namun,

    dari segi produksi Indonesia menempati posisi keenam dengan jumlah produksi

    mencapai 246 juta ton, peringkat pertama ditempati Tiongkok dengan jumlah

    produksi 2.761 juta ton, disusul USA 1007 juta ton, India 490 juta ton, Australia

    325 juta ton, Rusia 247 juta ton. Batu bara dapat dijumpai di sejumlah pulau,

    yaitu Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara di kedua pulau tersebut

    sangat besar. Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan

    Timur (Lembah Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin dan

    Sawahlunto), Sumatra Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).

    c) Emas

    Emas terbentuk karena proses magmatisme secara mekanis yang

    menghasilkan endapan letakan (placer). Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3%

    dari cadangan emas dunia. Dengan cadangan sebesar itu, Indonesia menduduki

    peringkat ke-7 yang memiliki potensi emas

    terbesar di dunia. Sedangkan produksi emas

    Indonesia sekitar 6,7% produksi emas dunia

    dan menduduki peringkat ke 6 di dunia.

    Namun menurut data World Gold Council per

    Juni 2015, Indonesia menduduki peringkat

    ke 40 dengan cadangan emas sekitar 78,1 ton atau setara dengan 0,24 persen.

    Manfaat emas sebagai perhiasan, perlengkapan pesawat ruang angkasa,

    investasi, terapi kecantikan, bahan membuatn penghargaan, dan lainnya.

    Penambangan emas terdapat di daerah Nangroe Aceh Darussalam

    (Meulaboh), Riau (Logos), Bengkulu (Rejang Lebong), Sulawesi Utara (Bolaang

    Gambar 13. Batu Bara Sumber: https://www.google.co.id/

    Gambar 14. Biji Emas

    Sumber:

    https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-

    primer-indonesia/

    https://4.bp.blogspot.com/-pbyi-m0a4_4/VwJDp6mP3lI/AAAAAAAABQc/iJ2DjHYeeWQLEff4DOk-Ez90YAynUwk-A/s1600/Picture3.jpghttp://www.tribunnews.com/tag/indonesiahttp://www.tribunnews.com/tag/emashttps://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-primer-indonesia/https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-primer-indonesia/

  • TEJO 26

    Mongondow, Minahasa), Kalimantan Barat (Sambas), Jawa Barat (Cikotok,

    Pongkor), dan Freeport (Timika, Papua).

    d) Tembaga

    Pada umumnya bijih tembaga di

    Indonesia terbentuk secara magmatik.

    Pebentukan endapan magmatik dapat

    berupa proses hidrotermal atau

    metasomatisme. Cadangan tembaga

    Indonesia sekitar 4,1 % dari cadangan

    tembaga dunia (peringkat ke -7 dunia).

    Sedangkan dari sisi produksinya

    mencapai 10,4% dari produksi dunia (peringkat ke-2 dunia). Pada tahun 2014

    cadangan tembaga Indonesia mencapai 13,15 juta ton.

    Tembaga digunakan untuk kelistrikan seperti kawat, kabel transmisi,

    generator, motor listrik, dan sebagainya. Tembaga banyak dimanfaatkan dalam

    industri peralatan listrik, industri konstruksi, pesawat terbang, kapal laut, dan

    lain-lain. Penambangan tembaga Indonesia terdapat di daerah Papua yaitu

    Tembagapura yang dilakukan oleh PT.

    Freeport.

    e) Timah

    Timah terbentuk dari endapan primer

    pada batuan granit. Pada daerah sentuhan

    batuan endapan metamorf yang biasanya

    berasosiasi dengan turmalin dan urat

    kuarsa timah. Menurut sejumlah survei

    geologis tahun 2015, cadangan bijih timah terukur di Indonesia adalah yang

    terbanyak kedua di dunia, 800 ribu ton, dan pada 2014 hasil penambangannya

    setara 19,77 persen dari produksi global.

    Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera

    mata, dan lain-lain. Aktivitas penambangan timah terdapat di Sungai Liat (Pulau

    Bangka), Manggara (Pulau Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau

    Karimun.

    f) Pasir besi

    Gambar 15. Biji Tembaga

    Sumber: https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-

    energi-primer-indonesia/

    Gambar 16. Biji Timah

    Sumber:

    https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20

    /sumber-energi-primer-indonesia/

    https://1.bp.blogspot.com/-Jism2xrCZcg/VwJD2MyFUpI/AAAAAAAABQk/4gqussZIA7Qyj58m2uTsa71mHehvyeoSg/s1600/Picture5.jpghttps://3.bp.blogspot.com/-NSIVnuRAXmw/VwJDwITWvkI/AAAAAAAABQg/XlLP_3zQubAznRx5e0M04JkczhB3IQjXw/s1600/Picture4.jpghttps://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-primer-indonesia/https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-primer-indonesia/https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-primer-indonesia/https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-primer-indonesia/

  • TEJO 27

    Link Tambahan Wawasan:

    http://kataloggeografi.blogspot.c

    o.id/2015/09/penggolongan-

    branag-tambang.html

    Umumnya pasir besi terdiri atas mineral topak yang bercampur dengan

    butiran-butiran dari mineral nonlogam seperti

    kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen,

    biotit, dan turmalin. Pasir besi dimanfaatkan

    untuk kegitatan industri logam dan semen.

    Menurut Badan Geologi (KESDM: 2014),

    sumberdaya pasir besi yang tersedia 2.121

    juta ton dengan besi yang berupa logam sebanyak 425,4 juta ton (2014).

    Aktivitas penambangan pasir besi dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah),

    Sumatra, Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek

    (Sulawesi Selatan), dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).

    g) Bauksit (Aluminium)

    Bauksit merupakan bahan heterogen

    yang mempunyai mineral dengan

    susunan utama hasil oksidasi

    aluminium. Bauksit berguna sebagai

    dasar pembuatan aluminium. Bauksit

    bermanfaat untuk industri keramik,

    logam, kimia, dan matulergi. Indonesia

    memiliki potensi bauksit yang cukup besar dengan produksi mencapai

    1.262.710 ton. Penambangan bauksit berada di daerah Riau (Pulau Bintan) dan

    Kalimantan Barat (Singkawang).

    h) Nikel

    Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam

    batuan ultrabase seperti paridotit, baik

    termetamorfkan ataupun tidak. Cadangan nikel

    indonesia sekitar 2,9% dari cadangan nikel dunia,

    dan meupakan peringkat ke-8 sedangkan dari sisi

    produksi adalah 8,6% dan merupakan peringkat ke -4 dunia. Persebarannya

    Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku.

    Tabel 6. Potensi Barang Tambang Indonesia tahun 2012 Komoditi Sumberdaya (Juta Ton) Cadangan (Juta Ton)

    Tembaga 66,20 41,47

    Emas Primer 0,005 0,003

    Gambar 17. Pasir Besi Sumber: http://wm-site.com/teknologi-bahan/pengaruh-kandungan-lumpur-terhadap-campuran-beton-dan-

    mortar

    Gambar 18. Biji Bauksit Sumber: https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-

    primer-indonesia/

    https://4.bp.blogspot.com/-4bDT190xx0Y/VwJDdFGyJBI/AAAAAAAABQU/_BN5BBK7w5o8EGThqJDJ6yhv5QjsjasjQ/s1600/Picture1.jpghttp://kataloggeografi.blogspot.co.id/2015/09/penggolongan-branag-tambang.htmlhttp://kataloggeografi.blogspot.co.id/2015/09/penggolongan-branag-tambang.htmlhttp://kataloggeografi.blogspot.co.id/2015/09/penggolongan-branag-tambang.htmlhttps://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-primer-indonesia/https://indone5ia.wordpress.com/2011/12/20/sumber-energi-primer-indonesia/

  • TEJO 28

    1) Carilah potensi barang tambang mineral nonlogam

    yang ada di Indonesia!

    2) Tuliskanlah mengapa di Indonesia banyak terdapat

    barang tambang!

    3) Carilah contoh kasus pertambangan yang ada di

    Indonesia! Berikan pendapat kalian! Berikan solusinya!

    4) Carilah sumber-sumber yang relevan untuk menjawab

    tugas ini!

    5) Kumpulkan tugas kalian pada Guru kalian!

    Carilah!

    Perak 036 0,011

    Biji Nikel 1.338,20 627,80

    Pasir Besi 47,17 9,60

    Bauksit 207,93 23,94

    Timah 0,62 0,46

    Sumber: Alamsyah dalam Djamaluddin, (2012: 3)

    Tabel 7. Potensi Sumberdaya Mineral Indonesia tahun 2014

    No. Komoditas Sumerdaya (Juta Ton) Cadangan (Juta Ton)

    Bijih Logam Bijih Logam

    1. Emas Primer

    7.670 0,007 3.225 0,003

    2. Bauksit 1.348 529,3 586 238

    3 Nikel 3.712 52,2 1.155 22

    4 Tembaga 18.285 106,2 2.720 28

    5 Besi 712 401,8 66 40

    6 Pasir Besi 2.121 425,4 174 25

    7 Mangan 16 6,3 4 3

    8 Zinc 625 7,3 6 0,8

    9 Timah 449 2,3 801 0,3

    10 Perak 13.755 0,8 3.253 0,0

    Sumber: Badan Geologi dalam KESDM, Oktober 2015

    c. Sebaran Barang Tambang di

    Indonesia

    1) Mineral Logam

    Mineral logam dibedakan

    menjadi lima macam yaitu logam

    dasar, logam besi, logam mulia,

    dan logam radioaktif. Potensi

    pemanfaatan mineral dan wilayah

    persebarannya dijelaskan pada

    tabel sebagai berikut.

    Tabel 8. Persebaran Mineral Logam Jenis

    Mineral Logam

    Contoh Mineral

    Logam dan Kegunaannya

    Wilayah Persebaran

    Logam Dasar

    Tembaga Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan

    Barat, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara, Maluku, Papua

    Timah P. Bangka, P. Batam, P. Bintan, Kep. Lingga, Riau, Jambi.

    Timbal Sumatera, Jawa, kalimanta, Sulawesi, Papua

    Air raksa Sumatra Barat, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah

    Logam besi Besi Aceh, Sumatra Barat, Lampung, NTT, Sulawesi Selatan

    Mangan Jawa Barat, Yogyakarta, P. Timor, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Maluku

    Nikel Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku

    Logam

    Ringan

    Aluminium Kalimantan Tengah

    Magnesium Lampung

    Logam Mulia

    Emas Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua

    Perak Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Papua

    Platinum Riau

    Logam Radioaktif

    Uranium Papua

    Radium

    Plutonium

  • TEJO 29

    2) Mineral nonlogam

    Mineral non logam diklasifikasikan menjadi beberapa jenis bahan galian yaitu

    bahan galian bangunan, bahan galian industri, bahan galian batu permata, dan

    bahan galian mineral keramik. Wilayah persebaran mineral non logam dijelaskan

    pada tabel sebagai berikut.

    Tabel 9. Persebaran Mineral Nonlogam Jenis Mineral

    Non Logam

    Contoh Mineral

    Nonlogam Wilayah Persebaran

    Bahan galian bangunan

    Pasir Hampir seluruh Indonesia terutama yang memiliki sungai

    Marmer Sumbar, Lampung, Jatim, Jateng, NTT, Maluku

    Batu apung Kal Bar, Pulau Lombok

    Bahan galian industri

    Belerang Sum-Ut, Ja-Bar, Ja-Tim, Sul-Ut

    Batu gamping Aceh, Sum-Bar, Sum-Sel, P.Jawa, P.Bali, P.Sumbawa.

    P.Sumba

    Mika Polewali Mandar(Sul-Bar), Sanggau(Kal-Bar), Teluk Wondama( Papua)

    Bahan galian

    batu permata

    Intan Martapura(Kal-Sel), Murrung Raya(Kal-Sel), Banjar Baru(Kal-Sel)

    Safir Kalimantan

    Jade/giok Aceh, Ja-Teng, Sul-Tenggara, P. Helmahera

    Bahan galian

    mineral keramik

    kaolin Kalimantan

    Pasir kuarsa Riau, P. Bangka, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Papua.

    Lempung Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku

    Gambar 19. Peta Sebaran Barang Tambang di Indonesia

    Sumber: http://geoenviron.blogspot.co.id/2013/02/persebaran-barang-tambang-di-indonesia.html

    3. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Kelautan Indonesia

    Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki sekitar

    17.508 pulau, dan garis pantai sepanjang 99.093 km (data dari Badan Iformasi

    Geospasial), yang disatukan oleh laut seluas 5,8 juta km2, dengan wilayah

    daratan seluas 1.860.359,67 km2. Luas laut Indonesia dapat dirinci sebagai

    berikut:

  • TEJO 30

    Tabel 10. Luas Zona Perairan Laut Indonesia

    No. Perairan Luas (Km2)

    1. Perairan Kepulauan/ Laut Nusantara 2,3 Juta

    2. Perairan Teritorial 0,8 Juta

    3. Perairan ZEE 2,7 Juta

    Jumlah 5,8 Juta

    Sumber: Nym Ngurah Adisanjaya (2009: 3)

    Potensi wilayah pesisir dan laut Indonesia adalah sebagai berikut:

    a. Potensi Sumberdaya Kelautan yang dapat Diperbaharui (Renewable

    Resource)

    1) Potensi Perikanan

    Potensi wilayah pesisir dan lautan lndonesia dipandang dari segi

    perikanan meliputi perikanan laut (Tuna/Cakalang, Udang, Demersal,

    Pelagis kecil, dan lainnya) sekitar 4.948.824 ton/tahun, mariculture (rumput

    laut, ikan, dan kerang-kerangan serta mutiara) sebanyak 528.403

    ton/tahun, perairan umum 356.020 ton/tahun, budidaya tambak 100

    ton/tahun, dan budidaya air tawar 1.039,100 ton/tahun. Potensi kelautan

    secara total potensi sumberdaya perikanan Indonesia senilai US$

    71.935.651.400 dan yang baru sempat digali sekitar US$ 17.620.302.800

    atau 24,5 %. Hal tersebut menunjukkan masih perlu adanya pengembangan

    potensi bioteknologi sumber daya perikanan Indonesia.

    Gambar 20. Peta Persebaran Sumberdaya Ikan di Indonesia

    Sumber: http/image.slidesharecdn.com/perikanan-13505030240-phpapp01/95/geografi-perikanan

    Berdasarkan gambar mengenai peta persebaran sumberdaya ikan dapat

    terlihat bahwa hampir seluruh laut Indonesia memiliki potensi dalam hal

    perikanan karena memang potensi kelautan Indonesia paling besar adalah

    potensi perikanan. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan

    berdasarkan kesepakatan para pakar, peneliti, dan praktisi perikanan maka

  • TEJO 31

    telah ditetapkan pembagian wilayah yang dikenal dengan WPP (Wilayah

    Pengelolaan Perikanan) dengan mempertimbangkan aspek biologi dan

    lingkungan sumberdaya ikan, seperti yang terlihat pada gambar dibawah

    ini.

    Gambar 21. Pembagian Wilayah Pengelolaan Perikanan

    Sumber: Departemen Kelautan dan Perikanan,2002 dalam Nym Ngurah Adisanjaya (2009: 5)

    2) Potensi Hutan Mangrove

    Hutan mangrove yang masih baik hingga saat ini sekitar 3.7160 hektar,

    sedangkan yang lainnya rusak atau dalam keadaan sedang. Hal tersebut

    dipaparkan pada saat workshop pengembangan Ekowisata untuk Mendukung

    Konservasi Mangrove di Banyuwangi, Jawa Timur tahun 2012

    (Nationalgeographic.co.id). Berdasarkan data tahun 1999-2005 menunjukkan

    bahwa hutan bakau telah berkurang sebanyak 5,58 juta hektar atau sekitar

    64% dari luas hutan mangrove seluruhnya yang seharusnya 8,6 juta hektar.

    Luas terbesar hutan mangrove ada di Papua yaitu 3,6 juta hektar,

    sedangkan Kalimantan sekitr 165 ribu hektar. Sumatera 417 ribu hektar.

    Sulawesi 53 ribu hektar, Jawa 34,4 ribu hektar, Bali dan Nusa Tenggara

    3,67 hektar. Perkembangan hutan mangrove dipengaruhi oleh air laut

    (pasang), air tawar sebagai sumber makanannnya, serta endapan

    (sedimentasi) lumpur yang substratnya berasal dari erosi daerah hulu.

    Berikut peta persebaran hutan mangrove di Indonesia.

    Gambar 22. Peta Persebaran Hutan Mangrove (gambar boleh diganti)

    Sumber: http://pinterdw.blogspot.co.id/2012/01/kondisi-mangrove-di-indonesia.html

  • TEJO 32

    3) Potensi Bioteknologi

    Salah satu potensi terpendam yang dimiliki negara ini adalah potensi

    bioteknologi kelautan, sebagai negara maritim terbesar, Indonesia

    menyimpan berbagai potensi produk kelautan terbaik dan diantaranya dapat

    diolah menjadi produk-produk bioteknologi kelautan, baik untuk industri

    pangan, nonpangan, produk kosmetik hingga produk farmasi. Tersebar

    hampir di seluruh laut Indonesia.

    Contohnya Indonesia merupakan negara penghasil rumput laut terbesar

    didunia. Produk Alginat, polimer linier organik polisakarida yang terdiri dari

    monomor α-L asam guluronat (G) dan β-D asam manuronat (M) ini

    merupakan produk turunan dari rumput laut. Alginat banyak digunakan

    untuk industri tekstil yaitu sekitar 50%, industri pangan 30%, Industri

    kertas 6%, welding rods 5%, farmasi 5%, dan lain-lainnya 4% (Mc. Hugh,

    2008). Berdasarkan data LIPI kebutuhan Alginat dalam negeri mencapai

    2000 ton setiap tahunnya dan seluruhnya diimpor dari AS, China, Jepang

    dan Perancis. Menurut data UN Comtrade pada tahun 2014 Indonesia

    mengimpor Alginat dengan nilai U$ 8.576.000 atau sekitar 111 milyar

    rupiah. Amerika Serikat kini telah memetakan 4 pilar bidang bioteknologi

    yang akan mendominasi dunia di masa depan, yaitu: health care, pertanian,

    industri (energi, katalis), dan lingkungan.

    b. Potensi Sumberdaya Kelautan yang Tidak dapat Diperbaharui

    (Unrenewable Resource)

    Pesisir laut Indonesia memiliki potensi sumberdaya tidak pulih yaitu

    cadangan minyak dan gas, mineral dan bahan tambang yang besar. Di

    Indonesia terdapat 60 cekungan sedimen tersier, yang terdiri atas 14 cekungan

    sudah diproduksi, 10 cekungan terbukti mengandung hidrokarbon tetapi

    belum diproduksi, 14 cekungan sudah dibor tetapi belum menunjukkan hasil

    dan 22 cekungan belum di ekploitasi secara intensif karena berada di daerah

    laut dalam. Diperkirakan ke-40 cekungan itu berpotensi menghasilkan 106,2

    miliar barel minyak, namun baru 16,7 miliar barel yang diketahui dengan

    pasti, 7,5 miliar barel di antaranya sudah dieksploitasi. Sedangkan sisanya

    sebesar 89,5 miliar barel berupa kekayaan yang belum terjamah.

    Potensi kekayaan tambang dasar laut sendiri meliputi aluminium,

    mangan, tembaga, zirconium, nikel, kobalt, biji besi non titanium, vanadium,

    dan lain sebagainya yang sampai sekarang belum teridentifikasi dengan baik

  • TEJO 33

    sehingga diperlukan teknologi yang maju untuk mengembangkan potensi

    tersebut.

    c. Potensi Energi Laut

    Energi laut ini diperoleh dari gelombang laut, pasang surut, Oceanic

    Thermal Energy Conversion (OTEC), dan angin. Sumber energi yang dapat

    dihasilkan adalah sumber energi listrik yang dapat dimanatkan dalam

    kehidupan sehari-hari. OTEC juga menghasilkan hydrogen, lithium dan energi

    lainnya yang sangat beranfaat bagi kehidupan manusia.

    d. Potensi Wisata Laut (Bahari)

    Laut merupakan salah satu habitat terbesar bagi biota laut.

    Keanekaragaman biota laut tersebut membentuk suatu susunan keindahan

    alam yang mempesona, jadi laut memiliki potensi besar sebagai tempat untuk

    berwisata para wisatawan dengan menikmati keindahan suasana laut,

    terumbu karang, ikan dan sebagainya. Selain itu laut juga dapat digunakan

    sebagai tempat untuk olahraga diving, snorkelling, maupun berselancar

    (surfing).

    Taman laut yang menjadi zona indah sebagai pelestarian keindahan laut

    dibagi menjadi beberapa zona untuk mengatur kegiatan yang dapat dan tidak

    dapat dilakukan. Misalnya taman laut dilarang untuk kegiatan penambangan

    minyak dan gas bumi, karena akan digunakan sebagai zona perlindungan ikan,

    biota laut dan ekologi tertentu. Taman Laut yang terkenal di Indonesia antara

    lain Bunaken di Sulawesi Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan Raja

    Ampat di Papua Barat.

    e. Potensi Geopolitis

    Indonesia memiliki posisi strategis antar benua yang menghubungkan

    negara-negara ekonomi maju. Posisi geopolitis strategis tersebut memberikan

    peluang Indonesia sebagai jalur ekonomi, misalnya beberapa selat strategis

    jalur perekonomian dunia berada di wilayah NKRI yakni Selat Malaka, Selat

    Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar dan Selat Ombai-Wetar. Potensi geopolitis

    ini dapat digunakan Indonesia sebagai kekuatan Indonesia dalam percaturan

    politik dan ekonomi antar bangsa.

    f. Potensi Perekonomian

    Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi

    perekonomian yaitu sebagai pusat perdagangan perikanan tangkap, perikanan

    budidaya, pertambangan, transportasi laut, dan pariwisata bahari. Potensi

  • TEJO 34

    penduduk yang berada menyebar di pulau-pulau merupakan aset yang

    strategis untuk peningkatan aktivitas ekonomi antar pulau sekaligus

    pertahanan keamanan negara.

    4. Potensi dan Sebaran Sumberdaya Pariwisata Indonesia

    Potensi wisata adalah sumberdaya alam yang beraneka ragam, dari aspek

    fisik dan hayati, serta kekayaan budaya manusia yang dapat dikembangkan

    untuk pariwisata. Sumberdaya wisata dapat diartikan sebagai unsur-unsur

    lingkungan alam atau yang telah diubah oleh manusia yang dapat memenuhi

    keinginan wisatawan (Chafid Fandeli, 2001: 48-67). Hal yang membuat suatu

    wisata menjadi tujuan utama wisatawan karena atraksi yang dipertunjukkan dan

    kondisi daerah tujuan wisata itu sendiri.

    a. Atraksi Wisata (Obyek Wisata)

    Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang

    menjadi pendorong kehadiran wisatawan menuju daerah wisata. Ada tiga

    bentuk obyek wisata yaitu:

    1) Objek wisata alam ( natural resources)

    Bentuk dan wujud dari objek wisata ini berupa pemandangan alam.

    Objek wisata berwujud pada lingkungan, pegunungan, hutan,

    pantai,maupun lingkungan hidup yang berupa flora dan fauna.

    2) Objek wisata budaya ( cultural resources)

    Bentuk dan wujud dari objek wisata ini lebih banyak dipengaruhi oleh

    lingkungan maupun kehidupan manusia, seperti tarian tradisional ataupun

    kesenian, upacara adat, upacara keagamaan.

    3) Objek buatan manusia ( Man Made Resources)

    Bentuk dan wujud objek wisata ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas

    manusia. Wujudnya berupa museum, tempat ibadah, dan kawasa wisata

    dibangun seperti Taman Mini Indonesia Indah.

    b. Daerah Tujuan Wisata (DTW)

    Menurut Oke A. Yoeti (2008: 48), suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) harus

    mempunyai tiga syarat daya tarik untuk menjadi temapat wisata, yaitu:

    1) Ada sesuatu yang bisa dilihat ( something to see).

    2) Ada sesuatu yang bisa dikerjakan ( something to do).

    3) Ada sesuatu yang bisa dibeli ( something to buy).

  • TEJO 35

    Menurut Oka A. Yoeti dalam A. Hari Karyono (1997: 28-29), hal-hal yang

    dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata (DTW)

    antara lain:

    1) Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural amenities),

    misalnya: iklim, bentuk tanah dan pemandangan, hutan belukar (The Sylvan

    elements), fauna dan flora, serta pusat-pusat kesehatan (health center).

    2) Hasil ciptaan manusia (Man made supply), misalnya: momentum sejarah,

    sisa peradaban masa lalu, acara tradisional serta rumah ibadah.

    3) Tata cara hidup masyarakat (The way of life), misalnya upacara keagamaan.

    Pada tahun 2017 ini Kementrian Pariwisata Indonesia sedang gencar-

    gencarnya mencanangkan program Wonderful Indonesia-Jelajah Pesona

    Indonesia. Berikut 10 lokasi prioritas program tersebut.

    Gambar 23. 10 Lokasi Destinasi Prioritas Pariwisata

    Sumber: Kementrian Pariwisata, Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas 2016-2019 (Dadang Rizki Ratman, 2016: 32)

    c. Potensi Pariwisata Indonesia

    1) Potensi Pariwisata Alam

    Pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata

    alam, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam serta usaha-

    usaha yang terkait di bidang tersebut. Indonesia mempunyai banyak sekali

    objek wisata alam. Hal tersebut karena bentuk negara Indonesia berupa

    kepulauan dengan rangkaian Pengunungan Sirkum Mediterania dan Sirkum

    Pasifik melahirkan objek wisata alam yang sangat beragam. Objek dan daya

    tarik wisata alam tersebut meliputi obyek wisata alam pantai dan danau,

    taman nasional dan gunung.

  • TEJO 36

    a) Objek Wisata Pantai

    Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga banyak dijumpai

    pantai yang indah di setiap pulaunya. Panjang garis pantai Indonesia

    tercatat sekitar 81.290 km menyebabkan Indonesia menjadi negara bergaris

    pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Hal tersebut

    menyebabkan hampir seluruh provinsi di Indonesia dijumpai objek wisata

    pantai. Contoh obyek wisata pantai Indonesia yaitu: Pantai Indrayanti,

    Pantai Baron, Pantai Krakal (Gunung Kidul, Yogyakarta), Pantai Maimol

    (Alor, NTT), Pantai Pink (Pulau Komodo), dan laninnya.

    Gambar 24. Pantai Pink Pulau Komodo, NTT Sumber: http://anekatempatwisata.com/wp-

    content/uploads/2015/08/Pantai-Pink-Pulau-Komodo.jpg b) Obyek Wisata Danau

    Danau merupakan salah satu bentukan alam yang menakjubkan, baik

    dari segi proses terbentuknya maupun keindahan alam sekitarnya. Danau di

    Indonesia ada 2 jenis yaitu danau alami dan danau buatan, keduanya

    menawarkan keindahan dan wisata air yang berbeda-beda. Hal tersebut

    menyebabkan banyak wisatawan yang tertarik untuk berkunjung melihat

    dan menikmati keindahan alam danau. Contoh obyek wisata danau yaitu:

    Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Kelimutu (Flores, NTT), Danau

    Labuan Cermin (Biduk-Biduk, Kalimantan Timur), Danau Maninjau (Agam,

    Sumatera Barat), obyek wisata Waduk Cirata, Waduk Jatiluhur (Purwakarta,

    Jawa Barat) dan sebagainya.

  • TEJO 37

    Gambar 25. Danau Labuan Cermin

    Sumber: https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/kalimantan-timur/danau-labuan-cermin-danau-dua-rasa-kalimantan-timur.html

    c) Objek Wisata Taman Nasional dan Taman Laut

    Saat ini terdapat 50 taman nasional di Indonesia yang pengelolaannya di

    bawah Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Enam diantaranya,

    ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Sites). Hal tersebut

    menyebabkan Indonesia kaya akan flora dan fauna. Seperti Taman Nasional

    Tanjung Puting sebagai habitat Orangutan, Pulau Komodo yang hanya ada

    satu di dunia, dan Taman Nasional Loretz yang memiliki keistimewaan es

    tropis abadi. Di taman nasional ini banyak terdapat satwa langka, seperti

    badak bercula satu di Ujung Kulon, gajah di Way Kambas, tarsius di

    Tangkoko Batuangus, dan Harimau di bukit barisan selatan. Selain taman

    nasional, juga terdapat taman laut.

    Taman Laut adalah suatu daerah laut yang ditetapkan sebagai tempat

    pelestarian sumberdaya laut. Di daerah tersebut diatur zona-zona untuk

    mengatur kegiatan yang dapat dan tidak dapat dilakukan, misalnya

    pelarangan kegiatan seperti penambangan minyak dan gas bumi,

    perlindungan ikan, biota laut lain dan ekologinya untuk menjamin

    perlindungan yang lebih baik. Taman Laut yang terkenal di Indonesia

    antara lain Bunaken di Sulawesi Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan

    Raja Ampat di Papua Barat.

    d) Objek Wisata Gunung

    Obyek wisata yang dapat dijumpai pada daerah gunung atau

    pegunungan yaitu wisata air terjun, bumi perkemahan, tempat camping,

    daerah kawah gunung, daerah sumber air panas, dan daerah aliran sungai.

  • TEJO 38

    a. Carilah permasalahan mengenai eksploitasi

    SDA kehutanan, pertambangan, kelautan

    dan pariwisata di Indonesia!

    b. Tuliskanlah pendapat kalian mengenai

    masalah tersebut!

    c. Berikanlah solusinya!

    d. Kumpulkan tugas pada Guru kalian!

    Obyek wisata kawah gunung di Indonesia meliputi Gunung Bromo,

    Tangkuban Parahu, dan Papandayan. Gunung juga biasa dijadikan sebagai

    sarana pendakian untuk wisata minat khusus.

    Gambar 26. Gunung Papandayan

    Sumber: https://www.google.co.id/search?q=gunung+papandayan&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ve

    d=0ahUKEwjEvsOZrOXUAhXLtY8KHfuGD0EQ_AUICigB&biw=1366&bih=613#imgrc=_

    2) Potensi Pariwisata Budaya

    Indonesia memiliki beraneka

    ragam suku bangsa sehingga

    budayanyapun sangat beragam.

    Setiap daerah memiliki keunikan

    dan ciri khas masing-masing. Budaya

    dari adat-istiadat setiap suku seperti

    tari-tarian, rumah adat, ukiran, alat

    musik, pakaian, upacara

    pernikahan, upacara kematian, dan upacara kehidupan lainnya memiliki

    daya tarik wisatawan tersendiri untuk dinikmati keindahannya. Contoh

    wisata budaya Indonesia yaitu pertunjukkan tarian Reog Ponorogo (Jawa

    Timur), pertunjukkan alat musik angklung (Jawa Barat), tari

    Kecak (Bali) dan tari Saman (Aceh).

    3) Potensi Pariwisata Sejarah

    Indonesia sangat kaya akan

    peninggalan sejarah, peninggalan

    benda-benda kuno, dan bangunan

    candi peninggalan masa lalu yang

    merupakan objek menarik bagi

    wisatawan dalam negeri maupun luar

    negeri untuk berkunjung. Hal tersebut

    Carilah!

    Gambar 27. TariPendet

  • TEJO 39

    dikarenakan Indonesia telah melalui beberapa zaman yaitu zaman pra-

    sejarah, zaman Majapahit, zaman Islam, dan zaman Kolonialisme yang

    mengakibatkan banyak sekali peninggalan-peninggalan kuno yang diwarisi,

    seperti candi, makam, benteng, tempat pengasingan, istana kerajaan,

    monumen maupun museum. Daya tarik dari wisata sejarah meliputi nilai

    sejarah; keindahan dan keunikan bentuk benda-benda peninggalan kuno;

    nilai patriotism; serta nilai-nilai perjuangan yang telah dilalui oleh Bangsa

    Indonesia. Contoh obyek wisata sejarah Indonesia yaitu wisata Candi

    Borobudur, Candi Prambanan, Monumen Nasional dan lainnya.

    Berikut sebaran 25 Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN)

    Prioritas.

    Gambar 28. Sebaran 25 KSPN Prioritas

    Sumber: Kementerian Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Investasi Pariwisata

    (2016: 31)

    C. Analisis Dampak Mengenai Lingkungan (AMDAL)

    1. Definisi dan Tujuan AMDAL

    a. Definisi AMDAL

    AMDAL memiliki posisi sebagai pendekatan tingkat proyek dalam

    pengelolaan/manajemen lingkungan, namun bukan satu-satunya perangkat

    untuk mengantisipasi permasalahan lingkungan. Beberpaa definsi AMDAL:

  • TEJO 40

    1) PP No. 4 tahun 1982 dan PP No. 51 tahun 1993, AMDAL adalah hasil studi

    emngenai dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap

    lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.

    2) UU No. 23 tahun 1997 dan PP No. 27 tahun 1999, AMDAL adalah kejian

    mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang

    direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

    pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

    3) PP No. 27 Tahun 2012 tentang izin lingkungan dan PermenLH No. 05 Tahun

    2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki

    analisis mengenai dampak lingkungan hidup, AMDAL adalah kajian

    mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang

    direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

    pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

    AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, AMDAL merupakan

    keseluruhan proses pelestarian lingkungan mulai dari kerangka acuan, analisis

    dampak lingkungan (andal), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan

    Rencana Pemantauan Lingkungan (RTL),

    1) Kerangka Acuan adalah ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan

    hidup yang merupakan hasil perlingkupan.

    2) Andal adalah hasil telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak

    penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

    3) RKL adalah upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang

    ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

    4) RPL adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena

    dampak akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

    b. Tujuan AMDAL

    Tujuan AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan

    serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah

    mungkin. Dengan demikian tujuan AMDAL sebagai berikut:

    1) AMDAL diperlukan untuk menunjang pembangunan yang berwawasan

    lingkungan.

    2) AMDAL berguna untuk mengurangi damapak negatif dan menyempurnakan

    dampak positif terhadap lingkungan.

    3) AMDAL merupakan perangkat yang sangat berguna bagi pemodal suatu

    usaha, pemerintah, dan masyarakat.

  • TEJO 41

    2. Pihak-Pihak yang Berkepentingan dalam AMDAL

    Beberapa pihak memiliki kepentingan dalam AMDAL. Kepentingan tiap

    pihak berbeda berdasarkan perspektifnya masing-masing. Beberapa pihak yang

    memiliki kepentingan dalam AMDAL antara lain

    a. Pemilik Proyek

    Kepentingan AMDAL bagi pemilik proyek intinya digunakan untuk

    memperoleh izin proyek. Untuk dapat mengetahui dimana dan sejauh mana

    peranan andal, RKL, RPL di dalam pengelolaan proyek terlebih dahulu harus

    diketahui fase-fase dari pengelolaan proyek. pada umumnya fase-fase

    pengelolaan proyek dapat dibagi sebagai berikut:

    1) Fase identifikasi.

    2) Fase studi kelayakan.

    3) Fase desain kerekayasaan atau disebut juga fase rancangan.

    4) Fase pembangunan proyek.

    5) Fase proyek berjalan atau fase proyek beroperasi.

    6) Fase proyek telah berhenti beroperasi atau pasca operasi.

    Andal merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang

    diisyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain studi kelayakan teknis dan

    studi kelayakan ekonomis, dengan melaksanakan kedua studi ini dapat saling

    memberikan masukan sehingga dapat dilakukan optimasi untuk mendapatkan

    keadaan yang optimum bagi proyek tersebut, terutama dampak lingkungan

    dapat dikendalikan melalui pendekatan teknis atau dapat disebut sebagau

    penekanan dampak negatif dengan engineering approach, pendekatan ini

    biasanya akan dapat menghasilkan biaya pengolaan dampak yang murah.

    b. Pemerintah

    Salah satu tugas dari pemerintah dalam mengarahkan dan mengawasi

    pembangunan adalah menghindarkan dampak negatif dari proyek

    pembangunan pada lingkungan hidup dan sumberdaya alam disamping

    menghindarkan pula terjadinya perselisihan yang dapat timbul antara proyek

    satu dengan proyek pembangunan lainnya. Keputusan-keputusan yang dapat

    diambil dari AMDAL antar lain sebagai berikut.

    1) Proyek tidak boleh dibangun

    2) Proyek boleh dibangun sesuai dengan persyarata tertentu yang harus diikuti

    pemilik proyek.

    3) Proyek boleh dibangun sesuai dengan usulan.

  • TEJO 42

    Dengan mempelajari amdal, pengambilan keputusan menganalisis hal-hal

    sebagi berikut.

    1) Apakah proyek akan menimbulkan dampak pada kualitas lingkungan hidup

    melampaui ambang yang sudah diterapkan.

    2) Apakah proyek akan menimbulkan dampak pada proyek lain sehingga

    terjadi pertentangan.

    3) Apakah proyek akan menimbulkan dampak negatif yang tidak dapat

    ditoleransi dan membahayakan kselamatan masyarakat.

    4) Sejauh mana pengaruh proyek terhadap lingkungan yang lebih luas.

    c. Pemilik Modal

    Untuk membangun proyek modal yang dipinjam dari bank, baik bank

    nasional atau bank internasional seperti Bank Dunia (Word Bank) atau Bank

    Pembangunan Asia (Asian Development Bank) akan diminta laporan Amdal

    sebagai persyaratannya. Untuk bank internasional biasanya setiap permintaan

    pinjaman diminta penyertaan laporan Andal. Bank nasionalpun akan

    memintakan Andal pula terutama untuk proyek-proyek yang besar. Dengan

    demikian Andalpun bermanfaat bagi pemilik modal. Keuntungan laporan

    Amadal biasanya dirumuskan sebagai berikut:

    1) Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan pada proyek dapat

    mencapai tujuan dari misi bank dalam membantu pembangunan atau

    pemilik modal yang memberikan pinjaman.

    2) Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan dapat dibayar

    kembali oleh proyek sesuai pada waktunya, sehingga modal tidak hilang.

    3) Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengan misinya.

    4) Pengaturan modal dan promosi dari berbagai sumber modal.

    d. Masyarakat

    Kepentingan masyarakat dalam AMDAL karena masyarakat adalah salah

    satu dampak penting. Manfaat dari AMDAL bagi masyarakat antara lain

    adalah:

    1) Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, hingga dapat

    mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupan apabila diperlukan.

    2) Mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek dibangun

    hingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat menguntungkan

    dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang dapat diderita

    akibat adanya proyek tersebut.

  • TEJO 43

    3) Turut serta dalam pembangunan didaerah sejak dari awal, khususnya

    didalam memberikan masukan informasi-informasi ataupun ikut langsung

    dalam membangun dan menjalankan proyek.

    4) Pemahaman hal ihwal mengenai proyek secara jelas akan ikut

    menghindarkan timbulnya kesalahpahaman, hingga dapat menggalang kerja

    sama yang saling menguntungkan.

    5) Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan proyek

    tersebut khususnya hak dan kewajiban di dalam ikut menjaga dan

    mengelola kualitas lingkungan.

    e. Penelliti atau akademisi

    Tanggungjawab pemilik proyek untuk menyelenggarakan AMDAL tidak

    berarti bahwa pemilik proyek tersebut harus melakukan sendiri. Pemilik

    proyek dapat menyerahkan pelaksanaan studi AMDAL kepada konsultan

    swasta, universitas, peneliti, atau pihak lain berdasar saran pemerintah.

    Manfaat AMDAL bagi peneliti ataupun akademisi antara lain adalah :

    1) Berguna dalam penembangan ilmu pengetahuan.

    2) Berguna dalam penelitian ilmiah.

    3) Berguna dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan peneliti.

    3. Usaha dan/Atau Kegiatan yang Harus Memiliki AMDAL

    Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis

    Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) ditetapkan berdasarkan:

    a. Potensi dampak penting

    Potensi dampak penting bagi setiap jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut

    ditetapkan berdasarkan:

    1) Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha

    dan/atau kegiatan;

    2) Luas wilayah penyebaran dampak;

    3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

    4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;

    5) Sifat kumulatif dampak;

    6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan

    7) Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi; dan/atau

    8) Referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai

    landasan kebijakan tentang AMDAL.

  • TEJO 44

    b. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi

    dampak penting negatif yang akan timbul.

    Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis

    Mengenai Dampak Lingkungan Hidup berdasarkan PermenLH Nomor 05

    tahun 2012 :

    1) Bidang Multisektoral. Bidang Multisektor berisi jenis kegiatan yang bersifat

    lintas sektor. Jenis kegiatan yang tercantum dalam bidang multisektor

    merupakan kewenangan Kementerian/Lembaga Pemerintah

    Nonkementerian terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.

    Contoh : pemotongan bukit dan pengurugan lahan dengan Volume ≥

    500.000 m3.

    2) Bidang Pertahanan. Secara umum, kegiatan berkaitan dengan aktivitas

    militer dengan skala/besaran yang berpotensi menimbulkan dampak

    penting antara lain potensi terjadinya ledakan serta keresahan sosial

    akibat kegiatan operasional dan penggunaan lahan yang cukup luas.

    Contoh : pembangunan pengkalan TNI AU kelas A dan B

    3) Bidang Pertanian. Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan

    usaha budidaya tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan berupa

    erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kualitas air akibat kegiatan

    pembukaan lahan, persebaran hama, penyakit dan gulma pada saat

    beroperasi, serta perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan

    pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula muncul potensi konflik

    sosial dan penyebaran penyakit endemik. Contoh : Budidaya tanaman

    hortikultura dengan atau tanpa unit pengolahannya, dengan luas ≥

    5000ha.

    4) Bidang Perikanan dan Kelautan. Pada umumnya dampak penting yang

    ditimbulkan usaha budidaya tambak udang dan ikan adalah perubahan

    ekosistem perairan dan pantai, hidrologi, dan bentang alam. Pembukaan

    hutan mangrove akan berdampak terhadap habitat, jenis dan kelimpahan

    dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang berada di kawasan tersebut.

    Pembukaan hutan mangrove dimaksud wajib sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundangan, seperti memperhatikan kelestarian sempadan

    pantai mangrove, tata cara konversi mangrove yang baik dan benar untuk

    meminimalisasi dampak, dan lain sebagainya. Contoh : Budidaya tambak

  • TEJO 45