Makalah Galian

download Makalah Galian

of 21

description

Kimia Bahan Galian

Transcript of Makalah Galian

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam beberapa tahun terakhir ini, bahan konstruksi kimia berkembang

    amat pesat. Di Indonesia salah satu dari bahan konstruksi kimia tersebut adalah

    bahan galian dari alam itu sendiri. Bahan galian dari alam tersebut digunakan

    sebagai bahan baku atau bahan pokok dari suatu industri kimia. Pemanfaatan

    bahan galian adalah langkah positif yang tak terhindarkan untuk mencukupi

    kebutuhan yang telah di tentukan oleh harga pasar mineral yang selalu mendorong

    upaya eksploitasi bahan galian semaksimal mungkin.

    Bahan galian terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu berdasarkan UU

    Pertambangan, kandungan mineralnya, mineral ekonominya, cara terbentuknya,

    dan lain-lain. Selain itu perlu diketahui sifat fisik dari bahan galian untuk

    melakukan pengolahan lebih lanjut, mengingat bahan galian memiliki prospek

    yang sangat menjanjikan untuk memajukan suatu daerah. Hampir sebagian

    industri kimia baik yang ada dalam skala laboratorium besar dan kecil

    memanfaatkan hasil bahan galian tersebut.

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

    1.2.1 Apa yang dimaksud dengan bahan galian?

    1.2.2 Bagaimana klasifikasi bahan galian?

    1.2.3 Bagaimana sifat fisik dari bahan galian?

  • 2

    1.2.4 Apa manfaat bahan galian dan dimana lokasinya di Indonesia?

    1.3 Tujuan

    Tujuan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui:

    1.3.1 Pengertian bahan galian.

    1.3.2 Klasifikasi bahan galian berdasarkan beberapa kriteria.

    1.3.3 Sifat fisik dari bahan galian.

    1.3.4 Manfaat bahan galian dan lokasinya di Indonesia.

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Bahan Galian

    Menurut UU No.11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

    Pertambangan pasal 2, yang disebut bahan galian adalah unsur-unsur kimia,

    mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk mulia yang

    merupakan endapan-endapan alam. Termasuk sebagai bahan galian adalah

    batubara, gambut, minyak bumi, gas alam, panas bumi, bahan galian logam,

    bahan galian industri, serta batu mulia. Bahan galian yang ada di bumi ini pada

    dasarnya adalah unsur atau senyawa, yang dapat berupa materi padat, cair, atau

    gas.

    Menurut Sukandarrumidi (1999), Bahan galian adalah bahan yang

    dijumpai di dalam, baik berupa unsur kimia, mineral, bijih atau pun segala macam

    batuan. Bahan galian adalah semua produk dari pertambangan yang diperoleh

    dengan cara pelepasan dari batuan induknya di dalam kerak bumi, terdiri dari

    mineral-mineral.

    Bahan galian merupakan mineral asli dalam bentuk aslinya, yang dapat

    ditambang untuk keperluan manusia. Mineral-mineral dapat terbentuk menurut

    berbagai macam proses, seperti kristalisasi magma, pengendapan dari gas dan

    uap, pengendapan kimiawi dan organik dari larutan pelapukan, metamorfisme,

    presipitasi dan evaporasi, dan sebagainya (Katili, 1966). Terdapat beberapa

    klasifikasi tentang bahan galian, yang mencerminkan tujuan yang berbeda.

  • 4

    2.2 Klasifikasi Bahan Galian

    Adapun klasifikasi bahan galian dapat dibedakan dalam beberapa

    golongan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

    2.2.1 Berdasarkan Undang-undang Pertambangan

    Dalam Undang-undang No. 11 Tahun 1967 tentang pertambangan dan

    ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Tentang Penggolongan Bahan

    Galian (PP No 27/1980), bahan galian diklafikasikan menurut kepentingannya

    bagi negara seperti berikut.

    - Golongan A

    Bahan galian Strategis atau Golongan A yaitu bahan galian yang

    penting untuk pertahanan, keamanan negara atau untuk menjamin

    perekonomian Negara. Pengijinan penambangan ke menteri negara dan

    penambangannya dengan tingkat produksi besar dan skala besar.

    Contoh : Semua jenis batu bara, minyak bumi, bahan radioaktif,

    tembaga, aluminium (bauksit), timah putih, besi, nikel, aspal, uranium,

    radium, thorium, dan bahan-bahan galian radioaktif lainnya.

    - Golongan B

    Bahan galian Vital atau golongan B yaitu golongan bahan galian yang

    untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Biasanya pengurusan

    ijinnya pada pemerintahan setempat (Bupati dll) penambangannya

    dengan cost dan skala besar. Contoh : Mangan, molibden, khrom,

    wolfram, vanadium, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, platina,

  • 5

    perak, air raksa, intan, batu permata, arsin, antimon, bismuth, yodium,

    brom, khior, belerang dan logam-logam langka lainnya.

    - Golongan C

    Bahan galian bukan strategis dan vital atau golongan C yaitu bahan

    galian yang tidak termasuk bahan galian strategis dan vital berarti

    karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat

    internasional dan merupakan Bahan Galian Industri (BGI). Contohnya :

    Bahan galian yang termasuk batuan industri (batu kapur), asbes, grafit,

    magnesit, batu apung, marmer, batu tulis, andesit, basal, tanah liat, dan

    pasir sepanjang tidak mengandung unsus-unsur mineral golongan A

    maupun B dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi

    pertambangan.

    Adapun dasar-dasar penggolongan bahan-bahan galian tersebut, yaitu :

    - Nilas strategi/ekonomis bahan galian terhadap Negara

    - Terdapatnya suatu bahan galian dalam alam (genese)

    - Penggunaan bahan galian bagi industri

    - Pengaruhnya terhadap hidup rakyat banyak

    - Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha

    - Penyebaran pembangunan di daerah

    2.2.2 Berdasarkan Kandungan Mineralnya

    Berdasarkan kandungan mineralnya bahan galian dapat dibedakan dalam 2

    jenis yaitu :

  • 6

    - Bijih (ore), bahan galian sebagai sumber bahan logam, contohnya

    kasiterit(Sn), Hematit(Fe), Bauksit(Al) dan lain-lain. Secara umum

    definisi bijih (ore) adalah suatu batuan atau kumpulan mineral, yang

    mengandung mineral-mineral yang bernilai ekonomis, dan dapat

    diekstrak. Bijih terdiri dari mineral-mineral yang bernilai ekonomis

    (biasanya mengandung logam) yang disebut sebagai mineral bijih (ore

    mineral, mengandung logam) serta termasuk mineral industri (industrial

    mineral, non-logam) dan mineral yang tidak bernilai ekonomis yang

    disebut sebagai mineral penyerta (gangue mineral).

    - Bukan bijih, sebagian bahan bukan logam, contohnya belerang fosfat,

    kapur, dan lain-lain.

    2.2.3 Berdasarkan Mineral Ekonomi

    a) Metalic Mineral :

    - Precious metal : tembaga, seng dan timah

    - Steel Industry : besi, nikel, chromium, mangan, tungsten, dan vanadium

    - Electronic Industry : cadmium, bismuth, dan germanium

    - Radio Active : uranium dan radium

    b) Non-Metalic Mineral :

    - Isolator : Mika dan Asbes

    - Refractory material : silica, alumina, zircon dan grafit

    - Abresive Mineral : corundum, garnet, intan dan topaz

    - General Industry Mineral : fosfat, belerang, batu gamping,garam, barit,

    boraks, feldspar, magnesit, gypsum, clay (lempung).

  • 7

    c) Fuel Mineral :

    - Solid (zat padat) : coal, lignite dan oil shale

    - Liquid (Zat Cair) : minyak bumi.

    2.2.4 Berdasarkan Cara Terbentuknya

    Menurut cara terbentuknya, bahan galian di bedakan menjadi berikut :

    - Bahan Galian magmatik, yaitu bahan galian yang terjadi dari magma dan

    bertempat di dalam atau berhubungan dan dekat dengan magma.

    - Bahan galian pematit, yaitu bahan galian yang terbentuk di dalam diatrema

    dan dalam bentukan instrusi (gang dan apofisa)

    - Bahan galian hasil pengendapan, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi

    karena pengendapan di dasar sungai atau genangan air melalui proses

    perarutan atau pun tidak.

    - Bahan galian hasil pengayaan sekunder, yaitu bahan galian yang

    terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.

    - Bahan galian hasil metamorfosis kontak, yaitu batuan sekitar magma yang

    karena bersentuhan dengan magma berubah menjadi mineral ekonomik

    - Bahan galian hidrotermal, yaitu resapan magma cair yang membeku di

    celah-celah struktur lapisan bumi atau pada lapisan yang bersuhu relatif

    rendah (dibawah 500oC).

    2.2.5 Berdasarkan Fasenya

    Berdasarkan fasenya, bahan galian diklasifikasikan menjadi tiga macam:

    - Bahan galian yang berbentuk padat; contohnya: Emas, perak, batu bara,

    batu gamping, dan lain-lain.

  • 8

    - Bahan galian yang berbentuk cair; contohnya: Minyak Bumi dan

    yodium.

    - Bahan galian yang berbentuk gas; contohnya: Gas Alam.

    2.2.6 Berdasarkan Pemanfaatannya

    Adapun klasifikasi Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan

    atas tiga golongan :

    - Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila

    dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan

    logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll

    - Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk

    energi, misalnya batubara dan minyak bumi.

    - Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan

    untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit,

    diatomae, gipsum, halit, talk, kaolin, zeolit, tras.

    2.3 Sifat Fisik Bahan Galian

    Pada pengolahan bahan galian dalam prosesnya lebih mendasarkan pada

    sifat fisik mineral dari pada sifat fisik kimia.

    Sifat-sifat fisik mineral yang penting adalah :

    - Warna dan Kilap (listre)

    - Kekerasan/Kelunakan (hardness/softness)

    - Struktur dan belahan/pecahan (Structure dan Fracture)

    - Berat Jenis (specific gravity)

  • 9

    - Sifat Kemagnetan (magnetic susceptibility)

    - Sifat kelistrikan (electro-conductivity)

    2.3.1 Warna

    Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan

    tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat

    berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan

    pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu,

    coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang

    mempunyai warna khas, seperti:

    Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O)

    Kuning : Belerang (S)

    Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Emas (Au)

    Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH))

    Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))

    Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)

    Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)

    Abu-abu : Galena (PbS)

    Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

    2.3.2 Kilap

    Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan

    mineral saat terkena cahaya. Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan

    menjadi 2 jenis:

  • 10

    a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap

    atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap

    logam Gelena, Pirit, Magnetit, Kalkopirit, Grafit, Hematit

    b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:

    Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.

    Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.

    Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada

    umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat,

    misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.

    Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar

    misalnya pada spharelit.

    Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun,

    misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.

    Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada

    kaolin, bouxit dan limonit.

    Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini

    dapat dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu

    dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun

    kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang

    lainnya tidak begitu tegas.

    2.3.3 Kekerasan

    Kekerasan Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan

    nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai

  • 11

    sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih

    kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang

    biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman

    dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari

    skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.

    Tabel Skala Kekerasan Mohs

    Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia

    1 Talc H2Mg3 (SiO3)4

    2 Gypsum CaSO4. 2H2O

    3 Calcite CaCO3

    4 Fluorite CaF2

    5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2

    6 Orthoklase K Al Si3 O8

    7 Quartz SiO2

    8 Topaz Al2SiO3O8

    9 Corundum Al2O3

    10 Diamond C

    Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini

    diberikan kekerasan dari alat penguji standar :

    Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs

    Kuku manusia 2,5

    Kawat Tembaga 3

    Paku 5,5

    Pecahan Kaca 5,5 6

    Pisau Baja 5,5 6

    Kikir Baja 6,5 7

    Kuarsa 7

    2.3.4 Belahan dan Pecahan

    Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada

    satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral

  • 12

    yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak

    hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua

    mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar

    dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di

    dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat

    ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah

    melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-

    bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan

    nampak berjajar dan teratur.

    Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah

    yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan

    belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar.

    Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti

    cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan

    tidak teratur. Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

    Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di

    permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan

    botol. Contoh Kuarsa.

    Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya

    asbestos, augit, hipersten

    Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan

    halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.

  • 13

    Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang

    pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.

    Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak

    teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan

    perak.

    2.3.5 Berat Jenis

    Berat Jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume

    mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang

    mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral

    ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat

    terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat

    air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.

    2.3.6 Sifat Kemagnetan

    Kemagnitan adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai

    feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik,

    phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan

    yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral

    mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang

    sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet

    tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat

    tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang

    tersebut dengan garis vertical.

  • 14

    2.3.7 Sifat Kelistrikan

    Kelistrikan adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu

    pengantar arus atau konduktor dan tidak menghantarkan arus disebut non

    konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai

    konduktor dalam batas-batas tertentu.

    Adapun sifat fisik dari beberapa contoh bahan galian dapat dilihat pada

    tabel berikut :

    Sifat fisik Contoh Bahan Galian

    Emas Intan Tembaga Perak Bismuth

    Sistem

    Kristal Isometrik Isometrik Isometrik Isometrik Trigonal

    Warna Kuning

    emas

    Kuning pucat, tak

    berwarna, coklat,

    putih, jingga,

    merah muda,

    biru, merah,

    hijau, hitam

    Merah-

    tembaga,

    merah-

    mawar terang

    Putih - perak

    Putih perak

    dan corak

    kemerahan

    Goresan Kuning putih Merah

    metalik

    Coklat, abu-

    abu, hitam

    Putih, perak

    berkilau

    Belahan/

    Pecahan

    Tak ada;

    hakli

    Sempurna pada

    (1,11); konkoidal

    Tak ada;

    hakli Tak ada

    Sempurna

    pada (0,001)

    Kekerasan

    (Mohs) 2,5 3 10 2,5 3 2,5 3 2 2,5

    Berat jenis

    (kg/m3)

    19,3 3,5 8,94 10,5 9,7 -9,8

    Kemagnetan Diamagnetik Diamagnetik Paramagnetik Diamagnetik Diamagnetik

    2.4 Manfaat Bahan Galian dan Lokasinya di Indonesia

    Pemanfaatan bahan galian adalah langkah positif yang tak terhindarkan

    untuk mencukupi kebutuhan yang telah di tentukan oleh harga pasar mineral yang

    selalu mendorong upaya eksploitasi bahan galian semaksimal mungkin.

  • 15

    a) Bahan galian A yaitu memiliki sifat sangat strategis dan memiliki nilai

    bagi Negara.

    - Aspal : Tambang aspal terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

    Aspal juga dihasilkan oleh Permigan Wonokromo, Jawa timur,

    sebagai hasil pengolahan minyak bumi.

    - Kobalt : Deskripsi fisik yang ditunjukkan kobalt adalah bersifat

    brittle, keras, dan merupakan transisi logam dengan magnet. Kobalt

    juga terdapat dalam meteorit. Endapan mineralnya dijumpai di Zaire,

    Morocco dan Canada. Cobalt-60 (60Co) dapat membentuk isotop

    buatan dengan tembakan sinar gamma (energy radiasi tinggi).

    Digunakan juga untuk bahan dasar perasa makanan yang

    mengandung vitamin B12 dalam kadar yang tinggi.

    - Batubara : terbentuk dari tumbuhan yang tertimbun hingga berada

    dalam lapisan batu-batuan sediment yang lain. Proses pembentukan

    batu bara disebut juga inkolent yang terbagi menjadi dua, yaitu

    proses biokimia dan proses metamorphosis. Daerah-daerah penghasil

    batubara adalah Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan

    Timur, Sumatra Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Papua dan Sulawesi

    Selatan. Tambang batubara dusahakan oleh PN Batubara.

    - Minyak bumi : berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-

    danau, teluk-teluk, rawa-rawa dan laut-laut dangkal. Sesudah mati

    mikroplankton berjatuhan dan mengendap di dasar laut

    kemudian bercampur dengan sedimen. Akibat tekanan lapisan-

  • 16

    lapisan atas dan pengaruh panas magma, dan terjadilah proses

    destilasi hingga terjadi minyak bumi kasar. Tambang minyak bumi

    antara lain terdapat di Papua, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau,

    Kalimantan Tengah, Papua, Aceh, Jawa Barat, Sumatra Selatan,

    Kalimantan Timur, Maluku, Maluku, Jambi, dan Sumatra Utara.

    Dari minyak bumi dapat diolah menjadi bensin, Minyak tanah,

    premium, vaselin, parafin, malam, malariol, kerosin dan aspal.

    - Timah : Tambang timah terdapat di Riau, Pulau Singkep, Pulau

    Belitung, dan Pulau Bangka. Pabrik pelabuhan bijih timah terdapat

    di Muntok (Pulau Belitung).

    - Nikel : Terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti dan di

    Kolaka. Dapat digunakan dalam baja tahan karat dalam pipa tekanan

    tinggi yaitu pada bagian automotif dan mesin. Nikel banyak terdapat

    di Kalimantan Barat, Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi

    Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

    - Gas Alam : merupakan campuran beberapa hidrokarbon dengan

    kadar karbon kecil yang digunakan sebagai bahan baker. Ada dua

    macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG ( liquefied

    natural gas ) dan LPG ( liquefied petroleum gas). Gas alam terdapat

    di Arun (Di Aceh) dan Bontang (Kalimantan). Gas alam Juga

    terdapat di daerah Jawa Barat, Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan.

    - Uranium : adalah bahan yang bersifat radioaktif. Uranium telah

    digunakan untuk membuat bom atom. Sekarang uranium digunakan

  • 17

    untuk membangkitkan tenaga listrik dan menjadi bahan bakar yang

    berharga. Uranium digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor

    nuklir dan digunakan sebagai isotop radioaktif untuk mengobati

    orang yang sakit kanker. Ditemukan di Mamuju Sulawesi Barat,

    Bangka Belitung, dan Papua.

    b) Bahan galian B yaitu golongan bahan galian vital yang memiliki nilai

    ekonomis yang tinggi.

    - Bauksit : adalah bahan baku almunium. Tambang bauksit terdapat di

    pulau Bintan (Riau) dan Singkawang (Kalimantan Barat). Selain itu,

    terdapat pula di Kalimantan Tengah.

    - Emas : Tempat ditemukan yaitu Sumatra Barat, Sulawesi Tenggara,

    dan lain-lain.

    - Intan : Tempat Ditemukan di Martapura Kalimantan. Manfaatnya

    digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah,

    dipasang pada mata bor untuk eksplorasi; dan dijadikan batu

    permata.

    - Belerang : digunakan sebagai bahan obat patek dan korek api.

    Tambang belerang terdapat di gunung Patuha (Jawa Barat) dan

    Gunung Welirang (Jawa Timur). Selain itu, terdapat pula di Jambi,

    Jawa Tengah, dan Sulawesi.

    - Yodium : Tambang Yodium terdapat di Semarang (Jawa Tengah)

    dan Jombang (Jawa Timur). Yodium digunakan untuk bahan obat

    dan peramu garam dapur.

  • 18

    - Mangan : Tambang mangan terdapat di Kliripan (DI Yogyakarta)

    dan Tasikmalaya (Jawa Barat). Tambang mangan juga terdapat di

    Lampung, Maluku, NTB dan Sulawesi Utara.

    - Tembaga : Tambang tembaga terdapat di JawaBarat, Papua,

    Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, selain itu terdapat juga di daerah

    Jambi dan Sulawesi Tengah.

    c) Bahan galian C yaitu golongan bahan galian yang digunakan oleh

    industri.

    - Marmer : Tambang marmer terdapat di Besok, daerah Wijak,

    Tulungagung (Jawa Timur). Tambang marmer juga terdapat di DI

    Yogyakarta, Lampung, Papua dan Sumatra Barat.

    - Mika : Tambang mika terdapat di Pulau Paleng (Sulawesi Selatan)

    dan Donggala (Sulawesi Tengah).

    - Gips : banyak digunakan dalam industry keramik. Gips ditambang di

    daerah Cirebon, Rembang, Kalianget, Nusa Tenggara Barat,

    Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

    - Asbes : Tambang asbes terdapat di Jawa Barat, Papua, Maluku. Serat

    asbes yang dipintal digunakan untuk tirai, sarung tangan, pelapis

    dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan

    tekstil asbes, alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat listrik,

    alat kimia, dan pelilit kawat listrik.

    - Grafit : Tempat Ditemukan di Kalimantan Barat. Biasa digunakan

    sebagai bahan pembuatan pensil.

  • 19

    - Tras : adalah sejenis batu truf. Banyak ditampung di Gunung Mulia

    (Jawa Tengah) dan daerah Priangan (Jawa Barat) selain itu terdapat

    juga di Sumatra Barat. Tras adalah batuan gunung api yang telah

    mengalami perubahan komposisi kimia yang disebabkan oleh

    pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah tanah. Bahan galian ini

    berwarna putih kekuningan hingga putih kecoklatan, kompak dan

    padu dan agak sulit digali dengan alat sederhana. Kegunaan tras

    adalah untuk bahan baku batako, industri semen, campuran bahan

    bangunan dan semen alam. Pada saat ini belum dimanfaatkan secara

    optimal, namun secara lokal telah dimanfaatkan penduduk untuk

    pembuatan batako.

  • 20

    BAB III

    SIMPULAN

    Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

    3.1 Menurut UU tentang pertambangan, bahan galian adalah unsur-unsur kimia,

    mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk mulia yang

    merupakan endapan-endapan alam.

    3.2 Klasifikasi bahan galian berdasarkan Undang-undang No. 11 Tahun 1967

    tentang pertambangan yaitu golongan A, B, dan C yang dibagi menurut

    kepentingannya bagi Negara. Berdasarkan kandungan mineralnya bahan

    galian dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu bijih (ore) dan bukan bijih.

    Berdasarkan mineral ekonominya bahan galian dibedakan menjadi Metalic

    Mineral, Non-Metalic Mineral dan Fuel Mineral. Sedangkan berdasarkan cara

    terbentuknya, bahan galian di bedakan menjadi bahan galian magmatik,

    pematit, hasil pengendapan, hasil pengayaan sekunder, hasil metamorfosis

    kontak, dan hidrotermal.

    3.3 Sifat fisik dari bahan galian yang penting adalah kekerasan/kelunakan,

    kerapuhan, struktur dan belahan, agregasi, warna dan kilap, berat jenis, sifat

    kemagnetan dan sifat kelistrikan.

    3.4 Bahan galian memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan, bukan hanya

    dalam bidang akonomi dan pertambangan, namun juga untuk menjamin

    kehidupan penduduk serta keamanan dan pertahanan dari Negara. Indonesia

    kaya akan bahan galian yang tersebar di seluruh pelosok negeri.

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    Hartosuwarno, Sutarto. (2011). Endapan Mineral. Laboratorium Petrologi dan

    Bahan Galian Teknik Geologi. Fakultas Teknologi Mineral Universitas

    Pembangunan Nasional, Yogyakarta.

    Hidayat, Fikri. (2013). Bahan Konstruksi Kimia Bahan Galian Industri. Jurusan

    Teknik Kimia. Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang.

    Maskuri, Firdaus. (2010). Identifikasi Bahan Galian dalam Metode Eksplorasi

    Awal. Jurnal llmiah MTG, Vol 2(5), 1-10.

    Rusdiana, dkk. (2010). Bahan Konstruksi Kimia. Palembang: Politeknik Negeri

    Sriwijaya.