Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

21
PANEN, PASCA PANEN, PANEN, PASCA PANEN, DAN PEMASARAN DAN PEMASARAN

Transcript of Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Page 1: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

PANEN, PASCA PANEN, PANEN, PASCA PANEN, DAN PEMASARANDAN PEMASARAN

Page 2: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

PANENPANEN

• Tanaman yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik: hortikutura

• Hortikutura: sayuran, buah, dan tanaman hias

• Kualitas produk hortikultura: ketepatan waktu panen

• Waktu panen yang tepat: saat masak fisiologis

Page 3: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

• Kualitas produk hortikultura setelah dipanen: tidak bisa dinaikkan, hanya bisa dipertahankan

• Pada saat dipanen: kualitasnya harus maksimal, dengan penanganan yang baik, dapat dipertahankan untuk waktu yang lama

• Indikator/penanda yang dapat digunakan untuk penentuan waktu panen yang tepat: kenampakan visual, indikator fisik, analisis kimiawi, indikator fisiologis, komputasi

Page 4: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Indikator VisualIndikator Visual

• Paling banyak dipergunakan, baik pada komoditas buah maupun sayuran

• Dasarnya: perubahan warna, ukuran, dan lain-lain

• Sifatnya sangat subyektif, keterbatasan dari indra penglihatan manusia

• Sering salah: pemanenan dilakukan terlalu muda/awal atau terlalu tua/sudah lewat panen

Page 5: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Indikator FisikIndikator Fisik• Sering digunakan, khususnya

pada beberapa komoditas buah• Indikatornya: mudah tidaknya

buah dilepaskan dari tangkai buah, uji ketegaran buah (penetrometer)

• Uji ketegaran buah lebih obyektif, karena dapat dikuantitatifkan

• Prinsip: buah ditusuk dengan suatu alat, besarnya tekanan yang diperlukan untuk menusuk buah menunjukkan ketegaran buah

• Semakin besar tekanan yang diperlukan: buah semakin tegar, proses pengisian buah sudah maksimal/masak fisiologis dan siap dipanen

Page 6: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Analisis KimiaAnalisis Kimia

• Terbatas pada perusahaan besar (relatif mahal), lebih banyak dipergunakan pada komoditas buah

• Indikator pengamatan: kandungan zat padat terlarut, kandungan asam, kandungan pati, kandungan gula

• Metode analisis kimia lebih obyektif dari pada visual, karena terukur

• Dasarnya: terjadinya perubahan biokimia selama proses pemasakan buah

• Perubahan yang sering terjadi: pati menjadi gula, menurunnya kadar asam, meningkatnya zat padat terlarut

Page 7: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Komputasi Komputasi

• Yang dihitung: jumlah dari suhu rata-rata harian selama satu siklus hidup tanaman (derajad hari) mulai dari penanaman sampai masak fisiologis

• Dasarnya: adanya korelasi positif antara suhu lingkungan dengan pertumbuhan tanaman

• Dapat diterapkan baik pada komoditas buah maupun sayuran

Page 8: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Indikator FisiologisIndikator Fisiologis

• Indikator utama: laju respirasi• Sangat baik diterapkan pada komoditas yang

bersifat klimakterik (kurang cocok pada komoditas yang non klimakterik)

• Saat komoditas mencapai masak fisiologis, respirasinya mencapai klimakterik (paling tinggi)

• Berarti: kalau laju respirasi suatu komoditas sudah mencapai klimakterik, siap dipanen

Page 9: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

• Ketepatan saat panen: sangat menentukan kualitas produk

• Produk yang dipanen tidak tepat waktu: kuantitas dan kualitasnya menurun

• Pemanenan terlalu muda/awal: menurunkan kuantitas hasil, pada banyak komoditas buah menyebabkan proses pematangan tidak sempurna sehingga kadar asam justru meningkat (buah terasa masam)

• Pemanenan terlalu tua/lewat panen: kualitas menurun dengan cepat saat disimpan, rentan terhadap pembusukkan, pada beberapa komoditas sayuran menyebabkan kandungan serat kasarnya meningkat, tidak renyah lagi

Page 10: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

• Pemanenan: secara manual menggunakan tangan maupun mekanisasi

• Cara panen yang dipilih ditentukan oleh: ketersediaan tenaga kerja, luasan areal pertanaman

• Yang perlu diperhatikan saat panen: sedapat mungkin menghindarkan komoditas dari kerusakan fisik (seperti memar, luka, lecet, dll)

• Adanya kerusakan fisik pada komoditas: memacu pembusukkan, memacu transpirasi dan respirasi (cepat layu dan menurun kualitasnya), menginduksi serangan hama/penyakit pasca panen

Page 11: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

PASCA PANENPASCA PANEN

• Setelah komoditas dipanen, perlu penanganan pasca panen yang tepat supaya penurunan kualitas dapat dihambat

• Komoditas hortikultura kebanyakan dikonsumsi dalam keadaan segar sehingga perlu penanganan pasca panen yang ekstra supaya tetap segar

• Yang dapat dilakukan setelah pemanenan hanyalah mempertahankan kualitas dalam waktu selama mungkin bukan meningkatkan kualitas

• Perlakuan utama dalam pasca panen: tujuannya menghambat laju transpirasi dan respirasi dari komoditas

Page 12: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

• Komoditas hortikultura, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup

• Jaringan hidup: menjalankan aktifitas fisiologis yaitu transpirasi dan respirasi

• Transpirasi: menyebabkan hilangnya air dari komoditas, berpengaruh terhadap kesegaran/kerenyahan komoditas

• Respirasi: menyebabkan berkurangnya cadangan makanan (dalam bentuk pati, gula, dll) dalam komoditas, mengurangi rasa dari komoditas (terasa hambar), memacu senescence komoditas, memacu pembusukkan

• Transpirasi dan respirasi merupakan penyebab utama kerusakan pada komoditas hortikultura setelah dipanen

Page 13: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Penanganan Pasca PanenPenanganan Pasca Panen

• Pendinginan pendahuluan: menurunkan suhu komoditas menjadi lebih rendah dari suhu di lapangan, sehingga suhu komoditas mendekati suhu ruang simpan

• Pencucian: membersihkan komoditas dari kotoran yang melekat, menghilankan bibit-bibit penyakit yang masih melekat

• Pengeringan: menghilangkan air yang berlebihan pada permukaan komoditas

• Pelapisan dengan lilin: khususnya untuk komoditas buah, tujuannya: mengurangi suasana aerobik dalam buah, memberikan perlindungan yang diperlukan terhadap organisme pembusuk

• Sortasi mutu/grading menurut ukuran • Pengepakan/pengemasan

Page 14: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Keuntungan PengemasanKeuntungan Pengemasan

• Merupakan unit penanganan yang efisien• Merupakan unit penyimpanan yang mudah

disimpan dalam gudang• Melindungi dari kerusakan mekanik maupun

kehilangan kadar air• Memungkinkan penggunaan udara termodifikasi• Menjaga kebersihan barang selama pengiriman• Mengefisienkan proses pengiriman• Menarik perhatian konsumen

Page 15: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Unit PengemasanUnit Pengemasan

• Skala kecil: kemasan plastik polietilen, selofan, pliofilm,poli vinil klorida,

• Skala besar: peti, anyaman bambu (keranjang), kotak, krat, dll

• Yang perlu diperhatikan dari alat pengemas: keberadaan ventilasi untuk sirkulasi udara

Page 16: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Ruang Simpan (baik di gudang maupun Ruang Simpan (baik di gudang maupun selama proses pengangkutan ke pasar)selama proses pengangkutan ke pasar)

• Sanitasi ruang simpan: bebas hama dan penyakit gudang

• Suhu ruang simpan (untuk menghambat laju transpirasi dan respirasi)

• Kelembaban udara ruang simpan (untuk menghambat laju transpirasi)

• Komposisi udara ruang simpan (untuk menghambat laju respirasi)

Page 17: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

PemasaranPemasaran

• Domestik: pasar tradisional dan non tradisional

• Ekspor

Page 18: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Pasar TradisionalPasar Tradisional

Page 19: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

Pasar Non TradisionalPasar Non Tradisional

Page 20: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

http://rijal-rosella.blogspot.com/2009/01/proses-pemanenan-dan-pelepasan-biji.htmlhttp://rijal-rosella.blogspot.com/2009/01/proses-pemanenan-dan-pelepasan-biji.html

• PROSES PEMANENAN • Pemanenan pertama dilakukan 4—5 bulan setelah tanam. Sesudah panen pertama, rosela masih dapat menghasilkan bunga, asalkan

suhu pada malam hari tidak kurang dari 21°C. Oleh karena itu, pemanenan dapat terus dilakukan hingga tanaman tidak menghasilkan bunga, yakni sekitar 4—8 bulan berikutnya. Pemanenan rata-rata dilakukan setiap 10 hari sekali.

•Kelopak bunga yang masih segar dipanen saat biji sudah masak. Saat itu, bunga telah gugur, buahnya membuka, dan biji belum mengering. Setelah dipanen, biji harus segera dipisahkan dari kelopaknya. Jika tidak segera dipisahkan, kapsul penutup biji akan keringdan mengeras sehingga biji akan semakin sukar dipisahkan. Kelopak dipisahkan dari bijinya dengan bantuan alat menyerupai pisau. Caranya, biji didorong dengan alat tesebut dari pangkal kelopak bagian luar.

• Proses pemanenan sebaiknya dilakukan secara manual dan harus dijaga agar hasil panen tidak terkontaminasi benda-benda asing lainnya. Selain itu, kelopak bunga sebaiknya tidak dibiarkan bersentuhan dengan tanah atau permukaan kotor lainnya. Untuk pengangkutan dari kebun ke lokasi pengeringan, harus digunakan wadah atau kontainer yang bersih. Untuk mengurangi kontaminasi, waktu antara pemanenan dan pengeringan haruslah seminimal mungkin.

• Saat ini banyak metode pemanenan yang digunakan di seluruh dunia. Di Meksiko misalnya, seluruh tanaman dipotong dan diletakan di suatu tempat untuk dilepas kelopaknya. Di Cina, hanya kelopak yang sudah tua yang dipanen menggunakan alat potong. Sementara itu, tangkaidan kelopak yang belum tua tetap dibiarkan tertinggal dan dipanen setelah tua

• Hasil survei importir rosella tingkat internasional, total panen rosella kering rat-rata 250 Kg/hektar dan pernah mencapai 500 Kg/hektar. Pekebun di desa Panggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dapat menghasilkan 1,25 kg kelopak bunga basah dari setiaptanaman rosela. Contoh hasil panen di negara lain seperti California, setiap tanaman bisamenghasilkan sekitar 1,3 kg. Sementara itu, di Porto Rico hasil panen berkisar 1,8 kg/tanamandan di Florida 7,25 kg/tanaman.

Page 21: Panen, Pasca Panen, Dan Pemasaran

http://tarmiziblog.blogspot.com/2011/01/rosella.htmlhttp://tarmiziblog.blogspot.com/2011/01/rosella.html

• http://luki2blog.wordpress.com/2008/10/23/rosella/

• http://rosellamerah.wordpress.com/

• http://rosellakita.blogspot.com/2007/08/budidaya-rosela.html