PANDUAN PRAKTIKUM AGD

14
A. Pengertian Analisa gas darah adalah salah tindakan pemeriksaan laboratorium yang ditujukan ketika dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa pasien (Wilson, 1999). Hal ini berhubungan untuk mengetahui keseimbangan asam basa tubuh yang dikontrol melalui tiga mekanisme, yaitu sistem buffer, sistem respiratori, dan sistem renal (Wilson, 1999). Tindakan ini memerlukan injeksi perkutan pada arteri brankhial, radial, maupun femoral atau melalui pembacaan contoh dari garis arterial (arterial line) (McCann, 2004). Pengambilan darah dalam rangka analisa gas darah juga dapat melalui arteri tibialis posterior dan arteri dorsalis pedis. B. Tujuan Analisa gas darah memiliki tujuan sebagai berikut (McCann, 2004): 1. Mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh. 2. Mengevaluasi ventilasi melalui pengukuran pH, tekanan parsial oksigen arteri (PaO2), dan tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2). 3. Mengetahui jumlah oksigen yang diedarkan oleh paru- paru melalui darah yang ditunjukkan melalui PaO2. 4. Mengetahui kapasitas paru-paru dalam mengeliminasikan karbon dioksida yang ditunjukkan oleh PaCO2. 5. Menganalisa isi oksigen dan pemenuhannya, serta untuk mengetahui jumlah bikarbonat. C. Kompetensi Dasar Lain yang Harus Dimiliki Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki oleh perawat dalam melakukan analisa gas darah adalah sebagai berikut (Wilson, 1999):

Transcript of PANDUAN PRAKTIKUM AGD

Page 1: PANDUAN PRAKTIKUM AGD

A. Pengertian

Analisa gas darah adalah salah tindakan pemeriksaan laboratorium yang ditujukan

ketika dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa pasien

(Wilson, 1999). Hal ini berhubungan untuk mengetahui keseimbangan asam basa tubuh

yang dikontrol melalui tiga mekanisme, yaitu sistem buffer, sistem respiratori, dan sistem

renal (Wilson, 1999). Tindakan ini memerlukan injeksi perkutan pada arteri brankhial,

radial, maupun femoral atau melalui pembacaan contoh dari garis arterial (arterial line)

(McCann, 2004). Pengambilan darah dalam rangka analisa gas darah juga dapat melalui

arteri tibialis posterior dan arteri dorsalis pedis.

B. Tujuan

Analisa gas darah memiliki tujuan sebagai berikut (McCann, 2004):

1. Mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.

2. Mengevaluasi ventilasi melalui pengukuran pH, tekanan parsial oksigen arteri

(PaO2), dan tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2).

3. Mengetahui jumlah oksigen yang diedarkan oleh paru-paru melalui darah yang

ditunjukkan melalui PaO2.

4. Mengetahui kapasitas paru-paru dalam mengeliminasikan karbon dioksida yang

ditunjukkan oleh PaCO2.

5. Menganalisa isi oksigen dan pemenuhannya, serta untuk mengetahui jumlah

bikarbonat.

C. Kompetensi Dasar Lain yang Harus Dimiliki Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki

oleh perawat dalam melakukan analisa gas darah adalah sebagai berikut (Wilson, 1999):

1. Pemahaman mengenai keseimbangan cairan asam basa meliputi:

a. pH darah

pH normal di dalam darah dibutuhkan untuk banyak reaksi kimia di dalam

tubuh. Rentang normal pH darah arteri adalah 7,35-7,45. pH darah yang kurang dari

7,35 menunjukkan asidosis atau academia Sedangkan, pH darah lebih tinggi dari

7,45 menunjukkan alkalosis atau alkalemia.

b. Tekanan parsial karbon dioksida (PCO2, PaCO2) Rentang normal dari tekanan

parsial karbon dioksida (PCO2, PaCO2) yaitu 35-45 mmHg (torr).

c. Bikarbonat (HCO3-)

Kerja bikarbonat dengan carbonic acid untuk membantu meregulasi pH

darah. Bikarbonat diukur melalui dua cara, yaitu langsung melalui pengukuran

Page 2: PANDUAN PRAKTIKUM AGD

level bikarbonat. Pengukuran tidak langsung menggunakan penjumlahan total

CO2 dan PaCO2. Rentang normal bikarbonat yaitu 22-26 mEq/L (22-26

mmol/L).

d. Base excess/deficit

Base excess/deficit bertujuan dalam memberikan informasi mengenai

jumlah total buffer anion (bikarbonat, hemoglobin, dan protein plasma) dan

perubahan keseimbangan asam-basa pada respiratori atau metabolik (Wilson,

1999). Jumlah base excess/deficit dibawah -3 mEq/L mengindikasikan base

deficit, yang berhubungan dengan berkurangnya level bikarbonat. Sedangkan,

peningkatan jumlah yaitu diatas +3 mEq/L mengindikasikan base excess.

2. Adanya kompetensi bahwa dalam pengambilan gas darah tidak harus disuruh untuk

pengambilan individual, melainkan perawat seharusnya menginstruksikan pasien

untuk melaporkan ada atau tidaknya perdarahan yang dapat terjadi setelah tindakan

(Potter & Perry, 2006).

3. Pemahaman mengenai analisa gas darah Setelah perawat mengambil sampel dan

memberikan ke laboratorium, maka ketika hasil telah keluar, perawat perlu

memahami hasil tersebut dan menganalisanya. Berikut adalah pemahaman yang

harus dimiliki untuk menganalisa hasil analisa gas darah.

a. Analisa apakah pH asidotik (< 7,35) atau alkalotik (> 7,45).

b. Analisa apakah PCO2 asidotik (> 45) atau alkalotik (< 35).

c. Analisa apakah HCO3- asidotik (< 22) atau alkalotik (>26).

d. Bandingkan ketika jumlah tersebut dan cari dua kesamaan di acidity atau

alkalinity untuk mengetahui ketidakseimbangan asam dan basa.

Tabel Ketidakseimbangan Asam dan Basa

PCO2

pH Komponen

Respiratori

HCO3- Komponen

Metabolik

Ketidakseimbangan

Asam dan Basa

Asidosis Asidosis Respiratori asidosis

Alkalosis Alkalosis Respiratori alkalosis

Asidosis Asidosis Metabolik asidosis

D. Indikasi, Kontra Indikasi, dan Komplikasi

Indikasi tindakan analisa gas darah adalah sebagai berikut (McCann, 2004):

Page 3: PANDUAN PRAKTIKUM AGD

1. Tindakan analisa gas darah ditujukan pada pasien dengan sebagai berikut:

a. Obstruktif kronik pulmonari,

b. Edema pulmonari,

c. Sindrom distres respiratori akut,

d. Infark myocardial, dan

e. Pneumonia.

2. Tindakan ini juga diberikan pada pasien yang sedang mengalami syok dan

setelah menjalani pembedahan bypass arteri koronaria.

3. Pasien yang mengalami resusitasi dari penyumbatan atau penghambatan kardiak.

4. Pasien yang mengalami perubahan dalam status pernapasan dan terapi

pernapasan, serta anesthesia.

5.

Kontra indikasi pada tindakan analisa gas darah, yaitu (Potter & Perry, 2006):

1. Pada pasien yang daerah arterialnya mengalami:

a. Amputasi,

b. Contractures

c. Infeksi

d. Dibalut dan cast,

e. Mastektomi, serta

f. Arteriovenous shunts.

Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan ini, yaitu (McCann, 2004):

1. Adanya risiko jarum mengenai periosteum tulang yang kemudian menyebabkan

pasien mengalami kesakitan. Hal ini akibat dari terlalu menekan dalam

memberikan injeksi.

2. Adanya risiko jarum melewati dinding arteri yang berlainan.

3. Adanya kemungkinan arterial spasme sehingga darah tidak mau mengalir masuk

ke syringe.

E. Alat dan Bahan yang Digunakan

Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan analisa gas darah meliputi

(McCann, 2004):

1. 3 ml sampai 5 ml gelas syringe,

Page 4: PANDUAN PRAKTIKUM AGD

2. 1 ml ampul heparin aqueous,

3. 20 G 11/4” jarum,

4. 22 G 1” jarum,

5. Sarung tangan,

6. Alkohol atau povidone-iondine pad,

7. Gauze pads,

8. Topi karet untuk syringe hub atau penutup karet untuk jarum,

9. Label,

10. Ice-filled plastic bag,

11. Laporan permintaan laboratorium,

12. Perekat balutan, dan

13. Opsional: 1% licoaine solution, atau

14. Peralatan siap AGD.

F. Anatomi Daerah Target

Anatomi daerah yang menjadi target tindakan analisa gas darah adalah

sebagai berikut:

1. Arteri radial

Arteri radial merupakan kelanjutan dari brakhial, tetapi lebih kecil

dibandingkan dengan ulnar. Arteri radial dimulai di percabangan brakhial,

dibawah lekukan dari siku dan melewati sisi radial dari bagian depan lengan ke

pergelangan tangan. Lalu ke daerah belakang, sekitar sisi lateral carpus,

dibawah tendon abductor pollicis longus, extensors pollicis, dan brevis ke

ruang bagian atas diantara tulang metakarpal ibu jari dan jari telunjuk.

Terakhir, arteri radial melewati diantara dua kepala pertama interosseous

dorsalis, ke dalam telapak tangan, dimana arteri radial menyeberangi tulang

metakarpal dan sisi ulnar tangan dengan deep volar branch dari arteri ulnar ke

deep volar arch. Hal inilah yang menyebabkan arteri radial terdiri dari tiga

porsi, yaitu forearm, belakang pergelangan tangan, dan tangan.

2. Arteri brachial

Arteri brankhial dimulai dari batas bawah tendon pada teres major dan

menurun kebawah lengan, dan berakhir sekitar 1 cm dibawah lekukan siku

Page 5: PANDUAN PRAKTIKUM AGD

dimana dibagi menjadi arteri radial dan arteri ulnar. Pertama, arteri brakhial

terletak dari medial ke humerus, tetapi ketika arteri brachial menuju lengan

secara perlahan menuju atau terletak di depan tulang dan lekukan s i ku yang

terletak diantara dua epicondyles

3. Arteri femoral

Arteri femoral merupakan arteri yang melewati cukup dekat dengan

permukaan atas, dibagi ke dalam cabang yang kecil untuk menyediakan darah

ke otot dan jaringan superficial di daerah paha. Arteri femoral juga menyuplai

kulit dan dinding abdominal bawah. Cabang arteri femoral yang penting

meliputi:

a. arteri superficial circumflex iliac, arteri ke lymph nodes dan kulit

b. arteri superficial epigastric ke dinding kulit abdominal;

c. arteri superficial dan arteri eksternal pudenal ke kulit abdomen bawah dan

eksternal genital

d. arteri profunda, yang merupakan cabang paling besar pada arteri femoral

dan menyuplai sendi paha dan berbagai otot di paha

e. arteri deep genicular ke bagian paling jauh pada otot paha dan

menghubungkan jaringan impuls sekitar sendi lutut

4. Arteri tibialis posterior dan arteri doralis pedis

G. Aspek Keamanan dan Keselamatan

Aspek keamanan dan keselamatan (safety) yang harus diperhatikan dalam

melakukan tindakan analisa gas darah, yaitu perawat harus memeriksa kebijakan

terhadap tenaga kesehatan yang diperbolehkan dalam melakukan ini (Potter & Perry,

2006). Beberapa kebijakan dari rumah sakit menyebutkan bahwa tenaga kesehatan

yaitu perawat yang diberikan izin dalam melakukan analisa gas darah adalah perawat

di bidang critical care (Potter & Perry, 2006).

H. Protocol atau Prosedur Tindakan

Prosedur pada tindakan analisa gas darah ini adalah sebagai berikut (McCann, 2004):

1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan sebelum memasuki ruangan pasien

2. Cuci tangan dengan menggunakan tujuh langkah benar.

3. Bila menggunakan peralatan AGD yang sudah siap, buka peralatan tersebut serta

Page 6: PANDUAN PRAKTIKUM AGD

pindahkan label contoh dan tas plastik (plastic bag).

4. Catat label nama pasien, nomor ruangan, temperatur suhu pasien, tanggal dan

waktu pengambilan, metode pemberian oksigen, dan nama perawat yang

bertugas pada tindakan tersebut

5. Beritahu pasien alasan dalam melakukan tindakan tersebut dan jelaskan prosedur

ke pasien untuk membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kooperatif

pasien dalam melancarkan tindakan tersebut.

6. Cuci tangan dan setelah itu gunakan sarung tangan.

7. Lakukan pengkajian melalui metode tes Allen.

8. Bersihkan daerah yang akan di injeksi dengan alkohol atau povidone- iodine pad.

9. Gunakan gerakan memutar (circular) dalam membersihkan area injeksi, dimulai

dengan bagian tengah lalu ke bagian luar.

10. Palpasi arterti dengan jari telunjuk dan tengah satu tangan ketika tangan satunya

lagi memegang syringe.

11. Pegang alat pengukur sudut jarum hingga menunjukkan 30-45 derajat. Ketika

area injeksi arteri brankhial, posisikan jarum 60 derajat.Senin

12. Injeksi kulit dan dinding arterial dalam satu kali langkah.

13. Perhatikan untuk blood backflow di syringe.

14. Setelah mengambil contoh, tekan gauze pad pada area injeksi hingga pedarahan

berhenti yaitu sekitar 5 menit.

15. Periksa syringe dari gelembung udara. Jika muncul gelembung udara, pindahkan

gelembung tersebut dengan memegang syringe ke atas dan secara perlahan

mengeluarkan beberapa darah ke gauze pad.

16. Masukan jarum ke dalam penutup jarum atau pindahkan jarum dan tempatkan tutup jarum pada jarum yang telah digunakan tersebut.

17. Letakkan label pada sampel yang diambil yang sudah diletakkan pada ice-filled plastic bag.

18. Ketika pedarahan berhenti, area yang di injeksi diberikan balutan kecil dan direkatkan.

19. Pantau tanda vital pasien, dan observasi tanda dari sirkulasi. Pantau atau perhatikan risiko adanya pedarahan di area injeksi.

I. Hal-hal yang Harus Diperhatikan PerawatHal-hal yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan tindakan, antara lain:1. Faktor yang menyebabkan kontra indikasi dalam penggunaan tindakan analisa

Page 7: PANDUAN PRAKTIKUM AGD

gas darah ini, meliputi amputasi, kontraktur, tempat atau area infeksi, balutan,

mastektomi, atau arteriovenous shunts (Potter & Perry, 2006).

2. Lakukan tes Allen sebelum memulai mengambil contoh darah dari arteri.

3. Area injeksi yang sebelumnya atau kondisi yang sesudahnya mungkin dapat

mengeliminasikan menjadi area potensial. Arteri seharusnya dapat dijangkau

(Potter & Perry, 2006).

4. Perawat harus memberikan pengajaran kepada klien bahwa segera melaporkan

kepada perawat bila terjadi lumpuh atau mati rasa, dan terbakar di daerah tangan

tepatnya di area injeksi, arteri radia

J. Hal-hal yang Harus Dicatat/Dokumentasi

Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan analisa gas darah meliputi:

1. Catat hasil tes Allen.

2. Catat waktu pengambilan contoh. Catat suhu tubuh pasien.

3. Catat area yang akan di injeksi untuk mengambil contoh darah arteri.

4. Catat waktu total yang dibutuhkan untuk menghentikan pedarahan

5. setelah melakukan tindakan.

6. Catat tipe dan jumlah terapi oksigen yang pasien terima

Page 8: PANDUAN PRAKTIKUM AGD

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2010). “Brachial Artery.”

http://www.theodora.com/anatomy/the_brachial_artery.html. 30 Okt. 2010.

Pukul 11.00.

Anonim. (2010). “Femoral Artery.” www.innerbody.com/image_cardov/card41-

new.html. 30 Okt. 2010. Pukul 09.00 WIB.

McCann, J. A. S. (2004). Nursing Procedures. 4th Ed. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins.

Mills, E. J. (2004). Nursing Procedures. 4th Ed. Philadelphia: Lippinicott

Williams & Wilkins.

Potter, P. A. & Perry, A. G. (1997). Fundamental of Nursing: Concepts, Process,

and Practice. 4th Ed. St. Louise, MI: Elsevier Mosby, Inc.

_______. (2005). Clinical Nursing Skill & Technique. 6th Ed. St. Louise, MI:

Elsevier Mosby, Inc.

Price, S. A., & Lorraine, M. W. (2003). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-

proses Penyakit. 6th Ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sherwood, Lauralee. (1996). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. 2nd Ed.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wilson, D.D. (1997). Understanding Laboratory and Diagnostic Tests.

Philadelphia: Lippincott.