Panduan Praktek Klinis

11
Panduan Praktek Klinis SMF : ANAK RS.ERA MEDIKA DIARE Pengertia n (Definisi ) Kumpulan penyakit dengan gejala diare, yaitu defekasi dengan feses cair atau lembek dengan / tanpa lendir atau darah, dengan frekuensi 3 kali atau lebih sehari, berlangsung kurang dari 14 hari, kurang dari 4 episode / bulan. Anamnesis Frekuensi BAB : 3 kali atau lebih, konsistensi feses cair atau lembek ( konsistensi fesee cair tanpa ampas walaupun hanya sesekali dapat disebut diare ), jumlah feses,ada tidaknya muntah, gejala – gejala klinik ( batuk, pilek, panas, kejang, dan lain- lain ), riwayat masukan cairan sebelumnya, minum lahap atau malas minum. Pemeriksa an Fisik Tanda- tanda dehidrasi, komplikasi, penyakit penyulit ( bronkopneumoni, bronkiolitis, malnutrisi, penyakit jantung dan dekompensasi cordis, dan : keadaan umum ( gelisah, letargi, tampak sakit berat ), frekuensi nadi,suhu,frekuensi nafas ( tanda asidosis atau adanya penyakit penyulit). Pemeriksaan

Transcript of Panduan Praktek Klinis

Page 1: Panduan Praktek Klinis

Panduan Praktek Klinis

SMF : ANAK

RS.ERA MEDIKA

DIARE

Pengertian (Definisi)

Kumpulan penyakit dengan gejala diare, yaitu defekasi dengan feses

cair atau lembek dengan / tanpa lendir atau darah, dengan frekuensi 3

kali atau lebih sehari, berlangsung kurang dari 14 hari, kurang dari 4

episode / bulan.

Anamnesis Frekuensi BAB : 3 kali atau lebih, konsistensi feses cair atau lembek

( konsistensi fesee cair tanpa ampas walaupun hanya sesekali dapat

disebut diare ), jumlah feses,ada tidaknya muntah, gejala – gejala

klinik ( batuk, pilek, panas, kejang, dan lain- lain ), riwayat masukan

cairan sebelumnya, minum lahap atau malas minum.

Pemeriksaan Fisik

Tanda- tanda dehidrasi, komplikasi, penyakit penyulit

( bronkopneumoni, bronkiolitis, malnutrisi, penyakit jantung dan

dekompensasi cordis, dan : keadaan umum ( gelisah, letargi, tampak

sakit berat ), frekuensi nadi,suhu,frekuensi nafas ( tanda asidosis atau

adanya penyakit penyulit). Pemeriksaan yang meliputi keadaan

umum pasien, status dehidrasi, pemeriksaan abdomen, ekskoriasi

pada bokong, dan manifestasi kulit. Penting untuk mengukur berat

badan, tinggi badan, lingkar kepala, perbandingan berat badan

terhadap tinggi badan, gejala kehilangan berat badan, dan sebagainya

KriteriaDiagnosis

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan Fisik

3. Pemeriksaan penunjang

Diagnosis DIARE

DiagnosisBanding

Pemeriksaan Penunjang

Diare akut murni : darah rutin, feses rutin dan kultur feses

Bukan diare akut murni atau diare akut dengan komplikasi : Darah

Page 2: Panduan Praktek Klinis

lengkap, elektrolit, BSS, Kultur darah, urin lengkap, kultur urin.

Terapi Terapi cairan dan elektrolit :

Koreksi cairan dan elektrolit dibedakan 2 macam :

Diare akut murni

Diare akut dengan penyulit / komplikasi

Ad 1. Diare akut murni

Ditujukan untuk :

Rehidrasi : mengganti previous water losses dengan IVFD

( menggunakan RL ) atau per oral ( menggunakan oralit ).

Maintenance : mencegah dehidrasi dengan mengganti on going

water losses dengan oralit peroral / CRO.

Requirement : dengan makan dan minum seperti biasa.

Diare akut dehidrasi ringan sedang menggunakan oralit pada

dosisi 75 ml/jam/kgBB sampai tanda – tanda dehidrasi hilang

( target 120 ml/kgBB ).

Monitoring rehidrasi dilakukan setiap jam, jika tanda – tanda

dehidrasi hilang, rehidrasi dihentikan.

Ad 2. Pada diare akut dengan penyulit :

Menggunakan modifikasi Sutejo dengan cairan yang mengandung

Na : 63,3 mEq/L

K : 10,4mEq/L

CI : 61,4 mEq/L

HCO3: 12,6 mEq/L

Kalori: 200 kalori

Yang terdiri dari NaCl 15% 10cc (1cc = 2,55mEq/l), KCl 10% 4cc

( 1cc = 1,33mEq/l), NaHCO3 8,4% 7cc (1cc = 1 mEq/l) dalam 500

cc D5% ( mirip cairan KAEN 3A).

Koreksi diberikan secara IV dengan kecepatan :

Diare akut dengna penyulit dengan dehidrasi ringan sedang :

4 jam I : 50cc/kgBB

20 jam II : 150 cc/kgBB

Atau diberikan dengan kecepatan yang sama 200 ml/kgBB/hari

Diare akut dengan penyulit dehidrasi berat :

4 jam I : 60 cc/kgBB

20 jam II : 190 cc/kgBB

Rehidrasi yang diberikan perhari tetap dimonitoring.Rehidrasi

Page 3: Panduan Praktek Klinis

dihentikan jika status rehidrasi telah tercapai ( tidak ada tanda-

tanda rehidrasi). Diare akut dengan penyulit dengan dehidrasi

ringan – sedang memerlukan cairan rehidrasi antara 150 – 200

ml/kgBB/hari sedangkan dehidrasi berat 250 ml/kgBB/hari.

Kebutuhan cairan rehidrasi untuk anak yang lebih besar ( lebih

dari 10 kg ) kurang dari nilai tersebut, sebagai patokan praktisnya

adalah dehidrasi ringan – sedang memerlukan 1,5 sampai 2 kali

kebutuhan maintenance ( misalnya anak 20 kg, kebutuhan

maintenancenya adalah 1500 ml dengan, yang berarti kebutuhan

rehidrasinya 2250 – 3000 ml ), sedangkan dehidrasi berat 2,5 kali

Maintenance.

Terapi medikamentosa :

Diberikan preparat zink elemenal, untuk usia < 6 bulan sebanyak 1 x

10 mg dan usia ≥6 bulan sebanyak 1 x 20 mg selama 10- 14 hari.

Obat – obatan antimikroba termasuk antibiotik tidak dipakai secara

rutin pada penyakit diare akut. Patokan pemberian antimikroba /

antibiotika adalah sebagai berikut :

1. Kolera

2. Diare bakterila invasiif

3. Diare dengan penyakit penyerta

4. Diare karena parasit / jamur.

Ad 1. Kolera :

Semua penderita yang secara klinis dicurigai kolera diberi

Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 3 hari.

Ad.2. Diare bakterial invasif :

Secara klinis didiagnosis jika :

Panas lebih ari 38,5ºC dan meteorismus.

Ada lendir dan darah dalam tinja secara makroskopis maupun

mikroskopis.

Leukosit dalam tinja secara mikroskopis lebih dari 10/lbp atau +

+

Antibiotika yang dipakai sementara menunggu hasil kultur :

Klinis diduga ke Arah Shigella ( setiap diare yang disertai

darah dapat dianggap shigelosis, jika tidak ada tanda klinis

yang khas untuk penyakit lainyya atau belum dapat

dibuktikan infeksi lainnya, melalui kultur) diberi Nalidixid

Page 4: Panduan Praktek Klinis

acid 55mg/kgBB/hari diberi 4 dosis selama 10 hari atau

ciprofloxacin 30 mg/kg/BB/hari dibagi 2 dosis selama 5 hari.

Klinis diduga ke arah Salmonella diberikan Kloramfenikol

100mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 10 hari.

Ad.3. Penyakit penyerta diobati sebagaimana mestinya

Ad.4. Untuk penyakit parasit diberikan :

Amubiasis diberikan Metronidazole 50 mg/kgBB/hari dibagi

dalam 3 dosis selama 5 – 7 hari.

Helminthiasis : untuk Ascaris/Ankylostoma/Oxyuris :

Pyrantel Pamoate 10 mg/kgBB/hari dosis tunggal atau

albendazol 400 mg dosis tunggal untuk anak lebih dari 2

tahun.

Untuk trichuris : Mebendazole 2 x 100 mg selama 3 hari.

Giardiasis : Metronidazole 15 mg/kgBB/hari selama 5 hari.

Untuk penyebab jamur diberikan :

Candidiasis diberikan Nistatin :

- Kurang dari 1 tahun : 4 x 100.000 IU selama 5 hari.

- Lebih dari 1 tahun : 4 x 300.000 IU selama 5 hari.

Edukasi Pendidikan kesehatan dilakukan pada saat visite dan di ruangan

khusus dimana orang tua penderita dikumpulkan.

Pokok ceramah meliputi :

Usaha pencegahan diare dan KKP

Usaha pertolongan untuk mencegah dehidrasi pada diare dengan

menggunakan oralit dan cairan

Imunisasi

Keluarga Berencana

Prognosis Asidosis metabolik

Ganguan elektrolit, teruama hipokalemia

Kembung dan ileus paralitik

Sindroma hemolitik uremik

Tingkat Rekomendasi

Pasien dipulangkan :

Bila yakin ibu sudah dapat / sanggup membuat / memberikan oralit kepada anak dengan cukup walaupun diare masih berlangsung.

Page 5: Panduan Praktek Klinis

Kausa diare / penyakit penerta sudah diketahui dan diobati ( tidak mutlak )

Penelaah Kritis

Kepustakaan 1. Nelson Pediatric Text Book King CK, Glass R, Bresee JS,

Duggan C, Managing acute gastroenteritis among children oral

rehydration : maintenance and nutritional therapy. Centers for

disease control and prevention. MMWR.2003;52:1-29

2. Buku Ajar IDAI Gastroenterohepatologi

3. Nelson Pediatric Text Book Fortaine O, Newton C. A revolution

in the management of diarrhea.Bull WHO.2001;79:471-9.

4. Santosharm M,Duggan C, Brown KH, Greenough III WB.

Management of acute diarrhea. Dalam : Wylic R, Hyams JS,

penyunting. Pediatric Gastrointestinal and Liver Disease :

Pathophysiology, Diagnosis, Management. Edisi ke – 3.

Philadelpia : WB Saunders;2006. H. 557-81

5. World Health Organization. Guideline for the control of

shigellosis, including epidemics due to shigella dysentriae type 1.

WHO;2003.H. 1-70

Page 6: Panduan Praktek Klinis

Panduan Praktek Klinis

SMF : DALAM

RS. ERA MEDIKA

GASTRITIS

Pengertian (Definisi)

Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan

mukosa gaster yang dibuktikan dengan endoskopi. Jika belum

dibuktikan dengan endoskopi didiagnosis sebagai dispepsia.Dispepsia

dapat diakibatkan oleh esofagitis, gastritis dan duodenitis.

Anamnesis Nyeri epigastrium, mual, muntah dan kembung, riwayat penggunaan

obat obatan dan makanan.

Pemeriksaan Fisik

Nyeri tekan epigastrium tidak selalu ditemukan

Diagnosis Diagnosis gastritis dibuat berdasarkan gejalA klinis adanya

dispepsia, mual, muntah, dan nyeri epigastrik dan dibuktikan dengan

endoskopi ( EGD )

DiagnosisBanding

Gastritis

Esofagitis

Duodenitis

Pemeriksaan Penunjang

Dispepsia dengan keluhan yang berat, tidak sembuh dengan obat-

obatan penekan asam lambung, kronik, atau berulang dilakukan

pemeriksaan endoskopis.

Terapi 1. Terapi diet disesuaikan dengan toleransi penderita, sebaiknya

lunak, mudah dicerna dan tidak merangsang.

2. Terapi obat, diberikan berdasrkan gejala yang predominan. Obat-

obatan yang dapat diberikan :

Untuk mengurangi faktor agresi asam lambung dierikan obat-

obatan peroral : antasida 4 kali sehari, simetidin 5-10

Page 7: Panduan Praktek Klinis

mg/kgBB/kali sebanyak 4 kali sehari atau anitidin 2-3

mg/kgBB/dosis diberikan 2-3 kali perhari ( maksimum 300

mg/hari ), omeperazol 1 – 1,5 mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis

( maksimum 2 x20 mg perhari ), lanzoprazole 1-1,5 mg

mg/kgBB/hari dalam 1-2 dosis ( maksimum 2x30 mg perhari ).

Jika terjadi perdarahan saluran cerna dapat diberikan sucralfate

40-80 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis ( maksimum 1000

mg dibagi 4 dosis ).

Untuk menekan muntah yang berlebihan diberikan

metoklopramid 0,15-0,3 mg/kgBB/kali sebanyak 4 kali sehari,

domperidon 0,25 – 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis,

ondansetron 0,1-0,15 mg/kgBB/kali sebanyak 3 kali sehari.

Antibakterial diberikan untuk eradikasi Hylicobacter pylori,

diberikan Amoxicilin 50 mg/kgBB/hari 4 kali sehari,

Clarithromycin 7,5-15 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 2 kali

sehari, ditambah PPI ( Omeperazol) dengan dosis 0,4 – 0,8

mg/kg/dosis 1 kali sehari

Edukasi

Prognosis Ulkus peptikum ulkus duodenum, perforasi dan anemia

Perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritis

Kepustakaan 1. Soeparto P, Djupri LS, Subijanto MS, Ranuh R. Sindroma Gangguan Motilitas Saluran Cerna. Seri Gramik : Gastroenterologi Anak. Edisi ke -2.Surabya : GRAMIK FK UNAIR;1999. H. 32-118

2. Murray KF, Christie DL. Vomiting.Pediatr Rev.1998;19(10):337-41

3. Hasal E, Decision in diagnosing and managing chronic gastroesophageal reflux disease in children. J Pediatr.2005;146

Page 8: Panduan Praktek Klinis

Suppl:S3-12