PANDUAN PRAKTIK KLINIS

26
PANDUAN PRAKTEK KLINIS TATA LAKSANA PENYAKIT KSM BEDAH RS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN DIAGNOSIS APENDICITIS (ICD X : K35.0) 1. Pengertian (Defenisi) Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis. Jenis yang akut merupakan penyebab yang umum dari abdomen akut.Penyebab utamanya adalah obstruksi / penyumbatan yang dapat disebabkan oleh hiperplasia dari folikel limfoid, yang merupakan penyebab terbanyak. Adanya fekolit dalam lumen apendiks. Adanya benda asing seperti cacing. Struktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya misalnya keganasan (karsinoma, karsinoid). 2. Anamnesis 1. Kesadaran 2. Tanda-tanda vital (TD,N,Sh,RR) 3. Nyeri tekan Mc Burney 4. Anoreksia 5. Mual 6. Muntah 7. Demam 8. Konstipasi 9. Diare 3. Pemeriksaan Fisik 1. Nyeri tekan McBurney 2. Rovsing sign 3. Spoas sign 4. Blumberg sign 5. Obturator sign 6. Rectal toucher 4. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kriteria diagnosis 2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik 1

description

PPK

Transcript of PANDUAN PRAKTIK KLINIS

Page 1: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

PANDUAN PRAKTEK KLINIS TATA LAKSANA PENYAKIT

KSM BEDAHRS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN

DIAGNOSIS APENDICITIS (ICD X : K35.0)

1. Pengertian (Defenisi) Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis. Jenis yang akut merupakan penyebab yang umum dari abdomen akut.Penyebab utamanya adalah obstruksi / penyumbatan yang dapat disebabkan oleh hiperplasia dari folikel limfoid, yang merupakan penyebab terbanyak. Adanya fekolit dalam lumen apendiks. Adanya benda asing seperti cacing. Struktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya misalnya keganasan (karsinoma, karsinoid).

2. Anamnesis 1. Kesadaran2. Tanda-tanda vital (TD,N,Sh,RR)3. Nyeri tekan Mc Burney4. Anoreksia5. Mual6. Muntah7. Demam8. Konstipasi9. Diare

3. Pemeriksaan Fisik 1. Nyeri tekan McBurney2. Rovsing sign3. Spoas sign4. Blumberg sign5. Obturator sign6. Rectal toucher

4. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kriteria diagnosis2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik

5. Diagnosis Kerja Apendicitis Akut

6. Diagnosis Banding 1. Simple acute gastroenteritis2. Adenitis kelenjar mesentrium dan invaginasi3. Urolitiasis dextra4. UTI dextra5. Atnekcitis6. Kista ovarium7. KET8. Kolestisis akut9. Perporasi ulkus duodeni

7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium

1

Page 2: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

a. Darah lengkapb. Masa perdarahan & pembekuanc. HBSagd. Urin lengkape. Tes kehamilan (pada wanita usia produktif tanpa

melihat status perkawinan)

2. Pemeriksaan Radiologia. Rongen thoraxb. Apendicogramc. Foto polos abdomen

3. Pemeriksaan EKG8. Penatalaksanaan 1. Tindakan operatif

2. Operasi dengan bius spinal atau bius umum3. Open Apendiktomi

9. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding dan pemeriksaan penunjang

2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi

3. Penjelasan Alternatif Tindakan4. Penjelasan perkiraan lama dirawat

10. Prognosis Dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens : (II/III/IV) II : Berdasarkan PPK FakultasIII : Berdasarkan Keilmuan DokterIV : Kesepakatan di RS

12. Tingkat Rekomendasi : (B/C/D) B : Direkomendasi dari FakultasC : Direkomendasi oleh DokterD : Direkomendasi oleh RS

13. Penelaah Kritis Nama Dokter (yang terlibat) :dr. Datuk Simon Sp.B.ATim Mutu / Tim C.P

14. Indikator Medis 1. Tidak terjadi infeksi luka operasi (ILO)2. Keluhan berkurang3. Kesesuian dengan hasil PA

15. Kepustakaan 1. Kapita Selekta kedokteran edisi kedua, Media Aesculapius fakultas kedokteran UI 1989.

2. Buku ajar Ilmu Bedah,, Sjamsu Hidayat

PANDUAN PRAKTEK KEPERAWATANTATA LAKSANA PENYAKIT

KSM BEDAHRS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN

DIAGNOSIS APENDICITIS (ICD X : K35.0)

1. Pengertian (Defenisi) Peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer, 2000)

Radang apendiks, suatu tambahan seperti kantung yang

2

Page 3: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah abstruksi lumen oleh feses yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi. (Wilson & goldman, 1989)

Apendisitis akut adalah:Penyebab paling umum imflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001)

2. Masalah keperawatan 1. Nyeri2. Resiko tinggi terjadi infeksi3. Pemenuhan nutrisi4. Intoleransi aktifitas

3. Diagnosa keperawatan 1. Infeksi, risiko Faktor risiko: statis cairan tubuh, perubahan peristalsis, depresi respon inflamasi, prosedur invasif dan jalur vena, insisi pembedahan, kateter urine

2. Nyeri faktor yang berhubungan : insisi ,distensi abdomen, dan imobilitas

3. Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan Faktor yang berhubungan: Kehilangan nafsu makan, mual atau muntah, pembatasan diet, peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan.

4. Integritas kulit, Faktor yang berhubungan: faktor mekanik, hambatan mobilitas fisik sekunder akibat nyeri dan jalur invasif, eksresi dan sekresi, status gizi, perubahan sensasi.

4. Intervensi keperawatan 1. Kaji dan catat kualitas, lokasi, skala nyeri dan durasi nyeri,

2. Anjurkan pasien untuk istirahat dan menggunakan tehnik relaksasi saat nyeri

3. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi4. Kurangi penekanan pada daerah abdomen.5. Observasi tanda- tanda vital,6. Observasi tanda- tanda infeksi, 7. Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptic.8. Kaji tingkat cemas,9. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping tindakan

yang dilakukan 10. Observasi adanya drainase dan kemerahan11. Inspeksi seluruh area kulit, catat pengisian kapiler,

adanya pembengkakan.12. Kaji keadaan luka dan tanda- tanda infeksi13. Lakukan persetujuan tindakan dengan keluarga.14. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy

3

Page 4: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

antipiretik.15. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet16. Kaji pola nutrisi17. Timbang berat badan18. Anjurkan tirah baring19. Pertahankan cairan intra vena.20. Jalin hubungan kepercayaan.21. Berikan pendidikan kesehatan.

5. Observasi Hitung intake dan output cairan, 1. Skala nyeri (1- 10)2. Pemeriksaan bising usus 3. Ukur kebutuhan nutrisi dan berat badan.4. Observasi tanda- tanda vital sign5. Observasi adanya perdarahan.6. Observasi adanya infeksi.7. Observasi tanda-tanda kekurangan cairan

6. Evaluasi 1 Vital sign dalam batas normal2 Skala nyeri 1-33 Porsi makan habis4 Defekasi kembali normal ( konsistensi, frekuensi seperti

sebelum sakit)5 Tidak ada tanda- tanda infeksi 6 Bising usus normal7 Berat badan tidak turun drastis8 Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan (turgor elastis,

produksi urin normal,mukosa bibir lembab, bibir tidak pecah- pecah)

9 Tidak ada tanda- tanda malnutrisi.

10 Informasi dan edukasi 1. Tirah baring / bad rest 1x 24 jam post operasi.2. Diet lunak tinggi kalori tinggi protein.3. Hand hygiene4. Mobilisasi duduk5. Mobilisasi berjalan

11 Discharge planning 1. Membatasi aktifitas2. Mengajarkan perawatan luka 3. Mengajarkan pola hidup bersih dan sehat.4. Hand hygiene

12 Nasehat pulang / instruksi control

1. Tekankan untuk melakukan Control sesuai waktu yang ditentukan dokter DPJP

2. Obat diminum secara teratur3. Diet lunak4. Menjaga kebersihan makanan dan minuman5. Meminimalis aktifitas berat. Mengajarkan pola hidup

4

Page 5: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

sehat6. Mengajarkan perawatan luka7. Mengajarkan cuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan perawatan luka8. Penderita harus dapat diyakinkan cuci tangan dengan

sabun setelah defekasi

13 Prognosis Dubia ad bonam14 Penelaah kritis Dr. Datuk Simon, Sp.B

Tim Mutu / Tim C.P15 Indicator ( harus terukur) 1. Hari rawat sesuai PPK

2. Berat badan tidak menurun drastis3. Skala nyeri 1-34. Tidak ada tanda-tanda infeksi

16 Kepustakaan Diagnosis keperawatan NANDA (NIC & NOC) 2009-2010

Kapita selekta kedokteran edisi ke 3 jilid ke 2, 2000- 2001

RS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN

CLINICAL PATHWAY

NAMA PASIEN : NO. RM :

JENIS KELAMIN : TANGGAL MASUK :

TANGGAL LAHIR : RUJUKAN :

TINDAKAN : APENDIKTOMY CITO ( APENDICITIS AKUT) PENGIRIM :

DP JP : DOKTER BEDAH DIGESTIV

KEGIATAN

HARI KE

KETERANGAN0 1 2 3

I. PENDAFTARAN1. Catat identitas pasien Hari ke 0 persiapan operasi di

IGD dan operasi darurat.2. Siapkan status3. Periksa kelengkapan status 4. Memberikan status dan kartu berobat5. Pemasangan gelang pasien

II. PENEGAKAN DIAGNOSIS1. Pencatatan Pasien

AnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan Keadaan Umum

5

Page 6: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

2. Pemeriksaan PenunjangLABORATORIUM Sampai pemeriksaan lab

diambil oleh perawat IGD Darah lengkap Gula Darah Sewaktu Urine Lengkap HBSAg Dikerjakan jika ada indikasiTes kehamilan Pada wanita usia produktif

tanpa melihat status perkawinan

Bleeding TimeEKG Dikerjakan jika ada indikasiRADIOLOGI Thorax Foto Apendicogram / USG Dikerjakan jika ada indikasi

III. PRA OPERASI1. Visite dokter bedah, konsultan bedah digestif DPJP

AnamnesisPemeriksaan Fisik Pemeriksaan keadaan Umum Pemeriksaan Vital Sign

2. Konsultasi dokter spesialisPenyakit Dalam Pemeriksaan toleransi operasiObgyn Konsultasi atas IndikasiAnestesi Pemeriksaan Pre, Durante

dan 24 jam post op3. Edukasi

Penjelasan diagnosa

Dijelaskan oleh dokter DPJP dan ditanda tangani pasien / keluarga dan dokter dilembar edukasi

Rencana Tindakan Tata cara Tujuan Risiko Komplikasi Prognosa

4. Persetujuan Tindakan / Informed Consent Di tanda tangani keluarga / pasien, dokter dan saksi di lembar persetujuan tindakan.

5. Asuhan KeperawatanMengukur tanda vital pasien

Perawat kamar bedah

Mempuasakan pasienMemberikan obat sesuai instruksi dokterMemasang infusMemberikan dukungan dan motivasiMemasang kateterMengkaji tingkat kenyamanan pasienMelakukan skin tes sebelum pemberian antibiotic

6. Pemberian obatAntibiotika Perawat kamar bedah Antibiotika Injeksi Cefotaxim 2-4 g/hr/2-4 dosis Ceftriaxon / Cefotaxim Ceftriaxon 1-2 g/hr/1- 2 dosisIVFD

6

Page 7: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

Ringer Laktat Dextrose 5%

IV. OPERASI1. Pembiusan

Anestesi SPINAL DP JP Anestesi Buvipacain Midazolam Fentanyl Atas Indikasi Catapres Propofol Atas Indikasi Ketamin Atas IndikasiAnalgetik Morfin Atas Indikasi Ketorolac Tramadol Atas Indikasi Clopedine Antiemetik Ondansentron MetoclopramidIVFD Ringer Laktat Dextrose 5%Obat lain Asam traneksamat Atas Indikasi

2. Pembedahan Prosedur pembedahan

DP JP Bedah Pasien terlentang dalam pembedahan Antiseptik daerah operasi Memotong jaringan usus buntu Mengecek kelengkapan alkes dan instrument Jahit luka operasi

3. Asuhan Keperawatan Mensterilkan Instrumen dan linen Perawat ok Memanggil pasien dari rawat inap Perawat ok Menerima pasien yang akan dioperasi (mengidentifikasi pasien)

Perawat ok

Memeriksa kelengkapan status / RM Perawat ok Memakaikan pakaian operasi kepada pasien Perawat ok Menyiapkan obat dan alkes Perawat ok Menyiapkan ruang operasi Perawat ok Meletakkan pasien di meja operasi Penata anestesi Membantu dokter anestesi Perawat ok Menata instrument Perawat ok Membantu operator di ruang operasi Perawat ok Memindahkan pasien keruang pemulihan Perawat ok Melakukan observasi di ruang pemulihan Perawat ok Memberitahu ruangan untuk mengambil pasien Memcuci alkes dan instrument

V. POST OPERASI1. Visite Dokter

Dokter Anestesi

7

Page 8: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

Dokter Bedah2. Pemeriksaan Penunjang

Patologi anatomi Pemeriksaan jaringan usus buntu

Darah lengkap Dikerjakan jika ada indikasi3. Asuhan Keperawatan

Menyerahkan pasien dari Ok ke perawat ruangan

Perawat ruanganMengambil pasien dari ruang operasiMengobservasi tanda vital Mengobservasi perdarahan Mengobservasi balance cairanMemeriksa bising ususMemberikan obat sesuai instruksi dokterMengobservasi rasa nyeri pada pasienMemberikan makanan sesuai dietMembantu mobilisasi pasienMemandikan pasienMemberikan dukungan dan motivasi pada pasien

4. Pemberian obat

IVFD Dextrose 5%AntibiotikaAntibiotika injeksi 1 x 24 jam dari operasi Cefotaxim / Ceftriaxon Antibiotika Oral Ciprofloxacin 2 x 500 mg/hr (dibawa

pulang) Cefadroxil Dibawa pulangAnalgetika Analgetika Oral Asam mefenamat 3 x 500 mg/hr (dibawa

pulang) Analgetik Suppositoria Profenid sup

5. Diit Makanan ML MB

6. Ganti VerbanVI. ADMINISTRASI PASIEN PULANG

1. HidupIjin dokterMembuat resep untuk pulangMembuat resume medis sebelum pasien pulangMembuat rekapitulasi pemakaian obat dan alkesKembalikan sisa obat tidak terpakai ke apotikMemeriksa bukti pembayaranMenyerahkan surat kontrol Pendidikan kesehatan (penyuluhan )

2. MeninggalMembuat resume medis

8

Page 9: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

Merekapitulasi pemakaian obat dan alkesMembuat surat keterangan meninggalSerah terima dengan pihak keluarga

Jakarta ,

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan

dr.

RS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN

CLINICAL PATHWAY

NAMA PASIEN : NO. RM :

JENIS KELAMIN : TANGGAL MASUK :

TANGGAL LAHIR : RUJUKAN :

TINDAKAN :HERNIOTOMY PENGIRIM :

DP JP : DOKTER BEDAH DIGESTIV

KEGIATAN

HARI KE

KETERANGAN0 1 2 3

I. PENDAFTARAN1. Catat identitas pasien Hari ke 0 persiapan operasi

di IGD dan operasi darurat.2. Siapkan status3. Periksa kelengkapan status 4. Memberikan status dan kartu berobat5. Pemasangan gelang pasien

II. PENEGAKAN DIAGNOSIS1. Pencatatan Pasien

Anamnesis

9

Page 10: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Keadaan Umum

2. Pemeriksaan PenunjangLABORATORIUM Sampai pemeriksaan lab

diambil oleh perawat IGD Darah lengkap Gula Darah Sewaktu Urine Lengkap HBSAg Dikerjakan jika ada indikasi

Bleeding TimeEKG Usia > 40 thnRADIOLOGI Thorax Foto

Dikerjakan jika ada indikasiIII. PRA OPERASI

1. Visite dokter bedah, konsultan bedah digestif DPJP

AnamnesisPemeriksaan Fisik Pemeriksaan keadaan Umum Pemeriksaan Vital Sign

2. Konsultasi dokter spesialisPenyakit Dalam Pemeriksaan toleransi

operasiObgyn Konsultasi atas IndikasiAnestesi Pemeriksaan Pre, Durante

dan 24 jam post op3. Edukasi

Penjelasan diagnosa

Dijelaskan oleh dokter DPJP dan ditanda tangani pasien / keluarga dan dokter dilembar edukasi

Rencana Tindakan Tata cara Tujuan Risiko Komplikasi Prognosa

4. Persetujuan Tindakan / Informed Consent Di tanda tangani keluarga / pasien, dokter dan saksi di lembar persetujuan tindakan.

5. Asuhan KeperawatanMengukur tanda vital pasien

Perawat kamar bedah

Mempuasakan pasienMemberikan obat sesuai instruksi dokterMemasang infusMemberikan dukungan dan motivasiMemasang kateterMengkaji tingkat kenyamanan pasienMelakukan skin tes sebelum pemberian antibiotic

6. Pemberian obatAntibiotika Perawat kamar bedah Antibiotika Injeksi Cefotaxim 2-4 g/hr/2-4

10

Page 11: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

dosis Ceftriaxon / Cefotaxim Ceftriaxon 1-2 g/hr/1- 2

dosisIVFD Ringer Laktat Dextrose 5%IV. OPERASI

1. PembiusanAnestesi SPINAL DP JP Anestesi Buvipacain Midazolam Fentanyl Atas Indikasi Catapres Propofol Atas Indikasi Ketamin Atas IndikasiAnalgetik Morfin Atas Indikasi Ketorolac Tramadol Atas Indikasi Clopedine Antiemetik Ondansentron MetoclopramidIVFD Ringer Laktat Dextrose 5%Obat lain Asam traneksamat Atas Indikasi

2. Pembedahan Prosedur pembedahan

DP JP Bedah Pasien terlentang dalam pembedahan Antiseptik daerah operasi Memotong jaringan usus buntu Mengecek kelengkapan alkes dan instrument Jahit luka operasi

3. Asuhan Keperawatan Mensterilkan Instrumen dan linen Perawat ok Memanggil pasien dari rawat inap Perawat ok Menerima pasien yang akan dioperasi (mengidentifikasi pasien)

Perawat ok

Memeriksa kelengkapan status / RM Perawat ok Memakaikan pakaian operasi kepada pasien Perawat ok Menyiapkan obat dan alkes Perawat ok Menyiapkan ruang operasi Perawat ok Meletakkan pasien di meja operasi Penata anestesi Membantu dokter anestesi Perawat ok Menata instrument Perawat ok Membantu operator di ruang operasi Perawat ok Memindahkan pasien keruang pemulihan Perawat ok Melakukan observasi di ruang pemulihan Perawat ok Memberitahu ruangan untuk mengambil pasien

11

Page 12: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

Memcuci alkes dan instrumentV. POST OPERASI

1. Visite DokterDokter AnestesiDokter Bedah

2. Pemeriksaan Penunjang Darah lengkap Dikerjakan jika ada indikasiAsuhan Keperawatan

3. Menyerahkan pasien dari Ok ke perawat ruangan Perawat ruanganMengambil pasien dari ruang operasi

Perawat ruanganMengobservasi tanda vital Mengobservasi perdarahan Mengobservasi balance cairanMemeriksa bising ususMemberikan obat sesuai instruksi dokterMengobservasi rasa nyeri pada pasienMemberikan makanan sesuai dietMembantu mobilisasi pasienMemandikan pasienMemberikan dukungan dan motivasi pada pasienPemberian obat

4. IVFD

Dextrose 5%AntibiotikaAntibiotika injeksi 1 x 24 jam dari operasi Cefotaxim / Ceftriaxon Antibiotika Oral Ciprofloxacin 2 x 500 mg/hr (dibawa

pulang) Cefadroxil Dibawa pulangAnalgetika Analgetika Oral Asam mefenamat 3 x 500 mg/hr (dibawa

pulang) Analgetik Suppositoria Profenid supDiit Makanan

5. ML MBGanti Verban

6.

VI. ADMINISTRASI PASIEN PULANG1. Hidup

Ijin dokterMembuat resep untuk pulangMembuat resume medis sebelum pasien pulangMembuat rekapitulasi pemakaian obat dan alkesKembalikan sisa obat tidak terpakai ke apotikMemeriksa bukti pembayaranMenyerahkan surat kontrol

12

Page 13: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

Pendidikan kesehatan (penyuluhan )Meninggal

2. Membuat resume medisMerekapitulasi pemakaian obat dan alkesMembuat surat keterangan meninggalSerah terima dengan pihak keluarga

Jakarta ,

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan

dr. Datuk Simon,Sp.B

PANDUAN PRAKTEK KEPERAWATANTATA LAKSANA PENYAKIT

KSM BEDAHRS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN

DIAGNOSIS HERNIA INGUINALIS (ICD X : K40.0)

1. Pengertian (Defenisi) Penonjolan sebagian dari organ maupun jaringan melewati pembukaan abnormal pada dinding sekitarnya . hernia paling sering terjadi pada dinding abdomen, tepatnya pada daerah yang aponeurosis dan fasianya tidak dilindungi oleh otot. Bagian tersebut terutama pada region inguinal, femoral umbilical linea alba, dan bagian bawah linea semilunaris.

2. Masalah keperawatan 1. Nyeri2. Resiko tinggi terjadi infeksi3. Kerusakan integritas kulit4. Gangguan citra tubuh

3. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri faktor yang berhubungan : insisi ,distensi abdomen, dan imobilitas

2. Infeksi ,Risiko factor risiko: statis cairan tubuh, perubahan peristaltic,depresi respon inflamasi, prosedur invasive dan jalur vena, insisi pembedahan, kateter urine.

13

Page 14: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

3. Integritas kulit, kerusakan Faktor mekanik, hambatan dan jalur invasive, eksresi dan sekresi, status gizi, perubahan sensasi.

4. Citra tubuh, gangguan Faktor yang berhubungan : pembedahan

4. Intervensi keperawatan 1. Kaji dan catat kualitas, lokasi, skala nyeri dan durasi nyeri,2. Anjurkan pasien untuk istirahat dan menggunakan tehnik relaksasi saat nyeri3. Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi4. Kurangi penekanan pada daerah abdomen.5. Observasi tanda- tanda vital,6. observasi tanda- tanda infeksi, 7. lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptic.8. Kaji tingkat cemas,9. jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping tindakan

yang dilakukan 10. Observasi adanya drainase dan kemerahan11. Inspeksi seluruh area kulit, catat pengisian kapiler, adanya

pembengkakan.12. Kaji keadaan luka dan tanda- tanda infeksi13. Lakukan persetujuan tindakan dengan keluarga.14. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy

antipiretik.15. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet16. Kaji pola nutrisi17. Timbang berat badan18. Anjurkan tirah baring19. Pertahankan cairan intra vena.20. Jalin hubungan kepercayaan.21. Berikan pendidikan kesehatan.22. Beritahu pasien untuk menghindari mengejan, meregang,

batuk dan mengangkat benda yang berat23. Ajarkan pasien pemasangan penyokong skrotum/ kompres

es yang sering diprogramkan untuk membatasi edema dan pengndalian nyeri.

24. Beritahu pasien mekanika tubuh yang tepat untuk bergerak dan mengangkat

1. Observasi 1. Hitung intake dan output cairan2. Skala nyeri ( 0- 10)3. Observasi tanda- tanda vital sign4. Pemeriksaan bising usus 5. ukur kebutuhan nutrisi dan berat badan.6. Observasi tanda- tanda vital sign7. Observasi adanya perdarahan.8. Observasi adanya infeksi.

2. Evaluasi 1. Skala nyeri 1-3

14

Page 15: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

2. Porsi makan habis3. Defekasi kembali normal ( konsistensi, frekuensi seperti

sebelum sakit4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi5. Tidak ada tanda- tanda infeksi 6. Bising usus normal7. Berat badan tidak turun drastis8. Vital sign dalam batas normal9. Porsi makan habis10. Tidak ada tanda-tanda kekurangan cairan (turgor elastis,

produksi urin normal,mukosa bibir lembab, bibir tidak pecah- pecah)

3. Informasi dan edukasi 1. Tirah baring / bed rest 1x 24 jam post op2. Diet lunak3. Hand hygiene4 Mobilisasi duduk5. Mobilisasi berjalan

4. Discharge planning 1. Membatasi aktifitas2. Mengajarkan perawatan luka 3. Mengajarkan pola hidup bersih dan sehat.4. Mengedukasi pasien menggunakan celana hernia.

5. Nasehat pulang / instruksi control 1. Tekankan untuk melakukan Control sesuai waktu yang ditentukan dokter DPJP

2. Obat diminum secara teratur3. Diet lunak4. Menjaga kebersihan makanan dan minuman5. Meminimalkan aktifitas berat.6. Mengajarkan pola hidup sehat7. Mengajarkan perawatan luka8. Mengajarkan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

perawatan luka9. Penderita harus dapat diyakinkan cuci tangan dengan sabun

setelah defekasi

10. Prognosis Dubia ad Bonam

11. Penelaah kritis Dr. Datuk Simon, Sp.B Tim Mutu / Tim C.P

12. Indicator ( harus terukur) 1. Hari rawat sesuai PPK2. Berat badan tidak menurun drastic3. Skala nyeri 1-34. Tidak ada tanda-tanda infeksi

5. Kepustakaan 1. Diagnosis keperawatan NANDA (NIC & NOC) 2009-20102. http://wwwmedicastore.com/ 3. http://www.pubmed.com/ 4. Keperawatan medical bedah, swearingen. Edisi II.EGC.2001

15

Page 16: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

5. Kapita selekta kedokteran edisi ke 3 jilid ke 2,2000-2001

PANDUAN PRAKTEK KLINIS TATA LAKSANA PENYAKIT

KSM BEDAHRS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN

HERNIA INGUINALIS (ICD X : K40.0)

1. Pengertian (Defenisi) Penonjolan sebagian dari organ maupun jaringan melewati pembukaan abnormal pada dinding sekitarnya .hernia paling sering terjadi pada dinding abdomen, tepatnya pada daerah yang aponeurosis dan fasianya tidak dilindungi oleh otot. Bagian tersebut terutama pada region inguinal, femoral umbilical linea alba, dan bagian bawah linea semilunaris

2. Anamnesis 1. Adanya benjolan diselangkangan / kemaluan. 2. Nyeri pada benjolan 3. Mual 4. Muntah

3. Pemeriksaan Fisik 1. Terdengar bising usus pada benjolan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri (tampak benjolan pada hernia)

2. Periksa cincin hernia dengan mengikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis interna ( pada keadaan normal jari tidak akan dapat masuk)

3. Adanya penekanan massa pada ujung jari saat Penderita disuruh mengejan sedang bila menekan sisi jari maka diagnosanya adalah hernia inguinalis medialis.

4. Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kriteria diagnosis2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik

5. Diagnosis Kerja Herniotomi

6. Diagnosis Banding 1. Hidrokel2. Limfadenopati inguinal3. Lipoma

7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratoriuma.Darah lengkap

. b. Masa perdarahan & pembekuan c. HBSAg

16

Page 17: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

d, Urin lengkap

2. Pemeriksaan Radiologia. Rongen thoraxb. EKG

3. Penatalaksanaan 1. Tindakan bedah elektif2. Operasi dengan bius spinal atau bius umum3. Open Herniotomi dengan mesh

4. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding dan pemeriksaan penunjang

2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi

3. Penjelasan Alternatif Tindakan4. Penjelasan perkiraan lama dirawat

5. Prognosis 1. Dubia ad bonam

6. Tingkat Evidens : (II/III/IV) II : Berdasarkan PPK FakultasIII : Berdasarkan Keilmuan DokterIV : Kesepakatan di RS

7. Tingkat Rekomendasi : (B/C/D)

B : Direkomendasi dari FakultasC : Direkomendasi oleh DokterD : Direkomendasi oleh RS

8. Penelaah Kritis Nama Dokter (yang terlibat) : dr. Datuk Simon Sp.B.ATim Mutu / Tim C.P

9. Indikator Medis 1. Tidak terjadi infeksi luka operasi (ILO)2. Keluhan berkurang

10. Kepustakaan 1. Kapita Selekta kedokteran edisi kedua, Media Aesculapius fakultas kedokteran UI 1989.

2. Buku ajar Ilmu Bedah,, Sjamsu Hidayat

17

Page 18: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

PANDUAN PRAKTEK KLINIS TATA LAKSANA PENYAKIT

KSM BEDAHRS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUNAPPENDICITIS INFILTRAT (ICD X : K35.3)

Apendicitis infiltrate adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum usus- usus dan peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa ( appendiceal mass). Umumnya massa apendiks terbentuk pada hari ke -4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum.

3. Anamnesis 4. Kesadaran5. Tanda-tanda vital (TD,N,Sh,RR)6. Nyeri di daerah umbilicus atau periumbilikus6. Anoreksia7. malaise8. Muntah9. Mual 10. Demam11. Konstipasi12. Diare13. Nyeri abdomen kanan bawah

3. Pemeriksaan Fisik 1. Nyeri tekan McBurney2. Rovsing sign3. Spoas sign4. Blumberg sign5. Obturator sign6. Rectal toucher

4.Kriteria Diagnosis 1. Memenuhi kriteria diagnosis2. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik

5.Diagnosis Kerja Appendiktomi

6 Diagnosis Banding 6. Simple acute gastroenteritis7. Adenitis kelenjar mesentrium dan invaginasi8. Urolitiasis dextra9. UTI dextra10. Atnekcitis11. Kista ovarium12. KET13. Kolestisis akut14. Perporasi ulkus duodeni

18

Page 19: PANDUAN PRAKTIK KLINIS

7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratoriuma Darah lengkapb. Masa perdarahan & pembekuanc HBSAgd d. Urin lengkape Tes kehamilan ( pada wanita usia produktif tanpa

melihat ststus perkawinan2. Pemeriksaan Radiologi

a Rongen thorax b Apendicogram c Foto polos abdomen d USG e CT Scan (apendiceal)

3. Pemeriksaan EKG

1. Penatalaksanaan 1. Tindakan operatif2. Operasi dengan bius spinal atau bius umum3. Open Apendiktomi

2. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding dan pemeriksaan penunjang

2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi

3. Penjelasan Alternatif Tindakan4. Penjelasan perkiraan lama dirawat

3. Prognosis Dubia ad bonam

4. Tingkat Evidens : (II/III/IV) II : Berdasarkan PPK FakultasIII : Berdasarkan Keilmuan DokterIV : Kesepakatan di RS

5. Tingkat Rekomendasi : (B/C/D) B : Direkomendasi dari FakultasC : Direkomendasi oleh DokterD : Direkomendasi oleh RS

6. Penelaah Kritis Nama Dokter (yang terlibat) : dr. Datuk Simon Sp.B.ATim Mutu / Tim C.P

7. Indikator Medis 1. Tidak terjadi infeksi luka operasi (ILO)2. Keluhan berkurang3. Kesesuian dengan hasil PA

8. Kepustakaan 1. Kapita Selekta kedokteran edisi kedua, Media Aesculapius fakultas kedokteran UI 1989.

2. Buku ajar Ilmu Bedah,, Sjamsu Hidayat

19