PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien ....

62
panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 1 PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN KESEHATAN DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PB IDI 2018 – 2021 I. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD : - Membangun pelayanan kesehatan di FKTP – FKTL yang berkualitas dan akuntabel - Memberi pemahaman tentang penyelenggaraan tatakelola di FKTP – FKTL agar para dokter dapat ikut terlibat pada pelaksanaannya. TUJUAN : UMUM : Seluruh dokter yang berprofesi di FKTP dan FKTL mempunyai persepsi yang sama terhadap penyelenggaraan tatakelola KHUSUS : Tatakelola pelayanan di FKTP – FKTL dapat terselenggara dengan para dokter berperan sebagai pimpinan pelayanan II. PENDAHULUAN . Rumah sakit – Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama – FKTP, dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut - FKTL, merupakan organisasi pelayanan kesehatan yang didominasi oleh pelayanan medis yang diselenggarakan oleh para dokter. Oleh karena itu keterlibatan para dokter dalam organisasi dan manajemen rumah sakit sudah menjadi keharusan, terutama di era Jaminan Kesehatan Nasional - JKN. Para dokter harus ikut terlibat dalam hal membangun pola praktek dokter yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan program pemerintah. Organisasi profesi IDI ( Ikatan Dokter Indonesia ) sebagai mitra pemerintah dalam mengembangkan kualitas pelayanan di era JKN berkewajiban dan ikut bertanggung jawab untuk mensukseskan program pemerintah. Sejak 1 Januari 2014 Indonesia menyelenggarakan Reformasi Pelayanan Kesehatan di seluruh Indonesia. Komponen reformasi terdiri dari : 1. Sistem penyelenggaraan asuransi social 2. Penyelenggara Badan Hukum Publik ( BPJS-K ) 3. System pelayanan berjenjang 4. System pembayaran dari BPJS-K ke PPK ( Kapitasi di FKTP, INA CBG’s DI FKTL ) 5. Manfaat Komprehensif : Preventif, Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif Yang dominan dari reformasi tersebut adanya pengendalian pembiayaan pelayanan kesehatan. Tujuan pengendalian pembiayaan untuk : Mendorong peningkatan mutu Mendorong layanan berorientasi pasien

Transcript of PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien ....

Page 1: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 1

PANDUAN

PENYELENGGARAAN

TATAKELOLA PELAYANAN KESEHATAN

DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PB IDI 2018 – 2021

I. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD : - Membangun pelayanan kesehatan di FKTP – FKTL yang berkualitas dan akuntabel - Memberi pemahaman tentang penyelenggaraan tatakelola di FKTP – FKTL agar para

dokter dapat ikut terlibat pada pelaksanaannya. TUJUAN : UMUM : Seluruh dokter yang berprofesi di FKTP dan FKTL mempunyai persepsi yang sama terhadap penyelenggaraan tatakelola KHUSUS : Tatakelola pelayanan di FKTP – FKTL dapat terselenggara dengan para dokter berperan sebagai pimpinan pelayanan II. PENDAHULUAN . Rumah sakit – Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama – FKTP, dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut - FKTL, merupakan organisasi pelayanan kesehatan yang didominasi oleh pelayanan medis yang diselenggarakan oleh para dokter. Oleh karena itu keterlibatan para dokter dalam organisasi dan manajemen rumah sakit sudah menjadi keharusan, terutama di era Jaminan Kesehatan Nasional - JKN. Para dokter harus ikut terlibat dalam hal membangun pola praktek dokter yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan program pemerintah. Organisasi profesi IDI ( Ikatan Dokter Indonesia ) sebagai mitra pemerintah dalam mengembangkan kualitas pelayanan di era JKN berkewajiban dan ikut bertanggung jawab untuk mensukseskan program pemerintah. Sejak 1 Januari 2014 Indonesia menyelenggarakan Reformasi Pelayanan Kesehatan di seluruh Indonesia. Komponen reformasi terdiri dari :

1. Sistem penyelenggaraan asuransi social 2. Penyelenggara Badan Hukum Publik ( BPJS-K ) 3. System pelayanan berjenjang 4. System pembayaran dari BPJS-K ke PPK ( Kapitasi di FKTP, INA CBG’s DI FKTL ) 5. Manfaat Komprehensif : Preventif, Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif

Yang dominan dari reformasi tersebut adanya pengendalian pembiayaan pelayanan kesehatan. Tujuan pengendalian pembiayaan untuk :

• Mendorong peningkatan mutu

• Mendorong layanan berorientasi pasien

Page 2: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 2

• Mendorong efisiensi

• Mendorong untuk pelayanan tim

• Tidak memberikan reward terhadap provider yang melakukan, overtreatment, undertreatment maupun melakukan adverse event

System yang dipilih pada pengendalian pembiayaan PROSPECTIVE PAYMENT SYSTEM - PPS. PPS menjadi pilihan karena :

• Dapat mengendalikan biaya kesehatan • Mendorong provider untuk melakukan cost containment • Mendorong pelayanan kesehatan tetap bermutu sesuai standar • Membatasi pelayanan kesehatan yang tidak diperlukan berlebihan atau under use • Mempermudah administrasi klaim

Sebagai konsekuensi dari reformasi tersebut diperlukan perubahan atau reformasi institusi pelayanan kesehatan – FKTP dan FKTL kearah tatakelola. Selain itu akibat dari reformasi pelayanan kesehatan tersebut terjadi perubahan paradigma dari pola praktek dokter dan institusi pelayanan kesehatan , dimana rumah sakit – FKTL harus berubah konsep menjadi “ Hospital Value Based – HVB “ diikuti perubahan pola praktek dari berbasis volume menjadi pola praktek berbasis nilai. Untuk itu diperlukan perubahan pola manajemen rumah sakit menjadi TATAKELOLA . III. LANDASAN FILOSOFI – KARAKTERISTIK PELAYANAN KESEHATAN Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mempunyai karakteristik tersendiri, yakni :

- Hipokrates : “ first do no harm “ - Ilmu kedokteran : perbandingan ketidakpastian / kepastian selalu lebih dari satu. - Clinical medicine is a science of uncertainty and an art of possibility - Organisasi rs yang kompleks berubah menjadi ultra kompleks :

o Antar komponen saling berinteraksi non linear o Dapat terjadi fenomena2 yang timbul secara tiba2 o Senantiasa terjadi perubahan ataupun tidak setiap hari o Dapat terjadi keluaran yang tidak dapat diduga sebelumnya o Mekanisme Sistem umpan balik menjadi factor yang sangat penting o Dapat timbul sikap – perilaku yang terjadi secara tiba2 – mendadak o Sikap – perilaku yang tidak dapat diprediksi sebelumnya

- Membutuhkan proses upaya penyembuhan yang “ zero defect “ - Kompleksitas elemen – elemen rumah sakit yang ada, memberikan risiko pada

pelayanan, seperti pada gambar di bawah ini :

Page 3: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 3

IV. LANDASAN ETIK. Etik Profesi dokter harus dipahami oleh seluruh individu di rumah sakit yang terlibat dalam pelayanan. Etik profesi yang di anut dalam setiap perawatan dan melaksanakan tindakan, yang harus dipahami dan diterapkan adalah :

o Beneficience : setiap melaksanakan tindakan atau perawatan pasien senantiasa bertindak untuk menguntungkan pasien, terutama paska tindakan

o Non-maleficence : setiap melaksanakan tindakan atau perawatan pasien senantiasa bertindak untuk tidak merugikan pasien ( fisik, non fisik )

o Autonomy : dalam upaya penyembuhan senantiasa memberi informasi,dan saling tukar informasi dengan pasien atau keluarganya dan senantiasa menghargai pendapat pasien dalam memberi informasi untuk upaya penyembuhan dirinya

o Justice : senantiasa dalam bertindak atau perawatan memanfaatkan sumberdaya secara wajar, adil dan patut sesuai kebutuhan pasien.

Etik profesi harus bergeser menjadi hak pasien, sehingga pasien dapat juga meminta untuk senantiasa dalam melaksanakan perawatan dan tindakan mohon kiranya :

o Senantiasa menguntungkan dirinya o Senantiasa tidak merugikan dirinya terutama kualitas hidup setelah tindakan o Senantiasa dihargai dalam memberikan pendapat dan menentukan pilihan

perawatan dan tindakan setelah mendapai informasi yang rinci o Senantiasa diperlakukan wajar, adil dan pantas serta patut dalam memperoleh

perawatan dan tindakan dengan pemanfaatan sumberdaya yang sesuai kebutuhan dalam upaya proses penyembuhan penyakitnya.

V. LANDASAN HUKUM.

- UNDANG-UNDANG RUMAH SAKIT NO. 44 TAHUN 2009, mengatakan Rumah Sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang

dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan

kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan

Page 4: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 4

yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya.

▪ Pasal 2 mengatakan Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.

▪ Pasal 33 (1) Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel. Penjelasan Pasal 33 Ayat (1) Fasilitas pelayanan kesehatan disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi Rumah Sakit dengan menjalankan tata kelola organisasi yang baik (Good Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance).

▪ Pasal 36, Tentang Pengelolaan Klinik, Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik. Penjelasan Pasal 36, Tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen rumah sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip tranparansi, akuntabilitas, independensi dan responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran. Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, risiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional, dan akreditasi rumah sakit.

- PMK 755/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT. ▪ 1. Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis

(clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis

▪ 4. Peraturan internal rumah sakit (hospital bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur tata cara penyelenggaraan rumah sakit meliputi peraturan internal korporasi dan peraturan internal staf medis.

▪ 5. Peraturan internal korporasi (corporate bylaws) adalah aturan yang mengatur agar tata kelola korporasi (corporate governance) terselenggara dengan baik melalui pengaturan hubungan antara pemilik, pengelola, dan komite medik di rumah sakit.

▪ 6. Peraturan internal staf medis (medical staff bylaws) adalah aturan yang mengatur tata kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga profesionalisme staf medis di rumah sakit.

- PMK 10/2014, TENTANG DEWAN PENGAWAS RUMAH SAKIT, ▪ Pasal 1, ayat (4), Peraturan internal Rumah Sakit ( hospital bylaws ) adalah peraturan

fasilitas pelayanan kesehatan ( corporate bylaws ) dan peraturan staf medis Rumah Sakit ( medical staf bylaws ) yang di susun dalam rangka penyelenggaraan tatakelola rumah sakit yang baik ( good corporate governance ) dan tatakelola kelola klinik yang baik ( good clinical governance ) , ayat ( 5 ). Dokumen pola tatakelola ( corporate governance ) adalah peraturan internal pada rumah sakit yang menerapkan PPK BLU/BLUD yang antara lain menetapkan organisasi dan tatalaksana, akuntabilitas dan transparansi.

▪ Pasal 5, huruf c, dalam melaksanakan tugasnya Dewan Pengawas mempunyai wewenang , meminta penjelasan dari Direksi / atau pejabat manajemen lainnya mengenai penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit dengan sepengatahuan Kepala / Direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan Internal Rumah Sakit ( hospital Bylaws ) atau Dokumen Pola Tatakelola ( corporate governance ), huruf d, meminta penjelasan dari komite atau unit non structural di Rumah Sakit terkait pelaksanaan terkait tugas dan fungsi Dewan Pengawas sesuai dengan Peraturan Internal Rumah Sakit ( hospital bylaws ) atau Dokumen Pola Tatakelola ( corporate governance ).

Page 5: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 5

huruf e, berkoordinasi dengan Kepala / Direktur Rumah sakit dalam menyusun Peraturan Internal Rumah Sakit ( hospital bylaws ) atau dokumen pola tatakelola ( corporate governance ) untuk ditetapkan oleh pemilik

- PMK 36/2015 TENTANG PENCEGAHAN KECURANGAN ( FRAUD ) dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan pada system Jaminan Sosial Nasional, Sistem Pencegahan Kecurangan JKN

▪ Pasal 13 (1) FKRTL yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus membangun sistem pencegahan Kecurangan JKN melalui:

o penyusunan kebijakan dan pedoman pencegahan Kecurangan JKN; o pengembangan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada kendali mutu dan

kendali biaya; o pengembangan budaya pencegahan kecurangan JKN sebagai bagian dari tata kelola

organisasi dan tata kelola klinis yang berorientasi kepada kendali mutu dan kendali biaya.

- PERATURAN PRESIDEN RI NO. 77 TAHUN 2015. TENTANG PEDOMAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

▪ Pasal 2, Pengaturan pedoman fasilitas pelayanan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan fasilitas pelayanan kesehatan yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam rangka mencapai visi dan misi Rumah Sakit sesuai dengan Tatakelola organisasi yang baik ( Good Corporate Governance dan tatakelola klinik yang baik ( Good Clinical Governance )

▪ Pasal 3, Pengaturan Pedoman Fasilitas pelayanan kesehatan berlaku bagi seluruh Rumah Sakit di Indonesia

▪ Pasal 5 , Setiap pimpinan organisasi di lingkungan Rumah Sakit Wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplifikasi, sinkronisasi dan mekanisasi di dalam lingkungan masing-masing serta dengan unit-unit lainnya.

- PERATURAN PEMERINTAH RI NO. 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Pasal 25 huruf d, Rumah sakit Pendidikan memiliki kewajiban menjalankan tatakelola organisasi dan tatakelola klinis yang efektif, efisien dan akuntabel.

- PMK NO. 4. TAHUN 2018 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN. ▪ Pasal 2 (1), huruf r. setiap rumah sakit mempunyai kewajiban menyusun dan

melaksanakan peraturan internal rumah sakit ( hospital bylaws ). ▪ Pasal 22, (1), kewajiban rumah sakit menyusun dan melaksanakan peraturan internal

rumah sakit ( hospital bylaws ) sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat ( 1 ), huruf r dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, ( 2 ) peraturan internal rumah sakit ( hospital bylaws ) sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) terdiri dari peraturan fasilitas pelayanan kesehatan ( corporate bylaws ) dan peraturan staf medik rumah sakit ( medical staff bylaws ). ( 3 ). Peraturan internal rumah sakit ( hospital bylaws ) sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) berisi kebijakan umum pelayanan rumah sakit yang mendukung tatakelola korporasi ( corporate governance ), dan tatakelola klinis ( clinical governance ) yang baik

VI. PELAYANAN TERINTEGRASI Pelayanan kesehatan di era JKN diselenggarakan oleh para dokter yang bekerja di :

- FKTP - FKTL - PRAKTEK MANDIRI

Ketiga elemen pelayanan tersebut di atas harus berjalan seiring dan terintegrasi ( horizontal – vertical ) dengan memahami tujuan dari reformasi pelayanan kesehatan agar program pelayanan kesehatan di era JKN dapat berjalan dengan baik dan benar.

Page 6: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 6

Pelayanan terintegrasi antara FKTP, FKTL seperti terlihat di bawah ini :

Bagan di atas menggambarkan perlunya integrasi antara FKTP dengan FKTL agar terjadi kesamaan persepsi dan proses mananajemen terhadap tujuan reformasi pelayanan kesehatan. Untuk itu perlu pengembangan “ Clinically Integrated Network “ – Kerangka kerja integrase klinik CLINICALLY INTEGRATED NETWORK / CIN – KERANGKA KERJA INTEGRASI KLINIK Integrasi dan koordinasi dengan FKTP, klinik dan para dokter mandiri perlu juga dilaksanakan sesuai dengan konsep “ Clinically Integrated Network “ – CIN. Seperti terlihat pada bagan di bawah ini :

Page 7: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 7

Manfaat integrasi klinik :

• Bagi Pasien – Masyarakat : o Ada akses untuk kualitas pelayanan yang tinggi o Ada koordinasi dan pelayanan yang komprehensif – menyeluruh o Potensial untuk medapatkan pembiayaan pelayanan dengan harga yang lebih

rendah dan sesuai dengan pelayanan yang diterimanya

• Bagi penyelenggara pelayanan : o Mempunyai akses untuk terlibat pada penyusunan pembiayaan pelayanan o Dapat mengarahkan kualitas pelayanan yang berbasis nilai o Berkesempatan untuk menyelaraskan pelayanan rumah sakit dengan dokter

• Bagi rumah sakit : o Berkesempatan untuk menyelaraskan pembiayaan yang sesuai kebutuhan

agar pembiayaan dapat lebih rendah ( cost containment ) o Berkesempatan untuk menyelelaraskan kualitas pelayanan dengan dokter dan

pelaksana lainnya Integrasi klinik sangat esensial bagi organisasi dan manajemen rumah sakit dan dokter serta pelaksana lainnya untuk memelihara ketahanan rumah sakit kedepan. Kerangka Integrasi Klinik sangat penting dipahami oleh para dokter, karena :

- Dapat membangun kerjasama yang sistematis tanpa ataupun dengan organisasi atau professional lainnya dalam hal memperbaiki secara kolektif upaya pelayanan agar kualitas pelayanan berhasil dengan baik dan benar, terutama pada keselamatan pelayanan, nilai tambah pada pelayananbagi pasien dan masyarakat

- Dapat bekerja secara interdependen dalam upaya perbaikan keluaran pelayanan untuk seluruh pasien pada waktu bersamaan

- Dapat berbagi tanggung jawab dalam hal adopsi dan modifikasi evidence-based medicine menjadi evidence-based practice pada setiap penaganan kasus –

Page 8: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 8

penyakit dan pengukuran kualitas berbasis komunitas local yang dilayani dan sesuai kebutuhan pasien

- Dapat dihargai sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan dengan benar dan baik sesuai kesepakatan dalam tatakelola

- Dapat mengembangkan pelayanan berbasis nilai untuk pemberi pembiayaan Pola praktek berbasis nilai akan berhasil diterapkan apabila berhasil membangun bangunan CLINICAL INTEGRATION seperti di bawah ini :

Keterlibatan para dokter pada bangunan rumah kerangka integrasi klinik di atas sangat menentukan karena merupakan komponen utama dalam operasional institusi FKTRL - FKTP. Integrasi klinik merupakan :

• Kerangka kerja sama dalam memanfaatkan seluruh standar-standar yang ada dan pengukurannya dalam upaya peningkatan perawatan pasien, menurunkan biaya dan mendemonstrasikan nilai kepada masyarakat

• Koordinasi perawatan pasien dalam segala kondisi antar providers, dalam hal mencapai perawatan yang aman, sesuai waktu, efektif, efisien dan wajar dan sesuai kebutuhan pasien

• Proses pelayanan yang kontinu dalam hal menyelaraskan perawatan yang kontinu berkesinabungan

• Upaya mendukung pencapaian “ Triple Aim of Health Care : o Senantiasa terjadi perbaikan untuk peningkatan kualitas dan keselamatan o Mereduksi atau mengawasi pembiayaan perawatan o Meningkatkan akses pelayanan dan pengalaman pasien selama perawatan

• Istilah yang menjelaskan juga adanya integrasi informasi klinik dan penyelenggaraan pelayanan dari berbagai unit pelayanan yang berbeda

Page 9: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 9

VII. TATAKELOLA Tatakelola harus dipahami sebagai upaya melaksanakan proses pelayanan kesehatan baik klinik maupun non klinik di FKTP dan FKTRL secara etis dan profesional. Etis disini dengan menggeser etik profesi ( beneficience, non-maleficience, autonomi, justice ) menjadi hak pasien, dan profesional disini dimaksud melaksanakan pekerjaannya secara benar sejak awal setiap saat dan seterusnya ( do the right thing right and well @ firsttime, everytime and overtime ) dengan menghindari pemanfaatan sumberdaya yang tidak dibutuhkan pasien. Membangun budaya agar seluruh individu dalam bekerja senantiasa secara rutin dan termotivasi dan berpola pikir :

- Am I doing it right ? how can I do it better ? - What can go wrong ? how can we prevent it ?

Dengan demikian proses upaya pencapaian penyembuhan atau pola kerja yang senantiasa seragam pada seluruh pelaksana pelayanan dengan mengutamakan :

- Stop pemborosan - Stop kecurangan - Stop malpraktek - Stop praktek buruk - Stop korupsi

Keseragaman dalam bekerja seperti di atas akan terbangun dalam bekerja sehari-hari terutama pada pemanfaatan sumberdaya. Tujuan tatakelola : bagaimana mengupayakan keseragaman dalam bertindak agar setiap individu dalam melaksanakan pekerjaan pelayanan senantiasa tahu bahwa mereka senantiasa bekerja dengan prinsip :

➢ Doing the RIGHT thing RIGHT and well at the first time, everytime and overtime ➢ To the RIGHT person ➢ At the RIGHT time ➢ On the RIGHT place ➢ By the RIGHT way, person and resources ➢ With the RIGHT attitude/behavior, knowledge and skills

Kinerja dan kepatuhan menjadi fokus dalam setiap melakukan pekerjaan :

• PERFORMANCE ( kinerja ) is what is done and how well it is done to provide health care. Characteristic of what is done and how well it is done are called: “ dimension of performance “ :

• doing the right thing (efficacy, appropriatness) • doing the right thing well ( availability, timeliness, effectiveness,

contuinity, safety, efficiency, respect and caring, accountability ) • CONFORMANCE ( kepatuhan ) : it meets the requirements of law, regulations,

publish standards and guidelines, and community expectations of probity, accountability and openness

Dalam proses pelaksanaannya tatakelola akan berjalan baik apabila ada kerjasama yang erat dan solid antara :

Page 10: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 10

- Pemilik ( pemerintah, swasta, yayasan ) - Direksi – Kepala Fasilitas Pelayanan - Manajer - Dokter - perawat - Farmasi - Gizi - Seluruh karyawan - Penunjang ( klinik – medik / non klinik – non medik )

VIII. PANDUAN TATAKELOLA A. PANDUAN TATAKELOLA KORPORAT YANG BAIK Tata Kelola Korporat Yang Baik pada Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit bertujuan untuk:

a. mendorong agar organ Tatakelola dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Rumah Sakit terhadap Pemangku Kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar Rumah sakit

b. meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kesinambungan terhadap proses berorganisasi dan manajemen rumah sakit yang memberikan kontribusi kepada pencapaian tujuan pendirian Rumah Sakit , peningkatan nilai bagi Pemilik, Pemegang Saham, pegawai dan Pemangku Kepentingan lainnya

c. meningkatkan legitimasi Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit yang dikelola secara terbuka, adil, dan dapat dipertanggungjawabkan;

d. mengakui dan melindungi hak para Pemilik, Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan;

e. meningkatkan kontribusi Dunia Perumahsakitan dalam menjaga dan meningkatkan secara terus menerus kontinu berkesinabungan pelayanan kesehatan secara nasional

f. meningkatkan tata kelola terhadap Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit dalam mewujudkan mandat yang diberikan Pemerintah dan Masyarakat umum

Page 11: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 11

Tatakelola korporat yang baik mencakup tatakelola seperti di bawah ini :

Penerapan tatakelola harus menggambarkan keselarasan antara prinsip, struktur, proses dan keluaran seperti tergambar pada bangunan rumah tatakelola :

PANDUAN TATAKELOLA KORPORAT YANG BAIK, BERISIKAN :

- ASAS TATAKELOLA KORPORAT YANG BAIK, terdiri dari TARIF : ➢ Transparancy – Transparansi ➢ Accountability – Akuntabilitas ➢ Responsibility – Responsibilitas

Page 12: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 12

➢ Independency – Ketidakketergantungan ➢ Fair – Kewajaran, Kepatutan, Adil

- ETIKA BISNIS DAN PEDOMAN PERILAKU : ➢ Nilai-Nilai Perusahaan ➢ Etika Bisnis ➢ Pedoman Perilaku

ASAS TATAKELOLA KORPORAT YANG BAIK 1. Transparency : Prinsip Dasar Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Pedoman Pokok Pelaksanaan

1.1. Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. 1.2. Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan Tatakelola Korporat yang baik serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. 1.3. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi. 1.4. Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.

2. Accountability : Prinsip Dasar Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Pedoman Pokok Pelaksanaan

2.1. Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate values), dan strategi perusahaan.

Page 13: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 13

2.2. Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan Tatakelola Korporat yang baik 2.3. Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan. 2.4. Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system). 2.5. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.

3. Responsibility Prinsip Dasar Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan, sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. Pedoman Pokok Pelaksanaan

3.1. Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan (by-laws). 3.2. Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.

4. Independency Prinsip Dasar Untuk melancarkan pelaksanaan asas Tatakelola Korporat yang baik, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Pedoman Pokok Pelaksanaan

4.1. Masing-masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. 4.2. Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.

5. Fairness ( Kewajaran, Kesetaraan, Adil, Kepatutan ) Prinsip Dasar Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Pedoman Pokok Pelaksanaan

5.1. Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan

Page 14: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 14

perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing. 5.2. Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan. 5.3. Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.

ETIKA BISNIS DAN PANDUAN PERILAKU Prinsip Dasar Untuk mencapai keberhasilan dalam jangka panjang, pelaksanaan Tatakelola Korporat yang baik perlu dilandasi oleh integritas yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan panduan perilaku yang dapat menjadi acuan bagi organ perusahaan dan semua karyawan dalam menerapkan nilai-nilai (values) dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan. Prinsip-prinsip dasar yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah:

1. Setiap perusahaan harus memiliki nilai-nilai perusahaan yang menggambarkan sikap moral perusahaan dalam pelaksanaan usahanya. 2. Untuk dapat merealisasikan sikap moral dalam pelaksanaan usahanya, perusahaan harus memiliki rumusan etika bisnis yang disepakati oleh organ perusahaan dan semua karyawan. Pelaksanaan etika bisnis yang berkesinambungan akan membentuk budaya perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai perusahaan. 3. Nilai-nilai dan rumusan etika bisnis perusahaan perlu dituangkan dan dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku agar dapat dipahami dan diterapkan.

Pedoman Pokok Pelaksanaan 1. Nilai-Nilai Perusahaan

1.1. Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi perusahaan. 1.2. Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter dan letak geografis dari masing-masing perusahaan. 1.3. Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain adalah terpercaya, adil dan jujur.

2. Etika Bisnis 2.1. Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk dalam berinteraksi dengan pemangku kepentingan. 2.2. Penerapan nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis secara berkesinambungan mendukung terciptanya budaya perusahaan. 2.3. Setiap perusahaan harus memiliki rumusan etika bisnis yang disepakati bersama dan dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku.

3. Panduan Perilaku 3.1. Fungsi Panduan Perilaku

a. Panduan perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan semua karyawan perusahaan; b. Panduan perilaku mencakup panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap

Page 15: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 15

peraturan, kerahasiaan informasi, dan pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis.

3.2. Benturan Kepentingan a. Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, angggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta karyawan perusahaan; b. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan harus senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya; c. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntung pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain; d. Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta; e. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan; f. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan yang memiliki wewenang pengambilan keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan telah melaksanakan pedoman perilaku yang ditetapkan oleh perusahaan.

3.3. Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Donasi a. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; b. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menerima sesuatu untuk kepentingannya, baik langsung ataupun tidak langsung, dari mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; c. Donasi oleh perusahaan ataupun pemberian suatu aset perusahaan kepada partai politik atau seorang atau lebih calon anggota badan legislatif maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh perusahaan, donasi untuk amal dapat dibenarkan; d. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memberikan sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

3.4. Kepatuhan terhadap Peraturan a. Organ perusahaan dan karyawan perusahaan harus melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan;

Page 16: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 16

b. Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan karyawan perusahaan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan; c. Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3.5. Kerahasiaan Informasi a. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan harus menjaga kerahasiaan informasi perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, peraturan perusahaan dan kelaziman dalam dunia usaha; b. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan informasi yang berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan pembelian kembali saham; c. Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan, serta pemegang saham yang telah mengalihkan sahamnya, dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat atau menjadi pemegang saham di perusahaan, kecuali informasi tersebut diperlukan untuk pemeriksaan dan penyidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, atau tidak lagi menjadi rahasia milik perusahaan.

3.6. Pelaporan atas pelanggaran dan perlindungan bagi pelapor a. Dewan Komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang pelanggaran terhadap etika bisnis, pedoman perilaku, peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan, diproses secara wajar dan tepat waktu; b. Setiap perusahaan harus menyusun peraturan yang menjamin perlindungan terhadap individu yang melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis, pedoman perilaku, peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanannya, Dewan Komisaris dapat memberikan tugas kepada komite yang membidangi pengawasan implementasi Tatakelola Korporat yang baik

PANDUAN PRAKTIS PENERAPAN TATAKELOLA KORPORAT YANG BAIK Prinsip Dasar Pelaksanaan Tatakelola Korporat yang baik perlu dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan panduan praktis yang dapat dijadikan acuan oleh perusahaan dalam melaksanakan penerapan Tatakelola Korporat yang baik. Panduan Pokok Pelaksanaan 1. Dalam rangka penerapan Tatakelola Korporat yang baik, masing-masing perusahaan harus menyusun Panduan Tatakelola Korporat yang baik dengan mengacu pada Panduan Tatakelola Korporat yang baik ini. Panduan Tatakelola Korporat yang baik harus mencakup sekurang-kurangnya hal-hal, sebagai berikut:

1.1. Visi, misi dan nilai-nilai perusahaan; 1.2. Kedudukan dan fungsi RUPS, Dewan Komisaris, Direksi, komite penunjang Dewan Komisaris, dan pengawasan internal;

Page 17: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 17

1.3. Kebijakan untuk memastikan terlaksananya fungsi setiap organ perusahaan secara efektif; 1.4. Kebijakan untuk memastikan terlaksananya akuntabilitas, pengendalian internal yang efektif dan pelaporan keuangan yang benar; 1.5. Panduan perilaku yang didasarkan pada nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis; 1.6. Sarana pengungkapan informasi untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya; 1.7. Kebijakan penyempurnaan berbagai peraturan perusahaan dalam rangka memenuhi prinsip Tatakelola Korporat yang baik

2. Agar pelaksanaan Tatakelola Korporat yang baik dapat berjalan efektif, diperlukan proses keikutsertaan semua pihak dalam perusahaan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut:

2.1. Membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen untuk melaksanakan Tatakelola Korporat yang baik oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta Pemegang Saham Pengendali, dan semua karyawan; 2.2. Melakukan kajian terhadap kondisi perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan Tatakelola Korporat yang baik dan tindakan korektif yang diperlukan; 2.3. Menyusun program dan panduan pelaksanaan Tatakelola Korporat yang baik perusahaan; 2.4. Melakukan internalisasi pelaksanaan Tatakelola Korporat yang baik sehingga terbentuk rasa memiliki dari semua pihak dalam perusahaan, serta pemahaman atas pelaksanaan pedoman Tatakelola Korporat yang baik dalam kegiatan sehari-hari; 2.5. Melakukan penilaian sendiri atau dengan menggunakan jasa pihak eksternal yang independen untuk memastikan penerapan Tatakelola korporat yang baik secara berkesinambungan. Hasil penilaian tersebut diungkapkan dalam laporan tahunan dan dilaporkan dalam RUPS tahunan.

3. Kerangka Tatakelola Korporat Yang Baik untuk Layanan Publik : o fokus pada tujuan organisasi rs, harapan masyarakat o fungsi dan peran yang jelas pada setiap posisi o kembangkan nilai-nilai untuk organisasi secara makro jabarkan untuk sikap –

perilaku organisasi, tim kerja dan individu o setiap keputusan di informasikan dan transparan. o kembangkan manajemen risiko o bangun dan kembangkan kapasitas dan kapabilitas dari bod/ceo agar efektif o keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dan akuntabilitas yang nyata o bangun kepemimpinan di seluruh level pelayanan (internal, eksternal ) o pendekatan integrasi dari seluruh sumberdaya --- 5 M ( Men, Money, Machine,

Material, Method ) o senantiasa ada pengukuran kinerja dan kepatuhan individu, tim, organisasi –

manajemen o audit internal, eksterna

4. Prinsip Tatakelola Korporat yang baik dapat pula berlandaskan pada : a. Akuntabilitas : tanggung gugat, seluruh ucapan, sikap, perilaku serta tindakan dan

keputusan yang diambil dalam operasional pelayanan harus dapat dipertanggung jawabkan, kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

Page 18: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 18

b. Kepatuhan : kepatuhan pada seluruh regulasi ( internasional, nasional, regional, daerah, dan local rumah sakit ) pada seluruh level di tingkat organisasi dan unit kerja seluruh tingkat pelayanan

c. Efisien : dalam mencapai hasil operasional atau pelayanan harus dapat dijamin proses pemanfaatan sumberdaya yang sesuai kebutuhan pasien , sesuai evidence-based practice, value-based practice.

d. Integritas : senantiasa dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain harus jujur, ichlas, tanpa pamrih, semata-mata untuk berupaya mencapai kesembuhan ( etis, profesional ) agar terbangun “ trust ‘

e. Kepemimpinan : mengembangkan proses kepemimpinan sebagai “ role model “ agar dapat di lihat oleh pasien, masyarakat dan reman sekerja dalam hal komitmen pada hal-hal yang baik ( etis dan profesional )

f. Mengurus, membantu : senantiasa memperlihatkan sikap dan perilaku yang mau menolong antar sesama, terlebih-lebih pada pasien yang memerlukan pertolongan untuk kesembuhannya.

g. transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai organisasi dan manajemen rumah sakit ;

h. kemandirian, yaitu keadaan dimana organisasi dan manajemen rumah sakit dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

i. pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan organisasi dan manajemen terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan terkait dan prinsip-prinsip korporat yang sehat; dan

j. kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan

k. kebenaran : dalam memberi informasi ( informed consent ) senantiasa mengatakan suatu kebenaran, bukan pembenaran, termasuk dalam menulis atau mengisi dokumen rekam medik dan membuat keputusan

l. nilai penyelenggaraan pelayanan : senantiasa memberikan nilai tambah dalam proses pelayanan agar tercapai “ public trust “

KETERKAITAN ELEMEN-ELEMEN PROSES DAN KOMPONEN KUNCI DAN KELUARAN Bagan di bawah ini menggambarkan hubungan proses dan komponen serta keluaran yang diharapkan pada penerapan tatakelola korporat yang baik ( sesuai panduan di atas ) agar tercapai kendali mutu – kendali biaya. Dengan demikian proses upaya penyembuhan terhindar dari pemborosan, kecurangan, korupsi, praktek yang buruk, malpraktek.

Page 19: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 19

Bagan di bawah ini menggambarkan Kerangka Kerja Operasional Sistem Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu pada Tatakelola Korporat Yang Baik, terdiri dari :

- Pilar – pilar - Unit – unit kerja - Komponen – komponen - Standar – indicator

Dari kerangka kerja operasional di bawah ini akan terlihat bagaimana integrasi pilar , unit kerja, komponen dan penyusunan standard dan indicator . Penyelenggaraan system pelayanan terpadu dapat menghindari kemungkinan adanya pemborosan pemanfaatan sumberdaya, perbuatan curang, korupsi, praktek buruk, malpraktek

Page 20: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 20

B. PANDUAN TATAKELOLA KLINIK YANG BAIK

1. Tatakelola Klinik :

• Upaya secara sistematik untuk merubah budaya kerja individu di fasilitas pelayanan baik FKTP maupun FKTL dan mandiri

• Upaya membangun, mengembangkan dan memelihara perilaku etis, profesionalisme individu dokter di FKTP maupun FKTRL dan mandiri

• Mendemonstrasikan proses kepemimpinan di seluruh tingkat pelayanan

• Adanya kerja tim dan komunikasi yang solid dan merupakan hal yang penting dalam proses menuju kualitas pelayanan yang tinggi dan manajemen risiko serta efektifitas klinik

• Seluruh pelaksana pelayanan yang profesional membutuhkan adanya perubahan pola kerja dengan menempatkan pasien pada titik sentral dalam setiap bekerja dan berpikir.

• Kerja tim merupakan kelompok multidisiplin yang utuh, tim interprofessional yang memahami benar peran masing-masing , senantiasa membagi informasi dan pengetahuan dan saling mendukung antar sesama, dan, keseluruhannya merupakan kegiatan dan aktifitas sehari-hari mereka.

• Kepemimpinan di seluruh tingkat pelayanan baik klinik maupun non klinik 2. Merupakan komponen yang berintegrasi dengan Tatakelola Korporat 3. Dewan Pengarah - Governing bodies bertanggung jawab penuh untuk tatakelola

korporat dan tatakelola klinik 4. Dewan pengarah – Governing bodies, merupakan kolaborasi atau gabungan dari

Pemilik, Dewan Direksi, Manajemen dan Adminstrasi, dan Komite medik

Page 21: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 21

5. Dewan Pengarah - Governing bodies tidak dapat melaksanakan pelayanan klinik yang baik tanpa terlibat secara mendalam pada upaya melibatkan para klinisi ( dokter dan professional lainnya ) pada seluruh tingkat pelayanan.

6. Tatakelola pelayanan merupakan seluruh aktifitas klinik dan non klinik pada kegiatan rumah sakit

7. Tatakelola pelayanan merupakan budaya kerja yang mengutamakan disiplin kerja pada seluruh individu di rumah sakit, patuh pada seluruh ketentuan

8. Tatakelola pelayanan merupakan metode transformasi dalam bekerja menjadi lebih konsisten dalam bekerja terutama dalam proses mencapai keluaran yang diharapkan pasien yang sesuai dengan dimensi-dimensi mutu agar pasien dan masyarakat lebih yakin dan percaya bahwa mereka di rawat dan di terapi sesuai harapan mereka dengan mengutamakan pemanfaatan sumberdaya yang sesuai sehingga kualitas dan keselamatan terjamin terselenggara dengan baik dan benar sejak awal, setiap saat dan seterusnya, tidak ada pemborosan, tidak ada kecurangan, tidak ada malpraktek, tidak ada praktek buruk, tidak ada korupsi.

9. Istilah Tatakelola klinik meliputi seluruh aktifitas termasuk pemilik, manajer, klinisi ( dokter, peawat, farmasi, ahli gizi, karyawan lainnya ) secara tim kerja kolaborasi dan mendukung terlaksananya pelayanan yang berkualitas dan manajemen risiko terjamin adanya, sehingga kepemimpinan dan akuntabilitas dapat berlangsung dengan baik pada seluruh tingkat pelayanan.

LANDASAN BERPIKIR PENERAPAN TATAKELOLA KLINIK.

1. Tatakelola klinik harus dipahami dan menjadi tanggung jawab seluruh individu di FKTP, FKTL dan mandiri 2. Seluruh profesional pada seluruh tingkat pelayanan harus terlibat. ( klinik – non klinik ). 3. Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit harus menanamkan dan komit terhadap seluruh aspek dari Tatakelola Klinik, seperti di bawah ini :

a. Transparansi : organisasi dan manajemen akan dikelola secara terbuka dan transparan.

b. Responsibilitas : bertanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingan. c. Akuntabilitas : seluruh staf dan manajemen bertanggung jawab baik secara

individu maupun bersama-sama terhadap seluruh sikap, perilaku dan keterampilan dalam bertindak dalam pelayanan dan bersedia tanggung gugat baik terhadap diri sendiri maupun terhadap organisasi dan masyarakat.

d. Etik : seluruh staf dan manajemen dalam bersikap dan berperilaku dan bertindak harus sesuai dengan etik yang di anut baik secara profesi masing-masing, institusional rumah sakit maupun secara universal

e. Keterbukaan, “ no-blame culture “ : pendekatan sistematis untuk perbaikan kualitas lebih di utamakan daripada pendekatan “ shame and blame “.

f. “ Patient-centered care “ : pasien, pelanggan lainnya dan masyarakat luas senantiasa harus dilibatkan dalam seluruh aspek dalam penyelenggaraan pelayanan .

4. Organisasi dan manajemen rumah sakit harus memperlihatkan komitmennya secara nyata dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan secara kontinu, konsisten, berkesinabungan tidak terputus ( 24/7/30 ) dan senantiasa mengantisipasi lingkungan internal dan eksternal yang dinamis.

Page 22: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 22

5. Harus dimaknai dan diartikan sebagai perbaikan kualitas dan manajemen risiko melalui integrasi manajemen dari masukan, struktur dan proses melalui 10 KO ( komitmen, koheren, kompetensi, koordinasi, kooperasi, komunikasi, konsensus, kontinuitas, konsistensi, kolaborasi ) , antara pemilik, CEO,BOD, pasien, manajer, dokter dan seluruh karyawan lainnya pada seluruh tingkat pelayanan yang sesuai dalam hal mencapai kualitas pelayanan yang diharapkan dan pemanfaatan sumberdaya.

6. Organisasi dan manajemen rumah sakit secara “ ongoing “ proses harus mengarahkan dan mendukung dalam hal kepemimpinan eksekutif dalam mengobservasi ( monitoring – evaluasi secara nyata ) kualitas dan keselamatan pelayanan 7. Organisasi dan manajemen rumah sakit, harus berupaya mentransformasikan budaya organisasi melalui penerapan tatakelola klinik, seperti :

a. Mendorong adanya keterbukaan dan partisipasi. b. Pendidikan dan riset harus dihargai. c. Pola praktek yang baik harus secara bebas di bagi keseluruh individu d. Senantiasa mendorong untuk adanya inovasi atau motivasi e. Kemauan dan kemampuan dalam belajar dari kesalahan.

ESENSI TATA KELOLA KLINIK 1. Menjamin bahwa lebih banyak individu berbuat atau bertindak yang baik dan benar sejak awal, melalui membuat prosedur, standar atau ketentuan lainnya lebih mudah untuk berbuat baik dan benar. 2. Menjamin bahwa lebih kurang atau sedikit individu berbuat tidak baik atau tidak benar sejak awal dengan membuat prosedur, standar atau ketentuan lainnya dimana individu sulit untuk berbuat atau bertindak tidak baik, salah dan tidak benar sejak awal. 3. Mencegah sikap dan perilaku yang merugikan yang dilakukan oleh seluruh individu di rumah sakit. 4. Sikap dan perilaku yang merugikan sesuai dengan ayat (3) meliputi:

a. perbuatan yang tidak etis b. perbuatan yang tidak profesional c. malpraktek d. korupsi e. kecurangan ( fraud ) f. melanggar UU g. melanggar regulasi lainnya yang berlaku (internasional, nasional, regional, local rs)

TATA KELOLA KLINIK YANG BAIK Adalah system yang di rancang oleh organisasi dan manajemen rumah sakit dimana seluruh penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit berkolaborasi, saling terkait dan berintegrasi dalam menyelenggarakan pelayanan baik klinik maupun non klinik, merupakan :

a. Bagian integral dari aktifitas sehari-hari dalam pelayanan b. Upaya membangun budaya kerja sama yang berbentuk kolaborasi seluruh

komponen penyelenggara pelayanan c. Sistem kerja dari seluruh aktifitas klinik dimana prioritas utama pada aktifitas

klinisi (dokter) d. Bagian integral dari aktifitas seluruh komponen dalam rumah sakit ; “ governing

body”, klinisi, manajer, dan seluruh karyawan yang menyelenggarakan pelayanan di seluruh tingkat pelayanan ( klinik – non klinik ) dan saling membagi tanggung

Page 23: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 23

jawab serta tanggung gugat dalam menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, minimalisasi risiko, perbaikan yang terus menerus konsisten tidak terputus, yang berujung pada perkuatan pelayanan agar pencapaian upaya penyembuhan dengan disertai menghindari pemanfaatan sumberdaya yang tidak perlu.

e. Meliputi seluruh aktifitas, perencanaan, prosedur yang dapat mendorong dan mendukung perbaikan, peningkatan dan mempertahankan kualitas pelayanan dengan standar yang tertinggi dan menjamin bahwa pasien mendapat pelayanan terbaik.

f. Meletakkan penyelenggaraan kualitas pelayanan tertinggi yang sama tingkatannya dengan pentingnya kinerja keuangan dalam upaya mempertahankan daya saing rumah sakit di era lingkungan yang kompetitif saat ini.

TUJUAN PENERAPAN TATAKELOLA KLINIK YANG BAIK

Tujuan mendasar adalah secara terus menerus, konsisten, berkesinabungan, tidak terputus ( 24 / 7 / 30 ) meningkatkan, memperbaiki kualitas pelayanan di rumah sakit.

Untuk itu diperlukan upaya percepatan, melalui hal tersebut di bawah ini :

a. Menjamin adanya proses perbaikan kualitas yang meliputi adanya deteksi dini terhadap kinerja yang tidak sesuai dan ketidak kepatuhan terhadap seluruh regulasi bagi seluruh individu dan tim kerja di seluruh tingkat pelayanan ( klinik – non klinik )

b. Identifikasi dan memprioritaskan pendidikan dan pengembangan bagi seluruh staf untuk menjamin agar terbangun sumberdaya manusia yang terampil dan berpengetahuan dalam bidang kerjanya dan keterkaitannya.

c. Mendesain dan menyusun system untuk mendukung terlaksananya Evidence-Based Practice, Pedoman, Panduan bersumber dari Evidence-Based Medicine

d. Menjamin seluruh staf di rumah sakit mendapat akses untuk melaksanakan kerja agar Akuntabilitas dan Kepemimpinan dapat berjalan pada seluruh pelayanan , dan terapkan konsep yang adil, dan keterbukaan pada pelayanan klinik – non klinik yang akhirnya membangun budaya belajar.

e. Siapkan seluruh informasi yang berkualitas dalam menjelaskan perawatan atau pelayanan klinik dan non klinik

f. Kembangkan budaya wajar/adil dan ‘ no blame “ , sehingga seluruh KTD ( Kejadian Tidak Diharapkan ) dapat terdeteksi dan dipakai sebagai materi pembelajaran bagi seluruh staf, dengan maksud agar tidak terulang.

g. Menjamin senantiasa ada proses pembelajaran yang sistematis dari keluhan pasien, informasi dari pasien, litigasi, dan di sebarkan hasil pembelajarannya keseluruh fasilitas pelayanan

h. Menjamin bahwa seluruh ide, inovasi dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan akan disebarkan secara sistematis untuk menjadi masukan

Untuk menjamin realisasi tujuan tatakelola klinik, organisasi dan manajemen rumah sakit harus komit pada institusinya, berupa :

a. Menerapkan pelayanan dan perawatan yang rasional dan menjamin keselamatan serta fasilitas dan peralatan yang adequate.

Page 24: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 24

b. Melaksanakan seleksi para dokter yang kompeten dan membina dokter tersebut dalam hal etik dan profesionalisme.

c. Membina para dokter agar patuh pada seluruh regulasi yang berlaku, dan harus terlibat langsung dalam penyusunan prosedur, protocol, panduan dan pelayanan terpadu agar dapat terjamin kualitas dan keselamatan pasien.

d. Memastikan bahwa tanggung jawab dan akuntabilitas pada perbaikan kualitas dan keselamatan merupakan aktifitas kegiatan sehari-hari dan merupakan bagian dari pengalaman pasien selama perawatan di rumah sakit.

e. Huruf ( d ) di atas merupakan keluaran yang optimal dari pelayanan pasien. f. Bersedia bertanggung jawab apabila ada kesalahan serta bersedia memperbaiki

kesalahannya dan di catat dalam buku log masing-masing dokter. g. Sesuai dengan huruf ( f ) di atas, organisasi dan manajemen rumah sakit bertugas

menyusun proses monitor dan evaluasi dari seluruh dokter selama berpraktek di rumah sakit tersebut.

KOMPONEN KUNCI TATA KELOLA KLINIK YANG BAIK 1. Kredensial, Pendidikan, Pelatihan, Pengembangan Profesional

o Seleksi yang benar dan sesuai , rekrutmen dan retensi staf medis yang kompeten dan yang mempunyai sikap, perilaku yang etis dan profesional.

o Pendidikan dan pengembangan profesional para staf medik harus dilaksanakan secara berkala agar keterampilan dan pengetahuan senantiasa “ up date “ dan standar profesional tetap terjaga.

o Monitor dan evaluasi terhadap pengembangan profesional yang kontinu harus selalu dilaksanakan secara berkala dalam bentuk penilaian dan pengukuran kinerja dan kepatuhan.

o Menjamin adanya system yang memungkinkan terlaksananya evidence-based practice dan evidence based value pada setiap individu yang bekerja medis dan non medis.

o Setiap ada teknologi atau prosedur yang baru harus secara terus menerus di awasi dan di monitor implementasinya.

o Membangun iklim kerja yang kondusif agar staf medis dapat bekerja dengan tim kerja yang kompeten.

2. Riset dan Pengembangan

a. Pelaksanaan riset dan pengembangan profesional praktis menjadi komponen yang penting untuk menjamin iklim akedemik di rumah sakit agar terjamin kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah disusun dan disepakati.

b. Organisasi dan manajemen rumah sakit harus mendukung riset dan pengembangan profesional ini, melalui :

o secara kontinu mencatat data dan informasi dari seluruh riset dan pengembangan profesional yang telah di lakukan di rumah sakit.

o senantiasa secara berkala melakukan review o membentuk unit khusus untuk melakukan review tersebut agar terlihat kemajuan dan

perkembangan kualitas pelayanan o mendeteksi secara dini kejadian yang tidak diharapkan.

Page 25: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 25

o sehubungan dengan hal tersebut di atas, organisasi dan manajemen harus melaksanakan pendekatan ilmiah dan komit terhadap konsep riset dan pengembangan yang dilaksanakan harus membentuk komite etik dalam riset tersebut

3.Menyelenggarakan Audit Klinik a. Audit klinik merupakan istilah umum dan merupakan strategi dalam upaya perbaikan manajemen kualitas pelayanan. b. Dipahami sebagai suatu metode dimana secara sistematis, kontinu dan konsisten mengupayakan perbaikan kualitas dan manajemen risiko dalam pelayanan melalui monitoting dan evaluasi apakah pelayanan sudah sesuai dengan regulasi yang telah di susun dan sesuai dengan harapan pasien. c. Organisasi dan manajemen menyusun suatu kriteria kinerja dan kepatuhan yang dibandingkan dengan hasil pelayanan yang dilaksanakan. ( local, nasional, internasional, ) d. Perbedaan dengan kriteria yang telah disusun dipakai oleh organisasi dan manajemen untuk melakukan perbaikan dan sebagai strategi kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. e. Organisasi dan manajemen memanfaatkan hasil review tersebut sebagai evidence-based practice untuk melihat kepuasan pasien selama perawatan di rumah sakit dari masuk sampai keluar rumah sakit . f. Tahapan dan langkah - langkah Audit Klinik :

TAHAP LANGKAH-LANGKAH

1. Persiapan Audit

a. seleksi topik audit ( keluhan, volume, risiko, biaya, kualitas, evidence, perubahan, perencanaan, pedoman/panduan )

b. keterlibatan pemangku kepentingan c. definisi dari tujuan audit ( perbaikan, peningkatan, kualitas,

perubahan ) d. tetapkan struktur yang diperlukan e. identifikasi keterampilan dan sdm yang diperlukan untuk audit f. pelatihan untuk tim audit sesuai keperluan

2. Seleksi kriteria a. buat definisi dan standar kriteria

b. ekstraksi kriteria dari pedoman atau panduan, SOP

c. tetapkan prioritas kriteria

d. diskusikan kriteria dengan peer grup

3. pengukuran kinerja

a. identifikasi data : pasien, kasus, klinisi, masa audit, unit kerja

b. tentukan sampel : besarnya, sumber data, teknik, alat bantu, metode analisis, pewawancara

4.Melaksanakan perbaikan.

a. identifikasi tingkat perubahan yang akan dilakukan b. Identifikasi barrier pada perubahan yang akan dilakukan c. Tentukan unit yang akan di audit dan libatkan seluruh pemangku

kepentingan terkait

5.Mempertahankan perbaikan

a. monitoring / evaluasi perubahan

b.pelihara / perkuat perubahan

Page 26: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 26

g. Siklus audit

4.Efektifitas klinik a. Efektifitas klinik erat kaitannya dengan pengalaman individu dari para dokter, perawat dan petugas lainnya, harapan pasien dan pelayanan terbaik yang sesuai dengan keluaran berbasis bukti dalam pencapaian utama dari hasil pelayanan dalam upaya penyembuhan.

b. Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit menjamin bahwa perawatan dan pelayanan kepada pasien akan efektif dan efisien.

c. Efisien yang dimaksud ayat (b) sesuai dengan PNPK, Panduan Praktis Klinik, Alur Pelayanan Terpadu, Protokol, Prosedur, Algoritma dan Prosedur Tetap dari penyakit yang di derita pasien, efektif terutama pada pemanfaatan sumberdaya dalam upaya penyembuhan, tidak boros.

d. Sesuai ayat (c) akan tercapai apabila dikuti oleh adanya kualitas informasi yang rinci dan akurat, tepat waktu, sehingga intervensi yang dilakukan efektif dan sesuai dengan evidence-based medicine. e. Operasionalisasi yang didasari oleh evidence-based medicine artinya adanya kemajuan dalam pelayanan dan perawatan dalam upaya penyembuhan harus memanfaatkan, monitoring, dan evaluasi sesuai evidence-based, standar-standar klinik, seperti tersebut di bawah ini :

- Standar Klinik yang sesuai dengan PNPK, Panduan Praktis Klinik, Alur Pelayanan Terpadu, Prosedur, Protokol, Algoritma, Prosedur Tetap. - Indikator Klinik untuk mengukur atau membandingkan kualitas pelayanan dengan kriteria yang sudah di susun atau dengan kualitas rumah sakit lainnya yang setara. Indikator klinik harus menggambarkan standar praktek klinik.

- Audit Klinik. harus dilaksanakan dan dimanfaatkan untuk mengevaluasi dan

Page 27: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 27

monitor kualitas pelayanan dan untuk memperbaiki efektifitas praktek klinik. 5.Manajemen Risiko Klinik

a. Manajemen Risiko merupakan mekanisme untuk pengukuran atau penilaian kemungkinan atau potensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) yang dapat memberi pengaruh atau akibat dalam upaya penyembuhan dan pelayanan lainnya ( klinik – non klinik )

b. Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit harus menyusun panduan operasional untuk mencegah terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan akibat kesalahan, kelalaian, tujuannya untuk menjamin kepatuhan pada panduan tersebut dan melaporkan, membicarakan secara bersama-sama para pihak terkait kasus setiap terjadi Kejadian Tidak Diharapkan

c. Sesuai ayat (a), (b), organisasi dan manajemen rumah sakit harus mengutamakan komponen-komponen dari manajemen risiko :

- Risiko terhadap pasien : secara berkala melaksanakan review dan pertanyaan untuk memantau system yang senantiasa meminimalisasi sampai menghindari terjadinya risiko pada pasien dengan melaksanakan audit pada kejadian kritis atau mempelajari seluruh keluhan pasien baik klinik maupun non klinik.

• Memperkuat kepatuhan pada standar etik profesi medik ( beneficience, non-maleficience, authonomy, justice )

• Menyusun Panduan Etik dan Profesi bagi seluruh dokter yang berprofesi di rumah sakit

- Risiko terhadap para klinisi, praktisi : menjamin bahwa seluruh klinisi, praktisi diimunisasi terhadap penyakit-penyakit menular agar tercipta lingkungan kerja yang aman, dan menyediakan alat kesehatan yang aman untuk dipergunakan dan membangun jaminan kualitas dalam upaya mengurangi risiko untuk klinisi, praktisi. - Risiko terhadap organisasi : pelayanan dengan kuallitas yang tidak sesuai harapan pasien dan dimensi mutu merupakan ancaman bagi organisasi. Untuk itu dalam upaya mengurangi atau menghindari risiko terhadap pasien dan klinisi, praktisi, organisasi harus mengurangi atau menghindari risiko organisasi secara keseluruhan dengan membangun dan mengembangkan pola-pola perbaikan kualitas pelayanan yang tertinggi, lingkungan kerja yang aman, dan menyusun dan mendesain perencanaan dengan melibatkan masyarakat.

6. Manajemen Informasi

Dokumen rekam medik a. Kunci keberhasilan Manajemen Informasi adalah kemampuan Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit mengumpulkan dan dan mempresentasikan informasi dalam upaya mendukung dan mencapai Tujuan dan Keberhasilan Penerapan Tatakelola Klinik Yang Baik. b. Rekam Medik dan Catatan Kesehatan Elektronik

- Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit harus mempunyai Sistem terintegrasi untuk mengumpulkan, memanaj, dan memanfaatkan informasi - Rekam Medik mendukung penyelenggaraan pelayanan dan perawatan oleh dokter dan dokter lainnya dalam melengkapi dokumen rekam medik pasien.

Page 28: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 28

- Dokumen rekam medik pasien yang lengkap merupakan dokumen mediko-legal untuk pelayanan dan perawatan pasien. - Dokumen Rekam Medik Pasien merupakan :

• dasar dalam seluruh perawatan dan pelayanan yang diberikan kepada pasien sejak masuk rumah sakit sampai keluar rumah sakit

• alur perawatan dan pelayanan pasien di rumah sakit

• alat bantu dalam berkomunikasi antara dokter dengan dokter, dokter dengan pasien dan keluarganya, antar petugas lainnya selama perawatan dan pelayanan pasien

• dokumen pendukung riset klinik dan evidence-based practice

• dokumen pendukung dalam proses membuat keputusan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pelayanan klinik dan non klinik

• informasi untuk mengidentifikasi adanya deviasi atau ketidaksesuaian dan tindakan koreksi dalam evaluasi dan penilaian

• aktifitas antisipasi pengembangan atau solusi kedepan dan upaya pencegahan atas timbulnya masalah pelayanan dan perawatan kedepan

• dokumen pendukung untuk evaluasi, monitor dan penilaian, pengukuran secara kontinu untuk kompetensi para dokter dan proses pengembangannya.

• dokumen yang bernilai pada aspek hukum 7. System Skrining dan Pelaporan

A. Pemahaman laporan Kejadian :

a. Sistem dimana setiap Kejadian Tidak Diharapkan harus dilaporkan. b.Sistem sesuai ayat (a) harus dipahami sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi kesalahan atau pelanggaran, risiko terhadap kemungkinan kejadian dan merupakan kesempatan untuk memperbaiki dan mencegah hal – hal tersebut berulang di kemudian hari c. Merupakan aksi dari Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit dalam meniadakan barrier – Batasan, sehingga kebebasan pelaporan terhadap kesalahan ataupun pelanggaran dalam proses pelayanan , perawatan pasien termasuk dalam pemberian sangsi dan ketakutan pada litigasi dapat tidak terjadi.

B. Laporan Kejadian : a. Merupakan jenis pelaporan dalam keselamatan pasien terhadap kejadian yang berdasarkan indicator klinik dan indicator morbiditas, mortalitas. b. Harus dilaporkan oleh baik dokter maupun non dokter ( klinik – non klinik ) terhadap seluruh kejadian. c. Organisasi dan manajemen rumah sakit harus menghilangkan barrier yang menghambat terlaksananya laporan kejadian.

Page 29: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 29

C. Skrining kejadian : a. Skrining kejadian bukan system laporan, tetapi bertujuan melihat, mencatat dan melaporkan proses pelayanan dan perawatan yang cenderung untuk terjadi kesalahan atau pelanggaran dan alur kejadian

b. Laporan Kejadian merupakan review yang regular untuk mengidentifikasi penyimpangan dari praktek, perencanaan dan prosedur perawatan dan pelayanan.

c. Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit menjamin dengan mengidentifikasi pencetus kejadian dan menganalisa nya emebuat adanya hubungan dengan Kejadian Tidak Diharapkan

D. Laporan yang diwajibkan : a. Fokus pada kesalahan atau kelalaian dan pelanggaran yang berhubungan langsung terhadap kejadian yang serius dan kematian pasien atau hilangnya fungsi anggota tubuh. Regulasi dan Penentu Kebijakan – kewenangan memerintahkan atas dasar kekuasaannya untuk menginvestigasi kasus tersebut dan berhak memberikan sangsi sesuai dengan ketentuan Pemerintah dan Regulasi, internasional, nasional, regional dan local rumah sakit . b. Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit menerapkan laporan yang diwajibkan sesuai dengan Perundang-undangan yang berlaku dan atau regulasi lainnya c. System ini menjamin bahwa sebagian besar kesalahan dan pelanggaran yang serius wajib dilaporkan dan investigasi lanjut akan di telusuri. d. Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit memahami bahwa system ini merupakan dukungan yang aktif dalam hal memperbaiki keselamatan pasien dan menghindari potensial masalah dalam hal kemungkinan adanya litigasi

E. Laporan yang tidak wajib :

a. Laporan yang focus pada kesalahan atau pelanggaran yang mengakibatkan yang minimal terhadap pasien, tidak mengganggu aktifitas kehidupan sehari-hari, tidak merugikan pasien baik secara fisik, emosional dan psikologis. b. Laporan yang mengharapkan adanya perbaikan system atau menyangkut kepentingan populasi yang peka baik masalah ekonomi maupun masalah kesehatannya, sebelum terjadi masalah baik klinik maupun non klinik c. Laporan yang membantu untuk mengidentifikasi jenis kesalahan atau pelanggaran yang sangat jarang terjadi. d. laporan sesuai ayat (c) untuk membantu rumah sakit dapat secara segera mendeteksi berbasis data-data yang ada kalau masalah tersebut terjadi dan untuk menyusun pola kesalahan atau pelanggaran yang terjadi di rumah sakit. e. Laporan ini dapat bersifat rahasia, namun demikian bila tersebar di area publik tidak dikenakan sangsi sesuai spesifikasi kasus.

8. Keterlibatan Pasien dan Masyarakat a. Setiap Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit dalam menyelenggarakan pelayanan dan perawatan yang berkualitas tinggi harus menggambarkan adanya

Page 30: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 30

keterlibatan pasien dan masyarakat dengan adanya regulasi yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan masyarakat yang akan di layani b. Sistem Tata Kelola Klinik Yang Baik merupakan saluran untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan perawatan pasien dengan kualitas tertinggi c. Proses Pelayanan dapat dilihat oleh mayarakat umum dan mereka dapat menilai secara terbuka dan hal ini merupakan bagian dari adanya jaminan kualitas pelayanan d. Diskusi terbuka tentang Tata Kelola Klinik Yang Baik harus merupakan issu yang harus terus menerus di lakukan oleh Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit.

KERANGKA KERJA PENERAPAN TATAKELOLA KLINIK YANG BAIK, BERUPA : - MASUKAN :

o Keterlibatan para pemangku kepentingan o Struktur , sistem dan proses o Pengembangan professional yang berkelanjutan – P2KB / CPD

- PROSES TRANFORMASI : o Seluruh komponen kunci harus diterapkan secara baik dan benar sejak awal,

setiap saat dan seterusnya - KELUARAN :

o Berkembang proses pembelajaran o Proses perbaikan terus menerus , konsisten, tidak terputus o Pelayanan yang berkualitas, pencapaian dimensi mutu yang disepakati

Bersama pasien dan pelaksana pelayanan, sesuai harapan pasien, pelayanan yang etis, patuh pada regulasi, tidk curang, tidak boros, tidak korupsi, tidak malpraktek, tidak berpraktek buruk

Page 31: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 31

BUDAYA KERJA - ORGANISASI Budaya yang dimaksud :

a. Nilai – nilai, keyakinan dan asumsi – asumsi yang disepakati Bersama oleh kelompok yang bekerja bersama dalam suatu organisasi rumah sakit

b. Kesepakatan tentang hal-hal tersebut menjadi pola pikir kelompok tersebut dan di transformasikan ke dalam sikap dan perilaku dalam bekerja, menjadi pola perilaku dan sikap

c. Pola perilaku tersebut akan menjadi panduan dalam bertindak sehari-hari dan di perkuat dan dipelihara dengan adanya upacara-upacara, pertemuan-pertemuan baik yang harian, maupun minggun, bulanan, 3 bulanan,6 bulanan, sampai setiap tahun

d. Upacara – upacara dan pertemuan-pertemuan tersebut pada akhirnya membangun suatu kehidupan berorganisasi sehari-hari yang senantiasa mengutamakan disiplin, kinerja yang tinggi dan kepatuhan pada seluruh regulasi yang berlaku

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PADA PENERAPAN TATAKELOLA KLINIK YANG BAIK

a. Tata Kelola Klinik Yang baik membangun tingkat kepercayaan masyarakat dan seluruh individu yang bekerja di rumah sakit yakin dan percaya bahwa system yang diselenggarakan sudah pada alur yang baik dan benar, dan mendukung penyelenggaraan pelayanan yang aman, kualitas tertinggi.

b. Seluruh individu di rumah sakit harus bersedia tanggung gugat terhadap seluruh sikap, perilaku dan tindakan nya : Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit yang menerapkan Tata Kelola Klinik Yang Baik, seluruh individu yang bekerja di rumah sakit, termasuk karyawan klinik dan non klinik, dokter, perawat dan manajer, governing body akan bersedia tanggung gugat pada kontribusinya terhadap keselamatan dan kualitas pelayanan dan perawatan kepada pasien , karena seluruh regulasi akan di patuhi

c. Implementasi TataKelola Klinik Yang Baik mensyaratkan seluruh individu, tim kerja, unit kerja pada seluruh tingkat pelayanan ( klinik – non klinik ) di rumah sakit harus terlibat dan berperan : - Pasien dan Keluarganya : menjadi mitra dalam proses pelayanan – perawatan , ini termasuk dalam perawatan bagi dirinya, penyusunan pola pelayanannya secara organisasi dan tatakelola untuk penyakitnya - Klinisi : seluruh klinisi yang bekerja didukung oleh adanya system, proses dan struktur yang disusun dengan baik agar keselamatan dan kualitas pelayanan dan perawatan terselenggara dengan baik sejak awal, setiap saat dan seterusnya

• Seluruh klinisi berperan terhadap penyelenggaraan pelayanan dan perawatan pasien sesuai ketentuan dan regulasi yang berlaku dan patuh pada Panduan Perilaku Profesi Medis yang dibuat oleh Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit , Sumpah Dokter, Kode Etik Kedokteran yang mana harus sejalan dengan Kerangka Kerja Tata Kelola Klinik Yang Baik dan regulasi lainnya

- Manajer : seluruh manajer berperan untuk terselenggaranya kualitas dan keselamatan pelayanan yang telah disusun dengan baik serta memberi saran dan informasi ke governing body, dan mengoperasionalkan organisasi dan manajemen rumah sakit sesuai dengan strategi dan ketentuan perencanaan yang diperkuat oleh governing body.

Page 32: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 32

- Dewan Pengarah - Governing body :

• berperan terhadap berjalannya organisasi dan manajemen rumah sakit secara baik dan benar sejak awal, setiap saat dan seterusnya

• berperan membangun dan memelihara budaya kualitas dan keselamatan pasien yang kuat melalui efektifitas implementasi Tata Kelola Klinik Yang Baik dan benar

• berperan terselenggaranya “ ongoing focus on quality improvement “

IX. KEPEMIMPINAN PADA TATAKELOLA KLINIK Kepemimpinan pada tatakelola klinik merupakan factor yang sangat penting :

a. Implementasi Tata kelola klinik merupakan upaya organisasi dan manajemen rumah sakit untuk merubah pola kerja seluruh individu terutama dokter dan dokter gigi di rumah sakit

b. Sesuai ayat (a) dokter harus memperagakan pola bekerja sebagai klinisi, manajer dan professional

c. Memperagakan sesuai ayat (b), komitmen pada senantiasa bekerja dengan mengutamakan kepentingan pasien

d. Komitmen pada etik profesi yang mendasar ( beneficience, non-maleficience, autonomy, justice )

A. KEPEMIMPINAN KLINIK

a. Seluruh dokter harus berubah peran menjadi klinisi, manajer dan profesional b. Sebagai Klinisi harus senantiasa meningkatkan kompetensi klinik sesuai ilmu terkini

dan memperagakan “ evidence-based practice ‘ dan “value-based practice” c. Sebagai Manajer, harus memperagakan secara nyata dalam berprofesi senantiasa

mengutamakan kepentingan pasien dengan memanfaatkan sumberdaya sesuai kebutuhan pasien “ stop wasting “, “ stop fraud “, “ stop malpractice “, “ stop bad practice “, “stop corruption”

d. Sebagai seorang Profesional, harus dapat membangun hubungan inter personal yang baik dan menyenangkan ke siapa saja pada saat berprofesi ( pasien dan keluarganya, organisasi dan manajemen, sejawat kerja, profesi lainnya, karyawan, dan mitra lainnya )

e. Seluruh individu di rumah sakit harus dapat membangun “ public trust “ dalam berperan sebagai pimpinan di unit kerja masing-masing

f. Seluruh individu dalam rumah sakit harus menguasai proses pemeliharaan kepemimpinan klinik secata kontinu dan konsisten setiap saat, seterusnya dalam menyelenggarakan pelayanan

g. Seluruh individu yang terlibat pada pelayanan harus menguasai kecerdasan emosional agar dapat memahamai emosi pasien dan keluarganya dan dapat menguasai emosi pribadi sendiri walaupun dalam situasi pelayanan yang padat, ramai.

B. PERAGAAN KETERLIBATAN INDIVIDU PADA KEPEMIMPINAN KLINIK a. Keterlibatan dalam semua aktifitas klinis dalam kendali mutu – kendali biaya dan

meningkatkan keselamatan b. Berkontribusi dalam diskusi dan pengambilan keputusan terkait peningkatan mutu

dan luaran pelayanan

Page 33: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 33

c. Mengangkat isu dan bertindak nyata dalam kepedulian terhadap keselamatan pasien d. Mendemonstrasikan kerja sama tim multidisiplin e. Mendukung lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi, perbuatan – tindakan yang

tidak etis – tidak profesional , senantiasa memberi informasi, mencatat, melapor f. Menjadi teladan ( role model ) dalam arti positip g. Mempergunakan sumberdaya sesuai kebutuhan untuk kebaikan pasien dan

masyarakat

C. PEMELIHARAAN KEPEMIMPINAN KLINIK a. Bangun dan kembangkan “ public trust “ dengan memperagakan komunikasi yang

ramah pada saat berkomunikasi dengan siapa saja, terutama pada pasien dan keluarganya

b. Peragakan kredibilitas individu dan organisasi pada saat bekomunikasi dengan siapa saja

c. Bila ada permasalahan , selesaikan permasalahan tersebut dengan mengutamakan pendekatan etis dan secara profesional

d. Bila membuat keputusan dari permasalahan hendaknya secara rasional sesuai dengan inti permasalahan , tidak menyudutkan pasien dan keluarganya

e. Senantiasa dapat menginsipirasi rekan sekerja nya ( klinik – non klinik ) f. Hargai rekan sekerja g. Senantiasa berkomunikasi secara respek dengan memperlihatkan bahasa tubuh yang

menyenangkan h. Senantiasa berperan sebagai pimpinan dan dapat diikuti oleh rekan sekerja lainnya i. Harus dapat berperan sebagai motivator dalam upaya perbaikan kualitas dan

keselamatan pasien j. Senantiasa harus dapat berperan sebagai inspiratory dalam membangun “ public trust

“ k. Senantiasa memelihara dan meningkatkan kewaspadaaan terhadap sesuatu yang

potensial dapat bermasalah l. Kembali ke a.

SIKLUS PEMELIHARAAN KEPEMIMPINAN KLINIK :

Page 34: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 34

X. PROFESIONALISME PADA TATAKELOLA KLINIK

a. Profesionalisme merupakan sesuatu yang menjadi kebiasaan yang ditunjukkan atau diperagakan dengan jelas berdasarkan sikap, perilaku, ilmu pengetahuan, ketrampilan yang dikuasai seseorang – individu

b. Sikap dan Perilaku Profesional adalah sikap dan perilaku yang biasa diamati, dimana sikap dan perilaku tersebut mencerminkan standar-standar dan nilai-nilai yang harus dibuktikan melalui cara bertutur kata, cara bersikap maupun berpenampilan, yang pada akhirnya menimbulkan sikap percaya pasien dan keluarganya ataupun masyarakat luas percaya kepada dokter secara mikro dan kepada organisasi – manajemen rumah sakit secara makro.

c. Pelayanan yang profesional adalah pelayanan yang diberikan dengan tingkat kecakapan yang tinggi, hati-hati, teliti, penuh kepedulian dan etis, itulah sebabnya tindakan dan perilaku profesional ( professional conduct) menjadi dasar yang utama bagi dokter dalam melakukan kegiatan praktik kedokteran untuk melayani pasien-pasien mereka dan dengan demikian mematuhi atau menaati aturan atau ketentuan mengenai “professional conduct” dalam menerapkan keilmuannya menjadi kewajiban para dokter.

d. Merupakan infrastruktur dalam membangun “ trust “ pada pelayanan, sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial dan norma, pandangan masyarakat pada profesionalisme dapat berubah, fleksibel, sesuai dengan individu, masa , waktu, lingkungan, situasi. ( flexibel concept ), sangat tergantung pada situasi pada saat berlangsungnya pelayanan

PRAKTEK PROFESIONALISME YANG BAIK :

a. Senantiasa mengutamakan mutu dan keselamatan pada pelayanan b. Bukan sekedar mengerjakan pekerjaan, tetapi bagaimana melakukan pekerjaan

dengan baik dan benar sejak awal, setiap saat dan seterusnya c. Berkembang menjadi kebiasaan dan budaya kerja, bukan sekedar aksi semata – sesaat

dalam melakukan pekerjaan d. Senantiasa memperagakan “ evidence-based practice “ e. Patuh pada seluruh UU dan regulasi-regulasi lainnya ( internasional, nasional.

Regional, daerah dan local rumah sakit ) f. Merupakan seni dari pelayanan dan perawatan pasien g. Terlibat langsung dalam membangun “ public trust “ h. Merupakan salah satu komponen penting dalam siklus tatakelola klinik i. Mengutamakan Keselamatan Pasien dan Kualitas Pelayanan dan Perawatan Pasien,

bagi dokter dan harus membangun akuntabilitas untuk dirinya sendiri, organisasi dan manajemen rumah sakit dan organisasi profesi . pada organisasi profesi

j. Berhubungan dengan siapa saja secara menyenangkan dengan berpegang pada prinsip-prinsip kemitraan, membangun “ mutual respect ‘, menjaga kerahasiaan, saling percaya tanggung jawab dan tanggung gugat

k. Terampil berkomunikasi secara interprofessional l. Menguasai, memahami dan dapat memanfaatkan kecerdasan emosional pada saat

berkomunikasi, terutama pada keadaan yang kurang baik. m. Membangun kolaborasi yang efektif dengan pasien, keluarganya, masyarakat luas, tim

kerja baik klinik maupun non klinik, organisasi dan manajemen

Page 35: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 35

n. Senantiasa biasa melakukan 10 Ko ( Kohesif, Koordinasi, Kolaborasi, Kooperatif, Komunikatif, Konsisten, Kontinu, Komitmen, Konsensus, Kompetensi )

o. Senantiasa membiasakan diri bekerja dalam system, “ system thinking “ dalam bekerja p. Memperagakan manajemen waktu dan “ self management “. q. Senantiasa “ up daate “ terhadap ilmu pengetahuan dan ketampilan sebagai

kompetensi dasar dalam bekerja r. Sejak awal, setiap saat dan seterusnya memperagakan komitmen pada senantiasa

terlibat pada upaya perbaikan kualitas dan keselamatan pasien s. Manfaatkan kemampuan mengimplementasikan kecerdasan emosional dalam

bekerja dan berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya, teman sekerja. PRAKTEK PROFESIONALISME YANG TIDAK BAIK ( TIDAK PROFESIONAL ) :

a. Arogan b. Tidak patuh pada seluruh ketentuan di rumah sakit ( local, regional, nasional,

internasional ) c. Tidak bersedia terlibat pada upaya perbaikan dan peningkatan mutu dan keselamatan

pasien di rumah sakit d. Tidak bersedia duduk dalam struktur organisasi rumah sakit terutama dalam bidang

pelayanan dan keselamatan pasien. e. Tidak bersedia duduk dalam struktur komite medik f. Tidak visite pasien g. Tidak mau menerima pendapat pasien - keluarganya h. Merasa paling pandai dan tahu semuanya i. Melakukan plagiat, penjiplakan tulisan orang lain j. Tidak bersedia partisipasi pada kepengurusan organisasi profesi (IDI – Perhimpunan ) k. Tidak bersedia partisipasi pada kepanitiaan baik di institusi tempat berprofesi,

maupun pada kegiatan yang bersifat local setempat , nasional dan internasional l. Menyelenggarakan pemeriksaan, perawatan, tindakan pada pasien yang tidak sesuai

dengan kompetensi yang dimiliki m. Tidak melibatkan pasien – keluarganya pada perawatan / tindakan pada pasien n. Tidak menerapkan pola perawatan yang berbasis bukti dan keadaan faktual pasien o. Menulis pada dokumen rekam medik keadaan pasien tidak sesuai keadaan

sebenarnya p. Tidak melengkapi rekam medik – resum medik dengan segera setelah pasien pulang q. Tidak berkonsultasi pada sejawat lainnya demi kepentingan upaya kesembuhan

pasien r. Menyelenggarakan perawatan pasien yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien,

pemborosan sumberdaya s. Tidak memberi penjelasan kepada keluarga pasien setelah selesai melakukan tindakan

- operasi t. Tidak meminta maaf apabila terjadi masalah dalam proses perawatan pasien u. Tidak meminta persetujuan pasien-keluarganya dalam melakukan

tindakan/perawatan pasien v. Tidak mau partisipasi aktif pada proses organisasi dan manajemen rumah sakit dalam

hal peningkatan kualitas pelayanan w. Tidak patuh pada seluruh regulasi yang ada di rumah sakit x. Tidak menghargai orang lain

Page 36: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 36

y. Tidak bersedia bekerja dalam tim dalam mengelola pasien z. Memberi komentar terhadap penanganan kasus sejawatnya secara terbuka

dihadapan pasien aa. Tidak patuh pada AD/ART PB IDI - Perhimpunan , serta Ketentuan Perundang-

undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia bb. Memasang tariff yang tidak rasional pada waktu melakukan tindakan cc. Berpraktek sampai larut malam dd. Menerima, memeriksa pasien banyak ( dalam periode praktek 2 – 3 jam ) ee. Tidak mematuhi seluruh ketentuan dalam Program JKN – BPJS

PROFESIONALISME DIPANDANG DARI SUDUT SISTEM PADA PENERAPAN TATAKELOLA KLINIK YANG BAIK . Dokter dikatakan makin professional apabila dapat merespon program pemerintah, dalam bentuk pembiayaan, regulasi, dan memahami kebutuhan social ekonomi dari masyarakat yang peka apabila menderita sakit.

Secara profesional maka penilaian kinerja dan kepatuhan dalam setiap bertindak harus memenuhi kriteria di bawah ini :

➢ PERFORMANCE ( kinerja ) is what is done and how well it is done to provide health care.

Characteristic of what is done and how well it is done are called: “ dimension of performance “ :

▪ doing the right thing (efficacy, appropriatness) ▪ doing the right thing well ( availability, timeliness, effectiveness,

contuinity, safety, efficiency, respect and caring, accountability ) ➢ CONFORMANCE ( kepatuhan ) : it meets the requirements of law, regulations,

publish standards and guidelines, and community expectations of probity, accountability and openness

Page 37: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 37

XI. STRATEGI DAN SIKLUS TATA KELOLA KLINIK YANG BAIK STRATEGI : Pada penerapan tatakelola klinik harus mempunyai startegi tertentu agar dapat membawa seluruh individu ikut terlibat dan rasa memiliki terhadap tatakelola klinik, dan merasa membutuhkan tatakelola klinik demi kepentingan bersama, strategi mana :

a. Harus mempunyai system monitoring dan evaluasi terhadap kinerja dan kepatuhan untuk seluruh individu yang bekerja ( klinik – non klinik ) secara berkala

b. Senantiasa ada perbaikan secara kontinu, konsisten tidak terputus c. Senantiasa ada perubahan dalam upaya perbaikan pelayanan yang kontinu dan

konsisten ( dynamic ongoing continuous quality improvement ) d. Utamakan pendekatan multidisiplin dalam berproses pada pelayanan e. Komitmen pada manajemen risiko f. Harus melibatkan seluruh individu sejak awal penyusunan g. Dalam penerapannya perlu menerapkan :

- Pengukuran kinerja dan kepatuhan dalam bekerja - Senantiasa ada perbaikan-perbaikan untuk peningkatan kinerja baik individu

maupun tim kerja dan organisasi secara keseluruhan - Harus merupakan upaya pengembangan budaya kerja dengan mengembangkan

kepemimpinan, senantiasa belajar dari keberhasilan dan kegagalan

SIKLUS : Penerapan tatakelola klinik harus dimaknai sebagai roda yang berputar terus maju kedepan sambil mengupayakan seluruh individu melaksanakan pelayanan secara baik dan benar sejak awal setiap saat dan seterusnya. Setiap pelaksanaan pelayanan harus dimulai dengan :

a. Perencanaan pelayanan b. Penyelenggaraan pelayanan c. Pelayanan secara terpadu d. Monitoring dan evaluasi pelayanan

Page 38: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 38

e. Analisa dari monitoring dan evaluasi f. Keputusan perbaikan dan peningkatan g. Manajemen perubahan untuk perbaikan h. Perbaikan dan peningkatan kualitas dan keselamatan pelayanan i. Kembali ke Perencanaan Demikian terus menerus secara siklus selama proses pelayanan berlangsung 24 jam, 7 hari, 30 hari, sehingga di yakini seluruh tindakan barada dalam ketentuan yang senantiasa benar sejak awal, setiap saat dan seterusnya.

XII. INTERFERENSI TATAKELOLA KORPORAT DENGAN TATAKELOLA KLINIK MEMBANGUN BUDAYA KERJA

Membangun budaya kerja tidak mungkin terwujud tanpa keterlibatan tatakelola korporat. Tatakelola korporat merupakan payung untuk mewujudkan seluruh ketentuan dalam tatakelola klinik. Keterkaitan dan saling interferensinya tatakelola korporat dan tatakelola klinik akan terus berlangsung selama proses pelayanan berlangsung, yang pada akhirnya membentuk dan terbangun budaya kerja dalam bekerja sehari – hari.

Page 39: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 39

Page 40: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 40

XIII. KETERLIBATAN SELURUH ELEMEN PADA PENERAPAN TATAKELOLA ( KORPORAT – KLINIK ) SEJAK PASIEN MASUK SAMPAI KELUAR RUMAH SAKIT Keterlibatan seluruh individu secara terintegrasi dalam bentuk Integrated Care Pathway – ICP pada penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit pada tatakelola klinik yang baik :

Page 41: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 41

Pemahaman dari hal-hal tersebut di bawah ini, mutlak dipahami bagi seluruh individu yang terlibat pada penyelenggaraan pelayanan terintegrasi seperti di atas ( pemilik, manajer, dokter, perawat, seluruh profesional lainnya dan seluruh karyawan ) : pada penerapan “ clinical governance “ seluruh pemangku kepentingan pada proses penyelenggaraan pelayanan sejak pasien masuk rs sampai keluar rs harus terlibat pada :

- PLANNING OF CARE : is the process of making decisions about the treatment, care and support that the patient will receive and about who will be involved in providing the appropriate services

- DELIVERY OF CARE : is the process of co-ordinating, managing and providing the care so that the patient receives the “ right service at the right time and in the right way “ to match their assessed needs and in accordance with the agreed care plan

- CONTINUUM OF CARE : are structured multidisciplinary plan of care designed to support the implementation of clinical practice ( clinical practice guidelines, ICP, procedures, protocols, algorithm, standing orders ), and such as clinical management, non-clinical resources management, clinical audit, and also financial management, logistic management, drug management

- INTEGRATED CARE : it requires good organization what one might call management – governance and requires that we perform actions in ways that are known to deliver good – best quality and safety care

Dengan demikian proses untuk “ stop wasting, stop fraud, stop malpractice, stop bad practice, stop corruption “ dalam penyelenggaraan pelayanan dapat tercapai .

Page 42: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 42

XIV. CONTOH PENYUSUNAN TATAKELOLA KLINIK :

Pengembangan organisasi : ▪ timkerja multidisiplin, kepemimpinan, kepemimpinan klinik

▪ dukungan informasi klinik – non klinik, pendekatan sistem, kompetensi sdm

Pengembangan pasien :

▪ pemberian informasi , memberikan advokasi – dukungan ▪ senantiasa memberikan umpan balik, bermitra

Pengembangan profesional ▪ pendidikan/pelatihan , audit, EBP, ICP, pedoman, panduan, proses,

pembelajaran , CPD – P2KB

Tatakelola klinik erat kaitannya dengan Integrated Care Pathway – ICP, karena itu sebelum penyusunan ICP mutlak adanya penyelenggaraan tatakelola klinik

STRONGLY SOLID COLLABORATIVE WORKING TOGETHER

GOOD CLINICAL GOVERNANCE – INTEGRATED CARE PATHWAY ( ICP )

Page 43: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 43

Korelasi – keterkaitan antara elemen-elemen tatakelola klinik dengan elemen-elemen Integrated care pathway – ICP

Dengan adanya keterkaitan tersebut di atas maka proses pelayanan dan perbaikan, monitor dan evaluasi yang berkesenabungan, terus menerus, tidak terputus, 24 / 7 / 30 secara akuntabel terjamin kepastian proses perlangsungannya dan pada akhirnya membangun “ TRUST PUBLIC “ THE GOLD STANDARD for ICP 1. multidiscipline

2. single documentation

3. variance analysis

4. patient/user involvement 5. monitoring of the resources utilization

6. cross boundaries

7. standard format 8. process and outcome oriented

9. built in audit – realtime audit 10. evidence based practice, value based practice

11. ethics – professional 12. leadership @ all level 13. collaboration work 14. work culture 15. system thinking ( macro, meso, microsystem ) Manfaat terbesar pada pelayanan yang terintegrasi adalah dapat tercapainya penerapan konsep Prospective Payment System - PPS sesuai dengan system pembiayaan pelayanan di era JKN , dengan syarat adanya pergeseran peran dokter dari physician practitioner menjadi physician leaders ( klinisi – manajer – profesional )

Page 44: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 44

Pada penerapan tatakelola klinik perlu pembenahan organisasi dan memperkuat sIstemmikro klinik, hal ini perlu dilakukan karena diperlukan pengembangan kepemimpinan di seluruh level - unit pelayanan, dan pembentukan timkerja multidisiplin dan membangun proses komunikasi yang saling silang, horizontal dan vertical. Pembenahan mana berupa membangun organisasi rumah sakit layaknya organisme yang hidup dengan tentakel-tentakelnya senantiasa bergerak untuk melihat dimana proses pelayanan yang perlu perbaikan dan peningkatan demi peningkatan kualitas dan keselamatan pasien selama 24 / 7 / 30 . Organisasi yang demikian disebut “ AGILE ORGANISATION “ , organisasi yang cerdas dan senantiasa mau melihat sesuatu yang tidak benar dan secepat mungkin di respon atau diantisipasi untuk perbaikan secara terus menerus, konsisten, tidak terputus. Dokter harus terlibat pada perkuatan mikrosistem klinik dalam hal pengembangan kepemimpinan klinik.

Page 45: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 45

Untuk itu diperlukan pola kerja baru berupa bekerja secara kolaboratif, solid menjadi “ AGILE ORGANISATION “ :

Page 46: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 46

Selanjutnya Implementasikan seluruh komponen kunci tatakelola klinik pada aktifitas sehari-hari dan menyusun kerangka kerja

Page 47: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 47

Selenggarakan siklus tatakelola secara konsisten ;

Kembangkan evidence-based practice

Evidence-based practice merupakan elemen terpenting dalam pengembangan tatakelola klinik karena evidence-based practice termasuk sebagai “ the journey of the patient experience “ .

XV. CONTOH PENERAPAN KERANGKA KERJA TATAKELOLA KLINIK SEHARI – HARI : - Pembentukan infrastruktur yang sesuai agar penerapan tatakelola klinik dapat

berjalan dengan baik dan benar sejak awal, setiap saat dan seterusnya. - Pengalaman pasien selama mendapat perawatan harus merupakan perhatian utama

dan di dukung oleh ( inti pelayanan ) terdiri dari : - Pasien sendiri – keluarganya - Klinisi, dan profesi lainnya, - Pemilik, BOD, Manajer , seluruh karyawan

- Dukungan mana berupa :

Page 48: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 48

1. Keterlibatan pasien pada proses pelayanan sejak MRS sampai keluar rumah sakit, pengalaman pasien selama perawatan

2. SDM yang Tangguh “ brilliant “ 3. Senantiasa mengukur dan menilai efektifitas pelayanan ( klinik – non klinik ) hari

demi hari 4. Senantiasa ada perbaikan terhadap mutu dan keselamatan

Penjelasan – penjelasan :

1. Keterlibatan pasien pada perawatan sejak masuk rs sampai keluar rs : • Elemen :

o partisipasi o memutuskan bersama o seluruh pelaksana terlibat langsung

Aktifitasnya : o survey pengalaman pasien selama perawatan o keterlibatan pada perencanaan perawatan o komunikasi terbuka o pengawasan komite tatakelola

2. Sumber daya manusia yang tangguh, brilliant, kompeten dalam pelayanan Elemen :

o Kerja tim multidisiplin yang solid o Pendidikan – pelatihan – CPD – P2KB o Komunikasi vertikal, horisontal, silang o Panduan Sikap - Perilaku Profesi Medis dan Non Medis o Perjanjian Pemberian Pelayanan Profesional o Tanda Tangan Pernyataan Komitmen

Aktifitas : o Peran – tanggung jawab o Kredensial o Survey pengalaman staf bekerja o Proses orientasi – peningkatan pemahaman o Pendidikan – pelatihan o Pengembangan kepemimpinan – klinik o Penilaian kinerja – kepatuhan secara berkala o Pengisian “ physician scorecard “ tiap bulan oleh dokter sendiri o seluruh dokter harus membuat buku log

3. Efektifitas pelayanan klinik – non klinik Elemen :

o Fokus pada pasien o Penilaian – keterbukaan proses - hasil upaya penyembuhan o EBP – VBP

Aktifitas : o Pembicaraan kasus morbidity – mortality , ronde, journal reading, laporan

pagi, pertemuan mingguan, bulanan, tiap 3 bulanan o Audit klinik o Pencegahan infeksi o Publikasi kualitas – keselamatan pasien , hasil pelayanan

Page 49: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 49

4. Perbaikan mutu – keselamatan pelayanan Elemen :

o Manajemen risiko klinik – non klinik o Pengukuran mutu – keselamatan ( proses pencapaian indikator ) o Proses pengembangan budaya mutu – keselamatan

Aktifitas : o Program perbaikan mutu o Laporan keselamatan pasien o Laporan kejadian o Review sistem o Pengukuran, penilaian proses2 pada pelayanan klinik – non klinik o Perencanaan mutu pelayanan klinik

Penerapan tatakelola klinik merupakan proses yang terus berputar sepanjang berlangsungnya pelayanan diseluruh level pelayanan baik individu, maupun tim kerja dan organisasi secara keseluruhan. Kerangka kerja siklus tatakelola pada level individu

Kerangka kerja siklus tatakelola pada level tim kerja – unit kerja ( system – proses )

Page 50: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 50

Kerangka kerja siklus tatakelola klinik pada level organisasi

Pada penerapan tatakelola klinik, standar – standar, pedoman, dan regulasi lainnya harus pula dikelola seperti bagan di bawah ini :

Page 51: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 51

Proses menjaga mutu – keselamatan pasien pada penerapan tatakelola klinik harus mempunyai kegiatan-kegiatan yang tersusun secara hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan. Seperti di bawah ini : Kegiatan menjaga mutu pelayanan - keselamatan pada tatakelola klinik ( day by day )

• Proses rekrutmen yang baik ( kerjakan soal-soal dan wawancara ) • Credentialing & Privileging • Appointment & Re-Appointment • Kepatuhan pada :

➢ Physician Score tiap bulan ➢ Perjanjian Pemberian Pelayanan Profesional ➢ Panduan Etik – Profesional Staf Medik Profesional ➢ Panduan Tatakelola klinik yang baik ➢ Peraturan dan Kebijakan Staf Medik Profesional ➢ Pernyataan komitmen yang harus di tandatangani ➢ UU yang berlaku yang terkait dengan perumahsakitan, praktek kedokteran,

KUHPidana-Perdata, KepMenKes, Perda ) ➢ Peraturan – Kebijakan Perawatan Pasien ➢ Peraturan Kepegawaian ➢ Panduan Tatakelola Korporat yang baik

• Laporan Pagi setiap hari ( 08.00 – 09.00 ) • Penilaian Kinerja Dokter – Dokter Gigi tiap 3 bulan • Reboan ( 10.00 – 12.00 ) Cash Flow • Kamisan ( 10.00 – 11.30 )

➢ Minggu I, Ronde Klinik ➢ Minggu II, Pembicaraan Kasus ➢ Minggu III Journal Reading ➢ Minggu IV. Pembicaraan Medik/Klinik – Non Medik/Non Klinik

Page 52: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 52

• Forum – Forum : Sekali sebulan tiap Senin ( 10.00 – 11.30 ) ➢ Senin Minggu I. Forum Dokter/Komite Medik ➢ Senin Minggu II. Forum Perawat/Komite Keperawatan ➢ Senin Minggu III. Forum Manajemen

• Pertemuan Besar 3 bulan sekali antara dokter – profesional lainnya dengan manajemen

• Pertemuan-pertemuan lain yang mendadak • Survei kepuasan pelanggan setiap bulan

Perlu menyusun regulasi-regulasi lokal rumah sakit :

1. Formulir – formulir untuk appointment – re-appointment 2. Proses kredensialing 3. Soal – soal untuk wawancara 4. Panduan perilaku profesi medis 5. Pedoman tatakelola korporat yang baik 6. Pedoman tatakelola klinik yang baik 7. Panduan pelayanan klinik 8. Peraturan – kebijakan pelayanan medik 9. Peraturan – kebijakan pelayanan klinik pada seluruh tingkat, unit 10. Perjanjian pemberian pelayanan profesional bagi dokter - karyaw 11. Penilaian kinerja – kepatuhan dokter – karyawan lainnya tiap 3 – 4 bulan 12. Physician scorecard 13. Standar pelayanan kedokteran, terdiri dari :

– PNPK – Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran ( disusun oleh organisasi profesi / perhimpunan spesialis disahkan oleh menteri kesehatan )

– SOP dalam bentuk PPK ( ICP/Alur Perawatan Terpadu ( klinik – non klinik ) , Alur Pelayanan Klinik , Prosedur, Protokol, Algoritma, Prosedur tetap ) wajib difalisitasi oleh pimpinan fasilitas kesehatan/rs

Tatakelola korporat dan klinik merupakan pendekatan sistem yang menyeluruh. Dapat terlaksana dengan baik apabila ada koordinasi dan integrasi dari seluruh unit kerja dan melakukan perubahan paralel secara menyeluruh, dari :

1. Prosedur klinik dan non klinik – ICP 2. Sikap perilaku dari seluruh aktor dalam pelayanan 3. Sistem insentif 4. Sistem kerja 5. Koordinasi, struktur, sistem dan proses 6. Pola interaksi antar aktor pelayanan 7. Pola komunikasi 8. Budaya organisasi 9. Kepemimpinan – kepemimpinan klinik 10. Proses pembelajaran

Page 53: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 53

XVI. PENILAIAN PENERAPAN TATAKELOLA, KEPATUHAN , MANAJEMEN RISIKO DI RUMAH SAKIT Penilaian kematangan organisasi rumah sakit pada penerapan tatakelola, kepatuhan, dan manajemen risiko dapat dilihat pada dimensi-dimensi tersebut di bawah ini ;

LEVEL KEMATANGAN : • LEVEL 1 : FORMING • LEVEL 2 : DEVELOPING • LEVEL 3 : NORMALIZED • LEVEL 4 : ESTABLISHED • LEVEL 5 : RUNNING DAY BY DAY

LEVELING TATAKELOLA :

Page 54: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 54

LEVELING MANAJEMEN RISIKO :

LEVELING KEPATUHAN :

PENILAIAN ANTARA 1 SAMPAI 5, PADA SETIAP DIMENSI ( TATAKELOLA, MANAJEMEN RISIKO DAN KEPATUHAN

Page 55: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 55

XVII. TATAKELOLA KLINIK PADA FKTP Pelayanan kesehatan harus menjadi tugas utama bagi para dokter, dimana saja dokter bekerja. Tatakelola klinik harus juga dikembangkan di tingkat FKTP, PELAYANAN PRIMER , MANDIRI FKTP dan praktek mandiri merupakan garda terdepan dalam memeriksa pasien yang sakit dan menjaga agar individu dapat terjaga kesehatannya, oleh karena itu prinsip edukasi, promotive dan preventif merupakan dominasi pekerjaan dokter di FKTP. Agar tatakelola klinik lebih efektif maka struktur dan proses yang mengintegrasikan pengawasan keuangan dan kinerja serta kepatuhan pada pelayanan klinik mewajibkan para klinisi dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan di FKTP Tatakelola klinik di FKTP akan berjalan dengan baik apabila :

- Para klinisi – dokter dapat menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan individu dengan memanfaatkan sumberdaya yang sesuai kebutuhan pasien

- Tatakelola klinik harus melibatkan seluruh elemen yang terlibat dalam proses pelayanan

- Diskusi dan manual pelaksanaan pelayanan pada tatakelola klinik harus dibuat dan dilaksanakan secara konsisten, kontinu dan dengan cara yang terbuka transparan

Gagal melaksanan ketiga rekomendasi di atas akan menyebabkan gagalnya penerapan tatakelola klinik secara keseluruhan Ada 6 elemen tatakelola klinik di FKTP :

1. Efektifitas klinik 2. Jaminan kualitas 3. Pendidikan dan pengembangan pada seluruh pelaksanan pelayanan ( klinik –

non klinik ) 4. Audit klinik sebagai “ Continuing Quality Improvement - CQI “ 5. Manajemen risiko 6. Penelitian dan pengembangan

Gambar di bawah ini memperlihatkan model perbaikan secara terus menerus dan konsisten:

Page 56: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 56

Setiap penerapan suatu konsep harus didahului oleh strategi dalam penerapannya. Strategi penerapan tatakelola klinik di FKTP :

- Ada pertemuan tatakelola klinik secara berkala - Pertemuan harus focus pada permasalahan yang ditemukan - Bentuk forum untuk dokter keluarga - Secara berkala mengembangkan kepemimpinan dan kepemimpinan klinik - Sepakati dan definisikan Bersama tentang arti dan manfaat tatakelola klinik di FKTP - Laksanakan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan tatakelola klinik dengan

focus pada improvement - Bangun dan kembangkan kompetensi tim kerja multidisiplin dalam pelayanan klinik –

non klinik - Utamakan pendekatan upaya kesehatan masyarakat

Penerapan tatakelola klinik di FKTP perlu mengembangkan KOMITE TATAKELOLA KLINIK yang terdiri dari :

Page 57: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 57

Tujuan dari komite agar fungsi koordinatif, monitor dan evaluasi secara bersama-sama terhadap penerapan tatakelola klinik secara hari demi hari dapat terlaksana dengan baik dan benar sejak awal, setiap saat dan seterusnya. XVII. A. CONTOH AKTIFITAS PERBAIKAN MUTU DI FKTP YANG TERKAIT DENGAN PRINSIP-PRINSIP TATAKELOLA KLINIK

➢ Aktifitas – keterlibatan organisasi : - Proses perbaikan mutu secara integrasi

Audit dipimpin oleh kelompok dokter

• Kekuatan : keterlibatan klinisi, upaya perbaikan harus diperagakan

• Kelemahan : mutu dari audit harus lebih ditingkatkan kalau Audit diadakan kadang tidak berhubungan dengan dengan EBP - CPD

• Pada tatakelola : integrasikan dengan EBP dan CPD ➢ EBP, inovasi praktek, R & D : - Efektifitas klinik tidak secara aktif di manaj :

• Kekuatan : peningkatan EBP pada pelayanan melalui implementasi standar dan audit

• Kelemahan : tidak didukung oleh infrastruktur, dan dukungan setempat

• Pada tatakelola : manajemen EBP secara sistemik - Pengembangan penelitian individu dengan pusat Pendidikan :

• Kelemahan : kurang pelatihan dan keterampilan pad pada EBP

• Pada tatakelola : secara aktif dan sistematis memanaj EBP ➢ Professional Development Programmes : - Pembelajaran berbasis rumah sakit, perusahaan farmasi

• Kekuatan : kelompok belajar individu

• Kelemahan : tidak sistematis dan tidak aktif

• Pada tatakelola : praktis multidisiplin pengembangan diri sendiri - Departemen GP/Perawat :

• Kekuatan : pelatihan vokasi

• Kelemahan : CME Tradisional gagal merubah pola praktek

• Pada tatakelola : perlu pembelajaran sepanjang karier - Program pendidikan berbasis praktik :

• Kekuatan : supervisi klinik, bangun system resertifikasi

• Kelemahan : tidak membutuhkan pembelajaran, tidak multidisiplin

• Pada tatakelola : ada kontuinitas ➢ Keluhan, KTD, Pengurangan risiko klinik : - Prosedur praktis berbasis keluhan

• Kekuatan : penyelesaian keluhan local

• Kelemahan : tidak menyelesaikan keluhan secara aktif dan tidak sistemik

• Pada tatakelola : integrasikan dengan program perbaikan mutu dan data di FKTP

➢ Kinerja klinik yang buruk : - Tidak ada persyaratan secara rutin memonitor kinerja – kepatuhan :

• Kekuatan : supervisi klinik

• Kelemahan : tidak secara aktif dan sistemik di manaj

Page 58: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 58

• Pada tatakelola : ada manajemen dan proses secara aktif mengidentifikasi kinerja yang buruk dan ketidakpatuhan baik untuk individu maupun timkerja/unit kerja

XVII. B. MODEL PENGEMBANGAN TATAKELOLA KLINIK PADA BERBAGAI TINGKAT DI PELAYANAN PRIMER Level :

o Praktek mandiri : Definisi mutu :

1. Sesuai ketentuan yang disepakati 2. Kompetensi untuk kasus2 yang dapat ditangani 3. CPD 4. Pandangan pasien, EBP

Definisi akuntabilitas : 1. Pemberian informasi untuk pelatihan, keluhan, partisipasi pada audit, adanya

teguran akibat kinerja yang buruk 2. Adanya temuan pada audit 3. Laporan ke pasien tanpa nama hasil audit 4. Keterlibatan pasien pada pemilihan topik audit untuk pengukuran kinerja –

kepatuhan Definisi perbaikan mutu :

1. Pengukuran dan peningkatan kinerja konsultasi 2. Audit klinik 3. Penilaian kinerja – kepatuhan individu 4. Personal Development Plan

o Praktek berkelompok : Definisi mutu :

1. Sesuai ketentuan yang disepakati 2. Sesuai program perbaikan mutu 3. Pengukuran kesehatan yang dibutuhkan 4. Keterlibatan pasien, EBP

Definisi akuntabilitas : 1. Akreditasi 2. Partisipasi pada kegiatan audit 3. Publikasi hasil audit pada pelayanan 4. Hasil tanpa nama yang relevan untuk pasien

Definisi perbaikan mutu : 1. Protocol multidisiplin dimanfaatkan 2. Terlibat pada audit multidisiplin 3. Professional Development Plan Practice 4. Keterlibatan penuh seluruh tim pada program perbaikan mutu dan perbaikan

ataupun perunahan system pelayanan o FKTP : Definisi mutu :

1. Ada kerangka kerja secara nasional 2. Kerangka kerja dan topik perbaikan mutu 3. Pengukuran kesehatan secara komprehensif terhadap populasi yang dilayani

Page 59: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 59

4. Keterlibatan pasien, sistemik EBP Definisi akuntabilitas :

1. Data kinerja – kepatuhan yang dilaporkan 2. Laporan tahunan 3. Laporan tahunan kepada public 4. Keterlibatan pasien pada pengukuran mutu pelayanan

Definisi perbaikan kualitas : 1. Temuan audit diberi umpan balik kepada timkerja untuk perbaikan pelayanan 2. Temuan audit dibandingkan dengan group lainnya atau FKTP lainnya untuk

perbaikan pelayanan 3. Hasil temuan audit dikaia sebagai metode perubahan 4. Ada system secara komprehensif untuk perbaikan kualitas pelayanan

XVII. C. CONTOH MASALAH KUALITAS PADA TATAKELOLA KLINIK PADA KELOMPOK PELAYANAN PRIMER

➢ Praktek mandiri : - Masalah kualitas :

1. Kompetensi dokter umum 2. Pemecahan masalah – proses perbaikan pelayanan: pengawasan langsung

pada saat berprofesi, tingkatkan kompetensi, perbaiki kekurangan, observasi 3. Akuntabilitas : komite tatakelola memberi laporan kepada kelompok dan

memberi jaminan ke pasien bahwa mekanisme pembinaan berjalan dengan baik dan benar, setiap saat dan seterusnya

➢ Praktek kelompok : - Masalah kualitas :

1. Pengukuran kepuasan pasien harus diperlihatkan pada saat buat perjanjian, ada penyampaian keluhan dan sulit mengangkat telepon

2. Pemecahan masalah – proses perbaikan pelayanan : laksanakan audit, Analisa masalah, secara praktis bila ditemukan masalah segera diselesaikan dan ulangi audit setelah interval beberapa waktu

3. Akuntabilitas : setuju dengan kelompok pasien terhadap standar yang disusun, berbagi hasil audit

➢ FKTP : - Masalah kualitas :

1. Tidak mau terlibat pada program tatakelola klinik, terutama audit, gagal mencapai target klinik , banyak keluhan pasien

2. Pemecahan masalah – proses perbaikan pelayanan : komite tatakelola melakukan visitasi ke FKTP, melakukan penilaian, lakuka proses tim building, membangun kebersamaan dan mengembangkan kepemimpinan, melihat beban kerja

3. Akuntabilitas : laporan ke Pejabat berwewenang, laporan ke Komite Medik, Organisasi Profesi, lakukan pembinaan, umumkan ke public proses pembinaan yang dilakukan demi peningkatan kualitas pelayanan

Page 60: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 60

XVII. D. KOMPONEN – KOMPONEN YANG HARUS MENJADI PERHATIAN PADA PENERAPAN TATAKELOLA KLINIK DI PELAYANAN PRIMER - FKTP 14 komponen dari struktur, proses dan keluaran penerapan tatakelola klinik agar ada jaminan keluaran dari penerapannya :

KOMPONEN PRAKTIS / PERSYARATAN PELAYANAN

A. STRUKTUR

1. Tanggung jawab Manajemen

Definisikan tanggung jawab organisasi, kewenangan, dan pemanfaatan sumberdaya untuk jaminan kualitas klinik

2. Gambaran system yang diterapkan

Susun dokumen tentang penerapan system tatakelola klinik, prosedur yang sesuai, untuk mempertahankan, memelihara dan memanaj system tersebut

3. Kontrak pelayanan professional

Identifikasi persyaratan jaminan pelayanan klinik , manajemen risiko pada aktifitas klinisi untuk menjamin tatakelola klinik sesuai dengan persyaratan tersebut

B. PROSES

4. Konsultasi – Pengguna Tentukan siapa pemangku kepentingan dan seberapa jauh keterlibatannya dan bagaimana apabila ada konsultasi untuk penyelenggaraan pelayanan dan pengembangannya

5. Pengawasan dokumen – data

Identifikasi dokumen dan data yang sesuai dengan tatakelola klinik termasuk yang berasal dari luar seperti standar, pedoman dan bagaimana di awasi

6. Pengawasan pada Rekam Medik

Dokumen rekan medik harus diisi segera hari demi hari oleh seluruh pelaksana pelayanan yang terlibat pada upaya penyembuhan pasien dari sejak masuk rumah sakit sampai keluar rumah sakit

7. Pengawasan Proses Pelayanan klinik

Tetapkan dan dokumentasikan prosedur untuk pengawasan pada seluruh aspek kritis dari pelayanan klinik termasuk Integrated Care Pathway dimana diperlukan.

8. Manajemen Risiko Klinik Dokumentasikan pengukuran – penilaian manajemen risiko pada seluruh aktifitas. Prosedur system pelaporan KTD dan keluhan pasien, Termasuk kepatuhan pada seluruh regulasi dan keselamatan pasien.

9. Pembelian Identifikasi dan asessmen awal dan ulang secara berkala terhadap seluruh supplier untuk menjamin mutu pelayanan klinik dari bahan yang dibeli

10. Alat kesehatan Senantiasa mengawasi secara berkala secara konsisten seluruh alat kesehatan yang dipakai untuk upaya penyembuhan terutama pada unit2 kritis seperti emergensi, ICU, High Care

11. Pengembangan – Pelatihan Staf Profesional

Secara berkala mengadakan review kompetensi dan pelatihan pada staf professional , menyusun Personal Development Plan , pencatatan kegiatan CPD yang diikuti baik internal rs maupun eksternal rs sesuai kebutuhan rs dan individu , STR dan SIP

C. KELUARAN

12. Pelatihan untuk audit dan review pelayanan

Pelaksanaan audit internal dan eksternal , untuk mutu pelayanan klinik – non klinik , termasuk efektifitas klinik dan pengukuran kinerja dan kepatuhan sesjuai indicator yang di sepakati

13. Tndakan korektif dan pencegahan sebagai upaya perbaikan

Jalankan semua pengukuran kinerja dan kepatuhan pada seluruh aktifitas klinik – non klinik sebagai upaya preventif dan perbaikan pelayanan dan keselamatan

14. Laporan tahunan Laporan tahunan untuk memberitahukan seluruh aktifitas, keberhasilan atau kegagalan pelayanan kepada seluruh pemangku kepentingan yang terlibat pada penerapan tatakelola klinik

Page 61: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 61

Penilaian pada penerapan ke 14 komponen tersebut di pelayanan primer – FKTP

Penilaian yang diamati adalah upaya pencapaian komponen – komponen tersebut

- Lingkaran paling dalam pencapaiannya 0 - Lingkaran tengah pencapaiannya 0,5 - Lingkaran terluar pencapaiannya 1

XVIII. TATAKELOLA DAN RE-SERTIFIKASI DOKTER

a. Terdapat elemen dalam tatakelola korporat yang menjamin dan komit terselenggaranya pola praktek yang etis dan profesional bagi seluruh dokter di rumah sakit

b. Tatakelola pada seluruh unit pelayanan terselenggara dengan baik c. Panduan etik dan profesi dalam system di rumah sakit bagi seluruh dokter yang

berprofesi di rumah sakit d. Monitoring dan Evaluasi kinerja dan kepatuhan bagi seluruh dokter harus

diselenggarakan secara mingguan, bulanan, tiap 3 bulanan, e. Organisasi Profesi harus terlibat pada proses penyelenggaraannya ( monitoring dan

evaluasi ) f. Organisasi Perumahsakitan harus menjamin terselenggaranya tatakelola korporat dan

klinik di seluruh rumah sakit di Indonesia g. Proses penilaian dan pengukuran kinerja dan kepatuhan dokter harus dilaksanakan

secara berkala h. Hasil akhir dari penilaian dan pengukuran menjadi tolok ukur untuk mempertahankan

dokter yang kompeten dalam berprofesi dan atau pembinaan dokter i. Organisasi Profesi bersama seluruh Perhimpunan Dokter ( Umum, Spesialis )

menyusun Panduan Etik dan Profesi bagi seluruh dokter dalam berprofesi j. Panduan Etik dan Profesi tersebut di manfaatkan untuk monitor dan evaluasi sikap,

perilaku dari seluruh dokter pada saat berprofesi

Page 62: PANDUAN PENYELENGGARAAN TATAKELOLA PELAYANAN … · • Mendorong layanan berorientasi pasien . panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn bidang pengembangan

panduan penyelenggaraan tatakelola pelayanan kesehatan di era jkn

bidang pengembangan tatakelola pelayanan pb idi 2018 - 2021 62

Demikian telah disusun Panduan Penyelenggaraan Tatakelola Pelayanan Kesehatan di era JKN yang diperuntukkan bagi para dokter. Para dokter harus dapat mamahami bagaimana proses penyelenggaraan tatakelola korporat dan tatakelola klinik baik di FKTP, Praktek Mandiri, Praktek Kelompok dan FKTRL . Dengan demikian partisipasi aktif seluruh dokter sebagai Anggota IDI dapat terlibat dalam menyukseskan Program Pemerintah - Jaminan Kesehatan Nasional, sehingga Universal Health Coverage tercapai bagi seluruh rakyat – masyarakat di Indonesia

TUJUAN MULIANYA SELURUH DOKTER DI INDONESIA MENJAGA, MEMELIHARA

KESEHATAN MASYARAKAT DI SELURUH INDONESIA

MASYARAKAT INDONESIA SEHAT, BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENJADI KUAT

SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA. Jakarta, 20 Mei 2019 Bidang Pengembangan Tatakelola Pelayanan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia 2018 – 2021