PANDUAN PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN TEMATIK …puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Seminar...
Transcript of PANDUAN PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN TEMATIK …puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Seminar...
PANDUAN PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF TINGKAT SEKOLAH DASAR
PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 1 Butir 1 dinyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sementara dalam
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah disebutkan bahwa “Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Isi, maka prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial menuju
pembelajaran terpadu.”. Hal ini dipertegas kembali dalam Permendikbud Nomor 67
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI. Dalam
Permendikbud tersebut dinyatakan bahwa “Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD/MI
dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-integratif dari Kelas I
sampai Kelas VI.”
Kurikulum 2013 yang disusun dengan tujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan belajar peserta didik melalui praktik penilaian proses di
dalam kelas yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran (Pusat Kurikulum
Balitbang-Depdiknas, 2001). Selain itu Kurikulum 2013, juga menjadi petunjuk umum
(guideline) bagi pendidik mengenai apa yang seharusnya dilakukan dalam kaitannya
dengan proses pembelajaran, yaitu melalui penyusunan silabus.
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) disusun oleh pemerintah pusat
yang cara pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-
masing daerah atau sekolah. KI dan KD dapat dijadikan acuan penyusunan kurikulum
berdiversifikasi berdasarkan pada satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik,
serta bertaraf internasional.
Implementasi Kurikulum 2013 di sekolah mempunyai implikasi terhadap peran
aktif, tanggung jawab dan interaksi sosial antara pemangku kebijakan di semua jajaran
birokrasi tingkat pusat dan daerah serta antara praktisi pendidikan (pendidik), peserta
didik, orangtua pada aktivitas pembelajaran di kelas (Murphy, 1991).
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 2
Interaksi sosial antara pendidik-peserta didik dan peserta didik-peserta didik
(sharing of power) terjadi di dalam kelas (Broadfoot, 1996; Gipps, 1996) melalui
refleksi proses pembelajaran dan umpan-balik yang konstruktif yang dilakukan secara
langsung („direct, constructivefeedback’), baik yang bersifat deskriptif maupun
evaluatif, yang berfungsi untuk memperbaiki pengajaran pendidik (assessment for
learning) dan belajarnya peserta didik (assessment as learning) serta menentukan
tahapan pembelajaran berikutnya (Black & Wiliam, 1998). Penilaian ini adalah bentuk
penilaian pembelajaran sehari-hari (day to day assessment), yang berlangsung di dalam
dan/atau di luar kelas dan dikenal dengan nama formative assessment.
Penerapan kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran di SD sesuai dengan
harapan pemerintah dan masyarakat, sangat ditentukan oleh pemahaman, kesadaran,
kemampuan, kreativitas, kesabaran, dan keuletan para pendidik SD itu sendiri. Hal ini
terkait dengan penerapan strategi pembelajaran yang sudah mereka rancang dalam RPP
meliputi: pendekatan pembelajaran, metoda pembelajaran, model-model pembelajaran,
termasuk pendekatan dan model-model penilaian yang dilakukan.
Strategi pelaksanaan kegiatan belajar peserta didik SD yang dikehendaki sesuai
kurikulum 2013 yaitu dengan menerapkan pendekatan tematik integratif (Integratif
Thematic) dan pendekatan saintifik/ilmiah (scientific approach), membawa implikasi
perlunya panduan penilaian pada pembelajaran tematik integratif.
B. Masalah
Implementasi Kurikulum 2013 merupakan kebijakan baru untuk menghidupkan
kembali aktivitas dan kreativitas peserta didik dan pendidik yang telah lama
melaksanakan kebijakan pembelajaran klasik yaitu teacher centre. Dengan adanya
kebijakan tersebut, pendidik dan peserta didik berada pada masa transisi (dari sistem
pembelajaran paradigma lama ke paradigma baru). Hal ini berarti pula mereka dalam
posisi “kebingungan” (doubtfulness) mengenai apa yang harus diajarkan dan bagaimana
mengajarkan, serta apa yang harus diujikan/dinilai dan bagaimana cara menilainya.
Agar pendidik memiliki pemahaman dan persepsi yang sama dalam melakukan
penilaian di kelas, Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 3
menyusun panduan penilaian pada pembelajaran tematik integratif untuk jenjang
Sekolah Dasar.
C. Tujuan Panduan
Panduan ini disusun untuk membantu pendidik dalam mengembangkan instrumen
penilaian tematik integratif pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
meliputi:
1. Memberi pemahaman kepada pendidik tentang penilaian dalam pendidikan, penilaian
dalam pembelajaran, dan penilaian tematik integratif dalam pembelajaran;
2. Membantu pendidik dalam merancang dan mengembangkan berbagai bentuk
instrumen penilaian berbasis kelas untuk mengukur ketercapaian kompetensi peserta
didik dalam pembelajaran tematik integratif; dan
3. Memberi contoh kepada pendidik dalam mengembangkan berbagai bentuk penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 4
PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK
KELAS II DAN V SEKOLAH DASAR
A. Karakteristik Peserta didik Kelas II
Menurut Piaget (dalam Santrock, 1995) perkembangan kognitif anak dapat
dibedakan sesuai dengan usianya, yaitu: 0-2 tahun adalah tahap sensorimotor, 2-7 tahun
adalah tahap praoperasional, 7-11 tahun adalah tahap operasional kongkrit, dan di atas
11 tahun adalah tahap operasional formal. Pada umumnya, usia anak di kelas II berkisar
antara 7-8 tahun. Berarti pada tahap ini anak umumnya memiliki sifat: (1) tidak bisa
diam, selalu bergerak gerak, (2) senang membuat sesuatu, (3) selalu ingin belajar, (4)
menanyakan berbagai pertanyaan, (5) sangat ingin tahu, (6) mudah mengingat, (7)
sangat kreatif, (8) senang menemukan hal-hal baru, (9) pemahaman konsep berkembang
berdasarkan lingkungan sekitarnya, dan (10) keterampilan menulis dan berbahasa terus
berkembang.
Peserta didik yang berada di SD kelas awal adalah peserta didik yang berada pada
rentang usia dini. Masa ini jelas sangat penting pada pembentukkan karakter pada diri
peserta didik. Peran orang tua jelas sangat penting dalam pembentukan karakter peserta
didik di rumah, tidak terkecuali pada pendidik yang memiliki tanggung jawab untuk
membentuk pribadi peserta didik yang baik dan sesuai dengan tahap perkembangannya.
Terkait dengan keterampilan membaca pada peserta didik kelas II, minat terhadap
membaca mulai tumbuh, tugas-tugas membaca juga sudah lebih kompleks dalam hal
perbendaharaan kata dan keterampilan pemahaman. Dalam hal keterampilan membaca,
pada dasarnya sejak peserta didik yang ada di bangku prasekolah, mereka telah belajar
mengenal angka, konsep bentuk, dan konsep ukuran. Pada saat duduk di bangku SD
anak telah belajar komputasi dekontekstual yaitu anak belajar mengenai penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian sederhana (Byrnes, 2001).
Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik mengalaminya secara langsung apa
yang dipelajarinya, karena dengan mengalami secara langsung dapat mengaktifkan lebih
banyak indera daripada hanya mendengarkan penjelasan dari pendidik. Masa
operasional konkret menunjukkan bahwa peserta didik telah memahami suatu benda
secara utuh dapat menjadi tolok ukur dalam proses pembelajaran untuk peserta didik
kelas II SD. Pada masa ini, semua hal yang harus dilalui dan dialami oleh anak
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 5
sebaiknya secara langsung dan konkret dirasakan oleh anak agar semua hal tersebut
dapat tersimpan dalam pikirannya. Peserta didik mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
Rasa ingin tahu ini merupakan bekal dan dasar yang sangat penting bagi pengembangan
kecerdasan dan perolehan pengetahuan peserta didik. Oleh karena itu, pada masa ini
seluruh potensi yang dimiliki peserta didik perlu dimunculkan serta didorong sehingga
akan berkembang optimal.
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang
berada di kelas II SD yang berusia 7-8 tahun dapat digolongkan ke dalam tahap
operasional konkret awal dan masih membutuhkan hal yang nyata atau konkret.
Berbeda dengan pola berpikir anak di kelas tinggi yang sudah bisa menerima pelajaran
secara abstrak. Penyajiannya dapat dengan menampilkan benda-benda nyata, belajar
dengan lingkungan sekitar mereka, serta mengamati secara langsung berbagai hal yang
mereka temui. Selain itu, dengan proses pembelajaran yang menggunakan benda
konkret, daya ingat peserta didik pun akan jauh meningkat.
B. Karakteristik Peserta didik Kelas V
Anak-anak usia SD merupakan masa-masa yang sangat penting karena pada usia
inilah mereka memulai sejarah baru dalam hidupnya yang kelak akan mengubah sikap
dan tingkah lakunya karena mereka sedang berada dalam perubahan fisik dan mental ke
arah yang lebih baik. Peserta didik kelas V SD yang berusia sekitar 9-11 tahun termasuk
ke dalam tahap perkembangan operasional konkret.
Menurut Piaget (dalam Santrock, 1995) saat anak-anak memasuki tahap
operasional konkret (concrete operations stage) pada usia 7-11 tahun, proses-proses
berpikir mereka menjadi terorganisasi ke sistem proses-proses mental yang lebih besar
yang memudahkan mereka berpikir lebih logis daripada sebelumnya. Pada tahap ini,
peserta didik sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang logis dan jelas. Kecakapan
berpikir logisnya terbatas pada benda-benda konkret, melakukan klasifikasi dan
pengelompokkan serta pengaturan masalah.
Peserta didik SD kelas V umumnya berusia antara 9-11 tahun yang telah memiliki
kematangan untuk belajar. Pada usia ini anak telah mampu mengembangkan
kemampuan kognitifnya. Hasrat untuk mengetahui realitas benda-benda dan peristiwa-
peristiwa mendorong anak untuk meneliti dan melakukan eksperimen. Dalam
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 6
memahami suatu konsep, anak sangat terikat kepada proses yang dialaminya sendiri,
artinya anak mudah memahami konsep jika pengertian konsep itu dapat diamati anak,
atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep itu.
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 7
PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF
DI SEKOLAH DASAR
A. Tujuan dan Fungsi Penilaian
Tujuan penilaian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu:
penilaian sumatif (misalnya untuk tujuan sertifikasi, seleksi, promosi/kenaikkan
kelas, dan prediksi), penilaian formatif (misalnya untuk diagnosis), dan penilaian
evaluatif (misalnya untuk tujuan akuntabilitas) (Black and Wiliam, 1998). Penilaian
formatif di kelas yang bertujuan untuk membuat professional judgment (berdasarkan
suatu kriteria) mengenai kualitas kerja peserta didik serta mendesain/merencanakan
langkah/aktivitas selanjutnya untuk perbaikan aktivitas pembelajaran.
Penilaian berfungsi untuk: (a) mengoptimalkan aktivitas pendidik dan peserta
didik di dalam kelas yang berlangsung terus-menerus (on-going activities) (Atkin, et
al., 2001); (b) mendiagnosis kelemahan dan kekuatan peserta didik dalam aktivitas
pembelajaran di kelas: serta (c) meningkatkan motivasi belajar peserta didik yaitu
dengan cara membuat hal yang 7riteria menjadi eksplisit (melalui ‘descriptive,
evaluative & constructive feedbacks’ yang terintegrasi dengan aktivitas
pembelajaran) (Black et al., 2002). Dengan kata lain, tujuan khusus dari penilaian
kelas adalah membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik
dalam usahanya untuk mencapai kualitas belajar yang lebih baik dengan berperilaku
santun, yaitu dengan cara: How to think, learn and do creatively, innovativly,
critically and how to behave politely. (Atkin, et al., 2001).
B. Prinsip-Prinsip Penilaian
Agar penilaian kelas memenuhi tujuan dan fungsi sebagaimana dijelaskan di
atas, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah peserta didik
telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam
kurikulum. Materi yang dicakup dalam penilaian kelas harus terkait secara
langsung dengan 7riteria7 pencapaian kemampuan tersebut;
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 8
2. Penilaian yang dilakukan di kelas oleh pendidik harus merupakan proses yang
berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar pendidik selama satu semester
dan tahun ajaran;
3. Alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes dan nontes harus
dirancang dari segi isi, format, tata letak (layout), dan tampilannya agar peserta
didik menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian;
4. Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi
pendidik untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metoda, teknik,
dan alat penilaian yang tepat sangat menetukan jenis informasi yang ingin digali
dari proses penilaian kelas;
5. Dalam melaksanakan penilaian, pendidik hendaknya melakukan analisis terhadap
hasil penilaian dan kerja peserta didik secara seksama untuk melihat adanya
kesalahan yang secara umum terjadi pada peserta didik dan sekaligus melihat hal-
hal positif yang diberikan peserta didik.
C. Pembelajaran Tematik Integratif
Menurut Jacobs dan Schomaker (1989) beberapa pola pembelajaran integratif
dapat diilustrasikan pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Pola pembelajaran tematik integratif
Pola pembelajaran teematik integratif
Pada gambar di atas tampak pola pembelajaran integratif Webbed, integrated,
immersed, dan networked. Pada pola webbed atau jaring, tema dijadikan sebagai dasar
dari beberapa topik ajar. Keunggulan pola ini adalah dapat membantu motivasi peserta
didik dalam proses pembelajaran dan juga peserta didik dapat melihat hubungan antara
Networked
Webbed Immersed
Integrated
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 9
ide-ide dalam sebuah tema. Pola integrated menggambarkan tumpang tindih beberapa
objek menjadi satu aktivitas kajian dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan
pola ini, pada beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan keterampilan yang
tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan pendidik pertama menyeleksi konsep,
nilai-nilai, dan keterampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai
mata pelajaran. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih
mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Pola Immersed
menggambarkan pendidik mengintegrasikan beberapa topik melalui perspektif satu
bidang yang menarik. Sedangkan pola networked menggambarkan pendidik secara
langsung melakukan proses integrasi berdasarkan pendapat ahli atau sumber yang
tersedia.
Dalam Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI),
organisasi kompetensi dasar dilakukan melalui pendekatan terintegrasi. Berdasarkan
pendekatan ini, terjadi reorganisasi kompetensi dasar (KD) mata pelajaran yang
mengintegrasikan konten suatu mata pelajaran ke mata pelajaran lainnya. Sehingga
struktur kurikulum SD/MI menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran
berkurang. Pada proses pembelajarannya, KD SD/MI diintegrasikan ke dalam berbagai
tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran di SD/MI adalah Pembelajaran Tematik
Integratif. Sejalan dengan proses pembelajaran tematik integratif tersebut, penilaian
juga merupakan hal yang perlu disesuaikan dalam proses pembelajaran tematik
integratif tersebut. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pendidik untuk
mengembangkan model penilaian yang sesuai untuk proses pembelajaran tematik
integratif.
D. Penilaian dalam Pembelajaran
Penilaian merupakan salah satu proses yang penting pada kegiatan belajar
mengajar disetiap satuan pendidikan. Berdasarkan hasil penilaian dapat dilakukan
evaluasi terhadap proses belajar mengajar yang telah berlangsung. Oleh karena itu,
proses penilaian harus dilakukan secara tepat agar mampu menentukan hasil evaluasi
yang merepresentasikan capaian kompetensi dalam proses dan hasil belajar mengajar
yang telah berlangsung.
Dalam penilaian proses dan hasil belajar, terdapat tiga jenis utama penilaian yaitu:
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 10
Belajar Tuntas
Autentik
Berkesinambungan
Berdasarkan Acuan Kriteria
Menggunakan Teknik Penilaian Bervariasi
1. Penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning), terjadi ketika pendidik
menggunakan dugaan-dugaan mengenai perkembangan peserta didik sebagai bahan
untuk mengembangkan pengajaran mereka (formatif)
2. Penilaian sebagai pembelajaran (assessment as larning) terjadi ketika para peserta
didik melakukan refleksi dan mengamati perkembangan pembelajaran mereka
sebagai bahan untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran mereka di masa depan
(formatif)
3. Penilaian hasil pembelajaran (assessment of learning) terjadi ketika para pendidik
menggunakan bukti-bukti dari pembelajaran para peserta didik untuk menilai
pencapaian peserta didik atas tujuan-tujuan dan standar-standar pembelajaran
(sumatif)
Dengan diterapkannya standar kompetensi sebagai acuan dalam proses
pembelajaran, pendidik memiliki orientasi yang jelas tentang apa yang harus dikuasai
peserta didik pada setiap tingkatan dan jenjang, serta pada saat yang sama memiliki
kebebasan yang luas untuk mendesain dan melakukan proses pembelajaran yang ia
pandang paling efektif dan efisien untuk mencapai standar tersebut. Implikasi dari
diterapkannya standar kompetensi adalah proses penilaian yang dilakukan oleh
pendidik, baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan acuan
kriteria. Adapun karakteristik penilaian hasil belajar dalam kurikulum 2013 dapat dilihat
pada bagan berikut.
Karakteristik Kurikulum
Sumber: Kemdikbud, 2013
Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi khususnya
pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4). Peserta didik yang
belum tuntas perlu diberi kesempatan untuk remidial.
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 11
Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan informasi oleh pendidik
tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara
tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Adapun
prinsip-prinsip penilaian otentik adalah (1) proses penilaian harus merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, (2) penilaian harus mencerminkan
masalah dunia nyata; (3) penilaian harus menggunakan berbagai model yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar; (4) penilaian harus bersifat holistik
yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, kognitif, dan
keterampilan) (Bahrul, 2011).
Penilaian harus dilakukan secara berkesinambungan selama pembelajaran
berlangsung agar pendidik mendapatkan gambaran yang utuh tentang
perkembangan/kemajuan dan kelemahan peserta didik, mulai dari proses belajar sampai
dengan hasil belajar peserta didik, menggunakan berbagai model penilaian dengan
menggunakan acuan kriteria.
Berbagai model atau bentuk penilaian dapat digunakan untuk mengukur
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik untuk pembelajaran yang
bersifat tematik-integratif maupun bukan. Berbagai bentuk penilaian kelas dapat
digunakan untuk menilai komptensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
E. Penilaian di Sekolah Dasar
Penilaian kelas yang baik mempersyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan
aktivitas proses pembelajaran. Suatu pembelajaran akan berjalan efektif apabila
didukung oleh penilaian kelas yang efektif oleh pendidik. Penilaian merupakan bagian
integral dari proses belajar mengajar. Kegiatan penilaian harus dipahami sebagai
kegiatan untuk mengefektifkan proses pembelajaran agar sesuai dengan harapan.
Keterkaitan dan keterpaduan antara pembelajaran dan penilaian dapat digambarkan
pada siklus berikut.
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 12
Gambar 3.3 Kaitan Pembelajaran dan Penilaian
Pada gambar tersebut tampak bahwa langkah yang pendidik lakukan dalam
rangkaian aktivitas pengajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran,
proses pembelajaran, penilaian kelas, analisis dan umpan balik. Dalam siklus
pembelajaran, hal pertama yang harus dilakukan pendidik adalah menyusun rencana
mengajar (RPP). Dalam menyusun rencana mengajar ini hal-hal yang harus
dipertimbangkan meliputi rincian kompetensi yang harus dicapai peserta didik, cakupan
dan kedalaman materi, indikator pencapaian kompetensi, pengalaman belajar yang
harus dialami peserta didik, persyaratan sarana belajar yang diperlukan, dan metoda
serta prosedur untuk menilai ketercapaian kompetensi.
F. Penilaian Kelas
Dalam penilaian berbasis kelas berbagai metode penilaian dapat digunakan seperti
(1) penilaian sikap dengan menggunakan lembar observasi, catatan anekdotal
(anecdotal record), penilaian diri, dan penilaian antarteman; (2) penilaian pengetahuan
dan keterampilan dapat menggunakan berbagai model penilaian seperti penilaian
tertulis (paper-pencil) baik soal pilihan maupun uraian, tes praktik (performance test),
penilaian produk, penilaian projek; (3) penilaian portofolio untuk mengetahui peta
perkembangan kompetensi peserta didik.
Penilaian kelas merupakan suatu bentuk kegiatan pendidik yang terkait dengan
pengambilan keputusan terhadap pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik
yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Oleh sebab itu, penilaian kelas
merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh pendidik untuk menilai
proses dan hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 13
tersebut dapat diperoleh profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah
standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai tuntutan dalam kurikulum yang
berlaku. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator
pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Melalui indikator-indikator
tersebut dapat ditentukan bentuk penilaian yang sesuai untuk dilakukan.
1. Penilaian Aspek Sikap
Penilaian sikap sebagai salah satu bentuk penilaian kelas merupakan penilaian
yang ditujukan untuk pendidik dalam melakukan pembinaan perilaku peserta didik
(baik sikap spiritual maupun sikap sosial). Penilaian sikap dalam berbagai mata
pelajaran, termasuk pembelajaran tematik integratif dapat dilakukan berkaitan
dengan berbagai objek sikap berikut: a. Sikap terhadap mata pelajaran; b. Sikap
terhadap pendidik mata pelajaran atau pendidik kelas; c sikap terhadap proses
pembelajaran; d sikap terhadap materi pembelajaran, dan e. Sikap-sikap yang
berhubungan dengan nilai-nilai tertentu yang ingin ditanamkan dalam diri peserta
didik (misalnya kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, santun, peduli sosial,
percaya diri dan lain-lain).
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan
lembar observasi perilaku, catatan pendidik berupa anecdotal record (catatan
anekdotal), penilaian diri, dan penilaian antarteman.
2. Penilaian Aspek Pengetahuan
Bentuk penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan peserta
didik yaitu dengan tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Instrumen tes tulis dapat
berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian.
Sebelum menyusun soal, harus disusun kisi-kisi yang berfungsi sebagai
pedoman dalam menulis soal-soal yang akan disusun. Kisi-kisi tes prestasi belajar
harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: (1) mewakili isi
kurikulum/kemampuan yang akan diujikan; (2) komponen-komponennya rinci, jelas,
dan mudah dipahami; (3) dapat dibuat soalnya sesuai dengan indikator dan bentuk
soal yang ditetapkan.
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 14
Pada contoh kisi-kisi berikut ini dapat disusun soal yang terintegrasi dari
beberapa mata pelajaran dalam bentuk jawaban singkat dan penugasan sebagai
berikut:
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 15
No. Muatan
Pelajaran Kompetensi Dasar Kelas Indikator Soal
Bentuk
Soal
No
Soal
1. Matematika 3.2 Memahami berbagai
bentuk pecahan
(pecahan biasa,
campuran, decimal,
dan persen) dan dapat
mengubah bilangan
pecahan menjadi
bilangan 15riteri,
serta melakukan
perkalian dan
pembagian
V Peserta didik dapat
mengidentifikasi
pecahan yang ada
dalam teks.
Jawaban
singkat
1
Peserta didik dapat
mengubah pecahan
biasa menjadi
pecahan decimal
Jawaban
singkat
2
Peserta didik dapat
menyelesaikan soal
pecahan.
Uraian 3
2. Bahasa
Indonesia
3.1 Menggali informasi
dari teks laporan buku
tentang makanan dan
rantai makanan,
kesehatan manusia,
keseimbangan
ekosistem, serta alam
dan pengaruh
kegiatan manusia
dengan bantuan
pendidik dan teman
dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih
dan memilah kosakata
baku
Peserta didik dapat
menemukan contoh
perilaku manusia
yang dapat
menyebabkan
perubahan alam.
Jawaban
Singkat
4
Peserta didik dapat
menjawab
pertanyaan tentang
teks wacana yang
disajikan.
Uraian 5
Peserta didik dapat
menentukan ide
pokok pada paragraf
pertama dalam
wacana.
Jawaban
Singkat
6
3. IPS 3.1 Memahami aktivitas
dan perubahan
kehidupan manusia
dalam ruang,
konektivitas antar-
ruang dan waktu serta
keberlanjutannya
dalam kehidupan
sosial, ekonomi,
pendidikan dan
budaya dalam lingkup
nasional
Peserta didik dapat
menyebutkan jenis-
jenis kegiatan
manusia dalam
lingkungan sekitar.
Jawaban
Singkat
7
Peserta didik dapat
menjelaskan dampak
negatif dari
perubahan
lingkungan sosial,
ekonomi dan
budaya.
Uraian 8
Peserta didik dapat
menjelaskan
perubahan sikap
manusia tentang
ekonomi, sosial dan
budaya.
Uraian 9
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 16
No. Muatan
Pelajaran Kompetensi Dasar Kelas Indikator Soal
Bentuk
Soal
No
Soal
Peserta didik dapat
menjelaskan
pengaruh faktor
ekonomi terhadap
pendidikan dalam
lingkungan akibat
kerusakan
lingkungan.
Uraian 10
Sumber: Puspendik, 2014
Contoh Soal
Perhatikan gambar alam dan aktivitas manusia berikut!
Wacana tentang Peduli Lingkungan Hidup
Lingkungan yang nyaman, indah, dan hijau tentunya dapat membawa manfaat
dan keuntungan bagi kita, sebagai makhluk hidup. Selain dapat hidup sehat kita juga
dapat menikmati keindahannya. Tetapi apa yang terjadi sekarang, mulai dari
penggundulan hutan, pencemaran air akibat limbah pabrik, banjir, polusi udara, dan
pencemaran lingkungan lainnya. Semua itu karena ulah tangan manusia yang tidak
bertanggung jawab. Akibat ulah manusia itu sekitar 20% Gajah Sumatra mulai
berkurang, 14% harimau mati dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Selain itu banjir
yang melanda Jakarta tahun 2013 kemarin membuat 16% balita sakit diare, 52%
anak-anak tidak bisa sekolah karena sekolahnya tergenang air 75% bangunan rusak
karena kerendam air.
Dengan kegiatan peduli terhadap lingkungan kita dapat membuat perubahan
besar baik cepat ataupun lambat bagi lingkungan kita.
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 17
Lingkungan merupakan suatu hal yang memang tidak bisa lepas dari kehidupan
makhluk hidup. Makhluk hidup membutuhkan lingkungan karena didalamnya
banyak terdapat sumber daya alam yang sangat berguna untuk kelangsungan
hidupnya. Begitu juga dengan lingkungan yang membutuhkan peran dari manusia
untuk dapat menjaga kelestarian lingkungan. Hubungan timbal balik dan bermanfaat
bagi makhluk hidup. Tiada yang lebih berharga daripada hidup yang harmonis antara
manusia dan lingkungan hidup dimana yang termasuk didalamnya adalah ekosistem
tempat hidup flora dan fauna.
Jawablah pertanyaaan di bawah ini dengan benar!
1. Tuliskan bentuk persen yang ada dalam teks wacana di atas menjadi pecahan!
2. Ubahlah pecahan biasa di bawah ini menjadi bentuk desimal!
a.
b.
3. Berapa persen anak-anak dan balita yang menderita akibat banjir Jakarta 2013?
4. Sebutkan contoh-contoh perilaku manusia yang dapat menyebabkan perubahan
alam dari teks di atas!
5. Mengapa makhluk hidup membutuhkan lingkungan?
6. Tentukan ide pokok dalam paragraf pertama wacana di atas!
7. Tuliskan empat jenis aktivitas kegiatan manusia untuk memperbaiki lingkungan
hidup akibat adanya bencana!
8. Jelaskan dampak negatif sikap sosial masyarakat terhadap adanya pengaruh
kerusakan lingkungan!
9. Jelaskan dampak positif dan negatif terhadap ekonomi dengan adanya kerusakan
lingkungan!
10. Apa yang harus dilakukan agar lingkungan hidup bisa nyaman, indah, dan hijau?
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 18
Pedoman Penilaian
No. Contoh kunci jawaban Skor
1. 20%=
; 14%=
16%=
; 52%=
1
2. 0,14 dan 0,52 1
3. 16% dan 52% 1
4. - Penebangan hutan
- Buang sampah sembarangan
- Berburu liar
- Membuang limbah pabrik ke sungai
- Pembakaran hutan.
1
5. Makhluk hidup membutuhkan lingkungan karena didalamnya
banyak terdapat sumber daya alam yang sangat berguna untuk
kelangsungan hidupnya
1
6. Manfaat dan keuntungan lingkungan alam bagi manusia 1
7. Penghijauan, reboisasi, membuang sampah pada tempatnya,
melarang gubuk liar disekitar sungai.
1
8. Dampak negatifnya masyarakat banyak mengalami kerugian
terutama dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya (kekurangan
bahan makanan, kehilangan tempat tinggal, kerusakan lingkungan
itu sendiri)
1
9. - Sarana dan prasarana umum banyak yang rusak
- Pemasok makana/bahan mentah menjadi terhambat
- Masyarakat mengalami kerugian berupa rumah dan harta benda
1
10. - Jangan buang sampah sembarangan
- Banyak menanam pohon dan reboisasi hutan
- Mencegah penebangan hutan
1
Skor Maksimum 10
3. Penilaian Aspek Keterampilan
Penilaian keterampilan/praktik (performance assessment) adalah penilaian
yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang
diinginkan.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat soal praktik yaitu
sebagai berikut: 1). Identifikasi semua langkah penting yang diperlukan; 2). Tuliskan
perilaku kemampuan spesifik yang penting; 3). Usahakan 18riteria kemampuan yang
diukur tidak terlalu banyak; 4). Definisikan kriteria kemampuan yang akan diukur;
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 19
5). Urutkan kriteria kemampuan yang diukur; dan 6). Periksa kembali dan
bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya.
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 20
PELAPORAN DAN PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN
A. Pelaporan Hasil Penilaian
Prosedur pelaporan hasil penilaian harus memenuhi dua kriteria yaitu (1)
penerima atau pengguna laporan memahami maksud laporan (dapat
menginterpretasikan secara benar), dan (2) laporan harus bersifat objektif (menyatakan
yang sebenarnya). Bentuk laporan hasil penilaian harus disajikan dalam bentuk yang
komunikatif sehingga profil atau tingkat kemajuan peserta didik mudah terbaca dan
dapat dipahami oleh orang tua maupun peserta didik itu sendiri. Dengan demikian
melalui laporan tersebut orang tua dapat mengidentifikasi kompetensi apa saja yang
belum dikuasai/dimiliki anaknya. Sedangkan bagi peserta didik sendiri, yang
bersangkutan dapat mengetahui kekuatan atau kelemahan dirinya serta aspek mana yang
perlu ditingkatkan.
Penilaian oleh pendidik digunakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi
peserta didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar (rapor) peserta didik. Hasil penilaian harian
(proses) dianalisis untuk mengetahui perkembangan capaian kompetensi peserta didik
dan digunakan untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan pada peserta didik
(program remedial atau program pengayaan).
Hasil penilaian oleh pendidik meliputi pencapaian kompetensi peserta didik pada
kompetnsi sikap (sikap spiritual dan sikap sosial), pengetahuan, dan keterampilan
dilaporkan secara terpisah karena karakternya berbeda. Hasil pencapaian kompetensi
sikap dalam bentuk deskripsi sedangkan pencapaian kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan dalam bentuk angka dan deskripsi.
1. Pelaporan Nilai Sikap
Penilaian kompetensi sikap diperoleh dengan menggunakan instrumen: (1)
observasi; (2) Catatan pendidik/ jurnal; (3) Penilaian diri; dan (4) Penilaian
antarteman. Tetapi dalam pengolahan nilai yang akan diisikan pada buku rapor,
adalah catatan pendidik/jurnal, sedangkan penilaian diri dan penilaian antarteman,
hanya digunakan sebagai bahan konfirmasi dan penguatan atas perilaku peserta
didik.
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 21
Langkah-langkah untuk membuat rekapitulasi penilaian kompetensi sikap
selama satu semester:
a. Kumpulkan catatan hasil pengamatan sikap yang dilakukan oleh pendidik kelas
dan pendidik lainnya (Agama, PJOK, dan Muatan Lokal) serta hasil catatan
penilaian diri dan antar teman. Catatan tersebut dikelompokkan ke dalam
kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial.
b. Buat deskripsi pada kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial yang
sesuai dengan pencapaian peserta didik berdasarkan catatan observasi.
c. Kolom deskripsi pada kompetensi sikap ditulis dengan kalimat positif berdasarkan
kumpulan hasil observasi (catatan) aspek yang menonjol baik atau aspek yang
belum mencapai kriteria (indikator) dideskripsikan sebagai aspek yang perlu
pembimbingan.
2. Pelaporan Nilai Pengetahuan dan Keterampilan
Nilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan diolah secara kuantitatif
dengan menggunakan skala 0 –100, tetapi kemudian nilai kuantitatif tersebut
dituliskan juga di rapor dalam bentuk predikat huruf A, B, C, atau D serta dibuatkan
deskripsi capaian kemampuan peserta didik. Deskripsi tersebut berupa kalimat positif
terkait capaian kemampuan peserta didik dalam setiap muatan pelajaran yang
mengacu pada setiap KD pada muatan mata pelajaran.
Langkah-langkah pengolahan nilai capaian kompetensi peserta didik selama
satu semester secara kuantitatif untuk mendapatkan capaian kompetensi:
a. Nilai Harian (NH) merupakan catatan atau kumpulan nilai dari ulangan harian
pada setiap KD per muatan pelajaran, dipakai sebagai bahan untuk pertimbangan
kegiatan remedial atau pengayaan .
b. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) merupakan nilai setiap KD pengetahuan
dan keterampilan per mata pelajaran yang dilakukan pada tengah semester melalui
tes tertulis maupun praktik baik praktik kolaborasi maupun praktik muatan
pelajaran tersendiri.
c. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) merupakan nilai setiap KD pengetahuan
dan keterampilan per mata pelajaran yang dilaksanakan di akhir semester melalui
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 22
tes tertulis dan tes praktik baik praktik kolaborasi maupun praktik muatan
pelajaran tersendiri
d. Nilai Akhir Semester (NAS) merupakan rata-rata NUH, NUTS, dan NUAS pada
KD per muatan mata pelajaran. Selanjutnya dibuat deskripsi berdasarkan capaian
tertinggi dan terendah dari peserta didik pada setiap kompetensi dasar.
B. Pemanfaatan Hasil Penilaian
Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan dan
perkembangan peserta didik, selain itu hasil penilaian dapat juga memberi gambaran
tingkat keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. Berdasarkan hasil
penilaian, pendidik dapat menentukan langkah atau upaya yang harus dilakukan dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar oleh pendidik. Hasil penilaian yang
dilakukan harus diinformasikan langsung kepada peserta didik sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan peserta didik, pendidik, dan satuan pendidikan selama
proses pembelajaran berlangsung dan setelah beberapa kali program pembelajaran, atau
setelah selesai program pembelajaran selama satu semester.
Dalam upaya memperbaiki hasil belajar peserta didik yang belum tuntas atau
yang sudah tuntas belajar, pendidik dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk
kepentingan program pembelajaran remedial dan pengayaan.
Program remedial atau perbaikan adalah program pembelajaran yang
diperuntukkan bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar atau tingkat
minimal pencapaian kompetensi yang dipersyaratkan dalam penguasaan substansi.
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan cara:
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi
cara penyajian, penyederhanaan tes atau pertanyaan. Pendidik perlu memberikan
penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
b. Pemberian bimbingan secara perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal yang
peserta didiknya mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa
pemberian bimbingan secara individual.
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 23
c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Pemberian tugas-tugas pengulangan
dan tugas-tugas latihan perlu diperbanyak. Peserta didik perlu diberi pelatihan
intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
d. Pemanfaatan tutor sebaya. Peserta didik dapat dibantu oleh teman sekelas yang
memiliki kecepatan belajar lebih. Peserta didik yang telah mencapai ketuntasan dapat
dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada teman yang mengalami kesulitan
belajar.
Sedangkan program pengayaan adalah pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang telah melampaui ketuntasan belajar yang fokus pada pendalaman dan
perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan
dapat dilakukan melalui:
a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu
diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah;
b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati;
c. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan beberapa konten pada tema tertentu
sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu;
d. Pemadatan kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk
kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia
waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja
dalam projek secara mandiri sesuai dengan kemampuan masing-masing
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 24
DAFTAR PUSTAKA
Assessment Reform Group – ARG (2002) Assessment for learning: 10 principles.
Research-based principles to guide classroom practice. Cambridge: University of
Cambridge, School of Education.
Assessment Reform Group – ARG. (1999) Assessment for learning: Beyond the black
box. Cambridge: University of Cambridge, School of Education.
Atkin, J. M., Black, P., & Coffey, J. (Eds.) (2001) Classroom assessment and the national
science education standards. Washington, D.C: National Academy Press.
Barnet, S., & Bedau, H. (Eds.) (1993) Critical thinking, reading and writing: A brief guide
to argument. Boston: Bedford Books of St. Martin‟s Press.
Black, P., Harrison, C., Lee., C., Marshall, B., & Wiliam, D. (2002) Working inside the
black box: Assessment for learning in the classroom. London: King‟s College,
Department of Education & Professional Studies.
Black, P., & Wiliam, D. (1998) Inside the black box: raising standards through classroom
assessment. Phi Delta Kappan, 80(2), 139 – 148.
Broadfoot, P. (1996). Assessment and learning: Power or partnership? In H.Goldstei and T.
Lewis (Eds.), Assessment: Problems, developments and statistical issues.John Wiley
& Sons, Ltd.
Cobb, P. (1994). Where is the mind? Constructivist and socio-cultural perspectives on
mathematical development. Educational Researcher, 23(7), pp.13–20.
Departemen Pendidikan Nasional – DEPDIKNAS.(14 Juli, 2004). Kurikulum 2004:
Kerangka dasar dan struktur kurikulum, standar isi kurikulum dan pengelolaan
Gipps, C. (1999). Socio cultural aspects of assessment. Review of Research in Educatio –
AERA, 24, pp. 355 – 392.
Humpreys, Post, dan Ellys ,(1981). An integrated study is one in which children broadly
explore knowledge in various subjects related to certain aspects of their
environment”.
Pusat Kurikulum Balitbang, Depdiknas. (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi:
Kebijaksanaan umum pendidikan dasar dan menengah (materi diskusi). Jakarta.
Santrock, John W, (1995). Life-Span Development (Perkembangan Masa hidup),
Penerjemah: Achmad Chusairi, dkk., Jakarta: Erlangga.
Stobart, G. (2004). Taking stock of the assessment era. (Editorial) Assessment in
Education, 11(1).
Pusat Penilaian Pendidikan | Penilaian Tematik Integratif 25
Tassoni, P. (2002) Planning for the foundation stage: Ideas for themes and activities
Oxford: Heinemann Educational Publishers.
Vygotsky, L. V. (1962) Thought and language. New York: Wiley.
Wintle, M & Harrison, M. (1999). The subject leader’s handbook: Coordinating
assessment practice across the primary school. London: Falmer Press.