PANDUAN PEMULANGAN PASIEN.docx

8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta bermutu dan berkelanjutan di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri maka perlu dilakukan discharge planning / rencana pemulangan terhadap semua pasien yang akan menjalani perawatan di RSAS Wonogiri baik dari poliklinik serta IGD. Keluarga dan pasien herus segera mendapatkan informasi dan memahami yang terkait dengan perawatan yang akan dilakukan terhadap pasien dan keluarga baik selama perawatan dan setelah menjalani perawatan serta tindak lanjut perawatan di rumah. B. Definisi Discharge Planning Adalah suatu proses yang dinamis dan sitematis agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan klien dan keluarga selama perawatan di Rumah Sakit dan melakukan perawatan mandiri di Rumah. Pelaksanaan pemulangan pasien telah diatur oleh undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, serta tertuang dalam Peraturan Direktur RSAS nomor C. Tujuan Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Discharge Planning yang efektif juga menjamin perawatan yang berkelanjutan disaat keadaan yang penuh dengan stress. Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk Rumah Sakit dan secara periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan, periksa apakah pasien / orang terdekat telah mendapat instruksi tertulis atau intruksi verbal tentang penanganan, obat – obatan, dan aktivitas yang boleh dilakukan di Rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan perlunya kontak yang terus – menerus dengan pelayanan kesehatan perlu ditinjau. Discharge planning bertujuan memberikan informasi kepada klien dab keluarga pada saat: a. Pasien datang pertama kali di Rumah Sakit. b. Persiapan pasien akan pulang. D. Manfaat Discharge Planning

Transcript of PANDUAN PEMULANGAN PASIEN.docx

Page 1: PANDUAN PEMULANGAN PASIEN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang profesional serta bermutu

dan berkelanjutan di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri maka perlu dilakukan

discharge planning / rencana pemulangan terhadap semua pasien yang akan

menjalani perawatan di RSAS Wonogiri baik dari poliklinik serta IGD. Keluarga dan

pasien herus segera mendapatkan informasi dan memahami yang terkait dengan

perawatan yang akan dilakukan terhadap pasien dan keluarga baik selama

perawatan dan setelah menjalani perawatan serta tindak lanjut perawatan di

rumah.

B. Definisi Discharge Planning

Adalah suatu proses yang dinamis dan sitematis agar tim kesehatan mendapatkan

kesempatan yang cukup untuk menyiapkan klien dan keluarga selama perawatan

di Rumah Sakit dan melakukan perawatan mandiri di Rumah. Pelaksanaan

pemulangan pasien telah diatur oleh undang – undang Nomor 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit, serta tertuang dalam Peraturan Direktur RSAS nomor

C. Tujuan

Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat

kesehatan yang optimal. Discharge Planning yang efektif juga menjamin

perawatan yang berkelanjutan disaat keadaan yang penuh dengan stress.

Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk Rumah Sakit dan secara

periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan, periksa apakah

pasien / orang terdekat telah mendapat instruksi tertulis atau intruksi verbal

tentang penanganan, obat – obatan, dan aktivitas yang boleh dilakukan di Rumah.

Tanda dan gejala yang menunjukkan perlunya kontak yang terus – menerus

dengan pelayanan kesehatan perlu ditinjau.

Discharge planning bertujuan memberikan informasi kepada klien dab keluarga pada saat:

a. Pasien datang pertama kali di Rumah Sakit.

b. Persiapan pasien akan pulang.

D. Manfaat Discharge Planning

1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker), manfaat

pemulangan pasien adalah membantu penghematan dana, karena tidak

perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap

sarana kesehatan, memperjelas sistem pelayanan kesehatan yang tersedia

dan memudahkan administrasi terutama pada aspek perencanaan.

2. Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health

consumer), manfaat sistem rujukan adalah meringankan biaya pengobatan,

karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang – ulang,

mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah

diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana kesehatan.

Page 2: PANDUAN PEMULANGAN PASIEN.docx

3. Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelanggara pelayanan

kesehatan (health provider), manfaat sistem rujukan adalah memperjelas

jenjang karier tenaga kesehatan dengan sebagai akibat positif lainya

seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan, yaitu: kerjasama yang terjalin;

memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana

kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.

Page 3: PANDUAN PEMULANGAN PASIEN.docx

BAB II

TATA LAKSANA DISCHARGE PLANNING

A. Kriteria Discharge Planning

Pemulangan pasien dari Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri dilakukan kepada :

1. Semua pasien yang telah menjalani perawatan di RSAS baik dari poliklinik

reguler dan bangsal serta IGD di RSAS Wonogiri

2. Semua pasien yang akan menjalani rawat inap dan yang akan menjalani

rawat jalan di RSAS Wonogiri.

Rencana pemulangan pasien (Discharge Planning) dilakukan oleh dokter dan

perawat baik pada kondisi pasien pulang dalam kondisi sembuh, pulang kondisi

kritis, ataupun pulang atas permintaan sendiri.

B. Tahap – Tahap Discharge Planning

1. Pengkajian

Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien.

Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari

unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses

discharge planning agar transisi dari rumah sakit kerumah dapat efektif, baik

kepada pasien yang baru datang pertama kali di rumah sakit maupun

persiapan pasien yang akan pulang sembuh maupun kondisi kritis.

Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah :

a. Data kesehatan.

b. Data pribadi.

c. Pemberi perawatan.

d. Lingkungan.

e. Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung.

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan berdasarkan pada pengkajian discharge planning,

dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga

sebagai unit perawatan berdampak terhadap anggota keluarga yang

membutuhkan perawatan. Adalah penting untuk menentukanapakah masalah

tersebut aktual atau potensial, serta dapat menentukan apakah klien datang

pertama kali akan menjalani persiapan akan pulang.

3. Perencanaan : Hasil Yang Diharapkan

Menurut Luverne dan Barbara, 1998, perencanaan pemulangan pasien

membutuhkan identifkasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus

pada kebutuhan perawatan selanjutnya dengan baik serta untuk

mempersiapkan pemulangan klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu :

a. Medication (obat)

Page 4: PANDUAN PEMULANGAN PASIEN.docx

Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah

pulang.

b. Environment (lingkungan)

Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman.

Pasien sebaiknya juga memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan

untuk kontinuitas perawatanya serta penentuan tanggal kapan klien

akan kontrol dan fasilitas kesehatan yang akan dituju.

c. Treatment (pengobatan)

Perawat harus memastikan bahwa perawatan dan pengobatan di rumah

sakit dapat berjalan baik sesuai dengan kebutuhan klien, serta dapat

melanjutkan perawatan lanjutan dengan baik setelah klien pulang, yang

dilakukan klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan,

perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung

kerumah untuk memberikan keterampilan perawatan, serta antisipasi

terhadap klien yang harus diketahui oleh keluarga klien, apabila kien

mengalami kondisi kegawatan.

d. Health Teaching (pengajaran kesehatan)

Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana

mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang

mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan tambahan.

e. Outpatient referral

Klien seharusnya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen

komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan yang kontinu

selama dirawat di rumah sakit serta kaluarga mengetahui kapan klien

akan menjalani kontrol, dimana dan kepada siapa klien akan menjalani

kontrol.

f. Diet

Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya.

Sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.

4. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan rencana pemulangan dan refferal. Seluruh

rencana pemulangan yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan

perawat dan ringkasan pulang (discharge planning). Instruksi tertulis diberikan

kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan

pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukanya dengan alat

yang akan digunakan di rumah.

5. Evaluasi

Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja

discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat

untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus –

menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.

Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah

klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau

kunjungan rumah (home visite).

Page 5: PANDUAN PEMULANGAN PASIEN.docx

C. Penyerahan

Penyerahan home care dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien dan

perawatanya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang jenis

pembedahan, pengibatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status

fisik dan mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya rumah), status fisik dan

mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberian

perawatan, atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan

oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat ini.

D. Keberhasilan Rencana Pemulangan Tergantung Pada 6 Variabel

1. Derajat penyakit.

2. Hasil yang diharapkan dari perawatan.

3. Durasi perawatan yang dibutuhkan.

4. Jenis – jenis pelayanan yang dibutuhkan.

5. Komplikasi tambahan.

6. Ketersediaan sumber – sumber.

Page 6: PANDUAN PEMULANGAN PASIEN.docx

BAB III

DOKUMENTASI

Setiap pelayanan kesehatan harus memberikan peyanan kesehatan kepada pasien

secara kesinambungan dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan kesehatan

tersebut bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien / patient safety. Pelayan

kesehatan tersebut meliputi: pelayan intra rumah sakit yang didokumentasikan pada

lembar catatan perkembangan dan rencana pemulangan pasien dibuat dan

direncanakan sejak pasien di rumah sakit.

Discharge planning terhadap pasien yang menjalani rawat inap baik dari poliklinik

dan IGD meliputi: tempat perawatan pasien, lokasi kamar perawatan, tarif kamar dan

fasilitas yang ada, kapan akan mendapatkan perawata lanjutan, pemenuhan kebutuhan

selama pasien mendapat perawatan, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang akan

dilakukan terhadap pasien, perkiraan biaya selama perawatan, kapan pasien akan

menjalani rawat jalan / perawatan lanjutan, dimana pasien akan menajalani kontrol,

tindakan apa yang harus dilakukan apabila dirumah mengaami kegawatan, serta cara

melakukan kontrol terhadap pasien sesuai dengan kondisi terakhir. Kurun waktu

penyusunan discharge planning: pasien harus dibuatkan discharge planning maksimal 1

x 24 jam setelah pasien rawat inap memnuhi kriteria sebagai berikut: Umur > 65 tahun,

terdapat keterbatasan mobilitas fisik, memerlukan perawatab atau pengobatan

lanjutan, memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADL. Sedangkan rawat inap

dalam kondisi pemulangan kritis seperti:

a. Pasien geriatri dengan gangguan pengelihatan dan pendengaran.

b. Pasien dengan gangguan mobilitas misalnya: stroke, pasien post operasi, multiple

fraktur, luka bakar yang luas, paska amputasi, pasien lumpuh, pasien dengan ulkus

diabetikum.

c. Pasien yang tidak mampu melanjutkan pengobatan secara mandiri misalnya: ibu

post partum, luka bakar daerah punggung.

d. Pasien yang tidak mandiri, misal: bayi dan anak.

e. Pasien dengan katarak, pasien buta dan pasien tersebut tinggal sendiri tanpa

keluarga.

Maka discharge planning harus dibuatkan sesegera mungkin maksimal 1 x 24 jam setelah

pasien rawat inap dengan melibatkan keluarga pasien. Discharge planning dibuat kurang

Page 7: PANDUAN PEMULANGAN PASIEN.docx

1 bulan dan kondisi pasien sama baik pada waktu masuk maupun pulang discharge

planning tidak dibuat kembali kecuali ada kondisi dan keadaan yang berbeda.

Untuk pasien yang tidak termasuk kriteria diatas pembuatan discharge planning

maksimal diselesaikan 1 x 24 jam sebelum pasien pulang.

Direktur

Rumah Sakit Amal Sehat

Dr. Rosyid RidloNIK. 11004067204