Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

27
Panduan Keterampilan Klinik Sistem Panca Indra

description

afadfadfadfvcadfafbnlbadlnj vjad vjhdfbja vh vhjdhqbnfnmasdfnbajlnfbklad vna dvajld vjsda vjh ahv ahj a dv asdnv a va v av adnbfkjnbjnbvjandfgnb ajlbnfjlabgjnbajbdgfjnbdjvn janbdjfnajdnla dv abgvanbfnadfadfafadf

Transcript of Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

Page 1: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

Panduan Keterampilan Klinik

Sistem Panca Indra

Page 2: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

Panduan Keterampilan Klinik

Pemeriksaan Visual Acuity

Tujuan pembelajaran:

1. Mampu melakukan penilaian terhadap visus (penglihatan)

2. Mampu melakukan peresepan kacamata pada kelainan refraksi ringan (sampai dengan 5D

tanpa silendris) untuk mencapai visus 6/6

3. Mampu melakukan peresepan kacamata baca pada penderita dengan visus jauh normal

atau bisa dikoreksi menjadi 6/6

4. Mampu menerapkan sikap profesionalisme dalam melakukan wawancara medis maupun

keterampilan klinik

5. Mampu menginterpretasikan dan mengkomunikasikan hasil pemeriksaan yang dilakukan

No. Kriteria Nilai

0 1 2 3

PERSIAPAN

1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri

2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan

3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien

4. Pemeriksa meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan

5. Menyuruh pasien duduk pada jarak 6m dari snellen chart

6. Menyuruh pasien menutup mata kiri dengan okluder maupun tangan tanpa menekan bola mata

Menanyakan tentang huruf terbesar (teratas) pada snellen chart (Lakukanlah sampai ke urutan yang tidak mampu dilihat oleh pasien, kemudian lihatlah skala visusnya (Lakukan juga dengan mata kanan)

7. (Jika pasien memiliki visus terendah pada pemeriksaan dengan snellen chart atau tidak dapat melihat huruf pada skala terbesar)

Page 3: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

Lakukanlah pemeriksaan count finger dengan menanyakan kepada pasien hitungan jari yang kita lakukan pada jarak awal 1m.

Bila pasien menjawab dengan benar, pemeriksa mundur ke jarak 2m,dst hingga jarak 6m

(Bila jari yang diperlihatkan misalnya hanya dapat dilihat dari jarak 1m, maka dikatakan visusnya adalah 1/60 CF)

8. (Jika pasien tidak dapat melihat dan menyebutkan pemeriksaan count finger yang kita lakukan pada jarak 1m)

Lakukanlah pemeriksaan hand movement dengan menggerak-gerakkan tangan kita ke kiri dan ke kanan atau ke atas dan ke bawah)

Tanyakan apakah pasien dapat melihat gerakan tangan serta arah gerakan tangan tersebut.

(Orang normal dapat melihat hand movement pada jarak 300m. Jika pasien hanya dapat melihat hand movement dari jarak 1m, maka dikatakan visusnya adalah 1/300 HM)

9. (Jika pasien tidak dapat melihat dan menyebutkan pemeriksaan hand movement yang kita lakukan)

Lakukanlah pemeriksaan Light perception dengan menggunakan cahaya senter sambil memproyeksikannya ke berbagai sudut.

Tanyakanlah pada pasien tentang persepsinya terhadap cahaya yang kita berikan.

(Orang normal dapat melihat cahaya pada jarak tak berhingga, keadaan ini disebut dengan visus 1/ tak berhingga atau 1/~

10. Bila pasien sama sekali tidak bisa mengenal adanya sinar, maka dikatakan penglihatannya adalah no light perceptionatau 0 (nol)

Nilai Total

Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan

Page 4: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap

2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut

3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut

Hasil = skor total x 100%

30

Denpasar,..............................................

Instruktur Observer

----------------------- -------------------------

Panduan Keterampilan Klinik

Page 5: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

Pemeriksaan Fisik Mata

Tujuan pembelajaran:

1. Mampu melakukan penilaian (inspeksi) pada kelopak mata, bulu mata, konjungtiva

termasuk forniks, sclera, dan orifisium duktus lakrimalis

2. Mampu untuk menemukan adanya kelainan refraksi (miopi dan hipermetropia) pada mata

3. Mampu melakukan pemeriksaan lapangan pandang (test konfrontasi)

4. Mampu melakukan palpasi pada limfonodus pre-aurikuler

5. Mampu melakukan penilaian terhadap posisi mata yang meliputi:

a. Penilaian posisi dengan corneal reflex images

b. Penilaian posisi dengan cover uncover test

c. Pemeriksaan gerakan bola mata

d. Penilaian penglihatan binokular

6. Mampu melakukan penilaian terhadap pupil, yang meliputi:

a. Inspeksi pupil

b. Penilaian pupil dengan reaksi langsung terhadap cahaya dan konvergensi

7. Mampu melakukan penilaian terhadap kornea, yang meliputi:

a. Inspeksi media refraksi dengan transilluminasi (pen light)

b. Inspeksi kornea

c. Tes sensivitas kornea

8. Mampu melakukan inspeksi bilik mata depan

9. Mampu melakukan inspeksi iris

10. Mampu melakukan inspeksi lensa

11. Mampu melakukan tes penglihatan warna (dengan buku Ishihara 12 plate)

12. Mampu menerapkan sikap profesionalisme dalam melakukan wawancara medis maupun

keterampilan klinik

13. Mampu menginterpretasikan dan mengkomunikasikan hasil pemeriksaan yang dilakukan

No. Kriteria Nilai

Page 6: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

0 1 2 3

PERSIAPAN

1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri

2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan

3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien

4. Pemeriksa meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan

5. Menyuruh pasien duduk

6. Pemeriksa berdiri di depan pasien

INSPEKSI (ANTERIOR SEGMENT)

7. Pemeriksa melakukan pengamatan eksternal:

Posisi matasimetris/ tidak

Alis mata distribusi bulu mata (alopecia/ tidak), simetris/

tidak

Palpebrae edema, tumor, radang, hematom, sikatrik,

ptosis, xanthelasma,enteropion, extropion, dll

Ciliaada/ tidak (madarosis), perhatikan arah tumbuhnya

(trichiasis, distriasis, dll)

Puncum lakrimalis lakrimasi, dacryosistitis, dll

Bola mata strabismus, exoptalmus, enoptalmus,

nystagmus, deviation conjugee, ptisis bulbi, dll

Page 7: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

8. Pemeriksaan Konjunctiva Palpebrae Superior& Inferior

Suruh pasien melihat ke arah bawah

Sebaiknya mata kanan pasien diperiksa dengan tangan kanan

pemeriksa, dan sebaliknya

Ibu jari memegang margo, telunjuk memegang kelopak

bagian atas

Balik konjunctiva palpebrae superior

Sorotkan lampu senter, perhatikan ada/ tidaknya

hiperemi, folikel sikatrik tumor, radang, dll

Perhatikan juga konjunctiva palpebrae inferior dengan

menyuruh pasien melihat ke arah atas dan menarikpalpebra

inferior ke bawah

Setelah pemeriksaan selesai kembalikan posisi kelopak mata.

Pemeriksaan Konjunctiva Bulbi

Konjunctiva normalnya jernih, mengkilap dan licin

Perhatikan ada/ tidaknya khemosis, sillier, pterigium,

Page 8: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

penguecula, bercak bitot, radang, siliar injection,

subkonjungtival bleeding, dll

9. Pemeriksaan Sklera normal sklera berwarna putih.

Perhatikan adanya hyperemia, ikterus, dll

Pemeriksaan Limbus apakah ada/ tidaknya arcus juvenil,

arcus senilis, dll

Kornea Bandingkan kornea kanan dan kiti, perhatikan ada

tidaknya oedem, infiltrat, ulkus, erosi, sikatrik, kerato

presipitat), hifema atau hipopion, dll

10. Pemeriksaan COA (Chamber Of Anterior) Perhatikan

kejernihan dan kedalamannya dengan cara mengarahkan

senter dari sisi lateral

11. Pemeriksaan Iris perhatikan warna iris, coloboma, apakah

ada perlengketan dengan kornea (sinechia anterior), apakah

ada perlengketan dengan lensa (sinechia posterior)

12. Pemeriksaan Pupil

Perhatikan bentuk normalnya bulat dan reguler

Perhatikan lebar pupilmidriasis, miosis, isokor, anisokor

( kedua pupil berbeda 1mm dianggap masih normal)

ReflekPupil

UJI REFLEKS PUPIL SINAR LANGSUNG &

KONSENSUAL

Pemeriksa menyuruh pasien menatap lurus ke depan

sambil menyinari mata kanan/ kiri pasien 2-5 detik.

Lihatlah apa terjadi miosis pada saat penyinaran. Setelah

pupil berkontraksi, akan disusul dengan dilatasi ringan saat

penyinaran dikurangi refleks pupil langsung (+)

Sa l ah s a tu ma t a d i s i na r i dan d iu sahakan s i na r

t i dak masuk pada ma ta yang l a i n . Pe rha t i kan

Page 9: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

pupil mata yang tidak disinari apakah terjadi miosis

padasaat penyinaran mata sebelahnya. Bila terjadi reflek

miosisrefleks konsensual (+)

13. Pemeriksaan Lensa

Perhatikan kejernihannya

Apakah ada dislokasi (terlepasnya lensa dari insersionya)/

tidak

Subluxasi (terlepasnya sebagian lensa dari insersionya)/

tidak

PEMERIKSAAN GERAKAN BOLA MATA

14. Atur jarak anda dan pasien 30cm. Suruh pasien memandang

lurus ke depan.

15. Kemudian suruh pasien melirik mengikuti jari kita ke arah

superior – medial

16. Suruh pasien melirik mengikuti jari kita ke arah superior-

lateral

17. Suruh pasien melirik mengikuti jari kita ke arah lateral

18. Suruh pasien melirik mengikuti jari kita ke arah inferior –

lateral

19. Suruh pasien melirik mengikuti jari kita ke arahl inferior –

medial

20. Suruh pasien melirik mengikuti jari kita ke arah medial

(Setiap merubah arah, kembalikan posisi jari tangan anda ke

arah tengah)

(anda harus menegetahui otot-otot apa saja yang berperan

dalam setiap arah pergerakannya)

Page 10: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

PALPASI (PEMERIKSAAN TEKANAN INTRA OKULAR/ TIO)

21. Pemeriksa menyuruh pasien memejamkan kedua mata dan

melihat ke arah bawah

22. Kedua jari telunjuk menekan bola mata kanan/ kiri

Bila TIO normal TN

Bila TIO menurun TN -1

Bila TIO meningkat TN +1

PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG

23. Pemeriksaan dilakukan dengan metode konfrontasi

Pasien dan pemeriksa berhadap-hadapan dengan jarak 2

kaki

Satu mata penderita dan pemeriksa ditutup, mata pasien

yang diperiksa memandang lurus ke depan ke arah mata

pemeriksa yang tidak ditutup (mata yang sama)

Gunakan jari telunjuk anda untuk memeriksa lapang

pandang dengan arah ke temporal, nasal, superior dan

inferior dengan hati-hati

Bila pemeriksa dan penderita dalam waktu bersamaan

Page 11: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

mulai melihat bayangan tangan pemeriksa, maka kesan

lapangan pandang penderita normal

SHADOW TEST

24. Senter disinarkan pada pupil membentuk sudut 45 derajat

dengan iris

25. Pemeriksa mementukan apakah shadow test (+) atau (-)

Jika iris shadow pada lensa terlihat besar dan

letaknya jauh terhadap pupil  berarti lensa belum keruh

seluruhnya terjadi pada katarak imatur, keadaan ini

disebut shadow test (+)

Jika iris shadow lensa kecil dan dekat terhadap pupil

berarti lensa sudah keruh seluruhnya terjadi pada

katarak matur, keadaan ini disebut shadow test (-)

Bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya,

mengecil serta terletak  jauh di belakang pupil,

sehingga iris shadow pada lensabesarpseudopositif 

UJI SENSIBILITAS KORNEA

26. Penderita diminta menoleh ke arah yang berlawanan dengan

sisi kornea yang akan dites

27. Pemeriksa menahan kelopak mata pasien yang terbuka

menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya

28. Ambilah kapas kering yang dipilin berujung halus dan

sentuhkan pada daerah lateral kornea sambil mengamati reflek

yang muncul (ada atau tidaknya reflek berkedip, lakrimasi

maupun rasa nyeri)

Nilai Total

Page 12: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan

1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap

2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut

3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut

Hasil = skor total x 100%

84

Denpasar,..............................................

Instruktur Observer

--------------------------------- ---------------------

Page 13: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

Panduan Keterampilan Klinik

Pemeriksaan TIO (Tekanan Intra Okuler) dengan Tonometer Schiotz

Tujuan Pembelajaran

1. Mampu melakukan penilaian terhadap tekanan intra okular, estimasi dengan palpasi dan

pengukuran dengan indentasi Tonometer (Schiötz)

2. Mengetahui tekanan intraokuler normal dan abnormal sehingga mampu mendiagnosis

kelainan tekanan intraokuler.

3. Mampu menerapkan sikap profesionalisme dalam melakukan wawancara medis maupun

keterampilan klinik

4. Mampu menginterpretasikan dan mengkomunikasikan hasil pemeriksaan yang dilakukan

No. Kriteria Nilai

0 1 2 3

PERSIAPAN

1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri

2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan

3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien

4. Pemeriksa meminta izin untuk melakukan pemeriksaan

5. Pasien diminta rileks dan tidur telentang

dengan kepala dan mata berada pada posisi vertikal

TEKNIK PEMERIKSAAN

6. Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi atau

menekan permukaan kornea dengan beban yang dapat

bergerak bebas pada sumbunya. Benda yang ditaruh pada bola

Page 14: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

mata (kornea) akan menekan bola mata kedalam dan

mendapatkan perlawanan tekanan dari dalam melalui kornea.

Keseimbangan tekanan tergantung beban tonometer.

Alat dan Bahan : Tonometer Schiotz dan anestesi local

(pantokain 0.5%)

Tonometer terdiri dari bagian :

a) Frame : skala, penunjuk, pemegang,

tapak berbentuk konkaf

b) Pencelup

c) Beban : 5,5mg ; 7,5 mg ; 10 mg ; 15 mg

Tonometer Schiotz

7. Tahapan awal, mata diteteskan pantokain 0,5%

lebih kurang satu atau dua tetes dan ditunggu sampai pasien

tidak merasa perih

8. Tonometer harus dibersihkan terlebih dahulu

9. Tonometer diberi pemberat 5,5 gr

10. Tonometer diperiksa dengan batang penguji

11. Kelopak mata pasien dibuka dengan telunjuk dan ibu jari,

jangan sampai bola mata tertekan

12. Pasien diminta melihat lurus keatas dan telapak tonometer

Schiotz diletakkan pada permukaan kornea tanpa menekannya

Page 15: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

13. Alat tonometer direndahkan hingga hamper menyentuh

kornea, sambil pemeriksa mengarahkan alat agar nantinya

diletakkan tepat diatas kornea serta skala harus pada posisi

menghadap pemeriksa

14. Tonometer schiotz harus dipastikan terletak pada kornea

kemudian pemeriksa membaca petunjuk pada skala bacaan

tonometer.

15. Alat diangkat dari mata dan pasien diizinkan untuk

mengedipkan kelopak matanya

16. Bila skala bacaan adalah 4 atau kurang beban dengan 5.5 gr

(beban standar) maka ditambahkan beban 7.5 atau 10 gr untuk

mendapatkan keakuratan tonometri

17. Pemeriksa kemudian dilanjutkan pada mata yang satunya lagi

sesuai dengan prosedur sebelumnya

18 Bersihkan kembali tonometer yang telah digunakan

CARA PENILAIAN

19 Cara penilaian : pembacaan skala dikonversikan pada table

tonometer schoitz untuk mengetahui tekanan bola mata dalam

mmHg.

Tekanan normalnya antara 10-20 mmHg atau 7/7,5-

10,5/7,5.

Pada tekanan lebih dari 20mmHg dicurigai glaucoma,

jika lebih dari 25 mmHg pasien menderita glaucoma.

Table skala konversi menggunakan tonometer schiotz

Angka skala Tekanan bola mata (mmHg) berdasarkan masing

masing beban

5.5 gr 7.5 gr 10 gr

3.0 24.4 35.8 50.6

3.5 22.4 33.0 46.9

Page 16: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

4.0 20.6 30.4 43.4

4.5 18.9 28.0 40.2

5.0 17.3 25.8 37.2

5.5 15.9 23.8 34.4

6.0 14.6 21.9 31.8

6.5 13.4 20.1 29.4

7.0 12.2 18.5 27.2

7.5 11.2 17.0 25.1

8.0 10.2 15.6 23.1

8.5 9.4 14.3 21.3

9.0 8.5 13.1 19.6

9.5 7.8 12.0 18.0

10.0 7.1 10.9 16.5

Kekurangan : tonometer schiotz tidak dapat dipercaya pada penderita myopia dan

penyakit tiroid dibanding dengan tonometer aplanasi karena terdapat pengaruh

kekakuan sclera pada penderita myopia dan tiroid.

20 Pemeriksa mampu menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan.

Nilai Total

Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan

1 = Pemeriksa mampu melakukan tetapi tidak lengkap

2 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap tapi tidak runut

3 = Pemeriksa mampu melakukan dengan lengkap dan runut

Hasil = skor total x 100%

84

Page 17: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

Panduan Keterampilan Klinik

Funduskopi

Tujuan pembelajaran

1. Mampu melakukan pemeriksaan funduskopi untuk melihat fundus reflex, pembuluh

darah, papil dan makula.

2. Mampu mendiagnosis bila ditemukan kelainan pada pemeriksaan funduskopi.

3. Mampu menerapkan sikap profesionalisme dalam melakukan wawancara medis maupun

keterampilan klinik

4. Mampu menginterpretasikan dan mengkomunikasikan hasil pemeriksaan yang dilakukan

No. Kriteria Nilai

0 1 2 3

PERSIAPAN

1. Memberi salam kepada pasien dan memperkenalkan diri

2. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan

3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien

4. Pemeriksa meminta izin untuk melakukan pemeriksaan

5. Pasien diminta duduk rileks

TEKNIK PEMERIKSAAN

6. Funduskopi adalah tes untuk melihat dan menilai kelainan dan

keadaan pada fundus okuli

Alat dan Bahan :

Oftalmoskop

Midriatikum (tropocamide 0,5%-1% atau fenilefrine

Page 18: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

hidroklorida 2,5%)

Kontraindikasi: pada bilik mata dangkal, trauma

kepala, implant fiksasi pada iris, pasien pulang

mengendarai kendaraan sendiri, pasien glaucoma sudut

sempit)

Oftalmoskop

7. Tahapan awal, mata diteteskan dengan Midriatikum

(tropocamide 0,5%-1% atau fenilefrine hidroklorida 2,5%)

(bila tidak terdapat kontraindikasi)

8. Pegang oftalmoskop dengan tangan kanan atau tangan kiri

untuk memeriksa mata kanan atau kiri pasien dengan posisi

jari telunjuk terletak pada pengatur lensa

9. Periksa mata kanan pasien dengan mata kanan pemeriksa,

mata kiri pasien dengan mata kiri pemeriksa kecuali bila

pasien dalam keadaan tidur dapat dilakukan dari atas

10. Nyalakan oftalmoskop, periksa mata dengan jarak 30 cm di

depan pasien dan mengarahkan sinar oftalmoskop ke pupil

Page 19: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

pasien untuk menilai refleks fundus (positif/negatif)

11. Mula-mula roda lensa oftalmoskop diputar sehingga

menunjukkan angka +12 D

12. Oftalmoskop secara perlahan didekatkan ke mata hingga jarak

10 cm dari mata pasien. Pada saat ini fokus terletak pada

kornea atau lensa mata.

13. Selanjutnya oftalmoskop lebih didekatkan pada mata pasen

dan roda lensa oftalmoskop diputar sehingga roda lensa

menunjukkan angka mendekati nol

14. Sinar difokuskan pada papil saraf optik.

Perhatikan warna, tepi dan pembuluh darah yang keluar dari

papil saraf optik

Perhaikan keadaan macula dan seluruh retina.

Fundus Normal

Kelainan yang dapat dilihat:

1. Pada papil saraf optik

- papiledema (normal C/D ratio 0,3-0,5)

- hilangnya pulsasi vena saraf optic

Page 20: Panduan Keterampilan Klinik Panca Indra Rev

- ekstravasi papil saraf optic pada glaucoma

- atrofi saraf optic

2. Pada retina

- perdarahan subarahnoid

- perdarahan intraretina, lidah api, dots, blots,

- edema retina

- edema macula

3. Pembuluh darah retina

- perbandingan atau rasio arteri vena

(normal=2:3)

- perdarahan dari arteri atau vena

- adanya mikroaneurisma dari vena

15. Pemeriksa mampu menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan.

Nilai Total