PANDUAN EVALUASI KINERJA

36
PEDOMAN EVALUASI KINERJA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT JAKARTA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH DIREKTORAT FASILITASI PENATAAN RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP

description

Panduan Evaluasi Kinerja (PLKSDA-BM)

Transcript of PANDUAN EVALUASI KINERJA

Page 1: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJA

PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITISDAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

JAKARTA

KEMENTERIAN DALAM NEGERIDIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAHDIREKTORAT FASILITASI PENATAAN RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP

Page 2: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

2

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

`

KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

perkenan dan ridhoNya buku panduan evaluasi kinerja Program Penanganan Lahan

Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) dapat diselesaikan

dengan baik.

Penyusunan panduan evaluasi kinerja Program PLKSDA-BM ini bertujuan

untuk membantu pengelola program di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam

memberikan penilaian terhadap pelaksanaan kinerja sehingga didapat hasil akhir

berupa rekomendasi-rekomendasi tindak lanjut untuk ke depan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam proses penyusunan buku panduan evaluasi kinerja Program

PLKSDA-BM, mudah-mudahan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Maret 2013

DIREKTUR JENDERAL BINA PEMBANGUNANDAERAH

DR. Drs. MUH. MARWAN, M.Si

`

Page 3: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

3

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3BEBERAPA ISTILAH DAN PENGERTIAN ............................................................. 5

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................... 71.1 Latar Belakang.............................................................................................. 71.2 Dasar Hukum ................................................................................................ 81.3 Ruang Lingkup.............................................................................................. 8

BAB II. TUJUAN, SASARAN, DAN WAKTU PELAKSANAAN ....................... 102.1 Tujuan ........................................................................................................ 102.2 Sasaran ...................................................................................................... 102.3 Waktu Pelaksanaan .................................................................................... 10

BAB III. TIM EVALUASI KINERJA .................................................................. 113.1 Organisasi Pelaksana Evaluasi................................................................... 113.2 Pembagian Peran ....................................................................................... 11

BAB IV. KERANGKA EVALUASI KINERJA PLKSDA-BM .............................. 134.1 Diagram Kerangka Evaluasi Kinerja PLKSDA-BM...................................... 134.2 Uraian Kerangka Evaluasi Kinerja PLKSDA-BM......................................... 14

BAB V. PERENCANAAN EVALUASI KINERJA ............................................ 165.1 Menetapkan Obyek Studi Evaluasi Kinerja ................................................. 165.2 Membentuk Tim Pelaksana Studi Evaluasi Kinerja ..................................... 185.3 Penetapan Metode Studi Evaluasi Kinerja ................................................. 185.4 Penyusunan Rencana Kerja, Biaya dan Tata Waktu ................................. 20

BAB VI. TAHAP PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA ................................ 226.1 Tahap Persiapan ........................................................................................ 22

6.1.1 Verifikasi Dokumen Awal .................................................................. 226.1.2 Koordinasi dg Pelaksana Program tingkat Provinsi dan Kabupaten . 226.1.3 Menyiapkan materi dan perangkat Evaluasi Kinerja ......................... 226.1.4 Mempersiapkan mobilisasi sumberdaya untuk penilaian lapangan... 23

6.2 Tahap Pelaksanaan .................................................................................... 236.2.1 Pertemuan pembukaan dg Bappeda Provinsi dan Kabupaten ......... 236.2.2 Konsultasi publik terkait rencana pelaksanaan Evaluasi Kinerja ...... 246.2.3 Verifikasi Dokumen Lanjutan dan Observasi Lapangan ................... 24

a. Verifikasi Dokumen Lanjutan ………………………........................ 24b. Observasi Lapangan ………………………........................ ............ 25

Page 4: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

4

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

1). Lokasi Vegetatif ....................................................................... 262). Lokasi Sipil Teknis ................................................................... 26

(Sumur Siraman, sumur resapan, embung, perbaikan Irigasi,balai pertemuan kelompok, bangunan konservasi, dll)

3). Lokasi kegiatan Ekonomi Produktif ......................................... 27(Penanaman Tanaman Sela/ tanaman semusim/ tumpangsari,Budidaya Ternak, Kebun Bibit Rakyat (KBR)/ Persemaian)

c. Jangka waktu pelaksanaan observasi lapangan …........................276.2.4. Menguji kebenaran data ………………………........................ ........... 27

6.3 Pertemuan Penutupan ................................................................................ 28

BAB VII TATA CARA PELAKSANAAN PENILAIAN ....................................... 297.1 Bobot Verifier .............................................................................................. 297.2 Penentuan Nilai Bobot Indikator ................................................................ 297.3 Contoh perhitungan nilai Bobot Indikator ................................................... 307.4 Perhitungan Nilai Akhir Kinerja .................................................................. 317.5 Contoh Perhitungan Nilai Akhir Kinerja ...................................................... 32

BAB VIII PELAPORAN...................................................................................... 338.1 Waktu Pelaporan ........................................................................................ 338.2 Format Laporan ........................................................................................ 33

BAB IX PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN TINDAKLANJUTNYA ............... 35

BAB X LAIN-LAIN ............................................................................................ 36

LAMPIRAN – LAMPIRAN ........................................................................................ 36- Lampiran 1. Kriteria, indikator dan verifier program PLKSDAS-BM- Lampiran 2. Skoring evaluasi kinerja dalam format excel

Page 5: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

5

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

ISTILAH DAN PENGERTIAN

1. Bobot Verifier, adalah nilai yang menggambarkan tingkat pencapaian kinerjasebuah verifier;

2. Bobot Indikator, adalah hasil transformasi bonot seumpulan verifier yangmenggambarkan tingkat pencapaian kinerja indikator yang diukur;

3. Dampak, adalah pengaruh positif dan negatif proyek, baik secara sektoralregional maupun nasional yang menggambarkan aspek makro dari proyektersebut;

4. Dinas adalah instansi pemerintah provinsi atau pemerintahkabupaten/Kabupaten yang membidangi suatu bidang teknis tertentu (misalnyaDinas Kehutanan, instansi yang membidangi teknis masalah kehutanan dll);

5. Evaluasi Kinerja, adalah semua air yang terdapat pada di atas ataupun dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, airtanah, air hujan dan air laut yang berada di darat;

6. Ekonomi Produktif, adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untukmemberikan tambahan pendapatan sebelum tanaman pokok menghasilkan,bisa dari tanaman sela, budidaya ternak, ikan, lebah madu dan lain-lain;

7. Indikator, adalah suatu atribut kuantitatif dan atau kualitatif dan atau diskriptikpada standar penilaian kinerja yang apabila diukur atau dipantau secaraperiodik menunjukkan arah perubahan;

8. Input/ Masukan, adalah segala bentuk sumber daya yang dimanfaatkan untukmenghasilkan keluaran. Sumber daya ini bisa meliputi biaya, material,sumberdaya manusia, /kegiatan dan waktu;

9. Instrumen Verifikasi, adalah alat dan material yang diperlukan dalammengoperasikan verifier;

10. Kriteria, adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian;

11. Lahan Kritis, adalah lahan yang tidak dapat dimanfaatkan secara optimalkarena mengalami proses kerusakan fisik, kimia, maupun biologi yang padaakhirnya mengurangi fungsi hidrologi, orologi, produksi pertanian, dankehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya, biasa juga disebut sebagailahan tidak prduktif.

12. Lahan Potensial Kritis, adalah lahan yang masih produktif bila diusahakanuntuk usaha pertanian, tetapi bila pengelolaannya tidak menggunakan kaidah-kaidah pengelola lahan kritis lahan, maka lahan akan rusak dan cenderungmenjadi lahan semi kritis atau lahan kritis.

13. Lahan Semi Kritis, adalah lahan-lahan yang kurang produktif akibat terjadinyaerosi, tetapi masih dapat diusahakan untuk usaha pertanian, namun demikianproduktivitasnya relatif rendah.

Page 6: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

6

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

14. Manfaat, adalah hal yang diharapkan untuk dicapai apabila keluaran (outputs)dapat diselesaikan dan berfungsi secara optimal (tepat lokasi, tepat sasarandan tepat waktu).;

15. Observasi Lapangan, adalah bentuk kegiatan verifikasi pelaksanaan programdidasarkan atas inisiatif dan masukan dari masyarakat, dilaksanakan olehmasyarakat (sebagai subyek), dan manfaatnya juga akan diterima olehmasyarakat.

16. Output/ Keluaran, adalah semua bentuk hasil spesifik yang diharapkanlangsung dari pelaksanaan kegiatan (pengelolaan inputs) baik fisik maupun nonfisik;

17. Outcome/ Result/ Hasil, adalah fungsi langsung yang diharapkan darikeluaran (outputs) setelah pelaksanaan kegiatan/ proyek selesai ;

18. Pemerintah kabupaten/kota adalah Bupati/Walikota dan perangkatKabupaten/Kota lainnya sebagai badan eksekutif di tingkat Kabupaten/Kota;

19. Pemerintah provinsi adalah Gubernur dan perangkat provinsi lainnya sebagaibadan eksekutif di tingkat Provinsi;

20. Pemerintah, yang dimaksudkan disini adalah Pemerintah Pusat;

21. PLKSDA-BM, Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air BerbasisMasyarakat;

22. Program, yang dimaksudkan disini adalah Program Penanganan Lahan Kritisdan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat;

23. SDA (Sumber Daya Air), adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandungdi dalamnya.

24. Sipil Teknis, adalah salah satu bentuk kegiatan dalam program PLKSDA-BMyang dilakukan dengan merancang, membangun, dan merenovasi bangunan,infrastruktur, dan lingkungan untuk penanganan lahan kritis (misalnyaterasering, guludan, saluran pembuangan air (SPA), bangunan terjunan, chekdam, rorak (saluran buntu) dan lainnya;

25. Vegetatif, adalah salah satu bentuk kegiatan dalam program PLKSDA-BMyang dilakukan dengan melakukan penanaman vegetasi/ tanaman keras yangbisa meningkatkan konservasi dan produktivitas lahan untuk penanganan lahankritis;

26. Verifier, adalah perangkat yang berfungsi untuk menera status indikator padasuatu standar penilaian;

27. Verifikasi, adalah suatu rangkaian proses untuk menera status suatu indikatorpada suatu standar penilaian;

Page 7: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

7

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai negara berkembang, Indonesia sedang gencar-gencarnya memacu

kegiatan pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana diketahui banyak yang ingin

dikerjakan untuk pelaksanaan pembangunan dalam rangka percepatan pencapaian

kesejahteraan, namun demikian mengingat adanya keterbatasan modal/ dana,

sumber daya manusia, teknologi dan sebagainya, maka pelaksanaan pembangunan

dihadapkan pada banyak pilihan. Pilihan akan ditetapkan pada kegiatan yang

menjadi skala prioritas terutama yang telah ditetapkan menjadi rencana strategis dari

suatu lembaga.

Rencana Strategis Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri

tahun 2010-2014 disusun berdasarkan UU no. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, UU no. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (SPPN), UU no. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Tahun 2005-2025, PP no. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional, Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014, serta

Permendagri No. 41 Tahun 2010 tentang Struktur Organisasi Kementerian Dalam

Negeri.

Sebagai penjabaran dari Renstra Kemendagri Tahun 2010-2014, serta untuk

menjalankan tugas pokok dan fungsi Ditjen Bina Bangda, maka Ditjen Bina Bangda

merumuskan rencana-rencana strategis yang akan dilaksanakan Ditjen Bina Bangda

dalam kurun waktu tersebut.

Salah satu kegiatan Strategis Ditjen Bina Bangda, terutama pada Direktorat Fasilitasi

Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup adalah memfasilitasi peningkatan kegiatan-

kegiatan dalam rangka penataan ruang dan lingkungan hidup (termasuk sumber

daya air) di daerah, terutama dalam kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat.

Salah satu kegiatan yang terkait lingkungan hidup (sumber daya air) yang berbasis

masyarakat adalah Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air

Page 8: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

8

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM). Program ini difasilitasi Pemerintah dari dana

APBN dengan mekanisme Dekonsentrasi (provinsi) dan Tugas Pembantuan

(kabupaten/ kota).

Untuk memacu peningkatan kemampuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam

Rencana Pembangunan Nasional, pelaksanaannya perlu dilakukan secara

transparan, terarah, terencana, terpadu, dan berkelanjutan. Dalam rangka

perencanaan pembangunan nasional yang lebih menjamin pengalokasian dan

pemanfaatan sumber daya pembangunan nasional secara efektif dan efisien, serta

pemanfaatan hasil pembangunan yang optimal, dipandang perlu untuk

melaksanakan evaluasi kinerja secara sistematis dan melembaga.

1.2. Dasar Hukum

Dasar hukum yang menjadi acuan dalam penyusunan pedoman evaluasi kinerja

Program PLKSDA-BM secara adalah sebagai berikut :

a. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

b. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya air

c. PP No 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah;

d. PP No 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

e. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Wewenang Pemerintah,

Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

f. PP No 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

g. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 69 Tahun 2011, tentang Pelimpahan dan

Penugasan Urusan Pemerintahan Lingkup Kementerian Dalam Negeri Tahun

Anggaran 2012;

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup evaluasi kinerja Program PLKSDA-BM tidak sebatas pada input –

output based yang hanya menitik beratkan pada pengukuran seberapa besar input

yang digunakan dan seberapa besar keluaran yang didapatkan. Juga tidak sebatas

output – result/ outcome based dimana evaluasi hanya didasarkan pada pengukuran

Page 9: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

9

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

keluaran dan hasil saja, melainkan mengarah kepada performance based yang

mencoba mengukur kinerja keseluruhan program secara komprehensif.

Oleh karena itu, analisa dalam penilaian kinerja ini meliputi :

a. analisa kinerja program (hubungan masukan - keluaran /inputs-outputs dan

hubungan keluaran dan hasil/ outputs-results);

b. analisa stakeholder; dan

c. analisa manfaat dan dampak program.

Untuk itu analisa yang menyertai meliputi analisa konsistensi (kesesuaian antara

rencana dan realisasi, baik secara fisik atau keuangan), analisa ketepatan

pelaksanaan pekerjaan dengan waktu yang direncanakan, analisa kesesuaian

dengan pelaksanaan program dengan peraturan yang berlaku (misalnya terkait

mekanisme dekon-TP), analisa efisiensi (kehematan terhadap pemakaian

sumberdaya) dan analisa efektivitas (terkait kesesuaian dengan tujuan program

PLKSDA-BM). Selain itu diikuti juga analisa terkait para pihak pemangku

kepentingan (stakeholder) dan analisa manfaat dan dampak program PLKSDA-BM.

Terkait analisa stakeholder, akan dianalisa pembagian peran masing-masing pihak

berdasarkan tupoksi, mana pihak yang memberikan peran utama, mana yang

mendukung, bagaimana komitmen dan kontribusi masing-masing pihak, bagaimana

koordinasi dan kerjasama masing-masing pihak dalam mencapai tujuan program dan

seterusnya. Analisa manfaat dan dampak dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar kegiatan yang dilaksanakan memberikan manfaat kepada masyarakat sesuai

dengan tujuan program baik dalam hal peningkatan pendapatan ekonomi maupun

peningkatan produktivitas lahan dan perbaikan lingkungan/ konservasi. Analisa

manfaat juga untuk mengukur apakah manfaat yang diperoleh masyarakat bisa

berlangsung dalam jangka panjang atau tidak. Sedangkan analisa dampak untuk

mengetahui dampak pelaksanaan program baik dampak positif maupun negative

dalam jangka panjang.

Page 10: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

10

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB II

TUJUAN, SASARAN DAN WAKTU PELAKSANAAN

2.1. Tujuan

Tujuan penyusunan Pedoman Evaluasi Kinerja Program PLKSDA-BM adalah

sebagai berikut:

a. Membantu merencanakan penilaian kinerja secara lebih komprehensif, efektif dan

efisien;

b. Memberikan pedoman pelaksanaan evaluasi kinerja, sehingga pelaksanaan

evaluasi kinerja bisa lebih terarah dan terukur;

c. Memudahkan pengumpulan data, menganalisa, dan merumuskan rekomendasi

terkait kinerja program PLKSDA-BM;

2.2. Sasaran

Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran yang hendak dicapai dari penyusunan

Pedoman Evaluasi Kinerja Program PLKSDA-BM adalah sebagai berikut :

a) Perencanaan penilaian kinerja tersusun secara lebih komprehensif, efektif dan

efisien;

b) Diperolehnya pedoman pelaksanaan evaluasi kinerja, sehingga pelaksanaan

evaluasi kinerja bisa lebih terarah dan terukur;

c) Pengumpulan data, analisa, dan perumusan rekomendasi terkait kinerja program

PLKSDA-BM menjadi lebih mudah.

2.3. Waktu Pelaksanaan

Evaluasi Kinerja Program PLKSDA-BM dilaksanakan satu kali dalam satu tahun.

Evaluasi kinerja dilaksanakan pada akhir tahun anggaran.

Page 11: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

11

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB IIIORGANISASI DAN PEMBAGIAN PERAN

3.1. Organisasi Pelaksana Evaluasi Kinerja Program PLKSDA-BMOrganisasi pelaksana evaluasi kinerja ditetapkan secara bertingkat, disesuaikan

dengan keberadaan program tersebut, ada yang ditingkat pusat, yang melibatkan

Bangda, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/ Kota setempat.

3.2. Pembagian Peran

Pembagian peran bagi para pemangku kepentingan baik di tingkat pusat, provinsi

dan kabupaten/ kota dalam pelaksanaan Evaluasi Kinerja sangat penting.

Pembagian peran para pihak dalam pelaksanaan Evaluasi Kinerja disampaikan

sebagai berikut :

Kebijakan Evaluasi Kinerja

MENTERI/ KETUALEMBAGA

UnitM&E

UnitEvaluasiKinerja

SEKJEN DIRJEN

KEPALA DAERAH(PROVINSI/KAB/KOTA)

BAPPEDA

Unit M&EPelaksana

Proyek

INDIKATOR & SASARAN KINERJA

STUDI EVALUASI KINERJA

KEPALABAPPENAS

Tim Pengarah

Deputi Bidang EvaluasiKinerja Pembangunan

Note: Terbatas padaevaluasi level prioritas

pembangunan

prioritas pembangunan

Page 12: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

12

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

a. Bappenas, berperan untuk menetapkan kebijakan nasional evaluasi kinerja, juga

berperan untuk mengkoordinasikan pelaksanaannya. Dalam menjalankan peran

ini, pihak-pihak di Bappenas yang terkait dengan pelaksanaan Evaluasi Kinerja

ini adalah Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan (khusus untuk program

yang menjadi prioritas pembangunan).

b. Kementerian/ Lembaga, Menteri/ Ketua Lembaga memberi wewenang dan

tanggungjawab koordinasi pelaksanaan evaluasi kinerja proyek pembangunan

pada unit kerja yang ada dibawah pejabat setingkat eselon I dan memiliki akses

langsung kepada pimpinan. Unit kerja tersebut bertugas mengarahkan dan

memberikan masukan ke masing-masing manajemen lini dalam melaksanakan

evaluasi kinerja. Manajemen lini bertugas menyusun indikator dan sasaran

kinerja dan pelaksanaan studi evaluasi kinerja.

c. Pemerintah Provinsi, Kepala Daerah/Gubernur memberi wewenang dan

tanggungjawab koordinasi pelaksanaan evaluasi kinerja kepada Kepala

Bappeda. Bappeda bertugas mengarahkan dan memberi masukan ke masing-

masing pelaksana proyek dalam melaksanakan evaluasi kinerja.

d. Pemerintah Kabupaten/ Kota, Bupati/ Walikota memberi wewenang dan

tanggungjawab koordinasi pelaksanaan evaluasi kinerja kepada Kepala Bappeda

Kabupaten/ Kota. Bappeda bertugas mengarahkan dan memberi masukan ke

masing-masing pelaksana proyek dalam melaksanakan evaluasi kinerja.

Page 13: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

13

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB IV

KERANGKA EVALUASI KINERJA PLKSDA-BM

Dalam rangka melaksanakan Evaluasi Kinerja Program PLKSDA-BM, terlebih

dahulu diperlukan suatu kerangka pendekatan yang akan dijadikan acuan. Kerangka

pendekatan yang dimaksud merupakan suatu rangkaian proses yang terpadu dalam

upaya mewujudkan/ mencapai maksud, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

4.1. Diagram Kerangka Evaluasi Kinerja Program PLKSDA-BM

BiayaTenaga Aktivitas/Kegiatan Waktu

Hasil Evaluasi/ Rekomendasi

Tidak Lanjut

PROGRAMPLKSDA-BM

INPUT SUMBERDAYAMULTIPIHAK

Proses

AnalisisKinerja

Verifier IndikatorKinerja

PERENCANAANPROGRAM

Efektivitas Efisiensi

Keluaran/ Output

Fisik Non Fisik

Hasil/Result (Outcome)

Umpan BalikPerbaikan Kinerja

Keputusan END

Reward Punishment

Fasilitasi Lanjut

Page 14: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

14

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

4.2. Uraian Kerangka Evaluasi Kinerja Program PLKSDA-BM

Evaluasi Kinerja merupakan bagian dari manajemen pembangunan yang

secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai

kelayakan serta pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan, baik pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca proyek.

Evaluasi kinerja dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh indikator dan

sasaran kinerja proyek pembangunan yang meliputi 5 (lima) tingkatan, yaitu : (1)

masukan (inputs); (2) keluaran (outputs); (3) hasil (results), (4) manfaat (benefits),

dan (5) dampak (impacts). Khusus manfaat (benefits), dan dampak (impacts)

biasanya diukur pada akhir atau bahkan beberapa tahun paska program.

Untuk keperluan analisa Kinerja Program PLKSDA-BM, perspektif sistem

KLPKSA yang telah diuraikan sebelumnya, selanjutnya diurai menjadi kerangka

operasional yang lebih rinci berdasarkan pada hirarki kejadian perubahan

(transformasi komponen sistem) dan yang disebabkan oleh proyek/ dengan

memanfaatkan visualisasi hubungan kausalitasnya. Dalam hal hubungan kausalitas

ini, secara hirarkis terdapat empat bentuk hubungan: (i) hubungan masukan -

keluaran (inputs-outputs); (ii) hubungan keluaran dan hasil (outputs-results); (iii)

hubungan hasil – manfaat (results-benefits), dan (iv) hubungan manfaat - dampak

(benefits-impactsi) jika mengikutkan analisa dampak dan manfaat dan tidak sebatas

evaluasi kinerja saja.

Untuk menghindari kerancuan definisi, dalam konteks analisa ini, masukan

(inputs) didefinisikan sebagai segala bentuk sumber daya yang dimanfaatkan untuk

menghasilkan keluaran. Sumber daya ini bisa meliputi biaya, material, sumberdaya

manusia, /kegiatan dan waktu. Sementara dalam pengertian sebaliknya, keluaran

(outputs) merupakan semua bentuk hasil spesifik yang diharapkan langsung dari

pelaksanaan kegiatan (pengelolaan inputs) baik fisik maupun non fisik.

Page 15: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

15

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pada hubungan outputs-results, results adalah fungsi langsung yang

diharapkan dari keluaran (outputs) setelah pelaksanaan proyek selesai. Pada

hubungan results – benefits, benefits adalah hal yang diharapkan untuk dicapai

apabila keluaran (outputs) dapat diselesaikan dan berfungsi secara optimal (tepat

lokasi, tepat sasaran dan tepat waktu). Adapun pada hubungan benefits – impacts,

impacts adalah tujuan akhir proyek secara sektoral regional maupun nasional yang

menggambarkan aspek makro dari proyek tersebut.

Pada dasarnya keterhubungan inputs, outputs dan results adalah representasi

pencapaian target dan efisiensi pelaksanaan program. Dalam sistem kontrol dan

evaluasi PLKSDA-BM hubungan inputs, outputs, result, benefit dan impact ini

menjadi objek penilaian kinerja KLPKSA. Hubungan antara results dan benefits

menunjukaan relevansi / proyek, dan keterhubungan inputs, outputs dan results

dengan manfaat dan dampak (benefits - impacts) memberikan gambaran mengenai

efektifitas dan jaminan keberlanjutan (sustainability).

Page 16: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

16

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB VPERENCANAAN EVALUASI KINERJA

Sebelum Evaluasi Kinerja dilaksanakan, terlebih dahulu harus direncanakan

beberapa hal sebagai berikut : menetapkan obyek studi evaluasi kinerja, membentuk

tim pelaksana studi evaluasi kinerja, penetapan metode studi evaluasi kinerja,

penyusunan rencana kerja, rencana biaya, dan rencana waktu pelaksanaan evaluai

kinerja. Uraian hal-hal yang harus direncanakan adalah sebagai berikut :

5.1. Menetapkan Obyek Studi Evaluasi KinerjaObyek studi evaluasi kinerja adalah proyek/ program pembangunan, baik pusat

maupun daerah, yang pembiayaannya bersumber dari rupiah murni dan/ atau

pinjaman/ hibah luar negeri. Untuk melaksanakan evaluasi kinerja proyek/ program

pembangunan, harus terlebih dahulu diketahui tujuan, sasaran, output, hasil dan

indikator dari tiap kegiatan yang dilaksanakan.

Tugas Tim Evaluasi adalah membreakdown dan menyusun indikator dan sasaran

kinerja dari proyek/ program yang dinilai, tetapi Tim Evaluasi juga bisa melihat

indikator dan sasaran kinerja yang biasanya juga telah disusun oleh tim pelaksana

proyek/ program yang biasanya terdapat dalam dokumen kerangka logis dari proyek

atau program yang dievaluasi tersebut.

Pada prinsipnya indikator yang dibreakdown akan meliputi semua proses dan

kegiatan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek/ program dari awal sampai akhir

yang sudah bisa dinilai, mulai dari input, output, hasil, manfaat, dan dampak.

Input dan kegiatan :

- Tentukan unit kegiatan (investasi) yang dilakukan dalam satu ruang

lingkup proyek yang dirinci.

- Cantumkan jumlah dana untuk setiap jenis masukan.

- Identifikasi jumlah sumber daya manusia yang diperlukan dalam

pelaksanaan kegiatan proyek.

- Tentukan jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.

Page 17: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

17

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Output :

- Tentukan jenis dan jumlah keluaran fisik dalam satuan fisiknya, seperti

batang untuk jumlah bibit, kg untuk jumlah pupuk, hektar untuk luas

lahan tersedia untuk ditanami dan lainnya.

Hasil :

- Tentukan ukuran kuantitatif yang menunjukkan fungsi langsung

keluaran setelah proyek selesai, seperti berapa luas lahan yang

berhasil diproduktifkan (ditanami dengan tanaman holtikultur dalam

rangka penanganan lahan kritis), berapa orang yang berpartisipasi

dalam program yang berpotensi memperoleh tambahan pendapatan,

dan lainnya.

Manfaat :

- Tentukan ukuran yang menunjukkan manfaat keluaran setelah

berfungsi dengan optimal, seperti penambahan luas lahan produktif,

penambahan luas lahan yang terkonservasi, peningkatan pendapatan

petani peserta program, pengurangan angka pengangguran di desa

lokasi program dan lainnya.

Dampak :

- Identifikasi pengaruh positif dan negatif proyek/ program sesuai dengan

sasaran sektoral, regional atau nasional. Misalnya peningkatan PAD

daerah setempat, peningkatan penerimaan devisa jika hasilnya ada

yang dieksport. Bila keluaran proyek berupa 3-160 ha per kabupaten

lahan potensial kritis di daerah tersebut tertanami dan manjadi

produktif, maka secara regional akan memberikan dampak

penambahan PAD daerah tersebut dan atau meningkatkan

kesejahteraan masyarakat (dampak positif). Atau bisa juga jika dari sisi

produktivitas lahan dan peningkatan pendapatan berhasil, namun dari

sisi sosial aspek manfaat tersebut tidak terdistribusi dengan baik, maka

bisa menimbulkan kesenjangan dan kerawanan sosial (dampak

negatif).

Page 18: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

18

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Setelah indikator dan sasaran kinerja diketahui, maka untuk mempermudah penilaian

kinerja, Tim Evaluasi bisa menyusun point-point verifier dari tiap indikator yang ada,

sehingga bisa berfungsi untuk menera status indikator pada tiap kegiatan dari suatu

penilaian kinerja.

5.2. Membentuk Tim Pelaksana Studi Evaluasi Kinerja

Berdasarkan Struktur Organisasi Pelaksana Evaluasi Kinerja sebagaimana tersebut

dalam Bab III, maka Tim Pelaksana Studi Evaluasi Kinerja adalah :

a. Untuk program yang menjadi prioritas pembangunan, evaluasi dilaksanakan oleh

Bappenas cq. Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan.

b. Sedangkan untuk program diluar prioritas pembangunan, evaluasi dilaksanakan

secara berjenjang sebagai berikut:

Unit evaluasi kinerja (dibawah pejabat setingkat eselon I yang ditunjuk oleh

Menteri/ Ketua Lembaga) ---- bagi evaluasi kinerja proyek di kementerian/

lembaga.

Bappeda Provinsi/ Kabupaten/ Kota --- bagi proyek di tingkat provinsi/

kabupaten/ kota.

5.3. Penetapan Metode Studi Evaluasi Kinerja

Studi Evaluasi Kinerja proyek/ program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya

Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) dilaksanakan dengan metode sebagai

berikut :

a. Metode Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilaksanakan melalui beberapa metode sebagai berikut :

Wawancara (Interview), dilakukan melalui : (1) wawancara bebas (open

interview), (2) wawancara mendalam (indepth interview), dan (3) wawancara

berencana (standarized interview) dengan panduan kuisioner. Wawancara

dilakukan dengan tokoh–tokoh kunci (key informan) baik tokoh formal atau

Page 19: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

19

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

informal serta warga masyarakat yang terlibat Program PLKSDA-BM, maupun

yang tidak terlibat Program PLKSDA-BM.

Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion/FGD), dimaksudkan untuk

menghimpun informasi dan persepsi dari setiap kelompok stakeholders. Diskusi

kelompok dilakukan di tingkat lokasi/desa sampel. Diskusi Kelompok ditingkat

lokasi/desa sampel melibatkan petani PLKSDA-BM, tokoh formal, tokoh informal,

pengurus kelompok tani, anggota kelompok tani, dan masyarakat yang tidak

terlibat PLKSDA-BM, dan dapat pula ditambah dengan petugas lapangan dari

pemerintah daerah dan LSM serta dari pihak pengusaha terkait PLKSDA-BM.

Survei/ Pengamatan Lapangan (Observation). Metode ini dilakukan untuk

mengumpulkan data primer di lokasi kegiatan PLKSDA-BM terutama menyangkut

kondisi fisik lahan, pertumbuhan tanaman, penutupan tajuk, lapisan atas tanah,

keberadaan erosi (pengamatan visual) dan mata air. Metode pengamatan

lapangan untuk setiap jenis data di atas disajikan lebih rinci pada metode

pengumpulan data setiap indikator.

Pertemuan para pihak di tingkat Provinsi, dimaksudkan untuk mendapatkan

informasi dan persepsi dari setiap kelompok stakeholders terkait dengan

pengalaman pelaksanaan program di masa lalu, pelaksanaan PLKSDA-BM yang

sudah/sedang berjalan, dan arah perbaikan penyelenggaraan PLKSDA-BM pada

masa mendatang. Pertemuan para pihak ini dilaksanakan dalam format workshop

atau rapat koordinasi yang melibatkan berbagai pihak, khususnya Bappeda,

BPDAS, Dinas Kehutanan Propinsi, Dinas Kehutanan kabupaten/kota, wakil

kelompok tani, LSM pendamping, Perguruan Tinggi, dan media masa terkait

PLKSDA-BM.

b. Metode Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilaksanakan melalui beberapa metode sebagai

berikut :

Studi Literatur, yang terkait dengan program PLKSDA-BM baik yang diterbitkan

oleh instansi Teknis maupun pihak lain terkait. Pengumpulan literatur dilakukan di

tingkat pusat (Dijen Bina Bangda, Kementerian Dalam Negeri) dan di daerah

Page 20: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

20

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

propinsi/kabupaten/ kota serta berbagai pihak lain terkait (LSM, perguruan tinggi,

dsb).

Peraturan Perundangan yang terkait dengan kegiatan penanganan lahan kritis

dan mekanisme dekonsentrasi dan tugas pembantuan (TP) meliputi UU, PP,

Keppres, Inpres, Kepmen (Kehutanan, Keuangan dan Dalam Negeri), Perda,

Pedoman Umum Program PLKSDA-BM, Pedoman Pelaksanaan Dekon dan TP

serta Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis).

Laporan-laporan yang terkait dengan kegiatan PLKSDA-BM mulai dari daerah

kabupaten/kota maupun yang terhimpun dalam laporan masing – masing daerah

provinsi ke pemerintah pusat.

Data Grafis yang terkait berupa peta-peta dasar dan teknis serta dokumen grafis

kegiatan PLKSDA-BM ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pemerintah Pusat.

c. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan Data, yang terkait dengan program PLKSDA-BM baik yang

diterbitkan

Analisis Data, yang terkait dengan program PLKSDA-BM baik yang diterbitkan

5.4. Penyusunan Rencana Kerja, Biaya dan Tata Waktu

Sebelum pelaksanaan evaluasi kinerja Program Penanganan Lahan Kritis dan

Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM), terlebih dahulu disusun

rencana kerja berikut biaya dan tata waktu.

Dalam dokumen rencana kerja, bagian penting yang dijabarkan meliputi :

Perumusan tujuan, sasaran dan ruang lingkup pelaksanaan sudi evaluasi

kinerja PLKSDA-BM

Perumusan wewenang/ penanggungjawab pelaksana studi evaluasi kinerja

Rencana kerja evaluasi (meliputi metodologi pelaksanaan evaluasi kinerja dan

jadwal pelaksanaan evaluasi kinerja).

Organisasi pelaksanaan studi evaluasi kinerja.

Perkiraan kebutuhan sumberdaya yang diperlukan dalam pelaksanaan studi

evaluasi kinerja (kebutuhan biaya dan sumber daya manusia).

Page 21: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

21

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Rencana kerja, biaya dan tata waktu pelaksanaan disampaikan sebagaimana dalam

tabel berikut :

Tabel .....Rencana kerja, biaya dan tata waktu pelaksanaan evaluasi kinerja

NO KEGIATAN BIAYA WAKTUPELAKSANAAN

A Persiapan1 Verifikasi dokumen awal Rp ------------ tgl....bln....th...2 Koordinasi dengan pelaksana program

PLKSDA-BM tingkat provinsi dan kabupaten/kota

Rp ------------ tgl....bln....th...

3 Menyiapkan materi dan perangkat evaluasikinerja

Rp ------------ tgl....bln....th...

4 Menyiapkan mobilisasi sumberdaya untukpenilaian lapangan

Rp ------------ tgl....bln....th...

B Pelaksanaan5 Pertemuan pembukaan dengan Bappeda

Provinsi & Kabupaten/ Kota (format workshop/rakor)

Rp ------------ tgl....bln....th...

6 Konsultasi publik terkait rencana pelaksanaanevaluasi kinerja

Rp ------------ tgl....bln....th...

7 Verifikasi dokumen lanjutan Rp ------------ tgl....bln....th...8 Survei/ observasi lapangan (lokasi vegetatif,

sipil teknis, dan ekonomi produktif)Rp ------------ tgl....bln....th...

9 Review dan kompilasi data Rp ------------ tgl....bln....th...10 Menguji kebenaran data Rp ------------ tgl....bln....th...11 Pertemuan penutupan Rp ------------ tgl....bln....th...12 Pengolahan data

- Pembobotan verifier- Penentuan nilai bobot indikator- Perhitungan nilai akhir kinerja- Perumusan rekomendasi

Rp ------------ tgl....bln....th...

C. Pembuatan dan penyampaian laporan evaluasikinerja

Rp ------------ tgl....bln....th...

Page 22: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

22

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB VITAHAP PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA

Evaluasi kinerja Program PLKSDA-BM dilaksanakan melalui tahapan sebagai

berikut:

6.1. Tahap Persiapan6.1.1. Verifikasi Dokumen AwalVerifikasi awal dokumen sangat diperlukan untuk memberikan gambaran awal

kepada Tim Penilai tentang Program PLKSDA-BM, latar belakang, tujuan, sasaran,

hasil yang akan dicapai, konsep, strategi dan status kemajuan program. Data ini juga

penting bagi Tim Penilai untuk menentukan Tipologi Awal sebagai dasar penilaian

lapangan nantinya.

Data yang akan diverifikasi diperoleh dari laporan-laporan yang ada di tingkat pusat

(Ditjen Bina Bangda, Bappenas, dan Kementerian Keuangan).

6.1.2. Koordinasi dg Pelaksana Program tingkat provinsi dan kabupatenSebelum melaksanakan penilaian lapangan, sangat perlu Tim Penilai untuk

melakukan koordinasi dengan pelaksana program PLKSDA-BM baik di tingkat

provinsi maupun kabupaten. Koordinasi ini disamping penting untuk menentukan

anggota tim yang akan mendampingi penilaian lapangan dari tingkat provinsi dan

kabupaten, juga penting untuk memperoleh gambaran aksesibilitas lapangan dan

tambahan informasi lainnya terkait kemajuan kegiatan lainnya.

6.1.3. Menyiapkan Materi dan perangkat Evaluasi Kinerja.

Langkah penting berikutnya bagi Tim Penilai adalah menyiapkan materi dan

perangkat evaluasi kinerja. Materi dan perangkat evaluasi kinerja secara umum

menggunakan Panduan Evaluasi Kinerja yang telah disiapkan Ditjen Bina Bangda.

Walaupun demikian, jika dirasa perlu Tim Penilai bisa melakukan modifikasi baik

penambahan atau pengurangan terhadap materi/ bahan yang ada, karena pada

prinsipnya materi dan perangkat evaluasi kinerja adalah tugas Tim Penilai Kinerja.

Page 23: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

23

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Materi dan perangkat evaluasi kinerja disusun dengan mem”breakdown” konsep

kerangka logis program ke dalam kriteria-kriteria penilaian pembangunan

berkelanjutan sebagaimana selama ini ditekankan Presiden RI.

Kriteria-kriteria pembangunan berkelanjutan itu antara lain meliputi :

c. Prasyarat

d. Teknis

e. Ekologis/ Lingkungan

f. Ekonomis

g. Sosial & Budaya

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut diatas, diuraikan menjadi beberapa indikator

dan verifier. Indikator merupakan suatu atribut kuantitatif dan atau kualitatif dan atau

diskriptik pada standar penilaian kinerja yang apabila diukur atau dipantau secara

periodik menunjukkan arah perubahan. Indikator harus bersifat jelas dan terukur.

Untuk memperjelas suatu nilai dari indikator, indikator tersebut harus dirinci menjadi

beberapa verifier. Verifier adalah perangkat yang berfungsi untuk menera status

indikator pada suatu standar penilaian.

6.1.4. Mempersiapkan mobilisasi sumberdaya untuk penilaian lapanganMenjelang pelaksanaan penilaian lapangan, perlu dipersiapkan mobilisasi

sumberdaya baik personil Tim Penilai/ Tenaga Ahli, Tim Pengumpul Data (TPD) atau

tenaga lainnya yang diperlukan untuk membantu proses penilaian kinerja di

lapangan. Lama mobilisasi tergantung kepada volume kegiatan, perencanaan waktu

dan tenaga yang terlibat, serta biaya yang diperlukan oleh Tium Penilai.

6.2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penilaian kinerja dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

6.2.1. Pertemuan Pembukaan dg Bappeda provinsi dan kabupatenPertemuan pembukaan antara Tim Penilai dengan Bappeda provinsi dan kabupaten

sangat diperlukan. Pertemuan ini dilakukan untuk memperkenalkan anggota Tim

Penilai, maksud dan tujuan diadakannya penilaian kinerja, rencana kerja penilaian

kinerja, tata waktu dan seterusnya. Pertemuan pembyukaan ini bisa dilakukan di

Page 24: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

24

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Bappeda Provinsi yang pesertanya terdiri dari Bappeda Provinsi, Dinas Teknis di

tingkat provinsi, Bappeda Kabupaten Lokasi Program, Dinas Teknis dan Instansi di

tingkat kabupaten, dan Tim Penilai Kinerja dari Pusat.

6.2.2. Konsultasi Publik terkait rencana pelaksanaan Evaluasi Kinerja.

Sebelum dilakukannya kegiatan evaluasi kinerja di lapangan, direkomendasikan

dilaksanakan konsultasi publik terlebih dahulu untuk menampung aspirasi, saran dan

masukan dari masyarakat terutama penerima manfaat terkait pelaksanaan program

PLKSDA-BM. Konsultasi publik dipersiapkan sebagai berikut:

(1) Tim evaluasi kinerja mengumumkan rencana pelaksanaan penilaian kinerja

selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sebelum pelaksanaan di Kantor

Bappeda Provinsi/ Kabupaten/ Kota, desa lokasi program, atau media lainnya.

Hal-hal yang disampaikan antara lain rencana penilaian, jadwal pelaksanaan

penilaian, Tim penilai dan informasi profil singkat program yang akan dinilai.

(2) Tim Penilai melaksanakan konsultasi publik dengan masyarakat langsung

penerima manfaat program, pihak lain, termasuk instansi teknis Kabupaten/

Kota sekurang-kurangnya sebanyak 1 (satu) kali.

(3) Tim Penilai mendokumentasikan pelaksanaan konsultasi publik dalam bentuk

berita acara dan disertai daftar kehadiran peserta.

6.2.3. Verifikasi Dokumen Lanjutan dan Observasi Lapangan.

Setelah terlaksana konsultasi publik, sesuai waktu yang ditetapkan untuk

pelaksanaan penilaian, Tim Evaluasi Kinerja melaksanakan Penilaian Kinerja yang

diawali dengan verifikasi dokumen lanjutan yang dijumpai di tingkat provinsi/

kabupaten/ kota, untuk kemudian menjadwalkan observasi lapangan.

a. Verifikasi Dokumen Lanjutan

Verifikasi dokumen awal telah dilakukan sejak Tim berada di Jakarta. Dokumen yang

ditelaah pada kesempatan itu adalah dokumen sekunder, laporan-laporan,

dokumentasi yang tersedia di tingkat pusat. Untuk verifikasi dokumen lanjutan, data-

Page 25: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

25

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

data yang di telaah adalah data yang lebih detil yang dijumpai di tingkat provinsi dan

kabupaten/ kota.

Data-data yang tersedia di tingkat provinsi antara lain, dokumen rencana kerja

(AWP, LK, RKAKL, TOR, POK dll), laporan monitoring rutin program PLKSDA-BM

oleh Bappeda Provinsi, laporan kemajuan kegiatan lapangan (kemajuan fisik dan

keuangan) program PLKSDA-BM, Laporan pelaksanaan pendampingan masyarakat,

prosiding workshop, laporan pelatihan, notulensi kegiatan rapat koordinasi, rapat

kerja dan lain-lain, termasuk dokumentasi foto-foto pelaksanaan kegiatan dalam

merealisasikan kegiatan dekon program PLKSDA-BM.

Data-data yang tersedia di tingkat kabupaten/ kota antara lain dokuemn rencana

kerja (AWP, LK, RKAKL, TOR, POK dll), laporan kemajuan kegiatan triwulanan,

laporan kemajuan fisik/ keuangan bulanan, laporan semester kegiatan, laporan akhir

tahun, laporan pelaksanaan pengadaan pupuk/ bibit/ peralatan pertanian dll, laporan

pendampingan kelompok tani, laporan TPM, laporan pelaksanaan sipil teknis,

laporan pelaksanaan ekonomi produktif, termasuk dokumentasi berupa foto-foto

pelaksanaan kegiatan.

b. Observasi Lapangan

Setelah verifikasi dokumen lanjutan dilakukan dan diperoleh informasi kegiatan apa

saja yang direncanakan untuk dilaksanakan dan juga telah diketahui kegiatan apa

saja yang telah direalisasikan pada Tahun Anggaran yang dinilai, termasuk realisasi

penyerapan anggaran/ dana, maka kemudian dilaksanakan observasi lapangan

untuk melihat output apa saja yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan program

PLKSDA-BM.

Pada saat observasi lapangan, disamping melihat output yang dihasilkan, perlu juga

dilakukan wawancara dengan pelaksana kegiatan di lapangan, dan masyarakat

penerima manfaat terkait proses pelaksanaan kegiatan. Perlu dinilai tingkat

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Apa peran masyarakat,

apakah sudah sesuai dengan harapan masyarakat, permasalahan apa saja yang

dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dan apa saja usaha yang ditempuh

untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Page 26: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

26

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b.1. Lokasi Vegetatif

Untuk pelaksanaan kegiatan penanaman vegetatif, perlu diketahui berapa luas lahan

yang direncanakan ditanam pada tahun anggaran yang bersangkutan, dan berapa

luas lahan yang direalisasikan, termasuk jumlah dan jenis bibit yang didrop oleh

pemasok dan ditanam oleh petani.

Disamping itu, untuk pelaksanaan realisasi penanaman perlu kiranya data

pembanding atas laporan-laporan yang ada dengan melakukan uji petik (sampling)

atas luas lahan yang direalisasikan.

Sampling dilakukan dengan intensitas yang ditetapkan Tim Survei. Tata cara

pelaksanaan sampling ditentukan oleh Penilai Kinerja/ Tenaga Ahli penilaian kinerja.

b.2. Lokasi Sipil Teknis

(Sumur siraman, sumur resapan, embung, perbaikan irigasi, balaipertemuan kelompok, dan bangunan konservasi)

Untuk pelaksanaan kegiatan sipil teknis, perlu diketahui berapa sumur siraman,

sumur resapan, perbaikan irigasi, balai pertemuan kelompok dan bangunan

konservasi yang direncanakan dibangun pada tahun anggaran yang dinilai.

Selanjutnya melihat laporan realisasi pelaksanaan kegiatan sipil teknis. Berdasarkan

data rencana dan realisasi, adakah selisih atau perbedaannya. Jika ada perbedaan,

disebabkan oleh apa dan apa saja factor lain ytang mempengaruhi. Perlu jiuhga

diketahui persebaran realisasi kegiatan sipil teknis tersebut, dilaksanakan di lokasi

mana saja, desa mana, dan seterusnya.

Selain realisasi fisik, perlu juga dinilai berapa realisasi keuangan pelaksanaan sipil

teknis tersebut. Perlu juga dinilai kualiotas hasil pelaksanaan kegiatan sipil teknis

tersebut. Disamping itu, untuk pelaksanaan realisasi sipil teknis perlu dilakukan uji

petik dengan sampling. Terkait intensitas sampling dan teknis pengambilan data

lainnya ditentukan oleh Penilai Kinerja.

Page 27: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

27

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b.3. Lokasi Kegiatan Ekonomi Produktif

Kegiatan ekonomi produktif dimaksudkan untuk mendukung peningkatan

pendapatan anggota kelompok tani. Kegiatan ekonomi produktif meliputi:

Penanaman tanaman sela / tanaman semusim / tumpangsari, Budidaya ternak, lebah

madu dan jamur, dan Kebun bibit rakyat (KBR)/ persemaian.

Dalam kegiatan ini perlu diketahui renca kegiatan ekonomi produktif, dan realisai

pelaksanaankegiatan atas dasar data laporan pendukung. Berikutnya untuk kroscek

data laporan/ data sekunder tersebut, perlu juga dilakukan kunjungan lapangan

denga melakukan wawancara dengan masyarakat/ petani peserta oprogram yang

melaksanakan kegiatan ekjonomi produktif.

Pelaksanaan wawancara dilakukan dengan system sampling dengan intensitas dan

tata cara yang ditentukan oleh Penilai Kinerja.

c. Jangka Waktu Pelaksanaan Observasi Lapangan

Jangka waktu pelaksanaan observasi lapangan disesuaikan dengan volume kegiatan

yang direalisasikan oleh Satker setempat. Volume kegiatan lebih besar dibutuhkan

waktu observasi lapangan yang lebih lama. Disamping volume kegiatan, waktu

observasi lapangan juga perlu mempertimbangkan jumlah anggota Tim dan waktu

yang diperlukan untuk pelaksanaan uji petik (sampling) lapangan pada lokasi

penanaman vegetasi (realisasi tanam). Dengan mempertimbangkan volume

kegiatan, jumlah tim penilai dan alokasi untuk pelasanaan uji petik (sampling)

realisasi tanaman, maka waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan observasi

lapangan adalah lebih kurang 10 (sepuluh) hari kalender.

6.2.4. Menguji Kebenaran Data.

Menguji kebenaran data yang dimaksudkan disini adalah dengan melaksanaan uji

petik atau sampling atas semua data sekunder yang diperoleh Tim Penilai dari data-

data laporan yang diterima oleh pelaksana program di tingkat lapangan. Tingkat

Page 28: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

28

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

intensitas sampling ditentukan oleh Penilai Kinerja berdasarkan standar-standar

yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Disamping dengan cara tersebut diatas, menguji kebenaran data juga bisa dilakukan

dengan kroscek dan klafifikasi dengan berbagai pihak yang mengetahui pelaksanaan

program PLKSDA-BM, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/ kota.

6.3. Pertemuan Penutupan

Pertemuan penutupan adalah pertemuan antara Tim Penilai dengan SKPD atau

Satker pengelola program untuk memaparkan hasil penilaian dan melakukan

konfirmasi hasil dan temuan di lapangan.

Hasil pertemuan penutupan dituangkan dalam bentuk Berita Acara Pertemuan

Penutupan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dilampiri Daftar Hadir

Pertemuan Penutupan.

Page 29: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

29

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB VIITATA CARA PELAKSANAAN PENILAIAN

Untuk menjamin terselenggaranya keberlanjutan program, maka pemerintah

kabupaten/ kota perlu melaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut :

7.1 Bobot VerifierBobot verifier ditentukan berdasarkan tingkat kedekatan verifier tersebut terhadap

pencapaian kinerja indikator.

(1) Berdasarkan tingkat kedekatannya, status verifier dikelompokkan menjadi

verifier dominan (utama) dan verifier co-dominan (penunjang).

(2) Verifier dominan memiliki bobot nilai 2 (dua) dan co-dominan memiliki bobot

nilai 1 (satu).

(3) Bobot verifier ditentukan berdasarkan lama pelaksanaan program PLKSDA-

BM. Semakin lama pelaksanaan program (3,4, atau 5 tahun), maka bobot

verifier baik yang bersifat input, proses maupun output, cenderung berstatus

dominan. Sebaliknya, pada pengelolaan program yang memiliki umur relatif

muda (1 atau 2 tahun), maka verifier yang bersifat input dan proses cenderung

memiliki status dominan, sedangkan verifier output memiliki status co-

dominan.

7.2. Penentuan Nilai Bobot IndikatorIndikator kinerja adalah suatu atribut kuantitaif dan atau kualitatif dan atau diskriptik

pada standar penilaian kinerja yang diukur atau dipantau secara periodik

menunjukkan perubahan, misalnya tingkat pendapatan petani. Sasaran kinerja

adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif dari indikator kinerja mencakup indkator

masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (result/ outcomes) dan manfaat (benefits)

serta dampak (impact), misalnya Rp 100.000/ bulan. Biasanya istilah sasaran kinerja

tidak disebutkan tersendiri, melainkan menjadi satu pengertian dalam “indikator

kinerja”.

Persyaratan penyusunan indikator kinerja adalah sebagai berikut :

a. Spesifik dan jelas, sehingga tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi.

b. Terukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Page 30: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

30

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

c. Obyektif, menghasilkan kesimpulan yang sama walaupun dilakukan oleh orang

yang berbeda.

d. Relevan, harus sesuai denga nrunag lingkup proyek dan dapat menggambarkan

hubungan sebab akibat antar indikator.

e. Fleksibel, dapat disesuaikan jika diperlukan.

f. Efisien, dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis denga biaya yang tersedia.

Nilai bobot indikator merupakan gambaran menyeluruh secara kolektif dari nilai bobot

verifier penyusun indikator. Gradasi nilai bobot indikator ditetapkan menjadi 3 (tiga)

skala, yaitu :

(1) Nilai bobot 3 (tiga) untuk pencapaian kinerja indikator Baik.

(2) Nilai bobot 2 (dua) untuk pencapaian kinerja indikator Sedang.

(3) Nilai bobot 1 (satu) untuk pencapaian kinerja indikator Buruk.

Selang (range) gradasi nilai bobot indikator ditetapkan sebagai berikut :

(1) Baik, apabila total nilai verifier yang dicapai antara 76% - 100% dari kemungkinan

total nilai maksimum yang dapat dicapai, tanpa ada verifier dominan yang bernilai

buruk.

(2) Sedang, apabila total nilai verifier yang dicapai antara 60% - 75% dari

kemungkinan nilai total maksimum yang dapat dicapai, tanpa ada verifier

Dominan yang bernilai buruk.

(3) Buruk, apabila total nilai verifier yang dicapai <60% dari kemungkinan total nilai

maksimum yang dapat dicapai, dan atau terdapat verifier Dominan yang bernilai

buruk.

7.3. Contoh Perhitungan Nilai Bobot IndikatorKriteria Indikator Verifier Bobot

Verifier

Nilai Aktual Nilai

Tertimbang

Verifier

Nilai Maksimal

Verifier

1. Prasyarat 1.1 1.1.1. CD (1) 3 3 3

1.1.2. CD (1) 3 3 3

1.1.3. D (2) 2 4 6

1.1.4. CD (1) 3 3 3

1.1.5. CD (1) 3 3 3

Jumlah 16 18

Page 31: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

31

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa untuk indikator 1.1. :

(1) Total nilai maksimal indikator yang dicapai adalah 18, yang merupakan jumlah

dari perkalian antara bobot tiap-tiap verifier dengan kemungkinan nilai

maksimal verifier yang bersangkutan (nilai maksimal 3).

(2) Total nilai indikator aktual yang diperoleh adalah 16, yang merupakan jumlah

dari perkalian antara tiap-tiap verifier dengan nilai aktual verifier yang

bersangkutan.

(3) Nilai bobot indikator adalah 16/18 X 100% = 89 %, sehingga kinerja indikator

dimaksud adalah Baik.

7.4. Perhitungan Nilai Akhir Kinerja

Nilai akhir kinerja diberikan dengan predikat “BURUK SEKALI”, “BURUK”,

“SEDANG”, “BAIK”, atau “BAIK SEKALI” dengan pedoman sebagai berikut :

(1) Predikat “SANGAT BAIK” apabila total nilai kinerja yang dicapai ≥ 90% dari

“RANGE”, dengan catatan tidak terdapat verifier dominan yang bernilai buruk,

dan memenuhi standar verifikasi.

(2) Predikat “BAIK” apabila total nilai kinerja indikator yang dicapai antara 75% -

89,9% dari nilai “RANGE”, dengan catatan tidak terdapat verifier dominan

yang bernilai buruk, dan memenuhi standar verifikasi.

(3) Predikat “SEDANG” apabila total nilai kinerja indikator yang dicapai antara

66% - 74,9% dari “RANGE”, dengan catatan tidak terdapat verifier dominan

yang bernilai buruk, dan memenuhi standar verifikasi.

(4) Predikat “BURUK” apabila total nilai kinerja indikator yang dicapai 50% -

65,8% dari “RANGE” dan atau tidak memenuhi standar verifikasi.

(5) Predikat “BURUK SEKALI” apabila total nilai kinerja indikator yang dicapai

<50% dari “RANGE” dan atau tidak memenuhi standar verifikasi.

Sedangkan nilai “RANGE” adalah nilai selisih dari Nilai Akhir Kinerja Maksimal

dengan Nilai Akhir Kinerja Minimal.

Page 32: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

32

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

7.5. Contoh Perhitungan Nilai Akhir Kinerja

IndikatorNilai Kinerja

IndikatorBobot

IndikatorNilai Kinerja

Minimal IndikatorNilai Kinerja

Maksimal Indikator1 Baik 3 1 52 Sedang 2 1 53 Baik 3 1 54 Baik 3 1 55 Baik 3 1 56 Baik 3 1 57 Baik 3 1 58 Baik 3 1 59 Buruk 1 1 510 Baik 3 1 511 Sedang 2 1 512 Baik 3 1 513 Sedang 2 1 514 Sedang 2 1 5. Baik 3 1 5. Baik 3 1 5. Baik 3 1 5. Baik 3 1 5. Sedang 2 1 5....... Baik 3 1 5

49 Baik 3 1 550 Sedang 2 1 551 Baik 3 1 5

160 51 255

Nilai Akhir Kinerja Maksimal = 51 X 5 = 255Nilai Akhir Kinerja Minimal = 51 X 1 = 51Sehingga nilai ”RANGE” = 255 – 51 = 204

Berdasarkan perhitungan diatas, terlihat bahwa:(1) Total nilai kinerja seluruh indikator adalah 160 atau berada di kisaran 75% s/d

89,9% dari nilai”RANGE” dan apabila tidak terdapat verifier dominan yanbernilai buruk, dan pemenuhan terhadap standar verifikasi adalah”Memenuhi”, maka nilai akhir kinerja adalah ”BAIK”.

(2) Dalam hal terdapat verifier dominan yang bernilai buruk dan atau pemenuhanterhadap standar verifikasi adalah ”Tidak Memenuhi”, maka nilai akhir kinerjaadalah ”BURUK”.

Page 33: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

33

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB VIII

PELAPORAN

8.1 Waktu Pelaporan

Pelaporan pelaksanaan kegiatan Evaluasi Kinerja Program PLKSDA-BM diatur

sebagai berikut .

1) Evaluasi Kinerja Program PLKSDA-BM dilaksanakan 1 (satu) kali dalam

1 (satu) tahun anggaran, sesuai dengan tujuan kegiatan untuk

mengetahui kinerja satker pelaksanaan program PLKSDA-BM, serta

menentukan Satker mana yang melanjutkan program dengan

memperoleh reward atau punishment, serta Satker mana yang tidak

melanjutkan program (terminated);

2) Kegiatan Evaluasi Kinerja dilaksanakan pada akhir tahun setiap Tahun

Anggaran;

3) Laporan harus disusun paling lambat 2 (dua) minggu setelah

pelaksanaan kegiatan penilaian kinerja di lapangan;

4) Laporan yang disampaikan meliputi Ringkasan Eksekutif, Laporan

Utama dan Lampiran;

.

8.2 Format Laporan

Penulisan laporan hasil studi evaluasi kinerja harus mencakup hal-hal sebagai

berikut :

a. Ringkasan Eksekutif, meliputi:

o Maksud dan tujuan studi evaluasi kinerja.

o Pendekatan yang digunakan.

o Hasil atau temuan yang diperoleh.

Page 34: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

34

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

b. Pendahuluan, meliputi:

o Persiapan Studi

o Persiapan Survei Lapangan

c. Pelaksanaan Survei

d. Analisis Data, meliputi:

- Analisis Kinerja (input-output-result)

- Pemenuhan dan ketaatan terhadap peraturan/ perundang-undangan

yang berlaku serta Pedoman Umum Program PLKSDA-BM

- Kesesuaian rencana dengan realisasi pelaksanaan Program PLKSDA-

BM

- Efektivitas Pelaksanaan Program PLKSDA-BM

- Efisiensi Pelaksanaan Program PLKSDA-BM

- Tingkat Penyerapan Dana/ Anggaran

- Input-output-hasil

- Manfaat Pelaksanaan Program PLKSDA-BM

- Dampak Pelaksanaan Program PLKSDA-BM

- Relevansi Pelaksanaan Program PLKSDA-BM

e. Kesimpulan dan Rekomendasi.

f. Lampiran pendukung

Page 35: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

35

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAB IX

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN TINDAKLANJUT

Demikian Pedoman Umum Penanganan Lahan Kritis Sumber Daya Air

Berbasis Masyarakat ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya sebagai

acuan pelaksanaan Program PLKSDA-BM di daerah. Panduan dapat digunakan

sebagai dokumen dasar penyusunan Juklak Provinsi dan Juknis Kabupaten

pengelola program di daerah.

Panduan ini dapat dikembangkan sesuai kondisi daerah setempat dan

kebutuhan, kepentingan, serta asprirasi masyarakat. Akhirnya fasilitasi penyusunan

panduan ini diharapkan dapat membantu pencapaian sinkronisasi, kesepahaman,

dan kesamaan substansi terhadap pengelolaan Program PLKSDA-BM sesuai

dengan konsep Program dan aturan yang berlaku.

1. Kuasa Pengguna Anggaran dana Dekonsentrasi maupun dana Tugas

Pembantuan mengoordinasikan tindak lanjut atas rekomendasi

sebagaimana tertuang dalam Berita Acara.

2. Hasil tindak lanjut sebagaimana dimaksud angka 1) selanjutnya dikirimkan

ke Kementerian Dalam Negeri c.q Ditjen Bina Pembangunan Daerah.

Page 36: PANDUAN EVALUASI KINERJA

PEDOMAN EVALUASI KINERJAPELAKSANA PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

36

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAHKEMENTERIAN DALAM NEGERI

LAMPIRAN – LAMPIRAN :

LAMPIRAN 1. Kriteria, indicator dan verifier program PLKSDA-BM

LAMPIRAN 2. Template scoring evaluasi kinerja dalam format excel