PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

27
1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL Allah menciptakan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada di dalamnya. Alkitab mencatat bahwa penciptaan itu berlangsung dalam enam hari. Hari ketujuh merupakan hari perhentian. Sebagai manusia kita pun adalah merupakan salah satu dari sekian banyak makhluk ciptaan Allah. Kita diciptakan secara khusus dan lebih mulia dari segala ciptaan Allah yang lainnya. Allah menciptakan kita secara khusus karena segala sesuatu diciptakan terlebih dahulu supaya kita bisa hidup di dalamnya. Semuanya itu bisa kita lihat ketika menciptakan bumi tempat kita tinggal terlebih dahulu, supaya ketika Allah menciptakan kita, kita memiliki tempat tinggal. Begitu pula dengan yang lainnya. Allah menciptakan semua lebih dahulu dari manusia supaya manusia bisa mengelola, memanfaatkan serta memeliharanya.Allah menciptakan kita lebih mulia daripada segala ciptaan Allah yang lainnya, karena kita diciptakan segambar dengan Dia. Allah memperlengkapi manusia dengan akal budi supaya manusia bisa mengenal-Nya serta karya-Nya dalam hidup manusia. Kekhususan dan kemuliaan itu adalah pemberian Allah kepada manusia. Yang dimaksudkan dengan manusia itu adalah laki-laki dan perempuan. Keutuhan gambar Allah dalam pribadi manusia tak bisa dipahami hanya dari satu sudut pandang saja (laki-laki atau perempuan saja), tetapi harus dipahami dalam persekutuan keduanya. Jadi kekhususan dan

Transcript of PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

Page 1: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Allah menciptakan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada di dalamnya.

Alkitab mencatat bahwa penciptaan itu berlangsung dalam enam hari. Hari ketujuh

merupakan hari perhentian. Sebagai manusia kita pun adalah merupakan salah satu dari

sekian banyak makhluk ciptaan Allah. Kita diciptakan secara khusus dan lebih mulia dari

segala ciptaan Allah yang lainnya. Allah menciptakan kita secara khusus karena segala

sesuatu diciptakan terlebih dahulu supaya kita bisa hidup di dalamnya. Semuanya itu bisa

kita lihat ketika menciptakan bumi tempat kita tinggal terlebih dahulu, supaya ketika

Allah menciptakan kita, kita memiliki tempat tinggal. Begitu pula dengan yang lainnya.

Allah menciptakan semua lebih dahulu dari manusia supaya manusia bisa mengelola,

memanfaatkan serta memeliharanya.Allah menciptakan kita lebih mulia daripada segala

ciptaan Allah yang lainnya, karena kita diciptakan segambar dengan Dia. Allah

memperlengkapi manusia dengan akal budi supaya manusia bisa mengenal-Nya serta

karya-Nya dalam hidup manusia.

Kekhususan dan kemuliaan itu adalah pemberian Allah kepada manusia. Yang

dimaksudkan dengan manusia itu adalah laki-laki dan perempuan. Keutuhan gambar

Allah dalam pribadi manusia tak bisa dipahami hanya dari satu sudut pandang saja (laki-

laki atau perempuan saja), tetapi harus dipahami dalam persekutuan keduanya. Jadi

kekhususan dan kemuliaan itu adalah pemberian Allah bagi laki-laki dan perempuan dan

dengan kata lain laki-laki dan perempuan dalam segala persamaan dan perbedaannya

sama kedudukannya. Yang satu tidaklah lebih utama dari yang lain

Seiring dengan perjalanan waktu, ada yang berubah ketika laki-laki dan

perempuan menjalankan pekerjaannya yang berbeda itu. Kaum laki-laki mulai merasa

bahwa sifat dan keistimewaan yang ada padanya merupakan alasan bagi mereka untuk

mendominasi kaum perempuan. Bagi mereka sifat dan keistimewaan dari kaum

perempuan hanyalah sebagai pelengkap saja dan dengan kata lain mereka mulai bersuara

bahwa merekalah yang utama. Anehnya sebagian besar dari kaum perempuan menerima

jati diri baru yang diberikan oleh kaum laki-laki terhadap mereka. Hal ini menyebabkan

munculnya budaya yang berpusat pada laki-laki (tidak hanya dalam masyarakat tapi juga

di sepanjang sejarah kekristenan). Budaya tersebut kemudian berkembang dan pada

Page 2: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

2

akhirnya mendarahdaging dalam kehidupan manusia (laki-laki dan perempuan).

Perwujudan dari budaya yang berpusat pada laki-laki itu bisa kita lihat di dalam

pemikiran dan perlakuan yang mengutamakan kaum laki-laki dalam masyarakat.

Contohnya: yang lebih berhak berkarir dan menjadi seorang pemimpin adalah laki-laki

bukannya perempuan, menempuh jenjang pendidikan yang tinggi lebih diperuntukkan

bagi kaum laki-laki sedangkan bagi kaum perempuan tahu membaca dan menulis saja

sudah cukup, mempunyai anak laki-laki dianggap sebagai kebanggaan bagi keluarga

sedangkan mempunyai anak perempuan dianggap sebagai beban bahkan aib bagi

keluarga, dan masih banyak lagi contoh lain yang lebih mengutamakan kaum laki-laki

dan menomorduakan kaum perempuan.

Abad 20 merupakan sebuah era dimana suara kaum perempuan mulai jelas

terdengar dan dunia tidak lagi menutup telinganya. Banyak orang mulai menyadari

bahwa manusia yang utuh adalah manusia dalam hubungan yang dinamis antara laki-laki

dan perempuan. Mereka mulai menyadari bahwa kaum perempuan memegang peranan

penting dalam kelangsungan sejarah umat manusia, dan mereka menemukan bahwa

banyak hal yang tidak utuh (lengkap) apabila hanya dilihat dari satu sudut pandang saja

(sudut pandang laki-laki).

Gerakan-gerakan pembaharuanpun bermunculan dan salah satunya adalah

feminisme, yang dalam gereja dikenal dengan Teologi Feminis. Pengaruh dari teologi

feminis telah menyebabkan budaya yang berpusat pada laki-laki perlahan mulai

memudar dan budaya yang memahami kesetaraan antara laki-laki dan perempuan mulai

berlaku dalam masyarakat. Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan jemaat GMIM

“Pniel” Bahu.

Namun yang menjadi permasalahan adalah sudah sejauh mana pandangan teologi

yang memahami kesetaraan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan ini membawa

pengaruhnya terhadap jemaat yang dahulunya telah sekian lama hidup dalam budaya

yang lebih mengutamakan kaum laki-laki.

Dalam kelas mata kuliah Metodologi Penelitian Teologi, peneliti mendapat tugas

untuk membuat sebuah penelitian. Dilatarbelakangi oleh ketertarikan terhadap fenomena

yang telah peneliti sampaikan secara ringkas sebelumnya maka peneliti memilih judul

penelitian “PEMAHAMAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TERHADAP

KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN” sebagai judul penelitian.

Page 3: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

3

B. IDENTIFIKASI, PEMBAHASAN, DAN PERUMUSAN MASALAH

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latarbalakang yang telah peneliti sebutkan dalam bagian

pendahuluan, maka identifikasi permasalahan yang ada adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang menyebabkan pemikiran (budaya) yang mengutamakan kaum laki-laki

bisa mendarahdaging dahulunya di dalam kehidupan jemaat?

2. Apakah yang membuat pandangan teologi feminis sedikit atau banyak mampu

mempengaruhi atau merubah pamikiran (budaya) yang lebih mengutamakan kaum

laki-laki?

3. Pandangan teologi yang bagaimanakah yang masih diwarisi jemaat dari budaya yang

lebih mengutamakan kaum laki-laki?

4. Pandangan teologi yang bagaimanakah yang sekarang dipahami jemaat dari

pengaruh teologi feminis terhadap budaya yang memahami tentang kesetaraan

antara kaum laki-laki dan kaum perempuan?

5. Bagaimanakah merumuskan refleksi teologis tentang kesetaraan antara laki-laki dan

perempuan dalam jemaat?

Pembatasan Masalah

Ada beberapa masalah yang teridentifikasi, penelitian ini dibatasi hanya kepada

apakah yang menjadi refleksi teologis tentang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan

dalam jemaat?

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah pada bagian sebelumnya, maka perumusan

masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah merumuskan refleksi teologis tentang kesetaraan antara laki-laki dan

perempuan dalam jemaat?

Page 4: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

4

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah tesebut, penelitian ini secara umum bertujuan untuk

mewujudkan hubungan yang dinamis antara laki-laki dan perempuan di dalam kesetaraan.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan teologi yang

berlaku dalam jemaat.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis sebagai aset dalam

pengembangan ilmu berteologi yang relevan, khususnya bidang ilmu teologi feminis.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan dasar dan sumbangan

pemikiran bagi setiap orang dalam mewujudkan hubungan yang dinamis antara laki-

laki dan perempuan di dalam kesetaraan.

D. METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Untuk pemecahan masalah penelitian ini, peneliti menggunakan hasil dari data

yang ditelaah melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan studi pustaka, khususnya

yang berkaitan dengan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Dalam melakukan

penelitian, bentuk yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Strategi pendekatan

yang digunakan adalah strategi pendekatan analisis data.

Page 5: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

5

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian adalah sebagai partisipan penuh.

Kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan

3. Lokasi Peneltian

Penelitian dilakukan di jemaat GMIM “PNIEL” Bahu yang berlokasi di

Kecamatan Malalayang kelurahan Bahu. Secara singkat keadaan jemat GMIM

“PNIEL” Bahu digambarkan sebagai berikut:

Jemaat GMIM “PNIEL” Bahu terdiri dari 12 kolom, dengan 268 jumlah keluarga

dan 983 jumlah jiwa.

Jemaat GMIM “PNIEL” Bahu dekat dengan pusat kota manado.

4. Data dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpukan dalam peneitian adalah data kualitatif, yaitu data

yang berbentuk kalimat atau kata. Data kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah data yang bersumber dari Alkitab, observasi, wawancara, kuesioner, yang

diperoleh dari jemaat GMIM “PNIEL” Bahu serta studi pustaka yang bersumber dari

buku-buku Kristen dan materi-materi dari internet yang membahas tentang kesetaraan

antara laki-laki dan perempuan serta bahasan penunjang yang lain.

5. Populasi dan Sampel

Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota jemaat

GMIM “PNIEL” Bahu. Yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah kaum bapa,

kaum ibu, pemuda, dan remaja yang ada dalam jemaat GMIM “PNIEL” Bahu. Anak

sekolah minggu tidak dimasukkan dalam sampel karena alasan anak sekolah minggu

belum bisa menjadi sumber data dari data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Dalam pengambilan sampel data penelitian, sampel data dibedakan dua kelompok

data, yaitu data yang diperoleh dari laki-laki dan data yang diperoleh dari perempuan.

Page 6: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

6

Dalam penelitian ini sampel diambil memenuhi asas keterwakilan dari setiap unsur

yang terdapat dalam populasi.

BAB I

DATA LAPANGAN

Data Berdasarkan Observasi

Dari pengamatan yang peneliti lakukan, tingkat pendidikan formal anggota-anggota

jemaat, baik laki-laki maupun juga perempuan termasuk tinggi. Hampir seluruh anggota

jemaat yang lulus dari sekolah menengah atas melanjutkan studinya di perguruan tinggi. Di

antara anggota jemaat ada yang bergelar Doktor dan Professor, sedang sebagian besar sisanya

bergelar Sarjana dan Master serta masih sementara studi.

Tingkat pendidikan yang tinggi dari anggota jemaat ini mempengaruhi mereka dalam

mengkritisi pengaruh-pengaruh budaya yang tidak lagi relevan dengan konteks masa kini.

Dari apa yang peneliti amati di jemaat, budaya tentang laki-laki yang harus bekerja mencari

nafkah sedangkan perempuan mengurus rumah sudah mulai terkikis. Ada didapati perempuan

yang bekerja mencari nafkah dan laki-laki yang mengurus rumah seperti memasak dan

berbelanja.

Data Berdasarkan Kuesioner

Peneliti menyebarkan angket yang diisi oleh sampel. Pertanyaan dalam angket

bersifat opsinal. Data yang diperoleh melalui angket dikelompokkan ke dalam sampel laki-

laki dan sampel perempuan adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

(lihat lampiran)

Page 7: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

7

Data Berdasarkan Wawancara

Dari data yang diperoleh melalui angket, peneliti melanjutkannya dengan

mengadakan wawancara. Wawancara dilakukan untuk mengetahui latarbelakang yang

mempengaruhi responden dalam menentukan jawabannya.

Anak pertama harus anak laki-laki

Pertanyaan: “Jika anda adalah keluarga baru dan diajukan pertanyaan, maka jenis

kelamin yang anda harapkan dari anak pertama anda?” dibuat untuk mengetahui masih ada

atau tidakkah pandangan dalam jemaat yang menggangap bahwa anak laki-laki lebih penting

dari anak perempuan.

Berdasarkan angket, setengah dari responden laki-laki memilih anak laki-laki.

Meskipun secara keseluruhan sebagian besar sisanya memilih laki-laki dan perempuan sama.

Setelah melakukan wawancara diperoleh kesimpulan bahwa jawaban-jawaban yang memilih

anak laki-laki tersebut merupakan warisan dari budaya sebelumnya yang sudah menjadi

kebiasaan, namun telah mengalami pergeseran makna. Hal itu tidak lagi hanya berarti bahwa

bagi mereka anak laki-laki lebih penting dari anak perempuan namun lebih kepada kebiasaan.

Meskipun mereka memahami bahwa anak laki-laki dan perempuan adalah pemberian Tuhan

dan mereka akan tetap menerima dan memberikan perlakuan yang sama pada mereka. Jadi

dapat disimpulkan bahwa mereka telah mengetahui nilai kesetaraan antara laki-laki dan

perempuan hanya saja mereka telah terbiasa dengan budaya yang membentuk mereka.

Orangtua sebagai pendidik

Pertanyaan: “Sipakah yang paling anda idolakan diantara ayah dan ibu anda?” dibuat

untuk mengetahui sejauh mana peranan ayah maupun ibu dalam proses kedewasaan seoarang

anak. Jika seorang anak lebih mengidolakan salah satu dan bukan kedua orangtuanya maka

dapat disimpulkan bahwa figur orangtua tersebut (ayah atau ibu) pastilah lebih dominan

dalam kehidupannya dan dengan demikian maka nilai-nilai didikan darinyalah yang akan

lebih mempengaruhi pribadi orang tersebut, bahkan mungkin sampai mendarahdaging dalam

kehidupan orang tersebut.

Page 8: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

8

Dari wawancara diperoleh kesimpulan bahwa baik ayah maupun ibu memiliki

peranan yang penting dalam kehidupan responden. Itu terlihat dari jawaban resonden

sebelumnya yang sebagian besar mengidolakan ayah dan ibu mereka. Sebagian responden

yang menjawab hanya salah satu dari orangtua mereka memiliki alasan lebih kefaktor pribadi

yang patut diteladani daripada faktor pengaruh budaya.

Posisi Pemimpin

Pertanyaan: “Menurut anda jabatan seorang pemimpin lebih tepat dipegang oleh?”

bermaksud untuk mengetahui ada atau tidakkah nilai-nilai budaya yang menganggap bahwa

jabatan seorang pemimpin itu harus dipegang oleh laki-laki dan bukan perempuan.

Menurut angket, sebagian besar responden menganggap bahwa laki-laki dan

perempuan layak untuk menjadi seorang pemimpin. Berdasarkan wawancara kepada mereka

alasan mereka adalah karena sudah banyak contoh kepemimpinan perempuan yang baik dan

banyak juga didapati kepemimpinan dari laki-laki yang tidak baik.

Untuk responden yang menjawab laki-lakilah yang layak menjadi seorang pemimpin

(44% responden laki-laki memilih jawaban ini) dilatarbelakangi oleh alasan budaya, yaitu

warisan pemikiran dari orangtua seperti dalam pandangan laki-lakilah yang harus menjadi

kepala rumah tangga, menghidupi anak dan isteri, dll. Selain itu pandangan responden

terhadap Alkitab juga mempengaruhi jawaban mereka. Salah satu alasan mereka yang lain

adalah karena dalam Alkitab paling banyak didapati contoh kepemimpinan dari laki-laki

bukannya perempuan.

Untuk responden yang menjawab perempuan alasan mereka adalah karena menurut

mereka banyak sekali kepemimpinan dari laki-laki yang tidak benar dan karena itu

perempuanlah yang lebih tepat memegang posisi pimpinan.

Faktor kepercayaan

Pertanyaan: “Menurut anda orang yang paling bisa menjaga rahasia adalah?”

bermaksud untuk mengetahui kebenaran dari pandangan yang berlaku dalam masyarakat

Page 9: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

9

yang menganggap bahwa perempuan identik dengan kebiasaan bergosip dan karena itu tidak

bisa menjaga rahasia.

Dari wawancara yang dilakukan terhadap orang yang menjawab laki-laki dan

perempuan bisa menjaga rahasia (50% responden laki-laki dan 63% responden perempuan),

diperoleh kesimpulan bahwa baik laki-laki dan perempuan bisa menjaga rahasia. Menurut

mereka berbicara mengenai soal menjaga rahasia itu adalah masalah pribadi dan tidak ada

kaitannya dengan laki-laki dan perempuan.

Dari wawancara yang dilakukan terhadap responden yang menjawab laki-laki yang

paling bisa menjaga rahasia (32% responden laki-laki dan 27% responden perempuan),

diperoleh kesimpulan bahwa alasan mereka menjawab demikian karena alasan adanya

pandangan yang mengidentikkan perempuan dengan bergosip.

Sebagian kecil dari responden yang menjawab perempuan yang paling bisa menjaga

rahasia, dikarenakan sifat atau karakter perempuan yang suka mendengar dan asik untuk

diajak berbicara.

Kerjasama antara laki-laki dan perempuan

Dari Pertanyaan: “Menurut anda orang yang paling cocok diajak berkerjasama

adalah?”, diperoleh dua jawaban mayor yaitu bagi laki-laki sebagian besar menjawab laki-

laki dan perempuan bisa karena dalam pekerjaannya sehari-hari laki-laki sudah biasa

bekerjasama dengan sesamanya laki-laki ataupun perempuan. Sedangkan bagi perempuan

sebagian besar mereka menjawab perempuan karena dalam aktivitasnya sehari-hari mereka

paling sering berinteraksi dengan sesama mereka.

Laki-laki mengerjakan pekerjaan perempuan dan perempuan mengerjakan pekerjaan laki-

laki

Dari pertanyaan: “Menurut anda pantaskah seorang pria mengerjakan pekerjaan

dapur?” dan “Menurut anda pantaskah seorang wanita mengerjakan pekerjaan ‘kasar’ ”,

diperoleh kesimpulan bahwa baik laki-laki maupun perempuan bisa menerima kalau

seandainya laki-laki itu mengerjakan pekerjaan perempuan namun mereka sulit menerima

Page 10: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

10

kalau seandainya perempuan mengerjakan pekerjaan laki-laki. Dari hasil wawancara didapati

kesimpulan bahwa hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan pekerjaan berdasarkan

budaya. Laki-laki mengerjakan pekerjaan perempuan dapat diterima oleh budaya tapi tidak

demikian dengan perempuan mengerjakan pekerjaan laki-laki, apalagi khususnya pekerjaan

“kasar”.

Kesaksian Alkitab tentang laki-laki dan perempuan

Pertanyaan: “Menurut anda siapakah yang lebih utama menurut kesaksian Alkitab?”,

mencoba mengangkat tentang pandangan jemaat terhadap kesetaraan antara laki-laki dan

perempuan berdasarkan Alkitab.

Dari angket yang dijalankan, sebagian besar responden menjawab bahwa Alkitab

mengutamakan baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan wawancara alasan mereka

adalah bahwa pesan Alkitab adalah untuk semua orang, tidak hanya untuk laki-laki ataupun

perempuan saja tetapi untuk kedua-duanya.

Dalam wawancara terhadap mereka yang menjawab laki-laki, alasan mereka

menjawab demikian adalah karena Alkitab banyak kali menekankan tentang laki-laki dan

juga tentang sebutan Bapa kepada Allah, bukannya ibu. Sedangkan yang menjawab

perempuan lebih pada alasan subjektif.

Wibawa Alkitab

Pertanyaan: “Setujukah anda dengan kesaksian Alkitab tersebut (nomor delapan)?”,

menunjukkan sejauh mana jemaat memandang wibawa Alkitab sebagai sumber kebenaran

yang dipercayai. Sebagian besar responden menjawab setuju dan hanya beberapa yang

menjawab kurang setuju. Dari hasil wawancara mereka yang setuju beralasan bahwa Alkitab

adalah sumber kebenaran dan tidak dapat salah. Apa yang dikatakan Alkitab adalah benar,

yang bisa salah adalah orang yang menafsirkannya. Sedangkan yang menjawab kurang setuju

adalah responden perempuan yang ketika diwawancarai mereka bukannya tidak menghargai

kewibawaan Alkitab, yang mereka tidak setujui adalah beberapa teks Alkitab yang terkesan

lebih mengutamakan kaum laki-laki, contohnya dalam 1 korintus 11:3-9.

Page 11: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

11

Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan

Pertanyaan terakhir yaitu: “Kesimpulan anda, setarakah derajat (nilai) dari laki-laki

dan perempuan itu?”, dimaksudkan untuk mengetahui pandangan jemaat tentang kesetaraan

antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan jawaban yang diperoleh dalam angket, semua

responden perempuan mengakui kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki

dan perempuan yang mengakui kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, setelah

diwawancara mereka menjawab demikian karena beberapa alasan, yang pertama adalah

berita keselamatan yang diperuntukkan bagi semua orang, yang kedua adalah emansipasi

wanita.

Sedangkan sebagian kecil responden yang menjawab tidak setara, setelah

diwawancarai diketahui bahwa mereka beranggapan demikian karena menurut mereka

memang demikian seharusnya. Mereka juga menggunakan beberapa contoh dalam Alkitab

untuk membenarkan pendapat mereka. Namun hal itu bukan berarti bahwa mereka

memandang diskriminatif terhadap perempuan, melainkan lebih kepada pemberian nilai

terhadap baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya laki-laki yang ideal itu seperti ini, dan

perempuan yang ideal itu seperti ini.

BAB II

STUDI PUSTAKA

Pengertian Jemaat

Sehubungan dengan judul penelitian kami, yaitu “Pemahaman Jemaat GMIM Pniel

Bahu terhadap kesetaraan antara laki-laki dan perempuan”, maka memahami terlebih dahulu

tentang pengertian jemaat akan sangat membantu dalam memahami penelitian kami.

Berikut adalah pengertian tentang jemaat:

Jemaat adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari orang-orang beriman yang berbakti kepada Tuhan, (Kis 7:38; Mat 16:18). Dapat ditinjau dalam dua segi pemandangan dalam Perjanjian Baru yang tak dapat dilihat, Ibr 12:23, dan yang dapat dilihat, Kol 1:24; 1Tim 3:5. Perkara yang dapat dilihat adalah suatu perhimpunan bersama kaum Kristen, misalnya seperti dinegeri Roma, Korintus, Efesus, dll. Yaitu mereka yang menjalani baptisan, memegang pengajaran Rasuli, pertobatan oleh iman, ikut serta dalam Perjamuan Kudus, berbakti bersama-sama.(http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=jemaat)

Page 12: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

12

Berdasarkan tata gereja GMIM, yang dimaksudkan dengan jemaat adalah persekutuan

orang-orang yang menyatakan diri sebagai anggota GMIM di suatu tempat dan lingkungan

tertentu. Anggota GMIM ialah mereka yang didaftarkan dalam jemaat-jemaat GMIM.

Dihubungkan dengan judul penelitian kami, maka yang dimaksud dengan jemaat

GMIM Pniel Bahu adalah persekutuan orang-orang yang menyatakan diri sebagai anggota

GMIM di Jemaat GMIM Pniel Bahu yang namanya terdaftar sebagai anggota jemaat.

Teologi feminis

Pengertian dari teologi feminis adalah sebuah cabang ilmu Teologi yang berbicara

tentang Allah dari perspektif perempuan, oleh perempuan dan tentang perempuan.

Teori feminis senatiasa mengutamakan hubungan dan bersifat inklusif. Kenyataan ini

sangat menarik dalam kebudayaan Indonesia yan tidak suka pemikiran eksklusif, melainkan

suka mengabungkan ini dan itu. Hal ini hanya berbeda dengan tradisi dimana pemikiran

feminis tidak menyamakan ini dan itu tetapi melihatnya sebagai keberlainan yang patut

dihormati, agar supaya hubungan satu sama lain itu nyata.

Feminisme mengakui perbedaan antara laki-laki dan perempuan tetapi menolak

dominasi kaum laki-laki bahkan pun kaum perempuan atas warga masyarakat lainnya.

Feminisme tidak menginginkan dominasi kaum perempuan atas kaum laki-laki, tetapi

mencita-citakan suatu hubungan yang dinamis kritis dan kreatif. Dapat dikatakan pula bahwa

kaum feminis meninggalkan tentang pemikiran yang bersifat ekslusif, tetapi mencari

pemikiran yang inklusif yang maksudnya menerima kepelbagaian sebagai kekayaan dan

dorongan untuk mencari kebenaran yang lebih dalam dan utuh.

Kaum feminis menekankan bahwa Alkitab dibentuk oleh kaum laki-laki dalam

budaya patriarkal, sehingga banyak pengalaman dan pernyataan ditafsirkan oleh kaum laki-

laki dari sudut pandang patriarkal. Usaha penafsiran dari abad ke abad dan penentuan kitab-

kitab mana yang diterima oleh umat menunjang pemahaman patriarkal dan meniadakan apa

yang masih tersirat tentang pengalaman perempuan atau, saat ia masih terpelihara, ia

ditafsirkan secara andosentris.

Sehingga akibatnya Alkitab menjadi sumber yang membenarkan konsep patriarkat

dalam masyarakat Yahudi dan Kristen. Alkitab menentukan iman dan jati diri Kristen dan

kitab yang merupakan dasar keterkaitan kita (pada tradisi patriarkal) serentak merupakan

sumber pembebasan kita, yaitu sumber utama kritik feminis terhadap penindasan patriarkal.

Page 13: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

13

Inti berita Alkitab dan iman Kristen membebaskan, menyembuhkan dan membangun

manusia yang utuh menurut pola kasih dan keadilan Allah.

Dalam ibadah kebanyakan gereja, pembacaan Alkitab dibuka dan ditutup dengan

perkataan seperti “Dengarkanlah Firman Allah” atau “Demikianlah Firman Allah”. Maksud

di balik itu adalah bahwa dalam naskah yang dibaca itu Allah dapat berfirman melalui Roh-

Nya. Kaum feminis tidak dapat menerima paham bahwa Firman terikat bahkan terkurung

dalam kitab suci dan memperingatkan bahwa berdasarkan paham tersebut ayat-ayat yang

merendahkan perempuan diterima sebagai hukum kekal yang menentukan peran laki-laki dan

perempuan.

Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan sebagai manusia yang utuh

Marie Claire Barth mengangkat tentang peranan perempuan yang tidak kalah penting

dengan laki-laki dalam bukunya “Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu”. “Perempuan ialah

manusia sepenuhnya dan harus diperlakukan demikian”. Keyakinan ini menyangkut dua segi,

yakni laki-laki dan perempuan, keduanya manusia setingkat dan sederajat dalam kesamaan

dan perbedaan mereka; mereka menghayati kemanusiaannya dalam hubungan timbal balik.

Perempuan dan laki-laki itulah yang dimaksudkan dengan manusia. Dalam kehidupan yang

mereka jalani, mereka memiliki peranan yang sama. Mereka membangun hubungan-

hubungan yang beranekaragam. Dalam hubungan-hubungan itulah manusia menjalankan

peranannya sebagai manusia seutuhnya, baik sebagai perempuan maupun juga laki-laki.

Hubungan-hubungan yang dijalankan oleh manusia itu membentuk jaringan hubungan yang

bisa berjalan dengan baik namun bisa juga terhambat. Jaringan hubungan itu yang terdiri atas

hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama baik pribadi maupun dalam masyarakat,

dan juga dengan alam. (Barth-Frommel, Marie Claire: 2006)

Penelitian kami ini berusaha menganalisis pandangan teologi yang ada dalam jemaat

yang berkaitan dengan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, dan hal itu dapat diselidiki

dalam jaringan hubungan dari jemaat itu sendiri.

Page 14: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

14

BAB III

REFLEKSI TEOLOGIS

Identifikasi Masalah Teologis

Berdasarkan data lapangan untuk sementara dapat disimpulkan bahwa secara umum

ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan bukan pemasalahan yang umum berlaku

dalam jemaat. Hanya sebagian kecil saja yang beranggapan demikian. Berdasarkan data

lapangan dan studi kepustakaan pada bab 1 dan bab 2 maka permasalahan tersebut dapat

diidentifikasikan adalah sebagai berikut:

Adanya pemahaman teologi yang bersifat androsentris (berpusat pada laki-laki).

Adanya pengaruh budaya terhadap pandangan teologi jemaat.

Evaluasi Teologis

Dalam bagian ini dimuat tentang evaluasi terhadap permasalahan teoligis yang

berlaku dalam jemaat.

Adanya pemahaman teologi yang bersifat androsentris (berpusat pada laki-laki).

Meskipun tidak terlalu mencolok namun didapati dalam jemaat tentang pemahaman

teologi yang bersifat androsentris. Hal itu terlihat dalam penggunaan Alkitab yang

menekankan:

- Posisi pemimpin yang harus laki-laki sebagaimana dicontohkan dalam sebagian

besar contoh kepemimpinan dalam Alkitab.

- Penciteraan pribadi Allah yang maskulin karena dilatarbelakangi teks Alkitab

yang menyebut Allah dengan sebutan Bapa.

- Sudut pandang patriarkal sebagai satu-satunya sudut pandang dalam menilai

Alkitab.

Adanya pengaruh budaya terhadap pandangan teologi jemaat.

Page 15: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

15

Pengaruh budaya dalam pandangan teologi jemaat terlihat dalam pemikiran maupun

penerapan dari budaya itu sendiri dengan makna yang masih kental ataupun sudah bergeser.

Hal itu terlihat dalam:

- Batasan dari budaya bagi laki-laki dan perempuan yang memberikan gambaran

tentang laki-laki yang ideal dan perempuan yang ideal

Refleksi Teologis

Setelah mengevaluasi permasalahan teologis yang ada dalam jemaat maka dapatlah

dirumuskan refleksi teologis tentang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan bagi jemaat

sebagai berikut:

- Contoh-contoh kepemimpinan yang banyak didominasi oleh kaum laki-laki dalam

Alkitab bukanlah alasan yang membenarkan bahwa seorang pemimpn yang ideal

itu haruslah laki-laki. Contoh-contoh tersebut lebih dilatarbelakangi oleh hal-hal

sebagai berikut:

a. Konteks budaya masa itu yang menempatkan kaum laki-laki diatas kaum

perempuan.

b. Penulis naskah-naskah Alkitab yang di dominasi oleh kaum laki-laki

sehingga sudut pandang mereka (yaitu sudut pandang laki-laki) melatar

belakangi tulisan-tulisan Alkitab.

c. Komunitas pembaca yang pada masa itu di dominasi para laki-laki dimana

laki-laki merupakan imam dalam keluarga dan para isteri atau perempuan

nanti mendengar dari laki-laki setelah mereka membacanya.

Karena itu hal yang harus direfleksikan dalam bagian ini adalah keteladanan

tokoh-tokoh dalam menjalankan kepemimpinan mereka. Bukan persoalan

mengenai laki-laki dan perempuan.

- Teks Alkitab yang menyebut Allah dengan sebutan Bapa tidak bisa menjadi dasar

dalam penciteraan pribadi Allah yang maskulin saja. Penyebutan Bapa

dipengaruhi pula oleh budaya patriarkal. Oleh karena itu perlu ditekankan pula

penciteraan pribadi Allah yang feminin. Hal itu dapat dilihat dalam teks-teks

Alkitab yang menceritakan tentang karya pemeliharaan Allah. Karena itu yang

harus direfleksikan adalah bagaimana memahami penciteraan Allah yang utuh

berdasarkan Alkitab. Yaitu citra yang maskuli yang nampak dalam keadilan-Nya

Page 16: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

16

dan penghukuman-Nya, namun juga citra yang feminin yang nampak pula dalam

kasih dan pemeliharaan-Nya.

- Sudut pandang penafsiran Alkitab yang patriarkal tentu saja menghasilkan tafsiran

yang patriakh pula. Karena itu diperlukan sudut pandang penafsiran yang feminis

untuk merefleksikan nilai-nilai tentang perempuan yang terdapat dalam Alkitab,

yang tersembunyi ataupun sengaja disembunyikan karena pengaruh latar belakang

budaya patriarkal pada waktu naskah itu ditulis.

- Batasan dari budaya bagi laki-laki dan perempuan yang memberikan gambaran

tentang laki-laki yang ideal dan perempuan yang ideal tidak bisa diterima.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang diciptakan serupa dengan gambar

Allah, tidak bisa dipahami sendiri-sendiri. Mencoba untuk memahami gambar

Allah hanya dari satu sudut pandang saja tidak akan bisa menggambarkannya.

Karena itu kemanusiaan yang utuh adalah dalam relasi yang dinamis antara laki-

laki dan perempuan. Budaya yang membatasi tentang apa yang boleh dan tidak

boleh dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tidak menampakkan nilai

kemanusiaan. Contohnya: laki-laki tidak boleh mengerjakan pekerjaan perempuan

dan perempuan tidak boleh mengerjakan pekerjaan laki-laki, laki-laki tidak boleh

menangis karena yang boleh menangis hanya perempuan, perempuan tidak boleh

memerintah dan mengambil keputusan karena yang boleh melakukannya adalah

laki-laki. Kesemua contoh ini tidak menampakkan nilai-nilai kemanusiaan yang

utuh karena itu yang harus direfleksikan adalah bagaimana baik laki-laki maupun

perempuan menghayati keutuhan mereka sebagai makhluk ciptaan Allah dalam

relasi yang dinamis antara keduanya.

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Laki-laki dan perempuan memang diciptakan berbeda, memiliki karakter yang

berbada dan juga cara yang berbeda pula dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab

mereka. Namun perbedaan itu bukanlah alasan bagi masing-masing pihak untuk merasa

lebih dari yang lain. Perbedaan itulah yang seharusnya menjadi pendorong baik bagi laki-

laki maupun juga bagi perempuan untuk berkerjasama dalam menjalankan kemanusiaan

Page 17: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

17

yang utuh, yaitu sebagai laki-laki dan perempuan yang diciptakan Allah serupa dengan

gambar-Nya. Berbicara soal kesetaraan, kesetaraan tidaklah terletak pada kesamaan, yaitu

setara kalau apa yang bisa dilakukan oleh yang satu dapat pula dilakukan oleh yang lain.

Tapi kesetaraan terletak pada penghargaan dan pengakuan dalam kesamaan atau

perbedaan dan dalam kesanggupan atau ketidaksanggupan, bahwa laki-laki dan

perempuan itu diciptakan setara oleh Tuhan.

B. SARAN

Dari penelitian ini jelas bagi kita bahwa penafsiran atas Alkitab memegang

peranan yang penting. Penafsiran yang benar dapat merubah budaya primitif sehingga

kekristenan dapat masuk di dalamnya dan penafsiran yang keliru juga dapat

menjerumuskan jemaat ke dalam perpecahan dan kehancuran. Karena itu marilah kita

bersama mendasarkan pemahaman teologi kita pada penafsiran Alkitab yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab terbitan LAI.

Barth-Frommel, Marie Claire. Hati Allah bagaikan Hati seorang Ibu. Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2006.

Tata Gereja GMIM

Kamus Alkitab Online. http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=jemaat

Page 18: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

18

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ANGKET

Responden

- Laki-laki = 16

- Perempuan = 19

1. Jika anda adalah keluarga baru dan diajukan pertanyaan, maka jenis kelamin

yang anda harapkan dari anak pertama anda adalah:

a. Laki-laki 8 1

b. Perempuan 1 2

c. Laki-laki dan perempuan sama saja 4 14

d. Tidak tahu 3 2

2. Siapakah yang paling anda idolakan diantara ayah dan ibu anda:

a. Ayah 4 2

b. Ibu 1 2

c. Ayah dan ibu 10 14

d. Tidak ada 1 1

3. Menurut anda jabatan seorang pemimpin lebih tepat dipegang oleh:

a. Laki-laki 7 2

b. Perempuan 1 1

c. Laki-laki dan perempuan bisa 8 16

d. Tidak tahu 0 0

4. Menurut anda orang yang paling bisa menjaga rahasia adalah:

a. Laki-laki 5 5

b. Perempuan 3 2

c. Laki-laki dan perempuan bisa 8 12

d. Tidak tahu 0 0

5. Menurut anda orang yang paling cocok diajak berkerjasama adalah:

a. Laki-laki 4 3

b. Perempuan 1 9

c. Laki-laki dan perempuan bisa 11 7

d. Tidak tahu 0 0

6. Menurut anda pantaskah seorang pria mengerjakan pekerjaan dapur:

a. Pantas 8 14

b. Kurang pantas 8 5

c. Tidak pantas 0 0

Page 19: PANDANGAN JEMAAT GMIM PNIEL BAHU TENTANG KESETARAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

19

d. Tidak tahu 0 0

7. Menurut anda pantaskah seorang wanita mengerjakan pekerjaan ‘kasar’:

a. Pantas 1 3

b. Kurang pantas 7 9

c. Tidak pantas 8 7

d. Tidak tahu 0 0

8. Menurut anda siapakah yang lebih utama menurut kesaksian Alk itab:

a. Laki-laki 7 3

b. Perempuan 0 1

c. Laki-laki dan perempuan 9 15

d. Tidak tahu 0 0

9. Setujukah anda dengan kesaksian Alkitab tersebut (nomor delapan):

a. Setuju 14 16

b. Kurang setuju 1 3

c. Tidak setuju 0 0

d. Tidak tahu 1 0

10. Kesimpulan anda, setarakah derajat (nilai) dari laki-laki dan perempuan itu:

a. Setara 13 19

b. Tidak setara 3 0

c. Tidak tahu 0 0

Laki-laki Perempuan