paliatif

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hampir semua manusia akan merasa takut apabila sudah ditetapkan diagnosis bahwa dirinya menderita kanker. Hal demikian tidaklah berlebihan sehingga wajarlah jika persepsi orang terhadap diagnosis kanker adalah identik dengan menunggu datangnya kematian, yang pada umumnya sejak ditegakkan diagnosis sampai datangnya maut waktunya diperkirakan tidak akan lama lagi. Meskipun sudah disadari bahwa maut pasti datang, namun sangatlah jarang orang yang siap menghadapinya. Yang lazim terjadi peristiwa itu selalu merupakan stressor bagi yang bersangkutan maupun keluarga yang ditinggalkan. Reaksi pasien dan keluarganya dalam menghadapi kanker bermacam-macam, ada yang dengan tabah dan pasrah, tetapi kebanyakan orang akan merasa sangat menderita tekanan batin setelah mengetahui diagnosis dan gambaran perjalanan penyakit itu. Reaksi emosional tersebut perlu diketahui dalam rangka menentukan sikap (approach) dari berbagai disiplin ilmu terkait dalam menangani kanker secara bersama-sama, yang menyangkut aspek organobiologik (fisik) psiko edukatif dan sosio kultural. 1.2 KONSEP PENGERTIAN 1.2.1 Pengertian dukungan keluarga Dukungan keluarga merupakan suatu sistem pendukung yang diberikan oleh keluarga terhadap anggota keluarga yang meliputi, memberikan dukungan emosional, bantuan materil,

description

tugas

Transcript of paliatif

Page 1: paliatif

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hampir semua manusia akan merasa takut apabila sudah ditetapkan diagnosis bahwa dirinya

menderita kanker. Hal demikian tidaklah berlebihan sehingga wajarlah jika persepsi orang

terhadap diagnosis kanker adalah identik dengan menunggu datangnya kematian, yang pada

umumnya sejak ditegakkan diagnosis sampai datangnya maut waktunya diperkirakan tidak akan

lama lagi. Meskipun sudah disadari bahwa maut pasti datang, namun sangatlah jarang orang yang

siap menghadapinya. Yang lazim terjadi peristiwa itu selalu merupakan stressor bagi yang

bersangkutan maupun keluarga yang ditinggalkan.

Reaksi pasien dan keluarganya dalam menghadapi kanker bermacam-macam, ada yang

dengan tabah dan pasrah, tetapi kebanyakan orang akan merasa sangat menderita tekanan batin

setelah mengetahui diagnosis dan gambaran perjalanan penyakit itu. Reaksi emosional tersebut

perlu diketahui dalam rangka menentukan sikap (approach) dari berbagai disiplin ilmu terkait

dalam menangani kanker secara bersama-sama, yang menyangkut aspek organobiologik (fisik)

psiko edukatif dan sosio kultural.

1.2 KONSEP PENGERTIAN

1.2.1 Pengertian dukungan keluarga

Dukungan keluarga merupakan suatu sistem pendukung yang diberikan oleh keluarga

terhadap anggota keluarga yang meliputi, memberikan dukungan emosional, bantuan materil,

memberikan informasi dan pelayanan, serta memvasilitasi anggota keluarga dalam membuat

kontak sosial dengan masyarakat (Oxford, 1992).

Sedangkan menurut house (2000, dalam S.Met, 2004) ada dukungan buat keluarga

yaitu dukungan emosional,, dukungan penghargaan, dukungan informasi, dukungan

instrumental, dan dukungan jaringsn sosial.

a. Dukungan emosional

Dukungan emosi adalah dukungan yang dapat membuat seseorang merasa nyaman,

tenang, rasa memiliki, dan dicintai saat stres. Dukungan ini melibatkan empati, perhatian

dan dorongan ataupun keprihatinan terhadap seseorang (Sarevino, 2004).

Page 2: paliatif

b. Dukungan penghargaan (Support Appraisal)

Dukungan ini merupakan dukugan keluarga dalam memberikan umpan balik dan

penghargaan kepada anggota keluarga dengan menunjukkan respon positif, yaitu

dorongan terhadap gagasan atau perasaan.

c. Dukungan informasi (Informational Support)

Saravino (2004) menyebutkan bahwa dukungann informasi ini berarti pemberian nasehat,

saran, dan umpan balik tentang apa yang sedang dan telah dilakukan seseorang misalnya :

pemberian informasi tentang penyakit oleh dokter pada pasien yang membutuhkan

informasi tersebut

d. Dukungan istrumental (Instrumental Support)

Menurut Friedmaan, Bowden, dan Jones (2003), dukungan ini merupakan fungsi

ekonomi dan perawatan kesehatan yang diterapkan keluarga terhadap anggota keluarga,

sedangkan fungsi perawatan kesehatan keluarga adalah mempertahankan keadaan

kesehatan anggta keluarga, diantaranya merawat pasien yang sakit, menciptakan

lingkungan yang mendukung, dan membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan.

e. Dukungan jaringan sosial (Network Support)

Daux dan Wrightman (1988), dalam Taylor(2006), mengatakan bahwa orang yang berada

dalam keadaan stres akan mencari dukungan sosial dari orang lain sehingga dengan

adanya dukungan tersebut maka diiharapkan dapat mengurangi tingkat stres, dukungan

keluarga juga memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan seseorang.

1.2.2 Definisi Keluarga

keluarga sangat variatif sesuai dengan orientasi teori yang menjadi dasar

pendevinisiannya . keluarga berasal dari bahasa sansekerta ( kula dan warga ) kulawarga

yang berarti anggota kelompok kerabat .

banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan social

masyarakat . berikut akan di kemukakan beberapa pengertian keluarga :

a. pendapat yang menganut teori interaksional, memandang keluarga sebagai suatu arena

berlangsungnya interaksi keperibadian . sedangkan mereka yang berorientasi pada

perspektif system social memandan keluarga sebagai bagian social terkecil yang terdiri

Page 3: paliatif

dari seperangkat komponen yang sangat tergantung dan di pengaruhi oleh struktur

internal dan system system lain .

b. wall (1986) mengemukakan keluarga sebagai 2 orang atau lebih yang di satukan oleh

ikatan kebersamaan dan ikatan emosional serta mengidentifikasikan diri mereka sebagai

bagian dari keluarga .

c. sprandley dan allender ( 1996 ) mengemukakan satu atau lebih individu yang tinggal

bersama , sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam ikatan

social , peran dan tugas .

d. undang undang no 10 tahun (1992) mengemukakan keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri dari suami , istri , dan anak atau suami istri , atau ayah dan

anaknya , atau ibu dan anak nya .

e. depkes RI tahun ( 1988 ) mendefinisikan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di

suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan

f. sayekti tahun (1994 ) mendefinisikan keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan

hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berkelinan jenis yang hidup

bersama atau seoran perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak , baik

anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga

g. johnson’s ( 1992 ) mendefinisikan keluarga adalah kumpulan 2 orang atau lebih yang

mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak , yang terlibat dalam kehidupan terus

menerus , yang tinggi dalam 1 atap , mempunya ikatan emosional dan mempunyai

kewajiban antara 1 orang dengan orang lainnya .

h. friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai suatu system social . keluarga

merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu individu yang memiliki

hubungan erat 1 sama lain , saling tergantung yang di organisir dalam satu unit tunggal

dalam rangka mencapai tujuan tertentu .

Page 4: paliatif

1.3 Definisi Penyakit Terminal

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat

dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat progresif,

pengobatan hanya bersifat paliatif ( mengurangi gejala dan keluhan, memperbaiki kualitas hidup.

( Tim medis RS Kanker Darmais, 1996).

Jadi Proses pemberian dukunga keluarga dengan anggota keluarga dengan penyakit

terminal adalah serangkaian sistem pendukung yang diberikan oleh keluarga yang meliputi,

memberikan dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukunga informasi, dukungan

istrumental, dukunga jaringan sosial terhadap anggota keluarga yang memiliki penyakit pada

stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat progresif, pengobatan hanya bersifat

paliatif ( mengurangi gejala dan keluhan, memperbaiki kualitas hidup)

1.4 Prinsip Proses Pemberian Dukungan Keluarga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses pemberian dukungan keluarga

adalah sistem pendukung yang diberikan oleh keluarga terhadap anggota keluarga yang meliputi;

dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan

emosional dalam hal ini keluarga menjadi sumber dukungan bagi anggota keluarga dengan

penyakit terminal yang memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Oleh karena itu dalam hal ini keluarga

mempunyai peran sebagai “care giver”, dan hal itu sangatlah tidak mudah maka dalam prosesnya

diharuskan adanya suatu prinsip agar proses dukungan tersebut dapat dipraktekan dengan efektif.

Pada dasarnya prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun

individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau

bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan

merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek

tertentu. Proses dukungan yang dapat dilakukan keluarga digambarkan seperti berikut:

a. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi

tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat

digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat

Page 5: paliatif

menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan

aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat,

usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

b. Dukungan penghargaan

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan

menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga

diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian. Bentuk dukungan ini melibatkan

pemberiaan informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis

informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah

dengan mudah.

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya:

kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita

dari kelelahan. Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan

perto-longan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan.

Bentuk ini dapat mengurangi stres karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya

yang behubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan terutama dalam

mengatasi masalah yang dianggap dapat dikontrol.

d. Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta

membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi

dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,

mendengarkan dan didengarkan. Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan

nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh keluarga sehingga individu dapat menghadapi

masalah dengan baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang

dianggap tidak dapat dikontrol.

Page 6: paliatif

BAB II

PEMBAHASAN

A. KASUS

Bapak Arman (61 tahun) dan Ny. Nani (60 tahun) sudah 35 tahun menikah.

Mereka dikaruniai dua orang anak perempuan yang semuanya sudah berumahtangga dan

memberikan dua orang cucu. Kondisi ekonomi keluarga Pak Arman cukup baik,

memiliki dua perusahaan yang berjalan dengan baik. Bapak Arman dan Ny. Nani cukup

dikenal di lingkungannya karena keduanya aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan,

bahkan Pak Arman menjadi salah satu donatur tetap pada sebuah panti asuhan.

Walaupun sebelumnya Pak Arman adalah perokok berat, namun sudah sejak 5

tahun terakhir ini berhenti total merokok dan aktif berolah raga. Sejak satu tahun yang

lalu, Pak Arman kerap kali merasa pusing dan sakit di daerah lehernya serta batuk-batuk.

Pemeriksaan oleh dokter di kantornya dinyatakan tensinya 130/80 mmHg. Jantung dan

paru-parunya baik. Pak Arman diberi obat simptomatik biasa namun tidak ada perbaikan.

Pak Arman lalu diperiksa ke dokter spesialis di klinik yang cukup besar. Hasil

pemeriksaan menunjukkan Pak Arman menderita kanker paru-paru yang sudah

bermetastase ke tulang.

Dokter menganjurkan untuk dilakukan penyinaran dan kemoterapi. Pak Arman

dan istrinya tidak 100% percaya pada hasil pemeriksaan dokter tadi dan menginginkan

second opinion di luar negeri. Istrinya, Ny. Nani, begitu terpukul mendengar keterangan

dokter dan merasa heran dan tidak mengerti mengapa Tuhan memberikan cobaan yang

begitu berat kepadanya. Sambil menangis ia menyatakan bahwa ia belum siap bila

ditinggal suaminya untuk selamanya. Sebaliknya bapak Arman tampak lebih tegar dan

merasa yakin bahwa ini adalah sapaan Tuhan dan tuhan pasti punya rencana sendiri

dengan memberikan penyakit kepadanya.

Bapak Arman dan Ny. Nani ingin memperoleh second opinion, lalu berangkatlah

ke luar negeri untuk berobat. Hasil pemeriksaan medis di luar negeri menyatakan bahwa

Pak Arman menderita kanker paru-paru stadium lanjut, yang sudah bermetastase ke

tulang-tulang. Beberapa ruas tulang vertebra servikanya sudah begitu rapuh dan harus

segera diatasi agar tidak menjepit saraf-sarafnya. Operasi perbaikan vertebra servikal

berhasil baik.

Page 7: paliatif

Untuk kankernya, Pak Arman harus menjalani pengobatan penyinara dan

kemoterapi. Setelah pengobatan selesai, Pak Arman dan istrinya pulang ke Jakarta.

Kondisi Pak Arman tampak ada kemajuan dan semangat hidupnya tetap tinggi. Sebulan

kemudian Pak Arman kembali ke luar negeri untuk kontrol penyakitnya. Hasilnya begitu

menggembirakan. Kanker parunya dinyatakan sudah hampir menghilang. Kemoterapi

diteruskan dan kemudian Pak Arman kembali lagi ke Jakarta. Namun beberapa minggu

kemudian, kondisi Pak Arman justru malah menurun, ia menjadi kesulitan untuk berjalan.

Bicaranya sangat pelan dan cenderung banyak tidur. Bila makan dan minum Pak Arman

selalu kesulitan menelan (keselak). Pak Arman secara drastis tampak sangat lemah.

Saat kembali periksa ke luar negeri, dokter menyatakan bahwa kankernya sudah

menjalar ke otak. Dokter menyarankan agar Pak Arman menjalani pengobatan paliatif

saja,. Ny.Nani tidak setuju dengan saran dokter, ia tetap minta agar doketr mau

mengobati suaminya dengan segala cara agar dapat disembuhkan.

B. ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF

1. PENGKAJIAN

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

3. RENCANA KEPERAWATAN

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

5. EVALUASI KEPERAWATAN

BAB III

A. KESIMPULAN

B. SARAN