Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

10
Vol: 4 No: 1 Tahun 2014 ANALISIS REALISASI KINERJA KEUANGAN DISPENDA KABUPATEN BADUNG BERDASARKAN VALUE FOR MONEY TERHADAP PHR TAHUN 2008-2012 Ni Made Vitri Udhiyani1, Made Ary Meitriana1, Anjuman Zukhri2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia E-mail: {[email protected] 1, [email protected] 1, [email protected] 2}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang objektif tentang kinerja keuangan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Badung terhadap pajak Hotel dan Restoran yang ditinjau melalui pengukuran value for money yakni (1) sudut ekonomi, (2) sudut efisiensi, dan (3) sudut efektivitas tahun 2008-2012. Pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) dari sudut ekonomis pada tahun 2008 105,65%, tahun 2009 sebesar 108,65%, tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan menjadi sebesar 106,32% dan 103,48%, sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 104,55%, (2) dari sudut efisiensi diperoleh hasil pada tahun 2008 sebesar 2,52%, tahun 2009 yaitu sebesar 2,57%, 2010 dan 2011 masing-masing memiliki sebesar 2,39% dan 2,04%, sedangkan tahun 2012 yaitu 1,78% (3) dari sudut efektivitas pada tahun 2008 mencapai 115,59%, pada tahun 2009 dan 2010 menurun menjadi sebesar 103,83% dan 103,37%, dan tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan menjadi 112,17% dan 113,8%. Kata kunci: kinerja keuangan, pajak hotel dan restaurant, value for money Abstract This research is held in order to get the real information about Value For Money of Local Revenue Offices in Badung regency for Hotel and Restaurant taxes. Which is observed through by some points of view, such as: (1) Ekonomic, (2) Efficiency (3) Effectivity for the period of 2008 – 2012. I have the datas through by documentary and interviewing. All the datas are analised through by descriptive and quantitative. From this analysis, I could make the conclusion that the analysis of hotel and restaurant taxes of Dispenda Badung Regency could be seen from many aspects: (1) economic in 2008 is 105, 65 %, in 2009 is 108,65 % in 2010 and 2011 it had decrising up to 106,32% and 103,48%, while in 2012 it had growth is 104,55 % (2) Ratio aspect: it could have ratio efficiency in 2008 is 2,52 %, in 2009 is 2,57 %, in 2010 is 2,39 % in 2011 is 2,04 % while in 2012 is 1,78 % (3) Effectivity aspect: in 2008 it can reach up to 115,59 %, in 2009 is 103,83 %, in 2010 is 103, 37 % in 2011 and 2012, it had increasing up to 112,17 % and 113,8 %. Keywords: performance financial, Hotel and Restaurant taxes, value for money PENDAHULUAN Akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari perhatian yang lebih besar terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan milik Negara atau daerah, dan berbagai organisasi publik kepada lembaga-lembaga sektor publik adalah adanya tuntutan lebih besar dari masyarakat untuk dilakukan transparansi dan akuntabilitas publik oleh lembaga- lembaga sektor publik yang bersangkutan. Werimon, dkk (2007:3) menyatakan bahwa

description

Akuntansi Manajemen

Transcript of Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

Page 1: Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

Vol: 4 No: 1 Tahun 2014

ANALISIS REALISASI KINERJA KEUANGAN DISPENDAKABUPATEN BADUNG BERDASARKANVALUE FOR MONEY TERHADAP PHR

TAHUN 2008-2012

Ni Made Vitri Udhiyani1, Made Ary Meitriana1, Anjuman Zukhri2

Jurusan Pendidikan EkonomiUniversitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

E-mail: {[email protected], [email protected],[email protected]}@undiksha.ac.id

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang objektif tentang kinerja keuangan

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Badung terhadap pajak Hotel dan Restoran yang ditinjau melaluipengukuran value for money yakni (1) sudut ekonomi, (2) sudut efisiensi, dan (3) sudut efektivitas tahun2008-2012. Pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara. Data dianalisisdengan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan (1) dari sudutekonomis pada tahun 2008 105,65%, tahun 2009 sebesar 108,65%, tahun 2010 dan 2011 mengalamipenurunan menjadi sebesar 106,32% dan 103,48%, sedangkan pada tahun 2012 mengalamipeningkatan sebesar 104,55%, (2) dari sudut efisiensi diperoleh hasil pada tahun 2008 sebesar 2,52%,tahun 2009 yaitu sebesar 2,57%, 2010 dan 2011 masing-masing memiliki sebesar 2,39% dan 2,04%,sedangkan tahun 2012 yaitu 1,78% (3) dari sudut efektivitas pada tahun 2008 mencapai 115,59%, padatahun 2009 dan 2010 menurun menjadi sebesar 103,83% dan 103,37%, dan tahun 2011 dan 2012mengalami peningkatan menjadi 112,17% dan 113,8%.

Kata kunci: kinerja keuangan, pajak hotel dan restaurant, value for money

AbstractThis research is held in order to get the real information about Value For Money of Local Revenue

Offices in Badung regency for Hotel and Restaurant taxes. Which is observed through by some points ofview, such as: (1) Ekonomic, (2) Efficiency (3) Effectivity for the period of 2008 – 2012. I have the datasthrough by documentary and interviewing. All the datas are analised through by descriptive andquantitative. From this analysis, I could make the conclusion that the analysis of hotel and restauranttaxes of Dispenda Badung Regency could be seen from many aspects: (1) economic in 2008 is 105, 65%, in 2009 is 108,65 % in 2010 and 2011 it had decrising up to 106,32% and 103,48%, while in 2012 ithad growth is 104,55 % (2) Ratio aspect: it could have ratio efficiency in 2008 is 2,52 %, in 2009 is 2,57%, in 2010 is 2,39 % in 2011 is 2,04 % while in 2012 is 1,78 % (3) Effectivity aspect: in 2008 it can reachup to 115,59 %, in 2009 is 103,83 %, in 2010 is 103, 37 % in 2011 and 2012, it had increasing up to112,17 % and 113,8 %.

Keywords: performance financial, Hotel and Restaurant taxes, value for money

PENDAHULUANAkuntansi sektor publik telah

mengalami perkembangan yang sangatpesat. Hal ini dapat dilihat dari perhatianyang lebih besar terhadap praktik akuntansiyang dilakukan oleh lembaga-lembagapemerintah, perusahaan milik Negara atau

daerah, dan berbagai organisasi publikkepada lembaga-lembaga sektor publikadalah adanya tuntutan lebih besar darimasyarakat untuk dilakukan transparansidan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga sektor publik yang bersangkutan.Werimon, dkk (2007:3) menyatakan bahwa

Page 2: Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

Vol: 4 No: 1 Tahun 2014

transparansi adalah prinsip yang menjaminakses atau kebebasan bagi setiap oranguntuk memperoleh informasi tentangpenyelenggaraan pemerintah, yakniinformasi tentang kebijakan, prosespembuatan dan pelaksanaannya, sertahasil-hasil yang telah dicapai. Dari informasitersebut dapat dinilai kinerja lembaga-lembaga sektor publik yang bersangkutansehingga terlihat jelas sejauh mana sistemmanajemen kerja menunjukkan hasil kinerjayang optimal.

Padovani, dkk (2009:6) mengatakan,sistem manajemen kinerja semakindiimplementasikan dalam organisasi sektorpublik. Penilaian kinerja pemerintah daerahterhadap suatu kabupaten merupakantuntutan untuk mengetahui sejauh manapemerintah daerah telah menjalankantugasnya dalam roda pemerintahan,pembangunan dan pelayanan masyarakatdengan menyampaikan laporan keuangan.Kemampuan pemerintah daerah dalammengelola keuangan termuat dalamAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD) yang menggambarkan kemampuanpemerintah daerah dalam membiayaikegiatannya.

Dalam organisasi pemerintahan,pengukuran kinerja keuangan sangatpenting untuk membantu memperbaikikinerja instansi, memperbaikipengalokasikan sumber daya danpembuatan keputusan, serta untukmemfasilitasi terwujudnya akuntabilitaspublik oleh organisasi dalam menghasilkanpelayanan publik yang lebih baik. Kriteriapokok yang mendasari pelaksanaanmanajemen publik dewasa ini adalahekonomi, efisiensi, efektivitas, transparansidan akuntabilitas publik. Tujuan yangdikehendaki masyarakat yang mencakuppertanggungjawaban mengenaipelaksanaan value for money, yaituekonomis (hemat cermat) dalampengadaan dan alokasi sumber daya,

efisiensi (berdaya guna) dalam penggunaansumber daya, serta efektif (berhasil guna)dalam mencapai tujuan dan sasaran.

Kabupaten Badung merupakan salahsatu bagian dari Provinsi Bali. Dalammenjalankan roda pemerintahannyaKabupaten Badung juga memerlukan danayang cukup besar dalammenyelenggarakan kegiatan pembangunandaerah diberbagai sektor. Danapembangunan tersebut diusahakansepenuhnya oleh pemerintah daerahKabupaten Badung yang bersumber daripenerimaan daerah Kabupaten badung.Sumber penerimaan daerah tersebutsebagian besar bersumber dari pajak.Dominasi pajak sebagai sumberpenerimaan negara merupakan hal yangsangat wajar, terlebih ketika sumber dayaalam tidak bisa diandalkan lagi. Sumberpenerimaan dari pajak berlangsung secaraterus menerus dengan semakinbertambahnya jumlah penduduk (Ratug,2009:8). Besarnya penerimaan pendapatandaerah dari tahun ke tahun dapat dilihatdari jumlah komponen pendapatan daerahyang dipungut oleh Dinas PendapatanDaerah (Dispenda).

Selama ini kinerja DispendaKabupaten Badung dinilai berdasarkantingkat pencapaian maksimal dari targetyang telah ditetapkan. Pencapaian targetpenerimaan dari sektor pajak ini sangatdipengaruhi oleh kinerja DispendaKabupaten Badung, sehingga selisih antaratarget penerimaan dan realisasi tidak terjadiperbedaan signifikan dari pencapaian targetpenerimaan pajak yang diterima.

Pajak hotel dan restoran merupakansalah satu potensi yang memberikankontribusi tinggi terhadap Pendapatan AsliDaerah (PAD) Kabuaten Badung. Berikut iniringkasan target dan realisasi pajak hoteldan restoran pada Dispenda KabupatenBadung tahun 2008-2012 disajikan padatabel 1 dan tabel 2 berikut.

Page 3: Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

Vol: 4 No: 1 Tahun 2014

Tabel 1. Ringkasan Target dan Realisasi Pajak Hotel di Kabupaten Badung

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp)Tingkat Ketercapaian

Persentase (%)

2008 506.900.000.000 579.748.984.665,13 114,37

2009 575.500.000.000 592.761.049.412,29 103,00

2010 693.000.000.000 713.206.180.445,45 102,92

2011 763.675.500.000 853.142.442.162,45 111,72

2012 852.900.000.000 947.755154.539,10 107,70

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihatbahwa realisasi penerimaan Pajak Hotel

dari tahun ke tahun selalu melebihi targetyang telah ditetapkan.

Tabel 2. Ringkasan target dan realisasi penerimaan pajak restoran pada DispendaKabupaten Badung Tahun Aggaran 2008-2012

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp)Tngkat Ketercapaian

Persentase (%)

2008 43.000.000.000 55.934.645.897,19 130,08

2009 56.675.000.000 63.642.551.096,25 112,29

2010 79.750.000.000 85.621.105.444,41 107,36

2011 100.500.000.000 116.206.318.953,70 115,63

2012 110.000.000.000 149.815.743.691,64 120,20

Berdasarkan penelitian awal tersebut,dapat dilihat bahwa realisasi penerimaanpajak hotel dan restoran KabupatenBadung dari tahun ke tahun selalu melebihitarget yang telah ditetapkan tetapimengalami suatu fluktuasi, yakni kadangmengalami kenaikan kadang mengalamipenurunan di tiap tahunnya. Berdasarkanuraian penjelasan tentang penerimaan ataspajak hotel dan restoran yang berfluktuasisebagai salah satu penerimaan pendapatanasli daerah, maka perlu kiranya dilakukansuatu penilaian atau pengukuran kinerjakeuangan pemerintah daerah yang diukurberdasarkan tingkat rasio ekonomi, efisiensidan efektivitas agar Pemerintah DaerahKabupaten Badung serta masyarakatumum dapat mengetahui sejauhmanakeberhasilan yang telah dapat dicapaiDispenda dalam mengelola keuangandaerahnya. Hal in juga menjadi jalan yangbaik untuk menciptakan Kabupaten Badungsebagai daerah yang tertib dantransparansif untuk mewujudkanpemerintahan yang bersih (good

governance) dimata publik serta dapatmenerapkan disentralisasi dan otonomidaerah yang telah dimiliki masing-masingdaerah itu sediri sesuai UU RI No. 32Tahun 2004 dan UU RI No.33 Tahun 2004.

Kinerja adalah gambaranmengenai tingkat pencapaianpelaksanaan kegiatan / program /kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,tujuan, visi, misi organisasi yang tertuangdalam perumusan skema strategis(strategic planning) suatu organisasi (IndraBastian, 2001 : 329). Dijelaskan juga olehMulyadi (2007) kinerja adalah ukurankeberhasilan dari suatu organisasi dalammewujudkan perencanaan strategis yangsudah ditetapkan sebelumnya. Sehinggakinerja dapat dijadikan pedoman untukmengkaji program-program yang sudahberjalan. Secara umum dapat dikatakanbahwa kinerja merupakan prestasi baruyang dapat dicapai oleh organisasi dalamperiode tertentu.

Menurut Abdul Halim (2000) upayameningkatkan kemampuan penerimaan

Page 4: Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

Vol: 4 No: 1 Tahun 2014

daerah, khususnya penerimaan dari PADharus diarahkan pada usaha-usaha yangterus menerus berlanjut agar pendapatanasli daerah terus menngkat, sehingga padaakhirnya diharapkan dapat memperkecilketergantungan terhadap sumberpenerimaan dari pemerintah pusat. Dalamupaya meningkatkan pendapatan aslidaerah pada dasarnya ditempuh melaluiupaya intensifikasi dan ekstensifikasi.

Sasaran pengukuran value for moneyadalah pengukuran kegiatan atau programsecara finansial, program secara finansialakan tercermin dari laporan keuanganpemerintah daerah. Menurut Mardiasmo(2002: 130), “Kriteria pokok yang mendasaripelaksanaan manajemen sektor publikdewasa ini adalah ekonomi, efisiensi,efektivitas, transparansi, dan akuntabilitaspublik”.

Value for money dapat tercapaiapabila suatu organisasi telahmenggunakan biaya paling kecil untuk

mencapai keluaran yang maksimal dalamrangka mencapai tujuan atau sasaran.Suatu program dapat dikatakan ekonomisbila dapat menghilangkan atau mengurangibiaya yang tidak perlu, untuk suatu programdikatakan efisien apabila program dicapaidengan penggunaan sumber dayakhususnya dana yang serendah-rendahnya,dan suatu program dapat dikatakan efektifapabila proses kegiatan mencapai tujuandan sasaran akhir kebijakan. Sehinggadiharapkan suatu pelaksanaan programmaupun kegiatan harus berjalan beriringanbaik berjalan secara ekonomis, efisien,maupun efektif. Jelaslah bahwa ketigapokok bahasan dan value for moneysangat terkait satu sama lainnya. Ekonomimembahas mengenai masukan (input),efisiensi membahas tentang masukan(input) dan keluaran (output), danefektivitas membahas mengenai keluaran(outcome).

METODEPengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan metode dokumentasi danwawancara. Metode doumentasidigunakan untuk mengumpulkan danmenyalin data atau dokumen tertentu dancatatan secara sistematis mengenailaporan PAD, penerimaan dan realisasipajak hotel dan restoran Dinas PendapatanDaerah Kabupaten Badung periode 2008-2012. Metode wawancara ini ditujukankepada pihak-pihak yang berwenangmemberikan ijin penelitian danmengeluarkan data. Wawancara dilkukandengan memberikan pertanyaan yangditujukan kepada Kepala DispendaKabupaten Badung, selanjutnya pertanyaanlangsung dan mengkhusus ditujukan padabagian keuangan untuk memperolehinformasi terkait dokumen maupun kinerjakeuangan tahun 2008-2012.

Jenis penelitian ini adalah penelitiandeskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Fokus penelitian ini adalah mengukurkinerja keuangan dengan value for moneypada penerimaan pajak hotel dan restorandi Dispenda Kabupaten Badung.

Teknik analisis data yang digunakandalam penelitian ini adalah analisiskuantitatif yaitu dengan melakukanperhitungan-perhitungan terhadap datakeuangan yang diperoleh untukmemecahkan masalah yang ada sesuaidengan tujuan penelitian. Teknik analisiskuantitatif dalam penelitian ini digunakanuntuk melakukan perhitungan value formoney dengan menggunakan rasioekonomis, efisiensi, dan efektivitas. Adapunrasio-rasio yang dimaksud adalah sebagaiberikut.a) Rasio Ekonomi

Rasio ini menunjukkan pemerolehaninput dengan kualitas dan kuantitas tertentupada harga terendah (Mardiasmo, 2002:4).

Rasio ekonomi = ௬ ு௧ோ௦௧

Realisasi Biaya Pajak Hotel Restoranx 100% (1)

Page 5: Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

Vol: 4 No: 1 Tahun 2014

Tabel 3 Kriteria Ekonomi Kinerja Keuangan

Persentase Kinerja Keuangan Kriteria>100% Sangat Ekonomis91% - 100% Ekonomis81% - 90% Cukup Ekonomis61% - 80% Kurang Ekonomis< 60% Tidak Ekonomis

b) Rasio EfisiensiEfisiensi merupakan

perbandingan output dan input.Rasio ini menggambarkan perbandingan

antara besarnya biaya yang dikeluarkanuntuk memperoleh pendapatan yangditerima (Abdul Halim, 2002:129).

Rasio efisiensi =ோ௦௦௬ ு௧ோ௦௧

Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Restoranx 100% (2)

Tabel 4. Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan

Persentase Kinerja Keuangan Kriteria

>100% Tidak Efisien91% - 100% Kurang Efisien81% - 90% Cukup Efisien61% - 80% Efisien< 60% Sangat Efisien

c) Rasio EfektivitasEfektivitas adalah suatu ukuran

keberhasilan atau kegagalan dariinformasi dalam mencapai suatu tujuan.Rasio ini menggambarkan kemampuan

pemerintah daerah dalam merealisasikanPAD yang direncanakan dengan targetyang ditetapkan berdasarkan potensi riildaerah (Abdul Halim, 2002:129).

Rasio efektivitas =ோ௦௦ ு௧ோ௦௧

Target penerimaan Pajak Hotel Restoranx 100% (3)

Tabel 5. Kriteria Efektivitas Kinerja Keuangan

Persentase Kinerja Keuangan Kriteria>100% Sangat Efektif91% - 100% Efektif81% - 90% Cukup Efektif61% - 80% Kurang Efektif< 60% Tidak Efektif

HASIL DAN PEMBAHASANHASIL

Realisasi program pada DispendaKabupaten Badung dari sudut ekonomisdilakukan dengan membandingkan antaraanggaran biaya dengan realisasi biaya.Tingkat ekonomis kinerja DispendaKabupaten Badung dapat diketahui denganmelakukan perhitungan rasio ekonomis,

kemudian dirumuskan ke dalam kriteriakinerja keuangan, sehingga dapat diketahuikinerja dari Pemerintah Kabupaten Badung.

Uraian anggaran biaya dan realisasibiaya serta rasio ekonomis DispendaKabupaten Badung tahun 2008-2012 dapatdilihat pada tabel 6.

Page 6: Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

Vol: 4 No: 1 Tahun 2014

Tabel 6. Anggaran Biaya dan Realisasi Biaya serta Rasio Ekonomis Dispenda KabupatenBadung tahun 2008-2012

Tahun Anggaran Biaya (Rp) Realisasi Biaya (Rp) Rasio Ekonomi (%)

(1) (2) (3) (4) = (2) : (3) x 100%

2008 16.974.080.345 16.066.159.675 105,65%

2009 18.338.080.000 16.878.486.576 108,65%

2010 20.286.520.650 19.080.843.100 106,32%

2011 20.490.645.340 19.800.675.200 103,48%

2012 20.650.450.220 19.750.780.100 104,55%

Berdasarkan data yang tertera padaTabel 6 tersebut menunjukkan terjadinyaperkembangan tingkat ekonomis tiaptahunnya, tetapi mengalami fluktuatif. Haltersebut dapat dilihat pada tahun 2008rasio ekonomi sebesar 105,65% dan tahun2009 mengalami peningkatan menjadisebesar 108,65%, sedangkan pada tahun2010 dan 2011 mengalami penurunanmasing-masing menjadi sebesar 106,32dan 103,48, dan pada tahun 2012mengalami peningkatan sebesar 104,55%.Hal ini disebabkan karena tidak cermatdalam mengalokasikan biaya yang dapatberdampak pada pemborosan.

Dari anggaran yang dirancang olehDispenda Kabupaten Badung akandiformulasikan ke dalam rekapitulasiprogram yang telah dijalankan, hal inibertujuan untuk meliat bagaimana kinerjaDispenda Kabupaten Badung dalammerealisasikan programnya. Rasioekonomis yang digunakan ke dalam kriteriakinerja keuangan adalah rasio ekonomisyang bersumber dari aktivitas keuanganyang telah dijalankan setiap tahunnya.

Adapun kriteria kinerja keuangan yangdigunakan bersumber dari KepmendagriNomor 690.900.327 tahun 1996 tentangkriteria ekonomi kinerja keuangan.

Kriteria tersebut diantaranya rasiolebih dari 100% tergolong sangatekonomis, hal ini menunjukkanpengalokasian anggaran sudah tepatbahkan bisa menekan anggaran danmenjadi harapan jika pengalokasian bisamencapai lebih 100%. Selanjutnya rasio91%-100% tergolong ekonomis yangmenujukkan pengalokasian yangseimbang, rasio 81%-90 % tergolong cukupekonomis, rasio 61%-80% tergolong kurangekonomis dan rasio kurang dari 60%tergolong tidak ekonomis.

Berdasarkan Tabel 6 terkait anggaranbiaya dan realisasi biaya serta rasioekonomis Dispenda Kabupaten Badungpada tahun 2008-2012 akan ditentukankriteria kinerja keuangan DispendaKabupaten Badung dalam menjalankanprogramnya pada tahun 2008-2012 sepertiterlihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kriteria Kinerja Dispenda Kabupaten Badung ditinjau dari segi ekonomis tahun 2008-2012

Tahun Rasio Ekonomis Kriteria Ekonomis2008 105,65% Sangat Ekonomis2009 108,65% Sangat Ekonomis2010 106,32% Sangat Ekonomis2011 103,48% Sangat Ekonomis2012 104,55% Sangat Ekonomis

Realisasi program pada DispendaKabupaten Badung dari sudut efisiensidilakukan dengan membandingkan antararealisasi biaya dengan realisasi

penerimaan. Tingkat efisiensi dapatddiketahui dengan melakukan perhitunganrasio efisiensi, kemudian dirumuskan kedalam kriteria kinerja keuangan,

Page 7: Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

Vol: 4 No: 1 Tahun 2014

selanjutnya dapat diketahui kinerjaDispenda Kabupaten Badung telah mampumelakukan kegiatan operasional organisasidengan penggunaan sumber daya dan

dana yang serendah-rendahnya. Danayang diaggarkan tidak semata-mata untukdihabiskan namun disesuaikan dengankebutuhan agar tidak terjadi pemborosan.

Tabel 8. Anggaran Biaya dan Realisasi Biaya serta Rasio Efisiensi Dispenda KabupatenBadung tahun 2008-2012

Tahun Realisasi Biaya(Rp)

Realisasi Penerimaan(Rp)

Rasio Efisiensi (%)

(1) (2) (3) (4) = (2) : (3) x 100%

2008 16.066.159.675 635.683.630.562,32 2,52%

2009 16.878.486.576 656.403.600.508,54 2,57%

2010 19.080.843.100 798.827.285.889,86 2,39%

2011 19.800.675.200 969.348.761.116,15 2,04%

2012 19.750.780.100 1.097.570.898.230,74 1,78%

Berdasarkan Tabel 8 terlihat rasioefisiensi terbesar pada tahun 2009 yaitu2,57% dan terendah pada tahun 2012 yaitu1,78%. Dari Tabel 4.3 akan diformulasikanmenjadi kriteria kinerja yang bersumberdari Kepmendagri Nomor 690.900.327

tahun 1996 tentang Kriteria EfisiensiKinerja Keuangan. Kriteria tersebutdigunakan untuk melihat tingkat efisiensikinerja Dispenda Kabupaten Badung yangdijalankan selama tahun 2008-2012.

Tabel 9. Kriteria Kinerja Dispenda Kabupaten Badung ditinjau dari segi efisiensi tahun 2008-2012

Tahun Rasio Efektivitas Kriteria Efisiensi2008 2,52% Sangat Efisien2009 2,57% Sangat Efisien2010 2,39% Sangat Efisien2011 2,04% Sangat Efisien2012 1,78% Sangat Efisien

Kriteria efisiensi adalah bagian yangpaling penting dalam pengukuran value formoney karena penggunaan biaya akanterlihat pada rasio ini, dalam rasio ini jugadapat diketahui cara organisasi dalammemanfaatkan anggarannya sesuaidengan program maupun kegiatan yangdirencanakan. Beranjak dari Tabel 8 makaakan dipaparkan kriteria kinerja keuangan.Kriteria efisiensi Dispenda KabupatenBadung melalui pengukuran efisiensi tahun2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 9.

Realisasi program pada DispendaKabupaten Badung dari sudut efektivitasakan dinilai dengan membandingkanrealisasi penerimaan dengan targetpenerimaan. Tingkat efektivitas dapat

diketahui dengan melakukan perhitunganrasio efektivitas, kemudian tingkatefektivitasnya akan diketahui denganmenggunakan kriteria kinerja keuangan.Kegiatan operasional dikatakan efektifapabila proses kegiatan mencapai tujuandan sasaran akhir kebijakan, tingkatefektivitas suatu program tidakmemperhatikan biaya yang digunakantetapi ketercapaian tujuan programtersebut. Segala biaya akan digunakanuntuk menjalankan program, dan akandisesuaikan dengan tujuan yang akandicapai dari setiap realisasi program.Uraian realisasi penerimaan dan targetpenerimaan serta rasio efektivitas dapatdilihat pada tabel 10.

Page 8: Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

Vol: 4 No: 1 Tahun 2014

Tabel 10. Anggaran Biaya dan Realisasi Biaya serta Rasio Ekonomis Dispenda KabupatenBadung tahun 2008-2012

TahunRealisasi Penerimaan

(Rp)Target Penerimaan

(Rp)Rasio Efektivitas

(%)

2008 635.683.630.562,32 549.900.000.000 115,59%

2009 656.403.600.508,54 632.175.000.000 103,83%

2010 798.827.285.889,86 772.750.000.000 103,37%

2011 969.348.761.116,15 864.175.500.000 112,17%

2012 1.097.570.898.230,74 962.900.000.000 113,98%

Tabel 11. Kriteria Kinerja Dispenda Kabupaten Badung ditinjau dari segi efektivitas tahun 2008-2012

Tahun Rasio Efektivitas Kriteria Efektivitas2008 115,59% Sangat Efektif2009 103,83% Sangat Efektif2010 103,37% Sangat Efektif2011 112,17% Sangat Efektif2012 113,98% Sangat Efektif

Terlihat pada Tabel 10 bahwa semuakegiatan maupun program memiliki rasioefektivitas melebihi 100%. Pada tahun2008 rasio efektivitas mencapai 115,59%,pada tahun 2009 dan 2010 mengalamipenurunan menajdi 103,83% dan 103,37%,pada tahun 2011 dan 2012 kembalimengalami peningkatan efisiensi menjadi112,17% dan 113,8%. Hal ini dikarenakanDispenda Kabupaten Badung meminmalisirkeluaran biaya dan dampak dari programyang dijalankan sama baik secara finansialmaupun secara fisik program. Berdasardari Tabel 10 maka dipaparkan kriteriakinerja keuangan yang bersumber dariKepmendagri Nomor 690.900.327 tahun1996 tentang Kriteria Efektivitas KinerjaKeuangan. Kriteria efektivitas DispendaKabupaten Badung Tahun 2009-2011dapat dilihat pada Tabel 11.

PEMBAHASANDari hasil penelitian yang sudah

dipaparkan dapat dilihat realisasi programdari sudut ekonomis value for money,menunjukkan program yang dijalankanselama tahun 2008-2012 berada padakriteria sangat ekonomis tetapi mengalamifluktuatif. Secara teoritis ekonomismenekankan pada penggunaan dana yangserendah-rendahnya guna menghindari

pemborosan atau ada unsur kehematandidalamnya. Kriteria ekonomis yangmendekati 100% atau bahkan lebih dari100% menunjukkan kinerja yang sangatbaik. Progam yang sudah dijalankan olehDispenda Kabupaten Badung tersebutperlu dipertahankan.

Perhitungan kinerja menggunakanrasio ekonomis ini menunjukkan bahwakonsistensi penganggaran pada DispendaKabupaten Badung sangat baik tetapimengalami fluktuatif. Pada tahun 2008tingkat rasio ekonomi sebesar 105,56%,pada tahun 2009 mengalami peningkatanmenjadi 108,65%, sedangkan pada tahun2010 dan 2011 mengalami penurunan dari106,32 menjadi 103,48%, dan pada tahun2012 kembali mengalami peningkatansebesar 104,55%.

Pada tahun 2011 memiliki rasioekonomis terendah sebesar 103,48%.Walaupun memiliki rasio terendah, tetapikinerja Dispenda Kabupaten Badung masihtergolong sangat ekonomis karena memilikipersentase diatas 100% sesuai denganpenilaian kinerja keuangan berdasarkanrasio ekonomi dari Kepmendagri Nomor690.900.327 dan pendapat dari Mardiasmo(2002:31) yang menyatakan kegiatanoperasional dikatakan ekonomis apabiladapat menghilangkan atau mengurangi

Page 9: Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

Vol: 4 No: 1 Tahun 2014

biaya yang tidak perlu. Semakin besarpersentase ekonomi maka kinerjakeuangan pemerintah daerah semakinbaik.

Realisasi program yang diukurdengan rasio efisiensi terlihat bahwaDispenda Kabupaten Badung melakukankegiatan operasional organisasi denganpenggunaan sumber daya dan dana yangserendah-rendahnya. Bahkan keseluruhanprogram di bawah 100%. DispendaKabupaten Badung menyelenggarakanprogram dengan tingkat efisiensi yangtergolong sangat efisien, semua programyang dilaksanakan memiliki rasio di bawah100%. Program ini sudah menunjukkanprogram yang bisa menekan biayaserendah-rendahnya dari anggaran, namunmengalami peningkatan pada tahun 2,57%dan tingkat efisiensi paling tinggi terjadipada tahun 2012 yaitu sebesar 1,78%.Program pada tahun 2012 dapat dijadikanpedoman bagi Dispenda KabupatenBadung untuk bisa memanfaatkananggaran dalam menjalankan programdengan baik agar tidak terjadi pemborosan.

Kinerja keuangan DispendaKabupaten Badung terhadap pajak hoteldan restoran yang memiliki rasio di bawah100% menunjukkan bahawa kinerjaDispenda sangat efisiensi. Temuan inisesuai dengan pendapat Munawar (2006)yang menyatakan bahwa proses kegiatanoperasional dapat dikatakan efisiensiapabila suatu produk atau hasil kerjatertentu dapat dicapai dengan penggunaansumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Semakin kecilefisiensi berarti kinerja pemerintah daerahsemakin baik.

Efektivitas tidak memperhatikanbiaya yang dikeluarkan namun hanyamemperhatikan tingkat ketercapaianprogram sesuai dengan tujuan yangditetapkan (Mardiasmo (2002). Dalammenyelenggarakan programnya DispendaKabupaten Badung akan menyamakanantara keluaran dan hasil, sehingga besarkeluaran dengan semua biaya-biayanyaakan berakibat sama dengan hasilnya,tidak menutup kemungkinan sebenarnya,untuk setiap program berjalan sangatefektif bahkan sama sekali tidak efektif jikaantara keluaran biaya dan hasil berbeda.

Tingkat efektivitas akan berbanding terbalikdengan tingat efisiensi, karena jika dalampengukuran efisiensi menghabiskan semuabiaya, berakibat pada kinerja yang tidakefisien, namun jika memungkinkan biayauntuk tetap dihabiskan demi mencapaitujuan maka dari segi pengukuranefektivitas semua program akan berjalanefektif.

Terlihat kinerja Dispenda KabupatenBadung dari sudut efektivitas terhadappajak hotel dan restoran pada tahun 208-2012 yang tergolong sangat efektif. Hal iniberarti Dispenda Kabupaten Badung telahmenjalankan anggaran sesuai dengantarget yang ditetapkan.

Pengukuran value for moneydengan rasio ekonomis, efisiensi danefektivitas pada Dispenda KabupatenBadung ni mencerminkan aktivitas finansialyang dilakukan. Terlihat bahwa DispendaKabupaten Badung dengan bijkasanamengalokasikan dana dalam halpenganggaran dan juga penggunaan danadari anggaran tersebut. Ekonomis akanmenghendaki penganggaran yang tepat,efisiensi menghendaki ada unsurpenekanan biaya atau unsur penghematan,dan efektivitas menghendaki untuk setiapprogram harus mencapai tujuan, sesuaidengan visi dan misi organisasi agar adapeningkatan kinerja dar setiap programyang dijalankan oleh Dispenda KabupatenBadung.

SIMPULANBerdasarkan hasil dan pembahasan,

maka dapat ditarik simpulan bahwa kinerjakeuangan Dinas Pedapatan DaerahKabupaten Badung terhadap penerimaanpajak hotel dan restoran selama tahun2008-2012 melalui pengukuran value formoney sebagai berikut.

Selama tahun 2008-2012 terjadiperkembangan tingkat ekonomis yangperkembangannya bersifat fluktuatif. Haltersebut dapat dilihat tahun 2008 tingkatekonomis sebesar 105,65%, kemudiantahun 2009 mengalami peningkatanekonomis menjadi 108,65%, sedangkanpada tahun 2010 dan 2011 mengalamipenurunan masing-masing menjadisebesar 106,32% dan 103,48%, dan pada

Page 10: Pajak Hotel n Restoran Dg VfM

Vol: 4 No: 1 Tahun 2014

tahun 2012 mengalami peningkatanmenjadi 104,55%.

Dari pengukuran kinerja berdasarkanrasio efisiensi diperoleh rasio efisiensi padatahun 2008 sebesar 2,52%, tahun 2009yaitu sebesar 2,57%, 2010 dan 2011masing-masing memiliki rasio efisiensisebesar 2,39% dan 2,04%, sedangkantahun 2012 yaitu 1,78%.

Setiap tahunnya kinerja keuanganDispenda Kabupaten Badung memiliki rasioefektivitas melebihi 100% yang berartikinerja keuangan Dispenda KabupatenBadung tergolong sangat efektif. Hal inidapat dilihat dari perhitungan kinerjakeuangan Dispenda Kabupaten Badungmenggunakan rasio efektivitas pada tahun2008 mencapai 115,59%, sedangkan padatahun 2009 dan 2010 mengalamipenurunan menjadi 103,83% dan 103,37%,pada tahun 2011 dan 2012 kembalimengalami peningkatan efisiensi menjadi112,17% dan 113,8%.SARAN

Berdasarkan simpulan tersebut, makasaran yang dapat dijadikan masukan bagiDinas Pendapatan Daerah KabupatenBadung sebagai berikut. (1) Untukpenilaian kinerja Dinas Pendapatan DaerahKabupaten Badung disarankanmenggunakan pengukuran value formoney, karena akan memberikangambaran terhadap pelaksanaan kinerjakeuangan di Dispenda Kabupaten Badungserta bertujuan untuk mengukur kinerjafinancial dan non-financial secaraberimbang dan bertahap, sehingga dapatditelusuri perkembangan pencapaiankinerja keuangan Dispenda KabupatenBadung. (2) Analisis ekonomi, efisiensi danefektivitas selalu menunjukkan angka yangbaik, harapan dari masyarakat untukmendapatkan pelayanan publik yang baikharus selalu dipertimbangkan. (3) Dalammenentukan target penerimaan dan tahunselanjutnya diharapkan semua komponenyang berpotensi dilakukan pemungutanserta biaya-biaya yang sudahdipertimbangkan akan dikeluaran padatahun tersebut, agar pada target yangditetapkan pada tahun selanjutnya menjadiakurat.

DAFTAR PUSTAKAAbdul Halim, 2000. Manajemen Keuangan

Daerah. Yogyakarta: UPP AMPYPKN.

Bastian, Indra. 2001. Akuntansi SektorPublik Di Indonesia. Yogyakarta:Pusat Pengembangan AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas GajahMada.

Departemen Dalam Negeri. KeputusanMentri Dalam Negeri. Nomor690.900.327. 1996. TentangPedoman Penilaian dan KinerjaKeuangan.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta: Penerbit Andi.

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan danPegendalian Manajemen, SistemPelipatgandaan Kinerja Perusahaan.Jakarta: Salemba Empat.

Padovani, Emanuele, Yetano, Ana, andOrelli, Rebecca Levy. MunicipalPerformance Measurement andManagement in Pratice : WhichFactors Matter. Paper, EGPA, Malta.

Ratung, Tatiana V. dan Priyono Hari Hadi.2009. Dampak Program SunsetPolicy Terhadap Faktor-Faktor YangMempengaruhi Kemauan MembayarPajak. Symposium NasionalPerpajakan, II.

Republik Indonesia. Undang-undang No. 32Tahun 2004 Tentang Pemerintah.

-------. Undang-undang No 33 Tahun 2004Tentang Perimbangan KeuanganPusat dan Daerah.

Werimon, dkk. 2007. Pengaruh PartisipasiMasyarakat dan TranparasiKebijakan Publik TerhadapHubungan Antara PenegtahuanDewan Tentang Anggran DenganPengawasan Keuangan Daerah(APBD). Simposium Nasional X.Makasar.