pada Penguasa DPR cuma Mampu - Universitas Padjadjaran · Kasus Seskemenpora Jadi Mandul UJIAN bagi...

1
NURULIA JUWITA SARI S ELAMA masa sidang III tahun 2010-2011 yang berlangsung pada 8 Januari hingga 8 April 2011, DPR hanya mampu me- nyelesaikan empat rancangan undang-undang (RUU) untuk disahkan sebagai UU. Dan un- tuk masa sidang berikut, DPR masih memasang target muluk dengan menuntaskan 17 RUU. Saat menyampaikan pidato pembukaan masa sidang IV tahun 2010-2011 dalam Rapat Paripurna DPR, kemarin, Ketua DPR Marzuki Alie mengakui kinerja legislasi DPR yang hanya berhasil menyelesaikan empat RUU. “Sebagai pelaksanaan fungsi legislasi, pada masa sidang yang lalu dewan baru dapat menyelesaikan empat RUU untuk disahkan menjadi UU,” kata Marzuki. Keempat RUU itu adalah RUU tentang Keimigrasian, RUU ten- tang Informasi Geospasial, RUU tentang Akuntan Publik, dan RUU tentang Transfer Dana. Meski hasil capaian proleg- nas bisa dihitung jari, Marzuki menargetkan pada masa sidang IV DPR bisa menyelesaikan 17 RUU yang terdiri dari 14 RUU inisiatif DPR dan 3 RUU inisiatif pemerintah. Dari 17 RUU yang ditargetkan selesai itu adalah RUU tentang Penyelenggara Pemilu, RUU Fa- kir Miskin, RUU Rumah Susun, RUU Mata Uang, RUU Intelijen Negara, RUU Otoritas Jasa Ke- uangan, dan RUU Badan Penye- lenggara Jaminan Sosial (BPJS). Meskipun, lanjut dia, masa sidang IV tahun ini hanya selama 49 hari kerja atau 68 hari kalen- der dan memasuki masa reses mulai 16 Juli. “Pada masa per- sidangan ini, dewan akan tetap melaksanakan tiga fungsi uta- manya, yakni legislasi, anggaran, dan pengawasan,” kata dia. Marzuki menambahkan, DPR menagih komitmen pemerintah untuk melanjutkan pembahasan dan penyelesaian RUU BPJS guna memenuhi amanat kon- stitusi untuk mengatur jaminan sosial, kesehatan masyarakat. Direktur Monitoring, Ad- vokasi dan Jaringan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Ronald Roandri menilai target yang dibuat DPR terlalu muluk. Apalagi pada masa sidang se- belumnya DPR hanya mampu merampungkan empat RUU. Menurut Ronald, sebaiknya setiap komisi dibebankan tang- gung jawab penyelesaian RUU. “Khawatirnya menambah kega- galan seperti yang kemarin. Ketimbang target muluk-mu- luk, lebih baik setiap komisi diberikan semacam kepastian mampu menuntaskan berapa RUU. Paling tidak, seharusnya satu komisi bisa menyelesaikan dua RUU,” tuturnya. Ia memprediksi, dari 17 yang ditargetkan, hanya RUU Ban- tuan Hukum, RUU Mata Uang, dan RUU Rumah Susun yang bisa selesai. Sementara itu, RUU lainnya baru pada pembahasan awal dan masih harus melewati proses panjang. Ronald mengingatkan, RUU BPJS terancam didrop karena masa sidang saat ini adalah ke- sempatan terakhir untuk meram- pungkannya menjadi UU. “Ini sangat berat. Cara membahasnya harus berdasarkan cluster isu, tidak berdasarkan daftar inven- tarisasi masalah (DIM). DPR harus kerja keras menuntaskan- nya,” tutup Ronald. Baru diantar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menjelaskan, peme- rintah telah menyerahkan DIM RUU BPJS ke DPR. Agung menyatakan pemerin- tah berhasil menyusun sekitar 200 DIM. “Mudah-mudahan (cepat), tergantung dari parle- men dan pemerintah,” ujar Agung. Ratusan orang yang tergabung dalam Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) berunjuk rasa di depan gedung parlemen, ke- marin, untuk menuntut segera disahkannya RUU BPJS. Sekjen KAJS Said Iqbal menge- mukakan, dengan sistem jamin- an sosial nasional, bangsa Indo- nesia bisa bermartabat dan tidak terus tergantung pada utang luar negeri. “Sehingga rakyat harus terus disadarkan pentingnya sistem jaminan sosial nasional (SJSN). Dan yang paling penting, de- ngan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat seumur hidup tanpa batasan, saat sakit, rak- yat bisa berobat dan tidak jadi miskin bahkan mati karena tidak mampu berobat,” ujarnya. (Mad/P-1) [email protected] 2 SELASA, 10 MEI 2011 P OL KAM AWASI WARTAWAN: Dua anggota DPR mengawasi wartawan yang dikenal sebagai fraksi balkon saat rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. Paripurna yang membahas pembukaan masa sidang tersebut sempat diwarnai interupsi dan unjuk rasa. MI/SUSANTO S KANDAL anggota Fraksi PKS Arinto yang tertangkap kamera foto tengah membuka folder video porno, pada akhir masa persidangan lalu, masih segar di ingatan kita. Mungkin juga bagi anggota DPR. Karena pada rapat paripurna pembukaan masa persidangan IV 2010-2011, alih-alih sibuk dengan gadget masing-masing seperti biasanya, kali ini sebagian anggota dewan terlihat menyimak pidato yang disampaikan Ketua DPR Marzuki Alie. Rapat tersebut dihadiri oleh 306 dari 560 anggota dewan dari seluruh fraksi. Sesaat setelah Marzuki mengetok palu membuka sidang, anggota Fraksi Hanura Akbar Faisal buru-buru mengajukan interupsi. Interupsi itu diabaikan. Saat Marzuki membacakan pidato hampir semua anggota menyimak sembari melihat salinan pidato yang telah dibagikan. Sesekali kepala mereka menoleh ke arah balkon, apalagi ketika terdengar suara jepretan kamera. Meskipun demikian, masih ada satu dua yang tidak menyimak. Misalnya Hetifah dari Fraksi Partai Golkar yang sekilas terlihat menyimak salinan pidato. Namun sesungguhnya, ia bersibuk ria dengan telepon seluler yang diletakkan di tengah salinan pidato. Sementara itu, dari atas balkon ruang rapat paripurna, penjagaan diperketat. Aparat pengamanan dalam (pamdal) tidak memperkenankan wartawan selain fotografer dan juru kamera TV untuk mengamati dari pinggir balkon. Mereka meminta wartawan untuk menyimak rapat dari kursi balkon. Rapat sempat ricuh ketika tiga aktivis Aliansi Mahasiswa Mataram berhasil masuk ke balkon. Mereka berorasi dan melemparkan stiker yang berisi protes terhadap PT Newmont ke tengah-tengah ruang rapat paripurna. Membuat pamdal tergopoh- gopoh mengamankan ketiganya. Tidak sampai separuh dari 306 anggota yang membubuhkan tanda tangan di absensi rapat yang berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB tersebut mengikuti hingga tuntas. Mereka memilih keluar ruang rapat lebih awal. “Kepada anggota, pimpinan mengingatkan kembali bahwa kita telah memiliki kode etik yang baru, yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam kita bersikap, berperilaku, melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat,” ujar Marzuki Alie mengingatkan tanpa memberikan teguran kepada anggota dewan yang ngeluyur keluar ruangan. (Wta/*/P-3) Anggota DPR Jaga Wibawa di Paripurna Swantoro dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, kemarin. Penuntut umum menyatakan yang memberatkan dari per- buatan terdakwa yakni tidak mendukung program peme- rintah dalam pemberantasan tindak pidana terorisme dan mengganggu stabilitas keaman- an negara. Seharusnya, kata dia, pemuka agama memberikan anutan. Akan tetapi, lanjut dia, ter- dakwa tidak melakukan seperti itu. “Terdakwa tidak menyesali perbuatannya,” ujarnya. Sementara yang meringan- kan, jaksa menerangkan, ter- dakwa sudah berusia lanjut. Abu Bakar Ba’asyir dikenai Pasal 14 jo Pasal 7 UU ten- tang Tindak Pidana Terorisme. Majelis hakim menyatakan pembacaan pembelaan dari terdakwa akan dilakukan pada 25 Mei 2011. Sebelumnya, Abu Bakar Ba’asyir didakwa telah mem- berikan bantuan dana untuk pelatihan militer terorisme di Nanggroe Aceh Darussalam. “Uang dari terdakwa sebesar Rp180 juta dan US$5.000 dise- rahkan Ubaid kepada Dulma- tin,” kata Andi. Dana tersebut, kata JPU, se- lanjutnya dibelikan senjata api dan amunisi seharga Rp325 juta. Jenis senjata api dan amu- nisi yang dibelikan itu, yakni, sembilan pucuk senjata api jenis Armalite (AR)-15, empat pucuk senjata jenis AK-47, dua pucuk senjata jenis AK-58, enam pucuk revolver, dan satu pucuk jenis FN Browning, satu pucuk pistol Challengger, 19 ribu butir peluru dan 93 magasin dengan rincian 41 magasin AK-47, 7 magasin M-16, dan 45 magasin AR-15. Kuasa hukum Ba’asyir, Ah- mad Michdan menilai tuntutan seumur hidup itu sebagai ben- tuk penzaliman. “Dua kali Ustaz Ba’asyir dituntut sebagai pelaku terorisme tapi itu tidak terbukti dua kalinya. Jadi ini adalah tuntutan yang berlebihan yang menurut kami merupakan pen- zaliman. Oleh karena itu kami penasihat hukum tidak sepen- dapat dengan tuntutan itu,” kata dia. Michdan menegaskan Ba’asyir tidak terlibat dalam pelatihan militer bersenjata di Aceh. Ia menambahkan tudingan jaksa mengenai penggalangan dana oleh Ba’asyir untuk kegiatan militer di Aceh tidak tepat. Dana sebesar Rp250 juta tersebut, te- gasnya, diperuntukkan sebagai dana bantuan untuk jihad di Pa- lestina. (NY/WJ/Ant/P-1) Ba’asyir Dituntut Seumur Hidup DPR cuma Mampu Tuntaskan 4 RUU Kasus Seskemenpora Jadi Mandul UJIAN bagi KPK harus bisa memeriksa anggota partai yang berkuasa. Takut memeriksa, nyali jadi ciut dan akhirnya masalah berlarut-larut tanpa diusut. Kasus korupsinya jadi mandul lagi! M Rahmat Tetap Mendukung KPK SKEPTIS mungkin, tapi support selalu ada buat KPK. Sukses, ya. Syaf Uthafeinze Sistem Potong Roti JELAS KPK tumpul karena tidak menutup kemungkinan adanya sistem potong roti oleh oknum dalam penyelidikan kasus ini. Yury Jurex Quincy Mengalir ke Parpol UANGNYA, jika cair, mengalir ke kantong-kantong parpol. Denni Kasmatama Ada yang Jadi Bumper AKHIRNYA seperti yang lainnya, cuma cecunguk yang masuk bui! G Franki H Takut Diseruduk KPK takut sekali diseruduk si buaya. Libertus Haleng Tidak Mungkin Tuntas JIKA hal ini benar, inilah karma dan sampai kiamat pun KPK tidak berani membongkarnya sampai tuntas. Tidak akan.... Odink Camaroe Takut kepada Penguasa TUGAS/jabatan itu amanah dan itu akan dimintai pertanggung- jawaban. Biarkan mereka berhitung untung ruginya. Mereka lebih takut kepada penguasa atau kepada Yang Maha Kuasa? Rusly Iswandy Semoga KPK Tetap Profesional AGAK berat memang jika berhadapan dengan partai penguasa. Semoga saja KPK tetap profesional menjalankan tugasnya. Hilal Sabit Apa Kata Dunia? APA kata dunia Kalau KPK takut sama partai penguasa. Enggak malu kalau negeri ini disebut-sebut sebagai negara korupsi, bukan negara demokrasi.... Adin Nurdin KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) terus memonitor PT Anak Negeri meskipun, pascadigeledah, perusahaan itu melakukan bedol gedung dari Warung Buncit ke kawasan Tebet sesudah tersangkut kasus suap Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga. KPK mengaku tetap bisa menelusuri walaupun orang yang keterangannya dibutuhkan sudah berpindah kantor. Namun, sejumlah pakar khawatir apakah KPK sungguh- sungguh menuntaskan kasus PT Anak Negeri karena melibat- kan pengurus partai yang sedang berkuasa. Berikut tanggapan masyarakat mengenai hal itu yang disampaikan lewat www. mediaindonesia.com, Facebook Harian Umum Media Indonesia, dan [email protected]. PENGANTAR Interupsi Selengkapnya di mediaindonesia.com KPK Jangan Takut pada Penguasa MI/ADAM DWI JAKSA menuntut terdakwa Abu Bakar Ba’asyir hukuman penja- ra seumur hidup dalam dugaan tindak pidana terorisme. “Menyatakan terdakwa ter- bukti merencanakan, mengum- pulkan dana yang dipakai untuk tindak pidana terorisme,” kata jaksa Andi M Tauk di hadapan pimpinan majelis hakim Heri Ketimbang pasang target tinggi, setiap komisi di DPR sebaiknya memberi kepastian mampu menyelesaikan berapa RUU. MI/SUMARYANTO Abu Bakar Ba’asyir Terdakwa Ketimbang target muluk-muluk, lebih baik setiap komisi diberikan semacam kepastian mampu menuntaskan berapa RUU.” Ronald Rofiandri Direktur Monitoring PSHK

Transcript of pada Penguasa DPR cuma Mampu - Universitas Padjadjaran · Kasus Seskemenpora Jadi Mandul UJIAN bagi...

NURULIA JUWITA SARI

SELAMA masa sidang III tahun 2010-2011 yang berlangsung pada 8 Januari hingga 8 April

2011, DPR hanya mampu me-nyelesaikan empat rancangan undang-undang (RUU) untuk disahkan sebagai UU. Dan un-tuk masa sidang berikut, DPR masih memasang target muluk dengan menuntaskan 17 RUU.

Saat menyampaikan pidato pembukaan masa sidang IV tahun 2010-2011 dalam Rapat Paripurna DPR, kemarin, Ketua DPR Marzuki Alie mengakui kinerja legislasi DPR yang hanya berhasil menyelesaikan empat RUU.

“Sebagai pelaksanaan fungsi legislasi, pada masa sidang yang lalu dewan baru dapat menyelesaikan empat RUU untuk disahkan menjadi UU,” kata Marzuki.

Keempat RUU itu adalah RUU tentang Keimigrasian, RUU ten-tang Informasi Geospasial, RUU tentang Akuntan Publik, dan RUU tentang Transfer Dana.

Meski hasil capaian proleg-nas bisa dihitung jari, Marzuki menargetkan pada masa sidang IV DPR bisa menyelesaikan 17 RUU yang terdiri dari 14 RUU inisiatif DPR dan 3 RUU inisiatif pemerintah.

Dari 17 RUU yang ditargetkan selesai itu adalah RUU tentang Penyelenggara Pemilu, RUU Fa-kir Miskin, RUU Rumah Susun, RUU Mata Uang, RUU Intelijen Negara, RUU Otoritas Jasa Ke-uangan, dan RUU Badan Penye-lenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Meskipun, lanjut dia, masa sidang IV tahun ini hanya selama 49 hari kerja atau 68 hari kalen-der dan memasuki masa reses mulai 16 Juli. “Pada masa per-

sidangan ini, dewan akan tetap melaksanakan tiga fungsi uta-manya, yakni legislasi, anggaran, dan pengawasan,” kata dia.

Marzuki menambahkan, DPR menagih komitmen pemerintah untuk melanjutkan pembahasan dan penyelesaian RUU BPJS guna memenuhi amanat kon-stitusi untuk mengatur jaminan sosial, kesehatan masyarakat.

Direktur Monitoring, Ad-

vokasi dan Jaringan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Ronald Rofi andri menilai target yang dibuat DPR terlalu muluk. Apalagi pada masa sidang se-belumnya DPR hanya mampu merampungkan empat RUU.

Menurut Ronald, sebaiknya setiap komisi dibebankan tang-gung jawab penyelesaian RUU. “Khawatirnya menambah kega-galan seperti yang kemarin.

Ketimbang target muluk-mu-luk, lebih baik setiap komisi diberikan semacam kepastian mampu menuntaskan berapa RUU. Paling tidak, seharusnya satu komisi bisa menyelesaikan dua RUU,” tuturnya.

Ia memprediksi, dari 17 yang ditargetkan, hanya RUU Ban-tuan Hukum, RUU Mata Uang, dan RUU Rumah Susun yang bisa selesai. Sementara itu, RUU lainnya baru pada pembahasan awal dan masih harus melewati proses panjang.

Ronald mengingatkan, RUU BPJS terancam didrop karena masa sidang saat ini adalah ke-sempatan terakhir untuk meram-pungkannya menjadi UU. “Ini sangat berat. Cara membahasnya harus berdasarkan cluster isu, tidak berdasarkan daftar inven-tarisasi masalah (DIM). DPR harus kerja keras menuntaskan-nya,” tutup Ronald.

Baru diantarMenteri Koordinator Bidang

Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menjelaskan, peme-rintah telah menyerahkan DIM RUU BPJS ke DPR.

Agung menyatakan pemerin-tah berhasil menyusun sekitar 200 DIM. “Mudah-mudahan (cepat), tergantung dari parle-men dan pemerintah,” ujar Agung.

Ratusan orang yang tergabung dalam Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) berunjuk rasa di depan gedung parlemen, ke-marin, untuk menuntut segera disahkannya RUU BPJS.

Sekjen KAJS Said Iqbal menge-mukakan, dengan sistem jamin-an sosial nasional, bangsa Indo-nesia bisa bermartabat dan tidak terus tergantung pada utang luar negeri.

“Sehingga rakyat harus terus disadarkan pentingnya sistem jaminan sosial nasional (SJSN). Dan yang paling penting, de-ngan jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat seumur hidup tanpa batasan, saat sakit, rak-yat bisa berobat dan tidak jadi miskin bahkan mati karena tidak mampu berobat,” ujarnya. (Mad/P-1)

[email protected]

2 SELASA, 10 MEI 2011POLKAM

AWASI WARTAWAN: Dua anggota DPR mengawasi wartawan yang dikenal sebagai fraksi balkon saat rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. Paripurna yang membahas pembukaan masa sidang tersebut sempat diwarnai interupsi dan unjuk rasa.

MI/SUSANTO

SKANDAL anggota Fraksi PKS Arifi nto yang tertangkap kamera

foto tengah membuka folder video porno, pada akhir masa persidangan lalu, masih segar di ingatan kita. Mungkin juga bagi anggota DPR. Karena pada rapat paripurna pembukaan masa persidangan IV 2010-2011, alih-alih sibuk dengan gadget masing-masing seperti biasanya, kali ini sebagian anggota dewan terlihat menyimak pidato yang disampaikan Ketua DPR Marzuki Alie.

Rapat tersebut dihadiri oleh 306 dari 560 anggota dewan dari seluruh fraksi. Sesaat setelah Marzuki mengetok palu membuka sidang,

anggota Fraksi Hanura Akbar Faisal buru-buru mengajukan interupsi. Interupsi itu diabaikan. Saat Marzuki membacakan pidato hampir semua anggota menyimak sembari melihat salinan pidato yang telah dibagikan. Sesekali kepala mereka menoleh ke arah balkon, apalagi ketika terdengar suara jepretan kamera.

Meskipun demikian, masih ada satu dua yang tidak menyimak. Misalnya Hetifah dari Fraksi Partai Golkar yang sekilas terlihat menyimak salinan pidato. Namun sesungguhnya, ia bersibuk ria dengan telepon seluler yang diletakkan di tengah salinan pidato.

Sementara itu, dari atas balkon ruang rapat paripurna, penjagaan diperketat. Aparat pengamanan dalam (pamdal) tidak memperkenankan wartawan selain fotografer dan juru kamera TV untuk mengamati dari pinggir balkon. Mereka meminta wartawan untuk menyimak rapat dari kursi balkon.

Rapat sempat ricuh ketika tiga aktivis Aliansi Mahasiswa Mataram berhasil masuk ke balkon. Mereka berorasi dan melemparkan stiker yang berisi protes terhadap PT Newmont ke tengah-tengah ruang rapat paripurna. Membuat pamdal tergopoh-gopoh mengamankan

ketiganya. Tidak sampai separuh

dari 306 anggota yang membubuhkan tanda tangan di absensi rapat yang berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB tersebut mengikuti hingga tuntas. Mereka memilih keluar ruang rapat lebih awal.

“Kepada anggota, pimpinan mengingatkan kembali bahwa kita telah memiliki kode etik yang baru, yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam kita bersikap, berperilaku, melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat,” ujar Marzuki Alie mengingatkan tanpa memberikan teguran kepada anggota dewan yang ngeluyur keluar ruangan. (Wta/*/P-3)

Anggota DPR Jaga Wibawa di Paripurna

Swantoro dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, kemarin.

Penuntut umum menyatakan yang memberatkan dari per-buatan terdakwa yakni tidak mendukung program peme-rintah dalam pemberantasan tindak pidana terorisme dan mengganggu stabilitas keaman-an negara.

Seharusnya, kata dia, pemuka agama memberikan anutan. Akan tetapi, lanjut dia, ter-dakwa tidak melakukan seperti itu. “Terdakwa tidak menyesali perbuatannya,” ujarnya.

Sementara yang meringan-kan, jaksa menerangkan, ter-dakwa sudah berusia lanjut.

Abu Bakar Ba’asyir dikenai Pasal 14 jo Pasal 7 UU ten-

tang Tindak Pidana Terorisme. Majelis hakim menyatakan pembacaan pembelaan dari terdakwa akan dilakukan pada 25 Mei 2011.

Sebelumnya, Abu Bakar Ba’asyir didakwa telah mem-berikan bantuan dana untuk pelatihan militer terorisme di Nanggroe Aceh Darussalam.

“Uang dari terdakwa sebesar Rp180 juta dan US$5.000 dise-rahkan Ubaid kepada Dulma-tin,” kata Andi.

Dana tersebut, kata JPU, se-lanjutnya dibelikan senjata api dan amunisi seharga Rp325 juta. Jenis senjata api dan amu-nisi yang dibelikan itu, yakni, sembilan pucuk senjata api jenis Armalite (AR)-15, empat pucuk senjata jenis AK-47, dua pucuk senjata jenis AK-58, enam pucuk revolver, dan satu pucuk jenis FN Browning, satu pucuk pistol Challengger, 19 ribu butir peluru dan 93 magasin dengan rincian 41 magasin AK-47, 7 magasin M-16, dan 45 magasin AR-15.

Kuasa hukum Ba’asyir, Ah-mad Michdan menilai tuntutan

seumur hidup itu sebagai ben-tuk penzaliman. “Dua kali Ustaz Ba’asyir dituntut sebagai pelaku terorisme tapi itu tidak terbukti dua kalinya. Jadi ini adalah tuntutan yang berlebihan yang menurut kami merupakan pen-zaliman. Oleh karena itu kami penasihat hukum tidak sepen-dapat dengan tuntutan itu,” kata dia.

Michdan menegaskan Ba’asyir tidak terlibat dalam pelatihan militer bersenjata di Aceh. Ia menambahkan tudingan jaksa mengenai penggalangan dana oleh Ba’asyir untuk kegiatan militer di Aceh tidak tepat. Dana sebesar Rp250 juta tersebut, te-gasnya, diperuntukkan sebagai dana bantuan untuk jihad di Pa-lestina. (NY/WJ/Ant/P-1)

Ba’asyir Dituntut Seumur

Hidup

DPR cuma MampuTuntaskan 4 RUU

Kasus Seskemenpora Jadi MandulUJIAN bagi KPK harus bisa memeriksa anggota partai yang berkuasa. Takut memeriksa, nyali jadi ciut dan akhirnya masalah berlarut-larut tanpa diusut. Kasus korupsinya jadi mandul lagi!

M Rahmat

Tetap Mendukung KPKSKEPTIS mungkin, tapi support selalu ada buat KPK. Sukses, ya.

Syaf Uthafeinze

Sistem Potong RotiJELAS KPK tumpul karena tidak menutup kemungkinan adanya sistem potong roti oleh oknum dalam penyelidikan kasus ini.

Yury Jurex Quincy

Mengalir ke ParpolUANGNYA, jika cair, mengalir ke kantong-kantong parpol.

Denni Kasmatama

Ada yang Jadi BumperAKHIRNYA seperti yang lainnya, cuma cecunguk yang masuk bui!

G Franki H

Takut DiserudukKPK takut sekali diseruduk si buaya.

Libertus Haleng

Tidak Mungkin TuntasJIKA hal ini benar, inilah karma dan sampai kiamat pun KPK tidak berani membongkarnya sampai tuntas. Tidak akan....

Odink Camaroe

Takut kepada PenguasaTUGAS/jabatan itu amanah dan itu akan dimintai pertanggung-jawaban. Biarkan mereka berhitung untung ruginya. Mereka lebih takut kepada penguasa atau kepada Yang Maha Kuasa?

Rusly Iswandy

Semoga KPK Tetap Profesional AGAK berat memang jika berhadapan dengan partai penguasa. Semoga saja KPK tetap profesional menjalankan tugasnya.

Hilal Sabit

Apa Kata Dunia?APA kata dunia Kalau KPK takut sama partai penguasa. Enggak malu kalau negeri ini disebut-sebut sebagai negara korupsi, bukan negara demokrasi....

Adin Nurdin

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) terus memonitor PT Anak Negeri meskipun, pascadigeledah, perusahaan itu melakukan bedol gedung dari Warung Buncit ke kawasan Tebet sesudah tersangkut kasus suap Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga. KPK mengaku tetap bisa menelusuri walaupun orang yang keterangannya dibutuhkan sudah berpindah kantor.

Namun, sejumlah pakar khawatir apakah KPK sungguh-sungguh menuntaskan kasus PT Anak Negeri karena melibat-kan pengurus partai yang sedang berkuasa. Berikut tanggapan masyarakat mengenai hal itu yang disampaikan lewat www.mediaindonesia.com, Facebook Harian Umum Media Indonesia, dan [email protected].

PENGANTAR

Interupsi Selengkapnya di mediaindonesia.com

KPK Jangan Takut pada Penguasa

MI/ADAM DWI

JAKSA menuntut terdakwa Abu Bakar Ba’asyir hukuman penja-ra seumur hidup dalam dugaan tindak pidana terorisme.

“Menyatakan terdakwa ter-bukti merencanakan, mengum-pulkan dana yang dipakai untuk tindak pidana terorisme,” kata jaksa Andi M Taufi k di hadapan pimpinan majelis hakim Heri

Ketimbang pasang target tinggi, setiap komisi di DPR sebaiknya memberi kepastian mampu menyelesaikan berapa RUU.

MI/SUMARYANTO

Abu Bakar Ba’asyirTerdakwa

Ketimbang target muluk-muluk, lebih

baik setiap komisi diberikan semacam kepastian mampu menuntaskan berapa RUU.”

Ronald RofiandriDirektur Monitoring PSHK