OVERVIEW SPIP - dinkes.cilegon.go.iddinkes.cilegon.go.id/download/802512204Materi_SPIP2017.pdf ·...
-
Upload
trankhuong -
Category
Documents
-
view
257 -
download
6
Transcript of OVERVIEW SPIP - dinkes.cilegon.go.iddinkes.cilegon.go.id/download/802512204Materi_SPIP2017.pdf ·...
DEFINISI SPIP
Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang
integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai
atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
DIKLAT PENILAIAN TINGKAT MATURITAS SPIP
DASAR HUKUM SPIP
SISTIM PENGENDALIAN
INTERN
Pasal 55 ayat (4) : Menteri/Pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN/D telah diselenggarakan
berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah ( SAP).
Pasal 58 ayat (1) dan (2) : Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintah
mengatur dan menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan pemerintah
secara menyeluruh. SPI ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
– UU Keuangan Negara
– UU Perbendaharaan Negara UU No 1 Th 2004
DIKLAT PENILAIAN TINGKAT MATURITAS SPIP
1. Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1983tentang Pedoman PelaksanaanPengawasan dan Instruksi Presiden No.1 Tahun 1989 tentang PedomanPelaksanaan Pengawasan Melekat,Keputusan Menteri PAN No. 30 Tahun1994 tentang petunjuk PelaksanaanPengawasan Melekat yang diperbaharuidengan Keputusan Menteri PAN No.KEP/46/M.PAN/2004:
Unsur-unsur Waskat:
a. Pengorganisasian
b. Personil
c. Kebijakan
d. Perencanaan
e. Prosedur
f. Pencatatan
g. Pelaporan
h. Reviu Intern
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
di INDONESIA
2. PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
KEGIATAN PENGENDALIAN
PENILAIAN RISIKO
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
U
N
I
T
A
U
N
I
T
B
K
E
G
I
A
T
A
N
1
K
E
G
I
A
T
A
N
2
MANAGEMENT CONTROL 8 UNSURGOVERNMENT INTERNAL CONTROL SYSTEM
(GICS) 5 UNSUR
DIKLAT PENILAIAN TINGKAT MATURITAS SPIP
1. SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penerapan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Instansi Pemerintah
2. Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2011 Tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
3. Instruksi Presiden No. 17 Tahun 2011 Tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012.
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
di INDONESIA
SPI adalah proses yang integral pada tindakan dankegiatan yang dilakukan secara terus-menerus olehpimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikankeyakinan memadai atas tercapainya tujuanorganisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asetnegara, dan ketaatan terhadap peraturanperundang-undangan.
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1)
SPIP adalah SPI yangdiselenggarakan secaramenyeluruh di lingkunganpemerintah pusat danpemerintah daerah.
(PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2)
ATURAN PENDUKUNG PENERAPAN SPIP
9
SPIP
Pemantauan
Pengendalian
Intern
Informasi &
Komunikasi
Kegiatan
Pengendalian
Penilaian Risiko
Lingkungan
Pengendalian
Identifikasi Risiko
Analisis Risiko
Sarana Komunikasi
Sistem Informasi
Pemantauan Berkelanjutan
Evaluasi Terpisah
Tindak Lanjut
Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi
Pengendalian Fisik atas Aset
Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja
Pemisahan Fungsi
Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu
Pembatasan Akses atas Sumber Daya
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya
Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
Struktur Organisasi yang Sesuai Kebutuhan
Kepemimpinan yang Kondusif
Komitmen terhadap Kompetensi
Penegakan Integritas dan Etika
Peran APIP yang Efektif
Hubungan Kerja yang Baik
Ps. 4
Ps. 13
Ps. 18
Ps. 41
Ps. 43
Proses Penerapan SPIP Tingkat Kegiatan
IdentifikasiRisiko pada
setiapproses
kegiatanutama
AnalisisRisiko pada
setiapproses
kegiatanutama
PenilaianRisiko
ProsesDalam
KegiatanUtama
TujuanKegiatan
KegiatanUtama
LingkunganPengendalian
AktivitasPengendalian
Informasi danKomunikasi
Monitoring dan Evaluasi
Pembangunan InfrastrukturPengendalian
LingkunganPengendalian
AktivitasPengendalian
Informasi danKomunikasi
Monitoring dan Evaluasi
ImplementasiInfrastrukturPengendalian
Feed Forward
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
• Adanya aturan Perilaku (Kode Etik) yang
ditetapkan secara formal oleh pimpinan
organisasi;
• Aturan Perilaku (Kode Etik) organisasi telah
dikomunikasikan kepada sebagian besar pegawai
dalam unit organisasi.
• Pegawai dalam unit kerja/unit organisasi Saudara
berperilaku sesuai dengan Aturan Perilaku;
• Pemantauan/evaluasi penerapan Aturan Perilaku
(Kode Etik) secara berkala dan terdokumentasi;
• Pemantauan/evaluasi penerapan Aturan Perilaku
(Kode Etik) secara berkala dan terdokumentasi
Integritas
dan
Penegakan
Etika
Sub Unsur
1
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
• Standar kompetensi atas setiap tugas dan fungsi
untuk masing-masing posisi yang ditetapkan secara
formal;
• Standar kompetensi telah dikomunikasikan kepada
sebagian besar pegawai dalam unit organisasi;
• Promosi/mutasi pejabat telah berdasarkan standar
kompetensi;
• Pemantauan/evaluasi atas standar kompetensi dan
kesesuaian penempatan pejabat dengan standar
kompetensi secara berkala dan terdokumentas;
• Standar kompetensi dikembangkan terus menerus
sesuai perubahan yang terjadi, dan ada sarana
pemantauan secara otomatis
Komitmen
Terhadap
Kompetensi
Sub Unsur
2
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
• Kebijakan/prosedur Sistem Manajemen Kinerja
(SMK);
• Kebijakan/prosedur SMK telah dikomunikasikan
kepada seluruh pimpinan dan pegawai dalam unit
organisasi;
• Kebijakan/prosedur SMK telah diberlakukan/
diimplementasikan;
• Evaluasi kebijakan/prosedur SMK dan
implementasinya secara berkala dan
terdokumentasi;
• Kebijakan/prosedur SMK dikembangkan terus
menerus sesuai dengan perubahan yang terjadi dan
telah dilakukan pemantauan secara otomatis/online
Kepemimpinan
yang Kondusif
Sub Unsur
3
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
• Struktur Organisasi beserta uraian tata
laksananya mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
• Struktur Organisasi telah dikomunikasikan
kepada level pimpinan dan pegawai yang
berkepentingan.;
• Struktur Organisasi beserta uraian tata
laksananya pada organisasi / unit-organisasi /
unit kerja Saudara telah sesuai dengan ukuran
dan sifat kegiatannya;
• Struktur Organisasi beserta uraian tata
laksananya telah dievaluasi secara berkala dan
terdokumentasi;
• Struktur Organisasi dimutakhirkan sesuai
perubahan lingkungan strategis dan telah
dilakukan pemantauan secara otomatis/online
Struktur
Organisasi
Sesuai
Kebutuhan
Sub Unsur
4
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
• Prosedur pendelegasian wewenang yang dibuat
secara formal;
• Prosedur pendelegasian wewenang di organisasi/
unit-organisasi/ unit kerja telah dikomunikasikan
kepada sebagian besar pegawai;
• Prosedur pendelegasian wewenang di organisasi/
unit-organisasi/ unit kerja Saudara telah
dilaksanakan dan didokumentasikan;
• Evaluasi atas prosedur pendelegasian wewenang dan
hasil pelaksanaan pendelegasian wewenang secara
berkala dan terdokumentasi;
• prosedur pendelegasian wewenang terus menerus
disesuaikan dengan perubahan lingkungan strategis
yang terjadi, dan atas pelaksanaan pendelegasian
wewenang telah dilakukan pemantauan
otomatis/online
Delegasi
Wewenang dan
Tanggung
Jawab yang
Tepat
Sub Unsur
5
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
• Kebijakan/aturan mengenai pembinaan Sumber
Daya Manusia (SDM) sejak rekrutmen s.d.
Pemberhentian;
• Kebijakan/aturan pembinaan SDM telah
dikomunikasikan kepada pegawai;
• Rekrutmen, pembinaan pegawai sampai dengan
pemberhentiannya pada unit kerja Saudara telah
dilakukan sesuai dengan kebijakan/aturan ;
• Evaluasi atas kebijakan pembinaan SDM, dan
kesesuaian pelaksanaan rekrutmen, pembinaan
pegawai sampai dengan pemberhentiannya dengan
kebijakan/aturan pembinaan SDM secara berkala
dan terdokumentasi;
• Kebijakan/aturan pembinaan SDM dan pelaksanaan
rekrutmen, pembinaan pegawai sampai dengan
pemberhentiannya dikembangkan terus menerus
sesuai dengan perubahan lingkungan strategis yang
terjadi, dan telah dilakukan pemantauan
otomatis/online
Penyusunan
dan Penerapan
Kebijakan yang
Sehat tentang
Pembinaan SDM
Sub Unsur
6
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
• Satuan pengawasan intern telah memiliki piagam audit
atau kebijakan pengawasan atau dokumen formal lain
yang menyatakan visi, misi, tujuan, wewenang,
tanggung jawab kegiatan audit intern dan ruang
lingkup audit intern;
• Piagam audit atau kebijakan pengawasan atau
dokumen formal lainnya telah dikomunikasikan kepada
unit kerja;
• Inspektorat telah dapat memberikan keyakinan yang
memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi,
efektivitas, pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas
dan fungsi organisasi/unit organisasi/unit kerja;
• Penilaian internal dan eksternal (penelaahan sejawat
oleh aparat pengawasan lain) dan hasilnya telah
ditindaklanjuti secara berkala dan terdokumentasi;
• Inspektorat telah dapat memberikan peringatan dini
bagi pimpinan organisasi dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi dan telah dilakukan pemantauan
otomatis/online
Peran APIP
Terhadap
Efektivitas SPIP
Sub Unsur
7
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
• Pedoman/kebijakan/SOP terkait dengan tugas dan
fungsi unit organisasi/ unit kerja Saudara yang
melibatkan unit organisasi/ unit kerja lain terkait
dengan mekanisme saling uji;
• Pedoman/kebijakan terkait dengan tugas dan fungsi unit
organisasi/ unit kerja, yang melibatkan unit organisasi/
unit kerja lain, telah dikomunikasikan kepada pegawai
yang berkepentingan dalam unit organisasi/ unit kerja;
• Kebijakan/prosedur koordinasi dengan unit
organisasi/unit kerja lain telah diimplementasikan dan
didokumentasikan;
• Evaluasi terhadap pemberlakuan kebijakan/prosedur
mekanisme saling uji data dengan unit organisasi/ unit
kerja lain secara berkala dan terdokumentasi;
• Mekanisme saling uji data telah dikembangkan secara
terus menerus sesuai dengan kebutuhan dan telah
dilakukan pemantauan secara otomatis/online
Hubungan
Kerja yang
Baik dengan
Instansi
Pemerintah
Terkait
Sub Unsur
8
PENILAIAN RISIKO
• Kebijakan/pedoman penilaian risiko (identifikasi
risiko) yang ditetapkan secara formal;
• Kebijakan/pedoman penilaian risiko (identifikasi
risiko) telah dikomunikasikan kepada pegawai
yang berkepentingan di organisasi/unit
organisasi/unit kerja;
• Memiliki daftar risiko atas kegiatan utama yang
ditetapkan secara formal;
• Evaluasi terhadap kebijakan/pedoman penilaian
risiko (identifikasi risiko) dan pelaksanaannya
serta daftar risiko yang dibuat secara berkala
dan terdokumentasi;
• Daftar risiko telah dimutakhirkan secara terus
menerus sesuai dengan perubahan kebutuhan
atau harapan stakeholders dan telah dilakukan
pemantauan otomatis/online
Identifikasi
Risiko
Sub Unsur
PENILAIAN RISIKO
• Kebijakan/pedoman penilaian risiko (analisis
risiko) yang ditetapkan secara formal;
• Pedoman penilaian risiko (analisis risiko) telah
dikomunikasikan kepada pegawai yang
berkepentingan di organisasi/unit organisasi
/unit kerja;
• Memiliki rencana tindak pengendalian/rencana
penanganan risiko atas kegiatan utama yang
ditetapkan secara formal dan RTP telah
diiplementasikan;
• Evaluasi atas rencana tindak
pengendalian/rencana penanganan risiko
tersebut secara berkala dan terdokumentasi;
• Rencana tindak pengendalian/rencana
penanganan risiko telah dimutakhirkan secara
terus menerus dan telah dilakukan pemantauan
otomatis/online
Analisis
Risiko
Sub Unsur
KEGIATAN PENGENDALIAN
• Memiliki dokumen penetapan kinerja (PK/ Tapkin)
yang ditetapkan secara formal;
• Dokumen penetapan kinerja (PK/ Tapkin) telah
dikomunikasikan kepada seluruh pegawai yang
berkepentingan;
• Telah melakukan reviu kinerja berdasarkan tolok
ukur kinerja yang ditetapkan dalam dokumen
penetapan kinerja ;
• Evaluasi atas kinerja dan menggunakan hasilnya
untuk perbaikan secara berkala dan
terdokumentasi;
• Cara/metode pelaksanaan kegiatan
dikembangkan terus menerus sesuai dengan
perubahan untuk meningkatkan kinerja, dan
telah dilakukan pemantauan otomatis/online
Reviu Kinerja
Sub Unsur
1
KEGIATAN PENGENDALIAN
• Kebijakan/SOP terkait pembinaan sumber daya
manusia (kebutuhan jumlah, persyaratan
jabatan, dan standar kinerja pegawai);
• Kebijakan/SOP tentang pembinaan sumber daya
manusia telah dikomunikasikan kepada
pejabat/pegawai yang berkepentingan;
• Pembinaan sumber daya manusia di
organisasi/unit kerja Saudara telah sesuai
dengan kebijakan/SOP pembinaan sumber daya
manusia ;
• Pemantauan/evaluasi secara berkala dan
terdokumentasi atas pemberlakuan/
implementasi pembinaan sumber daya manusia ;
• Pembinaan sumber daya manusia telah
dikembangkan secara terus menerus sesuai
dengan perubahan kebutuhan dan telah
dilakukan pemantauan otomatis/online
Pembinaan
SDM
Sub Unsur
2
KEGIATAN PENGENDALIAN
• Kebijakan/SOP yg memuat pengendalian umum
dan pengendalian aplikasi sistem informasi;
• Kebijakan dan prosedur Pengendalian atas Sistem
Informasi telah dikomunikasikan kepada pegawai
yg berkepentingan di unit organisasi/ unit kerja;
• Pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
sistem informasi telah dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan/SOP dan didokumentasikan;
• Evaluasi atas pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi sistem informasi yang
digunakan organisasi/ unit organisasi/ unit kerja
secara berkala dan terdokumentasi;
• Pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
sistem informasi dikembangkan secara terus
menerus dan telah dilakukan pemantauan
otomatis/online
Pengendalian
atas
Pengelolaan
Sistem
Informasi
Sub Unsur
3
KEGIATAN PENGENDALIAN
• Aturan terkait dengan pengamanan aset (misal
dari pencurian/kerusakan/penyimpangan
penggunaan aset);
• Aturan terkait dengan pengamanan aset telah
dikomunikasikan kepada pegawai yang
berkepentingan di unit organisasi/ unit kerja;
• Telah melaksanakan pengamanan fisik atas aset
sesuai dengan aturan yang ditetapkan dan
didokumentasikan;
• Evaluasi atas pengamanan fisik aset secara
berkala dan terdokumentasi;
• Aturan dan pengamanan fisik atas aset
dikembangkan secara terus menerus sesuai
dengan perubahan lingkungan strategis, dan
telah dilakukan pemantauan otomatis/online
Pengendalian
Fisik atas
Aset
Sub Unsur
4
KEGIATAN PENGENDALIAN
• Memiliki indikator kinerja utama (IKU) yang
ditetapkan secara formal;
• Indikator kinerja utama (IKU) yang ditetapkan
telah dikomunikasikan kepada pegawai yang
berkepentingan;
• IKU telah digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi/ unit organisasi/ unit kerja;
• Evaluasi atas IKU secara berkala dan
terdokumentasi;
• IKU dikembangkan terus menerus sesuai dengan
perubahan strategis/ perubahan tugas dan fungsi
serta mandat organisasi
Penetapan
dan Reviu
Indikator
Kinerja
Sub Unsur
5
KEGIATAN PENGENDALIAN
• Organisasi/ unit organisasi/ unit kerja telah secara
formal memisahkan tanggung jawab dan tugas
untuk menjamin bahwa seluruh aspek utama
transaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh 1
(satu) orang;
• Kebijakan terhadap pemisahan tanggung jawab dan
tugas telah dikomunikasikan kepada pegawai yang
berkepentingan di unit organisasi/ unit kerja;
• Pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telah
diterapkan di unit organisasi/ unit kerja;
• Pemantauan/evaluasi atas penerapan pemisahan
tanggung jawab dan tugas tersebut secara berkala
dan terdokumentasi;
• Pemisahan tanggung jawab dan tugas tersebut telah
dikembangkan secara terus menerus sesuai dengan
perubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukan
pemantauan otomatis/online
Pemisahan
Fungsi
Sub Unsur
6
KEGIATAN PENGENDALIAN
• Telah memiliki aturan/pedoman/SOP yang memuat
tentang otorisasi atas transaksi dan kejadian penting
(antara lain: keuangan, barang, kepegawaian, perijinan,
dan pendapatan);
• Aturan/pedoman/SOP yang memuat tentang otorisasi
atas transaksi dan kejadian penting telah
dikomunikasikan kepada pegawai yang berkepentingan
di unit organisasi/ unit kerja;
• Otorisasi transaksi dan kejadian penting telah
dilaksanakan sesuai dengan aturan/pedoman/ SOP dan
didokumentasikan;
• Pemantauan/evaluasi atas otorisasi transaksi dan
kejadian penting tersebut secara berkala dan
terdokumentasi;
• Aturan/pedoman/SOP yang memuat otorisasi transaksi
dan kejadian penting, dan pelaksanaannya
dikembangkan terus menerus sesuai dengan perubahan
lingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauan
otomatis/online
Otorisasi
Transaksi
dan Kejadian
Penting
Sub Unsur
7
KEGIATAN PENGENDALIAN
• Memiliki aturan/pedoman terkait kewajiban
pencatatan transaksi dan kejadian secara akurat
dan tepat waktu;
• Aturan/pedoman terkait kewajiban pencatatan
transaksi dan kejadian secara akurat dan tepat
waktu telah dikomunikasikan kepada pegawai yang
berkepentingan di unit organisasi/ unit kerja;
• Transaksi dan kejadian penting pada unit kerja
Saudara telah dicatat secara akurat dan tepat sesuai
aturan/pedoman;
• Evaluasi atas pencatatan transaksi dan kejadian
penting secara berkala dan terdokumentasi;
• Aturan/pedoman terkait kewajiban pencatatan
transaksi dan kejadian penting serta
pelaksanaannya telah dikembangkan secara terus
menerus sesuai dengan perubahan lingkungan
strategis, dan telah dilakukan pemantauan
otomatis/online
Pencatatan
yang Akurat
dan Tepat
Waktu
Sub Unsur
8
KEGIATAN PENGENDALIAN
• Akses atas sumber daya (misalnya: aset, uang, dll)
dan catatan (misalnya: SIMDA, SIMPEG, dll) di
unit kerja Saudara telah dibatasi pada pegawai
yang berwenang yang ditetapkan secara formal;
• Pembatasan akses atas sumber daya dan catatan
telah dikomunikasikan kepada pegawai yang
berkepentingan di unit organisasi/ unit kerja;
• Akses pada sumber daya dan catatan di unit kerja
Saudara hanya dilakukan oleh petugas yang
ditetapkan;
• Evaluasi terhadap pembatasan akses atas sumber
daya dan catatan secara berkala dan
terdokumentasi;
• Pembatasan akses atas sumber daya dan catatan
telah dikembangkan secara terus menerus sesuai
dengan perubahan lingkungan strategis
Pembatasan
Akses atas
Sumber Daya
dan Catatan
Sub Unsur
9
KEGIATAN PENGENDALIAN
• Penanggung jawab sumber daya dan catatan beserta
uraian tugasnya telah ditetapkan secara formal;
• Penetapan penanggung jawab sumber daya dan
catatan beserta uraian tugasnya telah
dikomunikasikan kepada pegawai yang
berkepentingan;
• Penanggung jawab sumber daya dan catatan telah
membuat pertanggungjawaban atas sumber daya dan
catatan sesuai dengan yang ditentukan;
• Pemantauan/evaluasi atas akuntabilitas pencatatan
dan sumber daya tersebut secara berkala dan
terdokumentasi;
• Akuntabilitas pencatatan dan sumber daya tersebut
telah dikembangkan secara terus menerus sesuai
dengan perubahan lingkungan strategis, dan telah
dilakukan pemantauan otomatis/online
Akuntabilitas
Pencatatan
dan Sumber
Daya
Sub Unsur
10
KEGIATAN PENGENDALIAN
• Memiliki kebijakan/prosedur untuk melakukan
dokumentasi atas implementasi/penyelenggaraan SPI
serta transaksi dan kejadian penting;
• Kebijakan untuk melakukan dokumentasi atas Sistem
Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian
penting telah dikomunikasikan ke pegawai yang
berkepentingan;
• Dokumentasi atas implementasi SPI serta transaksi dan
kejadian penting telah dilakukan sesuai kebijakan yang
ditetapkan;
• Evaluasi atas kebijakan/prosedur dan pelaksanaan
kebijakan pendokumentasian implementasi SPI serta
transaksi dan kejadian penting secara berkala dan
terdokumentasi;
• Kebijakan/prosedur untuk melakukan dokumentasi
atas implementasi SPI serta transaksi dan kejadian
penting dikembangkan secara terus menerus sesuai
dengan perubahan lingkungan strategis, dan telah
dilakukan pemantauan otomatis/online
Dokumentasi
yang Baik SPI
Serta
Transaksi
dan Kejadian
Penting
Sub Unsur
11
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
• Memiliki kebijakan / prosedur atau pedoman infokom /
kehumasan untuk memperoleh informasi yang penting
dalam mencapai tujuan Instansi Pemerintah;
• Kebijakan / prosedur atau pedoman infokom /
kehumasan telah dikomunikasikan kepada pegawai yang
berkepentingan;
• Informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu dapat
diakses oleh pegawai yang berkepentingan/terkait;
• Proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasi
operasional dan keuangan mampu untuk mengukur
pencapaian rencana kinerja strategis serta telah
dievaluasi secara berkala dan terdokumentasi;
• Proses identifikasi, perolehan, dan distribusi informasi
operasional dan keuangan/ anggaran telah
dikembangkan secara terus menerus sesuai dengan
perubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukan
pemantauan otomatis/online
Informasi
yang Relevan
Sub Unsur
1
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
• Kebijakan/ SOP/ pedoman untuk menjelaskan
pentingnya pengendalian intern dan tugas serta
tanggungjawab masing-masing pegawai;
• Kebijakan/ SOP/ pedoman komunikasi internal
& eksternal telah dikomunikaskan kepada
manajemen, pegawai, dan stakeholder terkait;
• Telah menyediakan berbagai bentuk sarana
komunikasi, baik untuk internal dan eksternal
yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen dan
seluruh personil pelaksana kegiatan;
• Pemantauan/evaluasi atas kebijakan/ SOP/
pedoman tersebut secara berkala dan
terdokumentasi;
• Pengembangan/ pembaharuan sistem informasi
untuk meningkatkan kegunaan dan keandalan
komunikasi informasi telah dilakukan secara
terus menerus, dan telah dilakukan pemantauan
otomatis/online
Komunikasi
yang Efektif
Sub Unsur
2
PEMANTAUAN
• Memiliki strategi/ kebijakan / prosedur pemantauan
berkelanjutan (supervisi kegiatan, pembandingan,
rekonsiliasi, sidak, dan prosedur lain);
• Strategi/ kebijakan / prosedur pemantauan
berkelanjutan telah dikomunikaskan kepada
manajemen dan pegawai yang berkepentingan;
• Setiap level pimpinan di unit organisasi/ unit kerja
telah melakukan pemantauan berkelanjutan atas
efektivitas kegiatan pengendalian pada tingkat entitas
dan tingkat kegiatan;
• Evaluasi pemantauan berkelanjutan atas efektivitas
kegiatan pengendalian secara berkala dan
terdokumentasi;
• Strategi/ kebijakan / prosedur pemantauan
berkelanjutan atas efektivitas kegiatan pengendalian
tersebut telah dikembangkan secara terus menerus
sesuai dengan perubahan lingkungan strategis secara
otomatis/online
Pemantauan
Berkelanjutan
Sub Unsur
1
PEMANTAUAN
• Memiliki kebijakan/pedoman/prosedur untuk
melakukan evaluasi pengendalian intern secara
terpisah yang ditetapkan secara formal;
• Kebijakan/pedoman/ prosedur untuk melakukan
evaluasi pengendalian intern secara terpisah telah
dikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai
yang berkepentingan;
• Telah melakukan evaluasi pengendalian intern
secara terpisah;
• Evaluasi atas kebijakan/pedoman/prosedur untuk
melakukan evaluasi pengendalian intern secara
terpisah disesuaikan dengan regulasi terkait, secara
berkala dan terdokumentasi;
• Kebijakan/pedoman/prosedur untuk melakukan
evaluasi pengendalian intern secara terpisah telah
dikembangkan secara terus menerus sesuai dengan
perubahan lingkungan strategis, dan telah
dilakukan pemantauan otomatis/online
Evaluasi
Terpisah
Sub Unsur
2
PEMANTAUAN
Strategi/ kebijakan / prosedur pemantauan berkelanjutan telah
dikomunikaskan kepada manajemen dan pegawai yang
berkepentingan.
Kebijakan/pedoman/ prosedur untuk melakukan evaluasi pengendalian
intern secara terpisah telah dikomunikaskan kepada manajemen dan
pegawai yang berkepentingan.
Pemantauan
Berkelanjutan
Evaluasi
Terpisah
Sub Unsur
1
2
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
PENERAPAN
SPIP
(2009 - ...)
PENILAIAN
MATLEV SPIP
(2014 - ...)
SKOR MATURITAS
LEVEL????
Maturity LevelPenyelenggaraan SPIP
Tingkat kematanganpenyelenggaraan SPIP dalam
mencapai tujuan pengendalianintern, yang ditandai oleh eksistensi
control design yang bersifat hard control dan soft control
Penilaian Maturity Level SPIPdifokuskan pada 25 Sub. Unsur SPIP.
masing-masing Sub. Unsur mempunyai5 indikator, sehingga terdapat 125 buahparameter Maturity Level SPIP yangdisusun tergradasi dari terendah(belum ada) hingga tertinggi(optimum).
Parameter Maturity Level SPIP
BOBOT PENILAIAN TINGKAT MATURITAS SPIP
UNSUR JUMLAH
BOBOT
UNSUR
JUMLAH SUB
UNSUR
BOBOT SUB
UNSUR
1. Lingkungan
Pengendalian
30 8 3,75
2. Penilaian Risiko 20 2 10
3. Kegiatan
Pengendalian
25 11 2,27
4. Informasi dan
Komunikasi
10 2 5
5. Pemantauan 15 2 7,5
Jumlah 100 25
Interval Skor Maturity Level SPIP
LEVEL TINGKAT MATURITAS
INTERVAL SKOR
0 BELUM ADA Kurang dari 1,0 (0 < skor <1,0)
1 RINTISAN 1,0 s/d kurang dari 2,0 (1,0 ≤ skor < 2,0)
2 BERKEMBANG 2,0 s/d kurang dari 3,0 (2,0 ≤ skor < 3,0)
3 TERDEFINISI 3,0 s/d kurang dari 4,0 (3,0 ≤ skor < 4,0)
4 TERKELOLADAN TERUKUR
4,0 s/d kurang dari 4,5 (4,0 ≤ skor < 4,5)
5 OPTIMUM Antara 4,5 s/d 5,0 (4,5≤ skor ≤5)
Maturity Level SPIP
Tingkat Karakteristik SPIP
Level 0
Belum Ada
K/L/Pemda sama sekali belum memiliki kebijakan dan proseduryang diperlukan untuk melaksanakan praktik-praktik pengendalianintern.
Level 1
Rintisan
Ada praktik pengendalian intern, namun pendekatan risiko danpengendalian yang diperlukan masih bersifat ad-hoc dan tidakterorganisasi dengan baik, tanpa komunikasi dan pemantauan,sehingga kelemahan tidak teridentifikasi.
Level 2
Berkembang
K/L/Pemda telah melaksanakan praktik pengendalian intern, namuntidak terdokumentasi dengan baik, dan pelaksanaannya sangattergantung pada individu, serta belum melibatkan semua unitorganisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi, sehinggabanyak terjadi kelemahan yang belum ditangani secara memadai.
Level 3
Terdefinisi
K/L/Pemda telah melaksanakan praktik pengendalian intern danterdokumentasi dengan baik. Namun, evaluasi atas pengendalianintern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai.
Level 4
Terkeloladan Terukur
K/L/Pemda telah menerapkan pengendalian intern yang efektif,masing-masing personel pelaksana kegiatan selalu mengendalikankegiatan pada pencapaian tujuan kegiatan itu sendiri maupuntujuan K/L/Pemda. Telah ada evaluasi formal dan terdokumentasi.
Level 5
Optimum
K/L/Pemda telah menerapkan pengendalian intern yang berke-lanjutan, terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan, serta didukungoleh pemantauan otomatis dengan menggunakan aplikasi TI.
TATA CARA PENILAIAN MATURITAS LEVEL SPIP
Form 1 : Kuesioner Survai Maturitas SPIP
Form 2A : Tabulasi Survai Maturitas SPIP
Form 2B : Perhitungan Skor Maturitas SPIP
Form 3 : Matriks Operasionalisasi Indikator
Form 4 : Kuesioner Lanjutan Maturitas SPIP
Form 5 : Panduan Wawancara
Form 6 : Panduan Analisis Dokumen
Form 7 : Panduan Observasi
Form 8A : Tabulasi Kuesioner Lanjutan dan Wawancara
Form 8B : Ikhtisar Validasi Indikator Maturitas SPIP
Form 8C : Perhitungan Skor Akhir Maturitas SPIP
Penentuan Sampel SKPD Dan Responden
• Kriteria pemilihan SKPD adalah memerhatikan faktor-faktor risiko, antara lainbesarnya jumlah anggaran, jumlah personil, dan kompleksitas kegiatan;
• Selain itu, sampel terpilih juga melihat pada keterwakilan karakteristik fungsipenyelenggaraan pemerintahan, yaitu terkait fungsi layanan publik, fungsipengawasan internal, fungsi penunjang seperti pengelola keuangan/aset,perencanaan dan kepegawaian
• Pejabat struktural, terdiri dari:
Seluruh pejabat struktural eselon tertinggi sampai yang terendah dari unit yangdinilai, kecuali yang tidak ada di tempat (berhalangan) selama pelaksanaan survaipersepsi.
• Minimal tiga orang pegawai nonpejabat struktural, yang mewakili tiap unit kerjaeselon III yang ada
• Jumlah responden minimal 40 orang
Validasi Awal Survai Maturitas SPIP
Dua kategori yaitu “konsisten” dan “tidak konsisten”.
Konsisten jawaban (persepsi) responden telah memenuhi gradasiyang disyaratkan dalam petunjuk pengisian kuesioner.
Tidak konsisten jawaban (persepsi) responden tidak memenuhigradasi yang disyaratkan dalam petunjuk pengisian kuesioner.
PENILAIAN PENDAHULUAN TINGKAT MATURITAS SPIP
KUESIONER PERSEPSI AWAL (KONSISTEN)
2. Reviu Kinerja
NO. PERTANYAAN Y/T
1 Apakah organisasi/unit organisasi/ unit kerja Saudara telah memiliki dokumen
penetapan kinerja (PK/ Tapkin) yang ditetapkan secara formal?
Y
2 Apakah dokumen penetapan kinerja (PK/ Tapkin) tersebut telah dikomunikasikan
kepada seluruh pegawai yang berkepentingan?
Y
3 Apakah organisasi/unit organisasi/ unit kerja Saudara telah melakukan reviu kinerja
berdasarkan tolok ukur kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja (PK/
Tapkin)?
T
4 Apakah pimpinan organisasi/ unit-organisasi/ unit kerja telah melakukan evaluasi atas
kinerja dan menggunakan hasilnya untuk memperbaiki cara/metode pelaksanaan
kegiatan untuk efisiensi dan efektivitas pencapaian kinerja secara berkala dan
terdokumentasi?
T
5 Apakah cara/metode pelaksanaan kegiatan dikembangkan terus menerus sesuai dengan
perubahan untuk meningkatkan kinerja, dan telah dilakukan pemantauan
otomatis/online oleh pimpinan organisasi atas kinerja organisasi/ unit organisasi/ unit
kerja?
T
KUESIONER PERSEPSI AWAL (TIDAK KONSISTEN)
2. Reviu Kinerja
NO. PERTANYAAN Y/T
1 Apakah organisasi/unit organisasi/ unit kerja Saudara telah memiliki dokumen
penetapan kinerja (PK/ Tapkin) yang ditetapkan secara formal?
Y
2 Apakah dokumen penetapan kinerja (PK/ Tapkin) tersebut telah dikomunikasikan
kepada seluruh pegawai yang berkepentingan?
T
3 Apakah organisasi/unit organisasi/ unit kerja Saudara telah melakukan reviu kinerja
berdasarkan tolok ukur kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja (PK/
Tapkin)?
T
4 Apakah pimpinan organisasi/ unit-organisasi/ unit kerja telah melakukan evaluasi atas
kinerja dan menggunakan hasilnya untuk memperbaiki cara/metode pelaksanaan
kegiatan untuk efisiensi dan efektivitas pencapaian kinerja secara berkala dan
terdokumentasi?
Y
5 Apakah cara/metode pelaksanaan kegiatan dikembangkan terus menerus sesuai dengan
perubahan untuk meningkatkan kinerja, dan telah dilakukan pemantauan
otomatis/online oleh pimpinan organisasi atas kinerja organisasi/ unit organisasi/ unit
kerja?
Y
Bila jawaban (persepsi) responden “tidak konsisten”
Validasi dan koreksi perlu dilakukan untuk kuesioner jawaban yang tidakkonsisten.
(Contoh tabel sebelumnya)
Jawaban “Ya” (Y) pada tingkat 4 dan tingkat 1 dikategorikan sebagaijawaban yang tidak sesuai karena K/L/Pemda belum memenuhi tingkat2 dan 3. Validasi dilakukan dengan konsep konservatisme. Karenajawaban tidak pada tingkat 2, maka jawaban yang berikutnya dianggaptidak konsisten sehingga diperlakukan sebagai “tidak”.
Hasil survey persepsi Maturitas SPIP K/L/Pemda merupakan diagnosaawal tingkat maturitas SPIP suatu K/L/Pemda.
PENGUJIAN BUKTI MATURITAS SPIP
Pengumpulan bukti maturitas SPIP dilakukan untuk meyakinkan atau memvalidasibahwa hasil survai persepsi maturitas SPIP telah mencerminkan kondisi tingkatmaturitas SPIP yang sebenarnya.
Dapat dilakukan dengan teknik pengumpulan data lainnya seperti kuesionerlanjutan, wawancara, analisis dokumen, atau observasi.
“Konsisten” pengumpulan bukti maturitas secara uji petik (sampling) atasresponden maupun jawaban survai.
“Tidak Konsisten” pengumpulan bukti dilakukan secara uji petik (sampling) atasresponden dan keseluruhan butir jawaban kuesioner (sensus).
Namun demikian, dapat dilakukan atas keseluruhan responden (sensus) maupunkeseluruhan butir jawaban kuesioner (sensus) sesuai pertimbangan profesionalTim Penilai.
PENGUJIAN BUKTI MATURITAS SPIP
• Pengujian bukti maturitas SPIP dilakukan kepada tingkatan Satuan Kerja K/L/Pemda yang telah terpilih menjadi responden saat pelaksanaan survey persepsi.
• Hasil validasi dari pengujian bukti maturitas disimpulkan secara berjenjang. Simpulan pertama dilakukan atas Satuan Kerja K/L/SKPD, untuk kemudian disimpulkan pada tingkat K/L/Pemda. Penyimpulan pada tingkat K/L/Pemda memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
– Terhadap fokus penilaian (parameter) yang bersifat umum, dalam artian harusdilakukan oleh semua Satuan Kerja K/L/Pemda, didasarkan pada modus dari hasil validasi pengujian bukti maturitas
– Terhadap fokus penilaian (parameter) yang bersifat khusus, dalam artian hanyadilakukan pada Satuan Kerja K/L/Pemda tertentu, didasarkan pada hasil validasi pengujian bukti maturitas yang diperoleh dari Satuan Kerja K/L/Pemda tersebut
PENGUJIAN BUKTI MATURITAS SPIP
FOKUS PENILAIAN (PARAMETER) YANG BERSIFAT KHUSUS DENGAN SATUAN KERJA K/L/PEMDA
No Fokus Penilaian Satuan Kerja K/L/SKPD terkait
1. Komitmen terhadap
Kompetensi
• Biro Kepegawaian K/L
• Badan Kepegawaian Daerah
2. Peran APIP yang Efektif • Inspektorat Jenderal/Utama pada K/L
• Inspektorat Daerah pada Pemda
3. Identifikasi Risiko • Inspektorat Jenderal/Utama pada K/L
• Inspektorat Daerah pada Pemda
4. Analisis Risiko • Inspektorat Jenderal/Utama pada K/L
• Inspektorat Daerah pada Pemda
5. Evaluasi Terpisah • Inspektorat Jenderal/Utama pada K/L
• Inspektorat Daerah pada Pemda
PEMILIHAN FOKUS MATURITAS YANG AKAN DIUJI
Pemilihan paramater yang akan diuji ditetapkan oleh tim penilai melaluipertimbangan profesional terhadap hasil awal Survai Maturitas SPIP:
• Parameter yang bernilai > 2 atau yang memiliki nilai ekstrim (seperti 0).
• Fokus maturitas dengan jawaban yang parameternya mendapat jawabanyang tidak konsisten dalam Kuesioner Maturitas SPIP. Terhadap fokusmaturitas yang mendapat jawaban atau hasil survai maturitas SPIP yang “Konsisten” dilakukan secara uji petik (sampling) atas responden maupunjawaban survai; sementara itu, untuk hasil survai yang “Tidak Konsisten” pengujian dilakukan terhadap keseluruhan fokus maturitas (sensus).
• Fokus jawaban yang ekstrim seperti semuanya “Ya” untuk satu areal ataufokus maturitas padahal tim penilai mempunyai bukti yang nyata-nyatamenolak jawaban “Ya” tersebut
PENGERTIAN RISIKO?
”Kemungkinan kejadian yang mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah”(PP 60/2008 Ps. 3 ayat 1.b)
TUJUAN PENILAIAN RISIKO
MENETAPKAN KEMUNGKINAN
TERJADI
MENETAPKAN DAMPAK
TUJUAN PENILAIAN RISIKO
Melalui identifikasi
Melalui analisis
Membantumenangani risiko
MANFAAT PENILAIAN RISIKO
Membantu pencapaian tujuan IP
Kesinambungan pelayanan kpdstakeholders
Efisiensi dan efektivitas pelayanan
Dasar penyusunan rencanastrategis
Menghindari pemborosan
MANFAAT PENILAIAN RISIKO
TAHAPAN PENILAIAN RISIKO (PP 60/2008)
PENETAPAN TUJUAN
• Tujuan IP
• Tujuan tingkatkegiatan
IDENTIFIKASI RISIKO
• Sumber risikointernal & eksternal
ANALISIS RISIKO
• Kemungkinan kejadian
• Pengaruh/ dampakrisiko thd pencapaiantujuan
P E N I L A I A N R I S I K O
PERUMUSAN TUJUAN
TUJUAN STRATEGIK
pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan misi instansi tersebut.
PERUMUSAN TUJUAN
TUJUAN KEGIATAN
– Tujuan operasional– Tujuan untuk pelaporan– Tujuan untuk compliance
RUANG LINGKUP IDENTIFIKASI RISIKO
INSTANSI• Strategik
• Kegiatan
PEMILIK RISIKO
• Unit
• Eselon
LUAS RISIKO
• Seluruh
• Sebagian
LINGKUP IDENTIFIKASI
TUJUAN IDENTIFIKASI RISIKO
MENETAPKAN RISIKO
• Uraian kejadian
• Penyebab ataufaktor risiko
MENGKATEGORIKAN RISIKO
• Jenis risiko
• Sumber risiko
• Penerima risiko
• Hirarki risiko
• Level risiko
• K emampuanmengendalikanrisiko(controlability)
REGISTER RISIKO (DAFTAR RISIKO)
KATEGORI RISIKO
Kategorisasi/pengelompokan risiko suatu organisasi dipengaruhi oleh pemahaman organisasi terhadap karakteristik dan ciri-ciri risiko yang dihadapinya.
Secara garis besar pengelompokan risiko meliputi:
✓ Jenis risiko
✓ Sumber risiko
✓ Penerima risiko
✓ Tingkat kemungkinan dan dampak terjadinya risiko (level risiko)
✓ Level kemampuan mengendalikan risiko
✓ Hierarki risiko
KATEGORI RISIKO
Jenis risiko: teknologi, keuangan/ekonomi, sumber daya manusia (kapasitas, hak intelektual), kesehatan, politik, hukum, keamanan, dan lain-lain.
Sumber risiko: eksternal (politik, ekonomi, bencana alam); dan internal (reputasi, keamanan, manajemen, informasi untuk pengambilan keputusan).
Penerima risiko atau pihak yang terkena dampak risiko: orang, reputasi, hasil program, material, bangunan, dan lain-lain.
Tingkat kemungkinan dan dampak terjadinya risiko (level risiko): sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah.
Level kemampuan mengendalikan risiko: tinggi (terkendali, misalnya operasional sehari-hari), sedang (kurang terkendali, misalnya reputasi), rendah (tidak dapat dikendalikan, misalnya gempa bumi)
Hierarki risiko: strategik, program, proyek, dan operasional
DAFTAR RISIKODAFTAR RISIKO
Departemen/Direktorat ……..
Visi : Misi : Tujuan :
No. Risiko Teridentifikasi Faktor Penyebab
1. Belum ada strategi penyaluran bantuan kepada UKM.
2. Pedoman teknis yang ada belum dapat digunakan sebagai acuan oleh pelaksana di lapangan tentang mekanisme penyaluran dan pola “bergulir” kepada UKM yang lain.
3. Adanya kelompok UKM yang ingin menguasai penyaluran karena mereka telah ditunjuk sebagai wakil kelompok UKM.
4. Mahalnya biaya penyaluran melalui mitra lembaga keuangan, yang dalam penganggaran biaya tersebut belum ditetapkan.
5. Staf dan tenaga teknis yang ditugaskan meskipun telah mendapatkan pelatihan namun belum berpengalaman dalam pengelolaan dana bergulir.
6. Dst.
Disusun oleh :
Direviu oleh :
PERAN PIMPINAN
1. Pimpinan instansi pemerintah melakukananalisis menyeluruh terhadap pengaruh risiko.
2. Pimpinan instansi pemerintah merumuskanpendekatan dalam mengelola danmengendalikan risiko berdasarkan berapabanyak risiko yang dapat diterima.
TINGKAT RISIKO YANG DAPAT DITERIMA [pasal 17 (2)]
“tingkat risiko yang dapat diterima”
adalah batas toleransi risiko denganmempertimbangkan aspek biaya dan manfaat
ANALISIS RISIKO
Tujuan analisis risiko adalah untuk memisahkan risiko kecil yang dapat diterima dari risiko besar, dan menyiapkan data sebagai bantuan dalam prioritas dan penanganan risiko.
Analisis risiko meliputi penentuan sumber risiko, kemungkinan dan dampak risiko yang akan terjadi. Faktor yang mempengaruhi timbulnya kemungkinan dan dampak juga diidentifikasi.
ANALISIS RISIKO
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis risiko:
a. Memahami pengelolaan/pengendalian risiko yang ada
b. Kemungkinan dan dampak
ANALISIS RISIKO
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisisrisiko:
a. Memahami pengelolaan/pengendalian risiko yang ada
Lakukan identifikasi sistem pengendalian manajemen yang ada, petunjuk teknis dan prosedur untuk mengendalikanrisiko serta lakukan penilaian terhadap kekuatan dankelemahannya. Instrumen yang digunakan dalam hal iniadalah : checklist, pertimbangan sesuai pengalaman dandokumen, flow charts, brainstorming, analisis sistem, analisis skenario, teknik pengembangan sistem, inspeksi, danteknik CSA (Control Self-Assessment).
ANALISIS RISIKO
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis risiko:
b. Kemungkinan dan dampak
Kemungkinan dan dampak dikombinasikan untuk menghasilkan status risiko tertentu. Kemungkinan dan dampak dapat ditentukan dengan menggunakan analisis statistik dan perhitungan tertentu. Jika tidak ada data tersedia, estimasi subyektif dapat dibuat untuk mencerminkan tingkat keyakinan individu atau kelompok bahwa suatu kejadian atau hasilnya akan terjadi.
TUJUAN ANALISIS RISIKO
Hasilidentifikasi
risiko
Probabilitas/ frekuensi
risiko
Dampak danbesarannya
Status risiko + peta risiko
Respon risikoInformasi kpd
Pimpinan
KERANGKA PENGUKURAN PROBABILITAS
ProbabilitasKriteria
Rating %
1 0-10 Sangat tidak mungkin/hampir mustahil
2 10-30 Kecil kemungkinan, tapi tdk mustahil
3 30-50 Kemungkinan terjadi
4 50-90 Sering terjadi
5 > 90 Hampir pasti terjadi
KERANGKA PENGUKURAN DAMPAK
Rating Dampak Keterangan
Sangat tinggi/ katastropik Mengancam program dan organisasi serta
stakeholders. Kerugian sangat besar bagi organisasi
dari segi keuangan maupun politis
Besar Mengancam fungsi program yang efektif dan
organisasi. Kerugian cukup besar bagi organisasi dari
segi keuangan maupun politis
Menengah/medium Mengganggu administrasi program. Kerugian keuangan
dan politis cukup besar
Kecil Mengancam efisiensi dan efektivitas beberapa aspek
program. Kerugian kurang material dan sedikit
mempengaruhi stakeholders
Sangat rendah/ tidak
signifikan
Dampaknya dapat ditangani pada tahap kegiatan rutin.
Kerugian kurang material dan tidak mempengaruhi
stakeholders
FORMULIR STATUS RISIKOSTATUS RISIKO
Departemen/Direktorat ….
Visi : Misi : Tujuan :
No. Risiko Kemungkinan Dampak
Status % Kategori % Kategori
Disusun oleh :
Direviu oleh :
TEMPLATE MATRIKS/PETA RISIKO
MATRIKS ANALISIS RISIKO 5X5Dampak
1 2 3 4 5
DeskripsiProba-
bilitas
Likeli-
hood
Tidak
signifikanKecil Medium Besar
Katas-
tropik
Hampir pasti 90% 5
Kemungkinan besar 70% 4
Mungkin 50% 3
Kemungkinan kecil 30% 2
Sangat jarang 10% 1
Deskripsi Level Level dimulai dari status
Ekstrim 5 15
Tinggi 4 10
Moderat 3 5
Rendah 2 3
Rendah 1 1
RATING/STATUS:
CONTOH TABEL LIKELIHOOD(kemungkinan terjadinya)
Level Deskriptor Contoh Deskripsi Rinci Frekuensi
1 Sangat jarang Kejadiannya muncul HANYA dalam
keadaan tertentu
Kurang dari sekali dalam
10 tahun
2 Jarang Kejadiannya DAPAT muncul pada saat
yang sama
Paling sedikit sekali dalam
10 tahun
3 Moderat Kejadiannya SEHARUSNYA muncul
pada saat yang sama
Paling sedikit sekali dalam
5 tahun
4 Sering Kejadiannya MUNGKIN muncul pada
kebanyakan situasi
Paling sedikit sekali dalam
1 tahun
5 Hampir pasti/
sangat sering
Kejadiannya DIHARAPKAN muncul
pada kebanyakan situasi
Lebih dari satu kali dalam
setahun
CONTOH TABEL PENGENDALIAN YANG SUDAH ADA
Level Deskriptor Contoh Deskripsi Rinci Frekuensi
SB Sangat Baik Lebih dari yang diharapkan
seseorang secara wajar akan
melakukan pada kondisi
demikian
Pengendalian berjalan sepenuhnya dan
hanya memerlukan pemeliharaan dan
pemantauan berkelanjutan. Sistem
proteksi selalu direviu dan prosedur
diuji secara reguler.
C Cukup Sesuai dari yang diharapkan
seseorang secara wajar akan
melakukan pada kondisi
demikian
Diperhatikan secara wajar. Sistem
proteksi berjalan dan prosedur tersedia
untuk kondisi tersebut. Reviu dilakukan
secara periodik.
TC Tidak
Cukup
Kurang dari yang diharapkan
seseorang secara wajar akan
melakukan pada kondisi
demikian
Tindakan kurang atau tidak ada. Tidak
ada sistem proteksi atau sistem
tersebut sudah lama tidak direviu. Tidak
ada prosedur formal.
CONTOH TABEL KRITERIARISK ACCEPTABLE
Level
RisikoKriteria untuk Manajemen Risiko
Yang
Bertanggung
Jawab
1 – 3 Dapat diterimaDengan pengendalian yang
cukup
Manajer
operasi
4 – 6 DipantauDengan pengendalian yang
cukup
Manajer
operasi
6 – 9Diperlukan Pengendalian
Manajemen
Dengan pengendalian yang
cukup
Manajer
operasi
10 – 14Harus menjadi perhatian
manajemen (urgen)
Dapat diterima hanya dengan
pengendalian yang sangat baik
(excellent)
CEO
15 – 25Tak dapat diterima
(unacceptable)
Dapat diterima hanya dengan
pengendalian yang sangat baik
(excellent)
Komisaris
CONTOH TABEL RESPON RISIKOApa yang Terjadi Apa yang Harus Dilakukan
Risiko Status Sangat TinggiTujuan dan hasil tidak tercapai
Mengakibatkan kerugian finansial yang besar
Mengurangi kapabilitas instansi
Reputasi instansi sangat menurun
Pengelolaan yang bersifat urgen dan aktif, melibatkan
pimpinan tingkat tinggi.
Strategi risiko wajib dilaksanakan secepatnya.
Pendekatan yang segera dan tepat serta pelaporan secara
rutin
Risiko Status TinggiBeberapa tujuan dan hasil tidak tercapai.
Mengakibatkan kerugian finansial yang cukup besar.
Mengurangi kapabilitas instansi.
Cukup menurunkan reputasi.
Perlu pengelolaan aktif dan review rutin.
Strategi harus dilaksanakan, terutama difokuskan pada
pemeliharaan kendali yang sudah baik.
Pendekatan yang tepat
Risiko Status MenengahMengganggu kualitas atau ketepatan waktu dari tujuan dan
hasilnya.
Mengakibatkan kerugian finansial, pengurangan kapabilitas
dan reputasi yang reasonable.
Perlu dikelola dan direviu secara rutin.
Perlu pengendalian intern yang efektif dan pemantauan.
Strategi harus dilaksanakan.
Risiko Status RendahMengganggu kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu dari
tujuan dan hasilnya.
Mengakibatkan kerugian finansial, penurunan kapabilitas dan
reputasi yang tidak besar/minimal
Prosedur rutin yang cukup untuk menanggung dampak.
Perlu pengendalian intern yang efektif dan pemantauan.
Strategi yang fokus pada pemantauan dan reviu terhadap
prosedur pengendalian yang sudah ada.
Risiko Status Sangat RendahDampak terhadap pencapaian tujuan dan hasil adalah
sangat kecil.
Kerugian keuangan, penurunan kapabilitas, atau reputasi
adalah sangat kecil.
Hanya perlu pemantauan singkat.
Pengendalian normal sudah mencukupi.
Jika sama sekali tidak diperhatikan, risiko-risiko ini dapat
meningkat statusnya/prioritasnya.
PENILAIAN TINGKAT MATURITAS SPIP
NO TINGKAT MATURITAS INTERVAL SKOR
0 Belum Ada Kurang dari 1,0 (0 < skor <1,0)
1 Rintisan 1,0 s/d kurang dari 2,0 (1,0 ≤ skor < 2,0)
2 Berkembang 2,0 s/d kurang dari 3,0 (2,0 ≤ skor < 3,0)
3 Terdefinisi 3,0 s/d kurang dari 4,0 (3,0 ≤ skor < 4,0)
4 Terkelola Dan Terukur 4,0 s/d kurang dari 4,5 (4,0 ≤ skor < 4,5)
5 Optimum Antara 4,5 s/d 5,0 (4,5 ≤ skor ≤ 5)
Maturity Level SPIP
Tingkat Karakteristik SPIP
Level 0
Belum Ada
K/L/Pemda sama sekali belum memiliki kebijakan dan proseduryang diperlukan untuk melaksanakan praktik-praktik pengendalianintern.
Level 1
Rintisan
Ada praktik pengendalian intern, namun pendekatan risiko danpengendalian yang diperlukan masih bersifat ad-hoc dan tidakterorganisasi dengan baik, tanpa komunikasi dan pemantauan,sehingga kelemahan tidak teridentifikasi.
Level 2
Berkembang
K/L/Pemda telah melaksanakan praktik pengendalian intern, namuntidak terdokumentasi dengan baik, dan pelaksanaannya sangattergantung pada individu, serta belum melibatkan semua unitorganisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi, sehinggabanyak terjadi kelemahan yang belum ditangani secara memadai.
Level 3
Terdefinisi
K/L/Pemda telah melaksanakan praktik pengendalian intern danterdokumentasi dengan baik. Namun, evaluasi atas pengendalianintern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai.
Level 4
Terkeloladan Terukur
K/L/Pemda telah menerapkan pengendalian intern yang efektif,masing-masing personel pelaksana kegiatan selalu mengendalikankegiatan pada pencapaian tujuan kegiatan itu sendiri maupuntujuan K/L/Pemda. Telah ada evaluasi formal dan terdokumentasi.
Level 5
Optimum
K/L/Pemda telah menerapkan pengendalian intern yang berke-lanjutan, terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan, serta didukungoleh pemantauan otomatis dengan menggunakan aplikasi TI.
Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Tertulis Level 0 ke Level 1
SPIP K/L/P yang berada pada level 0 (belum ada) ditandai dengan belum dimilikinya kebijakan dan prosedur untuk melaksanakan praktik-praktik pengendalian intern. Kekurangan inilah yang diatasi dengan peningkatan standarisasi (kebijakan dan prosedur tertulis)
PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR TERTULIS LEVEL 0 KE LEVEL 1
STRATEGI PENINGKATAN LEVEL 0 KE LEVEL 1
o Penyusunan Perka/Perkada tentang SPIP.o Pembentukan Satgas Penyelenggaraan SPIP atau menetapkan
unit yang menangani SPIP.o Diklat dan sosialisasi SPIP.o Melakukan penilaian atas Sistem Pengendalian Intern yang
ada/existing.o Menyusun dan menetapkan secara formal Kebijakan dan SOP
(berbasis risiko) sebagai dasar pelaksanaan tugas secararutin
SPIP K/L/P yang berada pada level 1 (rintisan) ditandai dengan:
Sudah ada praktik pengendalian intern, sudah ada kebijakan dan prosedur (SOP) tertulis dan diterapkan secara formal.
Pengendalian yang diperlukan masih bersifat ad-hoc.
Dokumentasi pengendalian intern masih sangat lemah dan tidak terorganisasi dengan baik.
Pengendalian belum dikomunikasikan dan dipantau secara memadai sehingga kelemahan tidak teridentifikasi.
Pegawai belum peduli dengan tanggung jawab masing-masing.
Pengkomunikasian kebijakan dan prosedur Level 1 ke Level 2
PENGKOMUNIKASIAN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR LEVEL 1 KE LEVEL 2
STRATEGI PENINGKATAN LEVEL 1 KE LEVEL 2
Mensosialisasikan SPIP termasuk kebijakan dan prosedur kepada seluruhpegawai;
Menyusun rencana pengembangan SPIP secara komprehensif dan mengembangkan pengendalian intern secara disiplin pada seluruh kegiatan.
Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP untuk semua unit organisasi dan Pemantauan Perkembangan Penyelenggaraan SPIP;
Mengidentifikasi dan memilih personil khusus Satgas SPIP untuk menjadipelaksana awal/penggerak SPIP, melakukan pelatihan yang memadai, dan memberi dukungan sumber daya yang memadai untuk Satgas SPIP.
Melakukan pemantauan efektivitas pengendalian yang ada;
Mendapatkan pembimbingan yang memadai dari pihak eksternal (ahli) agar praktik pengendalian yang sebelumnya masih ad hoc, berlanjut secara berkesinambungan.
SPIP pada tingkat berkembang ditandai dengan karakteristik:
K/L/P telah melaksanakan praktik pengendalian intern, namun pelaksanaan pengendalian intern tidak terdokumentasi dengan baik, dokumentasipenyelenggaraan SPIP masih kurang (bersifat sporadis dan tidak konsisten).
Pengendalian masih sangat tergantung pada kemauan/inisiatif individutertentu.
Pelaksanaan dan penilaian pengendalian intern sangat tergantung pada individu tertentu (individu kunci) dan belum melibatkan semua unit organisasi.
Sudah mulai timbul kesadaraan pegawai untuk melaksanakan tanggung jawab masing-masing.
Efektivitas pengendalian belum dievaluasi sehingga banyak terjadi kelemahan yang belum ditangani secara memadai.
Tindakan manajemen untuk menyelesaikan permasalahan pengendalian belum menjadi prioritas dan belum konsisten.
Peningkatan Komitmen Implementasi dan Dokumentasi Sistem (Level 2 ke level 3)
Strategi Peningkatan Level 2 ke level 3 Melaksanakan Kebijakan dan SOP secara konsisten di semua tingkatan organisasi
/unit organisasi setelah terlebih dahulu mensosialisasikannya; Mendokumentasikan pengendalian intern secara rapi, terstruktur, rutin dan
konsisten; Mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk penyelenggaraan SPIP, dengan
perekrutan staf yang kompeten dan memadai, serta mengalokasikan anggaranuntuk pelatihan dan alat/tools pengendalian intern;
Melakukan pelatihan SPIP untuk mengembangkan keahlian/pengetahuan pegawaitentang proses SPIP;
Memberikan kesempatan kepada staf untuk mengikuti kursus, konferensi, seminar,lokakarya, dll terkait dengan SPIP agar dapat meng-update pengetahuannya;
Meningkatkan kesadaran manajemen di semua tingkatan tentang perlunyapengendalian intern sebagai bagian integral dari pelaksanaan kegiatan.
Mendorong manajemen untuk melakukan evaluasi atas efektifitas pengendaliansecara periodik.
PENINGKATAN KOMITMEN IMPLEMENTASI DAN DOKUMENTASI SISTEM LEVEL 2 KE LEVEL 3
Karakteristik SPIP pada level 3 (tingkat terdefinisi) ditandai dengan:
K/L/P telah melaksanakan pengendalian intern di semua tingkatan organisasi /unit organisasi dan terdokumentasi dengan baik.
Unsur-unsur SPIP telah diimplementasi secara penuh.
Dokumentasi pengendalian intern telah dilaksanakan secara konsisten, tertib, dan rapi.
Evaluasi atas pengendalian intern telah dilakukan secara bekala meskipun tanpa dokumen yang memadai. Pimpinan mendukung dan melembagakan pemantauan pengendalian intern;
Dilakukan program pendidikan dan pelatihan untuk pemantauan pengendalian intern;
Manajemen telah mulai peduli dengan permasalahan pengendalian, meskipun beberapa kelemahan masih ada.
Pegawai telah peduli dengan tanggung jawab mereka terhadap pengendalian. Praktikpengendalian mulai dilaksanakan secara sadar oleh personil yang terkait berdasarkankebijakan dan SOP yang ditetapkan.
Evaluasi formal, berkala, dan terdokumentasi
Level 3 ke level 4
Strategi Peningkatan Level 3 ke level 4 Menyediakan secara mudah dan konsisten kebijakan dan SOP untuk setiap personel
pelaksana kegiatan pokok K/L/P. Menerapkan kebijakan dan SOP ke dalam kegiatan sehari-hari. Memfasilitasi pendokumentasian pelaksanaan Kebijakan dan SOP dalam pelaksanaan tugas
secara rutin sehingga dapat didokumentasikan secara konsisten. Memantau serta mengevaluasi secara periodik, formal dan terdokumentasi pelaksanaan
kebijakan dan SOP dan menggunakan hasilnya untuk perbaikan SPIP; Memastikan adanya pembelajaran yang efektif dari pengalaman menerapkan SPIP, sehingga
dapat memperbarui dan memperkuat proses SPIP, misalnya dengan metode pengendalianbaru dan pelatihan personil secara teratur.
Melakukan evaluasi berkala atas penyelenggaraaan SPIP untuk memastikan bahwa SPIPtetap berjalan efektif.
Memastikan bahwa risiko menjadi pertimbangan dan dimasukkan sebagai kriteria rutindalam semua pengambilan keputusan.
Mewajibkan pimpinan unit/bagian melaporkan penyelenggaraan SPIP sebagai bagianpenting bagi reviu pimpinan K/L/P.
EVALUASI FORMAL, BERKALA, DAN TERDOKUMENTASI LEVEL 3 KE LEVEL 4
SPIP K/L/P pada level 4 (terkelola dan terukur) memiliki karakteristik:
K/L/P telah menerapkan pengendalian intern yang efektif.
Terdapat pengendalian standar (Kebijakan dan SOP) dan dilakukan pengujian/pemantauan secara periodik untuk mengevaluasi desain dan pelaksanaan pengendalian.
Masing-masing personel pelaksana kegiatan yang selalu mengendalikan kegiatan pada pencapaian tujuan kegiatan itu sendiri maupun tujuan K/L/P.
Evaluasi atas pengendalian intern telah dilakukan secara formal, bekala, dan terdokumentasi.
Manajemen mampu mendeteksi banyak permasalahan pengendalian dan terdapat tindak lanjut atas kelemahan pengendalian yang teridentifikasi.
Pengembangan Berkelanjutan Level 4 ke Level 5
Strategi Peningkatan Level 4 ke level 5 Pemilik proses (process owner) melakukan penilaian mandiri atas
efektivitas program/kegiatan.
Mewajibkan individu dalam organisasi untuk fokus pada antisipasi perbaikan pengendalian intern yang akan datang (prospective risks) bukan hanya berfokus pada pengendalian yang sedang berjalan.
Menggunakan alat otomatis untuk mendukung pelaksanaan pengendalianintern;
Mencari ide-ide segar dan momentum perbaikan penyelenggaraan SPIP.
Mempertahankan motivasi personel untuk menginternalisasi sistem pengendalian yang dibangun.
Melakukan benchmarking dan penggunaan secara luas real-time monitoring dan dashboard eksekutif
PENGEMBANGAN BERKELANJUTAN LEVEL 4 KE LEVEL 5
AREA PERUBAHAN PENINGKATAN
MATURITAS SPIP DALAM RANGKA
MENCAPAI TARGET LEVEL 3
TAHUN 2019
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
DIKLAT PENILAIAN TINGKAT MATURITAS SPIP
TARGET KINERJA PENGUATAN EFEKTIFITAS
SPIP TAHUN 2015-2019
Buku II RPJMN Bab 1 Pengarusutamaan dan Pembangunan Lintas Bidang, angka 1.1.2, Pengarusutamaan Tata kelola yang Baik, indikator pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang perlu diterapkan di tingkat kementerian/lembaga untuk isu Peningkatan kapasitas birokrasi melalui reformasi birokrasi, Salah satu kebijakan nasional yang diterapkan berupa Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP):Indikator: % jumlah K/L/D yang menerapkan sistem pengendalian internal pemerintahSasaran 2019: 100%.
(sumber: Tabel 1.1. Implementasi Kebijakan Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik)
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Aturan Perilaku (Kode Etik)
organisasi telah
dikomunikasikan kepada
sebagian besar pegawai
dalam unit organisasi.
Aturan Perilaku
(Kode Etik) organisasi
telah dilaksanakan
oleh pegawai dalam
unit organisasi.
Standar kompetensi atas setiap
tugas dan fungsi untuk masing-
masing posisi telah dikomunikasikan
kepada sebagian besar pegawai
dalam unit organisasi.
Promosi/mutasi
pejabat telah
berdasarkan standar
kompetensi.
Integritas
dan
Penegakan
Etika
Komitmen
Terhadap
Kompetensi
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
Karakteristik Level 2
1
2
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Kebijakan/prosedur SMK
telah dikomunikasikan
kepada seluruh tingkat
pimpinan dan pegawai dalam
unit organisasi.
Kebijakan/prosedur
SMK telah
diberlakukan
/diimplementasikan
kepada unit
organisasi.
Keberadaan Struktur Organisasi
beserta uraian tata laksananya, baik
pada organisasi/ unit-organisasi/
unit kerja, telah dikomunikasikan
kepada level pimpinan dan pegawai
yang berkepentingan.
Struktur Organisasi
beserta uraian tata
laksana pada organisasi
/ unit-organisasi / unit
kerja telah sesuai
dengan ukuran dan
sifat kegiatannya
Kepemimpinan
yang Kondusif
Struktur
Organisasi
Sesuai
Kebutuhan
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
3
4
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Prosedur pendelegasian
wewenang di organisasi/ unit-
organisasi/ unit kerja telah
dikomunikasikan kepada
sebagian besar pegawai.
Prosedur pendelegasian
wewenang di organisasi/
unit-organisasi/ unit
kerja telah dilaksanakan
dan didokumentasikan.
Kebijakan/aturan pembinaan
SDM telah dikomunikasikan
kepada pegawai.
Rekrutmen, pembinaan
pegawai sampai dengan
pemberhentiannya telah
dilakukan sesuai dengan
kebijakan/aturan
pembinaan SDM dan
didokumentasikan.
Delegasi
Wewenang dan
Tanggung Jawab
yang Tepat
Penyusunan dan
Penerapan
Kebijakan yang
Sehat tentang
Pembinaan SDM
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
5
6
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Piagam audit atau kebijakan
pengawasan atau dokumen
formal lainnya telah
dikomunikasikan kepada unit
kerja.
Inspektorat/itjen telah
dapat memberikan
keyakinan yang memadai
atas ketaatan, kehematan,
efisiensi, efektivitas,
pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi/unit
organisasi/unit kerja.
Pedoman/kebijakan terkait dengan
tugas dan fungsi unit organisasi/ unit
kerja, yang melibatkan unit organisasi/
unit kerja lain, telah dikomunikasikan
kepada pegawai yang berkepentingan
dalam unit organisasi/ unit kerja.
Kebijakan/prosedur
koordinasi dengan unit
organisasi/unit kerja lain
telah diimplementasikan
oleh pegawai yang
berkepentingan di setiap
jenjang level unit kerja dan
didokumentasikan.
Peran APIP
Terhadap
Efektivitas SPIP
Hubungan Kerja
yang Baik dengan
Instansi
Pemerintah
Terkait
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
7
8
PENILAIAN RISIKO
Kebijakan/pedoman penilaian
risiko (identifikasi risiko) telah
dikomunikasikan kepada pegawai
yang berkepentingan di
organisasi/unit organisasi/unit
kerja.
Organisasi/ unit-
organisasi/unit kerja
telah memiliki daftar
risiko atas kegiatan
utama yang ditetapkan
secara formal oleh
pimpinan organisasi/
unit-organisasi.
Pedoman penilaian risiko (analisis
risiko) telah dikomunikasikan
kepada pegawai yang
berkepentingan di organisasi/unit
organisasi /unit kerja.
Organisasi/unit
organisasi/unit kerja telah
memiliki rencana tindak
pengendalian/rencana
penanganan risiko atas
kegiatan utama yang
ditetapkan secara formal
oleh pimpinan
organisasi/unit organisasi.
Identifikasi
Risiko
Analisis Risiko
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
KEGIATAN PENGENDALIAN
Dokumen penetapan kinerja (PK/
Tapkin) telah dikomunikasikan
kepada seluruh pegawai yang
berkepentingan.
Organisasi/unit
organisasi/ unit telah
melakukan reviu kinerja
berdasarkan tolok ukur
kinerja yang ditetapkan
dalam dokumen
penetapan kinerja (PK/
Tapkin).
Kebijakan/SOP tentang pembinaan
sumber daya manusia (kebutuhan
jumlah, persyaratan jabatan, dan
standar kinerja pegawai) telah
dikomunikasikan kepada
pejabat/pegawai yang berkepentingan.
Pembinaan sumber daya
manusia di organisasi/unit
kerja Saudara telah sesuai
dengan kebijakan/SOP
pembinaan sumber daya
manusia (kebutuhan jumlah,
persyaratan jabatan, dan
standar kinerja pegawai).
Reviu Kinerja
Pembinaan
SDM
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
1
2
KEGIATAN PENGENDALIAN
Kebijakan dan prosedur
Pengendalian atas Sistem
Informasi telah dikomunikasikan
kepada pegawai yg
berkepentingan di unit
organisasi/ unit kerja.
Pengendalian umum
dan pengendalian
aplikasi sistem
informasi telah
dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan/SOP
dan didokumentasikan
Aturan terkait dengan pengamanan aset
(misal dari pencurian/
kerusakan/penyimpangan penggunaan
aset) telah dikomunikasikan kepada
pegawai yang berkepentingan di unit
organisasi/ unit kerja.
Unit organisasi/ unit kerja
telah melaksanakan
pengamanan fisik atas
aset sesuai dengan aturan
yang ditetapkan dan
didokumentasikan
Pengendalian atas
Pengelolaan
Sistem Informasi
Pengendalian
Fisik atas Aset
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
3
4
KEGIATAN PENGENDALIAN
Indikator kinerja utama (IKU)
yang ditetapkan secara formal
oleh pimpinan organisasi telah
dikomunikasikan kepada pegawai
yang berkepentingan.
IKU telah digunakan
untuk mengukur
kinerja organisasi/
unit organisasi/ unit
kerja.
Kebijakan terhadap pemisahan
tanggung jawab dan tugas telah
dikomunikasikan kepada pegawai
yang berkepentingan di unit
organisasi/ unit kerja.
Pemisahan tanggung
jawab dan tugas
tersebut telah
diterapkan di unit
organisasi/ unit kerja.
Penetapan dan
Reviu Indikator
Kinerja
Pemisahan
Fungsi
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
5
6
KEGIATAN PENGENDALIAN
Aturan/pedoman/SOP yang
memuat tentang otorisasi atas
transaksi dan kejadian penting
telah dikomunikasikan kepada
pegawai yang berkepentingan di
unit organisasi/ unit kerja
Otorisasi transaksi dan
kejadian penting di unit
organisasi/ unit kerja
telah dilaksanakan
sesuai dengan
aturan/pedoman /SOP
dan didokumentasikan.
Aturan/pedoman terkait kewajiban
pencatatan transaksi dan kejadian
secara akurat dan tepat waktu telah
dikomunikasikan kepada pegawai
yang berkepentingan di unit
organisasi/ unit kerja
Transaksi dan
kejadian penting pada
unit kerja telah dicatat
secara akurat dan
tepat sesuai
aturan/pedoman
Otorisasi
Transaksi dan
Kejadian Penting
Pencatatan
yang Akurat
dan Tepat
Waktu
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
7
8
KEGIATAN PENGENDALIAN
Pembatasan akses atas sumber
daya dan catatan telah
dikomunikasikan kepada pegawai
yang berkepentingan di unit
organisasi/ unit kerja
Akses pada sumber daya dan
catatan di unit kerja hanya
dilakukan oleh petugas yang
ditetapkan sehingga
menjamin keamanan sumber
daya dan catatan dari
pencurian/kerusakan/
penyimpangan
Penetapan penanggung jawab
sumber daya dan catatan beserta
uraian tugasnya telah
dikomunikasikan kepada pegawai
yang berkepentingan
Penanggung jawab sumber
daya dan catatan telah
membuat
pertanggungjawaban atas
sumber daya dan catatan
sesuai dengan yang
ditentukan.
Pembatasan
Akses atas
Sumber Daya dan
Catatan
Akuntabilitas
Pencatatan
dan Sumber
Daya
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
9
10
KEGIATAN PENGENDALIAN
Kebijakan untuk melakukan
dokumentasi atas Sistem
Pengendalian Intern serta
transaksi dan kejadian penting
telah dikomunikasikan ke
pegawai yang berkepentingan.
Dokumentasi atas Sistem
Pengendalian Intern serta
transaksi dan kejadian
penting telah dilakukan
sesuai kebijakan yang
ditetapkan.
Dokumentasi
yang Baik atas
Sistem
Pengendalian
Intern Serta
Transaksi dan
Kejadian
Penting
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
11
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Kebijakan / prosedur atau pedoman
infokom / kehumasan untuk
memeroleh informasi yang penting
dalam mencapai tujuan Instansi
Pemerintah telah dikomunikasikan
kepada pegawai yang
berkepentingan.
Informasi yang relevan,
akurat, dan tepat waktu
dapat diakses oleh pegawai
yang berkepentingan/ terkait
sehingga memungkinkan
dilakukan pengecekan/
pemantauan dan tindakan
korektif secara tepat.
Kebijakan/ SOP/ pedoman
komunikasi internal & eksternal
telah dikomunikaskan kepada
manajemen, pegawai, dan
stakeholder terkait.
Pimpinan unit organisasi/
unit kerja telah
menyediakan berbagai
bentuk sarana komunikasi,
baik untuk internal dan
eksternal yang dapat
dimanfaatkan oleh
manajemen dan seluruh
personil pelaksana kegiatan.
Informasi yang
Relevan
Komunikasi
yang Efektif
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
1
2
PEMANTAUAN
Strategi/ kebijakan / prosedur
pemantauan berkelanjutan
telah dikomunikaskan kepada
manajemen dan pegawai yang
berkepentingan.
Setiap level pimpinan di unit
organisasi/ unit kerja telah
melakukan pemantauan
berkelanjutan atas efektivitas
kegiatan pengendalian pada
tingkat entitas dan tingkat
kegiatan (seluruh kegiatan)
dengan melibatkan manajemen
dan seluruh personil pelaksana
kegiatan.
Kebijakan/pedoman/ prosedur
untuk melakukan evaluasi
pengendalian intern secara terpisah
telah dikomunikaskan kepada
manajemen dan pegawai yang
berkepentingan.
Organisasi/ unit-organisasi
/ unit kerja telah
melakukan evaluasi
pengendalian intern secara
terpisah dengan
melibatkan manajemen
dan pegawai terkait yang
berkompeten.
Pemantauan
Berkelanjutan
Evaluasi
Terpisah
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Karakteristik Level 2
Karakteristik Level 3
Area Perubahan
Area Perubahan
1
2