SPIP Pendelegasian Wewenang

36

Click here to load reader

description

SPIP Unsur Lingkungan PengendalianSub Unsur Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat

Transcript of SPIP Pendelegasian Wewenang

  • BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

    PEDOMAN TEKNISPENYELENGGARAAN SPIP

    SUB UNSURPENDELEGASIAN WEWENANG DANTANGGUNG JAWAB YANG TEPAT

    (1.5)

    NOMOR : PER-1326/K/LB/2009TANGGAL : 7 DESEMBER 2009

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat i

    KATA PENGANTAR

    Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

    Pemerintah (SPIP) merupakan tanggung jawab Badan

    Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sesuai dengan

    pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

    Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pembinaan ini merupakan

    salah satu cara untuk memperkuat dan menunjang efektivitas

    sistem pengendalian intern, yang menjadi tanggung jawab

    menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota, sebagai

    penyelenggara sistem pengendalian intern di lingkungan masing-

    masing.

    Pembinaan penyelenggaraan SPIP yang menjadi tugas dan

    tanggung jawab BPKP tersebut meliputi:

    1. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;

    2. sosialisasi SPIP;

    3. pendidikan dan pelatihan SPIP;

    4. pembimbingan dan konsultasi SPIP; dan

    5. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern

    pemerintah.

    Kelima kegiatan dimaksud diarahkan dalam rangka

    penerapan unsur-unsur SPIP, yaitu:

    1. lingkungan pengendalian;

    2. penilaian risiko;

    3. kegiatan pengendalian;

    4. informasi dan komunikasi; dan

    5. pemantauan pengendalian intern.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat ii

    Untuk memenuhi kebutuhan pedoman penyelenggaraan

    SPIP, BPKP telah menyusun Pedoman Teknis Umum

    Penyelenggaraan SPIP. Pedoman tersebut merupakan pedoman

    tentang hal-hal apa saja yang perlu dibangun dan dilaksanakan

    dalam rangka penyelenggaraan SPIP. Selanjutnya, pedoman

    tersebut dijabarkan ke dalam pedoman teknis penyelenggaraan

    masing-masing sub unsur pengendalian. Pedoman teknis sub unsur

    ini merupakan acuan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan

    dalam penyelenggaraan subunsur SPIP.

    Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP Sub unsur

    Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat, pada

    unsur Lingkungan Pengendalian merupakan acuan yang

    memberikan arah bagi instansi pemerintah pusat dan daerah dalam

    menyelenggarakan sub unsur tersebut, dan dapat disesuaikan

    dengan karakteristik masing-masing instansi, yang meliputi fungsi,

    sifat, tujuan, dan kompleksitas instansi tersebut.

    Pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

    masukan dan saran perbaikan dari pengguna pedoman ini, sangat

    diharapkan sebagai bahan penyempurnaan.

    Jakarta, Desember 2009

    Plt. Kepala,

    Kuswono SoesenoNIP 19500910 197511 1 001

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................. iDAFTAR ISI ............................................................................ iii

    BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ........................................................ 1

    B. Sistematika Pedoman .............................................. 2

    BAB II GAMBARAN UMUMA. Pengertian ............................................................... 5

    B. Tujuan dan Manfaat ................................................ 8

    C. Peraturan Terkait ..................................................... 9

    D. Parameter Penerapan ............................................. 9

    BAB III LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAANA. Tahap Persiapan ...................................................... 13

    B. Tahap Pelaksanaan .................................................. 18

    C. Tahap Pelaporan ...................................................... 24

    BAB IV PENUTUP

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat iv

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 1

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar BelakangPenyelenggaraan SPIP harus dilandasi oleh lingkungan

    pengendalian yang baik dalam rangka peningkatan suasanalingkungan yang nyaman sehingga menimbulkan kepedulian dankeikutsertaan seluruh pegawai. Selain integritas, kompetensi,dan komitmen, hal lainnya yang harus menjadi landasan pentingbagi upaya penciptaan lingkungan pengendalian yang baik,adalah pembentukan struktur organisasi sesuai dengankebutuhan dan pendelegasian wewenang dan tanggung jawabyang tepat.

    Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepatoleh setiap unsur manajemen dan pegawai dalam organisasi,akan membuat pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi menjadilebih lancar dan cepat. Kejelasan delegasi wewenang dantanggung jawab akan mendorong tercapainya keputusan yanglebih baik dan menghindarkan terjadinya konflik dalamorganisasi. Pada akhirnya, hal ini diharapkan akan menimbulkansuasana yang kondusif bagi berjalannya SPIP sehingga tujuanorganisasi dapat tercapai secara efektif.

    Oleh karena itu, pendelegasian wewenang dan tanggungjawab hendaknya ditata secara berjenjang denganmempertimbangkan tingkatan risiko dari masing-masingpendelegasian dan kapasitas staf yang menerima pendelegasiantersebut. Kewenangan dapat didelegasikan kepada stafdi tingkat yang lebih rendah, namun akuntabilitasnya harusterdefinisikan dengan jelas karena tanggung jawab akhir tetapada pada tangan pimpinan organisasi.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 2

    Pedoman ini mengatur dan menjabarkan lebih lanjut

    mengenai bagaimana melaksanakan pendelegasian wewenang

    dan tanggung jawab yang tepat. Pedoman ini merupakan

    jabaran lebih lanjut dan bagian yang tidak terpisahkan dari

    Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan SPIP.

    Tujuan pedoman teknis ini adalah memberikan arahan

    teknis mengenai pendelegasian wewenang dan tanggung jawab

    yang tepat sesuai dengan yang diharapkan dalam SPIP,

    sehingga dapat menjadi acuan bagi instansi pemerintah untuk

    melaksanakan pengembangan dan penyelenggaraan SPIP.

    Penerapan pedoman ini dapat disesuaikan dengan

    karakteristik masing-masing instansi, baik fungsi, sifat, tujuan,

    dan kompleksitasnya. Selanjutnya, perlu dilakukan evaluasi

    secara berkala terhadap efektivitas penyelenggaraannya.

    B. Sistematika PedomanSistematika penyajian Pedoman Teknis Pendelegasian

    Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat ini sebagai berikut:

    Bab I PendahuluanBab ini menguraikan latar belakang perlunya

    pedoman ini dan sistematika pedoman.

    Bab II Gambaran UmumBab ini menguraikan pengertian, maksud, tujuan,

    parameter penerapan, serta peraturan terkait.

    Bab III Langkah-Langkah PenyelenggaraanBab ini menguraikan langkah-langkah yang perlu

    dilaksanakan dalam menyelenggarakan sub unsur

    pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang

    tepat, yang terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan,

    dan pelaporan.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 3

    Bab IV PenutupBab ini merupakan penutup yang berisi hal-hal

    penting yang perlu diperhatikan kembali dan

    penjelasan atas penggunaan pedoman ini.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 4

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 5

    BAB IIGAMBARAN UMUM

    Bab ini menguraikan konsep pendelegasian wewenang dan

    tanggung jawab yang tepat. Uraian diawali dengan pengertian

    delegasi, wewenang, dan tanggung jawab yang dipakai dalam

    pedoman teknis ini. Bab ini diakhiri dengan ketentuan terkait

    dengan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat,

    yang berlaku di Indonesia.

    A. PengertianMemahami suatu konsep tentunya harus didahului

    dengan pengertian terhadap istilah-istilah yang berkaitan dengan

    konsep tersebut. Berkaitan dengan pedoman teknis ini, terdapat

    tiga istilah utama yang perlu dipahami, yaitu delegasi,wewenang, dan tanggung jawab.

    Dalam pemerintahan, pengertian wewenang (kewenangan)

    terkadang dipertukarkan dengan istilah kekuasaan (power),

    padahal keduanya memiliki arti yang berlainan. Kekuasaan

    menunjuk pada kemampuan untuk mencapai tujuan tertentu,

    sedangkan wewenang menunjuk pada legitimasi dalam

    mengelola kekuasaan. Wewenang merupakan salah satu bentuk

    kekuasaan, yaitu kekuasaan sah, sedangkan tanggung jawab

    adalah keharusan untuk memroses sesuatu yang diemban

    sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Tanggung jawab tidak

    hanya berkaitan dengan wewenang yang diterima, tetapi juga

    segala tugas yang diemban yang diberikan tanpa wewenang

    sekalipun.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 6

    Delegasi, artinya menugaskan/menyerahkan/memberikan

    dan terkadang diartikan mengalokasikan atau mendistribusikan.

    Dengan demikian, dalam pedoman teknis ini, pendelegasian

    wewenang didefinisikan sebagai proses pengalokasian

    wewenang kepada orang lain secara sah untuk melakukan

    berbagai aktivitas yang ditujukan untuk pencapaian tujuan

    organisasi.

    Perbedaan antara wewenang dan tanggung jawab

    adalah bahwa wewenang dapat didelegasikan, sedangkan

    tanggung jawab tidak dapat didelegasikan. Penerima delegasi

    bertanggung jawab hanya sebatas tugas yang didelegasikan

    kepadanya, tanggung jawab akhir tetap berada pada pemberi

    delegasi.

    Mengapa pendelegasian itu penting, dan mengapa

    wewenang harus didelegasikan?. Tugas seorang pemimpin

    adalah memanfaatkan sumber daya manusia secara efektif

    untuk mencapai tujuan organisasi, bukan mengerjakan semua

    pekerjaan sendirian. Dengan demikian, pemimpin akan

    mempunyai banyak waktu untuk mengerjakan tugas-tugas

    manajemen yang sulit dan kompleks, sekaligus dapat

    meningkatkan produktivitas karyawan serta mengembangkannya.

    Makna/pentingnya delegasi karena:

    1. keterbatasan yang dimiliki oleh seorang atasan, baik

    keterbatasan waktu, pengetahuan, perhatian, dan lain-lain;

    2. merupakan konsekuensi logis dari semakin besarnya

    organisasi;

    3. pemimpin hanya dapat bekerja bersama dan bekerja melalui

    orang lain, sesuatu yang hanya dapat diwujudkan melalui

    pendelegasian;

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 7

    4. pemimpin memercayakan tugas, wewenang, hak, tanggung

    jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban, yang sekaligus

    "menuntut" adanya hasil kerja yang pasti dari bawahan;

    5. memungkinkan sub bagian atau bawahan mempelajari

    sesuatu yang baru dan memperoleh kesempatan untuk

    melakukan sesuatu yang baru tersebut (pengembangan

    kapasitas bawahan).

    Pentingnya pendelegasian wewenang juga untuk

    mendorong setiap orang dan tim untuk menggunakan inisiatif

    saat menjawab serta memecahkan masalah sesuai dengan

    batas kewenangannya. Dengan demikian, pengambilan

    keputusan dapat dilakukan lebih cepat.

    Beberapa variabel yang harus diperhatikan dalam

    pembagian wewenang dan tanggung jawab adalah sebagai

    berikut:

    1. Penetapan tanggung jawab dan pendelegasian otoritas

    sejalan dengan tujuan dan sasaran, fungsi operasi,

    peraturan, termasuk sistem informasi dan perubahan

    (assignment and delegation).

    2. Hubungan pengendalian dengan standar dan prosedur,

    termasuk uraian pekerjaan pegawai (control-related

    standards and procedures).

    3. Jumlah personil yang memadai, terutama terkait dengan

    fungsi proses data dan akuntansi, dengan tingkat kemampuan

    yang sesuai dengan ukuran, sifat, dan kompleksitas dari

    aktivitas dan sistem (quantity and quality of people).

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 8

    B. Tujuan dan ManfaatTujuan akhir dari penerapan sub unsur pendelegasian

    wewenang dan tanggung jawab yang tepat dalam SPIP adalah

    diterapkannya sistem pendelegasian wewenang dan tanggung

    jawab kepada tiap tingkatan manajemen dan pegawai. Tujuantersebut dapat dicapai melalui sasaran-sasaran sebagai berikut:

    1. Wewenang telah diberikan secara tepat sesuai dengan tingkattanggung jawabnya (dari pimpinan hingga pegawai), telah

    dikomunikasikan, serta diterapkannya prosedur yang efektifuntuk memantau hasil kewenangan yang didelegasikan dan

    tanggung jawabnya.2. Pegawai yang diberi wewenang memahami bahwa wewenang

    dan tanggung jawab yang diberikan terkait dengan pihak lain,yang terindikasikan dengan uraian tugas secara jelas,

    menunjukkan tingkat wewenang yang didelegasikan dantanggung jawabnya, serta uraian tugas dan evaluasi kinerja

    merujuk pada pengendalian intern terkait tugas, tanggungjawab, dan akuntabilitas.

    3. Pegawai telah memahami bahwa pelaksanaan wewenangdan tanggung jawabnya terkait dengan penerapan SPIP, yang

    terindikasikan dengan pegawai telah diberdayakan untukmengatasi masalah atau melakukan perbaikan, serta terdapat

    keseimbangan antara pendelegasian kewenangan yangditerima dengan keterlibatan pimpinan yang lebih tinggi.

    Manfaat yang dapat diperoleh organisasi dengan

    menerapkan sub unsur pendelegasian wewenang dan tanggungjawab yang tepat adalah:

    1. agar pekerjaan keorganisasian dapat berjalan dengan baik;2. memastikan tanggung jawab tugas setiap individu dalam

    suatu organisasi berfungsi secara normal;

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 9

    3. penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan lebih cepat, jika

    pelimpahan wewenang berjalan efektif;

    4. mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik dalam

    berbagai hal.

    5. menghindarkan terjadinya konflik dalam organisasi;

    6. terjadinya keseimbangan wewenang antar manajemen yang

    setingkat dan distribusi wewenang antarmanajemen vertikal.

    C. Peraturan TerkaitHampir di setiap instansi pemerintah (kementerian/

    lembaga dan pemerintah daerah) memiliki aturan yang terkait

    dengan pendelegasian wewenang. Oleh karena itu, dalam

    menerapkan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab

    yang tepat harus memerhatikan peraturan-peraturan yang

    berlaku dalam instansi pemerintah masing-masing. Akan tetapi,

    setiap pendelegasian wewenang harus memerhatikan

    pengendaliannya, ada keseimbangan antara wewenang yang

    didelegasikan dengan pengendalian yang dilaksanakan (tidak

    meminimalkan kontrol).

    D. Parameter PenerapanParameter penerapan pendelegasian wewenang dan tanggung

    jawab adalah sebagai berikut:

    1. Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai

    dengan tingkat tanggung jawabnya, dalam rangka pencapaian

    tujuan instansi pemerintah;

    2. pegawai yang diberi wewenang memahami bahwa wewenang

    dan tanggung jawab yang diterimanya terkait dengan pihak

    lain dalam instansi pemerintah yang bersangkutan;

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 10

    3. pegawai yang diberi wewenang memahami bahwa

    pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait dengan

    penerapan SPIP.

    Parameter di atas adalah kriteria minimum yang

    sebaiknya dipenuhi. Selanjutnya, parameter di atas

    sesungguhnya merupakan kriteria tunggal yang seharusnya

    dipenuhi. Penjabaran menjadi tiga kriteria di atas harus

    dimaknai sebagai kriteria bertingkat yang dapat digambarkan

    pada ilustrasi 1.

    Ilustrasi 1

    Ketiga parameter tersebut dapat diuraikan lebih lanjut ke dalam

    indikator-indikator sebagai berikut:

    1. Penerima wewenang adalah pegawai yang tepat sesuaidengan tingkat tanggung jawabnya dalam rangkapencapaian tujuan instansia. Adanya penetapan wewenang dan tanggung jawab yang

    jelas;

    b. Penetapan wewenang dan tanggung jawab

    dikomunikasikan kepada semua pegawai;

    Wewenang dan tanggungjawab diberikan kepada

    pegawai

    sesuai dengan tingkattanggung jawab dalam

    rangka pencapaian tujuaninstansi

    memahami bahwawewenang dan tanggung

    jawab yang diberikanterkait dengan pihak lain

    dalam instansipemerintahan yang

    bersangkutan

    memahami bahwapelaksanaan wewenang dan

    tanggung jawab terkaitdengan penerapan SPIP

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 11

    c. Tanggung jawab pimpinan instansi sesuai dengan

    kewenangannya dan bertanggung jawab atas keputusan

    yang diambilnya; serta

    d. Adanya prosedur yang efektif untuk memantau hasil

    kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan.

    2. Keterkaitan dengan pihak lain dalam instansipemerintahan yang bersangkutana. Adanya uraian tugas yang jelas menunjukkan tingkat

    kewenangan dan tanggung jawab yang didelegasikan

    pada jabatan yang bersangkutan;

    b. Uraian tugas dan evaluasi kinerja merujuk pada

    pengendalian intern terkait tugas, tanggung jawab, dan

    akuntabilitas.

    3. Keterkaitan dengan SPIPa. Pegawai diberdayakan untuk mengatasi masalah atau

    melakukan perbaikan, sesuai dengan wewenang dan

    tanggung jawabnya;

    b. Terdapat keseimbangan antara pendelegasian

    wewenang yang diterima dengan keterlibatan pimpinan

    yang lebih tinggi.

    Dalam penerapannya, indikator-indikator tersebut dapat

    dilengkapi, sesuai dengan karakteristik masing-masing instansi,

    baik fungsi, sifat, tujuan, maupun kompleksitasnya.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 12

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 13

    BAB IIILANGKAH - LANGKAH PENYELENGGARAAN

    Penyelenggaraan SPIP pada suatu instansi pemerintah

    ditempuh melalui tahapan sebagai berikut:

    1. Tahap persiapan, merupakan tahap awal implementasi, yangditujukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik atau

    kesadaran, serta pemetaan kebutuhan penerapan SPIP.

    2. Tahap pelaksanaan, merupakan langkah tindak lanjut atas hasilpemetaan, yang meliputi tahap pembangunan infrastruktur,

    internalisasi, dan pengembangan berkelanjutan.

    3. Tahap pelaporan, merupakan tahap pelaporan kegiatanpenyelenggaraan SPIP.

    Dalam pelaksanaannya, tahapan berikut langkah-langkahnya

    dapat dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan

    penyelenggaraan unsur/sub unsur lainnya.

    Berikut ini merupakan langkah-langkah nyata yang perlu

    dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan subunsur

    pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat di setiap

    tahapan.

    A. Tahap Persiapan1. Penyiapan Peraturan, Rencana Kegiatan, dan SDM

    Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan peraturan

    pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di setiap kementerian

    atau lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (Pemda).

    Berdasarkan peraturan pelaksanaan penyelenggaraan SPIP,

    selanjutnya instansi pemerintah membuat rencana

    penyelenggaraan, yang antara lain memuat:

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 14

    a. jadwal pelaksanaan kegiatan;

    b. waktu yang dibutuhkan;

    c. dana yang dibutuhkan;

    d. pihak-pihak yang terlibat.

    Berdasarkan peraturan tersebut, selanjutnya instansi

    pemerintah membentuk Satuan Tugas Penyelenggaraan

    SPIP (disingkat Satgas SPIP), yang diberi tugas untuk

    mengawal pelaksanaan penyelenggaraan SPIP, termasuk

    penerapan kebijakan, serta praktik pendelegasian wewenang

    dan tanggung jawab yang tepat. Satgas SPIP harus dipilih di

    antara pegawai yang kompeten dan memahami pengendalian

    intern serta risiko kegiatan instansi. Untuk itu, anggota Satgas

    SPIP terlebih dahulu diberi pelatihan tentang SPIP,

    khususnya sub unsur terkait, agar dapat melaksanakan tugas

    dengan baik.

    2. Pemahaman (Knowing)Pemahaman terhadap pendelegasian wewenang dan

    tanggung jawab yang tepat dinyatakan dalam sikap pimpinan

    akan perlunya membuat kebijakan yang jelas atas penetapan

    wewenang dan tanggung jawab. Pada tahap ini dilakukan

    langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Memberikan pemahaman dan penyamaan persepsi

    terutama kepada pimpinan. Pada tahapan ini perlu

    dibangun kesadaran pimpinan akan perlunya memiliki

    kebijakan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab

    yang tepat. Tahapan ini juga ditujukan untuk memberikan

    pemahaman kepada seluruh pegawai mengenai perlunya

    memiliki pemahaman atas wewenang dan tanggung jawab

    yang dilimpahkan kepadanya.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 15

    b. Memberikan pemahaman kepada seluruh pegawai bahwa

    wewenang dan tanggung jawab yang diterimanya terkait

    dengan pihak lain dalam instansi pemerintah yang

    bersangkutan. Hal yang penting diperhatikan adalah uraian

    tugas.

    c. Memberikan pemahaman kepada seluruh pegawai bahwa

    pelaksanaan wewenang yang dilaksanakannya terkait

    dengan penerapan SPIP.

    d. Memberikan pemahaman secara mendalam kepada

    seluruh pegawai mengenai konsep pendelegasian

    wewenang dan tanggung jawab yang tepat, serta

    fungsinya sebagai salah satu sub unsur dalam unsur

    lingkungan pengendalian, sesuai dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008.

    Pemberian pemahaman dapat dilakukan melalui berbagai

    media, antara lain:

    a. Sosialisasi, menggunakan media komunikasi yang

    dilakukan dengan tatap muka, seperti ceramah, diskusi,

    seminar, rapat kerja, dan diskusi kelompok secara

    terfokus.

    b. Website, memiliki cakupan yang lebih luas dengan tujuan

    agar dapat dipahami lebih luas, baik oleh pimpinan

    maupun setiap pegawai.

    c. Multimedia, media ini bersifat lebih interaktif dan

    bermanfaat untuk memperoleh sebaran yang lebih luas.

    d. Majalah, merupakan media komunikasi dalam bentuk

    cetakan yang diterbitkan secara reguler dan dapat

    memberikan contoh-contoh yang konkret.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 16

    e. Mikrofon, yang memperdengarkan kata-kata penting

    melalui mikrofon, pengeras suara, atau saluran komunikasi

    lain di kantor.

    f. Akses ke jaringan, misalnya dengan menggunakan

    password yang harus dijawab dengan benar oleh pegawai,

    sebelum masuk ke dalam jaringan.

    Pemilihan media tersebut harus disesuaikan dengan

    kebutuhan, misalnya tidak semua wewenang dan tanggung

    jawab yang didelegasikan perlu diketahui oleh pihak lain

    secara luas. Jika informasi tersebut hanya untuk diketahui

    oleh pihak internal, tidak perlu menggunakan website, tetapi

    cukup menggunakan jaringan internal instansi.

    3. Pemetaan (Mapping)Setelah terbentuk pemahaman yang utuh, baik di level

    pimpinan maupun setiap pegawai terhadap pendelegasian

    wewenang dan tanggung jawab yang tepat, maka perlu

    dilakukan pemetaan atas keberadaan kebijakan dan prosedur

    sehubungan dengan pendelegasian wewenang dan tanggung

    jawab yang tepat. Selain pemetaan atas keberadaan

    kebijakan dan prosedur, pada tahap ini juga dilakukan

    pemetaan atas penerapan dari kebijakan dan prosedur

    tersebut. Melalui pemetaan ini akan diketahui kondisi yang

    ada serta infrastruktur yang perlu dibangun atau diperbaiki

    (area of improvement) guna membangun SPIP yang

    memadai.

    Pemetaan atas pendelegasian wewenang dan tanggung

    jawab yang tepat dilakukan dengan cara:

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 17

    a. Melakukan inventarisasi kebijakan dan prosedur baku atas

    pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang telah

    ada dan dilaksanakan oleh instansi. Hal ini dapat dilakukan

    dengan menggunakan beberapa cara, antara lain

    menggunakan kuesioner, wawancara, dan diskusi

    kelompok.

    b. Melakukan inventarisasi terhadap kebijakan dan prosedur

    baku sehubungan dengan pendelegasian wewenang dan

    tanggung jawab yang seharusnya ada dan yang

    dilaksanakan oleh instansi.

    Hasil inventarisasi tersebut dapat dituangkan ke dalam

    Ikhtisar Praktik Pendelegasian Wewenang dan Tanggung

    Jawab yang dibuat secara sederhana.

    c. Memetakan praktik pendelegasian wewenang dan

    tanggung jawab, dengan maksud untuk menginventarisasi

    tugas-tugas yang ada, dan untuk mengetahui sejauh mana

    terdapat pendelegasian. Dari hasil pemetaan ini akan

    diketahui hal-hal sebagai berikut:

    1) setiap pendelegasian wewenang dan tanggung jawab

    telah memiliki peraturan yang melandasinya;

    2) Peraturan/kebijakan yang ada tersebut telah sesuai

    dengan ketentuan di atasnya, yang mengatur

    wewenang dan tanggung jawab yang didelegasikan;

    3) Peraturan/kebijakan tersebut telah dijabarkan lebih

    lanjut ke dalam Standard Operating Procedures (SOP)

    atau pedoman untuk dapat melaksanakan peraturan

    tersebut;

    4) SOP atau pedoman dimaksud telah sesuai dengan

    peraturan yang ada dan atau yang akan dibangun;

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 18

    5) SOP atau pedoman pelaksanaan kegiatan atau bagiandari kegiatan tersebut telah dilaksanakan/diterapkandan didokumentasikan dengan baik..

    d. Menganalis dan menilai beban kerja berdasarkan hasilpemetaan yang telah dilaksanakan.Setelah praktik pendelegasian wewenang dan tanggungjawab terpetakan, kemudian dilakukan analisis beban kerjauntuk melihat beban kerja setiap pegawai, serta dapatmengalokasikan wewenang dan tanggung jawab yangtelah diinventarisasi kepada setiap pegawai. Analisisbeban kerja dilakukan untuk:1) mendefinisikan dan mengkaji ulang tugas-tugas

    kelompok dan perseorangan;2) menyusun tingkatan (skala) prioritas tugas-tugas;3) mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi;4) menilai kelayakan setiap kegiatan.

    B. Tahap PelaksanaanTahap pelaksanaan terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu:

    membangun infrastruktur (kebijakan dan prosedur sertapedoman) berdasarkan hasil pemetaan, kemudianmenginternalisasikan atau menerapkan kebijakan yang telahdibangun ataupun disempurnakan tersebut. Setelah internalisasiatau penerapan ini berjalan perlu dilakukan pemeliharaan danperbaikan terus menerus terhadap pendokumentasian yang baikagar sesuai dengan tujuan pengendalian intern yang diinginkan.1. Membangun Infrastruktur (Norming)

    Berdasarkan hasil pemetaan, diketahui infrastruktur apa sajayang perlu dibangun (area of improvement). Pembangunaninfrastruktur dilaksanakan melalui pembangunan kebijakandan prosedur, yang bertujuan untuk menciptakan dan

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 19

    memelihara lingkungan pengendalian yang dapatmenimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapansistem pengendalian intern. Perilaku positif dan kondusif yangdimaksud dalam sub unsur ini adalah bahwa setiap pimpinantelah melaksanakan pendelegasian wewenang dan tanggungjawab secara tepat.Kebijakan dan prosedur yang diperlukan berupa pedomanpenyusunan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab,yang mengatur hal-hal sebagai berikut:a. Tata cara penetapan wewenang dan tanggung jawab:

    1) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawabdilakukan secara tertulis.

    2) Pendelegasian menyatakan kebijakan, pedoman-pedoman/prosedur, larangan-larangan, dan batas-batasdimana seseorang harus bekerja/melakukankewajibannya.

    3) Batasan ruang lingkup, jumlah, dan kerangka waktupendelegasian wewenang.

    4) Kejelasan faktor pendukung pelaksanaan tugas, yaitualokasi sumber daya manusia, keuangan, teknis, yangdapat dipakai seseorang untuk menyelesaikan tugasyang didelegasikan kepadanya ditetapkan dalamdokumen pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.

    b. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemberi danpenerima pendelegasian tugas:1) Para pimpinan dan penerima delegasi wewenang

    adalah orang yang aktif berkecimpung dalam aktivitasyang akan dilaksanakan dan memiliki cukuppengetahuan mengenai kebijakan, aturan, hukum,regulasi, dan prosedur terkait untuk mendorongketaatan.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 20

    2) Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.

    3) Batasan-batasan yang jelas bagi si penerima

    wewenang, dimulai dari level ke-1 sampai dengan level

    ke-4, yaitu:

    a) Level ke-1, artinya cukup kewenangan untuk menilai

    dan meneliti tugas/keputusan dan masukan-

    masukan sebelum mengambil tindakan;

    b) Level ke-2, artinya cukup kewenangan untuk

    mengambil tindakan/keputusan diikuti dengan

    menyampaikan laporan kemajuannya secara reguler;

    c) Level ke-3, artinya cukup kewenangan untuk

    mengambil tindakan/keputusan dengan hanya

    menyampaikan laporan akhir;

    d) Level ke-4, artinya cukup kewenangan untuk

    mengambil tidakan/keputusan tanpa harus melapor.

    c. Muatan yang perlu diungkapkan dalam dokumen

    pendelegasian wewenang:

    1) Uraian tugas secara jelas sesuai dengan tingkat

    kewenangan dan tanggung jawab yang didelegasikan

    pada jabatan yang bersangkutan;

    2) Batasan tugas yang jelas, yang dapat membedakan

    antara tugas-tugas yang didelegasikan dengan tugas-

    tugas pihak lain dalam instansi yang bersangkutan;

    3) Uraian tugas menyatakan dengan tegas apa yang harus

    dicapai oleh setiap penerima delegasi;

    4) Uraian tugas dan evaluasi kinerja merujuk pada

    pengendalian intern terkait tugas, tanggung jawab, dan

    akuntabilitas;

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 21

    5) Pembatasan terhadap kewenangan dan tanggung

    jawab, sebagai bagian dari sistem pengendalian intern

    harus diuraikan agar tidak dianggap sebagai sesuatu

    yang menjadi masalah yang harus dipecahkan. Suatu

    organisasi tidak dapat melakukan tindakan ekspansi

    yang merusak tata pengendalian.

    6) Prioritas-prioritas di dalam tugas-tugas tersebut,

    berdasarkan:

    a) Keseimbangan rencana jangka panjang, menengah,

    dan pendek.

    b) Keseimbangan antara rencana dan fakta kebutuhan

    yang timbul.

    2. Internalisasi (Forming)

    Tahap internalisasi adalah suatu proses untuk mewujudkan

    infrastruktur menjadi bagian dari kegiatan operasional sehari-

    hari. Perwujudannya dapat tercermin dalam konteks seberapa

    jauh proses internalisasi memengaruhi pimpinan instansi

    pemerintah dalam mengambil keputusan, dan memengaruhi

    perilaku para pegawai dalam melaksanakan kegiatan.

    Kegiatan internalisasi dalam sub unsur ini bertujuan

    membangun kesadaran pimpinan instansi pemerintah dalam

    pengambilan keputusan untuk mendelegasikan wewenang

    dan tanggung jawab secara tepat, dan para pegawai yang

    menerima pendelegasian dapat melaksanakannya dengan

    penuh tanggung jawab.

    Langkah-langkah internalisasi untuk membangun kesadaran,

    sebagai berikut:

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 22

    a. Pelatihan Pegawai

    Pegawai diberdayakan dengan pelatihan-pelatihan yang

    memadai untuk mengatasi masalah atau melakukan

    perbaikan, sesuai dengan wewenang dan tanggung

    jawabnya.

    b. Komunikasi Wewenang dan Tanggung Jawab

    Wewenang dan tanggung jawab yang telah ditetapkan

    dijelaskan/dikomunikasikan kepada semua pegawai.

    Kriteria yang dapat dipakai antara lain adalah sebagai

    berikut:

    1) Substansi yang perlu dikomunikasikan meliputi antara

    lain:

    a) Gambaran tugas/aktivitas yang didelegasikan dan

    hasil yang diinginkan;

    b) Standar kinerja dan jadwal waktu untuk disepakati

    bersama;

    c) Parameter dan sumber daya, termasuk anggaran;

    d) Jumlah wewenang yang diberikan;

    e) Umpan balik yang diharapkan;

    f) Siapa yang bertanggung jawab dan apa yang

    dipertanggungjawabkan;

    2) Komunikasi menggunakan cara dan sarana yang efektif.

    c. Pemberian umpan balik atas kendala-kendala yang

    dihadapi

    Pegawai harus memberikan umpan balik atas kendala-

    kendala yang dihadapi. Untuk itu, setiap kendala yang

    mungkin akan terjadi dalam lingkup wewenang dan

    tanggung jawab penerima delegasi harus diidentifikasi agar

    prestasinya dapat dinilai secara adil dan wajar.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 23

    3. Pengembangan Berkelanjutan (Performing)Pendelegasian tidak berarti bahwa pimpinan menugaskan

    kepada bawahan, lalu melepaskan diri dari tanggung jawab.

    Setelah atasan mempersiapkan wewenang dan tanggung

    jawab yang akan didelegasikan secara hati-hati, kemudian

    merancang secara tepat, dan mengomunikasikannya secara

    jelas. Kewajiban selanjutnya adalah melakukan pemantauan

    untuk memastikan bahwa tugas-tugas yang didelegasikan

    telah dilaksanakan dan dapat diselesaikan sesuai dengan

    yang diharapkan. Untuk itu, perlu adanya prosedur yang

    efektif untuk memantau hasil kewenangan dan tanggung

    jawab yang diberikan, dengan memerhatikan kriteria-kriteria

    sebagai berikut:

    a. Adanya kewajiban penerima delegasi untuk

    membuat/memberikan laporan pada awal pendelegasian,

    selama dalam pendelegasian, dan akhir pendelegasian

    untuk diketahui serta dievaluasi oleh atasan pemberi tugas

    (laporan berkala dan insidentil), baik tertulis maupun lisan;

    b. Pemberi kewenangan secara berkala melakukan

    pemantauan terhadap pelaksanaan pendelegasian

    wewenang dan tanggung jawab;

    c. Tersedianya peluang berdiskusi/berkomunikasi secara

    terbuka dengan para bawahan untuk mendengar keluhan

    mereka;

    d. Adanya kegiatan untuk melihat hasil/penemuan langsung

    di lapangan;

    e. Adanya tolok ukur yang akan digunakan untuk menilai

    hasil/prestasi akhir serta penilaian berdasarkan tolok ukur

    tersebut.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 24

    Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengembanganberkelanjutan antara lain:a. Setiap langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan, serta

    evaluasi perlu didokumentasikan agar mudah dilakukandalam penelusuran kembali.

    b. Setiap langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan perludipantau atau memiliki mekanisme yang memilikipemantauan (built-in monitoring).

    c. Dilakukan evaluasi/assessment terhadap efektivitaspenerapan SPI secara berkala.

    d. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi diperoleh area-area yang perlu perbaikan sebagai umpan balik untukmengembangkan dan meningkatkan sistem secara lebihlanjut.

    C. Tahap PelaporanSetelah tahap pelaksanaan selesai, seluruh kegiatan

    penyelenggaraan subunsur perlu didokumentasikan.Pendokumentasian ini merupakan satu kesatuan (bagian yangtidak terpisahkan) dari kegiatan pelaporan berkala dan tahunanpenyelenggaraan SPIP. Pendokumentasian dimaksud meliputi:1. Pelaksanaan kegiatan, yang terdiri dari:

    a. Kegiatan pemahaman, antara lain seperti kegiatansosialisasi (ceramah, diskusi, seminar, rapat kerja, danfokus grup) mengenai pengendalian pendelegasianwewenang dan tanggung jawab yang tepat.

    b. Kegiatan pemetaan keberadaan dan penerapaninfrastruktur, yang antara lain berisi: 1) pemetaanpenerapan pengendalian atas pendelegasian wewenangdan tanggung jawab yang tepat, 2) masukan atas rencanatindak yang tepat untuk menyempurnakan kebijakan danprosedur pengendalian yang sudah ada.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 25

    c. Kegiatan pembangunan infrastruktur, yang antara lain

    berisi: 1) kebijakan dan prosedur pendelegasian

    wewenang dan tanggung jawab yang tepat, 2) pedoman

    penyusunan dokumen pendelegasian wewenang dan

    tanggung jawab, 3) persyaratan yang harus dipenuhi oleh

    pemberi dan penerima pendelegasian tugas.

    d. Kegiatan internalisasi, yang antara lain berisi: 1) kegiatan

    sosialisasi kebijakan dan prosedur pendelegasian

    wewenang dan tanggung jawab yang tepat, 2) kegiatan

    yang memastikan bahwa pendelegasian wewenang dan

    tanggung jawab telah dilaksanakan di seluruh kegiatan

    instansi pemerintah.

    e. Kegiatan pengembangan berkelanjutan, yang antara lain

    berisi: 1) kegiatan pemantauan penerapan kebijakan dan

    prosedur pendelegasian wewenang dan tanggung jawab,

    2) masukan bagi pimpinan instansi pemerintah untuk

    perbaikan sistem pendelegasian wewenang dan tanggung

    jawab secara lebih baik.

    2. Hambatan kegiatan

    Apabila ditemukan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan

    kegiatan yang menyebabkan tidak tercapainya target/tujuan

    kegiatan tersebut, agar dijelaskan penyebabnya.

    3. Saran

    Saran diberikan berkaitan dengan adanya hambatan

    pelaksanaan kegiatan dan dicarikan alternatif solusi

    pemecahannya, untuk tidak berulangnya kejadian serupa dan

    guna peningkatan pencapaian tujuan. Saran yang diberikan

    agar realistis dan benar-benar dapat dilaksanakan.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 26

    4. Tindak lanjut atas saran periode sebelumnya

    Bagian ini mengungkapkan tindak lanjut yang telah dilakukan

    atas saran yang telah diberikan pada kegiatan periode

    sebelumnya.

    Dokumentasi ini merupakan bahan dukungan bagi penyusunan

    laporan berkala dan tahunan (penjelasan penyusunan laporan

    dapat dilihat pada Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan

    SPIP). Kegiatan pendokumentasian menjadi tanggung jawab

    pelaksana kegiatan, yang hasilnya disampaikan kepada pimpinan

    instansi pemerintah sebagai bentuk akuntabilitas, melalui Satuan

    Tugas Penyelenggaraan SPIP di instansi pemerintah yang

    bersangkutan.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 27

    BAB VPENUTUP

    Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab merupakan

    bagian dari penyelenggaraan SPIP yang dibangun oleh manajemen

    instansi pemerintah sebagai unsur lingkungan pengendalian.

    Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat sangat

    penting bagi tercapainya tujuan organisasi SPIP secara

    keseluruhan.

    Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat

    diawali dengan pemahaman bersama melalui sosialisasi dengan

    media yang ada, selanjutnya dilakukan pemetaan. Pembangunan

    infrastruktur, pelaksanaan, dan penerapannya menjadi komitmen

    bersama instansi pemerintah, dan dilaksanakan dengan konsisten.

    Sementara pengembangan berkelanjutan merupakan langkah agar

    secara kontinu penerapan pendelegasian wewenang dan tanggung

    jawab yang tepat termonitor, sehingga terhadap setiap kelemahan

    yang terjadi dapat dirumuskan rencana tindak yang tepat.

    Hal-hal yang dicakup dalam pedoman teknis ini adalah

    acuan mendasar yang berlaku secara umum bagi seluruh instansi

    pemerintah yang minimal harus dipenuhi dalam penerapan

    pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, serta

    tidak mengatur secara spesifik bagi instansi tertentu. Instansi

    pemerintah hendaknya dapat mengembangkan lebih jauh langkah-

    langkah yang perlu diambil sesuai dengan kebutuhan organisasi,

    dengan tetap mengacu dan tidak bertentangan dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

  • 1.5. Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat 28

    Sesuai dengan perkembangan teori dan praktik-praktik

    sistem pengendalian intern, pedoman ini perlu disesuaikan secara

    terus menerus.