Otot Wajib Print

17
Menurut Purnomo (2001) Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu : 1. Kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek 2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi 3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi. 2.1 Jenis otot Menurut Trijoko (1990) jenis-jenis otot dibedakan menjadi : 1. Otot lurik Nama lain : otot rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot involunter Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan gelap, memiliki inti dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir Kontraksi : menurut kehendak kita (dibawah kendali sistem syaraf pusat), gerakan cepat, kuat, mudah lelah dan tidak beraturan 2. Otot Polos Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot involunter

description

jhdbvkjhd

Transcript of Otot Wajib Print

Page 1: Otot Wajib Print

Menurut Purnomo (2001) Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi

seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas

otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu

menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan.

Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :

1.       Kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek

2.       Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan

yang ditimbulkan saat kontraksi

3.       Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah

berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan

relaksasi.

2.1 Jenis otot

Menurut Trijoko (1990) jenis-jenis otot dibedakan menjadi :

1. Otot lurik

       Nama lain : otot rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot

involunter

       Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan

gelap, memiliki inti dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir

       Kontraksi : menurut kehendak kita (dibawah kendali sistem syaraf

pusat), gerakan cepat, kuat, mudah lelah dan tidak beraturan

2. Otot Polos

         Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot

involunter

         Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung

runcing, dengan inti berjumlah satu terletak dibagiann tengah.

         Kontraksi : tidak menurut kehendak atau diluar kendali sistem saraf

pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.

3. Otot jantung

         Nama lain: Myocardium atau musculus cardiata atau otot involunter

         struktur : Bentuk serabutnya memanjang, silindris, bercabang. Tampak

adanya garis terang dan gelap. memiliki satu inti yang terletak di tengah

Page 2: Otot Wajib Print

         Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak

mudah lelah.

2.2 Jaringan Otot

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan ini berfungsi melakukan

pergerakan pada berbagai bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi karena di

dalamnya terdapat serabut kontraktil yang disebut miofibril. Miofibril tersusun atas

miofilamen atau protein aktin dan protein miosin. Kurang lebih 40% berat tubuh

mamalia merupakan jaringan otot. Jaringan otot dapat dibagi menjadi jaringan otot

polos, otot lurik (seran lintang), dan otot jantung (Moekti A, 1997).

a. Jaringan Otot Polos

Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya

berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Otot polos

mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya

meruncing. Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan

bentuknya pipih (Purnomo, 2001).

Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak sadar)

sehingga disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dari sistem

saraf otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah lelah.

Otot polos terdapat pada alat-alat tubuh bagian dalam sehingga disebut juga otot visera.

Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih,

dan saluran pernapasan. Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar kehendak,

misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan. Selain itu, berguna pula untuk

mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan pupil mata (Suwarni, 1990).

b. Jaringan Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka

Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-

seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurik berbentuk

silindris atau serabut panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di bagian

tepi sarkoplasma. Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut

otot volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot

lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka

karena biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu

Page 3: Otot Wajib Print

juga terdapat di lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi sebagai

alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat

menggerakkan tulang dan tubuh (Sudjino, 2003).

c. Jaringan Otot Jantung

Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas serabut

lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel

otot jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot

jantung bekerja di luar kehendak (otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan

selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung berlangsung

secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Dinamakan otot

jantung karena hanya terdapat di jantung. Kontraksi dan relaksasi otot jantung

menyebabkan jantung menguncup dan mengembang untuk mengedarkan darah ke

seluruh tubuh. Ciri khas otot jantung adalah mempunyai diskus interkalaris, yaitu

pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop (Suwarni, 1990).

2.3 Kelainan otot

Menurut Sudjino (2003) Kelainan otot dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :

1.   Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena

kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.

2.   Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat

kronis pada otot anak-anak.

3.   Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih

besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.

4.   Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan

menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.

5.   Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau

kejang.

6.   Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena

bakteri tetanus.

Page 4: Otot Wajib Print

Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek,

mengeras dan bagian tengahnya menggelembung ( membesar ). Karena memendek

maka tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi satu

macam otot hanya mampu untuk menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Agar tulang

dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang

harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang

merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakkan tulang dari

satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula diperlukan paling

sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda (Sudjino, 2003).

Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis.

otot antagonis menyebabkan terjadinya gerak antagonis, yaitu gerak otot yang

berlawanan arah. Jika otot pertama berkontraksi dan otot yang kedua berelaksasi,

sehingga menyebabkan tulang tertarik / terangkat atau sebaliknya. Otot sinergis

menyebabkan terjadinya gerak sinergis, yaitu gerak otot yang bersamaan arah. Jadi

kedua otot berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama (Purnomo. 2001).

Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :

A.   Antagonis Otot

Antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot

pertamaberkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau

terangkat. Sebaliknya,jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan

menyebabkan tulang kembali ke posisisemula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan

trisep (Trijoko, 1990).

Otot bisep adalah otot yang memiliki duaujung (dua tendon) yang melekat pada

tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga

jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atasbagian belakang. Untuk

mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi.Untuk

menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.

Menurut Suwarni (1990) Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya

menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya adalah:

1.       Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan

otot bisep.

Page 5: Otot Wajib Print

2.       Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak

tangan sejajar bahu dansikap sempurna.

3.       Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk

dan menengadah.

4.       Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak

tangan menengadahdan gerak telapak tangan menelungkup. 

B.  Sinergis

Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.

Contohnya pronatorteres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak

tngan menengadah atau menelungkup). Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang

bekerja bersama sama dengan tujuan yang sama. Jadi,otot-otot itu berkontraksi bersama

dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot -otot antar tulang rusukyang bekerja bersama

ketika kita menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkantelapak

tangan menengadah atau menelungkup. Gerakan pada bagian tubuh, umumnya

melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan

menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang

dimilikinya (Purnomo, 2001).

Mekanisme Gerak Otot dan Sumber Energi

Menurut Sudjino (2003) Secara makroskopis gumpalan otot memiliki ujung-ujung

otot yang disebut tendon. Di antara dua tendon terdapat bagian pusat otot yang yang

disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan berkontraksi. Ujung ujung otot melekat

pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo dan insersio.

a. Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap atau

sedikit bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.

b. Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang mengalami perubahan

posisi saat otot berkontraksi disebut insersio.

Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan terang

seperti terlihat pada Gambar 4.20. Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril.

Setiap miofibril tersusun atas satuan kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer

dibatasi dua garis Z (perhatikan gambar). Sarkomer mengandung dua jenis filamen

protein tebal disebut miosin dan filamen protein tipis disebut aktin. Kedua jenis filamen

Page 6: Otot Wajib Print

ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai gambaran

garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin

dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona

H. Sementara itu, di antara dua sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I

(Suwarni, 1990).

Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu

sama lain. Akibatnya zona H dan pita I memendek, sehingga sarkomer pun juga

memendek. Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut

asetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen

yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi

sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak. Jika otot dirangsang   berulang-ulang

secara teratur dengan interval waktu yang cukup, otot akan berelaksasi sempurna di

antara 2 kontraksi. Namun jika jarak rangsang singkat, otot tidak berelaksasi melainkan

akan berkontraksi maksimum atau disebut tonus. Jika otot terus-menerus berkontraksi,

disebut tetanus (Purnomo, 2001).

Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen diberikan oleh

darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan

kreatinfosfat. ATP terurai menjadi ADP (adenosin difosfat) + Energi. Selanjutnya, ADP

terurai menjadi AMP (adenosin monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai menjadi

kreatin + fosfat + energi. Energienergi ini semua digunakan untuk kontraksi otot.

Pemecahan zat-zat akan menghasilkan energi untuk kontraksi otot berlangsung dalam

keadaan anaerob sehingga fase kontraksi disebut juga fase anaerob.

Energi yang membentuk ATP berasal dari penguraian gula otot atau glikogen yang

tidak larut. Glikogen dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentuk asam laktat) dan

diubah menjadi glukosa (gula darah) + asam laktat. Glukosa akan dioksidasi

menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan H2O. Secara singkat proses penguraian

glikogen sebagai berikut. Proses penguraian glikogen terjadi pada saat otot dalam

keadaan relaksasi. Pada saat relaksasi diperlukan oksigen sehingga disebut fase aerob

(Sudjino. 2003). 

Page 7: Otot Wajib Print

Neuromuscular Junction adalah tempat bertemunya saraf motorik dengan otot yang

akan mentransfersikan sinyal dari otak yang memerintahkan otot untuk berkontraksi atau

berelaksasi. Pada neuromuscular junction terdapat sinaps, yaitu sinaps knob. Di dalam

Sinaps knob terdapat sinaps vesicle yang mengandung asetilkolin berfungsi sebagai

neurotransmitter. Mekanisme umum kerja pada Neuromuscular Junction

Natrium fast influx

Ion Ca kembali

Fenomena Pada Kontraksi Otot

— Tetanus tidak sempurna adalah kondisi pada otot dimana stimulus diberikan secara

cepat tetapi masih terdapat sedikit relaksasi diantara dua stimuli

— Tetanus sempurna adalah kondisi otot dimana stimuli diberikan dengan cepat sehingga

otot tidak memiliki kesempatan untuk relaksasi diantara dua stimuli.

— Fatigue atau kelelahan otot adalah suatu keadaan dimana menurunnya iritabilitas otot

yang ditandai oleh menurunnya kemampuan otot berkontraksi

Potensial aksi pada syaraf motorik sampai ke neuromuscular junction

Sekresi vesicle melepaskan asetilkolin

Gated channel pada membran otot terbuka, menyebabkan ion Na+ masuk kedalam serat otot (potensial aksi)

Depolarisasi, Ion Ca dilepaskan

Atraksi/pengikatan aktin dan miosin, sliding

Kontraksi berhenti, relaksasi

Page 8: Otot Wajib Print

— Kontraksi tunggal (single contraction= twitch contraction) adalah satu bentuk kontraksi

otot akibat dari satu stimulus yang dikenakan pada otot. Kurva kontraksi tunggal berbentuk

kurva normal yg terdiri dari periode kontraksi dan periode relaksasi. Bila stimulus kedua

diberikan pada otot setelah otot relaksasi, maka akan terjadi kontraksi tunggal kedua.

— Kontraksi sumasi (penjumlahan kontraksi) adalah satu bentuk kontraksi otot yang

dihasilkan dari pemberian lebih dari satu stimulus kepada otot, dimana stimulus kedua

diberikan pada periode relaksasi. Stimulus kedua ini akan menghasilkan puncak kontraksi

kedua di atas puncak kontraksi pertama.

— Treppe atau Stair-case phenomenon adalah fenomena dimana kemampuan kontraksi

otot yang semakin meningkat akibat dari pemberian stimuli satu-dua kali per detik dengan

kekuatan stimuli yang konstan.

— Rigor Mortis merupakan suatu fenomena pada kontraksi otot, yaitu kekakuan otot yang

terjadi pada mayat setelah relaksasi primer. Rigor mortis tidak hanya dijumpai pada

manusia saja. Peristiwa ini juga terjadi pada hewan invertebrata dan vertebrata.

RIGOR MORTIS

1. Pengertian Umum Rigor Mortis

Rigor Mortis merupakan suatu fenomena kontraksi otot yang terjadi pada mayat.

Fenomena ini tidak hanya terjadi pada manusia tapi juga pada hewan vertebrata maupun

invertebrata. Rigor mortis adalah kejadian pada otot yang mengalami kekakuan setelah

relaksasi primer. Hal ini terjadi karena habisnya ATP dalam otot yang merupakan energi

utama sehingga menyebabkan ion Ca tidak lagi dapat kembali kedalam retikulum

sarkoplasma.

Proses rigor mortis mulai terjadi pada saat setelah kematian yang segera diikuti

oleh relaksasi muskuler secara total yang dikenal dengan primary muscular flaccidity.

Tepat setelah kematian mayat masih dapat bereaksi terhadap rangasangan kejut dari listrik

ataupun mekanis, reaksi ini disebut reaksi supravital. Bersamaan dengan menghilangnya

reaksi supravital rigor mortis pun muncul secara serentak pada semua otot. Baik otot

volunter maupun involunter. Rigor mortis lebih nampak muncul pada otot-otot kecil

terlebih dahulu kemudian otot besar dengan arah menyebar dari atas ke bawah.

Page 9: Otot Wajib Print

Rigor mortis yang belum sempurna (belum mencapai kekakuan maksimal) bila

dibengkokan akan membengkok dan kaku pada posisi akhir. Akan tetapi jika rigor mortis

sudah sempurna, mencapai kekakuan yang maksimal maka akan susah untuk

dibengkokkan karena melawan kekuatan dari rigor mortis tersebut yang telah mencapai

batas maksimal. Jika ada tenaga yang besar maka akan menyebabkan robeknya otot atau

dapat dikatakan rigor telah “putus”, jika ini terjadi rigor mortis tak dapat terjadi lagi

setelah dipatahkan oleh kekuatan besar tadi.

Tabel 3.1 Alokasi waktu terjadinya rigor mortis

Sumber: www.forensicpathology.webs.com

Waktu yang dibutuhkan untuk proses rigor mortis pada setiap individu berbeda. Tapi pada

umunya antara 3 sampai dengan 6 jam setelah kematian.

Ada beberapa cara untuk menentukan terjadinya rigor mortis Cara pertama dengan

pemeriksaan secara manual, dimana diperiksa sendi mana saja yang sudah kaku, berapa

kekuatannya, sempurna atau tidak. Diperiksa dengan cara memfleksikan atau membuat

ekstensi persendian, karena tidak ada patokan yang jelas maka pemeriksaan ini bersifat

subyektif, sehingga diperlukan waktu yang cukup dan berhati-hati dalam memeriksanya.

Pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk melihat terjadinya rigor mortis adalah

dengan menggunakan mikroskop elektron. Pemeriksaan otot rangka dengan menggunakan

mikroskop elektron menujukan adanya gambaran granul-granul kecil yang menempel pada

aktin dan miosin (terutama jelas pada aktin) pada batas antara pita (band) A dan I.

Page 10: Otot Wajib Print

Secara kronologis perubahan penampakan otot dengan mikroskop elektron adalah

sebagai berikut:

a. Rigor mortis baru terbentuk (3 jam post mortem), terdapat gambaran granul pada batas

pita A dan I.

b. Rigor mortis sudah sempurna (6 – 12 jam post mortem), granul pada pita A makin jelas,

pada pita H (miosinsaja) muncul granul yang sama.

c. 24 jam post mortem, granul pada pita A masih jelas, teta[I yang pada pita H sudah

menghilang.

d. 48 jam post mortem, granul sudah menghilang seluruhnya, sebagian miofibril aktin

sudah menghilang karena pembusukan. Granul troponin ini merupakan tanda khas rigor

mortis.

Rigor mortis dapat menjadi petunjuk kasar dalam memperkiraan kematian. Faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi rigor mortis yaitu faktor endogen lainnya dan faktor

lingkungan. Rigor mortis ini terjadinya relatif lebih cepat pada anak/bayi dan orang tua,

sedangkan pada remaja dan dewasa sehat rigor mortis berlangsung lambat.

Pemeriksaan Diagnostik

sinar-x

tulang àkepadatan tul,.tekstur, erosi dan hub.tul (tulang)

sendi àcairan, iregular, penyempitan & struktur sendi

ct-scan

menunjukkan rincian bid.tertentu, deteksi tumor jar.lunak/cedera ligamen/tendon

mri (magnetic resonance imaging)

noninvasif, use medan magnet, gel.radio,komputer à tumor,penyempitan.

angiografi

Ö pemeriksaan sistem arteri, à u/ mengkaji perfusi arteri

Ö setelah tindakan klien rest 12 - 24 jam mencegah perdarahan pd tempat penusukan

Ö pantau tv, t4 tusukan, pembengkakan, hematom,

Page 11: Otot Wajib Print

perdarahan, ekstr. distal sirkulasi adekuat ?

dsa (digital substraction angiografi)

Ö melihat sistem arteri melalui kateter vena

venogram

Æ u/ mendeteksi trombosisi vena

mielografi

Ö suntik bhn kontras ke subarakhnoid,spinal lumbal

Ö deteksi herniasi diskus, stenosis spinal, tumor

diskografi

pemeriksaan diskus vertebra dgn suntikan kontras kmd dilihat distribusinya

artrogarfi

suntikn radiopague (udara) ke sendi u/ deteksi struktur jar.lunak dan kontur sendi

artrosentesis

Ö aspirasi sendi : cairan sinovial u/pemeriksaan, menghilangkan nyeri akibat efusi cairan sinovial

Ö normal : jernih, pucat berwarna jerami, vol. sedikit.

biopsi

menentukan struktur & komposisi tul,.otot,sinovium

artroskopi

prosedur endoskopis : melihat langsung sendi

skintigrafi

pemindai tulang dilakukan setelah 4 - 6 jam injeksi isotop

à deteksi ambilan nuklida o/metab. tulang

termografi

mengukur derajat pancaran panas dari kulit

elektromiografi

Öjarum ditusuk pada otot tertentu u/melihat potensial listrik otot &saraf yang mempersarafi.

Ökompres hangat bisa mengurangi rasa tak nyaman setelah tindakan

absorpsiometri tunggal & ganda

Page 12: Otot Wajib Print

noninvasif u/ menentukan kandungan mineraltulang pada pergelangan tangan atau vertebra

arthrography

memberikan visualisasi radiografik setelah udara & media kontras dimasukan ke sendi. berguna u/ melihat ligamen & kartilago, yg tidak bisa mll sinar-x

analisis cairan sinovial

cairan sinovial diambil dengan arum besar, kemudian dianalisis terhadap penyakit sendi yaitu sepsis, perdarahan, inflamasi, & noninflamasi