Osteoporosis Pada Laki-laki

22
Osteoporosis pada Laki-laki Steven 102012089 Fakultas Kedokteran UKRIDA [email protected] Pendahuluan Masa lanjut usia adalah masa terjadinya penurunan fungsi organ tubuh yang dapat membuat timbulnya berbagai penyakit, misalnya saja penyakit yang sering diderita pada masa lanjut usia adalah osteoporosis. Osteoporosis terjadi karena adanya penurunan massa tulang, disertai perubahan mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang pada akhirnya mengakibatkkan kerapuhan tulang. Osteoporosis banyak diderita oleh wanita, dan sedikit di derita pada pria. Hal ini terjadi karena pada pria tidak mengalami masa menopause dimana terjadi defisiensi estrogen yang mengatur kerja osteoklas dalam reabsorbsi tulang. Tetapi bukan hanya hormon, adapun faktor lain yang dapat menyebabkan osteoporosis yaitu usia, genetik, kurangnya asupan kalsium dan vitamin D, dan gaya hidup yang serba nyaman dimana membuat manusia menjadi malas untuk bergerak ataupun berolahraga. Tanpa disadari hal inilah yang memicu terjadinya osteoporosis. 1

description

makalah

Transcript of Osteoporosis Pada Laki-laki

Page 1: Osteoporosis Pada Laki-laki

Osteoporosis pada Laki-laki

Steven

102012089

Fakultas Kedokteran UKRIDA

[email protected]

Pendahuluan

Masa lanjut usia adalah masa terjadinya penurunan fungsi organ tubuh yang dapat

membuat timbulnya berbagai penyakit, misalnya saja penyakit yang sering diderita pada masa

lanjut usia adalah osteoporosis. Osteoporosis terjadi karena adanya penurunan massa tulang,

disertai perubahan mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang pada

akhirnya mengakibatkkan kerapuhan tulang. Osteoporosis banyak diderita oleh wanita, dan

sedikit di derita pada pria. Hal ini terjadi karena pada pria tidak mengalami masa menopause

dimana terjadi defisiensi estrogen yang mengatur kerja osteoklas dalam reabsorbsi tulang. Tetapi

bukan hanya hormon, adapun faktor lain yang dapat menyebabkan osteoporosis yaitu usia,

genetik, kurangnya asupan kalsium dan vitamin D, dan gaya hidup yang serba nyaman dimana

membuat manusia menjadi malas untuk bergerak ataupun berolahraga. Tanpa disadari hal inilah

yang memicu terjadinya osteoporosis.

Skenario

Seorang laki-laki usia 60 tahun datang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Ia

mengeluhkan punggung bawahnya sering nyeri setelah bangun tidur atau setelah beraktifitas,

namun ia tidak berobat untuk keluhan ini karena ia mengira ini hanya proses penuaan tulang.

Dokter yang melakukan pemeriksaan menganjurkan dilakukannya x-ray pada pasien dan

didapatkan hasil adanya lesi lytic pada L3-L5. Menurut pasien, ibu pasien saat berumur kurang

lebih 60 tahun juga mengalami hal yang sama.

1

Page 2: Osteoporosis Pada Laki-laki

Anamnesis

Anamnesis adalah wawancara antara dokter dan pasien atau keluarganya/orang yang

mempunyai hubungan dekat dengan pasien, mengenai semua data/info yang berhubungan

dengan penyakitnya. Anamnesis memegang peranana penting pada evaluasi penderita

osteoporosis. Kadang- kadang keluhan utama dapat mengarah langsung kepada diagnosis,

misalnya fraktur kolum femoris pada osteoporosis, bowing leg pada riket atau kesemutan dan

rasa kebal disekitar mulut dan ujung jari pada hipokalsemia.

Anamnesis terdiri dari :

- Identitas pasien

- Keluhan utama : keluhan yang mendorong pasien mencari pengobatan

- Riwayat penyakit sekarang

- Riwayat penyakit dahulu

- Riwayat kesehatan keluarga

- Riwayat pribadi

- Riwayat sosial ekonomi

Faktor yang harus ditanyakan juga adalah fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama,

penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan kalsium,

fosfat dan vitamin D, latihan teratur yang bersifat weight-bearing . Obat-obatan dalam jangka

panjang juga harus diperhatikan, seperti kortikosteroid, hormone tiroid, anti konvulsan, heparin,

antasid yang mengalami alumunium, sodium florida dan bifosfonat etidronat. Alkohol dan

merokok juga merupakan faktor resiko osteoporosis. Penyakit-penyakit lain yang harus

ditanyakan yang juga berhubungan dengan osteoporosis adalah penyakit ginjal, saluran cerna,

hati, endokrin, dan insufisiensi pancreas. Riwayat keluarga dengan osteoporosis juga harus

diperhatikan, karena ada beberapa penyakit tulang metabolit yang bersifat herediter.1

Pemeriksaan Fisik 1

Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita osteoporosis. Demikian

juga gaya berjalan penderita, deformitas tulang, leg-leght inequality, nyeri spinal dan jaringan

parut pada leher. Penderita dengan osteoporosis sering menunjukkan kifosis dorsal atau gibbus

2

Page 3: Osteoporosis Pada Laki-laki

(Dowager’s Hump) dan penurunan tinggi badan. Selain itu juga didapatkan protuberansia

abdomen, spasme otot paravertebral dan kulit yang tipis (tanda McConkey).

Pemeriksaan Penunjang 1

Pemeriksaan radiologik

Pemeriksaan radiologi dipakai untuk menilai densitas massa tulang sangat tidak sensitif.

Gambaran radiologic yang khas pada osteoporosis adalah penipisan kortkes dan daerah

trabekular yang lebih lusen. Hal ini akang tampak pada tulang-tulang vertebra yang memberikan

gambaran picture frame vertebra.

Vertebra

Gambaran osteoporosis pada foto polos akan menjadi lebih radiolusen tetapi baru

terdeteksi setelah terjadi penurunan massa tulang sekitar 30%. Variabilitas faktor teknis dalam

pengambilan foto polos, dan variasi jenis serta ketebalan jaringan lunak yang tumpang tindih

dengan vertebra akan mempengaruhi gambaran radiologisnya dalam menilai densitas tulang

Pemeriksaan Biokimia Tulang

Pemeriksaan biokimia tulang terdiri dari kalsium total dalam serum, ion, kalsium, kadar

fosfor dalam serum, kalsium urin, fosfat urin, osteokalsin serum, piridinolin urin, dan bila perlu

hormone paratiroid dan vitamin D.

Pemeriksaan Densitas Massa Tulang (Densitometri)

Densitas massa tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan risiko fraktur. Berbagai

penelitian menunjukkan peningkatan risiko fraktur pada densitas massa tulang yang menurun

secara progresif dan terus-menerus. Densitometry tulang merupakan pemeriksaan yang akurat

dan persis untuk menilai densitas massa tulang, sehingga dapat digunakan untuk menilai faktor

prognosis, prediksi fraktur dan bahkan diagnosis osteoporosis. Untuk menilai hasil pemeriksaan

Densitometri tulang, digunakan kriteria kelompok kerja WHO, yaitu:

1. Normal bila densitas massa tulang di atas -1 SD rata-rata nilai densitas massa tulang

orang dewasa muda (T-score)

3

Page 4: Osteoporosis Pada Laki-laki

2. Osteopenia bila densitas massa tulang diantara -1 SD dan -2,5 SD dari T-score.

3. Osteoporosis bila densitas massa tulang -2,5 SD T-score atau kurang.

4. Osteoporosis berat yaitu osteoporosis yang disertai adanya fraktur.

Diagnosis Banding4

Osteoarthritis

Osteoarthritis merupakan penyakit degenaratif pada usia tua. Pada osteoarthritis terdapat

nyeri dan kekakuan pada satu atau lebih sendi, biasanya pada tangan, pergelangan tangan, kaki,

lutut, spina bagian atas dan bawah, panggul, dan bahu.2 Nyeri dapat berkaitan dengan rasa

kesemutan atau kebas, terutama pada malam hari. Pembengkakan sendi yang terkena, disertai

penurunan rentang gerak. Sendi mungkin tampak mengalami deformitas. Nodus Heberden,

pertumbuhan tulang sendi interfangal distal pada jari tangan, dapat terbentuk.3

Osteomyelitis

Osteomyelitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari

darah (osteomyelitis hematogen) atau, yang lebih sering, setalah kontaminasifraktur terbuka atau

reduksi bedah. Osteomyelitis muncul dengan gejala sistemik (demam, malaise) dan nyeri local.

Osteomyelitis vertebra dapat menyebabkan kolaps vertebra dan kompresi medulla spinalis.

Osteomyelitis pada penderita diabetes sering tidak nyeri.

Paget

Berhubungan dengan remodeling tulang yang abnormal. Penyebabnya tidak diketahui,

namun terutama karena fungsi osteoklas yang menjadi sangat aktif sehingga mengubah

homeostatis normal dari remodeling tulang.4 Penyakit paget timbul pada manula (> 70 tahun)

yang disertai dengan gejala umum yaitu meliputi nyeri tulang, deformitas tulang, dan

peningkatan suhu pada daerah yang terkena.2

4

Page 5: Osteoporosis Pada Laki-laki

Diagnosois Kerja

Osteoporosis pada laki-laki1

Tulang terus berubah - yaitu tulang lama dihapus dan digantikan oleh tulang baru. Selama

masa kanak-kanak, lebih tulang diproduksi daripada dihapus, sehingga kerangka tumbuh dalam

ukuran dan kekuatan. Bagi kebanyakan orang, tulang massa puncak selama dekade ketiga

kehidupan. Oleh usia ini, laki-laki biasanya telah mengumpulkan massa tulang lebih daripada

wanita. Setelah titik ini, jumlah tulang di kerangka biasanya mulai menurun perlahan-lahan

sebagai penghapusan lama tulang melebihi pembentukan tulang baru.

Laki-laki pada 50-an mereka tidak mengalami cepat hilangnya massa tulang yang

perempuan lakukan di tahun-tahun setelah menopause. Pada usia 65 atau 70, namun, pria dan

wanita yang kehilangan massa tulang pada tingkat yang sama dan penyerapan kalsium, nutrisi

penting untuk kesehatan tulang sepanjang hidup, penurunan kedua jenis kelamin. Menyebabkan

kerugian berlebihan tulang tulang menjadi rapuh dan cenderung fraktur.

Fraktur yang dihasilkan dari osteoporosis umumnya terjadi di pinggul, tulang belakang dan

pergelangan tangan, dan dapat secara permanen menonaktifkan. Fraktur terutama berbahaya.

Mungkin karena fraktur seperti cenderung terjadi pada usia yang lebih tua pada laki-laki

daripada perempuan, laki-laki yang mempertahankan fraktur lebih mungkin daripada perempuan

untuk mati karena komplikasi.

Pada dewasa muda, insidens faraktur ternyata lebih tinggi pada laki-laki daripada wanita.

Pada laki-laki, dengan bertambahnya umur, maka tulang kortikal akan makin menipis, tetapi

penipisan ini tidak secapat pada wanita, karena laki-laki tidak pernah mengalami menopause.

Selain itu pada laki-laki kehilangan massa tulang lebih bersifat penipisan, sedangkan pada wanita

lebih diakibatkan pada kehilangan elemen trabekula dari tulang yang bersangkutan. Selama

pertumbuhan massa tulang laki-laki juga lebih besar pada wanita. Laki-laki juga memiliki tulang

trabekular yang lebih tebal korteksnya daripada wanita. Pada laki-laki ukuran kolum femoris

akan makin besar dengan bertambahnya umur, sedangkan pada wanita tidak, hal ini

menyebabkan osteoporosis pada laki-laki relative lebih ringan dan resiko fraktur relatif lebih

kecil daripada wanita. Fraktur vertebra pada laki-laki juga lebih jarang, kira-kira hanya 50%

5

Page 6: Osteoporosis Pada Laki-laki

pada wanita. Pada umumnya fraktur vertebra terjadi pada torakal bawah dan merupakan fraktur

biji.

Epidemiologi5

Di USA, 15% wanita kaukasia pascamenopause dan 35% yang beusia lebih dari 65 tahun

menderita osteoporosis. Satu dari dua wanita Kaukasia akan mengalami fraktur osteoporosis

disepanjang hidupnya. Wanita berusia 65 tahun 25% mengalami kompresi spinal, 40% wanita

akan mengalami fraktur vertebra pada usia 75 tahun dan 20% wanita akan mengalami fraktur

pinggul pada usia 90 tahun. Setelah fraktur pinggul, kurang dari 50% penderita mampu kembali

ke fungsi mandiri penuh dan 12-24% akan meninggal dalam 1 tahun. 40% - 80% risiko

osteoporosis disebabakan oleh keturunan; gen yang terimplikasi meliputi reseptor vitamin D,

reseptor estrogen, reseptor androgen, kolagen tipe 1 alfa, dan polimorfisme gen IL-6.

Adapun faktor risikonya :

- Riwayat fraktur saat dewasa atau riwayat fraktur pada kerabat derajat pertama

- Ras kaukasia

- Usia lanjut

- Berat badan rendah

- Merokok, asupan kopi tinggi

- Asupan rendah kalsium dan tinggi fosfat

- Gaya hidup nyaman (kurang bergerak)

- Demensia dan/atau depresi

- Obat-obatan (steroid, fenitoin, heparin, warfarin)

Etiologi Osteoporosis pada Laki-laki1

1. Genetik

Laki-laki yang orang tuanya menderita osteoporosis, ternyata memiliki densitas massa

tulang yang lebih rendah dibandingkan laki-laki pada umumnya. Selain itu laki-laki yang

ibunya menderita fraktur panggul, ternyata memiliki resiko lebih tinggiuntuk menderita

fraktur vertebra. Sampai saat ini, tidak didapatkan gen spesifik yang mengatur massa

tulang dan resiko fraktur pada laki-laki.

6

Page 7: Osteoporosis Pada Laki-laki

2. Hipogonadisme

Hipogonadisme merupakan salah satu penyebab osteoporosis dan gagalnya pencapaian

puncak massa tulang pada laki-laki. Dalam hal ini, terappi pengganti testosterone

memiliki efek yang baik untuk meningkatkan massa tulang pada laki-laki dengan

hipogonadisme. Berbagai penyebab higonadisme pada laki-laki harus dicari pada laki-

laki dengan osteoporosis, misalnya dengan sindrom Klinefelter, hipogonadisme akibat

hipogonadotropin, hiperprolak-tinemia, orkitis akibat parotitis, kastrasi, dsb. Seringkali

pemeriksaan hipogonadisme pada laki-laki tidak mudah dideteksi, karena ukuran testes

yang tetap normal, libido yang tetap normal, kadar testosterone yang tetap normal

walaupun kadar luteinizxing hormone meningkat.

3. Involusi

Dengan bertambahnya umur, terjadi penurunan massa dan densitas tulang pada laki-laki,

kira-kira 3-4% per decade setelah umur 40 tahun. Setalah umur 50 tahun, kehilangan

massa tulang lebih besar lagi, walaupun demikian tetap lebih rendah dibandingkan

wanita. Resorpsi endosteal pada laki-laki, tampaknya dapat dikompensasi dengan formasi

periosteal, sehingga resiko fraktur dan densitas tulang tidak sehebat pada wanita. Pada

tulang trabekular, penurunan densitas massa tulang pada kedua jenis kelamin nampaknya

sama, tetapi korteks tulang trabekularv pada laki-laki lebih tebal dibandingkan pada

wanita, sehingga resiko fraktur juga lebih rendah.

4. Penyakit dan obat-obatan

Berbagai penyakit, obat-obatan dan gaya hidup dapat menyebabkan osteoporosis

sekunder pada laki-laki, misalnya glukokortikoid, merokok, alcohol, insufisien ginjal,

kelainan gastrointestinal dan hati, hiperparatiroidisme, hiperkalsiuria, antikonvulsan,

tirotoksikosis, imobilisasi lama, artiritis rematoid, dll.

5. Idiopatik

Sekitar 30% osteoporosis pada laki-lai ternyata tidak diketahui secara jelas penyababnya.

Diagnosis osteoporosis idiopatik ditegakkan setelah semua penyebab yang lain dpat

disingkirkan. Saat ini diduga terdapat hubungan antara osteoporosis idiopatik dengan

rendahnya IGF-I atau IGF-I binding protein 3 (IGFBP-3)

7

Page 8: Osteoporosis Pada Laki-laki

Patofisiologi

Seperti yang anda ketahui, massa tulang yang tampaknya keras dan kaku selalu dalam

siklus pergantian. Pembentukan tulang yang baru dan reabsorbsi terajdi selama hidup. Untuk

penambahan massa tulang, osteogensis harus melampaui reabsorbsi; ini terjadi dalam tahun-

tahun awal kehidupan. Mengikuti fase pertumbuhan, keseimbangan diperlukan sampai decade

ketiga. Pada keempat, kerangka tubuh kita mulai mengalami erosi sebagai tanda permulaan

osteoporosis. Masih merupakan perdebatan apakah kelainan ini terjadi akibat reabsorbsi yang

berlebihan, pembentukan tulang tidak adekuat, atau kombinasi dari kedua proses tersebut di atas

masih merupakan perdebatan.6

Osteogenesis dan osteolisis merupakan fenomena yang kompleks, dipengaruhi oleh

metabolic, nutrisi dan endokrin. Meskipun tinjuan yang mendetail dari homeostatis massa tulang

adalah diluar ruang lingkup kami, beberapa gambaran penting yang berkaitan dengan

pathogenesis dari osteoporosis perlu di ingat. Kalsium, merupakan komponen mineral utama

tulang, adalah jelas sangat penting untuk osteogenesis. Oleh karena adanya kalsium yang hilang

secara obligat melalui tinja, urin, maka masukan dan absorbsi yang adekuat adalah sangat

penting untuk mendapatkan keseimbangan kalsium yang positif. Absorbsi kalsium dari diet

dibantu oleh vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-[OH]2D3), dimana perubahan terjadi ditubulus

proksimal ginjal. Enzim 1-ᵅ-hidroksilase, bertanggung jawab terhadap perubahan vitamin D

kedalam bentuk aktifnya di ginjal, dimana enzim tersebut diaktikan oleh hormone paratiroid

(PTH). Hormon paratiroid mempunyai pengaruh yang kuat terhadap osteoklas, dimana ia

mempengaruhinya untuk meningkatkan reabsorbsi tulang, suatu keadaan yang dapat dipotensiasi

oleh karena kekurangan estrogen. Gangguan pada salah satu sistem pengaturan ini akan merusak

keseimbangan dimana kehilangan jaringan tulang melebihi pembentukannya. Sebagai contoh,

defisiensi kalsium dalam diet, dapat terjadi pada orang tua, akibat kurangnya masukan makanan

yang kaya kalsium. Absorbsi kalsium tampaknya menurun juga pada orang usi lanjut, mungkin

disebabkan karena menurunnya produksi vitamin D yang aktif dalam ginjal. Kedua keadaan

tersebut diatas cenderung menurunkan kadar kalsium dalam di dalam serum , tetapi tidak terjadi

hipokalsemia, oleh karena terjadi mobilisasi kalsium dari tulang dibawah pengaruh PTH. Jadi

keseimbangan kadar kalsium serum dipertahankan dengan adanya kalsium yang berasal dari

tulang. Hampir 15% penderita dengan osteoporosis menunjukkan peningkatan kadar PTH dalam

8

Page 9: Osteoporosis Pada Laki-laki

serum, menyokong dugaan bahwa urutan seperti yang digambarkan diatas mungkin berhubungan

dalam pathogenesis osteoporosis pada penderita ini.6

Dapat dipahami bahwa akibat dari hilangnya jaringan tulang akan lebih berat pada orang

yang sejak awalnya sudah memilik densitas tulang yang rendah. Hal ini dapat mendasari

perbedaan penampakan osteoporosis simptomatik pada berbagai macam ras dan subkelompok

jenis kelamin. Di Amerika Serikat; densitas maksimal dijumpai pada orang dewasa muda,

dimana jumlah terbesar terdapat pada laki-laki kulit hitam dan yang terendah pada wanita kulit

putih; laki-laki kulit putih dan wanita kulit hitam berada pada tingkat pertengahan. Karena

adanya hubungan antara usia dengan hilangnya jaringan tulang, maka dapat diperkirakan bahwa

wanita-wanita kulit putih, yamg mulai dengan tingkat densitas tulang yang terendah akan

mempunyai resiko tertinggi untuk timbulnya osteoporosis.

Kemajuan terakhir dalam bidang biologi molekular telah menghasilkan hipotesis mengenai

pathogenesis osteoporosis antara lain:7

- Perubahan terkait usia di sel dan matriks tulang menimbulkan dampak besar pada

metabolism tulang. Osteoblas pada lansia memperlihatkan penurunan potensi reprikastif

dan biosintetik disbanding orang muda. Protein-protein yang terikat matriks ekstrasel

juga kehilangan potensi biologiknya pada lansia, hingga akhirnya sel-sel pembentuk

tulang berkurang untuk membentuk tulang.

- Penurunan aktifitas fisik meningkatkan kecepatan pengurangan tulang karena gaya-gaya

mekanis yang sangat penting untuk remodeling tulang. Densitas tulang pada atlit lebih

besar daripada non-atlit.

- Faktor genetic, yaitu pada molekul reseptor vitamin D yang diturunkan berperan

menentuka sekitar 75% masa puncak maksimal yang dicapai.

- Status gizi kalsium tubuh jua penting. Pada remaja putri menagalami insufisiensi kalsium

dalam diet mereka, sehingga selama periode pertumbuhan tulang tidak tercapai

maksimal.

- Pengaruh hormon. Setelah menopause, wanita dpaat kehilangan 35% tulang koreks dan

50% tulang trabekular mereka dalam usia 30-40 tahun.

9

Page 10: Osteoporosis Pada Laki-laki

Manifestasi Klinik

Nyeri tulang terutama pada tulang belakang adalah keluhan yang sering dijumpai pada

penderita osteoporosis. Keadaan ini terjadi akibat runtuhnya corpus vertebrae akibat fraktur.

Dengan melemah dan kolapsnya korpus vertebra, tinggi individu dapat berkurang atau terjadi

kifosis. Tempat lain yang sering mengalami patah tulang adalah kolum femoris dan bagian distal

radius. Sering disertai trauma yang ringan. Gambaran radiologis kadang-kadang menunjukkan

peningkatan radiolusensi tulang, seringkali disertai fraktur kompresi dari tulang belakang.

Terakhir, teknik radiologik yang lebih sensitif seperti dual-beam photon absoptiometry

memberikan keterangan yang lebih akurat karena menyatakan jumlah mineral di dalam tulang

secara kuantitaf. Kadar alkali fosfatase, kalsium dan fosfor dalam serum secara khas berada

dalam batas normal, dan ini merupakan hal yang penting untuk membedakan osteoporosis

dengan osteomalasia, dimana keduanya dapat mempunyai gambaran radiologis yang sama.

Beberapa bahan yang kerjanya menghambat reabsorbsi tulang atau membantu osteogenesis,

dipergunakan dalam pengobatan osteoporosis primer.5 Pada tahun 2004, U.S General

mengidentifikasi fraktur trauma rendah sebagai kejadian sentinel yang menunjukkan kesehatan

tulang yang buruk yang harus dianggap sebagai indikasi untuk skrining densitas tulang, bahkan

pada individu berusia muda atau orang lain yang tidak dianggap beresiko tinggi mengalami

osteoporosis.3

Komplikasi

Fraktur pangkal paha , pergelangan tangan, kolumna vertebralis, dan panggul.

Hospitalisasi, penempatan di nursing home, dan penurunan kemampuan untuk melakukan

aktifitas hidup sehari-hari dapat terjadi setelah fraktur osteoporosis.3

10

Page 11: Osteoporosis Pada Laki-laki

Terapi1

Secara teoritis, osteoporosis dapat diobati dengan cara mengahambat kerja osteoklas

(antiresorptif) dan/atau meningkatkan kerja osteoblas (stimulator tulang). Walaupun demimikian,

obat yang beredar pada umumnya bersifat resorptif. Yang termasuk golongan obat anti resorptif

adalah estrogen, anti estrogen, bifosfonat dan kalsitonin. Sedangkan yang termasuk stimulator

tulang adalah Na- flourida dan PTH. Kalsium dan vitamin D tidak mempunyai efek anti resorptif

maupun stimulator tulang, tetapi diperlukan untuk optimalisasi mineralisasi osteoid setelah

proses formasi oleh osteoblas.

- Bifosfonat

Merupakan obat yang dipakai buat pengobatan osteoporosis, abik sebagai pengobatan

alternatif setelah terapi pengganti hormonal pada wanita osteoporosis, maupun

osteoporosis pada laki-laki dan osteoporosis akibat steroid. Bifosfonat dapat mengurangi

resorpsi tulang oleh osteoklas dengan cara berikatan pada permukaaan tulang dan

menghambat kerja osteoklas dengan cara mengurangi produksi proton dan enzim

lisosomal di bawah osteoklas. Pemberian bifosfonat oral akan diabsorpsi di usus halus

dan absorpsinya sangat buruk, kurang dari 5% dari dosis yang diminum. Bifosfonat harus

diminum dengan air, idealnya pada pagi hari pada waktu bangun tidur dalam keadaan

perut kosong. Selain itu pasien tidak diperkenankan makan apapun, minimal selama 30

menit, dan selama itupasien harus dalam posisi tegak, tidak boleh berbaring. Khusus

untuk etidronat, dapat diberikan 2 jam sebelum atau selepas makan, kerana absorpsinya

tidak terlalu dipengaruhi makanan.

Beberapa preparat bifosfonat adalah seperti berikut:

Etidronat Untuk terapi osteoporosis, dapat diberikan

dosis 400 mg/hari Selama 2 minggu,

dilanjutkan dengan suplementasi kalsium 500

mg/hari selama 76 hari. Siklus diulang setiap 3

bulan.

Klodronat Untuk osteoporosis, klodronat dapat diberikan

dengan dosis 400 mg/hari selama sebulan

11

Page 12: Osteoporosis Pada Laki-laki

dilanjutkan dengan suplementasi kalsium

selama 2 bulan. Siklus dapat diulang setiap 3

bulan.

Pamidronat Pamidronat biasanya diberikan melalui infus

intravena.

Alendronat Merupakan aminobifosfat yang sangat poten.

Untuk terapi osteoporosis, dapat diberikan

dosis 10mg/hari setiap hari secara kontinyu,

kerana tidak menggangu mineralisasi tulang.

Risedronat Untuk terapi osteoporosis, diperlukan dosis

5mg/hari secara kontinyu.efektif bagi

mengatasi osteoporosis dan mengurangi risiko

fraktur pada wanita dengan osteoporosis pasca

menopause.

Asam Zoledronat Merupakan bifosfat terkuat saat ini. Untuk

pengobatan osteoporosis, cukup diberikan

dosis 4 mg per tahun.

- Kalsitonin

Berfungsi sebagai penghambat osteoklas. Selain itu, kalsiotonin juga mempunyai efek

menghambat osteosit dan meransang osteoblas, tetapi efek ini masih kontroversial.

Pemberiannya secara intranasal, nampaknya akan mempermudah penggunaan daripada

preparat injeksi yang pertama kali diproduksi. Dosis yang dianjurkan untuk pemberian

intranasal adalah 200 U per hari. Kadar puncak di dalam plasma akan tercapai dalam

waktu 20-30 menit, dan akan dimetabolisme dengan cepat di ginjal.

- Terapi kombinasi

Kombinasi antara 2 antiresorptif atau antiresorptif dan stimulator tulang, tujuan terapi

kombinasi adalah untuk mendapatkan efek maksimal 2 macam obat yangberbeda

mekanismenya, dan mendapatkan efek ekstraskeletal khusus dari obat masing-masing.

12

Page 13: Osteoporosis Pada Laki-laki

Kombinasi etidronat dan estrogen memberikan hasil yang baik, baik pada wanita yang

baru menopause, maupun wanita yang osteoporosis pasca menopause.

Edukasi dan Pencegahan4

- Anjurkan pasien melakukan aktivitas fisik yang teratur untuk memelihara

kekuatan,kelenturan dan koordinasi system neuromuskuler serta kebugaran sehingga

dapat mencegah risiko jatuh.Berbagai latihan yang dapat dilakukan meliputi berjalan

30 -60 menit/hari ,bersepeda atau berenang

- Jaga asupan kalsium 1000-1500 mg/ hari,baik melalui makanan sehari-hari atau

suplemen

- Hindari merokok dan minuman alcohol

- Diagnosis dini dan terapi yang tepat terhadap defesiensi testosterone pada laki-laki

dan menopause awal pada wanita

- Kenali berbagai penyakit dan obat-obatan yang dapat menimbulkan osteoporosis

- Hindari mengangkat barang-barang berat pada pasien yang sudah pasti osteoporosis

- Hindari berbagai hal yang dapat menyebabkan pasien jatuh,misalnya lantai yang

licin ,obat-obat sedative,dan obat anti hipertensi yang dapat menyebabkan hipotensi

ortistatik

- Hindari defesiensi vitamin D ,terutama kepada orang-orang yang kurang terpajan

sinar matahari atau pada pasien dengan fotosensitivitas seperti SLE

- Hindari peningkatan ekskresi kalsium lewat ginjal dengan membatasi asupan natrium

sampai 3 g / hari

- Pada pasien yang memerlukan glukokortikoid dosis tinggi dan jangka

panjang,usahakan pemberian glukokortikoid pada dosis serendah mungkin dan

sesingkat mungkin

- Pada pasien arthritis rheumatoid dan arthritis inflamasi yang lain,sangat penting

mengatasi nyeri dan penurunan densitas massa tulang akibat arthritis inflamasi yang

aktif

13

Page 14: Osteoporosis Pada Laki-laki

Prognosis

Pada penderita osteoporosis, sebaiknya sedini mungkin melakukan pemeriksaan dan

pengobatan. Bila sudah melakukan pengobatan selama 1-2 tahun dapat dilakukan pemeriksaan

densitometri untuk menilai peningkatan densitas tulangnya. Pemeriksaan biokimia tulang juga

perlu dilakukan untuk evaluasi pengobatan tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa lebih baik

sedini mungkin maksimalkan kepadatan tulang, selagi masih muda sebelum terlambat.    

Kesimpulan

Osteoporosis disebabkan bukan hanya karena faktor usia, namun dapat disebabkan karena

kurangnya asupan mineral yaitu kalsium dan vitamin D dan gaya hidup yang nyaman misalnya

jarang bergerak dan berolahraga.

Daftar Pustaka

1. Sudoyo AW, Setyohadi B, Idrus A, Sumadibrata MK, Setiati S. Buku ajar penyakit

dalam.Jilid 3.Edisi 5. Jakarta: Internal Publishing;2009.h.2655-73.

2. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.Edisi 6.

Jakarta: EGC; 2006.h.1381-5

3. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2009.h.340-2, 346-8.

4. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga;2005.h.380-2.

5. Brashers VL. Aplikasi klinis patofosiologi:pemeriksaan dan manajemen.Jakarta: EGC;

2008.h.337.

6. Robins, Kumar. Buku ajar patologi II. Edisi 4. Jakarta:EGC; 1995.h.454-5.

7. Kumar V, Abbas AK, Fautso N. Robbins & Cotran dasar patologis penyakit. Edisi 7.

Jakarta: EGC; 2010.h.1387-8.

14