OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di...

43
BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AKUAKULTUR OSMOREGULASI NAMA : NIM : KELOMPOK : NAMA ASISTEN : PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

Transcript of OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di...

Page 1: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AKUAKULTUR

OSMOREGULASI

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

NAMA ASISTEN :

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 2: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu hal yang harus dihadapi oleh ikan sebagai organisme yang hidup

dalam media air adalah adanya tekanan osmotik tubuhnya. Peranan proses

osmoregulasi sangat vital dalam menjaga tekanan osmotik tubuh ikan. Dalam

upaya beradaptasi dengan lingkungan tempat ia hidup, ia harus mengatur

keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya agar tidak kelebihan atau

kekurangan air (Syakirin, 2007).

Osmoregulasi merupakan bagian penting dalam fisiologi ikan. Ikan bertulang

belakang menjaga osmolalitas cairan tubuh mereka dengan melakukan

osmoregulasi. Ikan air laut kehilangan sepertiga cairan tubuh mereka untuk menjaga

keseimbangan cairan tubuh mereka dengan cara banyak minum dan mengeluarkan

sedikit urine. Ikan air tawar mempertahankan keseimbangan cairan tubuh mereka

dengan cara sedikit minum dan mengeluarkan banyak urine. Insang, ginjal dan usus

merupakan organ utama osmoregulasi dan memiliki peran yang berbeda-beda

untuk menjaga cairan tubuh ikan (Wong et al., 2014).

Menurut Amrillah, et al. (2015), proses osmoregulasi terjadi juga pada

hewan perairan. Osmoregulasi merupakan upaya untuk mengontrol

keseimbangan ion-ion yang terdapat di dalam tubuhnya dengan lingkungannya

melalui sel permeabel. Osmoregulasi terjadi karena perbedaan tekanan osmotik

antara cairan dalam tubuh dengan media (cairan luar tubuh). Proses

osmoregulasi ini sangat mempengaruhi metabolisme tubuh hewan perairan dalam

menghasilkan energi.

Hubungan erat terjadi antara kadar garam yang terlarut atau salinitas dan

faktor lain dalam perairan tempat hidup ikan dengan respirasi atau pernapasan

ikan. Jumlah pernafasan ikan dapat berubah apabila kondisi lingkungannya juga

Page 3: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

berubah, dalam hal ini dengan terjadinya perubahan salinitas air. Organisme yang

tidak mampu menoleransi perubahan ini tidak dapat bertahan hidup, sehingga

peran osmoregulasi penting dalam proses fisiologis ikan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengerti dan memahami

peranan salinitas terhadap kehidupan ikan dan proses-proses fisiologis yang

berkaitan dengannya.

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan (Mahasiswa) dapat

melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh salinitas air (lingkungan) yang

berbeda terhadap kelangsungan hidup ikan.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur dilaksanakan materi osmoregulasi

dilaksanakan pada tanggal 17 November 2018 di Laboratorium Budidaya Ikan

Divisi Reproduksi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Brawijaya Malang.

Page 4: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Osmoregulasi

Osmoregulasi adalah upaya yang dilakukan hewan akuatik untuk

mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui

mekanisme pengaturan tekanan osmotik sehingga proses-proses fisiologis

dalam tubuh berjalan normal (Ardi, et al., 2016), dalam osmoregulasi terdapat

proses:

1. Transpor Aktif: Transpor aktif adalah pergerakan zat-zat yang disebabkan

perbedaan konsentrasi di antaranya. Proses ini membutuhkan protein

pembawa (karier) dan energi. Pada transpor aktif primer, energi diperoleh dari

hidrolisis ATP, sedangkan pada transpor aktif sekunder, sumber energi

adalah gradien elektrokimia Na+ atau H +. Contoh: Pompa Ca2+ pada sel otot

dan Pompa Na+ dan K+ pada setiap sel. Pompa Na+ dan K+ bekerja untuk

mempertahankan Na diluar sel tetap lebih tinggi daripada didalam sel, dan

kadar Kalium didalam sel tetap lebih tinggi daripada diluar sel (Isnaeni,

2006).

2. Difusi: Difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

rendah. Konsentrasi larutan detergen lebih tinggi dari sitoplasma sehingga

partikel detergen berdifusi dari larutan ke sel-sel pada insang ikan dan

insang pun akhirnya membengkak, kemudian mengalami plasmolisis

(pecahnya sel) sehingga ikan akan mengeluarkan lendir. Setelah itu ikan

akan kehilangan organ untuk bernafas pada akhirnya ikan lemas dan mati

(Inayah, 2016).

a. Osmosis: Menurut Ariyanti dan Widiasa (2011), perpindahan zat

pelarut (konsentrasi rendah) ke zat terlarut (konsentrasi tinggi) melalui

lapisan semipermeabel (zat pelarut berpindah).

Page 5: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

b. Dialisis: Dialisis merupakan pergerakan molekul (zat terlarut) dengan

cara difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui

membran semipermeabel (Amaliyah, et al., 2014).

2.2 Membran Osmoregulasi (menurut Pudjaatmaka dan Qodratillah, 2002).

Membran Permeabel adalah membrane yang dapat ditembus zat

perlarut dan zat terlarut. Membran semipermeabel adalah membran yang dapat

ditembus (permeabel) oleh beberapa zat, tetapi tidak dapat ditembus

(impermeabel) oleh zat yang lain. Membran Impermeabel adalah membran tak

terlewati.

2.3 Pola Regulasi Ion dan Air (Fujaya, 2008).

Regulasi Hipertonik atau hiperosmotik ialah pengaturan secara aktif

konsentrasi cairan tubuh yang lebih tinggi dari konsentrasi media/

lingkungan, contoh pada ikan air tawar. Regulasi Hipotonik atau Hipoosmotik

ialah pengaturan secara aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih rendah dari

konsentrasi media/lingkungan, contoh pada ikan Air Laut. Regulasi Isotonik

atau Isotonis ialah konsentrasi cairan tubuh = konsentrasi media, misalnya

ikan-ikan yang hidup pada daerah estuari.

2.4 Toleransi Ikan atau Hewan Air terhadap Salinitas

Menurut Ghufran dan Kordi (2010), toleransi ikan atau hewan air

terhadap salinitas, yaitu: Euryhaline merupakan ikan yang dapat beradaptasi

pada kisaran salinitas yang cukup luas, contoh ikan bandeng (Chanos chanos),

ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan kakap putih (Lates calcarifer) dan Ikan

Mujair (Oreochromis mossambica). Stenohalyne merupakan ikan yang

mempunyai toleransi salinitas yang kecil atau sempit, contoh Ikan layang

(Decapterus ruselli), ikan queen angelfish (Holocanthus ciliaris), ikan lele

Page 6: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

(Clarias sp), ikan mas (Cyprinus carpio), ikan zebra (Dascyllus melanurus).

2.5 Organ pada ikan yang berperan dalam proses osmoregulasi

Menurut Martin, et al., (2000), sel chloride dalam Insang berfungsi

untruk transport dan memompa ion-ion (Na+, K+, Ca+, Mg2+, Cl-). Menurut

Burhanuddin (2014), kulit berguna untuk osmoregulasi karena sebagai lapisan

semi-permeabel. Menurut Robert (2010), pada ikan teleostei, ginjal berfungsi

untuk osmoregulasi. Bagian ginjal ikan Teleostei adalah neuphron yang terdiri

dari glomerulus untuk menyaring, dan tubulus yang berfungsi untuk menyerap

cairan dan diubah menjadi urin. Menurut Greenwell, et al. (2003), dinding usus

bersifat permeabel yang dapat menyerap air dan ion-ion terutama untuk

menyerap ion-ion Mg.

2.6 Faktor yang mempengaruhi proses osmoregulasi

• Internal:

1. Aktivitas

2. Ukuran

3. Umur

4. Genetik

5. Spesies

6. Migrasi (Katadromus dan Anadromus)

• Eksternal (Boyd and Tucker,1998).

1. pH

2. Salinitas

3. Suhu

Page 7: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

2.7 Proses Omoregulasi pada Ikan Air Tawar

Menurut Pamungkas (2012), cairan tubuh ikan air tawar mempunyai

tekanan yang lebih besar dari lingkungan sehingga garam-garam cenderung

keluar dari tubuh (hiperosmotik). Sehingga air dari lingkungan cenderung masuk

ke dalam tubuh ikan secara difusi melalui permukaan tubuh yang bersifat

permeabel. Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak

minum air, kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi

urinnya encer, dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang.

2.8 Proses Osmoregulasi pada Ikan Air Laut

Menurut Lantu (2010), untuk ikan air laut, air laut mengandung

konsentrasi garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan garam

yang ada di tubuh ikan (hipoosmotik). Sebagai hasilnya, air banyak keluar dari

tubuh dan garam cenderung masuk ke tubuh ikan sehingga ikan harus

menggunakan ginjalnya untuk mengelurkan kelebihan garam dalam bentuk urin

yang pekat. Sedangkan untuk menghindari kekurangan air, ikan air laut akan

banyak minum.

2.8.1 Teleostei Diadorm dan Euryhaline (ikan bertulang sejati yang

bermigrasi antara air laut dan air tawar)

Hipoosmotik terhadap air laut, hiperosmotik terhadap air tawar. Menurut

Rahardjo et al., (2011), ikan salmon dan sidat ketika menghuni perairan tawar

tidak minum air, tetapi ketika di laut minum air 4-15 persen dari bobot tubuhnya.

Fungsi ginjal pun juga berubah dengan laju filtrasi di glomerulus sangat menurun

dan penyerapan kembali di tubuli ginjal meningkat sehingga air seni yang

dikeluarkan turun menjadi sekitar 10 persen dari volume air seni di perairan

tawar.

Page 8: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

2.8.2 Hagfish

Menurut Bone and Moore (2008), volume darah ikan hagfish sangat

isotonis terhadap air laut sehingga tidak berosmoregulasi, melainkan hanya

regulasi ion karena komposisi Na+ dan Cl- dalam darah hagfish sama dengan

yang di air laut.

2.8.3 Elasmobranchii (Ikan Bertulang Rawan)

Menurut Affandi dan Usman (2002), ikan elasmobranchii menyimpan

urea dan trimethilamin oxides (TMAO) di dalam darah agar cairan di dalam

tubuhnya isotonic atau sedikit hipertonik dari lingkungan. Sedangkan untuk

mempertahankan homoestatis ion, ia akan mengekresikan garam (NaCl)

bukan dari insang melainkan dari rectal gland.

2.9 Sebab-Sebab Hewan Air Berosmoregulasi (Fujaya, 2008).

Harus seimbang antara substansi tubuh dan lingkungan. Adanya

membran sel permeabel sebagai tempat lewatnya beberapa substansi yang

bergerak cepat. Perbedaan tekanan osmosis cairan tubuh dan lingkungan.

2.9.1 Salinitas Perairan (Kadar Garam Terlarut)

Menurut Ghufran dan Kordi (2010):

• Air Tawar : 0 – 0,5 ppt

• Air Payau : 0,5-17 ppt

• Air Payau : >17 ppt

• Umumnya ikan laut memijah pada perairan dengan salinitas

tinggi antara 30 – 35 ppt.

2.10 Derajat Keasaman (pH)

pH air pemeliharaan larva ikan yang baik : 7,75 – 8,21 (Yusuf, et al., 2014).

pH air yang cocok untuk semua jenis ikan : 6,7 – 8,6 (Susanto, 2009). pH air untuk

Page 9: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

ikan yang hidup di rawa-rawa : 4 – 9.Misal ikan Sepat Siam (Susanto, 2009).

pH pertumbuhan optimal ikan : 7 – 8 (Ghufran dan Kordi, 2010). pH air akan

mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena memengaruhi kehidupan jasad

renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat membunuh ikan. Pada

pH rendah (keasaman tinggi), DO berkurang, akibatnya konsumsi oksigen

menurun, aktivitas pernapasan naik, dan selera makan berkurang. Hal yang

sebaliknya terjadi pada suasana basa (Ghufran dan Kordi, 2010).

2.11 Komposisi cairan dalam empedu (Sheriha, et al., 2014)

1. Biliverdin (biru).

2. Bilirubin (kuning/ urobilin) 0,3%

3. Air

4. Kolestrol 4%

5. Lemak 22%

2.12 Rumus Bujur Sangkar

Larutan I = 2 ppt, larutan II = 45 ppt. Pembuatan larutan dengan

konsentrasi 15 ppt sebanyak 10 liter dibutuhkan berapa liter dari masing-

masing larutan?

Larutan I 2 30

15 (konsentrasi larutan yang dibutuhkan)

Larutan II 45 13 +

43

Larutan I = liter = 6,98 liter

Larutan II = liter = 3,20 liter

Page 10: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat dan fungsinya a. Pengamatan Empedu

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

osmoregulasi pengamatan empedu adalah :

• Freezer :

• Toples kapasitas 3 L :

• Kamera digital :

• Nampan :

• Stopwatch :

• Gunting :

• Bak besar :

• Penggaris :

• Timbangan OZ :

• Timbangan digital :

b. Toleransi Salinitas

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

osmoregulasi pengamatan empedu adalah :

• Toples kapasitas 3 L :

• Kamera digital :

• Timbangan digital :

• Stopwatch :

• Seser :

• Aerator set :

• Kabel roll :

Page 11: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

• Beaker glass :

• Penggaris :

• Akuarium :

• Nampan :

3.1.2 Bahan dan fungsinya a. Pengamatan empedu Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

osmoregulasi pengamatan empedu adalah :

• Empedu sapi :

• Air bersalinitas :

• Benang Kasur :

• Air laut :

• Kertas Label :

• Garam grasak (NaCl) :

• Tisu :

b. Toleransi Salinitas

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

osmoregulasi toleransi salinitas adalah :

• Ikan Nila (Oreochromis niloticus) :

• Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) :

• Ikan Damsel biru (Chrysiptera cyanea) :

• Trash Bag :

• Air Tawar :

• Air laut :

• Garam grasak (NaCl) :

• Kertas label :

• Tisu :

Page 12: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

3.2 Skema Kerja 3.2.1 Pengamatan Empedu

Toples

-Diisi air 2,25 liter

NaCl

-Ditimbang sesuai dengan toleransi yang diinginkan -Dilarutkan ke dalam air

Empedu

-Ditimbang berat awal (W0) -Dimasukkan ke dalam toples dengan perlakuan:

Meja 1 : 0 ppt Meja 2 : 10 ppt Meja 3 : 20 ppt Meja 4 : 30 ppt Meja 5 : 40 ppt

-Diamati perubahannya setiap 20 menit selama 2 jam -Ditimbang berat akhir (Wt)

Hasil 3.2.2. Toleransi Salinitas

Toples

- Diisi air 2,25 liter

NaCl

- Ditimbang sesuai toleransi yang diinginkan - Dilarutkan ke dalam air

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Ikan Damsel (Chrysiptera cyanea) Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus)

- Ditimbang ikan sebagai berat awal (W0)

- Dimasukkan ikan ke dalam toples dan diberi perlakuan: Meja 1 = 0 ppt Meja 2 = 10 ppt Meja 3 = 20 ppt Meja 4 = 30 ppt Meja 5 = 40 ppt

-Diamati tingkah laku setiap 20 menit selama 2 jam -Ditimbang berat akhir (Wt)

Hasil

Page 13: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AKUAKULTUR

HEMATOLOGI

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

NAMA ASISTEN :

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 14: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari cara penilaian darah. Nilai

hematologi berguna untuk menilai kondisi kesehatan dan sebagai acuan nilai awal

atau kontrol dalam suatu penelitian. Adanya gangguan metabolisme, penyakit,

kerusakan struktur atau fungsi organ, pengaruh agen atau obat, dan stres dapat

diketahui dari perubahan profil darah. Keadaan komposisi darah putih dan darah

merah dari organisme dapat dijadikan acuan untuk menilai kondisi kesehatan

organisme tersebut (Fitria dan Sarto, 2014).

Peran utama darah secara umum adalah mengintegrasikan fungsi tubuh

dan memenuhi kebutuhan jaringan khusus. Peran ini dilakukan melalui

transportasi, regulasi dan mekanisme perlindungan. Darah mengirimkan oksigen,

nutrient, produk sisa, dari satu tempat ke tempat lain. Regulasi dilakukan melalui

buffer dalam darah, protein plasma dan transpor panas. Fungsi perlindungan

darah mencakup antibodi dan fagosit untuk melindungi terhadap penyakit serta

faktor-faktor dalam homeostasis (Tambayong, 2000).

Sistem pertahanan alami seperti makrofag dapat dikatakan sebagai kunci

terpenting dalam merespon patogen yang masuk tanpa menunggu waktu

adaptasi. Sel fagosit melakuan kerjanya tanpa memerlukan spesifikasi antigen dan

tidak memerlukan waktu yang banyak. Sel fagosit pada udang diperankan oleh

hemosit terutama sel hyalin. Sel hyalin berperan dalam proses fagositosis mikroba

yang masuk ke dalam tubuh saat terjadinya infeksi (Rozik, 2014).

Page 15: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan

struktur darah secara umum pada ikan serta mengetahui mekanisme dan alat-alat

yang berkenaan dengan peredaran darah.

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan (mahasiswa) dapat

melakukan pengamatan sel darah, menghitung sel darah dan mengetahui struktur

sel darah.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi hematologi dilaksanakan

pada tanggal 17 November 2018 di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Reproduksi

Ikan dan Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Parasit dan Penyakit Ikan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

Page 16: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hematologi

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah, organ pembentuk

darah dan penyakitnya (Arifin, et al., 2012). Menurut Fitria, et al. (2016), hematologi

adalah ilmu yang mempelajari pemeriksaan kondisi sel-sel darah perifer dalam

kondisi normal maupun patologis. Pemeriksaan darah dapat menunjukkan kondisi

kesehatan hewan.

2.2 Pengertian Darah

Darah adalah cairan yang terkandung dalam sistem kardiovaskular. Unsur

cairan darah adalah plasma dan unsur-unsur pembentuk darah meliputi eritrosit,

leukosit dan trombosit. Fungsi utama darah antara lain oksigenasi jaringan, gizi

jaringan, pemeliharaan keseimbangan asam-basa dan pembuangan produk

limbah metabolisme dari jaringan (Noercholis, et al., 2013).

2.3 Komponen Darah

Menurut Handayani dan Haribowo (2008), komponen penyusun darah

adalah sebagai berikut:

a. Plasma darah (cairan)

b. Sel-sel darah (komponen seluler)

Sel-sel darah meliputi Eritrosit (sel darah merah), trombosit (keping darah),

Leukosit (sel darah putih). Leukosit dibagi menjadi dua:

1. Granulosit (terdapat butir atau granula dalam sitoplasma)

• Neutrofil

• Eosinofil

• Basofil

Page 17: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

2. Agranulosit (tidak terdapat butir-butir)

• Monosit

• Limfosit

Menurut Sumardjo (2008), darah tersusun atas dua komponen yaitu

sebagai berikut:

1. Substansi padat, volumenya terdiri atas 45 persen yang terdiri atas sel-sel darah

merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku (trombosit).

2. Substansi cair, volumenya sekitar 55 persen yang disebut plasma darah.

Sebagian besar plasma darah (90 sampai 92 persen) tersusun atas air dan

bahan- bahan kimia terlarut lainnya.

2.4 Fungsi Darah

Menurut Handayani dan Haribowo (2008), fungsi darah dalam tubuh

sebagai berikut:

a. Transportasi : mengambil O2, mengangkut CO2 dan mengedarkan sari-sari

makanan serta hormon.

b. Termoregulasi : pengatur suhu tubuh, yaitu menyebarkan panas ke seluruh

tubuh.

c. Imunitas : mengandung antibodi yaitu sebagai pertahanan tubuh terhadap

serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan

antibodi atau zat-zat anti racun.

d. Homeostasis : mengatur keseimbangan zat, pH dan regulator

Fungsi darah dalam tubuh menurut Sumardjo (2008), antara lain:

a) Alat transportasi berbagai jenis bahan kimia, seperti transportasi bahan

makanan yang akan diserap pada usus ke jaringan-jaringan yang membutuhkan,

zat sampah atau sisa metabolisme ke organ ekskretori.

Page 18: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

b) Sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dan benda asing oleh sel

darah putih

c) Pengatur stabilitas suhu dalam tubuh, keseimbangan cairan darah dan cairan

jaringan dan pemeliharaan kesetimbangan asam basa dalam tubuh.

2.5 Sistem Peredaran Darah pada Hewan Akuakultur

Sistem peredaran pada hewan akuakultur terdapat dua macam yaitu:

a. Sistem Peredaran Darah Terbuka

Sistem peredaran darah terbuka yaitu sistem peredaran darah tidak melalui

pembuluh darah. Hewan yang memiliki sistem peredaran darah tertutup yaitu

crustasea, contohnya udang windu (Penaeus monodon). Udang windu (Penaeus

monodon) memiliki sistem sirkulasi darah terbuka dimana cairan darah dan sel

darahnya masing-masing dikenal dengan istilah hemolim dan hemosit. Hemosit

merupakan sel darah udang yang memiliki fungsi sama seperti sel darah putih

pada vertebrata dan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu sel hyalin,

semigranular dan granular. Sel hyalin berperan dalam proses fagositosis sehingga

jumlah total sel hyalin berubah-ubah agar diperoleh keadaan homeostasis (Rozik,

2014).

b. Sistem Peredaran Darah Tertutup

Sistem peredaran darah tertutup yaitu sistem peredaran yang melewati

pembuluh darah. Hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah (satu kali

melewati jantung). Ikan memiliki sistem peredaran darah tunggal. Sistem

peredaran darah tunggal yaitu hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah,

yakni darah dari jantung dipompa ke insang untuk melakukan pertukaran gas

kemudian dialirkan ke berbagai organ tubuh. Setelah itu darah akan kembali ke

jantung (Mahyuddin, 2008).

Page 19: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

Berikut pola sistem peredaran darah tunggal

Gambar. Peredaran Darah pada Ikan

2.6 Proses Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah menurut Tangkery, et al. (2013) yaitu:

Luka – trombosit pecah – mengaktifkan enzim trombokinase – bantuan ion Ca2+

+ K – protombin – trombin – fibrinogen – fibrin – Luka Tertutup.

2.7 Antikoagulan

Antikoagulan adalah zat yang dapat mencegah pembekuan darah. Antikoagulan

dibagi menjadi dua yaitu:

1. Buatan : Contoh antikoagulan buatan menurut Lessy, et al. (2013), yaitu

• EDTA (Etilen Diamine Tetra Acid)

• Na-sitrat

• Na-fis

• Heparin

Page 20: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

2. Alami : Contoh koagulan alami yaitu

• Lintah (hirudin) (Widaswara, et al., 2012).

• Lamprey (Li, et al., 2018).

• Kelelawar (draculin) (Low, et al., 2013).

2.8 Pola Termoregulasi

Menurut Merta, et al. (2016), pola termoregulasi dibagi menjadi dua:

1. Poikiloterm (berdarah dingin) : Bisa menyesuaikan dengan suhu lingkungan.

Contoh : Ikan.

2. Homoiterm (berdarah panas) : Tidak bisa menyesuaikan diri dengan suhu

lingkungan. Contoh : Mamalia.

2.9 Sistem Imun pada Ikan

Ikan memiliki sistem imun yang spesifik dan non spesifik. Sistem imun

spesifik dan non spesifik pada ikan memiliki sel B dan sel T. Menurut Utami, et al.

(2013), mekanisme kerja limfosit untuk sistem kekebalan tubuh dengan cara

mengenali antigen melalui reseptor spesifik pada membran sel. Pada limfosit T,

ketika tubuh atau jaringan terpapar oleh antigen, maka limfosit T tidak mampu

mengenal antigen tanpa melalui reseptor spesifik. Sel reseptor spesifik akan

membuat sel T lebih cepat mengenali antigen yang ada sehingga langsung

memberikan reaksi kekebalan dan menstimulasi sel B untuk mengeluarkan

antibodi alami. Antibodi alami dalam tubuh tersebut berguna untuk melawan

antigen atau penyakit tersebut.

2.10 Sistem Imun pada Udang

Sistem imun pada udang tidak sama dengan sistem imun ikan. Menurut

Ramadhani, et al. (2017), sistem imun pada udang bertumpu pada sistem imun

nonspesifik, karena udang diyakini tidak memiliki reseptor pengingat terhadap

Page 21: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

patogen. Namun sistem imun non-spesifik pada udang cukup efektif sebagai

pertahanan utama. Pertahanan tersebut terdapat pada hemosit yang berperan

dalam sistem imun seluler dan hormonal. Sistem pertahanan ini akan aktif ketika

menerima rangsangan berupa protein dan karbohidrat seperti lipopolisakarida,

peptidoglikan, dan β-glukan yang dimiliki oleh bakteri, jamur, dan protozoa.

Page 22: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat dan Fungsinya a. Pengambilan Sampel Darah

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

hematologi tentang pengambilan sampel darah adalah:

• Lap basah :

• Nampan :

• Ember :

• Botol vial :

• Beaker glass :

• Sprayer :

• Kamera digital :

• Akuarium :

b. Pembuatan Film Darah Tipis

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

hematologi tentang pembuatan film darah tipis adalah:

• Object glass :

• Pipet tetes :

• Nampan :

• Kamera digital :

• Washing bottle :

• Mikroskop binokuler :

Page 23: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

c. Perhitungan Eritrosit

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

hematologi tentang perhitungan eritrosit adalah:

• Haemocytometer :

• Pipet toma 0,5 ml :

• Cover glass :

• Mikroskop binokuler :

• Nampan :

• Handtally counter :

• Kamera digital :

d. Perhitungan Leukosit

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

hematologi tentang perhitungan leukosit adalah:

• Haemocytometer :

• Pipet toma 0,5 ml :

• Cover glass :

• Mikroskop binokuler :

• Nampan :

• Handtally counter :

• Kamera digital :

e. Perhitungan Hemoglobin

Alat yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

hematologi tentang perhitungan hemoglobin adalah :

• Washing bottle :

• Tabung sahli :

• Sahlimeter :

Page 24: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

• Pipet sahli :

• Kotak standar warna sahli :

• Pipet tetes :

• Kamera digital :

• Haemocytometer :

• Ember :

3.1.2 Bahan dan Fungsinya a. Pengambilan Sampel Darah

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

hematologi tentang pengambilan sampel darah adalah:

• Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) :

• Alkohol 70 % :

• Na Sitrat :

• Tisu :

• Kertas label :

• Kapas :

• Spuit 3 ml :

• Tube 1,5 ml :

• Trash bag :

• Na Fis :

b. Pembuatan Film Darah Tipis

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

hematologi tentang pembuatan film darah tipis adalah:

• Giemsa :

• Methanol :

• Akuades :

Page 25: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

• Sampel darah ikan lele dumbo : (Clarias gariepinus)

• Tisu :

• Kertas label :

• Spuit 3 ml :

• Tube 1,5 ml :

c. Perhitungan Eritrosit

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

hematologi tentang perhitungan eritrosit adalah:

• Larutan Hayem :

• Akuades :

• Sampel darah ikan lele dumbo : (Clarias gariepinus)

• Tisu :

• Kertas label :

• Tube 1,5 ml :

• Na Sitrat :

d. Perhitungan Leukosit

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

hematologi tentang perhitungan leukosit adalah:

• Larutan Turk :

• Akuades :

• Sampel darah ikan lele dumbo : (Clarias gariepinus)

• Tisu :

• Kertas label :

• Tube 1,5 ml :

Page 26: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

• Na Sitrat :

e. Perhitungan Hemoglobin

Bahan yang digunakan pada praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur materi

hematologi tentang perhitungan hemoglobin adalah:

• HCl 0,1 N :

• Akuades :

• Sampel darah ikan lele dumbo : (Clarias gariepinus)

• Tisu :

• Kertas label :

• Tube 1,5 ml :

• Air :

Page 27: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

3.2 Skema Kerja 3.2.1 Pengambilan Sampel Darah

-Diaseptiskan dengan alkohol 70 %

-Dibilas dengan antikoagulan (Na Sitrat) 0,1 ml

-Diaseptiskan bagian yang akan disuntik dengan alkohol 70 %

-Diambil darahnya dari linea lateralis

-Darah dimasukkan ke dalam tube

3.2.2 Pembuatan Film Darah Tipis

-Diteteskan pada objek glass (1 tetes)

-Diratakan dengan metode smear

-Difiksasi dengan methanol (5-6 tetes) selama 5 menit

-Diwarnai dengan pewarna giemsa (1-2 tetes) selama 1-2 menit

-Dibilas dengan aquades

-Dikeringkan selama 2 menit

-Diamati dibawah mikroskop

-Didokumentasikan

Spuit 3 ml Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Hasil

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Darah Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus)

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Hasil

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Page 28: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

3.2.3 Perhitungan Eritrosit

-Diambil dengan pipet toma sampai skala 0,5

-Dicampur dengan larutan hayem sampai skala 101

-Dihomogenkan

-Dibuang 3 tetes pertama

-Diteteskan ke haemochytometer

-Ditutup dengan cover glass

-Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x

-Dihitung eritrosit dengan rumus

Keterangan:

N = jumlah eritrosit di kotak yang diambil

104 = Faktor koefisien

Darah Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus)

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Hasil

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Eritrosit = n x 104 (sel/mm3)

Page 29: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

3.2.4 Perhitungan Leukosit

Darah Ikan Lele (Clarias gariepinus)

-Diambil dengan pipet toma sampai skala 0,5

-Dicampur dengan larutan turk sampai skala 11

-Dihomogenkan

-Dibuang 3 tetes pertama

-Diteteskan ke haemochytometer

-Ditutup dengan cover glass

-Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x

-Dihitung leukosit dengan rumus

Keterangan:

n = jumlah leukosit di kotak yang diambil

50 = faktor koefisien

Gambar. Luas Bidang Pandang pada Mikroskop

Darah Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus)

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Leukosit = n x 50 (sel/mm3)

Hasil

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Page 30: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

Keterangan :

Luas bidang pandang leukosit

Luas bidang pandang eritrosit

3.2.5 Perhitungan Hemoglobin

-Ditambahkan HCl 0,1 N sampai skala 2

-Diambil menggunakan pipet sahli sampai skala 0,02 ml

-Dimasukkan ke dalam tabung sahli

-Dihomogenkan sampai berwarna coklat kehitaman

-Ditambahkan akuades hingga warnaya sama dengan indikator warna pada

sahlihaemometer

Tabung

Sahli

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Darah Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus)

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Hasil

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Satuan hasil

G%

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Spuit 3 ml

Page 31: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

BUKU KERJA PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AKUAKULTUR

ENDOKRINOLOGI

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

NAMA ASISTEN :

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 32: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Endokrinologi merupakan studi tentang kelenjar tertentu yang dikenal

sebagai kelenjar endokrin dan bagaimana kelenjar ini dapat mengatur fisiologi dan

perilaku individu hewan dan juga populasi. Sistem endokrin dasar untuk

kemampuan organisme dalam beradaptasi dengan lingkungannya baik ekologi

dan hal yang berkaitan dengan evolusi. Hormon adalah perantara kimia antara

lingkungan dan organisme. Saat bersamaan terlihat fisiologi sistem saraf dan

endokrin sebagai unit peraturan diskrit masing-masing dengan hubungan kimia.

Neurotransmitter dari neuron mudah dibedakan dari suatu hormon yang

diekskresikan ke dalam darah (Yadav, 2008).

Endokrinologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi kelenjar endokrin.

Endokrin berarti kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk

mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon yang

penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan. Hormon inilah yang

bekerja saling berkaitan untuk mengaktivasi organ, enzim ataupun proses

metabolisme lainnya. Salah satu contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar pituitari

yang juga disebut master of gland karena mensekresikan banyak hormon untuk

fungsi tubuh (Isnaeni, 2006).

Menurut Rachdaoui dan Sarkar (2013), sistem endokrin merupakan sistem

kelenjar yang memproduksi dan mengeluarkan hormon secara langsung menuju

sirkulasi darah. Hormon yang disekresikan dapat mempengaruhi gonad untuk

melakukan aktivitas. Kelenjar sekresi hormon yang terlibat dalam reproduksi

meliputi hipotalamus, pituitari dan gonad. Hipotalamus dapat mensekresi hormon

setelah memperoleh stimulasi dari lingkungan baik eksternal maupun internal.

Page 33: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

Menurut Mohammadzadeh, et al. (2014), pusat hormon yang

mempengaruhi pertumbuhan pada vertebrata terdapat pada beberapa tempat.

Hormon berfungsi sebagai sistem pengontrol pertumbuhan dan metabolisme ikan

teleostei. Hormon tersebut disebut sebagai hormon pertumbuhan dan berperan

penting dalam pertumbuhan dan penyerapan nutisi pada ikan. Interaksi antara

kontrol endokrin dengan pertumbuhan dan metabolisme pada ikan teleostei telah

dapat dibuktikan. Penyerapan nutrisi dapat mempengaruhi transportasi hormon

dalam darah, aktivitas jaringan periferal, mengikat reseptor dan regulasi hormon

endokrin pada saraf.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengatur dan mempelajari

bagaimana teknik mengambil hipofisa di dalam tubuh ikan dan bagaimana teknik

hipofisasi dilakukan.

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh hipofisa pada

penyuntikan terhadap ikan yang sudah matang gonad pada teknik hipofisasi.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur Materi Endokrinologi dilaksanakan

pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 29 dan 30 September 2018 di Laboratorium

Budidaya Ikan Divisi Reproduksi Ikan dan Laboratorium Hidrobiologi Divisi

Lingkungan dan Bioteknologi Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Brawijaya Malang.

Page 34: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Endokrin

Menurut Bjelobaba, et al. (2015), sistem endokrin merupakan tempat

produksi hormon yang berfungsi mengendalikan kebidupan pada ikan. Sistem

endokrin mengendalikan reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan,

homeostasis dan metabolisme. Hormon yang merupakan hasil dari sistem

endokrin, dilepaskan dari sel langsung ke sirkulasi, oleh karena itu mempengaruhi

jaringan dan sel yang jauh dari tempat sekresi. Hormon berhubungan secara

langsung dengan neuron lain melalui sinaps, beberapa neuron mensekresikan

bahan kimia yang bertindak sebagai hormon.

Menurut Johnstone, et al. (2014), sistem endokrin terdiri dari kelenjar

endokrin dan jaringan penghasil hormon, dan reseptor hormon. Kelenjar endokrin

termasuk kelenjar pineal, kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,

kelenjar timus dan kelenjar adrenal. Kelenjar dan jaringan dari sistem endokrin

sebagian besar terpisah satu sama lain, keduanya bekerja sebagai sebuah sistem

yang terintegrasi. Kelenjar endokrin menghasilkan hormon atau pesan kimia, yang

disekresi ke dalam cairan interstisial, terdifusi ke dalam kapiler darah dan

disebarkan melalui sistem peredaran darah ke organ target. Endokrin dan sistem

saraf bekerja sama untuk mengelola dan mengkoordinasikan sistem tubuh lainnya

dengan baik.

2.2 Perbedaan Kelenjar Endokrin dan Kelenjar Eksokrin

Kelenjar terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksokrin. Kelenjar endokrin

melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin contohnya

adalah kelenjar gonad, kelenjar adrenal, hipofisa, tiroid dan paratiroid. Kelenjar

Page 35: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

eksokrin bekerja melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh

seperti kulit dan organ internal (Puspitaningsih dan Kusuma, 2017).

2.3 Perbedaan Sistem Endokrin dan Sistem Saraf

Terdapat perbedaan antara sistem endokrin dan sistem sarat. Perbedaan

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan Sistem Endokrin dan Sistem Saraf

INDIKATOR PEMBEDA

SISTEM ENDOKRIN

SISTEM SYARAF

Hantaran informasi

Berupa zat kimia

Berupa aliran listrik

Metode transportasi

Dibawa oleh

aliran darah

Dialirkan oleh serabut syaraf

Respon kerja

Lambat Cepat

Selain memilki perbedaan, sistem endokrin dan sistem saraf juga

memilki persamaan yaitu pusat sistem tertingginya berada pada hipotalamus

serta sistem kerjanya secara tidak sadar (involuntary). Sistem endokrin

berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan mengoordinasi aktvitas

tubuh. Respon hormonal tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan

distribusinya lebih luas daripada respon langsung otot dan kelenjar terhadap

stimulus sistem saraf (Slonane, 2004).

2.4 Macam-Macam Kelenjar Endokrin

Beberapa macam kelenjar endokrin menurut Puspitaningsih dan Kusuma

(2017), antara lain:

1. Kelenjar hipotalamus berfungsi sebagai sistem endokrin mengontrol

sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofisa.

Page 36: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

2. Kelenjar pituitari terletak di sella tursika dan dikenal sebagai master of

gland karena kemampuan untuk mempengaruhi atau mengontrol aktivitas

kelenjar endokrin lainnya.

3. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi sebagai

pengatur metabolisme tubuh, merangsang pembentukan sel darah merah

dan mengatur respirasi serta kebutuhan oksigen.

4. Kelenjar paratiroid mensintesa hormon paratiroid yang berfungsi sebagai

pengendalian homeostatis kalsium pada ginjal (reabsorbsi), tulang

(merangsang) dan usus (meningkatkan absorbsi).

5. Kelenjar pankreas berfungsi dalam sintesa protein, lemak dan karbohidrat.

6. Kelenjar adrenal berfungsi untuk keseimbangan elektrolit, metabolisme

glukosa dan mengatur imunitas terhadap respon stres.

7. Kelenjar gonad mulai aktif saat ikan matang gonad dan meningkatkan

sekresi hormon gonadotropin.

8. Kelenjar pineal berfungsi memproduksi hormon yang membentuk kerja

gonad dan peka terhadap cahaya serta bayangan.

9. Kelenjar timus sebagai perangsang sel-sel kekebalan tubuh.

2.5 Pengertian dan Fungsi Hormon

Menurut Kime (1998), hormon merupakan senyawa yang dilepaskan dari

kelenjar endokrin ke dalam darah yang dibawa menuju jaringan target sesuai

dengan fungsinya. Beberapa hormon berperan dalam kelenjar dimana hormon

tersebut diproduksi. Beberapa hormon lainnya berperan pada sel berbeda atau di

dalam sel yang sama tanpa melalui sistem peredaran darah. Fungsi ini terutama

berlaku untuk beberapa hormon yang berperan pada kematangan gonad.

Beberapa macam proses perkembangan berada dibawah kendali hormonal,

seperti perkembangan menuju matang gonad.

Page 37: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

Menurut Almeida, et al. (2014), hormon pada ikan berfungsi sebagai kontrol

utama dalam adaptasi fisiologis terhadap lingkungannya. Hormon dapat

berinteraksi dengan sistem satu sama lain. Hormon mampu mengendalikan

rangkaian sifat morfologi serta perilaku ikan. Kemampuan ini menyebabkan ikan

dapat menanggapi kondisi lingkungan dan menyesuaikan diri sesuai dengan

perubahan lingkungan.

2.6 Alur Hormonal

Alur hormonal ikan dapat dilihat pada Gambar 1. dibawah ini:

Gambar 1. Alur Hormonal pada Ikan

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi reproduksi ikan sangat

kompleks seperti hujan, perubahan suhu, substrat dan petrichor. Faktor-faktor

lingkungan tersebut akan direspons oleh ikan melalui pengaturan hormonal yang

terhubung antara otak ‒ hipotalamus ‒ pituitari dan gonad. Sinyal lingkungan akan

diterima oleh sistem saraf pusat (otak) dan diteruskan ke hipotalamus.

Hipotalamus merespons dengan melepaskan hormon Gonadotropin Releasing

Hormone (GnRH) dan dopamine. Dopamin yang bekerja pada kelenjar hipofisis

akan menghambat GnRH. Kemudian, hormon gonadotropin Follicle Stimulating

Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) yang bekerja pada organ target

Page 38: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

gonad. FSH merangsang proses vitelogenesis sedangkan LH akan merangsang

proses pematangan gonad hingga ovulasi (Lestari, et al., 2016).

2.7 Hipofisa dan Hipofisasi

Menurut Arie dan Dejee (2013), hipofisa merupakan suatu kelenjar dalam

tubuh ikan yang dapat digunakan sebagai hormon perangsang untuk pemijahan

buatan. Kelenjar hipofisa merupakan kelenjar yang terletak dibawah otak. Kelenjar

hipofisa mengandung dua hormon, yaitu LH dan FSH. LH berfungsi sebagai

pengatur ovulasi, sedangkan FSH berfungsi untuk meningkatkan perkembangan

dan kematangan telur.

Menurut Gadissa dan Devi (2013), hipofisasi merupakan cara atau teknik

yang digunakan untuk merangsang ikan agar cepat melakukan pemijahan dengan

pemberian hormon. Metode hipofisasi dapat menghasilkan benih yang berkualitas

baik pada pengembangan budidaya. Beberapa hormon yang terlibat dalam

perangsang pemijahan ikan dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon yang digunakan

untuk merangsang pemijahan ikan salah satunya adalah Gonadotropin Releasing

Hormone (GnRH). Hormon diberikan dengan dosis 3 mg/kg dari berat tubuh untuk

ikan betina. Pemberian hormon dengan metode hipofisasi dapat merangsang

aktivitas dan perilaku agresif pada ikan betina yang disuntikkan hormon.

Menurut Rumondang, et al. (2015), pemijahan buatan diperlukan aplikasi

hormonal dengan menggunakan teknik hipofisasi yang dapat mempercepat

ovulasi telur dan pemijahan serta meningkatkan jumlah benih. Hormon yang

digunakan berasal dari kelenjar pituitari pada ikan. Kelenjar pituitari dipilih karena

dipercaya paling efektif dalam mempercepat pemijahan pada ikan mas (Cyprinus

carpio). Penggunaan kelenjar ini untuk ikan mas dengan dosis 0,5 ml/kg.

Penelitian tersebut alasan menggunakan kelenjar pituitari pada ikan adalah karena

lebih murah dan memberi dampak yang baik terhadap budidaya di masa depan.

Page 39: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

2.8 Teknik Penyuntikan

Menurut Surnar, et al. (2015), teknik penyuntikan pada ikan ada tiga

metode yang dapat dilakukan, yaitu penyuntikan dengan metode intrakranial,

intramuskular dan intraperitonial. Metode intrakranial yaitu penyuntikan yang

dilakukan pada rongga otak. Metode intramuskular yaitu penyuntikan yang

dilakukan pada otot ikan biasanya pada daerah bahu atau punggung. Metode

intraperitonial yaitu penyuntikan yang dilakukan di bagian perut. Metode

penyuntikan dilakukan dengan kemiringan 450.

Menurut Usman, et al. (2015), pemberian ovaprim pada ikan dapat

dilakukan dengan teknik penyuntikan intramuskular. Penyuntikan intramuskular

berada pada daerah sirip dorsal sehingga aman untuk disuntikkan. Sebelum

dilakukan penyuntikan, jarum suntik diaseptiskan dengan alkohol. Ikan jantan

disuntikkan ovaprim dengan dosis sebanyak 0,2 ml/kg, sedangkan betina 0,5

ml/kg. Dosis ovaprim jantan lebih sedikit karena sperma pada jantan lebih cepat

untuk matang daripada gonad betina.

2.9 Syarat Ikan Donor dan Ikan Resipien

Jenis ikan resipien maupun donor yang berhasil dalam fertilisasi tergantung

pada kualitas sperma dan gonad serta jenis kelamin dari resipien. Ikan yang akan

didonorkan juga harus bisa membuahi ikan resipien atau dengan spesies yang

sama, jika ikan yang digunakan sebagai resipien bertubuh kecil, maka untuk ikan

donor usahakan memiliki tubuh yang lebih besar dari ikan resipien. Keberhasilan

benih ikan yang terbuahi dan menetas dalam jumlah yang besar apabila ikan

resipien yang digunakan memenuhi syarat. Ikan resipien yang digunakan berumur

1-2 tahun dan telah mencapai matang gonad. Sperma yang digunakan berasal

dari induk jantan berusia 1-2 tahun. Ikan resipien digunakan induk betina yang

berusia 2 tahun yang telah matang gonad (Sato, et al., 2014).

Page 40: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

Pemilihan induk ikan untuk hipofisasi didasarkan pada struktur morfologi.

Ikan betina yang sudah matang gonad dapat diidentifikasi dengan bagian perut

lunak dan membesar, jenis kelamin berwarna kemerahan dan munculnya sedikit

telur pada saat bagian perut ditekan. Ikan jantan tidak dilakukan penyuntikan

dengan ekstrak pituitari selama sperma yang diperoleh layak. Ikan penerima harus

matang gonad dan ditentukan berat tubuhnya sebelum disuntik dan dilakukan

striping untuk menentukan hasil telur (Gadissa dan Devi, 2013).

Page 41: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat dan Fungsi

Alat-alat yang digunakan pada Praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur

materi Endokrinologi adalah sebagai berikut:

• Sentrifuge :

• Tabung reaksi :

• Sectio set :

• Akuarium :

• Aerator set :

• Heater akuarium :

• Thermometer :

• Lap basah :

• Talenan :

• Rak tabung reaksi :

• Kabel rol :

• Timbangan OZ :

• Bak :

• Pisau :

• Meteran Jahit :

• Senter :

• Nampan :

• Grinder tissue :

• Kamera digital :

• Seser :

Page 42: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

3.1.2 Bahan dan Fungsi

Bahan-bahan yang digunakan pada Praktikum Fisiologi Hewan Akuakultur

materi Endokrinologi adalah sebagai berikut:

• Ikan nila (Oreochromis niloticus):

• Na fisiologis :

• Alkohol 70 % :

• Aluminium foil :

• Kertas saring :

• Kapas :

• Hipofisa :

• Tisu :

• Air tawar :

• Kertas label :

• Trash bag :

Page 43: OSMOREGULASI - fhabpfpikub.files.wordpress.com · mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam dan di luar tubuh melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotik ... • Timbangan

3.2 Skema Kerja

- Disiapkan

- Diamati seks sekundernya - Dipotong kepala - Diambil Hipofisa - Diletakkan pada Kertas Saring

- Dihancurkan + ditambahkan 1 ml Na-Fis - Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Ditutup dengan kapas - Dibungkus Aluminium foil - Disentrifugasi 3200 rpm selama 21 menit

- Diambil dengan spuit 3 ml sebanyak 1 ml

Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Hipofisa

Supernatan

Hasil