PIDATO PENGUKUHAN -...

56
PERAN HIDROBIOLOGI "II DALAM PENGEMBANGAN PERIKANAN PANTAI PIDATO PENGUKUHAN Diucapk;Jn pada Peresmian Penerimaan Jabatan Guru Besar Madya dalam Ilmu Hidrobiologi pada Fakultas Perikanan dan Ilmu K~lauta:l Universitas Diponegoro Semarang, 7 April 2001 Oleh SUTRISNO ANGGORO

Transcript of PIDATO PENGUKUHAN -...

PERAN HIDROBIOLOGI "II

DALAM PENGEMBANGAN PERIKANAN PANTAI

PIDATO PENGUKUHAN

Diucapk;Jn pada Peresmian Penerimaan Jabatan Guru Besar Madyadalam Ilmu Hidrobiologi pada Fakultas Perikanan dan Ilmu K~lauta:l

Universitas DiponegoroSemarang, 7 April 2001

Oleh

SUTRISNO ANGGORO

Oleh karena itu , perkenankanlah dalam orasiilmiah ini saya mengetengahkan judJII: ..reranHidrobiologi dalam Pengembangan PerikananPantai".

Hadirin yang saya hormati,

Pemallfaatan clan pengembangan potensisumberdaya perairan pantai dall lautan menjadiparadigm a baru petTlbangunan di e~a global yangharus dilaksanakan secara iasional clanberkelanjutan. Kebijakan ini sangat realistis karena

didukung oleh fakta adanya potensi sumberdayataut, khususnya sumberdaya ikan di pantai, yangcukup besar clan masih terbuka petuang untukpengembangan eksploitasinya di bidang perikanan.

Upaya optimalisasi pengembangan perikanan pantai,baik melalui kcgiatan penangkapan maupunpembudidayaan ikan, memerlukan dukungan ilmu

per,gctahuan dan teknologi (IPTEK) yang tepatgunadan tepat waktu.

Kemajuan dalam bidang perikanan dankelautan, baik itu akuabisnis penangkap~n maupunpembudidayaan ikan serta kegiatan iiingannya, tidak

terlepas daTi kemajuan ilmu pengetahuan yangmendasarinya. Salah satu cabang iIm.u. pengetahuanitu adalah Hidrobiologi. Pengetahuan mengenaiHidrobiologi merupakan dasar untuk melangkah ke

dalam kegiatan usaha perikanan yang sebenamya.Jika seorang pelaku usaha perikanan tldak memilikibekal pengetahuan tersebut, dia tidak akan tabu padapecairan yang bagaimana ikan menyenangi hidup

3

dan mampu berkembangmakan dan diganti aimya,kita dapat menangkapnyaapa yang tepat digunakan.

Hidrobiologi, berasal dari kata hidrobio.\" =biologi akuatik, dan lo?,os = ilmu, dapat dikatakan

sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berkaitandengan segala aspek kehidupan di dalam perairan.Dalam bidang peri kanan, Hidrobiologi merupakanupaya penggunaan biologi terapan sebagai dasarimplementasi teknologi di bidang pemanfaatansumberdaya ikan (baik melalui perikanan tangkapmaupun perikanan budidaya dan penanganan pascapanennya), serta pelestarian habitat kehidupan biotaakuatik. Dalam bidang pembudidayan ikan(akuakultur) , peran Hidrobioiogi terlihat padaaspek-aspek optimalisasi media dan pakan scsuaikebutuhan osmoregulasi, thermoregulasi,perkembangan ukuran dan umur, serta reproduksi.Dalam bidang penangkapan ikan, reranHidrobiologi sangat menonjol dalam jmplemcntasialat clan metoda penangkapan sesuai tabiat daurhidup, ruaya, tingkah laku dan dinamika populasiikan. Selanjutnya dalam bidang perlindungan

lingkungan, reran Hidrobiologi sangat nyata dengandipakainya berbagai indikator bjotik untukperamalan tingkat kemantapan ekosistem akuatikdan teknik biorewedjasi guna menanggulangipencemaran Ii ngkungan.

4

2

biak, kapan hams diberidi daerah mana clan kapanserta dengan alat tangkap

..

Hadirin yang say a hormati,

Daya DukungLingkungan dun

TantanganPerikanan

Berkelanjutan

Usaha peri kanan, secara urn~m dapatdinyatakan sebagai kegiatan untuk mengelola daDmemanfaatkan sumberdaya ikan serta lingkungandengan rnenarnbahkan rnasukan energi, materi daDteknologj dan/atau unsur laiTlnya, yang bertujuanuntuk memanen biumassa guna keperiuan hidup daDkehidupan rnanusia.

Dalam undang-undang Republik IndonesiaNomor 9 Tahun 1985 tentang Peri kanan, disebutkanbahwa yang dimaksud dengan pemanfaatansurnberdaya ikan adalah kegiatan penangkapan ikandan/atau pembudidayaan ikan berikut kegiataniringannya (penanganan pasca panen). Oisadariataupun tidak setiap kegiatan pemanfaatansumberdaya ikan dapat mengakibatkan gangguanyang mendorong terjadirlya perubahan ekosistemperairan pada skala tertentu. Pemanfaatan yang tidak

mengindahkan prinsip-prinsip ekologi dapatmem1fUnkan kualitas lingkungaD dan berlanjutdengan terjadinya kerusakan tatanan ekosistern sertapenurnnan daya dukung lingkungan dan claratenting sumberdaya ikan. ,"

Sumberdaya ikan serta lingkungannya, dalamkeadaan normal, memang memiliki daya tenting(recoveryreversihle resource.y) serta clara pulihkeinbali (renewable resources). Namun kondisi itubukan berarti tanpa batas daD berlangsung ternsmenerus. Oteh sebab itu, hila pemanfaatannya tidakmenganut kaidah-kaidah ekologi, misainya sampaimelampaui potensi lestari atau daya dukung

5

lingkungan yang ada, dikhawatirkan akanmenimbulkan dampak negatif bagi kesinambunganusaha perikanan. Berkaitan dengan hal tersebut,diperlukan wawasan hidrobiologis yang terpadu dancermat bagi pengembangan usaha perikanan yangberkelanjutan.

Sebagaimana diketahui bahwa sumberdayaikan m~rupakai1 sumbetdaya yang dapat pulih diriclan relatif rnudah terbarui (renewable resources).S~suai keberadaannya di perairan, sumberdayatersebut bersifat common properly (kepemilikanurnurn) sehingga siapapun boleh mernanfaatkannya(open acce",'s re.\'ource.,,). Hal ini mengandungkonsekuensi, apabila tingkat pernanfatannya terlalubesar atau tidak hati-hati tanpa memperhitungkandaya dukung lingkungan yang tersedia,dikha~/atirkan dapat menimbulkan dampak yangkurang menguntungkan bagi pengembangan usahaperi kanan di masa mendatang.

Menurut Payot dan Odum (1993), tolok ukurapapun yang dipakai. Suatu konsep daya dukunglingkungan hams memperhatikan 3 kaidah berikut:

(1) tingkat pemanfaatan (level (?f use) sesuaikarakter biologis dan potensi sumberdayaalam

(2) sasaran pemanfaatan sumberdaya alam, baikyang sifatnya mudah terpulihkan (renewableresources) maupun yang tidak terpulihkan( un-renewable re.\'ource,\')

h

.(3) tingkat pemeliharaan dan basil optimal yang

dapat mendatangkan kepuasan ek9teknis dan

antropo-ekonomis kepada penggunasumberdaya.

Dari uraian tersebut di alas maka ukuran dayaduku!lg lingkungan dapat dinyatakan sebagai: batasketahanall atau kemClrnpua., lingkungan untukrnendukung perik~hjdupan ikar. dan rnahlak hiduplainnya, terutarna dalam rnenghadapi tekananeksploitasi. Pengertian ini agak berbeda denganDaya Lenting, yang dapat diartikan sebagai bataskernarnpuan atau ketahanan habitat atau sumberdayaikan untuk pulih diri setelah mengalami tekananeksploitasi. Sedangkan istilah Daya Tampung,dapat diartikan sebagai kernampuan habitat ataulingkungan untuk menyerap zat, energi dan/ataukomponen lain (termasuk bahan pencemar) yangmasuk atau dimas"kkan k~ dalamnya (UU R.I. No.23 Tahu" 1997).

Kebutuhan dan keinginan manusia da!8.mrnemanfaatkan sumberdaya ik&.'1, denganketerbatasan daya dukung lingkungan dan dayalenting sumberdaya, akan menimbulkan persepsiyang unik mengenai optimalisasi pemanfaatansumberdaya ikan. Persepsi ini akan menjadipengendali dan sekaligus penggerak pemanfaatanlahan (perairan pantai) bagi usaha perikanan.Perirnbangan an tara tingkat pemanfaatan lahan dandaya dukung lingkungan serta daya lentingsumberdaya pulih diri menjadi ukuran kelayakanpenggunaan lahan. Apabila perimbangan itusepadan, berarti lahan dan atau sumberdaya ikan

7

telah dimanfaatkan secara layak clan rasional.Ukurannya, antara lain basil pallen atau tangkapanikan per satuan upaya tangkap terus meningkat (ataukonstan pada tingkat maximum sustainable yield -MSY) dengan kualitas basil tangkapan yang terusmembaik clan kerusakan lingkungan yangditimbulkan seminimal mungkin. Dalam halperimbangan tersebut melampaui batas kesepadanan,berarti lahan atau sumherdaya i1(aTl telah

dieksploitasi melampaui batas kelayakan (over-utili=ed). Untuk mencegah kerusakan sumberdayaserta daya dukung lingkungan diperJukan banyakmasukan teknologi atau energi, sehinggapenggunaan lahan menjadi kurang efisien. Jikaperimbangan yang terjadi lebih rendah dari padakesepadanan, berarti pemanfaatan sumberdaya ikanatau lahan belum sepenuhnya memanfaatkan daya

dukung lingkungan yang tersedia (under-utili=ed),sehingga pcmanfaatan lahan/sumberdaya ikan tidakeffcktif

Terkait dengan perrnasalahan ekol3gis (dayadukung lingkungan dan daya lenting sumberdayaikan) tersebut di atas maka sasaran kebijakanpembangunan perikanan di masa mendatang tidaksaja ditujukan untuk peniiigkatan pendapatan

masyarakat/daerah/nasional, devisa, kesempatankerja, peningkatan gizi masyarakat, melainkan jugadituntut untuk tetap mempertahankan daya dukungdan kualitas lingkungan agar tetap lestari bagi

generasi sekarang dan mendatang.Menurut Ditjen Perikanan (2000), visi

pembangunan perikanan yang ingin diwujudkanadalah usaha perikanan yang memanfaatkan

8

sumberdaya secara efisien clan berkelanjutan serta

dapat meningkatkan kesejahteraan mas}'arakat yangdilakukan oleh pelaku usaha perikanan yang maju,dapat menyesuaikan setiap perubahan, mandiri danberwawasan akuabisnis. Adapun misi pembangunanperikanan adalah: (1) pengelolaan sumberdayaperikr.nan berkelalljutan, (2) pemberdayaan dfl.n

peningkatan kesejahteraaan petani nelayan, (3)peningkatan penyediaan. bahan pangan sumberprotein hewani dan bahan baku industri di dalamnegeri serta ekspor, (4) penciptaan lapangan kerjadan kesempatan berusaha yang produktif, (5)peningkatan kualitas sumberdaya manusia, (6)penciptaan iklim yang kondusif bagi peranmasyarakat serta dunia usaha, clan (7) pemulihan danperlindungan potensi sumberdaya perikanan clanI ingkungannya.

Dengan visi dan misi sebagaimanadisebutkan di alas, maka pembangunan ~rikanandalarn 5 tahun ke depan lebih diarahkan pacta: (I)peningkatan ekspor basil perikanan, (2) peningkatankonsurasi ikan, (3) pembcrdayaan petani nelayan,dan (4) rehabilitasi dan pengendalian pemanfaatansumberdaya perikanan. Adapun sasaranpembangunan yang ingin dicapai pacta tahun 2004adalah perolehan devisa sebesar US$ 4,69 milyar,produksi sebesar 6.65 juta ton, konsumsi ikan 22,87kgikapita/tahun dan tambahan penyerapan tenagakerja sebanyak 354,56 ribu orang (Ditjen Perikanan,

2000).

9

Untuk mewujudkan visi, misi clan sasaranpembangunan perikanan 5 tahun ke depan, strategiyang akan dikembangkan oleh pemerintah adalahpeningkatan daya saing komoditi perikanan melaluipengembangan akuabisnis di bidang penangkapanclan pembudidayaan ikan yang didukung denganpeningkatan kualitas sumberdaya manusia sertapemberian akses dan kesempatan yang sarl1a padaseluruh pelaku usaha di bidang perikanan.Peningkatan daya saing merupakan faktor kunci agarkomoditi perikanan mampu bersaing, baik dalam halharga maupun kualitasnya, di samping prasyarattambahan lainnya sesuai tuntutan di era globalisasi(misalnya isu tentang HAM clan Lingkungan). Tanpaadanya daya saing yang tinggi maka tidak mungkinproduk perikanan dapat menjadi andalan. Oleh sebabitu" kebijaksanaan operasional yang akan dilakukandalam pembangunan perikanan 5 tahun ke de panadalah: meningkatkan daya saing sesuai dengan arabpembangunan yang telah ditetapkan yaitupeningkatan ekspor basil peri kanan, peningkatankonsumsi ikan, pemberdayaan petani nelayan, sertarehabilitasi kawasan kritis clan pengendalian

pemanfaatan sumberdaya perikanan.Secara umum pengelolaan clan pemanfaatan

sumberdaya ikan yang berwawasan hidrobiologisditandai oleh beb~rapa ciri berikut:

(1) kemantapan produktivitas pada skalatemporal (berdasarkan waktu/musim) clanspasial (berdasarkan tempatJdaerahpenangkapan ikan)

10

~

,(2) kemantapan daya dukung lingkungan

(habitat) serta daya lenting ~mberdayaterpulihkan (ikan) dalam rentang waktutertentu

(3) kemantapan daya tarnpung lingkungan(habitat) dalarn meres pons gangguaneksploitasi daD atau masukan bahan

pencemar peralran( 4) keberlangsungan Gaur hidup dan daur ruaya

alami serta tetap berperannya habitat vitalsebagai daerah pemijahan (spawning ground)dan daerah asuhan anakan ikan (nurseryground).

Secara ideal pemanfaatan sumberdaya ikanclan lingkungan hidupnya barns mampu menjaminkesinambungan fungsi ekologis secara mantap gunamendukung keberlaT'Jutan usaha perikanan yangekonomis clan produktif. Kesinambungan fungsiekologis akan menjamin eksistensi sumberdaya sertajingkungan hidup ikan. Berbagai kegiatan yangdapat dilakukan untuk memenuhi tuntutan itu antaralain:(1) memelihara serta mempertahankan integritas

tatanan ekosistem agar perannya dalammenopang kehidupan sumberdaya ikan tetapterjamin. Ada 3 hat yang perlu diperhatikandalam pemeliharaan tatanan ekosistem perairan,yaitu tetap mantapnya: (a) daya dukung, (b)daya tampung, serta (c) daya lentingsumberdaya terpulihkan. Untuk memelihara clanmenghindari gangguan terhadap tatanan

1

ekosistem perairan dapat dilakukan dengancara: (1) menghindari konversi alam clanmodifikasi ekosistem perairan untuk usahaperikanan tertentu yang memiliki sifatdestruktif atau berpotensi mencemarilingkungan, baik bidang penangkapan maupunpembudidayaan ikan serta kegiatan iringannya(pengolahan/prosesing hasil perikanan), (2)mengendalikalt/merehabilitasi iahan kritis clanhabitat vital dengan memberlakukan baku mutuekologis yang ketat dalam pengelolaannya, (3)melindungi habitat vital, seperti daerahpemijahan (spawning ground) clan daerahasuhan (nursery ground) dart tekanan

eksploitasi yang berlebihan, (4)mempertahankan clan melindungi jalur ruayaikan (anadrom, katadrom clan diadrom) baikyang berada di perairan tawar (sungai) maupunl.aut, (5) melarang penggunaan alat tangkapyang tidak ramah lingkungan, seperti bahanberacun, bahan pelcdak, serta aliran listrik yangdapat menyebabkan kematian ikan secaramasal, (6) m~nekan sekecil mungkin agarlimbah yang dihasilkan daTi suatu kegiatanperikanan tidak melampaui daya tampung clandaya asimilatif ekosistem, (7) menganjurkanpada pelaku usaha perikanan di Hatchery udangatau ikan, untuk mengembalikan sebagian daTilarva atau benih ikan yang dihasilkannya ke

perairan yang dilindungi (daerah reservaat;misalnya di daerah berterumbu karang,berhutan bakau atau berpadang lam un) untukkeperluan restoking. (8) mengatur clan

12

membatasi daerah. musim dan intensitaspenangkapan ikan sesuai potensi ~ dan daya

dukung lingkungan setempat.(2) Memelihara serta mempertahankan

keanekaragaman hayati pada ekosistem perairandi mana proses ekologis menggantungkanke~rlanjutannya. Upaya yang dapat dilakukanadalah: (a) menjaga tetap 1ersedia daDberlangsungnya kesinawburlgail rantai makanandi dalam ekosistem perairan, (b) menghindarimasuknya bahan pencemar atau unsur lain yangdapat merubah atau merusak rantai ataujaringan makanan di dalam perairan,(c)menghindari pemakaian alat tangkap atauteknologi budidaya yang bersifat destrukti f dandapat merusak habitat serta sumberdaya ikan.

Hadirin yang saya hormati,

PerkemhanganMempelajari hidrobiologi dalam bidang Hidrohiologi datl

perikanan dan kelautan, berarti berusaha mengenal Peramlya dalamdaD menguasai dasar-dasar bio-ekologi akuatik 'Pengembanganuntuk keperluan praktis perikanan, baik untuk Perikanan Punta;

tujuan penangkapan, pembudidayaan ataupunkonservasi sumberdaya alam, Jadi untuk mengenalikekhasan pengetahuan ini daD membedakannya daripengetahuan lainnya, maka pertanyaan yang dapatdikemukakan adalah: Hakikat apa saja yang dikajioleh pengetahuan ini (aspek ontologis) ?Bagaimana cara memperoleh pengetahuan tersebut(aspek epistemo'ogis)? dan untuk apapengetahuan itu diaplikasikan (aspek aksiologis).

13

Secara ontologis dapat dinyatakan, bahwahidrobiologi adalah pengetahuan tentang sifat-sifat,perkembangan, laku kerja (faali), daur hidup biotaakuatik daD pert.aliannya dengan sesama biotaakuatik serta dengan lingkungan nirhayatinya(Holden daD Raitt, 1974). Dengan demikianpengetahuan ini, selain mempelajari aspek-aspekbiologi dasar kehidupan akuatik, juga ditelaahbioteknologi daD ekofisiologinya.

Secara epistemologis, pengetahuanhidrobiologi diperoleh melalui metoda sains (HoldendaD Raitt, 1974). Hal ini didasarkan pada peIjalananperkembangan ilmu pengetahuan tersebut dari waktuke waktu, yang menghasilkan serangkaianpenemuan-penemuan penting melalui ekspresiprosedur keIja pikiran daD ketekunan manusia.

Dari aspek aksiologis, pengetahuanhidrobiologi temyata te1ah memberikan banyakmanfaat (di samping mudharat) bagi dunia perikanandan kelautall, khususnya di bidang pembudidayaandaD penangkapan ikan. lndikasi ini dapat dilihat @.rikenyataan bahwa kegiatan akuabisnis pemanfaatansurnberdaya hayati taut (pantai) baru berkembangpesat setelah adanya pen~muan-penemuan penting dibidang hidrobiologi kelautan.

Dilihat dari perkembangannya, penemuan-penemuan hldrobiologi kelautan dapat dibagimenjadi tiga peri ode, yaitu (Holden dan Raitt, 1974):

(1) oeriode amatirisme (tahun 1600 -1870)(2) peri ode eksploratori (tahun 1870 -1960),(3) periode eksplanatori (tahun 1960 sampai

sekarang).

14

..

Periode Amatirisme, ditandai dengantimbulnya minat para kolektor (hobby.\'!} dari Eropauntuk mengumpulkan contoh-contoh biota laut diperairan pantai dan lepas pantai. Pada periode initampil tokoh-tokoh penting, seperti GeorgiusEverhardus Rumphius, Pieter Bleeker dan Linnaeus,yang berhasil mengkoleksi dan memhuat perianmengenai biota taut peruaya katadromus, sepertiUdang Penaeid, Sidat da,n Bandeng. Karya inimernpakan sumbangan berharga bagi usahapenelusuran (taksonomi dan determinasi) biota lautoleh ilmuwan-ilmuwan lainnya. Lewat kegiatanidentifikasi dan determinasi terhadap koleksi contoh-contoh tersebut, Fabricius pada tahun 1798 untukpertama kalinya mengemukakan sejenis udang tautsebagai species barn, yang potensial sebagai bahanmakanan. Species barn tersebut diberi nama Penaeusmonodon Fabricius dan Penaeus penicillatusFabricius. Udang taut jenis inilah yang nantinyaberkembang menjadi komoditas penting dandiusahakan secara komersial, baik melalui usahapengangkapan maupun budidaya, di berbagai negaraAsia dan Eropa.

Periode Eksploratori, dimulai pacta tahunt 870 setelah peri ode amatirisme mereda. Periode inimenampilkan banyak kemajuan dalam bidanghidrobiologi kelautan, antara lain dihasilkannyapenemuan-penemuan mengenai .sifat-sifatpergerakan dan habitat ikan dan udang laut dilapisan dasar perairan (demersal resources). Yangmenarik perhatian pacta periode ini ialah munculnyabeberapa ekspedisi kelautan keliling dunia, yang

15

dilakukan oleh para ilmuwan/peneliti biologi tautdari Eropa. Ekspedisi yang menonjol karenapenemuannya adalah:

(1) Ekspedisi Challenger (1872 -1899), yangberhasil mengamati aktivitas ikan dan udangdi dasar laut, serta mengidentifikasi struktursubstrat dasar perairan. Penemuan inimelahirkan konsep Nokturoalisme(pergerakan vertikaf dengan orientasicahaya) pada beberapa ikan dan udangdemersal.

(2) Ekspedisi Siboga (1899 -1900), yangmemfokuskan perhatian pada pengamatankepadatan stok dan ruaya berbagaiinvertebrata laut dan ikan-ikan pelagis (yangmenghuni lapisan tengah dan atas perairan).Dari beberapa penemuannya yang pentingtclah rnemberi andif bagi lahimya teoriKatadromisole dan Anadromisme yangdipengaruhi oleh fenomena reproductivehomming (naluri lmtuk kembali ke habitatkelahirannya untuk keperluan kawin ataumemijah) pada beberapa biota laut eurihalin(mempunyai daya toleransi besar terhadapperubahan salinitas media). Biota katadrom,memiliki naluri kuat untuk selalu beruayakembali ke I aut, tempat di mana dahuludipijahkan, untuk keperluan pemijahan.Seb~.liknya biota anadrom, akan beruayamenuju hulu sungai untuk keperluanmelakukan pemijahan. Teori ini barndipublikasikan oleh Anderson pada tahun1905 (Smith dan McVey, 1994).

16

..

Periode Eksplanatori, yang merupakankelanjutan peri ode eksploratori, ditan~i oleh tigahal yang menonjol, yaitu:

(1) Mulai dioperasikannya kapal-kapalpenangkap ikan demersal dengan peralatanpukat dasar (bottom trawl). Diawali daTiEropa dan Jepang, kemudian rneluas sarnpaiKorea, Thailand, dan Indonesia.

(2) Pengernbangan pe~alatan pengindera jarakjauh (inderaja) dan pengindera dasarperairan, seperti satelit, sonar dan kamerabawah air, untuk penelitian perikanan dankelautan.

(3) Perintisan penelitian eksperirnental skalalaboratorium untuk pengamatan responstingkah laku biota laut dengan perlakuantertentu.

Kondisi tersebut mampu menggairahkanpenelitian-pertelitian intensif di bidang perikanandan kelautan. Kegiatan penelitian pada udang lautmisalnya, ditujukan untuk mendapatkan kejelasandaTi penemuan-penemuan terdahulu, di sampingmengadakan eksperimen-eksperimen lebih lanjutuntuk mendalami pola dalir hidup dan karakter

ekofisiologinya. Penemuan-penemuan yangdihasilkan pacta peri ode ini ternyata banyakmemberikan sumbangan penting sebagai landasanbudidaya ikan dan udang taut, di antaranya adalah:

17

(1) Teori Daur Hidup daD Pola RuayaTeori ini dikemukakan untuk pertama kalinya

oleh Milton daD Williams (1965), yang menyatakanbahwa daur kehidupan udang laut eurihalinmempunyai dua rase, yaitu rase tengah laut daD raseestuari. Pada stadia induk, telur dan larva, hidup ditaut dengan media bersalinitas tinggi (polihalin)yang stabil. Pada stadia ini udang mempunyaipreferensi mengadaptasi media hipertonik yangrelatif stabil. Selama stadia pasca-larva, juvenilsampai dewasa (menjelang matang kelamin), udanglaut hidup di perairan estuari dengan salinitasberubah-ubah pada refilling miksohalin. Mengapadaur hidupnya demikian ? Hal itu dikarenakanadanya sifat Katadrorn dan Eurihalin serta fenomenareproductive homming pada udang laut. Temuantersebut dihasilkan melalui percobaan transplantasihabitat berulang-ulang daD pemantauan ruayadengan kamera mikro di baw~h permukaan air.Dalam bidang penangkapan, temuan tersebut dapatmempermudah nelayan dalam rnenentukan iokasipenangkapan (fi~'hing grouna) sesuai tingk~tanukuran atau stadia biota taut yang menjadi tujuanpenangkapan. Demikian juga dalam bidangbudidaya, preferensi terhadap media dan pola ruayaudang atau ikan dapat digunakan sebagai strategipengaturan media kultur sesuai kebutuhan stadiakultivan.

18

..

(2) Teori Regulasi OsmotikDengan memanfaatkan teori daur hidup daD polaruaya udang laut dari Milton dan Williams, makaBursey dan Lane pacta tahun 1970mengemukakan teori regulasi osmotik padaudang laut. Metode yang dikembangkannyaadaliih teknik bioa.vsay (uji hayati), yaitu denganmen!?;amati respon kelangsungan hidup daDpertumbuhan udang pada ~erbagai kondisi kerjaosmotik. Berdasarkan kenyataan bahwa udangberuaya sesuai dengan stadia hidupnya, makadapat dibuktikan bahwa udang laut mempunyaikemampuan regulasi osmotik yang berubahmenurut stadianya. Untuk keperluan pemijahaninduk udang bergerak dari media isotonik kearab media hipertonik clan melakukan regulasihipo-osmotik. Sedangkan untuk pertumbuhandan molting, stadia udang lebih menyukai mediahipotonik mendekati tingkat isosmotik danmelakukan regulasi iso-hiposmotik. HasilpeneJitian Ferraris pada tahun 1987 di Filipinadan Anggoro pacta tahun 1996 sampai dengan1999 di LPWP UNDfP Jepara membuktikanadanya keterkaitan antara salinitas media dengandaUf molting clan osmoregulasi pada udangwindu (Penaeus monodon Fabricius).

Respons osmotik induk udang yangdievaluasi berdasarkan nilai osmolaritashemolimfe clan tingkat kerja osmotik padaberbagai rase molting, baik pacta udang yangdipelihara pada media 15 ppt, 20 ppt, 25 ppt, 30ppt dan 35 ppt ternyata mengalami perubahansejalan dengan perubahan stadia hidup dan rase

19

moltingnya (Lampirandiperlukan dalam mudang sesuai tuntutan

Osmoregulasi..

(3) Teori Molt:Dg daD Regu!asi PemijahaDTeori ini dikemukakan pertama kali olehHiroshiMotoh (seorang ahli udang bangsa Jepang) padatahun 1971. Pacta waktu itu Motoh mencobauntuk menelusuri kembali leon daur hidup clanosmoregulasi yang telah ada sebelumnya.Dengan memperhatikan habitat clan pergerakanpemijahan induk udang di laut, dia mulaibereksperimen terhadap sistem neurosekresiyang diduga berperan terhadap pemijahan udang.Berdasarkan eksperimennya dia dapatmembuktikan bahwa hila induk udangdihadapkan pacta kondisi media hiperosmotiksecara mendadak, maka rangsangan untukmemijah dipercepat yang didahului oleh prosesmatting. Diduga mekanisme ini dikontrol olehsuatu sistem hormonal di dalam tubuh udang.Tetapi waktu itu Motoh belum sempatmenelitinya. Baru setelah adanya penelitian yangdi1akukan oleh Callonet (1972) dan Duronsletet al (1975) diketahui adanya sistem syaraf yangkhas pada tungkai mala udang clan berperandalam proses molting dan pemijahan. Sistemsyaraf itu acta dua, yang dinamakan Organ-X daDOrgan- Y. Organ-X (kompleks kelenjar sinus),merupakan penghasil GIH (gonad inhibitoryhormone) yang dapat menghambat

20

1 ). Perubahan tersebutekanisme ekofisiologis

kebutuhan Molting clan

..

perkembangan gonad- G IH tersebut disintesis,disimpan daD dilepaskan oleh. jaringanneuroendokrin yang berada pada tangkai mata(Browdy, 1992). Di samping itu Organ-X jugaterlibat dalam sejumlah kendali hormonalterhadap hambatan molting, hambatanpefi1ijahan, dan sekresi hormon osmoregulasi.Adapun Organ- y', yang terletak di bagian kepalaatau tepatnya pada ota~ dan thora\'ic ganglion

(Adiyodi, 1985), berfungsi sebagai penghasilhonnon GSH (gonad stimulatory hormone) yangbekerjanya merangsang pembentukan spermapada individu jantan daD perkembangan telurpada individu betina. Pada saat udang memijahmaka Organ-X dihambat kerjanya oleh Organ- Y.Hal ini dapat terjadi hila ada rangsangan darilingkungan ekstemal, seperti salinitas, suhu daDrase lunar. Berdasarkan mekanisme kendalihormon d8lam menga1ur perkembangan gon8.ddan molting tersebut, diperkenalkan teknologiablasi mata untu..1c merangsang dan sekaligus

mempercepat proses kematangan gonad pactaudang windu (Nl1.rdjana, 1986). Ablasi matapada udang dapat mengurangi kendalipenghambat (GIH danmolt inhibitory hormone= MIH) sehingga GSH dan molting hormone

(MH) dapat bekerja untuk perkembangan gonaddan molting. Temuan ini telah dikembangkandalam teknik-teknik pemijahan buatan di panti-

panti pembenihan udang.

21

Hadirin yang saya horrnati,

Sebagaimana penerapan ilmu pengetahuan danteknologi (IPTEK) yang lain, implementasihHdrobiologi dalam bidang perikanan pantai dapatmenimbulkan dampak positif yang memberi rahmatdan manfaat, tetapi sebaliknya juga dapatfl1emberikan dampak negatif yang menimbulkailmlldharat.

Peran danDampaklmplementasiHidrobiologidalamPengembanganPerikanan Pantai

Dampak positif yang bermanfaatPengetahuan Hidrobiologi dapat memberi

manfaat dalam pengembangan usaha perikanan,misalnya budidaya udang di pantai atau tambak,baik pada sistem pembenihan maupun sistempembesaran.

Dengan landasan pengetahuan daur hidup danosmoregulasi, para ahli akuakultur kemudianmengimplementasikannya dalam budidaya udang.Aspek-aspek dari proses budidaya yang meliputi:pemijahan. pembenihan daD pembesaran udang ditambak dianggap analog dengan rase-rase utamadaur hidup alamiah udang di laut dan estuari.Sebagai ilustrasi, rase pemijatan dan pembenihanpada dasarnya adalah simulasi dari kondisi perairantengah 1 aut (media polihalin-hiperosmotik) yangmantap, 1i mana pemijahan alamiah danperkembangan 1arva terjadi. Aspek mediapembesaran udang di tambak di usahakan mendekatikondisi 1ingkungan alamiah estuari, dengan mediamiksohalin (iso-hiposmotik) dan gradien salinitasterkontro1.

22

Selanjutnya hila, pemangsa dihilangkan dan kerjaosmotik diminimalkan, maka dengal1 pemberianpakan dan lingkungan yang optimal akan dapattercapai produksi biomassa udang yang maksimal.

Dalam bidang perikanan tangkap pengetahuanruaya yang dipadukan dengan fenomena perubahansuhu dan salinitas (thermohaline) serta pergerakanmassa air (up wf'lling dan pola arus) dan sebarankhlorofil di dalam perairan sangat membantu upayapenentuan lokasi gerombolan ikan (fIShing ground)dengan bantuan satelit dan peralatan telemetri.Sebagai ilustrasi, data dan informasi daTi satelit(NOAA, SEA WIFS, TOPEX-POSEIDON) yangditerima oleh Direktorat Pengembangan JasaKelautan, Departemen Kelautan dan Perikanan,dapat dianalisis untuk menentukan: koordinat,lintang-bujur, sebaran khlorofil dan lokasipenyebaran stok ikan di taut. Citra satelit, berikutinformasi koordinat lintang bujur lokasi stok ikankemudian dikirimkan lewat faksimile ke instansi-instansi perikanan dan para pengguna lainnya. Dariinstansi-instansi ini, informasi dimaksud kemudiandikirimkan ke armada kapal-kapal ikan di tautmelalui jalur radio. Dengan bantuan instrumenGlobal Positioning System (GPS), kapal-kapalpenangkap ikan tadi segera mengarahkan operasi~naIlgkapan ikannya ke lokasi dimaksud.Begitu sampai di lokasi sasaran, peralatan pelacakgerombolan ikan (fish finder) segera diturunkanuntuk memprakirakan. kedalaman dan besamyakepadatan stok ikan.

23

Hila basil pantauan fish finder memperlihatkanadanya stok ikan yang potensial maka alatpenangkap ikan dapat segera dioperasikan.

Dampak negatif yang mudharatImplementasi pengetahuan Hidrobiologi bagi

usaha peri kanan, misalrtya budidaya udang. ditambak, tidak selalu memberikan manfaat, seringkalijustru menghasilkan mudharat, baik di sengaj amaupun tidak. Untuk lebih jelasnya dikem~contoh ilustrasi sebagai berikut:

a) Aplikasi teori regulasi pemijahan

pembenihan udangCara yang dikembangkan untuk merangsangkematangan gonad dan pemi j ahan saat ini adalahteknik ablasi mata sesuai rekomendasi para ahliperudangan daTi India, Filipina, Jepang daDIndonesia (Balai Budidaya Air Payau Jepara)pada tabun 1980 -1986. Teknik yarlgdikembangkan 8.dalah melakukan modifikasi daripola reproduksi udang di alam, yaitu denganmerusak atau menghancurkan sebagian bolamata udang agar fungsi Organ-X yangmenghasilkan honnon penghambat pematangangonad (Gill) dapat dihambat atau dihentikan.Harapannya agar Organ- Y dapat memproduksiGSH (gonad stimulatory hormone) denganlancar. Para pelaku ablasi mata nampaknya tidakmenyadari bahwa perilakunya membawa

dalam

24

penderitaan pada induk udang yang kehilanganatau rusak bola matanya. Demi'tujuan danambisi usahanya manusia telahmenyalahgunakan ilmu pengetahuan dankekuasaannya, sehingga membawa penderitaanmahluk lain ciptaan Tuhan yang mestinya hamsdipellhara dengan penuh kasih sayang. Apakahtidak ada cart'! lain yang lebih manusiawi ?misalnya dengan pemakaian hormon pemacukematangan gonad ataU teknik kejutan osmotik(hiperosmotik shocks) seperti yang terjadi dialam ? Jawabannya adalah berpulang kepadamanusia untuk menentukan cara mana yangdianggap benar sesuai kaidah keilmuan. etikadan moral.

b) Penyalahgunaan pengetahuan osmoregulasiuntuk memanipulasi paneDSesuai prinsip osmosis dan mekanismeosmoregulasi, maka hila udang dimasukkan kedalam media yang hipotonik akan mengabsorbsibanyak air untuk mempertahankankeseimbangan dan kemantapan tekanan osmotikcairan tubuhnya. Pengetahuan ini seringdisalahgunakan oleh para pengelolapertambakan. Cara yang dilakukan adalah,menjelang paDen kondisi air tambak sengajadibuat hipotonik dengan penamb:ahan air tawarsehingga turun salinitasnya. Akibatnya dapatdiduga, udang mengalami regulasi hiperosmotikdan bobotnya meningkat tajam, dikarenakanbanyak air yang terserap ke dalam tubuhnya.Dengan cara ini dapat memanipulasi dan

25

strategis atau penanggulangan sebagaimanamestinya jika diperlukan.

Pengetahuan adalah kekuasaan yang bisamerupakan berkah, tetapi mungkin merupakankutukan, tergantung bagaimana kita memanfaatkanpengetahuan itu. Demikian juga implementasihidrohiologi dalam bidang perikanan pantai,. disamping memberikan rahmat daD manfaat juga dapatmenimbulkan mudharat.

Bagi usaha perikanan yang berwawasanbudipekerti, implementasi pengetahuan Hidrobiologitidak saja membutuhkan kemampuan intelektualmelainkan juga keluhuran moral daTi para

pelakunya.

Hadirin yang saya hormati~

Pesan danHarapan untukMahasiswa

Pacta kesempatan yang sangatmembahagiakan han ini, perkenankanlall sayamenyampaika!1 pesan kepada para mana.siswaProgram Studi: l\o1anajemen Sumberdaya Perairan,Budidaya Perairan da.'1 Pemanfaatan SumberdayaPerikanan di Jurusan Perikanan dan MahasiswaProgram Studi Ilmu Kelautan di Jurusan IlmuKelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautanserta Program Pascasarjana (S2) ManajemenSumberdaya Pantai yang saya' cintai dan sayab!lnggakan.

Ilmu Hidrobiologi yang kita gel uti sehari-han telah berkembang dengan pesat, baik pactapengkayaan substansi maupun kedalaman materinya.Implementasi dari ilmu ini dalam dunia perikanan

28

I

meningkatkan bobot tubuh udang sampai :t40%(Anggoro,1992, 1994 dan 1998 ). Suatukeuntungan besar bagi produsen tambak, tetapimerupakan tindakan yang sangat merugikankonsumen udang.

Penerapan pengetahuan Hidrobiologi dalambidang perikanan, khususnya budidaya udang, tidakselalu membawa rahrnat bagi manusia, sebab disamping manfaat yang diperoleh juga sering timbulmudharat, terutama hila diaplikasikan secara tidaktepat. Hal ini seringkali dapat menimbulkanimplikasi moral, sosial dan kultural. SehaV3i

telah kita ketahui bersama manfaat danmudharatnya, baik di bidang perik-anan tangkapmaupun di bidang perikanan budidaya. Untuk dapatmemahami, mendalami dan menerapkan ilmu inisecara baik diperlukan kesungguhan dan ketekunan,serta kejelian untuk memadukannya denganpengetahuan yang lain. Dari sisi moral dan etika,te1ah kita ketahui bahwa implementisi ilmu inidalam bidang perikanan pantai telah membawarahmat dan manfaat, tetapi seringkali juga dapatmenimbulkan mudharat. Oleh sebab itu, selakupenggali daD pengguna ilmu pengetahuan, kita harusberhati-hati dalam menerapkan suatu ilmu

pengetahuan menjadi teknologi.Dalam hal ini kita harus selalu saling

mengingatkan perlunya menjunjung tinggikebenaran dan mengamalkan kebajikan. Hakekati!mu memang mencari kebenaran. Tetapi karenatidak ada kebenaran yang mutlak, maka kita perlubercennin kepada kebenaran mutlak, yakni ajaranagama. Terutama yang dituangkan dalarn kaidahetika atau moral. Baik atau buruknya sesuatu '

tindakan (implementasi ilmu pengetahuan menjadisuatu teknologi) perlu dinilai dari etika atau moraltadi. Dengan demikian seorang ilmuwan(hydrobiologist) harus memiliki landasanbudipekerti, berm oral luhur, dan selalu memegangteguh kode etik keilmuannya. Hanya apabila seorangilmuwan merasa terikat bukan saja pada ketentuan-ketentuan etik keilmuan. akan tetapi juga padaketentuan-ketentuan etik yang difirman..'can olehAllah, dapat dijamin bahwa seorang ilmuwan tidak

29

berkenan mengijinkan sara untuk menyampaikanorasi ilmiah ini, sara sampaikan. penghargaandengan ucapan terima kasih.

Kepada Senat, Ketua Program StudiManajemen Sumberdaya Perairan dan Ketua JurusanPerikanan FPIK UNDIP, yang telah menyetujui danmengus111kan diri saya sebagai Guru Besar diUNDIP, saya sampaikan penghargaan teriringucapan terima kasih.

Kepada mereka yang telah beIjasa dalammembantu, membimbing, mendorong danmemperlancar karir saya, antara lain: Prof. Dr. H.Lachmuddin Sya'rani, Prof. If. Joetata Hadihardaja,Prof. Drs. J. Warella, l'.1PA,PhD, Prof. Dr.Soedarsono, MS, Prof. dr. H. Moeljono S.Trastotenojo, Prof. Dr. H. Muladi, SH, Prof. If. H.Eko Budihardjo MSc, Drh. Soetopo Andar dan Dr.If. Didiek Rahmadi, semuanya di UNDIP, serta Th'.H. Kusmarl Suma\vidjaja, Prof.Dr. SoemardiSastrakusumah MSc (aIm), Prof. Dr. H. SoewondoDjojosubagyo (aIm), Prof. Dr. M. Eidman MSc danDr. If. Kardiyo Praptokardiyo, semuanya di IPB danProf. Dr. ~aworu Nakamura (Kagoshima UniversityJapan) dan' Prof. Dr. Fumio Takashima (TokyoUniversity of Fisheries Japan), saya sarnpaikanucapan terima kasih dan penghargaan setulusnya.

31

Kepada Ketua dan para Anggota PeerGroup, yang terdiri daTi: Prof. Dr. H. LachmuddinSya'rani, Prof. dr. H. Soebowo, DSPA, Prof. Dr."Soedarsono, MS, Prof. Drs. Soedjati, serta Prof. Dr.dr. H. Soeharjo Hadiseputro, saya sampaikanpenghargaan serta ucapan terima kasih ataskesediaannya untuk memeriksa naskah orasi ilmiahini serta memberikan saran perbaikan yang

membangun.

Kepada semua guru-guru sara, yang telahmendidik dan mengajar sara mulai dari tamankanak-kanak, sekolah dasar sampai perguruan tinggiserta pendidikan .pascasarjana clandoktor/pascadoktor, sara ucapkan terima kasih atasjasa-jasa mereka dalam membentuk pribadi sara.

Kepada segenap Panitia Pengtlkuhan GuruBesar UNDIP, saya sampaikan terima kasih danpenghargaan yang tinggi atas segala perhatian,bantuan dan kerjasama yang tela..~ diberikan untukpenyel~nggaraan acara in!.

Kepada istri tercinta, Hj. Muryati Apt., sertaanak-anakku tersayang, Dzati Utomo dan TrisnaniDwihapsari, yang dengan penuh pengertian danpengorbanan telah mendampingi sara, baik dalamstika maupun duka serta dengan penuh kasih sayangtelah memberikan dorongan moral sehingga saradapat meraih jenjang Guru Besar Madya ini. Hanyaucapan terima kasih dan penghargaan serta ciumkasih sayang yang dapat sara sampaikan.

"?-'-

akan menyalahgunakan pengetahuan yangdimilikinya sebagai kekuasaan untuk memaksakankehendaknya kepada pihak lain. Oleh sebab itu,hanya dengan landasan etikadan pengarnalan moralluhur inilah para penggali dan penggunapengetahuan Hidrobiologi, akan dapatmengembangkan usaha perikanan pantai yang penuhrahrnat dan dijauhkan daTi mudharat.

Hadirin yang sara hormatiUcapan terimakasihSebelum mengakhiri orasi ilmiah 1m,

perkenankanlah saya menggunakan kesempatanyang baik ini untuk sekali lagi memanjatkan puji

.Kepada kedua orang tua saya, Bapak Palil

Koesnoprawoto dan Rr. Soekati, yang dengan penuhkasih sayang telah mengasuh, mendidik danmembesarkan saya daD adik-adik saya, padakesempatan ini saya sampaikan terima kasih yangsebesar-besarnya. Demikian pula kepada Bapak danAlmarhum Ibu Mertua serta keluarga besar H.Hardjosoedarmo, yang telah memberikan semangatdan dorongan bagi saya untuk maju, padakesempatan ini saya sampaikan penghargaan daDterima kasih.

Saya yakin bahwa masih banyak kerabat,rekan sejawat, sahabat, karyawan dan mahasiswayang telah berjasa membantu saya selama ini.Kepada mereka semua saya sampaikan banyakterima kasih.Oleh karena keterbatasan ~-aktu, tempat dan ingatan,sara tidak mungkin menyebut semua nama yangtelah berjasa dalam membantu dan memberikandorongan. T anpa mengurangi rasa hormat daDpengharg-aan saya, kepada mereka yang namanyatidak disebutkan di sini saya mohon maaf:

Sebagai penutup, perkenankanlah sayamenyampaikan penghargaan disertai ucapari terimakasih kepada ~adirin yang terhormat atas kesediaanhadir dan kesabarannya mengikuti semua acarapengukuhan bari ini. Mohon maar hila ada tingkahlaku atau tutur kata saya yang tidak berkenan dihadapan hadirin. Semoga Allah yang MahaPengasih membalas budi bs.ik para hadirin sekalian.Amien.

33

Akhimya, dengan mengucapkan puji Syukuralhamdulillah ke hadirat Allah Yang Maha Esa saraakhiri penyampaian orasi ilmiah ini.

Wassalamu' alaikum WarahmatullahiWabarakatuh

34

..

Daftar Pustaka

Adiyodi, R.G. 1985. ReproductionBliss and L.H. Mantel (EdsJntegument, Pigments andInc., New York.

Anggoro, S. 1986. Pengar:uh salinitas media terhadap kuantitas clankualitas akan alami serta produksi biomassa nener bandeng. J.Media, 1: 9-12.

-' 1992. Efek osmotik berbagai salinitas media terhadap dayatetas telur daD vitalitas larva udang windu. J. Media, 1(18): 3-10.

1994. Regulasi sodium dan aktivitas enzim Na-K-ATPasepada

udang windu di dalam media hipo dan isosmotik. Bull. Kimia danPembangunan, 2: 14-18.

-' 1996, Kajian falsafah budidaya udang dari sisi implementasibiologi akuatik, J, iPTEK PENA, 08 (4): 34-42,

-.1996a.

Osmotic shocks effect at various levels of salinity onsodium regulation and Na-K-ATPase enzyme actiVity of Kuri.imaPraw-n (Penaeus japonicus). J. Media, 3(21): 22-28.

-.1998.

Optimalisasi salinitas media bagi kebutuhan keIjaosmotic dan efisiensi pakan "tokolan udang windu (Penaeu.s'monodon Fabr.). J. Ilmu Kelautan, 12(3): 161-166.

35

I

rllCJTODIOIOgl seoagal pengeranuan yang aapat ~diterapkan dalam bidang perikanan bRdidaya dan ).11) ),

perikanan tangkap, temyata tidak secara nyatamenyinggung masalah moral tadi. Dalam hal ini,maka yang menentukan nilai moral tersebut adalahmanusia yang menggunakan ilmu pengetahuanterscbut. Di sinilah peranan agama diperll1kan,terutama dalam memberikan araban, peringatan,bimbingan dan tuntunan k~pada umatnya agar selaluberiman dan bertaqwa kepada Allah dalammenegakkan kejujuran dan kebenaran, serta berlakuadil dan tidak sewenang-wenang terhadap sesamamahluk ciptaan Allah (temasuk di dalamnya biotaakuatik).

and its control, p:147-215. In D.E.). The Biology of Crustacea, vol 9.

Hormonal Process. Academic Press

-.2000.

Kajian ekofisiologi udang windu daD imple nentasinyauntuk perbaikan manajemen bioteknis pembenihan d~n budidayaperairan. Lap. Penelitian Hibah Bersaing, FPK UNDIP. Semarang.

-and

K. Nakamura. 1996. Osmoregulation in Tiger Shrimp(Penaeus monodon) and Kuruma Prawn (P. japonicus).Kagoshima Fish Rep., 11: 9-14.

-and

A. Setiarto. 1998. Osmotic response of tiger shrimp(Penaeus monodon) broodstock in various molting stages. J.Coastal Development, 1(2): 245-252.

Baker, J.W. and G.E. Allen. 1994. Hypothesis, prediction and implicationin biology. Addison-Westly Publ., Massachusets.

Browdy, C. 1992. A review of the reproductive biology of penaeidsspesies: Perspectives on controlled shrimp mat'Jfation systems forhigll quality nauplii production, p: 22-70. In: J. Wyban (Ed). Proc.of the Special Session on Shrimp Farming, World AquacultureSociety, Baton Rouge.

Bursey, C.R. and C.E. Lane. 1970. Osmoregulation mechanism in thepenaeids Shrimp. Compo Biochem. Physiol., 39: 483-493.

Chang, E.S. 1985. Hormonal control of molting in decapod crustaceans.American Zoologist, 25: 179-185.

Cheng, J-H and I-C Liao. 1986. The effect of salinity on the osmotic andionic concentrations in the hemolymph of Penaeu.'i monodon andP. penicillatus, p: 633-636. In J.L. Mclean et al (Eds). The FirstAsian Fisheries Forum, Manila.

36

Dati. Via, G.J. 1986. Salinity and osmotic responses of juvenile PenaeidShrimp Penaew' japonicus. II. Freeramino acids. Aquaculture, 55:307-316.

Reformasi pembangunan perikanan. DELP,Ditjen Perikanan.Jakarta.

2000.

Ditjen PREL DKP. 2000. Peta daerah penangkapan ikan perairan lautIndonesia. Hasil data satelit Topex-Poseidon, NOAA dan Sea\vifs.Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Duronslet, M., A. Yudin and W.H. Clark. 1975. Ecophysiological studieson the spawning pattern of penaeids shrimp. Dept Ecophysiol,Bull., Oslo.

Ferraris, R.P., E.D.P. Estepa, J.M. Ladja and E.G.D. Jesus. 1987.Osmotic and Chloride regulation in the hemolymph of tigershrimp during molting in various salinity. Marine Biology, 95.377-385.

Gilles, R. 1979. intracellular organic osmoeffectors, P: 111-154 In Gilles(Ed). Mechanisme of o5moregulation in animals. John Willey andSons, N. Y.

Holden. H.J. and p.F.S. F~aitt. 1974. Manual of fiheries biology:Phylosophy, Principles and Practices. Fisheries Resources andEnvironment Div., F.A.O., Rome.

Milton, J. and W. William. 1965. Life history and spawning migration ofpenaeids prawn. Fisheries Bull., 67(2): 6-37.

CentralMotoh, H. 1987. The history of crustacean biotechnology.Laboratory, Mar. Ecol. Res. Inst., Onjuku.

37

Nasoetion, Andi Hakim. 1985. Daun-daun berseraka 1, percikanpemikiran mengenai ilmu pengetahuan clan penr1idikan. IntiSarana Aksara, Jakarta.

-.1989.

Pengantar ke fi1safat sains. Pustaka Litera AntarNusa, Bogor.

Nurdjana, Made L. 1986. Pengaruh ablasi mata unilateral terhadapperkembangan telur daD embrio serta kualitas larva udang windu.Oisertasi 83, UGM, Yogyakarta.

Payot, G. and E.P. Odum. 1993. Aquatic productivity and its managementan ecological niche approach. Pergamon Press., Toronto.

Rahman, Afzalur. 1997. Qur'anic sciences. The Muslim School Trust,London.

Smith, F.G.W. and J.P. McVey. 1994. The sciences of crustaceanmariculture. CRC Press, Inc., Boca Raton.

Suriasumantri, Jujun S. 1988. Filsafat ilmu, scbuah pengantar populer:.Pustaka Sinal Harapan, Jakarta.

38

,Lam )iran 1. Kebutuhan Media lsosmotik sesuai Fase Hidup dan Daur

Molting Udang Wffidu

~

Fase Media Isosmotik

;"

0 Molt = 33-34 ppt8 Intennolt = 29-31 ppt

~

1m = f(M, S)Induk

Telur

Larva 1m = f( n, z, m, S, T)

~~

Pascalarva

Juvenil

39

0 Nauplii = 32-33 ppt

i

~~

t '--- ~

Sumber : Hasil Penelitian Hibah Bersaing (Anggoro, 1997-2000)Keterangan: 1m -media isosmotik

M -molting t -waktu (hari)S -salinitas T -suhu (ideal: 300 C)n -nauplii z -zoea m -mysis

DATA PRIBADI

1. Nama lengkap : Prof. Dr. Ir. H. SutrisnoAnggoro, MS

2. NIP : 130531 7013. Tempa! dan tanggallahir: Klaten, 11 Desember 19524. Agama : Islam5. lsteri : Dra. Hj Muryati, Apt6. Anak : 1. Dzati Utomo

2. Trisnani Dwihapsari7. Alamat : Perum BPI Blok 0/6

Ngaliyan, Semarang,Telp. 024-7604693

RIWAYAT PENDIDlKAN FORMAL

1. SD Negeri Taruba83o, Karaoganom-KJateeLutus taboo 1965

2. SMP Negeri Karaogaoom-KlatenLotus tabuo 1967

3. SMA Negeri Karaoganom-Klaten (Bid. IP A)Lulus tahuo 1970

4. Sarjana Muda Perikaoao UNDIP (BSc)Lulus tabuo 1974

5. Sarjaoa Perikaoao Fak.Peteroakan & PerikaoanUNDIPLulus tabuo 1977

6. Magister Saios (S2) llmu Perairao IPB (MS)Lulus tahuo 1984

7. Doktor (83) illftti Perairan IPB (Dr)Lulus tahun 1992

40

.RIW AY A T PENDIDlKAN

TAMBAHAN/KURSUS/PELATIHAN

~

1. Fisheries Biology Training Course (Iowa StateUniv.-UKSW Salatiga 1978

2. 2. Kursus Orientasi Kewiraan Angkatan VI 1979

3. Kursus Pembi~a Kemahasiswaan TingkatNasionai di Sllrabaya 1979

4. Penataran P4 (Pembina) Tingkat PropinsiJawa Tengah di Semarang 1980

5. Kursus Manajemen Perkuliahan di lKIPNegeri Semarang 1980

6. Kursus Metodologi Riset di UNDlP Semarang 19817. Kursus AMDAL-A di PPLH IPB Bogor 1981

8. Pelatihan Metodologi Penelitian Bidang BiologiPerikanan di LPPL Semarang 1982

9. Kursus Pemantauan Kualitas Air di BiotropBogor 1983

10. Coral reefs r~search methodology, internationalworkshop & training course (Unesco-LON LIPI-UNDIP) di Jepara 1985

11. Kursus Penyusun AMDAL (AMDAL-B)diJakarta 1985

12. International training course on developmentstrategies and planning for fish farmers'communities (SEARCA) di UPLB Los BanosFilipina 1986

13. Aquatic environmental impact assesmenttraining course di Biotrop 1986

14. Kursus rekonstruksi kuliah di UNDIP Semarang 198715. Kursus modelling dan simulasi ekosistem pantai

di Bogor 1988

41

16. Pelatihan pengelolaan lingkungan pantaidiBogor 1989

17. Pelatihan manajemen pertambakan di BBAP

Jepara 199218. Pelatihan manajemen akademik di JKIP Negeri

Semarang 1993]9. Pelatihan pengelolaan air limbah sistem biotik

diBogor 199420. Kursus pemantauan dampak dan penanganan

limbah B3 di Bogor 199521. Coastal management training course & Scientis

Exchange programme di Kagoshima Jepang(Postdoctoral programme) 1996

22. Pelatihan manajemen perguruan tinggi di Bogor ] 99723. Pelatihan GIS untuk manajemen pantai

diJakarta 1999

RIW A Y AT KEPEGA W AlAN

II/bIIUallIlbIIUcllI/dIV/aIV/bIV/c

1

-10 -1977

1 -4 -1978

1 -4 -1980

1-,4 -1982

-1-10-1985

1-:-4 ~1995

1 -4 -1998

1 -8 -2000

!. Pengatur Muda Tk I2. Penata Muda3. Penata Muda Tk. I4. Penata5. Penata Tk. I6. Pembina7. Pembina Tk. I8. Oiusulkan ke Pembina Utama

42

,:if~

..

RrWAYATJABATANSTRUKTURAL~

1. Sekretaris Jurusan Perikanan FP UNDIPtIn 1-9-1979 sid 1-9-1990

2. Pembantu Dekan III FP UNDlPtIn 1-9-1980 sid 1-9-1982

3. Pembantu Dekan I FP Ul\TDIPtm 1-3-1993 sid 27-8-1996

4. Ketua Program Studi Manajemen SumberdayaPerairan, Jur.Perikanan FPK UNDIP

tIn 1-8-1996 sid 1-9-19995. Dekan Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan UNDlP

tIn 1-9-1999 sampai sekarang

JABA T AN FUNGSIONAL

~

i. Asisten Muda II/b 1 -3 -19772. Asisten Ahli Madya ilUa 1 -4 -19783. ASlsten Ahli 1II/b 1 -4 -19804. Lektor Muda IIT/c 1 -4 -19825. Lektor Madya IlIJd 1 -10 -19856. Lektor Kepala Madya IV fa 1 -5 -19957. Lektor Kepala IV /b 1 -11 -19978. Guru Besar Madya IV/b 1 -11 -2000

~~~~~~ 43

KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN D ~LAMORGANISASI PROFESI

2

3.4.

5.6.

Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPlKANI), sebagai

AnggotaPerhimpunan Biologiwan Indonesia (PERHIBI), sebagai

anggoreAsian Fisheries Society (APS), sebagai anggota.Fisheries Biologist Society (FBS), sebagai AnggotaPerhimpunan Ikan Hias Indonesia (PUll), sebagai anggotaPerhimpunan Ahli Udang Indonesia (PERAUDI), sebagai

Anggota

DAFT AR KARY A ILMIAH BASIL PENELITIAN YANGD IPUBLlKASlKAN SEBA GAl PENULIS UT AM~I\

Respon keefcktipan dan efisiensi energetik penetasan telurudang windu, Penaeus monodon Fabricius, terhadap suhumedia inkubasi pacta kondisi isosmotik.Diterbitkan dalam Majalah Ilmiah ,.. llmu Kelautan"(Terakreditasi). No. 14 Tahun IV, Juni 1999, Halaman: 72 -

77. ISSN: 0853-7291.

7. Osmotic works, Na-K-ATPase activity and feeding efficiencyof tiger shrimp juveniles (Penaeus monodon Fabricius) at

various level of salinities.Ditulis bersama S. Budi Prayitno. Diterbitkan dalam Journal ofCoastal Development. Volume 2, Nomor 3, Juni 1999,Halaman: 463-469. ISSN: 1410-5217.

44

"

3. Opt malisasi salinitas media bagi kebutuhan kerja osmotik daDefis.ensi pakan tokolan udang windu.(Penaeus monodonFabricius).Oiterbitkan dalam Majalah llmiah "IImu Kelautan"(Terakreditasi). Nomor 12 Tahun III, Oesember 1998,Halaman: 161-166. rSSN: 0853-7291.

4. Osmotic response of tiger shrimp (Penaeu.\. monodon) broodstock in various molting stages.Ditulis bersama Agung Setiarto dalam Journal of CoastalDevelopment, Volume 2, Nomor I, Oktober 1998, Halaman:245-252. ISSN: 1410-5217.

5. Osmotic shocks effect at various levels of salinity on sodiumregu1uion and Na-K-A TPase enzyme activity ofkurumapra\\~ (Penaeus japonicus).Diterbitkan dalam Majalah Pengembangan Ilmu-IlmuPetemakan daD Perikanan "Media", Edisi ill Tahun XXI,September 1996, Halaman:22-28. ISSN: 0215-9317.

6. Efektivitas biofilter dengan sistem resirkulasi ganda bagikelayakan media pembenihan udang bago (Penueu.<;monodon).Oitulis bersama Sigit Kartasanjaya dan Fajar Basuki dalamBulletin Kimia dan Pembangunan, Nomor 3, Februari 1996,Halaman: 1-5. ISSN:O854-3577.

7. Regulasi sodium dan aktivitas enzim Na-K-ATPase padaudang windu di dalam media hipo dan isosmotik.Diterbitkan dalam Bulletin Kimia dan Pembangunan, Nomor2, Mei 1994, Halaman : 14-18. ISSN: 0854-3577.

45

8. Efek osmotik berbagai tingkat salinitas media terhadap layatetas telur dan vitalitas larva udang windu.Diterbitkan dalam Majalah Pengembangan Ilnlu-IlmuPetemakan dan Perikanan " Media", Edisi I Tahun XVIII,

Maret 1993, Halaman3-10. ISSN: 0215-9317.

9. Pengaruh salinitas media terhadap kuantitas clan kualitas pakanalami serta produksi biomassa nener bandeng (Chano.\' chano.\'Forskal).Diterbitkan dalam Media Peternakan, Edisi I, Maret 1986,Halaman: 9-12. ISSN: 0215-9317.

10. Kajian falsafah budidaya udang dari sisi implementasi biologiakuatik.Oiterbitkan dalam JurnallPTEK PENA, Volume 08, Tal unIV, 1996. ISSN: 0854-7521.

DAFTAR KARY A ILMIAH HASIL PENELiTIANSEBAGAI PENULIS UT AMA(TmAK DIPUBLIK\SIKAN)

1 Kajian aspek biologi pertuimbuhan dan kebiasaan makanangelondongan bandeng di tambak Karanganyar Semarang.Laporan penelitian, tah\m 1977, 78 halaman.. J urusanPerikanan Fakultas Petemakan UNDIP , Sem~rang.

2. Potensi reproduksi udang bago di pantai utara clan selatanJawa Tengah. Laporan Penelitian, ditulis bersama JuwitoJunaedi, tahun 1978,60 halaman. Universitas Diponegoro,

Semarang.

46

3.

"

K Jmposisi clan kualitas klekap di tambak Kaliwungu. LaporanP ..:nelitian, ditulis bersama J uwito J lJnaedi dan Asriyanto,tuhun 1979,54 halaman. Jurusan Perikanan Fak.PetemakanUND IF .

Potensi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya karang diKarimunjawa. Laporan Penelitian, ditul~s bersama ImamTriarso dan Yosephine Limianto, tahun 1980, 84 haiaman,Ut-.iversitas Dipl)llego~o, Semarang.

4.

Kekayaan jenis dan penyebaran ikan bias di terumbu karangKepulauan Karimunjawa. Laporan Penelitian ditulis bersamaLachmuddin Sya'rani dan Agung Suryanto, tahun 1981, 77halaman, Universitas Diponegoro Semarang.

5.

6. Potensi benthos di perairan sungai Kaligarang Semarang.Laporan penelitian, ditulis bersama YS Darmanto danPermz.di, Tahun 1982,80 halaman, Bappeda Tk. I JawaT engah, Semarang.

Ka.iian kualitas air tambak dan aspek biologi bandeng dipertambakan Karwlganyar Semarang. Laporan Penelitian,Tahun 1983,64 halaman. Jur.Perikanan, Fak. PetemakanUNDIP Semarang.

7.

8. Oinamika populasi ikan belanak (Mugil sp) di muara sungaiKaranganyar Semarang. Laporan Pene1itian, ditulis bersamaYani Judantoro, Tahun 1983,67 halaman. Jur. PerikananFak.Petemakan UNDIP Semarang.

Pengaruh salinitasterhadap kualitas pakan alami daD produksibiomassa Defier daD gelondongan Bandeng. Tesis S2, Tahun1984, 115 halaman,lPB Bogor.

9.

47

10. Daya pemanfaatan pakan dan energetika pertumbuhan nenerbandeng di petak buyaran terkontrol salinitasnya. Lap< ,ranPenelitian, ditulis bersama Haryati dan Sunarto, tahun 1985,54 halaman. Jur.Perikanan Fak.Petemakan UNDIP Semarang.

Struktur komunitas plankton dan benthos di laguna PulauTirang Cawang KodioaSemarang. Laporan Penelitian, ditulisbersama Pujiono WP, Tahun 1986, 62 halaman. LaporanPcne1itian, Jur.Perikanan Fak.Peternakan ~'DIP Semarang.

12. Struktur komunitas plankton dan larva udang di perairanberpadang lamun di Bondo Jepara. Laporan Penelitian, Tahun1987, 80 halaman. Universitas Diponegoro Semarang.

13. Optimasi salinitas medium peneneran bagi pertumbuhaJI danproduksi biomassa nener bandeng. Laporan Penelitian, Tahun1988, 121 halaman. Universitas Diponegoro Semarang.

14. Efek osmotik berbagai tingkat salinitas media terhadap dayatetas telur dan vitalitas larva udang windu. Disertasi S3, 185halaman. Tahun 1992. Program Pascasarjana, IPB Bogor.

15. Laju pertumbllhan udang galah pacta kondisi kultur gandabersama ikan mota. Laporan Penelitian, Tahun 1993, 82halaman. Jur.Perikanan, Fak.Petemakan UNDIP Semarang.

16. Efisiensi pakan dan penampilan vitalitas kultivan pada kulturganda bandeng daD belanak di tambak Karanganyar Semarang.Laporan Penelitian, ditulis bersama Hem Budiargo, Tahun1994,78 halaman. Jur.Perikanan Fak.Petemakan UNDIPSemarang.

48

,17. Kaji m isosmotik induk udang windu daD udang putih pada

rase interrnolt. Laporan Penelitian. tahun 1995, 76 halaman.Jur.!Jerikanan Fak.Petemakan UNDiP Semarang.

18. Ecophysiological study of Kuruma Prawn. Laporan penelitian,tahun 1996. Oiseminarkan dalam forum Scientist ExchangeSeminar, Japan Society for Promoting Science, Faculty ofFisehries, Kagoshima Ufliversity.

] 9. Studi ekofisiologi daD implementasinya untuk perbaikanmanajemen bioteknis pembenihan udang windu. I. PenangananInduk. Laporan penelitian hibah bersaing tahun I, Tahun 1997,] 16 halaman, ditulis bersama S. Budi Prayitno dan A. Setiarto.Universitas Diponegoro Semarang.

20. Evaluasi dampak pertambakan sistem wanamina tumpangsari(silvofishery) di Segara Anakan. Laporan Penelitian, tahun1997, 48 halaman, ditulis bersama Bambang Priyono. PPLHUNOIP Semarang.

21. Studi ekofisiologi dan implementasinya untuk perbaikanmanajemen bioteknis pembenihan udang \v1ndu. II.Penanganan telur dan larva. La-pornn penelitian hibah bersaingtahun II, Tahun 1998, 88 halaman, ditulis bersama S. BudiPrayitno dan A. Setiarto. Universitas Diponegoro Semarang.

22. Studi ekofisiologj dan implementasinya untuk perbaikanmanajemen bioteknis pembenihan Udallg windu. III.Penanganan Pascalarva dan tokolan udang. Laporan penelitianhibah bersaing tahun III, Tahun 1999, 84 halaman, ditulisbersama S. Budi Prayitno dan A. Setiarto. Universitas

Diportegoro Semarang.

49

23. Potensi reproduksi, kondisi morfometri daD kebiasaanmakanan ikan tuna di Pelabuhan Ratu. Laporan peneliti.tn,ditulis bersama Niniek Widyorini, Diseminarkan pada LulanMaret Tahun 1999, Lembaga Penelitian UNDIP Semarang.

24. Penampilan molting clan produksi biomassajuvenil udangwindu pada berbagai media isosmotik. Artikel basil penelitiandiseminarkan dalam forum Seminar Hasil-hasil Penelitianill'.~IP. tgi. 11 Nopember 1999.

25. Optimalisasi media isosmotikbagi pentokoJan udang windu.Makalah basil penelitian, disajikan dalam Forum SeminarHasil-hasil Penelitian Unggulan UNDIP di Semarang, 20Maret 2000.

DAFT AR KARY A ILMIAH BASIL PENELITIANSEBAGAI PENULIS PEMBANTU

(T ANP A DIPUBLIKASlKAN)

Potensi reprodlJksl ikan belanak di muara sungai Tapak danKaranganyar. Laporan Penelitian, tahun 1985, Penulis UtamaHaryati. Jur. Perikanan Fak.Petemakan UNDIP.

Potensi ikan hias di perairan pantai Jawa Tengah. LaporanPene1itian, Tahun 1986. Penults Utama Lachmuddin Sya'raniJur.Perikanan Fak.Petemakan UNDIP.

2

Identifikasi tingkat kerusakan pantai di Jepara dan Pekalongan.Laporan Penelitrian. Tabun 1987. Penulis utama LachmuddinSya'rani. Universitas Diponegoro Semarang.

3

50

4. Penyus man pengelolaan sumberdaya perikanan di SetatMalak... Laporan Penelitian, Tahun) 992. Penulis UtamaAbdul 3hofar daD W. Farid Ma'ruf. Ditjen Perikanan-UNDIP.

5. Penerapan IPTEK biofiltrasi pada pembenihan udang Windu.Laporan Penelitian, Tahun 1993. Penulis Utama Fajar Basuki.Jur.Perikanan Fak.Peternakan UNDIP.

6. Daya pemanfaatan pakan pascalarva udang windu pactaberbagai media dengan salinitas berbeda. Laporan Penelitian,Tahun 1994, Penulis utama Pinandojo. Universitas

Diponegoro Semarang.

7. Penerap. tn unit penyaring pasir bagi upaya mempertahankankualitas air di tambak udang. Laporan pene1itian,tahun 1995,Penu1is utama Pujiono WP. Universitas Diponegoro,

Semarang.

8. Penerapan teknologi live water system untuk meningkatkanmutu air di tambak bandeng dan udang. Laporan Penelitian,tanun 1996. Penults Utama Fajar Basuki. Universitas

Diponegoro, Semarang.

9. Daya tahan udang windu terhadap erasi dan kekuranganoksigen terlarut. Laporan Penelitian, Tahun 1996. Penulisutama Pujiono WP. Universitas Dipon~goro Semarang.

10. Pola adaptasi osmotik dan distribusi ikan sidat di perairanKebumen dan Cil~.cap. Laporan Penetitian, Tahun 1997.Penu1is Utama Asriyanto. Univel"Sitas Diponegoro, Semarang.

51

11. Respon osmotik ikan nila di berbagai osmolaritas mediaLaporan Penelitian, tahun 1998. Peneliti utama BahrusSyakirin. Unikal Pekalongan.

12. Tingkat saprobitas perairan di muara sungai Babon. LaporanPenelitian, Tahun 1997/1998. Peneliti Utama BambangSulardiono. Universitas Diponegoro Semarang.

DAFT AR KARY A ILMIAH MENULIS BUKU

I. Dinamika PopulaSi Ikan2. Ekofisiologi Udang3. Fisiologi Hewan Air4. Amdal Pantai

Tahun 1994Tahun 1996Tahun 1999Tahun 2000

KARY A ILMIAH LAIN

Diversified fish-livestock farming system in Demak village,Central Java Indonesia. Makalah dipresentasikan dalamInternational Training Program on D~velopment Strategies andPlanning for Farmers' Communities, College Laguna-UPLB,Los Banos, Philippines, 18 Oesember 1986

2. Dampak pada ekosistem perairan. Makalah untuk kursusAMDAL-A di Universita.s Diponegoro daD Diktat PropinsiJawa Tengah (tahun 1997, 1998, 1999,2000)

Metode, teknik pengumpulan clan analisis data biota perairan.Makalah untuk kursus AMDAL-B di Universitas Diponegoro(tahun 1997, 1998, 1999)

52

"4. Metode id ;ntifikasi daD prediksi dampak aspek hayati.

Makalah ltntuk kursus AMDAL A diUNDIP daD DIKLAT.Propinsi Jawa Tengah (tahun 1998, 1999,2000)

5. Pengelolaan sumberdaya perikanan berwawasan lingkungan.Makalah disampaikan dalam pengenalan profesi perikananbagi mahasiswa barn di LPWP UNDIP Jepara, 25 Septembel1998 .

6. Agrobisnis budidaya udang windu menggunakan teknikpembantutan. Makalah disampaikan dalam Seminar NasionalPemberdayaan Masyarakat Tani melalui Agrobisnis clanAgroindustri, Semarang 17 Juni 1999

7. Dampak lingkungan biotik dan sosial usaha pertambakanudang. Makalah disampaikan dalam Seminar NasionalW ALHl " Tinjauan atas kebijakan pertambakan udang ill

Indonesia"', Jakarta 20 Desernber 1999

8. Kajian status usaha dan permasalahan pengembanganbudidaya tambak di pantai utara Jawa Tengah. Makalahdisampaikan dalam Seminar Satgas Tambak Nasional diPacet-Puncak, 30 Oesember 1995

9. Altematifsolusi pencemaian tambak di pantai utara JawaTengah. Makalah disampaikan dalam Seminar NasionalTambak di Jakarta, 28 Oesember 1995

10. Dilema penerapan teknologi penangkapan ikan dalammanajemen sumberdaya perikanan pantai. Makalahdisampaikan dalam Workshop Manajemen SumberdayaPerikanan qi Perairan Pantai, Jepara 22-24 September 1995

53

Kebijakan pengintegrasian materi pangan dan gizi data nkurikulum Petemakan dan Perikanan di UniversitasDiponegoro. Makalah disajikan dalam Semiloka NasiollalPengembangan Kurikulum bidang Pangan dan GiziMasyarakat, Semarang 4 Oktober 1995

12. Pengelolaan kualitas air di tambak udang. Makalah disajikanpacta Seminar memacu keberhasilan dan pengembangan usahape:1ambakan udang Nasional, Bogor 16-17 Scptember 1988

PERAN AKTIF DALAM PERTEMUAN ILMIAHTINGKA T NASIONAL & INTERNASIONAL

Tingkat Nasional :

1. Seminar Nasional Pengelolaan Rawa Pening, Salatiga,Oktober 1978

2. Seminar Nasional Biologi Perairan dan Pengelolaan DanauRawa Pening, Salatiga, Agustus 1980

3. Seminar Nasional Pengendalian Eutrofikasi Perairan di Bogor,Mei 1982

4. Seminar Nasional Memacu Keberhasilan Budidaya TambakUdang dl Bogor, September 1988

5. Workshop Manajemen Sumberdaya Perikanan Pantai diJepara, September 1995

54

"6. Semiloka Nt sional Pengembangan Kurikulum Bidang Pangan

dan Gizi Ma-,yarakat, Semarang, Oktober 1995~

7. Seminar Tambak Nasional di Puncak, Oesember 1995

8. Seminar Nasional Pengelolaan Kawasan Segara Anakan.

Jakarta, 1997.

9. Seminar Pengelolaan clan Pcrlindungan Kawasan TerumbuKarang di Karimunjawa, Jepara, September 1998

10. Seminar Nasional Agribisnis daD Agroindustri di Semarang,

Juni 1999

11. Seminar Nasi mal Agrobisnis Berbasis Masyarakat diSemarang, September 1999

12. Seminar Nasiona1 Wa1hi tentang Oampak Li!lgkungan olehKegiatan Pertambak~n Udang di Indonesia, Jakarta -

Oesember 1999.

13. Seminar Evaluasi Kebutuhan Sosial Ekonomi MasyarakatPesisir di Tegalsari. Tegal, Oktober 1999.

14. Seminar Pemberdayaan Masyarakat dan PengelolaanS~mberdaya PerikananPantai di Tegalsari, Kodya Tegal.Tegal, Pebruari 2000.

~

15. Seminar/Lokakarya Pengelolaan Sumberdaya Pesisir diDemak, Pati, dan Jepara. Semarang, Maret 2000.

~~~

55

16. Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Bahari mer jelangOtonomi Daerah. Semarang, April. 2000.

17. Seminar Nasional Dampak Kegiatal;1 Pertambakan terhadapEko sistem Pantai, Jakarta, September 2000.

I 8. Seminar Nasional Kajian Potensi Ikan & Stock Assesment,Jakarta, Oktober 2000.

lnternasional :

Aquatic fisheries man~ement and reservoir Seminar ,ct.Biotrop, Bogor. Pebruari 1982

I

2. Coial reefs international workshop and seminar, Jepara, 1985

3. International Seminar on Fisheries bio!ogy and coastalmanagement, Semarang, 1986

4. Fish Stock Assesment International Seminar, Jakarta, 1987

international Seminar and Workshop on Aquaculture and

Postharvest Technology (DGHE-JSPS-UNDJP), Semarang,1995.

5.

6. Coastal Fisheries Management Workshop, Kagoshima -Japan,1996.

7. Prawn Ecophysiology and Culture Seminar, Kagoshima-Japan,1996.

56