OSILATOR

9
1 LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2 OSILATOR KELAS : TEK B / PRAKTIKUM 2 KELOMPOK : SATU NAMA : BAYYU PUTRA H.P.W NIM : J3D113046 PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Transcript of OSILATOR

Page 1: OSILATOR

1

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA 2

OSILATOR

KELAS : TEK B / PRAKTIKUM 2

KELOMPOK : SATU

NAMA : BAYYU PUTRA H.P.W

NIM : J3D113046

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER

DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: OSILATOR

2

A. Tujuan Percobaan1. Membangun dan menguji rangkaian osilator jembatan Wien2. Membangun dan menguji Osilator T Kembar

B. Peralatan dan Komponen Percobaana. Kit praktikumb. Osiloskopc. Generator sinyald. Sumber Dayae. Multimeterf. Kabel Penguhubungg. Komponen: - IC LM 741

- R1 = 100 Ω- R2 = 270 Ω- R3, R4 = 1 KΩ- R5, R6 = 10 KΩ- VR1 = 1 KΩ- C1,C2 = 100 nF- C3,C4 = 10 uF/50V

C. Teori PenunjangDalam jaringan leading leaging, pergeseran fasa positif terjadi pada

frekuensi rendah dan pada fasa negatif pada frekuensi tinggi. Pergeseran fasa sama dengan nol dalam jaringan leading and leaging ketika frekuensi fo. Penguatan tegangan dan jaringan leading and leaging mencapai nilai maksimum sepertiga, ketika frekuensinya fo.

Osilator jembatan Wien memiliki suatu jaringan leading and leaging dalam jalur umpan balik positif serta rangkaian pembagi tegangan pada dalam jalur umpan balik negatif. Lampu tungsten mini digunakan pada pembagi tegangan untuk menstabilkan tegangan keluaran.

Keluaran dari osilator jembatan Wien berada dalam level off, ketika hambatan lampu tungsten sama dengan R2/2. Pada titik ini, pembagi tegangan memiliki besar penguatan hampir sepertiga.

Tapi T Kembar (Twin T Kembar) berlaku seperti sebuah jaringan leading and leaging menghasilkan pergeseran fasa negatif pada frekuensi rendah dan pergeseran pada fasa positif pada frekuensi tinggi. Pada frekuensi fo pergeseran fasa dan Tapis T Kembar adalah nol. Penguatan tegangan dari tapis T kembar idealnya jatuh menjadi nol pada frekuensi fo. Tapis filter ini juga dikenal sebagai notch filter, frekuensi fo pada tapis T kembar dikenal juga sebagai frekuensi notch dan dirumuskan sebagai berikut:

fo = ....................................................................................................(1)

Page 3: OSILATOR

3

D. Pelaksanaan Percobaana) Osilator Jembatan Wien

1. Hitung terlebih dahulu nilai fo dari rangkaian pada Gambar 1,2. Susunlah rangkaian mengikuti Gambar 1,3. Aturlah VR1 untuk mendapatkan isyarat sinus keluaran (Vout) dengan

nilai maksimum tanpa ada distorsi (cacat) ataupun pengguntingan (Clipping),

4. Ukur dan catat frekuensi keluaran pada tabel 1,5. Ukur dan catat sudut fasa antar Vout (kaki 6) dengan Vin (kaki 3).

Gambar 1. Osilator Jembatan Wien

b) Osilator T Kembar (Twin T Osilator)1. Hitung terlebih dahulu nilai pendekatan dari frekuensi rangkaian

osilator T kembar seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2. Susunlah rangkaian mengikuti Gambar 23. Ukur dan catat sudut fasa antara Vout (kaki 6) dengan Vin (kaki 3)4. Atur VR1 untuk mendapatkan isyarat sinus keluaran (Vout) dengan nilai

maksimum tanpa ada distorsi (cacat) ataupun pengguntingan (clipping)

5. Ukur dan catat frekuensi keluaran pada Tabel 2.

Page 4: OSILATOR

4

Gambar 2. Osilator T Kembar

E. Hasil Percobaana) Osilator Jembatan Wien

fo (Perhitungan)

fo (Pengukuran) φo Gambar Osiloskop

15,92 Hz 1,4 KHz 0

Data Perhitungan:Rumus:

fo =

fo =

b) Osilator T Kembar (Twin T Osilator)

fo (Perhitungan)

fo (Pengukuran) φo

fo=

Page 5: OSILATOR

5

15,92 x Hz

15,92 x 1015

KHz 0

Data Perhitungan:Rumus :

fo =

fo =

fo =

F. PembahasanPada percobaan praktikum kali ini dilakukan dua kali percobaan yaitu

Osilator Jembatan Wien dan Osilator T kembar (Twin T kembar). Percobaan kali ini peralatan dan komponen yang digunakan adalah osiloskop, generator sinyal, multimeter, kabel penghubung (jumper), IC LM 741, Resistor yang besarnya 100Ω, 270Ω, 1KΩ, 10KΩ, dan kapasitor yang besarnya 100nF, 10uF/50V.

Untuk semua percobaan, sumber tegangan yang diberikan adalah sumber tegangan AC yang frekuensinya dicari. Untuk melihat tegangan keluarannya atau VOUT diukur menggunakan osiloskop. Setelah mendapatkan tegangan

keluarannya, menghitung frekuensi keluaran dengan persamaan fo= .

Pada percobaan Osilator Jembatan Wien setelah kita merangkai gambar 1 hubungan dengan osiloskop dan mencari frekuensi tegangan keluaran yang terjadi, atur VR1 atau potensiometer yang berukuran 1 k untuk mencari sinyal keluaran yang tidak cacat ataupun mengalami pengguntingan. Pada hasil pengukuran diketahui 1,4 KHz dan pada hasil perhitungan 15,92 Hz dengan beda fasa 0.

Pada percobaan Osilator T Kembar (Twin T Kembar), setalah kita merangkai gambar 2 cara kerja sama seperi Osilator Jembatan Wien untuk mevari tegangan keluaran yang terjadi, atur VR1 atau potensiometer yang berukuran 1k untuk mencari sinyal keluaran yang tidak cacat ataupun

fo=

Page 6: OSILATOR

6

mengalami pengguntingan. Pada hasil perhitungan diketahui 15,92 x

dan pada hasil pengukuran diketahui 15,92 x dengan beda fasa 0.

G. KesimpulanJadi dapat disimpulkan dalam percobaan kali ini adalah, Pengaturan

penguatan dan umpan balik merupakan persyaratan bagi rangkaian osilator agar menghasilkan osilasi secara terus-menerus. Frekuensi isyarat suatu gelombang dapat dihitung dengan persamaan, dimana adalah frekuensi yang digunakan dalam signal generator dan adalah waktu yang digunakan untuk memperoleh siyarat keluaran yang baik pada osiloskop. Kapasitansi kapasitor yang digunakan pada rangkaian osilator berbanding lurus dengan frekuensi osilasi yang dihasilkannya. Adanya distorsi harmonik adalah salah satu persyaratan utama bagi osilator gelombang sinus.

Daftar PustakaSuheri, A. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Elektronika 2. Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 7: OSILATOR

7

Page 8: OSILATOR

8

LAMPIRAN