Organisme Transgenik

download Organisme Transgenik

of 12

Transcript of Organisme Transgenik

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    1/12

    Organisme Transgenik

    Dalam bab ini akan dibicarakan manfaat aplikasi teknologi DNA rekombinan dalam

    berbagai bidang kehidupan manusia beserta sejumlah permasalahan yang timbul

    dalam pemanfaatan produk teknologi tersebut. Setelah mempelajari pokok bahasan

    di dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:

    1. pemanfaatan organisme transgenik dan produk yang dihasilkannya, dan

    2. permasalahan yang timbul dalam pemanfaatan produk teknologi DNA

    rekombinan.

    Pengetahuan awal yang diperlukan oleh mahasiswa agar dapat mempelajari pokok

    bahasan ini dengan lebih baik adalah konsep dasar teknologi DNA rekombinan

    beserta tahapan-tahapan kloning gen seperti telah dibahas pada Bab IX. Selain itu,

    pengetahuan tentang vektor kloning, khususnya untuk eukariot tingkat tinggi seperti

    yang diberikan pada Bab XI, juga sangat membantu pemahaman materi bahasan

    pada bab ini.

    Pemanfaatan Organisme Transgenik dan Produk yang Dihasilkannya

    Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika telah melahirkan revolusi baru

    dalam berbagai bidang kehidupan manusia, yang di kenal sebagai revolusi gen.

    Produk teknologi tersebut berupa organisme transgenik atau organisme hasil

    modifikasi genetik (OHMG), yang dalam bahasa Inggris disebut dengan

    genetically modified organism (GMO). Namun, sering kali pula aplikasi teknologi

    DNA rekombinan bukan berupa pemanfaatan langsung organisme transgeniknya,

    melainkan produk yang dihasilkan oleh organisme transgenik. Dewasa ini cukup

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    2/12

    banyak organisme transgenik atau pun produknya yang dikenal oleh kalangan

    masyarakat luas. Beberapa di antaranya bahkan telah digunakan untuk memenuhi

    kebutuhan hidup sehari-hari. Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh

    pemanfaatan organisme transgenik dan produk yang dihasilkannya dalam berbagai

    bidang kehidupan manusia.

    1. Pertanian

    Aplikasi teknologi DNA rekombinan di bidang pertanian berkembang pesat dengan

    dimungkinkannya transfer gen asing ke dalam tanaman dengan bantuan bakteri

    Agrobacterium tumefaciens (lihat Bab XI). Melalui cara ini telah berhasil diperoleh

    sejumlah tanaman transgenik seperti tomat dan tembakau dengan sifat-sifat yang

    diinginkan, misalnya perlambatan kematangan buah dan resistensi terhadap hama

    dan penyakit tertentu.

    Pada tahun 1996 luas areal untuk tanaman transgenik di seluruh dunia telah

    mencapai 1,7 ha, dan tiga tahun kemudian meningkat menjadi hampir 40 juta ha.

    Negara- negara yang melakukan penanaman tersebut antara lain Amerika Serikat

    (28,7 juta ha), Argentina (6,7 juta ha), Kanada (4 juta ha), Cina (0,3 juta ha),

    Australia (0,1 juta ha), dan Afrika Selatan (0,1 juta ha). Indonesia sendiri pada tahun

    1999 telah mengimpor produk pertanian tanaman pangan transgenik berupa kedelai

    sebanyak 1,09 juta ton, bungkil kedelai 780.000 ton, dan jagung 687.000 ton.

    Pengembangan tanaman transgenik di Indonesia meliputi jagung (Jawa Ten gah),

    kapas (Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan), kedelai, kentang, dan padi (Jawa

    Tengah). Sementara itu, tanaman transgenik lainnya yang masih dalam tahap

    penelitian di Indonesia adalah kacang tanah, kakao, tebu, tembakau, dan ubi jalar.

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    3/12

    Di bidang peternakan hampir seluruh faktor produksi telah tersentuh oleh teknologi

    DNA rekombinan, misalnya penurunan morbiditas penyakit ternak serta perbaikan

    kualitas pakan dan bibit. Vaksin-vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada sapi,

    rabies pada anjing, blue tongue pada domba, white-diarrhea pada babi, dan fish-

    fibrosis pada ikan telah diproduksi menggunakan teknologi DNA rekombinan. Di

    samping itu, juga telah dihasilkan hormon pertumbuhan untuk sapi ( recombinant

    bovine somatotropine atau rBST), babi (recombinant porcine somatotropine atau

    rPST), dan ayam (chicken growth hormone). Penemuan ternak transgenik yang

    paling menggegerkan dunia adalah ketika keberhasilan kloning domba Dolly

    diumumkan pada tanggal 23 Februari 1997.

    Pada dasarnya rekayasa genetika di bidang pertanian bertujuan untuk menciptakan

    ketahanan pangan suatu negara dengan cara meningkatkan produksi, kualitas, dan

    upaya penanganan pascapanen serta prosesing hasil pertanian. Peningkatkan

    produksi pangan melalui revolusi gen ini ternyata memperlih atkan hasil yang jauh

    melampaui produksi pangan yang dicapai dalam era revolusi hijau. Di samping itu,

    kualitas gizi serta daya simpan produk pertanian juga dapat ditingkatkan sehingga

    secara ekonomi memberikan keuntungan yang cukup nyata. Adapun dampak positif

    yang sebenarnya diharapkan akan menyertai penemuan produk pangan hasil

    rekayasa genetika adalah terciptanya keanekaragaman hayati yang lebih tinggi.

    2. Perkebunan, kehutanan, dan florikultur

    Perkebunan kelapa sawit transgenik dengan minyak sawit yang kadar karotennya

    lebih tinggi saat ini mulai dirintis pengembangannya. Begitu pula, telah

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    4/12

    dikembangkan perkebunan karet transgenik dengan kadar protein lateks yang lebih

    tinggi dan perkebunan kapas transgenik yang mampu menghasilkan serat kapas

    berwarna yang lebih kuat.

    Di bidang kehutanan telah dikembangkan tanaman jati transgenik, yang memiliki

    struktur kayu lebih baik. Sementara itu, di bidang florikultur antara lain telah

    diperoleh tanaman anggrek transgenik dengan masa kesegaran bunga yang lam a.

    Demikian pula, telah dapat dihasilkan beberapa jenis tanaman bunga transgenik

    lainnya dengan warna bunga yang diinginkan dan masa kesegaran bunga yang lebih

    panjang.

    Sentuhan teknologi DNA rekombinan pada florikultur antara lain dilakukan dengan

    mengisolasi dan memanipulasi gen biru dan gen etilen biru sesuai dengan tujuan

    yang dikehendaki. Di Amerika Serikat dan Eropa bibit violet carnation akan

    diproduksi melalui teknik rekayasa genetika. Bibit violet carnation transgenik ini

    disebut dengan moonshadow. Bunga moonshadow memiliki sangat sedikit benang

    sari, dan bahkan sesudah dipotong bunga tidak mempunyai benang sari lagi

    sehingga kemungkinan perpindahan gen ke tanaman lain dapat dicegah.

    3. Kesehatan

    Di bidang kesehatan, rekayasa genetika terbukti mampu menghasilkan berbagai

    jenis obat dengan kualitas yang lebih baik sehingga memberikan harapan dalam

    upaya penyembuhan sejumlah penyakit di masa mendatang. Bahan -bahan untuk

    mendiagnosis berbagai macam penyakit dengan lebih aku rat juga telah dapat

    dihasilkan.

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    5/12

    Teknik rekayasa genetika memungkinkan diperolehnya berbagai produk industri

    farmasi penting seperti insulin, interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan

    dengan cara yang lebih efisien. Hal ini karena gen yang bertanggung j awab atas

    sintesis produk-produk tersebut diklon ke dalam sel inang bakteri tertentu yang

    sangat cepat pertumbuhannya dan hanya memerlukan cara kultivasi biasa.

    Berbagai macam vaksin juga telah diproduksi menggunakan teknik rekayasa

    genetika, misalnya vaksin herpes, vaksin hepatitis B, vaksin lepra, vaksin malaria,

    dan vaksin kolera. Kecuali vaksin kolera, vaksin -vaksin tersebut dapat diproduksi

    dengan lebih efisien dan dalam jumlah yang lebih besar daripada produksi secara

    konvensional. Penggunaan vaksin malaria sangat diperlukan karena banyak nyamuk

    malaria yang saat ini sudah resisten terhadap DDT.

    Contoh lain kontribusi potensial rekayasa genetika di bidang kesehatan yang hingga

    kini masih menjadi tantangan besar bagi para peneliti dari kalangan kedokter an dan

    ahli biologi molekuler adalah upaya terapi gen untuk mengatasi penyakit -penyakit

    seperti kanker dan sindrom hilangnya kekebalan bawaan atau acquired

    immunodeficiency syndrome (AIDS). Begitu juga, berkembangnya resistensi bakteri

    patogen terhadap antibiotik masih membuka peluang penelitian rekayasa genetika di

    bidang kesehatan.

    4. Lingkungan

    Rekayasa genetika ternyata sangat berpotensi untuk diaplikasikan dalam upaya

    penyelamatan keanekaragaman hayati, bahkan dalam bioremidiasi lingkungan yang

    sudah terlanjur rusak. Dewasa ini berbagai strain bakteri yang dapat digunakan

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    6/12

    untuk membersihkan lingkungan dari bermacam -macam faktor pencemaran telah

    ditemukan dan diproduksi dalam skala industri. Sebagai contoh, sejumlah pantai di

    salah satu negara industri dilaporkan telah tercemari oleh metilmerkuri yang bersifat

    racun keras baik bagi hewan maupun manusia meskipun dalam konsentrasi yang

    kecil sekali. Detoksifikasi logam air raksa (merkuri) organik ini dilakukan

    menggunakan tanaman Arabidopsis thaliana transgenik yang membawa gen bakteri

    tertentu yang dapat menghasilkan produk untuk mendetoksifikasi air raksa organik.

    5. Industri

    Pada industri pengolahan pangan, misalnya pada pembuatan keju, enzim renet yang

    digunakan juga merupakan produk organisme transgenik. Hampir 40% keju keras

    (hard cheese) yang diproduksi di Amerika Serikat menggunakan enzim yang berasal

    dari organisme transgenik. Demikian pula, bahan-bahan food additive seperti

    penambah cita rasa makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pe ngental

    pangan, dan sebagainya saat ini banyak menggunakan produk organisme

    transgenik.

    Permasalahan dalam Pemanfaatan Produk Teknologi DNA Rekombinan

    Meskipun terlihat begitu besar memberikan manfaat dalam berbagai bidang

    kehidupan manusia, produk teknologi DNA rekombinan (organisme transgenik

    beserta produk yang dihasilkannya) telah memicu sejumlah perdebatan yang

    menarik sekaligus kontroversial apabila ditinjau dari berbagai sudut pandang.

    Kontroversi pemanfaatan produk rekayasa genetika antara lain dapa t dilihat dari

    aspek sosial, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.

    Aspek sosial

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    7/12

    1. Aspek agama

    Penggunaan gen yang berasal dari babi untuk memproduksi bahan makanan

    dengan sendirinya akan menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemeluk agama

    Islam. Demikian pula, penggunaan gen dari hewan dalam rangka meningkatkan

    produksi bahan makanan akan menimbulkan kekhawatiran bagi kaum vegetarian,

    yang mempunyai keyakinan tidak boleh mengonsumsi produk hewani. Sementara

    itu, kloning manusia, baik parsial (hanya organ -organ tertentu) maupun seutuhnya,

    apabila telah berhasil menjadi kenyataan akan mengundang kontroversi, baik dari

    segi agama maupun nilai-nilai moral kemanusiaan universal. Demikian juga,

    xenotransplantasi (transplantasi organ hewan ke tubuh manusia) serta kloning stem

    celldari embrio manusia untuk kepentingan medis juga dapat dinilai sebagai bentuk

    pelanggaran terhadap norma agama.

    2. Aspek etika dan estetika

    Penggunaan bakteri E coli sebagai sel inang bagi gen tertentu yang akan

    diekspresikan produknya dalam skala industri, misalnya industri pangan, akan terasa

    menjijikkan bagi sebagian masyarakat yang hendak mengonsumsi pangan tersebut.

    Hal ini karena Ecolimerupakan bakteri yang secara alami menghuni kolon manusia

    sehingga pada umumnya diisolasi dari tinja manusia.

    Aspek ekonomi

    Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika telah memberikan ancaman

    persaingan serius terhadap komoditas serupa yang dihasilkan secara konvens ional.

    Penggunaan tebu transgenik mampu menghasilkan gula dengan derajad kemanisan

    jauh lebih tinggi daripada gula dari tebu atau bit biasa. Hal ini jelas menimbulkan

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    8/12

    kekhawatiran bagi masa depan pabrik-pabrik gula yang menggunakan bahan alami.

    Begitu juga, produksi minyak goreng canola dari tanaman rapeseeds transgenik

    dapat berpuluh kali lipat bila dibandingkan dengan produksi dari kelapa atau kelapa

    sawit sehingga mengancam eksistensi industri minyak goreng konvensional. Di

    bidang peternakan, enzim yang dihasilkan oleh organisme transgenik dapat

    memberikan kandungan protein hewani yang lebih tinggi pada pakan ternak

    sehingga mengancam keberadaan pabrik-pabrik tepung ikan, tepung daging, dan

    tepung tulang.

    Aspek kesehatan

    1. Potensi toksisitas bahan pangan

    Dengan terjadinya transfer genetik di dalam tubuh organisme transgenik akan

    muncul bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada

    bahan pangan. Sebagai contoh, transfer gen tertentu dari ikan ke dalam tomat, yang

    tidak pernah berlangsung secara alami, berpotensi menimbulkan risiko toksisitas

    yang membahayakan kesehatan. Rekayasa genetika bahan pangan dikhawatirkan

    dapat mengintroduksi alergen atau toksin baru yang semula tidak pernah dijumpai

    pada bahan pangan konvensional. Di antara kedelai transgenik, misalnya, pernah

    dilaporkan adanya kasus reaksi alergi yang serius. Begitu pula, pernah ditemukan

    kontaminan toksik dari bakteri transgenik yang digunakan untuk menghasilkan

    pelengkap makanan (food supplement) triptofan. Kemungkinan timbulnya risiko yang

    sebelumnya tidak pernah terbayangkan terkait dengan akumulasi hasil metabolisme

    tanaman, hewan, atau mikroorganisme yang dapat memberikan kontribusi toksin,

    alergen, dan bahaya genetik lainnya di dalam pangan manusia.

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    9/12

    Beberapa organisme transgenik telah ditarik dari peredaran karena terjadinya

    peningkatan kadar bahan toksik. Kentang Lenape (Amerika Serikat dan Kanada)

    dan kentang Magnum Bonum (Swedia) diketahui mempunyai kadar glikoalkaloid

    yang tinggi di dalam umbinya. Demikian pula, tanaman seleri transgenik (Amerika

    Serikat) yang resisten terhadap serangga ternyata memiliki kadar psoralen, suatu

    karsinogen, yang tinggi.

    2. Potensi menimbulkan penyakit/gangguan kesehatan

    WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbaga i jenis bahan kimia

    baru, baik yang terdapat di dalam organisme transgenik maupun produknya,

    berpotensi menimbulkan penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit

    lain. Sebagai contoh, gen aad yang terdapat di dalam kapas transgenik dapat

    berpindah ke bakteri penyebab kencing nanah (GO), Neisseria gonorrhoeae.

    Akibatnya, bakteri ini menjadi kebal terhadap antibiotik streptomisin dan

    spektinomisin. Padahal, selama ini hanya dua macam antibiotik itulah yang dapat

    mematikan bakteri tersebut. Oleh karena itu, penyakit GO dikhawatirkan tidak dapat

    diobati lagi dengan adanya kapas transgenik. Dianjurkan pada wanita penderita GO

    untuk tidak memakai pembalut dari bahan kapas transgenik.

    Contoh lainnya adalah karet transgenik yang diketahui menghasilkan l ateks dengan

    kadar protein tinggi sehingga apabila digunakan dalam pembuatan sarung tangan

    dan kondom, dapat diperoleh kualitas yang sangat baik. Namun, di Amerika Serikat

    pada tahun 1999 dilaporkan ada sekitar 20 juta penderita alergi akibat pemakaian

    sarung tangan dan kondom dari bahan karet transgenik.

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    10/12

    Selain pada manusia, organisme transgenik juga diketahui dapat menimbulkan

    penyakit pada hewan. A. Putzai di Inggris pada tahun 1998 melaporkan bahwa tikus

    percobaan yang diberi pakan kentang transgenik memperlihatkan gejala kekerdilan

    dan imunodepresi. Fenomena yang serupa dijumpai pada ternak unggas di

    Indonesia, yang diberi pakan jagung pipil dan bungkil kedelai impor. Jagung dan

    bungkil kedelai tersebut diimpor dari negara -negara yang telah mengembang kan

    berbagai tanaman transgenik sehingga diduga kuat bahwa kedua tanaman tersebut

    merupakan tanaman transgenik.

    Aspek lingkungan

    1. Potensi erosi plasma nutfah

    Penggunaan tembakau transgenik telah memupus kebanggaan Indonesia akan

    tembakau Deli yang telah ditanam sejak tahun 1864. Tidak hanya plasma nutfah

    tanaman, plasma nutfah hewan pun mengalami ancaman erosi serupa. Sebagai

    contoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang mempunyai gen dengan efek

    pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan kematian larva spesies

    kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan

    gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah kupu -kupu

    tersebut. Hal ini terjadi karena gen resisten pestisida yan g terdapat di dalam jagung

    Bt dapat dipindahkan kepada gulma milkweed ( Asclepia curassavica) yang berada

    pada jarak hingga 60 m darinya. Daun gulma ini merupakan pakan bagi larva kupu -

    kupu raja sehingga larva kupu-kupu raja yang memakan daun gulma milkweedyang

    telah kemasukan gen resisten pestisida tersebut akan mengalami kematian. Dengan

    demikian, telah terjadi kematian organisme nontarget, yang cepat atau lambat dapat

    memberikan ancaman bagi eksistensi plasma nutfahnya.

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    11/12

    2. Potensi pergeseran gen

    Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera

    setelah 10 tahun ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan mikroorganisme

    dan organisme tanah, misalnya cacing tanah. Tanaman tomat transgenik ini

    dikatakan telah mengalami pergeseran gen karena semula hanya mematikan

    Lepidoptera tetapi kemudian dapat juga mematikan organisme lainnya. Pergeseran

    gen pada tanaman tomat transgenik semacam ini dapat mengakibatkan perubahan

    struktur dan tekstur tanah di areal pertanamannya.

    3. Potensi pergeseran ekologi

    Organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran ekologi. Organisme yang

    pada mulanya tidak tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat

    memecah selulosa atau lignin, setelah direkayasa berubah menjadi tahan terh adap

    faktor-faktor lingkungan tersebut. Pergeseran ekologi organisme transgenik dapat

    menimbulkan gangguan lingkungan yang dikenal sebagai gangguan adaptasi.

    Tanaman transgenik dapat menghasilkan protease inhibitordi dalam sari bunga

    sehingga lebah madu tidak dapat membedakan bau berbagai sari bunga. Hal ini

    akan mengakibatkan gangguan ekosistem lebah madu di samping juga terjadi

    gangguan terhadap madu yang diproduksi.

    4. Potensi terbentuknya barrier species

    Adanya mutasi pada mikroorganisme transgenik menyebabkan terbentuknya barrier

    species yang memiliki kekhususan tersendiri. Salah satu akibat yang dapat

    ditimbulkan adalah terbentuknya superpatogenitas pada mikroorganisme.

  • 8/6/2019 Organisme Transgenik

    12/12

    5. Potensi mudah diserang penyakit

    Tanaman transgenik di alam pada umumnya mengalami kekalahan kompetisi

    dengan gulma liar yang memang telah lama beradaptasi terhadap berbagai kondisi

    lingkungan yang buruk. Hal ini mengakibatkan tanaman transgenik berpotensi

    mudah diserang penyakit dan lebih disukai oleh serangga.

    Sebagai contoh, penggunaan tanaman transgenik yang resisten terhadap herbisida

    akan mengakibatkan peningkatan kadar gula di dalam akar. Akibatnya, akan makin

    banyak cendawan dan bakteri yang datang menyerang akar tanaman tersebut.

    Dengan perkataan lain, terjadi pe ningkatan jumlah dan jenis mikroorganisme yang

    menyerang tanaman transgenik tahan herbisida. Jadi, tanaman transgenik tahan

    herbisida justru memerlukan penggunaan pestisida yang lebih banyak, yang dengan

    sendirinya akan menimbulkan masalah tersendiri bagi lingkungan.