Bagian Inti transgenik

28
BAB I PENDAHULUAN Tempe dan tahu bisa dibilang makanan sehari-hari sebagian penduduk Indonesia. Kedua lauk ini hampir setiap hari menghiasi meja makan. Namun, ketika mengonsumsi kedua makanan itu, pernahkah Anda berpikir kedelai yang dipakai sebagai bahan baku berasal dari tanaman transgenikyang merupakan hasil dari rekayasa genetika? Saat ini produk transgenik yang sudah menyebar di pasar internasional adalah kedelai (60 persen), jagung (23 persen), kapas (11 persen), dan kanola (6 persen). Artinya 60 persen kedelai yang ada di pasar internasional adalah produk rekayasa genetika. Di Indonesia kebutuhan kedelai nasional 3 juta ton setahun. Dari jumlah itu, 70-80 persen konsumsi kedelai dipasok oleh kedelai impor. Bisa jadi, kedelai yang dikonsumsi penduduk Indonesia dalam bentuk tempe dan tahu merupakan hasil rekayasa genetika. Yang menjadi persoalan yaitu kurangnya hak konsumen dalam mendapatkan informasi yang benar mengenai makanan transgenik ini. Informasi ini penting karena konsumen berhak mendapatkan keamanan pangan, mendapat informasi tentang makanan yang dipilihnya. Mereka juga berhak untuk memilih makanan yang akan dimakannya.

description

transgenik

Transcript of Bagian Inti transgenik

Page 1: Bagian Inti transgenik

BAB I

PENDAHULUAN

Tempe dan tahu bisa dibilang makanan sehari-hari sebagian penduduk Indonesia.

Kedua lauk ini hampir setiap hari menghiasi meja makan. Namun, ketika

mengonsumsi kedua makanan itu, pernahkah Anda berpikir kedelai yang dipakai

sebagai bahan baku berasal dari tanaman transgenikyang merupakan hasil dari

rekayasa genetika?

Saat ini produk transgenik yang sudah menyebar di pasar internasional adalah

kedelai (60 persen), jagung (23 persen), kapas (11 persen), dan kanola (6 persen).

Artinya 60 persen kedelai yang ada di pasar internasional adalah produk rekayasa

genetika.

Di Indonesia kebutuhan kedelai nasional 3 juta ton setahun. Dari jumlah itu, 70-80

persen konsumsi kedelai dipasok oleh kedelai impor. Bisa jadi, kedelai yang

dikonsumsi penduduk Indonesia dalam bentuk tempe dan tahu merupakan hasil

rekayasa genetika.

Yang menjadi persoalan yaitu kurangnya hak konsumen dalam mendapatkan

informasi yang benar mengenai makanan transgenik ini. Informasi ini penting

karena konsumen berhak mendapatkan keamanan pangan, mendapat informasi

tentang makanan yang dipilihnya. Mereka juga berhak untuk memilih makanan

yang akan dimakannya.

Sampai sekarang Pemerintah Indonesia belum melakukan penelitian mendalam

mengenai dampak tanaman transgenik terhadap kesehatan manusia. Pemerintah

memang sudah meratifikasi Protokol Cartagena yang memuat prinsip kehati-

hatian dalam menerapkan teknologi rekayasa genetika.

Pemerintah juga telah membuat sebuah peraturan setingkat peraturan pemerintah,

yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 mengenai Keamanan Hayati

Produk Rekayasa Genetik. Namun, hingga kini penunjuk pelaksanaan di lapangan

belum ada sehingga semua produk transgenik impor masuk ke Indonesia praktis

tanpa pengamanan.

Page 2: Bagian Inti transgenik

Oleh karena penunjuk lapangan belum ada, hak konsumen untuk mendapatkan

informasi mengenai makanan yang dipilih melalui label juga belum terlaksana.

Setidaknya makanan-makanan yang dijual di ritel modern harus memakai label.

Sementara perajin tempe atau tahu cukup dibina agar mereka bisa memberikan

informasi kepada konsumen tentang bahan baku.

Page 3: Bagian Inti transgenik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Transgenik

2.1.1.Mengenal Teknologi Rekayasa Genetika

Teknologi rekayasa genetika merupakan  transplantasi atau

pencangkokan satu gen ke gen lainnya dimana dapat bersifat antar gen

dan dapat pula lintas gen. Rakayasa genetika juga diartikan sebagai

perpindahan gen. Misalnya gen pankreas babi ditransplantasikan ke

bakteri Escheria coli sehingga dapat menghasilkan insulin dalam jumlah

yang besar. Sebaliknya gen bakteri yang menghasilkan toksin pembunuh

hama ditransplantasikan ke tanaman jagung maka akan diperoleh jagung

transgenik yang tahan hama tanaman. Gen dari sel ambing susu domba

ditransplantasikan ke sel telurnya sendiri yang kemudian

ditumbuhkembangkan  di dalam kandungan induknya sehingga lahirlah

domba Dolly yang merupakan hewan kloning (cangkokan) pertama di

dunia. Demikian pula gen tomat ditransplantasikan ke ikan transgenik

sehingga ikan menjadi tahan lama dan tidak cepat busuk dalam

penyimpanan.

Rekayasa genetika dalam bibit pangan nabati telah berkembang dengan

luas begitu pula produk rekayasa genetika pada hewan misalnya

produksi hormon untuk peningkatan kuantitas maupun kualitas dari

pangan hewani. Dengan adanya produk-produk rekayasa genetika

tersebut  dapat dikatakan bahwa produk rekayasa genetika khususnya 

bahan pangan mengintroduksi unsur toksis, bahan-bahan asing dan

berbagai sifat yang belum dapat dipastikan dan berbagai karakteristik

lainnya. Oleh karena itu muncullah berbagai kekhawatiran  dalam

menggunakan dan mengkonsumsi  bahan pangan transgenik.

Kekhawatiran dapat bersifat ilmiah  yang dibuktikan dengan berbagai

hasil percobaan, tetapi ada pula kekhawatiran yang disebut kekhawtiran

logika (public anxiety). Misalnya di Indonesia benalu kopi adalah obat

Page 4: Bagian Inti transgenik

untuk kanker sebab tanaman tersebut menjadi kanker pada tanaman

kopi.

2.1.2.Prinsip Dasar Pembuatan Tanaman Transgenik

Tanaman transgenik dibuat dengan menggunakan tehnik biologi

molekuler yang memungkinkan peneliti untuk mengindentifikasi gen-

gen tertentu, membuat duplikatnya, kemudian menyisipkan duplikat gen

tersebut ke tanaman penerima dengan menggunakan alat (yang paling

umum dipakai adalah bakteri tanah, disebut Agrobacterium). Ketika sel

tanaman penerima membelah diri, DNA baru dari tanaman asal (yang

dibawa oleh Agrobacterium) tergandakan dan terpindahkan ke dalam sel

baru tersebut. Keberadaan gen baru ini akan mempengaruhi keturunan

dari tanaman tersebut, baik dari segi sifatnya bahkan penampilannya.

Ada pula metode lain yang digunakan, seperti ‘Pistol Gen’, atau metode

Bombardir.

Secara sederhana perakitan tanaman transgenik dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. isolasi gen atau DNA target yang membawa sifat tertentu dari bakteri

tertentu atau tanaman lain yang mempunyai sifat yang diinginkan

2. ligasi DNA target ke dalam vektor sehingga terbentuk DNA

rekombinan

3. transformasi vektor (DNA rekombinan) pada bakteri tertentu dengan

tujuan untuk memperbanyak kopi DNA rekombinan

4. penyisipan vektor dan DNA target ke dalam sel tanaman yang

dikehendaki yang tidak mempunyai sifat tersebut

2.2. Transgenik di Indonesia

2.1.3.Penelitian Transgenik di Indonesia

Di Indonesia sebenarnya telah banyak tanaman transgenik yang sedang

diteliti maupun diuji di lapangan. Namun kebanyakan penelitian dan uji

lapangan ini terjadi tanpa sepengetahuan masyarakat luas, bahkan oleh

mereka yang tinggal di dekat lokasi percobaan itu sendiri yang dapat

terkena dampaknya tidak sadar akan hal ini. Alasan percobaan tersebut

Page 5: Bagian Inti transgenik

perlu mendapatkan perhatian adalah karena adanya kemungkinan

pencemaran genetik dari tanaman transgenik ke tanaman petani, oleh

gen transgenik modifikasi dari bakteri atau virus (tergantung jenis

tanaman transgenik yang diuji).

2.1.4.Tanaman Transgenik yang Sedang Diuji di Lapangan

a. Jagung tahan hama serangga dan herbisida

b. Kapas tahan hama serangga dan herbisida

c. Kacang tanah tahan virus

d. Kedelai tahan herbisida

e. Kentang tahan hama serangga dan herbisida

f. Padi tahan hama serangga

2.1.5.Tanaman yang Sedang Diteliti

a. Kakao tahan hama serangga

b. Kedelai tahan hama serangga

c. Pepaya tahan virus

d. Tebu tahan hama serangga

e. Tenbakau tahan virus

f. Ketela rambat tahan hama serangga dan virus

g. Cabe tahan virus

h. Kopi tahan penyakit

i. Kayu lapis tahan hama serangga

2.3. Transgenik dan Isu Konsumen

Di AS, terindikasi bahwa 60-75% dari seluruh makanan non-organik yang

dijual di supermarket, positif mengandung bahan transgenik. Secara umum,

makanan segar maupun hasil olahan yang mengandung kedelai, jagung dan

kanola merupakan produk yang berkemungkinan mengandung bahan

Page 6: Bagian Inti transgenik

transgenik. Produk lain yang juga mungkin mengandung bahan transgenik

adalah: pepaya, tomat, kentang, labu dan bit gula (sugar beet).

Di Indonesia, produk-produk dibawah ini telah teruji dan terbukti mengandung

bahan transgenik, yaitu: susu formula bayi kedelai Isomil, kecap Indofood,

kecap ABC, kecap Bango, kripik kentang Pringles, dan Simba corn flakes.

2.1.6.Kemungkinan Resiko Mengkonsumsi Produk Transgenik

a. Keracunan

Produk transgenik nyata-nyata berpotensi mengandung racun dan

adalah sebuah ancaman kesehatan manusia. Di tahun 1989, salah

satu merek makanan suplemen yang mengandung bahan transgenik

telah mengakibatkan kematian 37 warga Amerika dan memperparah

penyakit 5.000 orang lainnya yang sebelumnya telah menderita sakit

sebelum mengkonsumsi makanan suplemen tersebut. Di tahun 1999,

penelitian oleh Dr. Arpad Pusztai menunjukkan kentang transgenik

yang tersisipi DNA suatu tanaman dan virus “Cauliflower Mosaic

Virus” (penunjang virus yang biasa digunakan dalam pembuatan

tanaman transgenik), adalah beracun bagi mamalia.

b. Resiko Kanker

Di AS, Monsanto menjual recombinant Bovine Growth Hormone

(rBGH) transgenik, yang disuntikkan ke sapi perah agar dapat

memproduksi lebih banyak susu. Susu serta produk-produk

olahannya dapat menyebabkan gangguan pada jaringan payudara dan

prostat manusia serta kanker usus besar. Sejumlah penelitian

menunjukkan bahwa adanya kandungan yang tinggi dari produk

samping hormon tersebut dalam tubuh manusia cenderung

menyebabkan resiko kanker.

c. Alergi Makanan

Memakan protein asing yang terkandung dalam produk makanan

transgenik dapat membahayakan manusia. Pengujian keamanan pra-

pemasaran yang ketat sangatlah penting untuk melindungi kesehatan

Page 7: Bagian Inti transgenik

masyarakat umum. Hukum pelabelan atas produk makanan

transgenik juga penting agar konsumen yang alergi makanan dapat

menghindarinya dan juga agar petugas kesehatan dapat melacak

balik sumber bahan penyebab alergi tersebut jika terjadi kasus alergi

makanan transgenik.

2.1.7.Hal-Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Mengkonsumsi

Produk Trangenik

a. Kualitas Pangan

Kandungan zat-zat yang berguna untuk mencegah penyakit jantung

dan kanker pada kedelai transgenik malahan lebih rendah dibanding

kedelai tradisional. Hasil penelitian ini dan yang lainnya, termasuk

penelitian Dr. Pusztai, menunjukkan bahwa makanan transgenik

cenderung lebih rendah kualitas dan kandungan nutrisinya.

b. Residu Pestisida

Perusahaan-perusahaan raksasa yang bergerak di bidang

bioteknologi ini adalah perusahaan yang sama dengan perusahaan

kimia yang memproduksi dan menjual racun kimia pestisida.

Perusahaan-perusahaan ini merekayasa gen tanaman sehingga

menjadi tahan terhadap herbisida yang mereka buat sehingga mereka

dapat menjual lebih banyak herbisida lagi kepada petani yang

akhirnya memaksa petani harus menggunakan lebih banyak

herbisida lagi untuk mengendalikan gulma.

c. Kebal Antibiotik

Proses pembuatan produk transgenik seringkali dilakukan dengan

menggunakan gen penanda yang bersifat antibiotik. Gen penanda ini

berfungsi sebagai tanda untuk menunjukkan apakah gen yang

ditransfer atau dipindahkan sudah berhasil menyatu dengan inangnya

atau tidak. Beberapa peneliti mengkhawatirkan bahwa gen penanda

yang tahan antibiotik ini tanpa diduga dapat menyatu dengan kuman

penyebab penyakit, baik di alam bebas maupun di dalam perut

Page 8: Bagian Inti transgenik

hewan ataupun manusia yang mengkonsumsi makanan trasgenik.

Jika ini terjadi, akan menyebabkan bencana kesehatan bagi manusia

dimana penyakit menjadi tahan antibiotik sehingga tak dapat diobati

lagi dengan antibiotik biasa dan menyebabkan pembuatan obat yang

lebih keras lagi.

2.4. Transgenik dan Pengaruhnya bagi Kesehatan

2.1.8.Jagung

2.1.8.1.Jagung Transgenik

Jagung transgenik adalah tanaman jagung yang dihasilkan dari

teknologi rekayasa genetika. Spesies jagung “angan-angan“ ini

telah direkayasa secara genetika untuk memunculkan sifat/

karakter khusus yang diinginkan oleh pembuatnya. Rekayasa

genetika membuat para ilmuwan dapat merubah karakteristik

organisme (jagung) dengan:

a. Mentransfer gen atau bagian dari gen yang menunjukkan

karakter khusus dari spesies/ organisme lain (bakteria,

tanaman, binatang) kedalam tanaman jagung, sehingga sifat

tanaman jagung yang baru akan juga menunjukkan karakter

tersebut. Misalnya: Jagung Bt.

b. Memodifikasi gen-gen dalam suatu spesies (gen-gen yang

terdapat pada tanaman jagung itu sendiri) untuk membuat sifat

jagung “angan-angan” tersebut menunjukkkan atau

“mematikan” karakteristik tertentu.

2.1.8.2.Jenis-Jenis Jagung Transgenik

Sifat-sifat jagung transgenik yang telah dikomersialkan adalah:

(dengan beberapa contoh)

a. Sifat Jagung Toleran Herbisida (Jagung RR)

Sifat kapas transgenik ini diproduksi oleh Monsanto dan telah

direkayasa secara genetika untuk membuatnya tahan terhadap

Page 9: Bagian Inti transgenik

herbisida glyphosate (Roundup), yang diproduksi oleh

perusahaan yang sama, Monsanto. Para ilmuwan,

menggunakan teknik-teknik rekombinasi DNA, telah

menyisipkan sebuah gen yang menunjukkan suatu karakter

alami toleran glyphosate, yang diisolasikan dari sebuah

bakterium Agrobacterium tumefaciens strain CP4, kedalam

gengen tanaman jagung tersebut.

b. Sifat Jagung Tahan Serangga (Jagung Bt)

Tanaman jagung transgenik ini telah dimodifikasi secara

genetika (dengan menyisipkan gen yang menunjukkan

produksi racun dari bakteri tanah, Bacillus thuringiensis,

kedalam gen tanaman jagung tersebut) untuk menunjukkan

racun-racun insektisida (disebut racun Bt) yang disarikan dari

bakterium tersebut untuk membunuh hama-hama lepidopteron

yang memakan tanaman-tanaman ini.

c. Kombinasi sifat Jagung Toleran Herbisida dan TahanSerangga.

Sifat-sifat lain yang sedang dikembangkan:

a. Kemandulan pejantan untuk memfasilitasi hibridisasi

(teknologi terminator)

Benih mandul dihasilkan oleh tanaman rekayasa genetika

untuk mencegah petani menggunakan ulang benih tersebut

untuk penanaman berikutnya. Teknologi terminator mencegah

tanaman menghasilkan benih yang subur, memaksa petani

untuk membeli lebih banyak benih dari korporasi

multinasional daripada menggunakan benih dari tanaman

tahun sebelumnya.

b. Jagung Kontraseptif

Para peneliti dari Epicyte, sebuah perusahaan bioteknologi

San Diego sedang mengembangkan suatu sifat tanaman

jagung yang dapat menghasilkan kandungan/ antibodi kimia

Page 10: Bagian Inti transgenik

tertentu yang dapat menyerang sperma. Ini akan dipergunakan

sebagai alat pencegah kehamilan (dalam bentuk gel

kontraseptif) dari manusia.

2.1.8.3.Masalah-masalah kesehatan yang potensial

Jagung dapat digunakan sebagai pakan ternak juga konsumsi

manusia. Banyak produk makanan, seperti sereal, taco shells,

jagung manis, dsb mengandung jagung. Di beberapa negara

jagung merupakan makanan utama bagi rakyatnya. Masalah

utama pada makanan RG atau makanan yang mengandung hasil-

hasil transgenik adalah protein yang dikodekan oleh gen yang

diintroduksikan dapat menyebabkan alergi dan menyebabkan

reaksi-reaksi alergi di populasi yang terpapar. Telah ada beberapa

kasus yang dilaporkan tentang reaksi alergi yang terjadi pada

beberapa orang yang mengkonsumsi makanan- makanan

transgenik tertentu. Kasus jagung StarLink adalah satu contoh

utama:

StarLink adalah sebuah merek dagang untuk beberapa turunan

jagung rekayasa genetika yang diproduksi oleh Aventis Crop

Science of Research Triangle Park, N.C. AS (sebuah konsorsium

ilmu pengetahuan hidup Jerman-Prancis) dan didistribusikan

melalui beberapa perusahaan-perusahaan benih. Turunan-turunan

StarLink mengandung suatu protein insektisida (Cry9C) yang

disarikan dari sebuah mikroba tanah umum (Bacillus

thuringiensis, atau Bt) yang membunuh hama-hama perusak

jagung tertentu seperti penggerek batang Eropa. Agen

Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Agency,

EPA) telah mengijinkan jagung kuning jenis pisah-gen pada tahun

1998 untuk digunakan hanya sebagai pakan ternak dan

menetapkan tingkat toleransi sebesar nol untuk penggunaannya di

makanan manusia berdasarkan pada fakta bahwa protein Bt ini

tidak terurai dengan mudah pada sistem pencernaan manusia,

Page 11: Bagian Inti transgenik

tahan panas, dan terbukti dapat menyebabkan alergi. Beberapa

orang telah melaporkan bahwa mereka mengalami beberapa

reaksi alergi setelah mengkonsumsi produk-produk makanan yang

tercemari jagung StarLink.

Terungkapnya Kasus Jagung Starlink

Pada tanggal 18 September 2000, koran Washington Post

melaporkan bahwa pengujian-pengujian yang diminta oleh sebuah

koalisi grup-grup yang menentang bioteknologi telah

menemukan jejak-jejak bahan genetika dari StarLink pada Kraft

taco shells di toko- toko serba ada di Washington, D.C.

Efek-efeknya.

Aventis (perusahaan bioteknologi yang memproduksi jagung

StarLink) dan Kraft (perusahaan makanan yang produknya telah

tercemari dengan jagung StarLink) harus menarik kembali

produk-produk mereka dari pasaran dan petani. Kasus ini telah

menyebabkan jutaan dolar kerugian finansial.

2.1.9.Kedelai

2.1.9.1.Kedelai Transgenik

Kedelai transgenik adalah tanaman kedelai yang diproduksi

dengan teknologi rekayasa genetika. Sifat kedelai “anganangan”

ini telah direkayasa secara genetika untuk menunjukkan sifat/

karakter tertentu yang diinginkan. Rekayasa Genetika membuat

ilmuwan dapat merubah karakter-karakter suatu organisme (dalam

hal ini: tanaman kedelai) dengan:

a. Memindahkan gen atau bagian dari gen yang menunjukkan

karakter khusus dari spesies/ organisme lain (bakteria,

tanaman, binatang) kedalam tanaman kedelai, sehingga sifat

tanaman kedelai yang baru akan juga menunjukkan karakter

tersebut. Misalnya: Kedelai RR.

Page 12: Bagian Inti transgenik

b. Merekayasa gen-gen dalam suatu spesies (gen-gen dalam

tanaman kedelai itu sendiri) untuk membuat sifat kedelai yang

“angan-angan” tersebut memunculkan atau “mematikan”

karakter tertentu. Misalnya: Minyak kedelai tinggi asam oleic.

2.1.9.2.Sifat-sifat Kedelai Transgenik.

Saat ini, sifat-sifat kedelai transgenik yang telah dikomersialkan

secara luas adalah Sifat Kedelai Toleran Herbisida.

a. Kedelai Round Up Ready (RR); Perusahaan: Monsanto. Sifat

kedelai transgenik ini telah direkayasa genetika untuk

membuatnya toleran terhadap herbisida glyphosate

(Roundup), yang diproduksi oleh perusahaan yang sama,

Monsanto.

b. Kedelai GU 262; Perusahaan: Aventis Crop Science (dulunya

AgrEvo). Jenis kedelai GU262 direkayasa genetika untuk

memunculkan ketoleransian terhadap glufosinate ammonium,

bahan aktif dalam herbisida phosphinothricin (Basta®, Rely®,

Finale®, dan Liberty®).

Sifat-sifat lain yang sedang dikembangkan adalah:

a. Kedelai Bt.

Sifat kedelai transgenik yang mengandung gen yang

menunjukkan racun Bt dari bakteria tanah Bacillus

thuringiensis, untuk membuatnya tahan terhadap beberapa

lama seranggalepidopteran.

b. Minyak kedelai tinggi asam oleic (minyak yang dirubah).

Untuk memproduksi minyak kedelai dengan kestabilan yang

ditingkatkan dan asam lemak polyunsaturated yang dikurangi.

2.1.9.3.Resiko-resiko Kesehatan

a. Makanan Rekayasa Genetika Dapat Mengandung Bahan

Penyebab Alergi.

Page 13: Bagian Inti transgenik

Kedelai digunakan sebagai bahan utama banyak jenis

makanan, seperti: tahu, tempe, kecap, susu tiruan dan

produkproduk daging. Produk-produk makanan lain yang

mengandung kedelai adalah minyak yang dimurnikan,

margarin, shortenings, minyak goreng dan minyak salad, dan

banyak lagi makananmakanan terproses lainnya. Suatu

masalah utama dalam makanan RG atau makanan yang

mengandung produk transgenik adalah bahwa suatu protein

yang dikodekan oleh suatu gen yang dimasukkan dapat

menjadi alergi dan menyebabkan reaksi-reaksi alergi pada

populasi yang terpapar. Telah ada beberapa kasus dilaporkan

tentang reaksi alergi yang terjadi pada beberapa orang yang

mengkonsumsi makanan transgenik jenis tertentu, atau

makanan yang mengandung bahan-bahan transgenik.

b. Kedelai Rekayasa Genetika Monsanto Telah Mengangkat

Tingkat Hormon.

Bukti ilmiah dramatis telah mengungkapkan bahwa

penggunaan glyphosate (seperti herbisida Roundup)

meningkatkan tingkat estrogen tanaman kacang-kacangan.

Estrogen tanaman dikenal memberi dampak terhadap mamalia

terma suk manusia. Penandatangan permohonan tersebut,

termasuk Dr Ricarda Steinbrecher, ahli genetika Inggris,

menyatakan: "Anak-anak kecil khususnya dapat terkena

peningkatan estrogen. Sehingga terdapat masalah kesehatan

serius dan jelas di tangan. "

c. Kandungan Lemak yang Lebih Tinggi di Susu Sapi yang

Diberi Pakan Kedelai Transgenik..

Bukti lebih jauh yang meresahkan telah kini diterbitkan

mengenai kedelai RG, hukum yang sejak dulu sampai kini

yang menyatakan sama pada dasarnya dengan kedelai biasa

dan aman untuk diperkenalkan ke supli makanan kita: Sapi

Page 14: Bagian Inti transgenik

yang diberi makan dengan kedelai-RR ditemukan

menghasilkan susu dengan kandungan lemak yang signifikan

lebih tinggi daripada yang mereka yang diberi makan dengan

kedelai biasa. Para ilmuwan menyimpulkan ini sebagai bukti

langsung atas perbedaan mendasar antara kedelai-RG dan

biasa.

d. Kandungan Nutrisi yang Lebih Rendah.

Sebuah artikel di Jurnal Makanan Obat menyarankan bahwa

terdapat kandungan nutrisi yang lebih rendah pada kedelai

transgenik. Pengurangan keseluruhan pada bahan-bahan aktif

biologi kunci pada kedelai menyebabkan antara 12-14%

pengurangan pada komponen nutrisi tertentu di varietas

kedelai transgenik yang diuji.

2.1.10. Ikan

2.1.10.1. Ikan Transgenik

Ilmu pengetahuan dibelakang apa yang disebut salmonsuper

ditemukan secara tak sengaja 20 tahun lalu saat Choy Hew, Ph.D.,

kemudian seorang peneliti di Universitas Memorial

Newfoundland di Kanada, secara tak disengaja membekukan

sebuah tangki yang berisi spesies ikan flounder tertentu. Saat

tangki tersebut diencerkan habis, ikan flounder tersebut masih

hidup. Awalnya, tak seorangpun tahu bagaimana mereka bertahan

hidup. Spesies ini, kejadiannya, mempunyai suatu gen yang

memproduksi suatu protein yang bekerja seperti anti-beku pada

radiator mobil. Protein anti-beku ini ditemukan pada banyak jenis

ikan-ikan kutub yang harus bertahan hidup pada kondisi dingin

yang ekstrim. Para peneliti mengisolir dan mengkopi bagian DNA

flounder yang bekerja seperti suatu saklar genetika untuk

menghidupkan produksi protein anti-beku tersebut. Normalnya,

saklar genetika ini hanya dihidupkan saat ikan tersebut terpapar

dingin.

Page 15: Bagian Inti transgenik

Hew dan kolega-koleganya kemudian menyisipkan saklar-hidup

genetika flounder tersebut pada suatu gen ikan salmon Chinook,

yang sebelumnya telah diisolir, yang memproduksi suatu hormon

perangsang-pertumbuhan. Menggunakan tehniktehnik transgenik,

mereka memasukkan kombinasi baru tersebut--saklar-hidup

flounder dengan gen hormon pertumbuhan salmon—kedalam

telur-telur salmon yang telah disuburkan. Pada salmon hasilnya,

saklar genetika flounder tampak tetap hidup, memproduksi suplai

hormon pertumbuhan salmon secara terus-menerus yang

kemudian mempercepat perkembangan ikan tersebut. Sementara

ikan hasilnya tampak tidak mencapai ukuran dewasa yang lebih

besar dari salmon konvensional, mereka tumbuh jauh lebih cepat.

2.1.10.2. Masalah-masalah kesehatan.

a. Kurangnya penelitian.

Tak ada penelitian yang telah dilakukan terkait resiko-resiko

kesehatan yang potensial atas ikan RG. Perubahan-perubahan

pada bentukan kimia ikan dapat menyebabkan keracunan

tingkat tinggi dan alergi. Rekayasa genetika atas organisme

apa pun tetaplah eksperimen, sehingga semua resiko-resiko

yang mungkin tetap tak diketahui.

b. Penyakit.

Penyakit bakteria dan perikanan meningkatkan ketahanan

mereka terhadap antibiotik sebagai suatu akibat dari rekayasa

genetika. Karena salmon RG akan dibiakkan di peternakan

ikan, dimana kepadatan yang tinggi akan ikan dijejalkan

dalam ruang kecil, mereka dapat dengan mudah menyebarkan

penyakit ke ikan lain dan ekosistem.

c. Nilai nutrisi.

Ikan yang dibesarkan di keramba jala terbuka mempunyai

kandungan lemak yang lebih tinggi dan Omega 3 yang lebih

Page 16: Bagian Inti transgenik

rendah. Sebagai hasil dari berenang di lingkaran keramba

yang tak ada putusnya daripada berenang dengan bebas di

aliran air dan lautan, ikan RG mempunyai 30-70% lebih

banyak lemak dibandingkan salmon liar. Mereka juga

mengandung hampir 15% lebih sedikit lemak Omega 3 (lemak

yang sehat) dibanding salmon liar.

2.5. Pentingnya Pelabelan pada Produk Transgenik

Membedakan pangan transgenik dan pangan alami dengan mata telanjang

jelas sulit. Kecuali jika pangan transgenik tersebut memiliki ciri khas.

Sayangnya ciri itu pun belum tentu dapat dikenali seketika, contohnya kita

perlu menunggu beberapa hari untuk melihat apakah sebutir tomat tahan

busuk atau tidak untuk membuktikan bahwa asalnya adalah bibit transgenik.

Hingga saat ini belum ada cara cepat mendeteksi dan membedakan pangan

transgenik dan bukan. Pendeteksian hanya mungkin dilakukan di laboratorium

menggunakan metode yang agak rumit yakni dengan teknik analisis PCR

(polymerase chain reaction). Dengan begitu, satu-satunya cara bagi awam

untuk mengenali produk transgenik ini ya dari label pada kemasan produk.

Beberapa tahun belakangan ini, sejumlah jenis makanan rekayasa genetika

(RG), termasuk jagung, kacang kedelai, dan tomat, telah diperkenalkan ke

supermarket-supermarket di Amerika Serikat. Dengan sejumlah alasan,

banyak konsumen di AS lebih suka tidak memakan makanan RG. Para

konsumen khawatir akan dampak makanan RG terhadap agama, etika,

lingkungan, ekonomi, dan kesehatan. Survei-survei menunjukkan dukungan

meluas atas pelabelan wajib. Di bulan Febuari tahun ini, majalah Time

melaporkan bahwa 81% masyarakat Amerika yang disurvei menginginkan

agar makanan RG dilabeli seperti nyatanya. Tuntutan untuk melabeli makanan

RG konsisten dengan kesadaran masyarakat Amerika yang meningkat akan

keamanan makanan. Kekhawatiran-kekhawatiran seperti itu telah ditekankan

oleh melonjaknya penjualan makanan organik dan oleh komentar-komentar

275.000 orang masyarakat yang dikirim ke USDA sehubungan standar

organik yang direncanakan lembaga tersebut. Dukungan besar atas pelabelan

Page 17: Bagian Inti transgenik

makanan-makanan RG timbul diantara para rekan dagang utama AS, termasuk

Uni Eropa dan Jepang. Uni Eropa saat ini menuntut semua jagung dan kedelai

RG dilabeli dan Jepang merencanakan untuk melakukan hal serupa sebelum

musim semi depan. Baik Australia dan Selandia Baru juga menyusun

kebijaksanaan pelabelan.

a. Kekhawatiran Agama dan Etika

Banyak konsumen percaya bahwa tanaman-tanaman pangan RG tidak etis

dan melawan hukum-hukum cara makan agama, termasuk aturan-aturan

halal atas hibridisasi. Sebuah gabungan kelompok termasuk perwakilan-

perwakilan dari kelompokkelompok agama Yahudi, Budha, Muslim, dan

Kristen saat ini memperkarakan US FDA atas kegagalannya melabeli

makanan-makanan RG. Mirip halnya, para kaum vegetarian khawatir

tentang mencernakan DNA hewan dengan cara memakan; misalnya gen

ikan yang telah disisipi kedalam tomat.

b. Kekhawatiran Lingkungan

Beberapa konsumen lebih suka tidak membeli makanan-makananRG,

karena mereka khawatir akan dampak-dampak buruk lingkungan yang

berpotensi diakibatkan dari tanaman-tanaman pangan rekayasa genetika.

c. Kekhawatiran Ekonomi

Beberapa konsumen lebih suka tidak membeli makanan-makanan RG

karena mereka khawatir akan potensi dampak rekayasa genetika terhadap

ekonomi pertanian di AS dan di luar negeri. Kritik-kritik penggunaan

rekayasa genetika dalam produksi makanan bersikeras bahwa biaya-biaya

benih RG yang tinggi akan memaksa pertanian-pertanian keluarga di AS

kehilangan pekerjaan dan membahayakan ekonomi negaranegara

berkembang.

d. Kekhawatiran Kesehatan dan Keamanan

Konsumen juga khawatir akan resiko-resiko kesehatan yang berpotensi

sehubungan dengan makanan RG. Masalah-masalah kesehatan yang

potensial dapat diakibatkan dari pencernaan makanan-makanan RG

Page 18: Bagian Inti transgenik

termasuk reaksi-reaksi alergi dan daya tahan terhadap antibiotika. Pada

tahun 1996, Pioneer Hi-Bred International Inc. mengembangkan sebuah

kedelai RG menggunakan sebuah gen dari kacang Brazil untuk

meningkatkan kandungan protein dari pakan ternaknya. Pengujian-

pengujian independen atas kedelai rekayasa kedelai tersebut

mengungkapkan bahwa orang-orang yang alergi terhadap kacang Brazil

bereaksi atas kedelai rekayasa tersebut.

Page 19: Bagian Inti transgenik

BAB III

PENUTUP

Teknologi rekayasa genetika adalah suatu proses bioteknologi modern dimana

sifat-sifat dari suatu mahluk hidup dirubah dengan cara memindahkan gen-gen

dari satu spesies mahluk hidup ke spesies yang lain, ataupun memodifikasi gen-

gen dalam satu spesies. Teknologi ini juga dikenal dengan sebutan transgenik

(Genetically Modified Organism = GMO).

Makanan transgenik sudah merambah ke pasar-pasar modern bahkan trandisional

di Indonesia. Pemerintah pun melakukan penelitian dan pengujian terhadap bahan

makanan yang beredar itu.

Kemungkinan-kemungkinan risiko mengkonsumsi transgenik yang ditakutkan

konsumen adalah keracunan, resiko kanker, dan alergi makanan. Dimana dalam

pemilihan makanan transgenik setiap konsumen perlu untuk mempertimbangkan

beberapa aspek seperti: kualitas pangan, residu pestisida, dan kebal anti biotik.

Dalam peredarannya di pasaran, makanan transgenik perlu diberikan label yang

menunjukkan bahwa makanan itu adalah makanan transgenik. Hal ini diperlukan

untuk menghormati hak-hak konsumen dalam memilih antara makanan transgenik

dan makanan organik, yang disebabkan oleh adanya kekhawatiran konsumen akan

dampak makanan transgenik terhadap agama, etika, lingkungan, ekonomi dan

kesehatan.