ORGANISASI DAN MANAJEMEN PELAYANAN JASA

109
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PELAYANAN JASA Prof.Dr.Ir. Iman Sudirman., DEA

description

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PELAYANAN JASA. Prof.Dr.Ir. Iman Sudirman., DEA. Tujuan:. Memahami konsep, persoalan, teknik dan metoda pengorganisasian dan pengolahan pelayanan jasa. Memberikan kemampuan memimpin dan mengelola perusahaan jasa. Materi :. Sistem operasi jasa Strategi operasi jasa - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of ORGANISASI DAN MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Page 1: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

ORGANISASI DAN

MANAJEMENPELAYANAN JASA

Prof.Dr.Ir. Iman Sudirman., DEA

Page 2: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Tujuan:

• Memahami konsep, persoalan, teknik dan metoda pengorganisasian dan pengolahan pelayanan jasa.

• Memberikan kemampuan memimpin dan mengelola perusahaan jasa.

Page 3: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Materi :1. Sistem operasi jasa2. Strategi operasi jasa3. Organisasi perusahaan jasa4. Karakteristik jasa5. Manajemen kapasitas dan operasi jasa6. Manajemen kualitas jasa7. Fokus konsumen dan kepuasan konsumen8. Manajemen pengetahuan dalam jasa (knowledge

management)9. Perilaku konsumen dalam jasa 10. Teknologi informasi dalam jasa

Page 4: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Literature :1. Managing services – Christopher H. Love

lock2. Services marketing – Valerie A. Zeit, Marry

Jo Bitner, Dwayne D. Gremiler.3. Services Operation Management – Robert

G. Murdick, Barry Render & Roberto S. Russel.

4. Quality Circles in service Industries – Sud & Nima Ingle.

5. The Knowledge Creating Company – Iku Jiro Nonaka, Hirotaka Takeuchi.

Page 5: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

• Sistem informasi jasa elemen : input, informasi, energi.

• Proses : manusia, alat, fasilitas, kendaraan, mesin, dsb.

• Output : jasa, Misal: jasa transfortasi, hotel, dsb.

• Pendukung eksternal: pemeliharaan supplier, dsb.

• Lingkungan: pemerintah, pesaing, dsb.

Page 6: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Organisasi dan manajemen pelayanan jasa mengelola sistem operasi agar:

1. Menyediakan jasa secara efisien dan efektif

2. Mengelola interaksi dengan sistem pendukung dan lingkungan

Page 7: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Kata kunci :

Pengambilan keputusan dalam :

1. Proses

2. Kualitas

3. kapasitas

Page 8: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Tema penting :

1. Manufaktur dan service

2. Fokus pada konsumen

3. Perbaikan berkesinambungan

4. Keterpaduan

5. Globalisasi dan multinasional company

6. lingkungan

Page 9: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Strategi Operasi Jasa:

Broad action to achieve goals in services

Page 10: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Integrated View:

1. Vision2. Mission3. Corporate strategy4. Business Strategy5. Functional strategy: a. Marketing strategy b. Human resource strategy c. Financial strategy d. Operation strategy

Page 11: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Operation strategy:

1. Operation Mission: a. Main function of operation b. Linkage between operation strategy with business strategy and other strategy ex: business strategy = cost leadership operation strategy = efficiency, standardized service, standardized service

delivery, Mass service

delivery

Page 12: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

2. Distinctive competence: a. different competence in service delivery

b. building a competitive advantage

Area of distinctive competence:

a. Technology

b. Human resource

c. Management

d. Customer focus

Page 13: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Deciding distinctive competence:a. Survey of customer need

b. Survey of distinctive competence owned

by competitors

c. Gap between customer need and distinctive competence.

Page 14: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

3. Operation objective :

Operating condition to be achieve in the Future in term of:a. Operating costb. Qualityc. Time deliveryd. FlexibilityBenchmark is needs to determine operationobjective

Page 15: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

4. Operation policy:

a. Basic principle service delivery in term of:

a. process delivery

b. quality

c. capacity

Page 16: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Service quality improvement:Deming Wheel

action plan

cheek do

Page 17: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

1. Plan:

a. Problem identification

b. Problem selection

c. Identifying cause

d. Improvement plan (5 w + 1H)

Page 18: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

2. Do:

Implementation of plan improvement

Page 19: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

3. Check:

a. Check the result of improvement

b. Comparing before and after improvement

Page 20: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

4. Action:

a. Establish standard

b. Proceed to next problem

Page 21: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Tools for plan improvement:

1.Check Sheet

2. Pareto diagram

3. C – E diagram

Page 22: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Quality Control Circle (QCC)a group of employee working together to

Improve service quality continuously

Page 23: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Contoh:Sebuah hotel ingin memperbaiki kualitas Jasanya untuk melakukan hal ini, hotel tsbMelaksanakan langkah-langkah sebagai Berikut:a. Survey keluhan konsumenb. Menggunakan check sheet untuk mengolah data keluhanc. Membuat pareto diagramd. Memilih masalah kualitas jasae. Membuat C diagramf. Membuat langkah-langkah perbaikang. Melakukan langkah perbaikanh. Melakukan cek hasili. Membuat standar operasi dan memilih problem berikutnya.

Page 24: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

The Main cause of service quality:

1.Different background employee and

customer

2. Culture

3. Knowledge and skill

4. Language

5. Attitude

Page 25: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Dalam penyampaian jasa terdapat fungsi

Intermediate (cabang, tenaga, penjual, dsb)

Intermediate agen ini berhubungan langsung

dengan konsumen, sehingga persepsi konsumen

Dibangun dari interaksi ini.

Untuk meningkatkan kualitas jasa, intermediate

Agen harus berusaha memberikan kualitas jasa

yang baik dan memilih akses kepada fungsi

Operasi jasa.

Page 26: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Communication gaps:

Serious problem for service quality

Types of Communication gaps:

a. Over promising

b. Miss understanding

c. Poor of listening skill

Page 27: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Problem serius lainnya:

a. Terlalu banyak jenis jasa yang ditawarkanb. Terlalu banyak customer yang dilayani, padahal customer membutuhkan

personalized servicec. Mementingkan keuntungan jangka pendekd. Merasa bukan tanggung jawabnya

Page 28: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Perbaikan service quality:

a. Identifikasi dimensi kualitasb. Identifikasi posisi pesaing pada setiap dimensi kualitasc. Managing customer expectation: mengetahui customer Expectation, tidak over promise, berusaha memenuhinya.d. Managing evidence tangible, menarik perhatian konsumen, perlu dikelola dengan baik.

Page 29: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

e. Educating customers about the service

dapat dilakukan melalui:

- customer mencoba jasa

- focus group discusion

- sosialisasi

f. Developing quality culture

g. Automating quality:

Operasi jasa secara otomatis dapat mengurangi kesalahan

h. Implementing knowledge management

Page 30: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Karakteristik Jasa:1. Intangible output2. Non standard output3. Tidak bisa dibawa / disimpan4. Kontak dengan konsumen sangat intensif5. Dibutuhkan partisipasi konsumen6. Keterampilan langsung diterima oleh konsumen 7. Tidak bisa produksi massa8. Dibutuhkan banyak judgement9. Labor intensive 10. Desentralisasi fasilitas (dekat dengan konsumen)11. Efektifitas diukur secara subjective12. Quality control agak terbatas

Page 31: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

SCALE OF TANGIBLE

Salt

Soft drinks

Detergent

Automobiles

Cosmetics

Fast-food Outlet

Advertising Agencies

Airlines

Investment Management

Consulting

Teaching

Fast-food Outlet

Tangible Dominant

Intangible Dominant

Page 32: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Service sulit distandarkan karena:

• Konsumen memiliki perbedaan kebutuhan (ex: Konsultan, jasa legal, dsb)

• Labor Intensive dan judgment penting

Page 33: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Jenis-jenis Customer Contact dengan Contoh-contohnya

Contact During The Production Process

Service

Constant physical contact

Constant communication

Sporadic physical contact

Physical contact before, at beginning and at end of the process

Communication only before, at beginning and at end the process

Barber, masseuse, cruise ship

Hot line

Management consulting, plastic

Surgeon, restaurant

Management consulting, legal service, utility, Tailor, dry cleaner, mover of house hold goods

Stock broker conducting stock transaction, fertilizer company that sprays farms, car rental.

Page 34: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Model Servqual

Dikembangkan oleh Parasuraman dan

Zeithaml.

Sangat populer untuk dimensi kualitas jasa.

Digunakan untuk pengukuran dan perbaikan.

Kualitas jasa bersifat generik.

Page 35: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

TUJUAN:

- Mengetahui dimensi-dimensi kualitas jasa

- Mampu membuat instrumen survey

- Mampu melakukan perancangan survey

Page 36: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Dimensi Kualitas Jasa Menurut Parasurama

Page 37: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

Faster, Better, Cheaper8 Dimensi Kualitas:a. Performance: misal komfortailitas mobilb. Features: Tambahan pada fungsi pokok: misal Sunroff pada

mobilc. Reliability: Tignkat keberhasilan produk melakukan

fungsinya secara optimald. Conformance: Tingkat kemampuan produk memenuhi

standarde. Durabilityf. Service ability kemudahan pemeliharaan & perbaikang. Aestheticsh. Perceived Quality: Reputasi

Page 38: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

BERRY, PARASURAMAN & VALERIE:

A. Reliability:

Kemampuan menghasilkan performance secara konsisten

B. Responsiveness:

Keunggulan & kesiapan pegawai dalam menyediakan jasa.

C. Competence:

Keterampilan & pengetahuan yang dimiliki

untuk menghasilkan jasa

D. Access:

Kemudahan memperoleh pelayanan

Page 39: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

E. Courtesy:

Kesopanan & keramahan dalam melayani

F. Communication:

Kemampuan menyampaikan informasi kepada

konsumen & mendengarkan konsumen

G. Credibility:

Kejujuran (dapat dipercaya) dan reputasi perusahaan

Page 40: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

H. Security: Aman (bebas) dari bahaya, resiko

kehilangan/kerusakan baik fisik, keuangan atau rahasia.

I. Pengertian kepada konsumen:Usaha untuk mengerti kebutuhan konsumen

J. Tangible:Bukti-bukti fisik seperti fasilitas fisik, penampilan pegawai, peralatan yang digunakan untuk menghasilkan jasa dan sebagainya.

Page 41: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Selanjutnya Bery & Parasuraman melakukan agregasi dari 10 menjadi 5 dengan akronim RATER

R: Realibiliy: Kemampuan menghasilkan jasa yang dijanjikan

A: Assurance: - Pengetahuan & Courtesy

- Kemampuan untuk menunjuk-

kan bahwa dapat dipercaya

T: Tangible

E: Empathy: Perhatian perusahaan kepada konsumen sebagai individu

R: Responsiveness

Page 42: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

PEMASAR

Word of Mouth Communication

PengalamanMasa Lalu

Kebutuhan Pribadi

Jasa YangDiharapkan

Jasa YangDipersepsikan

Komunikasi EksternalKepada Pelanggan

PenyampaianJasa

SpesifikasiKualitas Jasa

Persepsi Manajemen AtasHarapan Pelanggan

PELANGGAN

GAP 5

GAP 1

GAP 2

GAP 3

GAP 4

Page 43: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Gap 1 : Knowledge Gap(Gap antara Harapan Pelanggan dan Persepsi Manajemen)

Artinya :

Pihak manajemen mempersepsikan ekspektasi pelanggan terhadap kualitas jasa secara tidak akurat

Penyebab:

1. Informasi dan analisa pasar kurang tepat

2. Interpretasi ekspetasi kurang tepat

3. Aliran Informasi ke manajer terhambat

Page 44: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Gap 2 : Standard Gap(Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen

dengan spesifikasi kualitas jasa)

Artinya :

Spesifikasi kualitas jasa tidak konsisten dengan persepsi manajemen tentang harapan pelanggan.

Penyebab:

1. Komitmen pimpinan

2. Perencanaan kualitas kurang baik

3. Komunikasi buruk

Page 45: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Gap 3: Delivery Gap(Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa)

Artinya :

Spesifikasi kualitas tidak terpenuhi oleh kinerja dalam proses produksi dan penyampaian jasa.

Penyebab:

1. Spesifikasi tidak jelas dan rumit

2. Karyawan tidak mengerti / tidak menerima spesifikasi

3. Karyawan kurang terlatih

Page 46: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Gap 4 : Communication Gap(Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal)

Artinya : janji-janji yang disampaikan melalui aktivitas komunikasi pemasaran tidak konsisten dengan jasa yang disampaikan kepada para pelanggan.

Penyebab:1. Pemasaran tidak terintegrasi dengan operasi jasa2. Koordinasi kurang3. Over promise / under promise

Page 47: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Gap 5 : Service Gap(Gap antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan)

Artinya :

jasa yang dipersepsikan tidak konsisten dengan jasa yang diharapkan.

Penyebab:

1. Word of mouth

2. Citra buruk

3. Kualitas dianggap buruk

4. Kehilangan pelanggan

Page 48: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Strategi Mengurangi Gap Kualitas JasaStrategi pokok untuk GAP 1 :Mempelajari apa yang diharapkan pelanggan.Strategi Rinci :• Berusaha memahami ekspektasi pelanggan melalui riset

analisis komplain, panel pelanggan, dll.• Meningkatkan interaksi langsung antara manajer dan

pelanggan dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai kebutuhan dan preferensi pelanggan.

• Memperbaiki komunikasi keatas dari karyawan kontak pelanggan ke pihak manajemen, dan mengurangi jumlah jenjang manajemen diantara keduanya.

• Menindaklanjuti informasi dan wawasan yang diperoleh dari riset pelanggan.

Page 49: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Strategi pokok untuk GAP 2 :Menyusun standar kualitas jasa yang tepat dan jelas

Strategi Rinci :• Memastikan bahwa manajemen puncak menunjukkan komitmen konsisten pada

kualitas berdasarkan pada sudut pandang pelanggan.• Melibatkan manajemen madya dalam penetapan, pengkomunikasian dan penerapan

standar jasa berorientasi pelanggan dalam unit kerja mereka.• Membekali para manajer dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memimpin

karyawan agar dapat menyampaikan jasa yang berkualitas.• Bersikap respektif terhadap cara-cara baru dalam menjalankan bisnis yang bisa

mengatasi berbagai hambatan dalam rangka mewujudkan jasa berkualitas.• Membakukan tugas-tugas kerja repetitif demi menjamin konsistensi dan reliabilitas,

baik melalui penerapan hard technology maupun soft technology.• Menetapkan sasaran kualitas jasa yang jelas, menantang, realistis dan dirancang

secara eksplisit untuk memenuhi harapan pelanggan.• Mengklarifikasi tugas-tugas kerja yang memiliki dampak terbesar pada kualitas dan

karenanya harus mendapatkan prioritas utama.• Memastikan bahwa para karyawan memahami dan menerima sasaran dan prioritas

yang disepakati.• Mengukur kinerja dan memberikan balikan rutin.• Menghargai para manajer dan karyawan atas keberhasilan mereka dalam mencapai

sasaran kualitas.

Page 50: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Strategi pokok untuk GAP 3 :Memastikan bahwa kinerja jasa sesuai dengan standar

Strategi Rinci (1):• Mengklarifikasi peranan setiap karyawan melalui deskripsi kerja yang jelas dan rinci.• Memastikan bahwa semua karyawan memahami konstribusi pekerjaan mereka

terhadap kepuasan pelanggan.• Menyelaraskan karyawan dengan pekerjaan melalui proses seleksi yang menekankan

kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan setiap pekerjaan dengan baik.

• Menyediakan pelatihan teknis yang dibutuhkan karyawan dalam rangka pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada mereka secara efektif.

• Mengembangkan metode-metode recruitment dan retensi inovatif untuk menarik karyawan terbaik dan menciptakan loyalitas mereka terhadap organisasi.

• Meningkatkan kinerja karyawan melalui pemilihan teknologi dan peralatan yang paling tepat dan andal.

• Mengajarkan berbagai aspek pemahaman mengenai pelanggan (seperti: harapan, persepsi, dan masalah pelanggan) kepada karyawan.

• Melatih para karyawan dalam hal keterampilan antar pribadi khususnya menyangkut interaksi dengan pelanggan dalam kondisi stress dan penuh tekanan.

Page 51: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Strategi pokok untuk GAP 3 :Memastikan bahwa kinerja jasa sesuai dengan standar

Strategi Rinci (2):• Menghilangkan konflik peran diantara para karyawan dengan melibatkan mereka dalam

proses penetapan standar.• Melatih para karyawan dalam hal penetapan prioritas dan manajemen waktu.• Mengukur kinerja karyawan dan mengkaitkan kompensasi serta penghargaan dengan

penyampaian jasa yang berkualitas.• Menyusun sistem penghargaan yang sederhana, tepat waktu, akurat dan fair.• Memberdayakan para manajer dan karyawan dalam hal pengambilan keputusan

berkenaan dengan pelaksanaan tugasnya melayani dan memuaskan pelanggan.• Memastikan bahwa setiap karyawan jasa pendukung internal benar-benar bersikap

suportif kepada customer contact personnel.• Membangun tim kerja sedemikian rupa sehingga para karyawan bisa bekerjasama

dengan baik dan menggunakan team rewards sebagai insentif.• Memperlakukan pelanggan sebagai “karyawan parsial”, mengklarifikasi peranan

mereka dalam penyampaian jasa, melatih dan memotifasi mereka untuk melaksanakan peranannya sebagai co-producers dengan baik.

Page 52: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Strategi pokok untuk GAP 4 :Memastikan bahwa penyampaian jasa sesuai dengan janji yang diberikan

Strategi Rinci :• Mengumpulkan masukan dari karyawan operasional sewaktu iklan baru sedang dibuat.• Menyusun iklan yang menonjolkan karyawan rill yang sedang melaksanakan tugas mereka.• Memberikan kesempatan kepada penyedia jasa untuk menelaah iklan sebelum diekspose kepada

para pelanggan.• Meminta staff penjualan agar melibatkan staff operasi dalam pertemuan tatap muka dengan

pelanggan.• Menyusun kampanye iklan internal yang bersifat edukasional dan motifasional untuk memperkuat

keterkaitan antara departemen pemasaran, operasi dan sumberdaya manusia.• Memastikan bahwa standar jasa yang konsisten diberlakukan disemua lokasi penyedia jasa.• Memastikan bahwa isi iklan mencerminkan secara akurat karakteristik jasa yang paling penting

bagi pelanggan dalam interaksinya dengan organisasi jasa.• Mengelola harapan pelanggan dengan cara menginformasikan kepada mereka apa saja yang

mungkin dan tidak mungkin mereka terima, serta yang paling penting disertai alasannya.• Mengidentifikasi dan menjelaskan faktor-faktor diluar kendali organisasi dalam segala kekurangan

pada kinerja jasa.• Menawarkan berbagai tingkat jasa dengan harga yang berbeda kepada para pelanggan, serta

menjelaskan perbedaan diantara macam-macam tingkat jasa tersebut.

Page 53: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Survei SERVQUAL (1)

Terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Customer Expectation, untuk mengukur sejauhmana harapan pelanggan terhadap pelayanan yang ingin diterimanya.

2. Customer Perception, untuk mengukur sejauhmana pelanggan merasakan atas pelayaan yang sudah diterimanya.

Page 54: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA
Page 55: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA
Page 56: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Survei SERVQUAL (2)• Setelah memperoleh hasil survei

selanjutnya hitung skor masing-masing item pertanyaan berikut pengelompokan dimensinya.

• Kemudian hitung selisih antara skor kepuasan dengan skor persepsi tadi

• Dari hasil tersebut akan diperoleh struktur kepuasan pelanggan, dimana kita akan mengetahui dimensi-dimensi apa saja yang perlu diperbaiki.

Page 57: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA
Page 58: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

• Dari tabel di atas diperoleh bahwa kesenjangan terjadi pada dimensi emphaty dan reliability. Sehingga perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kesenjangan yang terjadi.

• Karenanya perusahaan perlu melakukan misalnya program pelatihan karyawan supaya lebih empati terhadap konsumen dan lebih handal dalam melakukan pelayanan.

Page 59: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Two-Dimensional Difference Plane

Page 60: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Two-Dimensional Difference Plane

• Dapat digunakan untuk mengevaluasi respon SERVQUAL secara visual atas suatu pelayanan jasa.

• Sumbu vertikal mewakili skor harapan, sedangkan sumbu horizontal mewakili skor persepsi.

• Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa dimensi reliability dan dimensi empathy berada dalam area skor harapan yang tinggi dan skor persepsi yang rendah. Sehingga kedua dimensi ini perlu ditingkatkan guna mencapai kepuasan pelanggan.

Page 61: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Customer Behavior in Service

Proses pengambilan keputusan :1. Pencarian informasi

a. Personal source

b. Non personal source

Lebih dipercaya personal source?

Terdapat perceive risk.

Page 62: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

2. Evaluasi Alternatif

• Jumlah alternatif terbatas bila dibandingkan dengan produk, karena :

- Dalam satu tempo kerja menjanjikan

berbagai produk

- Konsumen harus mengunjungi tempat jasa.

• Seringkali service yang dibuat oleh customer adalah alternatif.

ex: makan dirumah sendiri

Page 63: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

3. Pemilihan Alternatif

• Yang paling memuaskan (intuitive)

• Rasional :– Kriteria (single / multiple)– Individual (group)

Page 64: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

4. Pembelian dan Pemakaian

• Penyediaan jasa seperti sebuah drama (ada aktor, role dan scrip's).

• Compatibility customer sangat penting.

Page 65: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

5. Post Purchase Evaluation

• Satisfaction / dissatisfaction

• Loyalitas

• Inovasi dan penyebarannya

Page 66: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

6. Peran Budaya

• Budaya mempengaruhi cara customer menggunakan jasa.

• Budaya mempengaruhi interaksi konsumen dengan pekerja.

• Budaya penting bila perusahaan jasa beroperasi pada beberapa negara / daerah.

Page 67: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Information Search

• Use of Personal Source

• Perceived Risk

Evaluation of Alternatives

• Evoked set

• Emotion and mood

Culture

• Values and attitude

• Manners and customs

• Material culture

• Aesthetics

• Education and social institutions

Purchase and consumption

• Service provision as drama

• Service role and scrips

• Compatibility of customers

Post Purchase Evaluation

• Attribution of dissatisfaction

• Innovation diffusion

• Brand loyalty

Categories in customer decision making and evaluation of service

Page 68: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Customer Expectation

Harapan Konsumen :Manfaat yang ingin diperoleh dari jasa.

Terdapat 2 level :• Upper level• Lower level

Diantaranya : zone of tolerance Dimana service masih bisa diterima.

Page 69: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

• Setiap customer memiliki zone of tolerance yang beda (ex: ada yang mau menunggu lama, ada yang tidak)

• Zone of tolerance berbeda untuk setiap attribute / dimensi jasa. Dimensi yang penting zone of tolerance lebih sempit.

• Zone of tolerance lebih sempit pada saat pertama daripada berikutnya.

Page 70: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Model kebutuhan customer secara alamiahKonsep (falsafah) hidup seseorang

Kebutuhan personel

Pengalaman sementara

(emergensi, problem,dsb)

Persepsi alternatif jasa lain

Faktor-faktor situasional (iklim, cuaca, bencana,

demand berlebihan)

Explicit Service promise- Advertising- Personal selling

Implicit Service promise- Tangible- Price

Word of Mouth-Personnel-Expert

Past Experience

Predicted ServicePerceived Service

Expected Service

Service yang

diinginkan

Zone of Service

Adequate Service

Gap 5

Page 71: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Hubungan Antara Service Quality dengan Service Satisfaction

• Reliability

• Respon- siveness

• Assurance

• Empathy

• Tangibles

• ReliabilityService Quality

Product Quality

Price

Situational Factor

Customer Satisfaction

Personal Factor

Page 72: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Pengertian Customer

a. Internal Customer

b. External Customer

Keduanya memiliki kebutuhan masing-

masing

Page 73: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Customer Satiafaction Index (CSI)

• CSI pertama : Swedish Customer Satisfaction Barometer tahun 1989

• Tahun 1992 : Deutsche Kunden Barometer (DK)

• Tahun 1994 : American Customer Satisfaction Index (ACSI)

Page 74: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

American Customer Satisfaction Index (ACSI)

Dikembangkan oleh national quality research center di University of Michigan.

Alat ukur kepuasan jasa / produk yang dialami oleh konsumen

Kepuasan: Bila persepsi = Ekspektasi

Page 75: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

American Customer Satisfaction Index – Rating by Industry

Industry Customer Satisfaction 1997 (score)

Change From 1996

Beverages, Soft drinks

Pet Foods

Personal Care, Clearing Products

Food Processing

Beverage, beer

Parcel Delivery, Express Mail

Household Appliances

Customer Electronics

Auto mobiles, Vans, Light Trucks

…… Sampai dengan 34 ………

83

83

82

81

81

80

80

80

79

-3,5 %

NA

2,5 %

-2,4 %

2,5 %

-5,9 %

-2,4 %

-1,2 %

NC

Page 76: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Kualitas jasa dibentuk oleh serangkaian kegiatan (drama and script).

Perlu diperhatikan service encounter

Cascade setiap encounter berpartisipasi dalam menciptakan kualitas jasa serta kepuasan pelanggan.

Encounter pertama memegang peranan paling penting.

Page 77: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

A. Service Encounter Cascade for a Hotel Visit

Check in

Bellperson Takes to Room

Restaurant real

Wake-up call

Check Out

Page 78: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Encounter merupakan fasilitas interaksi antara organisasi dengan customer, terdapat 3 macam service encounter yaitu :

1. Remote encounters

2. Phone encounters

3. Face to face encounters

Page 79: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Beberapa macam tema yang harus diperhatikan didalam memuaskan konsumen :

1. Recovery

Seorang pekerja dapat gagal melayani konsumen dan harus ada tindakan recovery.

2. Adaptability

Setiap konsumen memiliki kebutuhan yang berbeda (special needs)

Pekerja harus dapat flexible dan adaptable terhadap kebutuhan konsumen.

Page 80: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

3. Spontaneity

Tindakan spontan dari pekerja kepada konsumen seperti diskriminasi, ignoring.

4. Coping

Menangani masalah-masalah yang timbul dari customer yang tidak dapat bekerjasama.

Page 81: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Service encounter there 1: Recovery

Satisfactory DissatisfactoryThey lost my room reservation but the manager gave me the VIP suite for the same price (external customer)

We had made advance reservation at the hotel when we arrived we found we had no room – no explanation, no apologies, and no assistance in finding another hotel (external customer)

Page 82: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Service encounter there 2: Adaptability

Satisfactory DissatisfactoryI didn’t have an appointment to see a doctor: how ever, my allergy nurse spoke to a practitioner’s assistance and worked me into the schedule. I received treatment after a 10 minutes wait, and the quality of the service. (External customer)

My young son, flying alone, was to be assisted by the stewardess from start to finish, at the albany airport she left him alone in the airport with no one to escort him to his connecting flight. (external customer)

Page 83: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Service encounter there 3: Spontaneity

Satisfactory DissatisfactoryWe always travel with our teddy bears, when we got back to our room at the hotel we saw that the maid had arranged our bears very comfortably in a chair, the bears were holiday lends. (External customer)

The lady at the front desk acted as if we were gathering her. She was watching TV and paging more attention to the TV than to the hotel guests. (external customer)

Page 84: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Service encounter there 4: Coping

Satisfactory DissatisfactoryA person who became intoxicated on a flight started speaking loudly, annoying the other passenger if we would be driving when the plane landed and offered him coffee, he accepted coffee and become quitter and friendlier (complete).

An intoxicated man began pitching the female flight attendants, one of attendant told him to stop, but he continued and than hit another passenger the co-pilot was called and asked the man to sit down an leave the others alone, but the passenger refused the co-pilot then “decked” the man knocking him into seat (employee).

Page 85: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

The evidence of service

Kualitas jasa ditunjukkan oleh berbagai

evidence yang ada pada encounter,

evidence meliputi :

1. People

2. Process

3. Physical evidence

Page 86: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Contoh :

Dalam suatu klinik, customer menilai

kualitas pelayanan resepsionis dari :

1. Bagaiman pegawai resepsionis melayani (people)

2. Bagaimana proses pendaftaran (cepat, ada antrian, komputerisasi, dsb)

3. Bentuk-bentuk fisik seperti interior, kebersihan, meubel, dsb)

Page 87: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Understanding customer expectation and perception through marketing research

Penentuan objektif riset

Tujuan riset menentukan kegiatan riset

Page 88: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Contoh-contoh tujuan :

• To identify dissatisfied customers• To discover customer requirements or

expectation for service• To monitor and track service performance• To assess overall company performance

compared with that of competition• To assess gaps• To determine customer expectation for a new

service

Page 89: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Criteria for an effective service research program :

1. Clear research objective

2. Include qualitative and quantitative research

3. Include both perceptions and expectations of consumer

4. Balance the cost of the research and the value of the information

Page 90: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

5. Includes statistical validity when necessary

6. Measures priorities or importance

7. Occurs with appropriate frequency (riset dapat dilakukan berulang untuk melihat perkembangan)

8. Includes measures of loyalty or behavioral intentions

Page 91: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Usaha peningkatan quality secara terus menerus dengan melibatkan seluruh pihak yang punya keterlibatan dalam penciptaan

produk mulai dari Top Manager sampai dengan operator. Pihak external seperti

supplier, pemegang saham dan sebagainya.

Page 92: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

MODEL TQM

CONTINUOUS IMPROVEMENTCONTINUOUS IMPROVEMENT

CUSTOMERFOCUS

CUSTOMERFOCUS

PROCESSIMPROVEMENT

PROCESSIMPROVEMENT

TOTAL INVOLVEMENT

TOTAL INVOLVEMENT

Page 93: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

PRINSIP-PRINSIP POKOK TQM

1. CUSTOMER FOCUS– Setiap orang/unit organisasi memiliki konsumen yang

harus dipenuhi kebutuhannya

2. CONTINUOUS IMPROVEMENT– Proses diperbaiki secara kontinue agar variasi hasil

menurun & proses reliable

3. TOTAL INVOLVEMENT– Seluruh kaaaryawan & pimpinan & supplier diberdayakan

unutk bekerja sama memperbaiki proses untuk memuaskan konsumen dalam upaya meningkatkan daya saing.

Page 94: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

COSTOMER FOCUS:

IDENTIFIKASI KONSUMEN:

KONSUMEN ADALAH ORANG ATAU KELOMPOK ORANG

KEPADA SIAPA KITA BERIKAN HASIL KERJA KITA.

CUSTOMER FOCUS

Page 95: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

APAKAH HASIL KERJA / OUTPUT ?

A. Output bukan yang kita awasi / disetujui tapi output adalah hasil yang kita kerjakan.

B. Output bukan tujuan.

C. Output bukan langkah-langkah yang harus dilakukan.

D. Output bukan fungsi yang harus dikerjakan.

Page 96: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

MENCARI HARAPAN KONSUMEN

HARAPAN KONSUMEN DAPATDIIDENTIFIKASIKAN MELALUI:• Apakah karakteristik product/service yang diinginkan• Sejauhmana (pada tingkat berapa) harapan konsumen

harus dipenuhi• Bagaimanakah tingkat kepentingan setiap karakteristik.• Sejauhmana tingkat kepuasan konsumen dengan kinerja

produk/service yang ada saat ini.

Page 97: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

1. Faster, Better, Cheaper.2. 8 dimensi Kualitas:

a) Performance misal Komfortailitas mobilb) Features: Tambahan pada fungsi pokok : misal Sunroff pada

mobilc) Reliability: Tingkat keberhasilan produk melakukan fungsinya

secaea optimald) Conformance: Tingkat kemampuan produk memenuhi

standarde) Durabilityf) Service ability kemudahan pemeliharaan & perbaikang) Aestheticsh) Perceived Quality: Reputasi

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMENBEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

Page 98: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

• Reliability:Kemampuan menghasilkan performansi secara konsisten.

• Responsiveness:Keunggulan & kesiapan pegawai dalam meyediakan jasa.

• Competence:Keterampilan & pengetahuan yang dimiliki untuk menghasilkan

jasa• Access:• Kemudahan memperoleh pelayanan.• Courtesy:

Kesopanan & keramahan dalam melayani.

BERY, PARASURAMAN & VALERIE:BERY, PARASURAMAN & VALERIE:

Page 99: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

• CommunicationKemampuan meyampaikan informasi kepada konsumen &

mendengarkan konsumen• Credibility:

Kejujuran (dapat dipercaya) dan reputasi perusahaan• Security:

Aman (bebas) dari bahaya, resiko kehilangan/kerusakan baik fisik keuangan atau rahasia.

• Pengertian kepada konsumen:Usaha untuk mengerti kebutuhan konsumen

• Tangible:Bukti-bukti fisik seperti fasilitas fisik, penampilan pegawai,

peralatan yang digunakan untuk menghasilkan jasa dan sebaginya

Page 100: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Selanjutnya Bery & Parasuraman melakukan agregasi dari 10 menjadi 5 dengan akronim RATER

R : Reliability: Kemampuan menghasilkan jasa yang diinginkan.A : Assurance:

• Pengetahuan & • Kemampuan untuk menunjukkan bahwa dapat dipercaya

T : TangibleE : Empathy: Perhatian perusahaan kepada konsumen sebagai individuR : Responsiveness

Page 101: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM

OPERASI JASA

Page 102: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Konwledge:

a. Dasar untuk menentukan penilaian, pembenaran (justifikasi) dan pengembangan.

b. Diperoleh dari pembelajaran dan pengalaman (deduktif)

c. Bermanfaat untuk individu dan peningkatan organisasi.

Page 103: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Definisi:

Knowledge management:

Usaha mengelola knowledge (identifikasi, evaluasi dan penyimpanan) dan menyebarkan knowledge dalam organisasi untuk meningkatkan kinerja, baik individu maupun organisasi.

Page 104: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Cara Kerja Knowledge Management:

1. Menentukan knowledge yang relevan dan pemiliknya.

2. Menentukan kebutuhan knowledge.

3. Pemilihan knowledge yang perlu ditransfer dan kepada siapa.

4. Membangun komunitas dan fasilitas.

5. Membangun budaya.

6. Evaluasi dan audit knowledge.

Page 105: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Proses Knowledge:

1. Knowledge generation.

2. Knowledge representation.

3. Knowledge storage.

4. Knowledge access.

5. Transfer Knowledge

Page 106: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Learning Organization and Knowledge Management

Learning Organization:Fokus pada pembelajaran sehingga orang Indonesia beli (individu / kelompok) memiliki knowledge, sikap dan keterampilan yang tinggi.

Knowledge Management:Usaha untuk menunjang learning organization.

Page 107: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Model

Budaya

Teknologi

Struktur

Knowledge Sharing

Community Of Practice

KinerjaAbsorptive Capacity

Hubungan Antar

Perusahaan

Page 108: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Knowledge Sharing:

1. Donating

2. Getting

3. Creating Knowledge

Page 109: ORGANISASI  DAN  MANAJEMEN PELAYANAN JASA

Absorptive Capacity:

1. Identifikasi

2. Asimilasi

3. eksploitasi