OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat...

83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SDN 2 SLATRI KECAMATAN KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 S K R I P S I Oleh: DIDIK KHAMBRIYANTA X4710026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Transcript of OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat...

Page 1: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA

JONGKOK SISWA KELAS V SDN 2 SLATRI KECAMATAN

KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

S K R I P S I

Oleh:

DIDIK KHAMBRIYANTA

X4710026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : DIDIK KHAMBRIYANTA

NIM : X4710026

Jurusan/Program Studi : POK/Penjaskesrek

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT

BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SDN 2 SLATRI

KECAMATAN KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Didik Khambriyanta

NIM. X4710026

Page 3: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA

JONGKOK SISWA KELAS V SDN 2 SLATRI KECAMATAN

KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

DIDIK KHAMBRIYANTA

X4710026

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani , Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Didik Khambriyanta. OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU

PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT

JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SDN 2 SLATRI KECAMATAN

KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN

2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan alat bantu

pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada

siswa kelas V SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara tahun

pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V

SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran

2011/2012 yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 11 siswa putra dan 16 siswa putri.

Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah melalui

observasi, tes unjuk kerja, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik

triangulasi. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif.

Prosedur penelitian meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi.

Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui optimalisasi penggunaan alat bantu dari

pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada studi pratindakan ketuntasan

belajar sebesar 41% meningkat menjadi 67% pada siklus I dan meningkat lagi

menjadi 89% pada siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa optimalisasi penggunaan

alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

siswa kelas V SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara

tahun pelajaran 2011/2012.

Kata kunci: optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran, hasil belajar,

lompat jauh gaya jongkok

Page 7: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal

yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah

sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada

Dia-lah tempat meminta dan memohon. (Anonim)

Page 8: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Sekolah Dasar Negeri 2 Slatri.

2. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Banjarnegara.

3. Kepala UPT Dindikpora Kecamatan

Karangkobar.

4. Segenap dosen pembimbing.

5. Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan demi

keberhasilanku.

6. Istri tercinta, yang senantiasa mendukung,

memberi semangat dan motivasi.

7. Anak-anakku tersayang, sumber inspirasi

dan motivasiku.

8. Keluarga besar, sahabat, dan teman sejawat.

9. Teman-teman se-angkatan program PPKHB

S.1 Penjaskesrek 2011.

Page 9: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala

berkat rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih mangalami hambatan,

tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta;

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Drs. Sunardi, M.Kes., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam menyusun skripsi;

5. Sri Santoso Sabarini, S.Pd, M.Or., selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi;

6. Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten

Banjarnegara yang telah memberikan izin dan tempat penelitian sekaligus sebagai

guru pamong dalam pelaksanaan penelitian;

7. Setiyarto, selaku kolaborator yang telah berperan sebagai observer dan memberikan

kontribusi serta membantu dalam melakukan penelitian;

8. Siswa kelas V SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara

yang telah bersedia menjadi subjek penelitian;

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

terlaksananya penelitian dan penulisan skripsi ini.

Page 10: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 11: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v

HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 7

A. Kajian Teori ............................................................................... 7

1. Atletik .................................................................................... 7

a. Pengertian Atletik ............................................................. 7

b. Nomor-Nomor Atletik ...................................................... 8

c. Atletik di Sekolah Dasar ................................................... 9

2. Lompat Jauh Gaya Jongkok .................................................. 10

a. Pengertian Lompat Jauh .................................................... 10

b. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok ................................. 11

Page 12: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

3. Belajar dan Pembelajaran ...................................................... 16

a. Pengertian Belajar ............................................................. 16

b. Pengertian Pembelajaran .................................................. 17

c. Ciri-Ciri Pembelajaran ...................................................... 19

d. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran Penjasorkes .... 21

4. Alat Bantu Pembelajaran ....................................................... 23

a. Pengertian ......................................................................... 23

b. Fungsi dan Manfaat Alat Bantu Pembelajaran ................. 24

c. Optimalisasi Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran ........ 25

5. Optimalisasi Pembelajaran Lompat Jauh dengan

Penggunaan Alat Bantu .......................................................... 27

6. Macam-Macam Alat Bantu Pembelajaran Lompat Jauh ....... 29

B. Kerangka Berpikir ...................................................................... 30

C. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 33

1. Tempat Penelitian .................................................................. 33

2. Waktu Penelitian ................................................................... 33

B. Subjek Penelitian ........................................................................ 34

C. Data dan Sumber Data ............................................................... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 34

E. Uji Validitas Data ....................................................................... 35

F. Analisis Data .............................................................................. 36

G. Indikator Capaian Penelitian ...................................................... 36

H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 37

1. Rancangan Penelitian Siklus I ............................................... 37

a. Tahap Perencanaan ......................................................... 37

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ......................................... 38

c. Tahap Observasi ............................................................. 39

d. Tahap Refleksi ................................................................ 39

Page 13: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2. Rancangan Penelitian Siklus II .............................................. 39

a. Tahap Perencanaan ......................................................... 39

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ......................................... 40

c. Tahap Observasi ............................................................. 41

d. Tahap Refleksi ................................................................ 41

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ............................... 42

A. Deskripsi Pratindakan ................................................................ 42

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ........................................ 43

1. Hasil Tindakan Siklus I Pertemuan 1 .................................... 43

a. Perencanaan Tindakan (Planning) ................................. 43

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) ...................................... 43

c. Pengamatan Tindakan (Observing) ................................ 45

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and

Replanning) .................................................................... 47

2. Hasil Tindakan Siklus I Pertemuan 2 .................................... 48

a. Perencanaan Tindakan (Planning) ................................. 48

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) ...................................... 48

c. Pengamatan Tindakan (Observing) ................................ 50

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and

Replanning) .................................................................... 51

3. Hasil Tindakan Siklus II Pertemuan 1 ................................... 52

a. Perencanaan Tindakan (Planning) ................................. 52

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) ...................................... 53

c. Pengamatan Tindakan (Observing) ................................ 54

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and

Replanning) .................................................................... 55

4. Hasil Tindakan Siklus II Pertemuan 2 ................................... 56

a. Perencanaan Tindakan (Planning) ................................. 56

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) ...................................... 56

c. Pengamatan Tindakan (Observing) ................................ 59

Page 14: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and

Replanning) .................................................................... 60

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ................................. 61

D. Pembahasan ................................................................................ 62

1. Siklus I ................................................................................... 62

2. Siklus II ................................................................................. 63

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................... 65

A. Simpulan .................................................................................... 65

B. Implikasi ..................................................................................... 65

C. Saran ........................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67

LAMPIRAN ..................................................................................................... 69

Page 15: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................... 33

2. Prediksi Pencapaian Hasil Belajar Siswa ...................................................... 36

3. Hasil Belajar Siswa pada Pratindakan .......................................................... 42

4. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ................................................................. 50

5. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ................................................................ 58

6. Peningkatan Ketuntasan Siswa pada Pembelajaran Lompat Jauh Gaya

Jongkok dari Pratindakan, Siklus I dan Siklus II .......................................... 61

Page 16: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lapangan Lompat Jauh ................................................................................. 11

2. Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok ......................................... 12

3. Sikap Badan Ketika Melakukan Awalan Lompat Jauh Gaya Jongkok ........ 13

4. Sikap Badan pada Saat Tolakan Lompat Jauh Gaya Jongkok ...................... 14

5. Sikap Badan pada Saat Melayang di Udara .................................................. 15

6. Sikap Badan pada Saat Pendaratan Lompat Jauh Gaya Jongkok ................. 16

7. Bagan Kerangka Berpikir .............................................................................. 32

8. Diagram Daur Penelitian Tindakan Kelas (Spiral Tindakan Kelas) ............. 37

9. Grafik Ketuntasan Belajar pada Pratindakan ................................................ 42

10. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus I ........................................................ 50

11. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus II ..................................................... 59

12. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Pratindakan, Siklus I

dan Siklus II .................................................................................................. 62

Page 17: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 1 ................ 69

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 2 ................ 82

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 1 ............... 94

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 2 ............... 106

5. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pratindakan ................................................. 119

6. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................ 120

7. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ....................................................... 121

8. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ........................... 122

9. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ........................... 124

10. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 .......................... 126

11. Data Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 .......................... 128

12. Foto/Dokumentasi Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas .............................. 130

13. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi .................................................... 135

14. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi .................. 136

15. Surat Permohonan Izin Observasi ................................................................. 137

16. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .................................................. 138

Page 18: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia setelah proklamasi diatur dalam Undang-Undang

Dasar 1945 pasal 31 ayat 1, 2. Pasal 31 ayat satu (1) berbunyi “Setiap warga negara

berhak mendapatkan pendidikan“ dan ayat dua (2) berbunyi “Setiap warga negara

wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam pendidikan di sekolah dasar (SD) meliputi mata pelajaran akademik

dan non-akademik. Salah satu mata pelajaran non-akademik yang diberikan di SD

adalah mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes).

Pelajaran pendidikan jasmani semenjak Indonesia merdeka telah merupakan satu

mata pelajaran yang harus dimasukkan dalam kurikulum di semua jenis dan jenjang

pendidikan.

Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan anak

keseluruhannya dan tujuannya harus serasi dengan tujuan pendidikan. Pendidikan

jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun

sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui

kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan

dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.

Pendidikan jasmani yang menuju kepada keselarasan antara tumbuhnya badan dan

perkembangan jiwa, dan merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia

yang sehat dan kuat lahir dan batin, diberikan kepada segala jenis sekolah

(Abdul Gafur dalam Arma Abdullah, 1994:5).

Page 19: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pendidikan jasmani di sekolah terbagi dalam beberapa cabang olahraga yaitu:

cabang olahraga bola besar, cabang olahraga bola kecil, cabang olahraga senam dan

cabang olahraga atletik. Olahraga atletik merupakan salah satu mata pelajaran yang

wajib diajarkan pada siswa di sekolah dasar. Atletik adalah salah satu cabang

olahraga yang tertua yang dilakukan oleh manusia sejak jaman Yunani Kuno sampai

dewasa ini. Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

yang dinamis dan harmonis seperti: jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik merupakan

aktivitas jasmani yang mendasar untuk cabang olahraga lainnya.

Dalam mata pelajaran atletik yang dipelajari adalah gerakan dasar manusia

di dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berjalan, berlari, melompat dan melempar.

Selain itu dalam kejuaraan atletik ada beberapa nomor yang diperlombakan

diantaranya adalah nomor lari, jalan cepat, nomor lompat dan nomor lempar.

Khusus untuk nomor lompat yang dilombakan baik yang bersifat nasional maupun

internasional terdiri dari nomor: lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit dan

lompat tinggi galah.

Lompat jauh yang merupakan salah satu nomor atletik bertujuan melompati

bak pasir dengan seluruh badan, pemenangnya adalah orang yang melompati bak

pasir dengan jarak yang paling jauh dari garis start. Olahraga lompat jauh berasal

dari Yunani Kuno dan sudah dilombakan sejak olimpiade kuno pertama di Yunani.

Lompat jauh adalah olahraga yang menggabungkan kecepatan (speed), kekuatan

(strenght), kelenturan (flexibility), daya tahan (endurance), dan ketepatan (acuration)

dalam upaya untuk memperoleh jarak lompatan sejauh-jauhnya. Menurut

Aip Syarifuddin (1992:90), “lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat

mengangkat kaki ke atas, ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama

mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan

jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mancapai jarak yang sejauh-jauhnya”.

Tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya yang

mempunyai empat unsur gerakan yaitu: awalan, tolakan, sikap badan di udara, sikap

badan pada waktu jatuh atau mendarat.

Page 20: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Dalam nomor lompat jauh ada beberapa gaya. Gaya lompat jauh yang biasa

digunakan para atlet adalah: gaya jongkok (gaya tuck), gaya berjalan di udara (gaya

walking in the air atau running in the air), dan gaya menggantung (gaya hang atau

schnapper). Ketiga gaya lompat jauh tersebut dapat dilakukan pada satu lapangan

lompat jauh dengan ukuran yang sama. Dalam hal melakukan teknik lompat jauh,

ketiga gaya tersebut para prinsipnya sama, yang membedakan adalah kondisi sikap

tubuh pelompat pada saat melayang di udara. Gaya jongkok adalah gaya yang paling

mudah diajarkan bagi siswa sekolah dasar.

Dalam pembelajaran Penjasorkes di sekolah dasar, tujuan dari memberikan

materi lompat jauh pada siswa tidak berorientasi pada prestasi untuk mencapai juara,

akan tetapi diarahkan pada kemampuan siswa memahami gerak dasar dan dapat

melakukan lompat jauh dengan baik dan benar melalui pembelajaran yang

menyenangkan.

Kemampuan lompat jauh siswa kelas V SD Negeri 2 Slatri Kecamatan

Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara masih rendah. Hal ini terjadi pada saat

evaluasi/penilaian terhadap pembelajaran lompat jauh semester 2 tahun pelajaran

2011/2012, sebagian besar siswa belum mampu melakukan lompat jauh sesuai

dengan gerak dasar yang baik dan benar, begitu juga kemampuan lompatan yang

belum sesuai harapan. Dari jumlah anak didik 27 siswa hanya 11 anak (41%) yang

tuntas belajar atau memperoleh nilai 65 ke atas, sedangkan 16 anak (59%) masih

belum tuntas belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum yang ditentukan

sekolah yakni 65.

Berdasarkan hasil observasi terhadap rendahnya kemampuan dan hasil belajar

siswa pada pembelajaran lompat jauh, dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang

berasal dari siswa, guru, maupun sarana prasarana yang terbatas. Sebagian besar

siswa kurang menyukai pembelajaran lompat jauh yang lebih ditekankan pada

pembelajaran teknik, yang membuat siswa menjadi cepat bosan dan kurang

semangat. Di samping itu bagi siswa putri merasa takut melakukan lompatan dalam

bak pasir lompat jauh bahkan tampak sekali siswa sangat ragu-ragu sehingga tidak

bisa maksimal dalam melakukan lompatan apalagi dengan keterbatasan sarana yang

dimiliki oleh SD Negeri 2 Slatri. Hal tersebut juga bermuara pada cara guru dalam

Page 21: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

mengajarkan lompat jauh yang monoton dan konvensional dengan memberikan

contoh/peragaan kepada siswa untuk melakukan teknik-teknik lompat jauh secara

langsung tanpa adanya unsur permainan atau pembelajaran yang menyenangkan.

Kendala lain yang juga ditemui di sekolah adalah kurang tersedianya fasilitas dan

perlengkapan untuk pembelajaran lompat jauh yang memadai, hal ini tidak dapat

dipungkiri karena terbatasnya dana untuk membeli alat-alat bantu pembelajaran

lompat jauh yang sulit dijangkau oleh anggaran sekolah.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru harus berpedoman pada

kurikulum yang disesuaikan, sehingga diharapkan siswa akan dapat mencapai

standar kompetensi yang ditetapkan, dan tujuan dari pembelajaran tersebut dapat

tercapai dengan baik. Agar tercapai tujuan tersebut guru dituntut untuk kreatif dan

inovatif dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam penggunaan media maupun dalam

strategi dan pendekatan pembelajaran itu sendiri. Dengan strategi dan pendekatan

pembelajaran yang tepat, guru akan dapat menciptakan suasana belajar yang

bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

Salah satu bentuk inovasi pembelajaran yang dapat diberikan kepada siswa

adalah melalui optimalisasi alat bantu pembelajaran lompat jauh dengan pemanfaatan

barang-barang bekas yang dimodifikasi atau bahan-bahan yang ada di lingkungan

sekitar sekolah. Dengan mengoptimalkan penggunaan alat-alat bantu pembelajaran

lompat jauh seperti ban bekas, kardus bekas, simpai, penggunaan bendera atau bola

yang digantung. Dalam pelaksanaannya, optimalisasi penggunaan alat bantu dapat

dilakukan dengan kegiatan bermain, karena sesuai dengan karakteristik anak usia

sekolah dasar yang masih senang bermain.

Optimalisasi alat bantu dimaksudkan untuk memaksimalkan penggunaan

sarana modifikatif dilakukan dengan permainan yang berprinsip pada penetapan

tujuan (goal setting), yaitu agar anak didik dapat melakukan gerak dasar lompat jauh

melalui permainan dengan alat-alat bantu yang menarik, aman, dan menyenangkan.

Hal ini baik untuk melatih kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa.

Dengan demikian guru dapat menerapkan model pembelajaran melalui optimalisasi

alat bantu untuk meningkatkan motivasi siswa melakukan lompat jauh dengan

memberikan materi yang merangsang untuk bermain dengan alat bantu yang tersedia.

Page 22: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Harapan sekolah dan guru Penjasorkes SD Negeri 2 Slatri dengan memberikan

model pembelajaran inovatif melalui optimalisasi penggunaan alat bantu agar

kemampuan dan hasil belajar siswa dalam lompat jauh akan meningkat.

Merujuk pada uraian di atas, dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran

tersebut, penulis mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas untuk menemukan

solusi pemecahan masalah dalam pembelajaran Penjasorkes pada proses

pembelajaran atletik nomor lompat jauh, dengan judul penelitian “Optimalisasi

Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Lompat

Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten

Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

“Bagaimanakah optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SDN 2

Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran

2011/2012?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan alat bantu

pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada

siswa kelas V SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara

tahun pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi Guru Penjasorkes Kelas V SDN 2 Slatri

Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model

pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran. Selain itu dapat

menjadi pedoman bagi guru Penjasorkes untuk menentukan dan memilih

Page 23: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

pendekatan pembelajaran lebih baik dan efektif dalam rangka meningkatkan

kemampuan dan hasil belajar lompat jauh untuk siswanya. Guru Penjasorkes

dapat berkembang dan profesionalismenya meningkat.

2. Bagi Siswa Kelas V SDN 2 Slatri

Dengan beragamnya model pembelajaran siswa akan mendapatkan

banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar sambil

bermain. Siswa juga dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar lompat

jauh serta mendukung pencapaian prestasi lompat jauh.

3. Bagi Sekolah (SDN 2 Slatri)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk

mengembangkan model pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi sekolah

di bidang olahraga. Di samping itu sekolah yang para gurunya memiliki

kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara

profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Peningkatan

kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswanya akan meningkatkan citra baik

sekolah.

Page 24: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Atletik

a. Pengertian Atletik

Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga yang terdiri dari

nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Atletik berasal dari bahasa Yunani athlon

artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan, sedangkan orang

yang melakukannya dinamakan athleta (atlet). Menurut Aip Syarifuddin (1992:2)

“atletik adalah satu cabang olahraga yang diperlombakan yang meliputi nomor-

nomor jalan, lari, lempar, lompat”. Sejak manusia ada di bumi mereka telah

melakukan gerakan berjalan, berlari, melompat, dan melempar yang semuanya

itu merupakan gerakan alami yang dilakukan sehari-hari baik dalam usahanya

mempertahankan hidup ataupun untuk menyelamatkan diri dari gangguan

alam sekitarnya.

Atletik dapat dikatakan cabang olahraga yang paling tua, karena umur

atletik sama tuanya dengan mulainya manusia-manusia pertama di dunia ini.

Jalan, lari, lempar, dan lompat adalah bentuk-bentuk gerak yang paling asli dan

paling wajar dari manusia. Olahraga ini memiliki gerakan-gerakan yang amat

penting dan tidak ternilai artinya bagi manusia. Manusia pertama di dunia harus

dapat jalan, lari, lempar, dan lompat untuk mempertahankan hidupnya.

Oleh karena itu atletik menjadi intisari atau induk dari seluruh cabang

olahraga.

Atletik adalah perlombaan yang sebagian besar dilakukan di lapangan.

Untuk pertandingan melempar dan melompat, biasanya dilakukan di lapangan

yang terletak di bagian tengah atau di bagian sisi lapangan stadion. Sebagian

besar kegiatan atletik dilakukan di lintasan dan di lapangan. Oleh karena itu,

orang Inggris menyebut atletik dengan sebutan track & field sports. Track artinya

lintasan dan field artinya lapangan (Eri Priatna, 2008:8).

Page 25: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Nomor-Nomor Atletik

Di dunia terdapat tujuh nomor atletik yang dilombakan, yakni: jalan

cepat, lari, lempar, lompat, pancalomba, saptalomba, dan dasalomba. Nomor

jalan cepat dapat dilakukan oleh semua orang, namun dalam perlombaan tujuan

olahraga ini adalah sampai di garis finis secepat mungkin dengan cara berjalan.

Jarak yang harus ditempuh atlet putra dan putri berbeda. Atlet putra dan putri

tidak pernah bersaing dalam satu perlombaan. Pada nomor jalan cepat, atlet putra

menempuh jarak yang lebih panjang dibanding atlet putri. Atlet putra menempuh

jarak 10 km, 20 km, 30 km, dan 40 km. Sedangkan atlet putri menempuh jarak

3 km, 5 km, 10 km, dan 20 km.

Nomor lari pada pertandingan olahraga dibagi menurut jarak lintasan

yang harus ditempuh. Lari adalah gerakan maju ke depan dari seluruh tubuh

dimana ada saat melayang di udara. Lintasan pertandingan lari terbagi dalam tiga

kelompok, yaitu: lari jarak pendek/sprint (100-400 m), lari jarak menengah

(800-3000 m), dan lari jarak jauh (di atas 3.000 m), selain itu ada juga nomor lari

marathon yang menempuh jarak lari lebih dari 42 kilometer.

Nomor lempar bagi putra terbagi menjadi lempar lembing, lempar

cakram, tolak peluru, dan lontar martil, untuk putri terdiri dari lempar lembing,

lempar cakram, dan tolak peluru. Lempar lembing merupakan gerakan

melemparkan lembing dengan ukuran tertentu sesuai dengan aturan yang ada,

dengan tujuan mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Lempar cakram merupakan

suatu bentuk gerakan melempar suatu alat yang berbentuk bulat dan pipih,

dengan ukuran tertentu yang terbuat dari kayu atau bahan lain, yang dilakukan

dengan satu tangan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya, sesuai dengan

aturan yang berlaku. Tolak peluru merupakan gerakan menolakkan peluru

dengan satu tangan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya (Bambang

Wijanarko dkk, 2010:12). Sedangkan lontar martil adalah merupakan olahraga

terakhir dari nomor lempar atletik. Lontar martil hampir sama dengan tolak

peluru, dalam lontar martil, martil yang berbentuk bola (terbuat dari baja dan

dilengkapi pelontar dari logam) benar-benar dilemparkan.

Page 26: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Nomor lompat terdiri dari lompat tinggi dan lompat jauh. Lompat jauh

merupakan suatu gerakan melompat dengan menggunakan tumpuan satu kaki

yang bertujuan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Sedangkan lompat

tinggi adalah lompatan yang dilakukan dengan awalan lari, bertumpu dengan satu

kaki untuk berusaha mengangkat badan agar dapat melewati mistar yang

dipasang di atas penopang tiang lompat tinggi dengan setinggi-tingginya

(Bambang Wijanarko dkk, 2010:11)

Panca lomba terdiri dari lompat tinggi (hari ke-1), lompat jauh dan lari

800 m (hari ke-2). Sapta lomba terdiri dari lempar lembing dan lari 200 m (hari

ke-1), lompat tinggi, tolak peluru, dan lari 800 m (hari ke-2). Dasa lomba terdiri

dari lari 100 m, lompat jauh, tolak peluru, lompat tinggi, dan lari 400 m (hari

ke-1), lari 110 m gawang, lempar cakram, lompat tinggi galah, lempar lembing,

dan lari 1.500 m (hari ke-2).

c. Atletik di Sekolah Dasar

Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam atletik, sesuai dengan muatan

kurikulum pendidikan merupakan salah satu materi untuk mengisi program

pendidikan jasmani seperti jalan, lari, loncat, lompat, dan melempar (Depdikbud,

1995:593). Cabang olahraga atletik juga berpotensi untuk mengembangkan

keterampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan

keterampilan teknik cabang olahraga. Dalam kaitannya dengan penggunaan

materi atletik dalam kurikulum pendidikan, pembelajaran pendidikan jasmani

khususnya di tingkat sekolah dasar menggunakan materi atletik sebagai salah

satu bahan pengajaran.

Atletik yang diberikan di sekolah dasar, terutama berupa gerakan dasar

dari atletik, yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar. Pembelajaran atletik di kelas I

meliputi gerak dasar jalan, lari dan lompat. Di kelas II sudah meningkat pada

variasi gerak dasar jalan, lari, dan lompat melalui permainan dan aktivitas

jasmani. Di kelas III pembelajaran atletik yang diberikan adalah kombinasi

berbagai gerak dasar jalan dan lari. Pembelajaran atletik di kelas IV meliputi lari

dengan berbagai cara yang dikembangkan, lari bolak-balik, lari dalam berbagai

kecepatan, lompat dan loncat, kombinasi gerakan jalan, lari dan lompat, serta

Page 27: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

lompat jauh. Untuk siswa kelas V nomor atletik yang diajarkan meliputi lari jarak

pendek, lompat jauh gaya jongkok, dan lompat tinggi gaya gunting. Untuk kelas

VI pembelajaran atletik meliputi lari jarak pendek, lompat jauh gaya jongkok,

tolak peluru, tri lomba (lari jarak pendek 50-80 meter, lompat jauh gaya jongkok,

dan melempar bola).

2. Lompat Jauh Gaya Jongkok

a. Pengertian Lompat Jauh

Lompat jauh termasuk bagian nomor lompat dalam cabang olahraga

atletik, yang secara teknis maupun pelaksanaannya berbeda dengan nomor

lompat yang lain seperti lompat tinggi dan lompat jangkit. Menurut pendapat

Aip Syarifuddin (1992:90),

Lompat jauh adalah bentuk gerakan melompat mangangkat kaki ke atas

depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara

atau melayang di udara yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan

melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-

jauhnya.

Sudarminto (1993:349) menyatakan bahwa, “unsur utama lompat jauh

dengan awalan adalah lari awalan, bertolak, melayang di udara dan mendarat”.

Masing-masing bagian itu memiliki gaya gerakannya sendiri yang

menyumbangkan pencapaian jarak lompatan. Namun syarat utamanya adalah

pengembangan jarak daya. Daya ini dikembangkan dari latihan awalan yang

cepat dan lompatan ke atas yang kuat dari tolakan. Jadi pada hakikatnya lompat

jauh adalah gerakan menolak satu kaki yang dipengaruhi oleh kecepatan

horisontal dan vertikal serta gaya tarik bumi untuk menghasilkan lompatan yang

sejauh-jauhnya.

Lompat jauh adalah gabungan dari kemampuan untuk menjaga

keseimbangan saat mendarat sejauh mungkin dari garis start. Kecepatan

diperoleh dari awalan lari, kekuatan diperoleh dari posisi badan saat kaki

menginjak papan tolakan, keseimbangan diperoleh dari kemampuan pelari

menahan badan saat mendarat di bak pasir (Eri Priatna, 2008:53).

Page 28: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Lapangan yang digunakan untuk lompat jauh adalah bak pasir dengan

ukuran panjang bak pasir 8 meter, lebar 2,5 meter, jarak panjang tolak dengan

bak pasir 1 meter, dan panjang lintasan awalan lompat jauh 45 meter, seperti

tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Lapangan Lompat Jauh

(Muklis, 2007:17)

Sebagai saran keamanan, pasir dalam bak harus halus, disapu dengan

baik, rata, dan sedikit basah untuk menghindari debu. Bak pasir harus cukup

dalam (tidak lebih kurang 38 cm atau 15 inci) untuk mencegah pendaratan yang

keras. Pinggiran bak harus dirancang agar tidak melukai pelompat/atlet dan agar

pasir tidak berserakan.

b. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Menurut Aip Syarifuddin (1992:90) “secara teknik lompat jauh ada empat

unsur yang terdiri dari awalan (approach run), tolakan (take off), sikap badan di

udara (action in the air) serta mendarat (landing)”. Pada dasarnya keempat unsur

tersebut di atas tidak dapat dipisahkan satu persatu, karena gerakannya adalah

gerakan yang membentuk rangkaian gerakan lompat jauh yang tidak terputus.

Di samping itu dipengaruhi oleh kecepatan lari awalan, kekuatan tungkai tumpu,

koordinasi sewaktu melayang di udara dan mendarat (Yusuf Adisasmita,

1992:65). Tujuan utama dari seorang pelompat ketika akan melompat adalah

adanya keinginan untuk melakukan lompatan yang sejauh-jauhnya. Supaya dapat

melakukan suatu lompatan yang diinginkan untuk meningkatkan hasil yang

Page 29: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

optimal maka terlebih dahulu harus memahami dan menguasai teknik gerakan

dalam lompat jauh gaya jongkok.

Teknik melakukan lompat jauh gaya jongkok, dapat dilihat dalam ilustrasi

di bawah ini:

Gambar 2. Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok

(Nanang Sudrajat dkk, 2005:40)

Berikut ini akan diuraikan satu persatu teknik lompat jauh gaya jongkok,

yaitu:

1) Awalan

Awalan adalah gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk

mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan atau lompatan.

Kecepatan yang diperoleh dari hasil awalan disebut dengan kecepatan

horizontal, yang sangat berguna untuk membantu kekuatan pada waktu

melakukan tolakan ke atas depan. “Supaya dapat menghasilkan daya tolakan

yang besar maka langkah lari awalan harus dilakukan dengan mantap serta

menghentak-hentak” (Aip Syarifuddin, 1992:90).

Menurut Engkos Kosasih (1993:83), “Awalan itu harus dilakukan

dengan secepat-cepatnya serta jangan mengubah langkah pada saat akan

melompat. Jarak awalan biasanya 30-40 meter”. Kecepatan dan ketepatan

dalam lari awalan sangat mempengaruhi hasil lompatan. Ini berarti bahwa

kecepatan lari awalan adalah suatu keharusan untuk mencapai hasil yang

sebaik-baiknya. “Pelompat tanpa kecepatan sama sekali tidak mempunyai

Page 30: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

suatu harapan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya” (Yusup

Adisasmita, 1992:67).

Pada saat melakukan awalan, pelompat harus berlari-lari memasuki

tempat awalan. Ketika pelompat melakukan gerakan menumpu pada awalan,

ia harus berlari dengan kecepatan tinggi, gunanya adalah agar tubuh bisa

melayang lebih lama di udara. Di bawah ini disajikan ilustrasi sikap badan

saat melakukan awalan lompat jauh.

Gambar 3. Sikap Badan Ketika Melakukan Awalan Lompat Jauh Gaya Jongkok

(Nanang Sudrajat dkk, 2005:39)

2) Tolakan atau tumpuan (take off)

Tolakan atau tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara

lari, awalan dan melayang. Beberapa langkah sebelum menumpu, pelompat

harus sudah siap untuk bertumpu. Seluruh tenaga dan pikirannya, harus

ditujukan terhadap ketepatan betumpu. Pada saat itu pelompat berpindah dari

keadaan lari ke melayang. Agar dapat melayang lebih jauh, selain dari

kecepatan lari awalan dibutuhkan pada tambahan tenaga dari kekuatan

tumpuan, yaitu daya dari tungkai kaki yang disertai dengan lengan dan

tungkai ayun. Pada waktu menumpu seharusnya badan sudah condong

ke depan, titik berat badan harus terletak tegak di muka titik sumber tenaga,

yaitu tungkai menumpu pada saat pelompat menumpu (Yusuf Adisasmita,

1992:67).

Tolakan dilakukan dengan satu kaki yang paling kuat untuk

memperoleh momentum vertikal sebesar-besarnya. Momentum vertikal

artinya saat yang paling tepat di mana pelompat menekan tumpuannya

Page 31: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

membentuk suatu garis tegak lurus dengan tempat tumpuan, seperti pada

ilustrasi di bawah ini.

Gambar 4. Sikap Badan pada Saat Tolakan Lompat Jauh Gaya Jongkok

(Nanang Sudrajat dkk, 2005:39)

3) Sikap badan di udara

Dalam teknik lompat jauh, setelah pelompat menumpu pada balok

lompat maka melayanglah pelompat itu. Naiknya badan setelah tumpuan

(melayang) adalah salah satu faktor yang sering dilalaikan oleh para

pelompat. Setelah menumpu dengan kaki tumpu, pelompat sering tidak

memberi waktu lagi untuk lebih lama di udara. Biasanya tungkai tumpuannya

dengan tergesa-gesa didaratkan pada bak pasir. Dalam hal ini penting sekali

meluruskan tungkai itu dengan secepatnya untuk memperoleh ketinggian

sehingga kita dapat melayang lebih tinggi. Pada waktu naik badan harus

ditahan dalam keadaan sikap tidak kaku (rileks). Kemudian melakukan

gerakan-gerakan sikap tubuh untuk menjaga keseimbangan dan untuk

memungkinkan pendaratan yang lebih sempurna. Gerakan sikap tubuh

di udara (waktu melayang) yang biasanya disebut gaya lompatan dalam

lompat jauh (Yusuf Adisasmita, 1992:68).

Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki akan

membawa badan melayang di udara lebih lama. Perlu diperhatikan bahwa

pada saat melayang, kita harus menjaga keseimbangan badan sebagai

persiapan pendaratan. Pada lompat jauh gaya jongkok, jika tumpuan

menggunakan kaki kiri pada balok tolakan, maka kaki ayun (kanan)

diayunkan kuat-kuat ke depan kemudian kaki kiri menyusul dan keduanya

rapat agak dilipat (berjongkok). Setelah melewati tinggi maksimal badan

Page 32: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dibengkokkan ke depan, kedua kaki lurus dan bersama kedua lengan

diluruskan di depan.

Teknik melayang di udara pada lompat jauh gaya jongkok dapat

dilihat pada ilustrasi di bawah ini.

Gambar 5. Sikap Badan pada Saat Melayang di Udara

(Nanang Sudrajat dkk, 2005:40)

4) Pendaratan

Pada waktu mendarat pelompat harus dapat mengusahakan

menjulurkan lengannya sejauh-jauhnya ke muka dengan tidak kehilangan

keseimbangan badan. Pada saat ini timbul perasaan badan akan jatuh

ke belakang. Untuk mencegahnya titik berat badan harus dibawa ke muka

dengan jalan membungkukkan badan, sehingga badan dan lutut hampir

merapat dibantu pula dengan juluran tangan ke muka. Pada waktu

pendaratan, lutut dibengkokkan sehingga dapat memungkinkan suatu

momentum membawa badan ke depan di atas kaki. Mendarat dilakukan

dengan tumit terlebih dahulu mengenai tanah (Yusuf Adisasmita, 1992:68).

Pada saat pelompat menginjak tanah lengan diayunkan ke depan, lutut

ditekuk dan badan membungkuk ke depan. Gerakan ini membawa titik berat

badan jatuh di bawah garis melayang, memberikan momentum pada badan

serta mencegah jauh ke belakang pada tumit yang berakibat mengurangi jarak

lompatan (Soedarminto dan Soeparman, 1993:360).

Di bawah ini disajikan ilustrasi sikap badan pada saat pendaratan pada

lompat jauh gaya jongkok.

Page 33: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 6. Sikap Badan pada Saat Pendaratan Lompat Jauh Gaya Jongkok

(Nanang Sudrajat dkk, 2005:40)

3. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010:2), “Belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar

meliputi, perubahan terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat

kontinu dan fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif,

perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar

bertujuan atau terarah, dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Sri Rumini dkk (1993:59), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun tidak diamati

secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam

interaksinya dengan lingkungan. Lebih lanjut Wasty Soemanto (1998:104)

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses dasar perkembangan hidup

manusia, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitas individu sehingga

tingkah lakunya berkembang.

Menurut Sugihartono dkk (2007:74), mengatakan bahwa belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, belajar merupakan suatu perubahan

Page 34: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan

lingkungannya.

Menurut Raber dalam Sugihartono dkk (2007:74), mendefinisikan belajar

dalam dua hal, pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan, kedua,

belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai

hasil latihan. Sejalan dengan pendapat sebelumnya Oemar Hamalik (2008:29),

mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi

merupakan langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia

melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya, aktivitas dan prestasi dalam

hidup manusia merupakan hasil dari belajar. Profesi seseorang berdasarkan apa

yang dipelajari, belajar merupakan suatu proses, bukan suatu hasil, karena itu

belajar berlangsung secara aktif dan berkelanjutan dengan menggunakan

berbagai bentuk perbuatan.

b. Pengertian Pembelajaran

Proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar.

Proses pembelajaran harus dengan sengaja diorganisasikan dengan baik agar

dapat menumbuhkan proses belajar yang baik yang pada gilirannya dapat

mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 20 dikatakan bahwa pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar. Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep, yakni:

interaksi, peserta didik, pendidik, dan sumber belajar. Kata interaksi mengandung

arti pengaruh timbal balik dan saling mempengaruhi satu sama lain; peserta didik

menurut pasal 1 butir 4 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas adalah anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses

pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan

lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

Page 35: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

menyelenggarakan pendidikan. Sumber belajar atau learning resources, secara

umum diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan oleh peserta didik

dan pendidik dalam proses belajar dan pembelajaran. Lingkungan belajar atau

learning environment adalah lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses

belajar seperti di kelas, perpustakaan, sekolah, tempat kursus, warnet, keluarga,

masyarakat, dan alam semesta. (Udin S. Winataputra, 2008:1.20).

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,

memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta

didik. Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang

diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran tertentu.

Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode,

dan teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain

membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Proses pembelajaran dalam arti yang

luas merupakan jantung dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan,

membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

pencerdasan kehidupan bangsa.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan

pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan berbagai keterampilan

membelajarkan atau keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan

kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai

kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Turney dalam E. Mulyasa

(2011:69), mengungkapkan 8 keterampilan mengajar yang sangat berperan dan

menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi

penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,

membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok

kecil dan perorangan. Penguasaan terhadap keterampilan mengajar tersebut harus

utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya

melalui pembelajaran mikro (micro teaching).

Page 36: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c. Ciri-Ciri Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi

atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan

pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka

dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada

dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis

dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan belajar dapat tercapai.

Menurut H. J. Gino dkk (1998:36) menyatakan, “Ciri-ciri pembelajaran

terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa yaitu:

(1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4) suasana belajar

dan (5) kondisi subjek belajar”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan

bahwa, ciri-ciri pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar,

bahan belajar, suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran

tersebut harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Jika dalam

pelaksanaan pembelajaran keterampilan ciri-ciri tersebut diperhatikan dengan

baik, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Secara singkat ciri-ciri

pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:

1) Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat

melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk

menemukan sebab-sebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau

melakukan tugas ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi

rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Motivasi dapat dikatakan

sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,

sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka,

maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka tersebut.

Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu

tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan

Page 37: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat

tercapai.

2) Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi

belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan

memperhatikan karakteristik siswa agar dapat diminati siswa. Bahan

pengajaran merupakan segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan

konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan

yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat

merangsang daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan

dorongan pada diri siswa untuk menemukan atau memecahkan masalah yang

dihadapi dalam pembelajaran.

3) Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat

membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu

pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa.

Guru harus berusaha agar materi yang disampaikan atau disajikan mampu

diserap dengan mudah oleh siswa. Apabila pengajaran disampaikan dengan

bantuan alat-alat yang menarik, maka siswa akan merasa senang dan

pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

4) Suasana Belajar

Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik,

apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa.

Di samping itu juga, adanya kegairahan dan kegembiraan belajar. Suasana

belajar mengajar akan berlangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan

dengan karakteristik siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

baik.

Page 38: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

5) Kondisi Siswa yang Belajar

Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda,

tetapi juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah

perkembangan dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui

pembelajaran. Dengan kondisi siswa yang demikian akan dapat berpengaruh

pada partisipasi siswa dalam proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran

lebih menekankan pada peranan dan partisipasi siswa bukan peran guru yang

dominan, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator, motivator dan sebagai

pembimbing.

d. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran Penjasorkes

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Penjasorkes guru harus

berpedoman pada kurikulum yang di sesuaikan, sehingga diharapkan siswa akan

dapat mencapai standar kompetensi pada masing-masing mata pelajaran, dan

tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Agar tercapai

tujuan tersebut guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam kegiatan

pembelajaran, baik dalam penggunaan media maupun dalam strategi dan

pendekatan pembelajaran. Untuk dapat mencapai tujuan siswa dapat

mengembangkan ketrampilan gerak dan ketrampilan teknik, dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani, guru harus memiliki dan menerapkan berbagai

strategi pembelajaran maupun pendekatan, serta mampu menggunakan alat-alat

pembelajaran yang tersedia, maupun menciptakan atau memodifikasi bentuk-

bentuk permainan yang menarik siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dalam

proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai

ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi

nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan hidup

sehat. Cara pelaksanaan pembelajaran kegiatan dapat dilakukan dengan latihan,

menirukan, permainan, perlombaan, dan pertandingan, sehingga siswa dapat

memperoleh situasi dan pengalaman pembelajaran yang lebih konkret, bermakna

serta menyenangkan.

Page 39: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah ada beberapa

pendekatan yang dapat digunakan, antara lain: pendekatan kontekstual,

pendekatan modifikasi, pendekatan analisa gerak, dan pendekatan bermain.

1) Pendekatan kontekstual

Pendekatan kontekstual atau sering disebut CTL (Contextual

Teaching and Learning). “CTL merupakan konsep pembelajaran yang

menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia

kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik

mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam

kehidupan sehari-hari” (E. Mulyasa, 2011:102). Pembelajaran Kontekstual

dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas

yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan pembelajaran kontekstual

dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut:

a) kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan

keterampilan barunya, b) laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk

semua topik, c) kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya,

d) ciptakan masyarakat belajar, e) hadirkan model sebagai contoh

pembelajaran, f) lakukan refleksi di akhir pertemuan, g) lakukan penilaian

yang sebenarnya dengan berbagai cara.

2) Pendekatan modifikasi

Pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam

pembelajaran pendidikan jasmani. Seorang guru pendidikan jasmani yang

kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang

sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga

anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan.

Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam

kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif,

afektif dan psikomotorik anak. Rusli Lutan (1988) menyatakan modifikasi

dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar:

a) siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, b) meningkatkan

Page 40: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, c) siswa dapat melakukan

pola gerak secara benar.

3) Pendekatan bermain

Pendekatan bermain adalah suatu model pembelajaran aktifitas

jasmani yang merupakan salah satu metode yang tepat dimana keaktifan dan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sekalipun sambil bermain

mereka sudah melaksanakan kegiatan jasmani sebagai upaya untuk menjaga

kebugaran tubuh. Hal ini sangat bagus untuk melatih kemampuan kognitif,

psikomotorik dan afektif siswa.

4) Pendekatan analisa gerak

Pendekatan analisa gerak adalah suatu pembelajaran melalui teknik

partisipatif untuk membantu siswa membiasakan diri untuk menganalisa

gerak agar termotivasi untuk mampu mengoreksi gerakan siswa dalam proses

belajar mengajar. Dengan demikian dirasa perlu guru pendidikan jasmani

membiasakan diri menganalisa setiap gerak yang dilakukan siswa untuk

melakukan kegiatan-kegiatan khususnya jasmani, agar termotivasi untuk

mampu mengoreksi gerakan siswa dalam proses belajar mengajar.

pendekatan ini mungkin sangat khusus yang artinya model pembelajaran

dengan cara pendekatan analisa gerak tidak mungkin diterapkan pada anak

tingkat sekolah dasar, melainkan pada tingkat SLTP, SLTA maupun

perguruan tinggi.

4. Alat Bantu Pembelajaran

a. Pengertian

Alat bantu pembelajaran adalah fasilitas atau sarana pembelajaran yang

digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran.

Fasilitas ialah segala sesuatu yang dapat mempermudah atau memperlancar

tugas, dan memiliki sifat yang relatif permanen. Salah satu sifat yang relatif

permanen tersebut, adalah susah untuk dipindah-pindahkan. Contoh: halaman

sekolah, lapangan sepakbola, lapangan bola basket, lapangan bola voli, gedung

serba guna (sport hall), bak lompat jauh, dan sejenisnya. Untuk kepentingan

Page 41: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pembelajaran Penjasorkes, prasarana lain yang dapat dimanfaatkan misalnya:

ruang kelas yang kosong, parit, selokan, tangga, taman dengan kelengkapannya.

Sementara alat bantu pembelajaran Penjasorkes merupakan alat yang sifatnya

tidak permanen, artinya dapat digunakan dalam kondisi berpindah-pindah atau

mudah digunakan dengan beberapa modifikasi. Dalam pembelajaran lompat jauh

alat bantu pembelajaran dapat berupa ban bekas kendaraan, simpai, kardus bekas,

bendera atau bola yang digantung.

Alat bantu pembelajaran sering disebut juga sebagai media pembelajaran.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan

pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Menurut

Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak yang

dapat mendorong anak untuk belajar. Menurut Briggs, media adalah segala

alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta mendorong anak untuk belajar

(Badru Zaman, 2008:44).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alat bantu atau

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat

mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dengan media dan

alat bantu yang tepat, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan

partisipasi anak dalam pembelajaran akan terwujud. Teridentifikasi dan

terpenuhinya alat bantu dan media yang dibutuhkan, maka menjadikan

pembelajaran dalam tingkat keberhasilannya. Hal ini dapat mempersiapkan

kemandirian anak dalam melakukan aktivitas belajarnya. Pada gilirannya dapat

menciptakan generasi yang sukses dalam tugasnya.

b. Fungsi dan Manfaat Alat Bantu Pembelajaran

Manfaat alat bantu atau media pembelajaran menurut Badru Zaman

(2008:44), diantaranya sebagai berikut:

1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan tetapi

memiliki fungsi sendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi

pembelajaran yang lebih efektif.

Page 42: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses

pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran

sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri, tetapi saling

berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi

belajar yang diharapkan.

3) Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan dan

isi pembelajaran. Hal ini mengundang makna bahwa penggunaan media

dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada tujuan atau kemampuan

yang akan dikuasai peserta didik.

Peran dan fungsi media atau alat bantu pembelajaran Penjasorkes

di Sekolah Dasar adalah: (1) meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

mampu bersaing dan kerjasama di era globalisasi, (2) meningkatkan keterampilan

dan kualitas fisik untuk mendukung aktivitas sehari-hari, (3) meningkatkan

kemandirian dalam mengikuti intrakurikuler maupun ekstrakurikuler dan belajar

di rumah.

Alat bantu atau media pembelajaran merupakan salah satu jendela bagi

guru bagaimana caranya agar peserta didik mampu melaksanakan pembelajaran

dengan baik, tidak mudah jenuh, ceria dan mampu mencerna atau paham setiap

pengajaran yang diberikan oleh guru, khususnya media pembelajaran olahraga

(lompat jauh dalam cabang olahraga atletik). Untuk itu, guru harus pandai-

pandai membuat media pembelajaran yang murah, meriah, simpel tapi mampu

mencapai pembelajaran yang optimal.

c. Optimalisasi Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran

Pembelajaran Penjasorkes di SD hendaknya menyediakan berbagai

fasilitas untuk menunjang berbagai program aktivitas yang akan diajarkan guru.

Dengan tersedianya fasilitas (alat bantu/media) pembelajaran yang memadai akan

dapat mengoptimalkan kemampuan guru dalam menunjang proses pembelajaran

yang efektif dan efisien dalam pembelajaran. Apalagi pembelajaran Penjasorkes

sangat membutuhkan dukungan fasilitas yang memadai guna menghasilkan

proses pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu fasilitas pembelajaran harus

Page 43: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dirancang untuk keseluruhan aktivitas yang mendukung potensi anak yang

didasarkan pada tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Sebagian besar SD tidak memiliki fasilitas pembelajaran untuk kegiatan

Penjasorkes yang memadai, baik mutu maupun jumlahnya. Padahal sarana,

prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani dan olahraga merupakan

salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan pembelajaran Penjasorkes.

Minimnya fasilitas pembelajaran tersebut, menuntut guru Penjasorkes lebih

kreatif untuk menciptakan peralatan dan perlengkapan lapangan sebagai alat

bantu pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan sekolahnya. Guru yang

kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi sesuatu

yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang lebih menarik, sehingga anak

merasa senang mengikuti pelajaran.

Dengan melakukan modifikasi alat bantu pembelajaran Penjasorkes

tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melakukan pembelajaran. Tetapi

sebaliknya, karena siswa akan difasilitasi untuk lebih banyak bergerak serta riang

gembira dalam bentuk-bentuk kegiatan berupa pendekatan bermain. Konsep ini

memaparkan kondisi dan lingkungan sekolah yang dapat dimanfaatkan sebagai

sarana, prasarana, media dan alat bantu pembelajaran Penjasorkes di SD.

Di samping itu juga dipaparkan cara membuat atau pengadaan sarana atau alat

bantu sederhana yang dapat dikembangkan/dibuat dari bahan-bahan yang ada

di sekitar lingkungan siswa.

Optimalisasi penggunaan alat bantu atau media pembelajaran lompat jauh

dimaksudkan untuk memaksimalkan penggunaan sarana modifikatif dilakukan

dengan permainan yang berprinsip pada penetapan tujuan (goal setting), yaitu

agar anak didik dapat melakukan teknik dasar lompat jauh melalui

permainan dengan alat-alat bantu yang menarik dan menyenangkan. Alat bantu

pembelajaran digunakan untuk melatih peserta didik dapat melakukan teknik

dasar lompat jauh, yakni: awalan, tolakan, saat melayang di udara, dan

pendaratan dengan baik dan benar dengan berbagai variasi bentuk permainan

yang menyenangkan.

Page 44: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

5. Optimalisasi Pembelajaran Lompat Jauh dengan

Penggunaan Alat Bantu

Alat bantu pembelajaran adalah alat atau benda yang dapat dijadikan sebagai

suatu media pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan

efisien. Untuk itu dalam pembelajaran lompat jauh di sekolah dasar hendaknya

digunakan alat bantu pembelajaran untuk mengenalkan dan melatih kemampuan

melakukan teknik-teknik dasar lompat jauh yakni awalan, tolakan, sikap badan di

udara, dan pendaratan. Hal ini merupakan tugas guru Penjasorkes untuk menyikapi

secara kreatif dan inovatif dalam menciptakan alat bantu pembelajaran yang mudah

digunakan, murah, dan dapat memfasilitasi peserta didik untuk lebih banyak

bergerak dengan riang gembira.

Dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, ada beberapa alat bantu

pembelajaran yang dapat digunakan antara lain, ban bekas kendaraan, simpai, kardus

bekas, bendera, tali, bola yang digantung, bilah bambu, bangku, dan sebagainya.

Penyajian pembelajaran lompat jauh untuk siswa di Sekolah Dasar melalui

optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran sebaiknya diberikan dalam bentuk

permainan, menirukan, penugasan atau perlombaan. Dapat diberikan melalui

beberapa bentuk permainan dengan alat bantu pembelajaran, antara lain:

a. Melakukan loncatan dengan alat tali yang diletakkan di atas tanah/lantai

menyerupai huruf S atau O.

b. Anak melakukan loncatan pada dua utas tali yang diletakkan sejajar menyerupai

dua buah garis lurus (rel kereta api).

c. Melakukan loncatan dengan alat simpai/ban yang diletakkan di atas tanah/lantai

membentuk lingkaran atau disusun lurus.

d. Anak melompati kotak atau boks yang disusun lurus.

e. Sambil berlari-lari, anak disuruh melompati rintangan atau bilah dan melompati

bangku-bangku (bangku Swedia).

f. Sambil berlari anak-anak disuruh melompati simpai atau ban mobil yang

dibaringkan, jarak antara simpai atau ban mobil yang satu dengan lainnya

3 sampai 5 m.

Page 45: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

g. Anak-anak melompat melewati tali atau target yang diletakkan di tanah, dengan

awalan lari dua langkah, tiga langkah, lima langkah, dan seterusnya.

h. Anak-anak melompat melewati tali yang dipasang dengan ketinggian 30 cm,

40 cm, 50 cm, dan seterusnya dengan awalan lari dua langkah, tiga langkah, lima

langkah, dan seterusnya.

Teknik-teknik latihan untuk lompat jauh juga dapat dilakukan dengan

beberapa latihan penunjang melalui optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran

(Muklis, 2007:18-21) sebagai berikut:

a. Mengukur jarak dan menentukan kaki yang dominasi

Mengukur jarak yang dicapai setiap pelompat dalam tiga lompatan

berturut-turut dari start hanya dengan kaki kanan. Pada setiap lompatan,

gerakkan paha kaki yang memimpin (kaki yang tidak melompat) hingga

horisontal. Melompatlah sejauh-jauhnya, kaki yang mencapai jarak lebih jauh

adalah kaki yang dominasi.

b. Melompat dengan satu kaki dan dua kaki

Pada melompat dengan satu kaki, luruskan kaki yang melompat sekuat

mungkin. Ayunkan kaki yang memimpin hingga horisontal. Gunakan tangan dan

ayunkan kedua tangan ke atas depan serentak dengan kaki yang memimpin. Pada

melompat dengan dua kaki, luruskan kaki sekuat-kuatnya dan kombinasikan

gerakan tersebut dengan ayunan tangan yang kuat. Tariklah kaki ke depan

di bawah tubuh untuk mencapai jarak sejauh mungkin.

c. Melompat dan melambung di atas serangkaian rintangan rendah

Dalam latihan ini, siswa melompat atau melambung di atas serangkaian

rintangan yang rendah (kardus bekas). Tangan digerakkan ke atas dan paha kiri

yang memimpin digerakkan ke atas hingga horisontal pada setiap lompatan.

d. Melompati gundukan pasir

Buatlah gundukan pasir di tengah bak pasir. Tambah ketinggian

gundukan pasir secara bertahap. Gundukan tersebut memaksa siswa untuk

menekukkan dan menarik kaki ke atas, di bawah bokong, dan kemudian

diluruskan ke depan untuk mendarat. Siswa melompat dengan kedua kaki

Page 46: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dan dari posisi melangkah dengan kaki yang melompat diletakkan

di depan.

e. Lompat jauh tahap dasar dengan tiga langkah memantul

Pada latihan ini lakukan tiga langkah memantul secara berurutan.

Pada langkah ketiga lakukan take off (melompat) dengan kaki yang dominan.

Tahanlah paha kaki yang memimpin pada posisi horisontal hingga mendarat di

bak pasir. Saat mendarat posisi satu kaki berlutut dengan kaki yang memimpin

berada di depan ditekukkan pada lutut.

f. Lompat jauh dengan take off tinggi

Siswa menggunakan run-up pendek (3 langkah), melangkah ke kotak

yang rendah (kardus/bangku) dan take off dari kotak untuk melompat ke pasir.

Take off yang ditinggikan memberikan lebih banyak waktu di udara untuk

mendapatkan posisi langkah yang baik dan membawa kedua kaki ke depan untuk

mendarat.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beragam kegiatan

yang dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan alat bantu pembelajaran dalam

bentuk permainan yang dapat diberikan kepada siswa dalam pembelajaran lompat

jauh. Kegiatan berbentuk permainan melalui optimalisasi alat bantu pembelajaran

dilakukan dengan alasan, agar siswa merasa senang dan bergairah dalam melakukan

lompat jauh. Dengan mempertimbangkan karakter dan perkembangan siswa guru

harus dapat merencanakan dengan matang proses pembelajaran dan memodifikasi

media pembelajaran. Dalam membuat perencanaan tersebut guru bisa menggunakan

pendekatan, teknik, metode pembelajaran yang berbentuk permainan agar siswa lebih

memiliki kemampuan tinggi terutama pada olahraga atletik nomor lompat jauh.

6. Macam-Macam Alat Bantu Pembelajaran Lompat Jauh

Dalam pembelajaran lompat jauh terdapat peralatan dan perlengkapan standar

yang digunakan antara lain, lapangan lompat jauh berupa bak pasir, papan/balok

tolakan dan mistar. Namun dalam pengajaran lompat jauh di sekolah dasar yang

berfokus pada latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok, maka dapat digunakan

beberapa alat bantu pembelajaran modifikatif yang dapat dibuat oleh guru secara

Page 47: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

sederhana dari bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. Beberapa macam

alat bantu pembelajaran lompat jauh antara lain:

a. Kardus, dapat digunakan untuk latihan melompat. Kardus bisa dibuat menjadi

berwarna-warni agar menarik. Penggunaan alat bantu kardus dapat divariasikan

dengan alat bantu lain, misalnya simpai/ban.

b. Papan/bangku-bangku swedia, dapat digunakan untuk latihan melompat. Bangku-

bangku ini bisa ditata menjadi beragam formasi. Penggunaan alat bantu bangku

hampir sama dengan kardus dan dapat dikombinasikan dengan alat bantu lainnya.

c. Simpai dan ban bekas kendaraan, dapat digunakan untuk latihan langkah, lari,

dan lompat. Penggunaannya dapat dikombinasikan dengan alat bantu lainnya

seperti kardus/bangku dan bisa ditata menjadi beragam formasi.

d. Bilah bambu dan tali karet, dapat digunakan untuk latihan melompat. Tali karet

bisa digunakan untuk permainan melompat secara berkelompok.

e. Gundukan pasir, dapat digunakan untuk latihan rangkaian gerak berlari dan

melompat.

f. Bola dan bendera, dapat digunakan untuk latihan meraih sasaran di atas guna

melatih gerakan sikap badan di udara atau gerakan melayang.

B. Kerangka Berpikir

Siswa kelas V SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten

Banjarnegara memiliki kesan bahwa olahraga atletik hanya berisi gerakan yang

monoton atau tidak bervariasi, yang isinya meliputi jalan, lari, lempar, dan lompat,

yang kurang menuntut tingkat keterampilan yang tinggi, namun melelahkan,

sehingga unsur keriangan dan kegembiraan tidak terungkap dalam pelaksanaan

pembelajaran. Hal tersebut menimbulkan kejenuhan bagi siswa, yang menyebabkan

pembelajaran atletik dalam pendidikan jasmani kurang mendapat perhatian para

siswa.

Keberhasilan pembelajaran Penjasorkes yang berlangsung dengan efektif dan

optimal tergantung dari beberapa faktor, antara lain, dari guru, fasilitas, dan metode

mengajar. Kenyataan yang terjadi di SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar

Kabupaten Banjarnegara pada pembelajaran atletik nomor lompat jauh masih jauh

Page 48: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dari harapan, karena sebagian besar siswa belum berhasil tuntas dan hanya beberapa

siswa saja yang memiliki kemampuan lompat jauh yang baik dan tuntas belajar

dengan nilai 65 ke atas.

Untuk mencapai keberhasilan dalam proses dan hasil pembelajaran lompat

jauh, salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah guru harus dapat memilih dan

menerapkan metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat. Dalam kaitannya

dengan pembelajaran lompat jauh bagi siswa sekolah dasar diupayakan dengan

optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran melalui kegiatan bermain, karena

sesuai dengan karakteristik siswa yang masih senang bermain dan berkompetisi

dalam permainan. Dengan penggunaan alat bantu pembelajaran lompat jauh yang

dibuat secara menarik dengan beberapa alat dan bahan yang bervariasi dalam

kegiatan bermain akan membuat siswa senang, tertarik terhadap materi, termotivasi

dalam mengikuti pembelajaran, dan melalui permainan menggunakan alat bantu

pembelajaran siswa tidak langsung belajar melakukan teknik yang akan dilaksanakan

dalam materi pembelajaran, tetapi berlatih melakukan teknik dasar melalui berbagai

macam formasi bentuk permainan dengan alat bantu yang tersedia.

Melalui inovasi pembelajaran dengan optimalisasi penggunaan alat bantu

melalui permainan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar

siswa dalam lompat jauh gaya jongkok. Dengan alat bantu yang beragam dan bentuk-

bentuk permainan yang menyenangkan serta berbeda-beda formasi dalam setiap

siklus penulis meyakini bahwa hasil belajar siswa dalam lompat jauh gaya jongkok

akan meningkat.

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk bagan,

seperti tampak di bawah ini.

Page 49: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Gambar 7. Bagan Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka dapat

ditarik hipotesis sebagai berikut: “Optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran

dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V

SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran

2011/2012.”

Guru:

Mengoptimalkan

penggunaan alat bantu

pembelajaran lompat jauh

gaya jongkok dengan

permainan

Siklus I

Optimalisasi alat bantu

dengan permainan

sederhana

Evaluasi dan refleksi

Kondisi

Awal

Guru:

Belum mengoptimalkan

penggunaan alat bantu

pembelajaran lompat jauh

gaya jongkok

Siswa:

Hasil belajar lompat jauh

gaya jongkok masih

rendah

Tindakan

Perbaikan

Siklus II

Optimalisasi alat bantu

dengan beragam

formasi dan variasi

permainan

Evaluasi dan refleksi

Simpulan

Kondisi

Akhir

Optimalisasi penggunaan

alat bantu pembelajaran

dapat meningkatkan hasil

belajar lompat jauh gaya

jongkok siswa

Page 50: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Slatri,

Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kecamatan

Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan mulai bulan April 2012

sampai dengan bulan Agustus 2012. Pengumpulan data dilakukan pada bulan

Mei – Juni 2012. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama dua siklus,

dimana setiap siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan. Untuk lebih jelasnya maka

penulis cantumkan jadwal kegiatan penelitian seperti di bawah ini.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Penelitian Bulan/Minggu

April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Agustus 2012

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan Penelitian

2. Penyusunan proposal

3. Konsultasi dan revisi proposal

4.

Menyiapkan perangkat pembelajaran

dan instrumen penelitian (lembar

observasi)

5. Pelaksanaan tindakan

a. Siklus I (perencanaan, tindakan,

observasi, refleksi)

b. Siklus II (perencanaan, tindakan,

observasi, refleksi)

6. Pengumpulan dan analisis data,

serta evaluasi

7. Penyusunan laporan/skripsi

8. Ujian skripsi dan revisi

9. Penggandaan dan pengumpulan

laporan

Page 51: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Slatri, Kecamatan

Karangkobar Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah

27 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

C. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

Data kuantitatif berupa data hasil belajar lompat jauh gaya jongkok yang

meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan data kualitatif

berupa data hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran oleh siswa dan

guru. Sumber data penelitian berasal dari siswa dan guru. Sumber data yang

berasal dari siswa berupa data tentang hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

yang meliputi aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek psikomotorik.

Sedangkan data yang berasal dari guru berupa data tentang keterampilan/

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran melalui optimalisasi penggunaan

alat bantu pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh

gaya jongkok.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari dua cara, yakni:

tes praktik lompat jauh dan observasi (pengamatan).

1. Tes praktik lompat jauh dipergunakan untuk mendapatkan data siswa tentang

hasil gerakan lompat jauh gaya jongkok.

2. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang

aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar mengajar lompat jauh gaya

jongkok dan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Sedangkan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar tes kognitif (pemahaman materi) dan lembar penilaian psikomotorik

(unjuk kerja) lompat jauh gaya jongkok.

Page 52: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Lembar pengamatan sikap (afektif) dan lembar pengamatan kegiatan

pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa, guru, media/alat bantu pembelajaran

dan sarana prasarana.

E. Uji Validitas Data

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah (Suharsimi Arikunto, 2006:168). Validasi data dilakukan untuk mendapatkan

data yang benar-benar mendukung dan sesuai dengan karakteristik permasalahan

maupun tujuan penelitian. Validasi data dilakukan agar data yang diperoleh objektif,

sahih, dan andal. Validasi atau pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian

tindakan kelas dilakukan dengan berpedoman pada teknik penetapan aktivitas

pembelajaran pada siklus-siklus berikutnya, yang diperoleh berdasarkan hasil refleksi

atau aktivitas dan hasil pengamatan pada siklus sebelumnya.

Uji validitas data dalam penelitian tindakan kelas dapat dilakukan dengan

triangulasi untuk meminimalkan subjektivitas. Triangulasi adalah pengecekan

kebenaran data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dengan cara

mengkonfirmasikan kebenaran data, yaitu upaya mendapatkan informasi dari sumber

lain mengenai kebenaran data penelitian. Tindakan dalam teknik triangulasi antara

lain: (a) menggunakan cara yang bervariasi untuk memperoleh data yang sama,

misalnya untuk menilai hasil belajar dengan tes tertulis, (b) melakukan uji coba tes

penguasaan siswa, (c) melakukan uji coba kuesioner perhatian siswa, (d) menggali

data yang sama dari sumber yang berbeda yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan

data temuan penelitian dengan cara mengkonfirmasikannya dengan sumber data agar

informasi yang diperoleh benar-benar valid atau dapat dipercaya, (e) melakukan

pengecekan ulang dari data yang telah terkumpul, (f) melakukan pengolahan dan

analisis ulang dari data yang terkumpul.

Selain itu uji validitas data dalam penelitian ini juga dilakukan dengan audit

trail dan expert opinion. Audit trail yakni dilakukan dengan memeriksa catatan-

catatan yang ditulis oleh peneliti atau peer observer atau teman sejawat yang

Page 53: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan PTK. Expert opinion yaitu

kegiatan untuk mengkonsultasikan hasil temuan atau meminta nasihat kepada para

ahli. Dalam penelitian ini, penulis mengkonsultasikan hasil temuan-temuan kepada

pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan terhadap masalah penelitian.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan angka rerata antara siklus dan

dengan indikator kinerja. Hasil analisis digunakan untuk menyusun rencana tindakan

kelas berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.

G. Indikator Capaian Penelitian

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan sebagai berikut:

1. Secara individu, siswa memperoleh nilai hasil belajar lompat jauh sesuai KKM

yang ditentukan di sekolah yakni 65 keatas.

2. Secara klasikal, penelitian ini dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar

siswa dalam lompat jauh, jika sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa tuntas

belajar.

Secara lebih rinci persentase indikator ketercapaian penelitian tindakan kelas

ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Prediksi Pencapaian Hasil Belajar Siswa

Aspek yang

diukur

Kondisi Awal

(Pra Siklus)

Persentase Target

Capaian Cara Mengukur

Siklus I Siklus II

Hasil belajar

lompat jauh

gaya jongkok

41% 60% 80% Diukur melalui ketuntasan

belajar siswa pada lompat

jauh gaya jongkok (aspek

psikomotor, afektif, dan

kognitif) sesuai dengan

KKM sekolah 65

Page 54: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk classroom action research

(Penelitian Tindakan Kelas) dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur dalam

dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: (1) perencanaan (planning),

(2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

Hasil refleksi sebagai landasan bertindak pada pembelajaran berikutnya jika tindakan

yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar

berikut ini.

Gambar 8. Diagram Daur Penelitian Tindakan Kelas (Spiral Tindakan Kelas),

adaptasi dari Hopkins dalam Kardiawarman dkk (1998:5-6)

Secara lebih rinci prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan

dijabarkan sebagai berikut:

1. Rancangan Penelitian Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan yakni menyiapkan

langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran yang telah

ditentukan, yaitu optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran, menyiapkan

sarana prasarana, skenario pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan

Identifikasi Masalah

Perencanaan

Refleksi Tindakan

Observasi

Perencanaan

Ulang Siklus II

Perencanaan

Ulang Siklus ke-n

Refleksi Observasi

Tindakan

Page 55: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pembelajaran (RPP), menyiapkan instrumen-instrumen penelitian, berupa

instrumen tes/penilaian, lembar pengamatan yang meliputi lembar pengamatan

sikap (afektif) dan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya

berkoordinasi dengan teman sejawat untuk menentukan waktu penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah perencanaan dilakukan, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan

tindakan, yang dilakukan dalam dua siklus, dan tiap siklus dilaksanakan dalam

dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan tindakan

pada siklus I sebagai berikut:

1) Pertemuan ke-1

a) Kegiatan Awal

(1) Mengkondisikan siswa, berdoa dan absensi.

(2) Melakukan pemanasan yang mengacu pada kegiatan inti, yakni

permainan lari dan lompat melewati kardus dalam bentuk lomba.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru menjelaskan tentang materi lompat jauh gaya jongkok.

(2) Guru memberikan contoh gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok.

(3) Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk melakukan permainan

melompati bilah tanpa awalan dan dengan awalan.

(4) Melakukan permainan melompat sambil meraih benda (bendera)

dengan kedua tangan yang dibuat kompetisi antarkelompok.

(5) Mengadakan latihan evaluasi meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik (meraih bendera dari awalan hingga pendaratan).

c) Kegiatan Akhir

(1) Membariskan siswa dan mengecek kembali kelengkapan siswa.

(2) Membetulkan gerakan-gerakan yang kurang sempurna.

(3) Pendinginan dengan permainan membuat terowongan kereta sambil

menyanyikan lagu “Naik Kereta Api”.

2) Pertemuan ke-2

a) Kegiatan Awal

(1) Mengkondisikan siswa, berdoa dan absensi.

Page 56: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

(2) Melakukan pemanasan yang mengacu pada kegiatan inti, yakni

permainan lari lompat simpai dan kardus dalam bentuk lomba.

b) Kegiatan Inti

(1) Menguji kembali pengetahuan siswa tentang gerakan dasar lompat

jauh gaya jongkok.

(2) Guru menjelaskan bentuk dan langkah-langkah permainan dengan

optimalisasi penggunaan alat bantu, yakni permainan meloncat dari

atas bangku dan melompat menyundul bola yang digantung.

(3) Melakukan permainan meloncat dari atas bangku dilanjutkan dengan

melakukan permainan melompat menyundul bola yang digantung

dengan awalan dalam bentuk kompetisi antarkelompok.

(4) Melakukan evaluasi meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

(rangkaian gerak dasar lompat jauh gaya jongkok).

c) Kegiatan Akhir

(1) Membariskan siswa dan absensi (mengecek siswa).

(2) Membetulkan gerakan-gerakan yang kurang sempurna.

(3) Pendinginan dengan permainan berjalan bergandengan tangan.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan oleh teman sejawat yang bertugas sebagai observer

terhadap siswa dan guru. Observer mengamati aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan mengamati guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil

pengamatan dicatat dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan

yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.

Refleksi dilakukan oleh guru yang dibantu teman sejawat.

2. Rancangan Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan sama dengan pada siklus I yakni,

menyiapkan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran

Page 57: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran, menyiapkan sarana prasarana,

skenario pembelajaran dalam bentuk RPP, menyiapkan instrumen-instrumen

penelitian, berupa instrumen tes/penilaian, lembar pengamatan sikap (afektif) dan

lembar pengamatan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya berkoordinasi dengan

teman sejawat untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dalam dua kali pertemuan, dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus II

sebagai berikut:

1) Pertemuan ke-1

a) Kegiatan Awal

(1) Mengkondisikan siswa, berdoa dan absensi.

(2) Melakukan pemanasan yang mengacu pada kegiatan inti, yakni

permainan “Menjala Ikan”.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru menjelaskan kembali tentang materi lompat jauh gaya jongkok

dan beberapa siswa diminta mempraktikkan gerakan dasar, yakni

awalan, tolakan, saat melayang di udara, dan pendaratan.

(2) Melakukan permainan melompati ban bekas dan melompat melewati

kardus berbentuk segiempat yang dibuat kompetisi antarkelompok.

(3) Mengadakan latihan evaluasi meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik (gerakan awalan hingga pendaratan lompat jauh).

c) Kegiatan Akhir

(1) Membariskan siswa dan mengecek kembali kelengkapan siswa.

(2) Membetulkan gerakan-gerakan yang kurang sempurna.

(3) Pendinginan dengan bernyanyi lagu Naik Kereta Api sambil bermain.

2) Pertemuan ke-2

a) Kegiatan Awal

(1) Mengkondisikan siswa, berdoa dan absensi.

(2) Melakukan pemanasan yang mengacu pada kegiatan inti, yakni

melakukan peregangan tungkai dan punggung, latihan kelentukan

Page 58: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

lutut dan pergelangan kaki, latihan jongkok-berdiri dilanjutkan

melakukan permainan jingkat melewati kardus.

b) Kegiatan Inti

(1) Menguji kembali pengetahuan siswa tentang materi lompat jauh.

(2) Guru menjelaskan langkah-langkah permainan dengan optimalisasi

penggunaan alat bantu, yakni permainan lompat tali karet dan

melompat meraih bendera.

(3) Melakukan permainan lompat tali karet dan permainan melompat

meraih bendera dengan kedua tangan, dilanjutkan dengan melakukan

permainan kombinasi antara lompat tali karet dan meraih bendera.

(4) Melakukan evaluasi meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

(rangkaian gerak dasar lompat jauh gaya jongkok).

c) Kegiatan Akhir

(1) Membariskan siswa dan absensi (mengecek siswa).

(2) Membetulkan gerakan-gerakan yang kurang sempurna dan memuji

siswa yang melakukan gerakan dengan baik dan benar.

(3) Pendinginan dengan permainan tembak-tembakan.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi yang dilakukan sama dengan siklus I oleh observer,

terhadap siswa dan guru. Observer mengamati aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan mengamati guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui

optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran. Hasil pengamatan dicatat

dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi dilakukan oleh guru yang dibantu teman sejawat, yakni

menganalisis kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran yang

telah dilakukan baik dari sisi guru, siswa, sarana dan prasarana, dan proses

pembelajaran melalui optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran secara

keseluruhan. Apabila hasil-hasil penelitian yang diharapkan dapat tercapai sesuai

dengan indikator keberhasilan, maka penelitian berakhir pada siklus II.

Page 59: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang peneliti lakukan sebelum

menerapkan optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran lompat jauh diketahui

hasil belajar siswa masih rendah. Kemampuan siswa dalam melakukan gerakan

lompat jauh gaya jongkok masih belum maksimal, aktivitas siswa dalam

pembelajaran kurang, sehingga mayoritas siswa belum tuntas belajar sesuai dengan

KKM yang ditentukan di sekolah yakni 65.

Berikut disampaikan hasil pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada

studi pratindakan dari 27 siswa kelas V SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar

Kabupaten Banjarnegara dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa pada Pratindakan

Kegiatan

pembelajaran

Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Pratindakan 11 41% 16 59%

Dari data tersebut dapat dilihat lebih jelas dalam grafik seperti di bawah ini.

Gambar 9. Grafik Ketuntasan Belajar pada Pratindakan

Page 60: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Dari hasil pembelajaran pada studi pratindakan dalam tabel dan grafik di atas,

diketahui hanya 11 anak (41%) yang sudah mencapai nilai KKM (65) atau sudah

tuntas belajar, sedangkan 16 anak (59%) belum tuntas. Data tersebut menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa dalam melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya

jongkok masih rendah.

Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya

jongkok, maka peneliti menerapkan optimalisasi penggunaan alat bantu dalam proses

pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari dua

kali pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Untuk

mengatasi kendala dalam pembelajaran sebelumnya, pada tiap siklus akan diterapkan

beberapa permainan dengan mengoptimalkan penggunaan alat bantu pembelajaran

yang berbeda di setiap pertemuan. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi

dilakukan evaluasi pada akhir masing-masing siklus yang meliputi tiga aspek

(afektif, kognitif, dan psikomotorik) melalui metode tes dan observasi.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Hasil Tindakan Siklus I Pertemuan 1

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Berdasarkan identifikasi masalah pada pembelajaran pratindakan, peneliti

melakukan perencanaan untuk siklus I pertemuan 1 sebagai berikut:

1) Peneliti berkoordinasi dengan teman sejawat untuk membantu dalam

pembelajaran sebagai observer (guru pengamat).

2) Peneliti menentukan strategi pembelajaran dengan penerapan optimalisasi

penggunaan alat bantu pembelajaran dan merancang skenario tindakan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran.

4) Peneliti menyiapkan media dan alat bantu pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

skenario tindakan yang telah dirancang dalam RPP, sebagai berikut:

Page 61: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dilakukan dalam waktu 10 menit yang meliputi

kegiatan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran dengan

membariskan siswa dalam 4 bersap, memimpin doa memulai pembelajaran,

dan absensi mengecek kehadiran siswa. Kegiatan selanjutnya pemanasan

dalam bentuk permainan lari dan lompat dengan kompetisi antar kelompok.

Cara melakukan permainan yaitu, anak dibagi menjadi dua kelompok, berlari

dan melompati kardus yang dipasang dengan jarak 2 meter sejauh 10 meter.

Permainan ini dilakukan selama dua kali putaran, dan kelompok yang dapat

menyelesaikan lebih dulu menjadi pemenang.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan dalam waktu 50 menit. Peneliti menjelaskan

secara singkat tentang materi lompat jauh dan memberikan contoh gerakan

teknik dasar lompat jauh meliputi awalan, tolakan, saat melayang di udara,

dan pendaratan. Setelah itu menjelaskan tentang penggunaan alat bantu

pembelajaran untuk permainan yang akan dilakukan beserta prosedur

permainannya. Dalam kegiatan inti dilakukan 3 permainan dengan alat bantu

yang berbeda dalam bentuk kompetisi antarkelompok, sebagai berikut:

a) Permainan melompati bilah tanpa awalan

Permainan dengan alat bantu bilah ini bertujuan untuk melatih

koordinasi sikap badan pada saat melakukan lompatan meliputi posisi

tangan dan ayunan tangan, pandangan mata, dan posisi kaki saat menolak

dan mendarat. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok. Bilah disusun sebanyak

6 buah, siswa melompati bilah dengan posisi tolakan menggunakan kaki

yang terkuat dan mendaratkan dua kaki bersamaan dengan posisi tangan

di depan dada, gerakan ini dilakukan secara bergantian dalam masing-

masing kelompok.

b) Permainan melompati bilah dengan awalan

Permainan ini bertujuan untuk melatih koordinasi sikap badan

mulai dari awalan sampai mendarat. Siswa dibagi menjadi dua kelompok

berbanjar ke belakang. Cara melakukannya, siswa jalan 5 langkah

Page 62: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

ke depan, menolakkan kaki kiri di garis pembatas, lompat sejauh-jauhnya

dan mendarat dengan kedua kaki bersamaan, lutut mengeper dan posisi

tangan di depan dada. Bagi kelompok yang anggotanya paling banyak

melompat dengan jarak terjauh menjadi pemenang.

c) Permainan melompat sambil meraih bendera dengan kedua tangan

Permainan dengan mengoptimalkan penggunaan alat bantu

bendera ini bertujuan untuk melatih kaki tumpu dan melayang. Siswa

dibagi menjadi 4 kelompok, secara bergantian melakukan permainan ini.

Salah satu siswa memegang bendera, siswa di barisan pertama lari dengan

cepat sampai garis tumpu, menolak dengan kedua kaki untuk meraih

bendera dengan kedua tangan, kemudian mendarat dengan kedua kaki

bersama-sama dan lutut mengeper, posisi tangan di depan dada.

Peneliti melakukan penilaian pengamatan sikap pada saat siswa

melaksanakan permainan. Setelah ketiga permainan selesai dilakukan,

peneliti mengadakan latihan evaluasi kognitif dan psikomotorik. Siswa secara

bergiliran melakukan lompat jauh gaya jongkok pada bak pasir sesungguhnya

dengan rangkaian gerakan awalan, tolakan, sikap badan di udara dan

mendarat.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan ini dilakukan dalam waktu 10 menit, meliputi kegiatan

pendinginan dan mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa

berbaris menjadi tiga bersap dan memperhatikan penjelasan peneliti tentang

kesalahan-kesalahan gerakan dan memberi apresiasi melalui pujian pada

siswa yang telah melakukan dengan baik. Selanjutnya untuk pendinginan,

siswa bernyanyi bersama lagu “Naik kereta api” sambil bermain terowongan.

c. Pengamatan Tindakan (Observing)

Pengamatan dilakukan oleh rekan sejawat dalam proses pembelajaran

berlangsung. Observer mengamati aktivitas siswa, mengamati keterampilan guru

menerapkan pembelajaran melalui penerapan optimalisasi penggunaan alat bantu

serta sarana prasarana yang digunakan dalam pembelajaran lompat jauh gaya

jongkok.

Page 63: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1) Hasil pengamatan terhadap siswa

Dari hasil pengamatan terhadap siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Belum semua siswa semangat dan antusias dalam mengikuti permainan

karena siswa belum terbiasa dengan bentuk permainan yang dilakukan,

namun sebagian besar siswa sudah aktif dalam bergerak.

b) Masih banyak siswa yang bercanda dengan temannya dan tidak

memperhatikan penjelasan dari peneliti atau ketika peneliti memberi

contoh-contoh gerakan sehingga pada saat melakukan gerakan masih

salah.

c) Anak tampak mulai senang setelah permainan yang ketiga yakni meraih

bendera karena memacu semangat siswa untuk bergerak melompat dan

meraih bendera dengan sempurna.

d) Pada saat kegiatan penutup sebagian besar siswa merasa kelelahan

sehingga konsentrasinya kurang dan tidak memperhatikan peneliti dalam

mengoreksi kesalahan-kesalahan gerakan.

e) Siswa tampak semangat lagi ketika kegiatan pendinginan dengan

bernyanyi lagu naik kereta api sambil bermain terowongan.

2) Hasil pengamatan terhadap guru/peneliti

Dari hasil pengamatan terhadap guru/peneliti dapat disimpulkan

bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah sesuai dengan skenario

tindakan dalam RPP yang telah direncanakan. Penggunaan alat bantu dalam

kegiatan permainan yang dirancang sudah baik meskipun masih sederhana

tetapi dapat memacu siswa untuk aktif bergerak. Penampilan peneliti dalam

mengajar sudah baik, tegas dan ramah, tetapi guru hanya berdiri di depan

barisan saja, sehingga penjelasan yang diberikan tidak begitu jelas sampai ke

barisan belakang.

3) Hasil pengamatan terhadap sarana dan prasarana

Media dan alat peraga yang digunakan sudah mencukupi dengan

kegiatan permainan yang dilakukan dan dalam keadaan baik, meskipun masih

sangat sederhana. Kondisi lapangan yang digunakan kurang memadai,

apalagi bak pasir lompat jauh yang dimiliki sekolah sudah tidak memadai.

Page 64: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)

Setelah selesai pembelajaran siklus I pertemuan ke-1, peneliti bersama

observer segera melakukan refleksi untuk menganalisis kekurangan dan

kelebihan yang muncul dalam proses pembelajaran berlangsung, sebagai berikut:

1) Keberhasilan guru/siswa:

Dengan menerapkan optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran

melalui kegiatan permainan siswa menjadi lebih aktif bergerak dan

termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa lebih semangat mengikuti

pembelajaran. Alat bantu yang digunakan membuat siswa merasa aman dan

nyaman dengan permainan yang dirancang oleh peneliti dapat mempermudah

siswa memahami gerakan-gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok. Selain itu

permainan yang dilakukan dengan kompetisi antarkelompok menjadikan anak

lebih tertantang melakukan setiap kegiatan pembelajaran.

2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:

Penggunaan alat bantu dalam permainan yang dilaksanakan pada

pertemuan ini masih sederhana sehingga siswa masih belum begitu antusias.

Beberapa siswa masih belum memperhatikan dalam pembelajaran dan

peneliti belum sepenuhnya dapat menangani siswa tersebut.

3) Rancangan perbaikan:

Dari keberhasilan dan kendala-kendala di atas, maka peneliti dan

observer menentukan upaya perbaikan untuk pertemuan ke-2, antara lain:

a) Peneliti perlu merancang penggunaan alat bantu dalam permainan yang

lebih variatif dan ditambah tingkat kesulitannya yang mencakup latihan

gerakan-gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok.

b) Peneliti perlu lebih memperhatikan siswa yang kurang berhasil dan siswa

yang kurang memperhatikan pembelajaran dengan memberi motivasi

melalui pujian atau apresiasi terhadap setiap siswa.

c) Peneliti perlu lebih mengefektifkan penggunaan waktu yang telah

ditentukan agar setiap kegiatan dapat berlangsung dengan maksimal.

Page 65: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Hasil Tindakan Siklus I Pertemuan 2

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I pertemuan ke-1, peneliti dan

observer melakukan perencanaan tindakan untuk siklus I pertemuan ke-2 sebagai

berikut:

1) Menyusun skenario tindakan dalam bentuk RPP dengan beberapa perbaikan

dari pertemuan sebelumnya.

2) Menyiapkan lembar penilaian akhir siklus I.

3) Menyiapkan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran.

4) Menyiapkan media dan alat bantu pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario tindakan

dalam RPP yang telah direncanakan, dengan hasil kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Siswa berbaris menjadi empat bersap, berdoa dan peneliti mengecek

kehadiran siswa. Selanjutnya siswa melakukan pemanasan dengan

optimalisasi penggunaan alat bantu dalam permainan lari dan lompat

melewati simpai dan kardus. Siswa dikelompokkan menjadi 4 berbanjar,

siswa lari melewati beberapa simpai yang berjarak 3 meter dilanjutkan

melompati kardus dan mendarat di depan garis pembatas. Jarak yang

ditempuh sejauh 20 meter. Bagi kelompok yang dapat menyelesaikan

permainan lebih dahulu menjadi pemenangnya.

2) Kegiatan Inti (50 menit)

Dalam kegiatan inti siswa melakukan dua permainan dengan

optimalisasi alat bantu pembelajaran, sebagai berikut:

a) Meloncat dari atas bangku

Permainan dengan alat bantu bangku ini dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut: siswa dibagi menjadi empat kelompok

berbaris berbanjar ke belakang. Siswa di barisan pertama melompat

ke atas bangku yang dipasang berjajar dengan jarak 1 meter. Setelah

melompati bangku ke-2 siswa mendaratkan kedua kakinya pada simpai,

Page 66: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

kemudian melompat lagi ke bangku berikutnya dan mendarat dengan dua

kaki bersama, lutut mengeper dan posisi kedua tangan di depan dada.

Permainan ini dilakukan dalam bentuk kompetisi antarkelompok. Dua

kelompok yang menjadi pemenang kembali melakukan permainan ini

satu putaran untuk menentukan kelompok juara. Guru memberikan

reward pada kelompok yang menjadi juara.

b) Melompat menyundul bola yang digantung

Pada kegiatan ini peneliti mengoptimalkan penggunaan alat bantu

bola yang digantung dalam permainan dengan formasi siswa masih sama

seperti semula. Permainan ini bertujuan untuk melatih siswa melakukan

rangkaian gerakan awalan, tolakan, sikap badan di udara (melayang), dan

mendarat. Guru menyiapkan lapangan untuk permainan ini dengan

memasang garis A, B, dan C, jarak garis A ke B 20 meter, jarak B ke C 2

meter. Siswa di barisan pertama lari secepat-cepatnya dari garis A sampai

garis B melakukan tolakan dengan salah satu kaki yang terkuat bersiap

melayang menyundul bola dengan kepala yang dipasang di tengah garis B

dan C, dilanjutkan melewati garis C dan mendarat dengan kedua tungkai

kaki rileks, begitu seterusnya sampai semua siswa mendapat giliran.

Siswa yang tidak dapat menyundul bola kembali lagi ke garis A untuk

mengulang. Kelompok yang anggotanya selesai lebih dulu menjadi

pemenangnya.

Setelah siswa menyelesaikan kegiatan permainan, selanjutnya

dilakukan evaluasi akhir siklus I yang meliputi penilaian afektif, kognitif, dan

psikomotorik, yakni unjuk kerja lompat jauh pada lapangan bak pasir lompat

yang sesungguhnya secara individu sesuai dengan urutan absen.

3) Kegiatan Penutup (10 menit)

Pada kegiatan penutup siswa berbaris tiga bersap untuk

memperhatikan guru membetulkan gerakan yang kurang sempurna dan

memberikan apresiasi kepada semua siswa. Selanjutnya siswa melakukan

pendinginan dengan bermain “berjalan bergandengan tangan”, dari garis A

Page 67: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

ke garis B, kelompok yang tidak terlepas gandengannya sampai kembali

ke garis start lebih dahulu menjadi pemenangnya.

Dari evaluasi penilaian akhir siklus I diperoleh data tentang hasil belajar

siswa pada siklus I, seperti tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Kegiatan pembelajaran Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Siklus I 18 67% 9 33%

Dari data hasil belajar siswa pada tabel 4 tersebut akan tampak lebih jelas

dalam grafik di bawah ini.

Gambar 10. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus I

c. Pengamatan Tindakan (Observing)

Dari hasil pengamatan yang observer lakukan pada siklus I pertemuan

ke-2 ini diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:

1) Hasil pengamatan terhadap siswa

a) Siswa sudah terlihat antusias dan semangat mulai awal pembelajaran, dan

tampak senang melakukan permainan dalam pemanasan.

Page 68: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

b) Siswa saling mendukung dalam kelompok dan saling berkompetisi

dengan sportif.

c) Beberapa siswa berlarian dan kejar-kejaran saat menunggu giliran

kelompok lain melakukan permainan sehingga tampak kelelahan dan

akhirnya menjadi kurang konsentrasi.

2) Hasil pengamatan terhadap guru/peneliti

Dari hasil pengamatan terhadap guru/peneliti dapat disimpulkan

bahwa dalam melaksanakan pembelajaran mulai kegiatan awal sampai

kegiatan akhir dapat peneliti lakukan dengan baik dan sesuai dengan skenario

yang telah dirancang. Begitu juga dalam mengalokasikan waktu untuk tiap

permainan peneliti sudah dapat mengatur dengan lebih baik dari sebelumnya,

meskipun belum optimal.

3) Hasil pengamatan media dan sarana/prasarana

Media yang digunakan pada pertemuan ke-2 ini masih belum

mencukupi untuk jumlah siswa sehingga permainan dilakukan secara

bergantian, sedangkan lapangan yang digunakan meskipun kurang memadai

namun peneliti sudah berusaha mengkondisikan agar dapat digunakan untuk

unjuk kerja lompat jauh gaya jongkok.

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)

Selesai pembelajaran peneliti dan observer segera melakukan refleksi

untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan yang muncul pada siklus I

pertemuan ke-2, sebagai berikut:

1) Keberhasilan guru/siswa:

Siswa menunjukkan semangat dan antusiasmenya terhadap permainan

dengan optimalisasi alat bantu pembelajaran yang dilakukan mulai dari

pemanasan, kegiatan inti sampai pendinginan sehingga suasana pembelajaran

menjadi lebih kondusif dan menyenangkan. Penggunaan alat bantu dalam

bentuk permainan yang berbeda dari pertemuan sebelumnya membuat siswa

menjadi tertantang untuk melakukan setiap permainan dengan baik. Dengan

bentuk kompetisi antarkelompok menumbuhkan sikap sportif dan membina

kerja sama dengan teman kelompoknya. Kemampuan siswa melakukan

Page 69: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok meningkat, dilihat dari hasil

belajar siswa mencapai 67% atau 18 siswa tuntas belajar. Meskipun hasil

tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan

kelas ini, namun perolehan persentase keberhasilan sudah melebihi persentase

target capaian pada siklus I yakni 60%.

2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:

a) Peneliti masih belum optimal dalam memperhatikan semua siswa,

sehingga masih ada beberapa siswa bermain sendiri dan kurang serius

dalam pembelajaran dan masih 9 siswa (33%) yang belum berhasil

sehingga peneliti perlu membimbing dengan lebih intensif.

b) Media yang digunakan belum memenuhi untuk jumlah siswa, sehingga

alokasi waktu yang digunakan menjadi kurang efektif.

3) Rencana Perbaikan:

Dari hasil pembelajaran dan pengamatan berupa keberhasilan dan

kendala-kendala tersebut, maka peneliti dan observer menentukan upaya

perbaikan untuk siklus II, antara lain:

a) Peneliti perlu merancang penggunaan alat bantu dalam bentuk permainan

yang lebih variatif untuk lebih membangkitkan motivasi dan semangat

siswa dalam pembelajaran.

b) Peneliti perlu menyiapkan media atau alat bantu pembelajaran yang

memadai dan mencukupi untuk jumlah siswa serta mengkondisikan

lapangan/bak pasir lompat jauh.

c) Peneliti akan memberikan motivasi secara kontinyu baik berupa kata-kata

pujian ataupun bentuk apresiasi melalui tepuk tangan dan acungan jempol

agar siswa terjaga semangat dan antusiasmenya sepanjang pembelajaran.

3. Hasil Tindakan Siklus II Pertemuan 1

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti melakukan

perencanaan dan bersama observer berkoordinasi menyiapkan instrumen-

instrumen penelitian untuk siklus II pertemuan ke-1, sebagai berikut:

Page 70: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1) Menyusun skenario tindakan yang dirancang dalam RPP dengan perbaikan

mengacu pada pertemuan sebelumnya.

2) Menyiapkan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran

3) Menyiapkan media dan alat bantu pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario tindakan

dalam RPP yang telah direncanakan, dengan hasil kegiatan sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Siswa berbaris menjadi tiga bersap dengan tertib dan disiplin

dilanjutkan berdoa memulai pembelajaran kemudian peneliti mengecek

kehadiran siswa. Selanjutnya siswa melaksanakan pemanasan dengan

permainan “Menjala Ikan”, yakni tiga anak menjadi jala berlari menangkap

ikan dan ikan yang tertangkap bergabung menjadi jala, anak yang tidak

berhasil ditangkap menjadi pemenangnya.

2) Kegiatan Inti (50 menit)

Peneliti mengulas materi secara singkat dan menunjuk beberapa siswa

untuk mempraktikkan gerakan-gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok

kemudian menjelaskan penggunaan alat bantu pembelajaran dan prosedur

permainan yang akan dilakukan, sebagai berikut:

a) Melompati ban bekas

Pada permainan menggunakan alat bantu ban motor bekas ini

siswa berlatih melompat dan mendarat. Siswa dikelompokkan menjadi

dua berbanjar ke belakang. Dari garis A siswa melompati ban-ban bekas

berjarak 1 meter sampai garis B dengan mendaratkan kedua kaki bersama.

Kelompok yang anggotanya dapat menyelesaikan permainan lebih dulu

menjadi pemenangnya.

b) Melompati kardus formasi segi empat

Permainan menggunakan alat bantu kardus ini bertujuan untuk

melatih koordinasi gerakan lari awalan, tolakan kaki, melayang, dan

mendarat. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok yang masih sama dengan

permainan sebelumnya. Dengan aba-aba dari peneliti, siswa berlomba

Page 71: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

melompati kardus setinggi 50 cm berjarak 10 meter antarkardus,

melakukan tolakan pada keset dengan kaki terkuat untuk melompati

kardus sebanyak 4 buah dan setelah melompati kardus terakhir, siswa

mendaratkan kedua kaki bersama dengan posisi tangan ke depan.

Setelah melakukan dua permainan tersebut, siswa melakukan latihan

rangkaian gerakan teknik dasar dengan unjuk kerja lompat jauh gaya jongkok

pada bak pasir yang sesungguhnya.

3) Kegiatan Penutup (10 menit)

Pada kegiatan penutup siswa berbaris tiga bersap dan memperhatikan

guru membetulkan gerakan yang kurang sempurna. Peneliti memberikan

pujian dan mengapresiasi semua siswa yang telah melaksanakan

pembelajaran dengan baik. Pada kegiatan pendinginan siswa bernyanyi

bersama lagu “naik kereta api” sambil melakukan gerakannya.

c. Pengamatan Tindakan (Observing)

Observer mengamati kegiatan pembelajaran secara keseluruhan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Dari hasil pengamatan

diperoleh data sebagai berikut:

1) Hasil pengamatan terhadap siswa

a) Siswa berbaris dengan tertib, disiplin, dan tampak semangat memulai

pembelajaran.

b) Dalam setiap permainan yang dilakukan siswa terlihat antusias dan saling

mendukung dalam kelompoknya.

c) Siswa tampak memperhatikan penjelasan guru sehingga dapat melakukan

gerakan dalam permainan dengan baik.

2) Hasil pengamatan terhadap guru/peneliti

Dari hasil pengamatan terhadap guru/peneliti dapat disimpulkan

bahwa dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik dan sesuai skenario

tindakan dalam RPP. Penggunaan alat bantu pembelajaran dalam bentuk

permainan yang dirancang dapat mengaktifkan siswa dan melatih gerakan-

gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok. Selain itu penampilan peneliti

dalam menyajikan pembelajaran sudah baik, tegas tetapi ramah dan sabar

Page 72: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

terhadap siswa. Peneliti juga sudah secara terus-menerus menjaga semangat

dan memotivasi siswa dengan memberikan pujian atau reward.

3) Hasil pengamatan terhadap media dan sarana pembelajaran

Media dan alat bantu yang digunakan sudah mencukupi untuk jumlah

siswa dan dalam kondisi yang baik dan menarik karena menggunakan ban

dan kardus berwarna-warni. Sedangkan lapangan sudah dapat dikondisikan

agar dapat digunakan untuk lompat jauh.

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)

Peneliti dan observer melakukan refleksi dan berdiskusi membahas hasil

pembelajaran dan hasil pengamatan untuk menganalisis keberhasilan dan

kegagalan serta merencanakan upaya perbaikan untuk pertemuan selanjutnya,

sebagai berikut:

1) Keberhasilan guru/siswa:

Penerapan optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran melalui

bermain dengan bentuk dan pola permainan yang lebih variatif telah

meningkatkan motivasi dan semangat siswa untuk aktif bergerak dalam setiap

kegiatan dengan lebih baik. Siswa lebih memahami cara melakukan lompat

jauh dengan koordinasi gerakan dasar yang benar.

2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:

a) Masih ada siswa yang bercanda dengan teman ketika guru menjelaskan

prosedur permainan, sehingga dalam melakukan gerakan masih salah.

b) Peneliti kurang memberikan peringatan pada siswa yang tidak serius.

3) Rencana Perbaikan:

a) Peneliti akan merancang penggunaan alat bantu pembelajaran dalam

bentuk permainan yang berbeda dan lebih bervariasi sehingga siswa tidak

bosan dan tetap terjaga semangatnya.

b) Peneliti perlu mengawali kegiatan pemanasan dengan stratching sehingga

kondisi tubuh siswa akan lebih siap menerima kegiatan selanjutnya.

c) Peneliti akan membimbing siswa yang belum berhasil dan lebih

memperhatikan siswa yang kurang serius dengan memberikan motivasi

secara terus-menerus.

Page 73: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

4. Hasil Tindakan Siklus II Pertemuan 2

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II pertemuan ke-1, peneliti dibantu

observer melakukan perencanaan tindakan untuk siklus II pertemuan ke-2,

sebagai berikut:

1) Menyusun RPP dengan beberapa perbaikan yang mengacu pada pertemuan

sebelumnya.

2) Menyiapkan evaluasi akhir siklus II.

3) Menyiapkan media/alat bantu pembelajaran.

4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada

skenario tindakan dalam RPP yang telah direncanakan, dengan hasil kegiatan

sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Peneliti mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran dengan

berbaris menjadi 4 bersap, absensi dan berdoa memulai kegiatan dilanjutkan

dengan pemanasan, yang meliputi peregangan tungkai dan punggung, latihan

kelentukan lutut dan pergelangan kaki, gerakan jongkok berdiri, dan

melakukan permainan jingkat di atas kardus dalam bentuk lomba. Bentuk

permainannya yaitu, siswa masih dalam formasi semula, setelah mendengar

aba-aba segera lari melompati beberapa kardus yang berjarak 50 cm sejauh

10 meter.

2) Kegiatan Inti (50 menit)

Peneliti menguji kembali pengetahuan siswa tentang gerakan-gerakan

dasar lompat jauh gaya jongkok dengan tanya jawab. Siswa diberi

kesempatan untuk bertanya tentang gerakan-gerakan yang belum dipahami.

Kemudian peneliti menjelaskan penggunaan alat bantu pembelajaran dan

prosedur permainan yang akan dilakukan, siswa melaksanakan beberapa

permainan, yaitu:

Page 74: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

a) Lompat tali karet

Permainan menggunakan alat bantu tali karet ini bertujuan untuk

melatih sikap badan di udara (melompat). Siswa dikelompokkan menjadi

2 kelompok berbaris berbanjar. Dalam tiap kelompok ada 4 anak yang

bertugas memegang tali karet, siswa lainnya melompat secara bergantian

dan dilakukan berulang-ulang. Siswa di barisan pertama, setelah

mendengar aba-aba segera lari cepat kemudian melompat setinggi-

tingginya melompati karet dan mendarat dengan kedua kaki lutut

mengeper condong ke depan.

b) Melompat meraih bendera

Permainan dengan alat bantu bendera dipasang pada tongkat yang

dipegang siswa ini untuk melatih kekuatan kaki tumpu dan melompat

setinggi-tingginya. Kegiatan ini pernah dilakukan pada pertemuan

sebelumnya, sehingga sebagian besar siswa sudah memahami. Siswa

berbaris berbanjar, salah satu siswa secara bergantian memegang bendera

dengan menggunakan kursi. Siswa secara bergantian melakukan kegiatan

ini dengan berlari cepat, ketika tepat di bawah bendera yang

menggantung, menolakkan kedua kaki untuk meraih bendera dengan

kedua tangan, kemudian mendarat dengan kedua kaki bersama-sama dan

lutut mengeper.

c) Melompat tali karet dan meraih bendera

Permainan dengan optimalisasi penggunaan alat bantu tali karet

dan bendera yang digantung ini adalah perpaduan dua permainan

sebelumnya. Dua siswa bertugas memegang tali karet dan salah satu

siswa memegang bendera di atas kursi dengan ketinggian tertentu. Secara

bergantian siswa dari garis awalan berlari melompati tali karet dan pada

titik tolak yang dipasang kesed, siswa melakukan tolakan dengan kaki

yang terkuat lalu melayang meraih bendera dengan kedua tangan dan

mendarat di bak pasir sejauh mungkin dengan kedua kaki bersama-sama

dengan posisi jongkok dan kedua tangan ke depan. Permainan ini

dilakukan secara berulang-ulang agar siswa terlatih melakukan gerakan-

Page 75: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

gerakan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok dengan koordinasi yang

benar dan dapat melompat sejauh-jauhnya.

Peneliti melakukan penilaian afektif pada saat siswa melakukan

permainan yakni dengan mengamati sikap siswa meliputi semangat, disiplin,

sportivitas, dan kesungguhan dengan lembar penilaian afektif yang telah

disiapkan, selanjutnya setelah melakukan beberapa permainan tersebut siswa

melaksanakan evaluasi akhir siklus II dengan tes tertulis bentuk isian untuk

penilaian kognitif dilanjutkan tes psikomotorik (unjuk kerja) lompat jauh

pada bak pasir sesungguhnya secara individu.

3) Penutup

Pada kegiatan penutup siswa dikumpulkan berbaris menjadi tiga

bersap untuk mendengarkan penjelasan dan memperhatikan peneliti dalam

mengoreksi gerakan-gerakan yang kurang sempurna. Peneliti juga

memberikan apresiasi terhadap siswa yang telah melaksanakan pembelajaran

dan menunjukkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok yang semakin baik.

Setelah itu siswa melakukan pendinginan dengan permainan tembak-

tembakan, bentuk permainannya yaitu: siswa dibagi dalam 6 kelompok terdiri

dari 5 anak, dan satu siswa memimpin permainan. Siswa di barisan nomor 5

mengatakan “bersedia” sambil menepuk nomor 4, lalu mengatakan “siap”

sambil menepuk siswa nomor 3 lalu mengatakan “kokang” sambil menepuk

siswa nomor 2, lalu mengatakan “tembak” sambil menepuk siswa nomor 1,

lalu mengatakan “dor” sambil menunjuk kelompok lain, begitu seterusnya

sampai batas waktu yang ditentukan.

Dari hasil evaluasi diperoleh data hasil belajar siswa dalam pembelajaran

lompat jauh gaya jongkok pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Kegiatan pembelajaran Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Siklus II 24 89% 3 11%

Page 76: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Data hasil belajar siswa pada tabel 5 di atas akan tampak lebih jelas dalam

grafik di bawah ini.

Gambar 11. Grafik Ketuntasan Belajar pada Siklus II

c. Pengamatan Tindakan (Observing)

Rekan sejawat yang bertugas sebagai observer mengamati kegiatan

pembelajaran secara keseluruhan dengan menggunakan lembar observasi yang

telah disiapkan. Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

1) Hasil pengamatan terhadap siswa

a) Siswa sudah tampak semangat saat memulai pembelajaran, berbaris

dengan tertib, disiplin, melakukan stratching dengan baik dan sungguh-

sungguh.

b) Dalam permainan tali karet, siswa terlihat lebih semangat dan antusias,

mereka tampak senang karena sudah terbiasa bermain tali karet sehari-

harinya.

c) Siswa terlihat sudah memahami maksud penggunaan alat bantu

pembelajaran dalam bentuk permainan yang dilakukan karena mengulang

permainan sebelumnya, tetapi tetap semangat karena pola permainannya

lebih bervariasi, di samping itu siswa termotivasi dengan pujian dan

apresiasi yang diberikan oleh peneliti selama pembelajaran berlangsung.

Page 77: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

d) Pada saat kegiatan penutup, ada beberapa siswa yang tidak

memperhatikan peneliti karena kelelahan dan bercanda dengan teman

sebelahnya.

2) Hasil pengamatan terhadap guru/peneliti

Dari hasil pengamatan terhadap guru/peneliti dapat disimpulkan

bahwa dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik dan sesuai skenario

tindakan dalam RPP. Optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran

dalam bentuk permainan yang dirancang dapat mengaktifkan siswa dan

melatih gerakan-gerakan dasar lompat jauh gaya jongkok. Selain itu

penampilan peneliti dalam menyajikan pembelajaran sudah baik, tegas tetapi

ramah dan sabar terhadap siswa. Peneliti juga sudah secara terus-menerus

menjaga semangat dan memotivasi siswa dengan memberikan pujian atau

reward, serta membimbing siswa yang belum maksimal dalam melakukan

lompat jauh gaya jongkok.

3) Hasil pengamatan terhadap media dan sarana pembelajaran

Media dan alat bantu yang digunakan sudah mencukupi untuk jumlah

siswa dan dalam kondisi yang baik. Sedangkan lapangan sudah dapat

dikondisikan agar dapat digunakan untuk lompat jauh.

d. Refleksi Tindakan (Reflecting)

Dari hasil pembelajaran dan hasil pengamatan, peneliti dan observer

melakukan refleksi dengan berdiskusi untuk menganalisis keberhasilan dan

kegagalan yang muncul pada siklus II pertemuan ke-2, sebagai berikut:

1) Penggunaan alat bantu pembelajaran yang dioptimalkan dalam bentuk

permainan yang diterapkan dengan bentuk dan pola permainan yang lebih

kreatif dan variatif telah mendorong siswa untuk aktif bergerak, memacu

semangat siswa mengikuti pembelajaran dan meningkatkan kemampuan

lompat jauh gaya jongkok, dengan hasil pembelajaran mencapai 89%

(24 anak) tuntas belajar.

2) Pemberian reward secara terus-menerus, baik melalui ucapan kata-kata

pujian maupun acungan jempol dan tepuk tangan dapat meningkatkan

Page 78: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

motivasi siswa dalam pembelajaran dan memacu siswa untuk dapat

melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan lebih baik.

3) Masih ada 3 anak (11%) yang belum tuntas, namun demikian kemampuannya

sudah lebih meningkat daripada sebelumnya, sehingga masih perlu

bimbingan lebih lanjut dari peneliti pada pembelajaran berikutnya.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Dari hasil deskripsi tiap siklus dapat dilakukan perbandingan tingkat

keberhasilan atau peningkatan yang dicapai dari pratindakan dan antarsiklus, yakni

siklus I dan siklus II. Untuk lebih memperjelas deskripsi perkembangan hasil belajar

lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar

Kabupaten Banjarnegara, di bawah ini disajikan tabel dan grafik peningkatan hasil

belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 6. Peningkatan Ketuntasan Siswa pada Pembelajaran Lompat Jauh

Gaya Jongkok dari Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

No. Kegiatan Pembelajaran Tuntas Tidak Tuntas

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

1. Pratindakan 11 41% 16 59%

2. Siklus I 18 67% 9 33%

3. Siklus II 24 89% 3 11%

Tabel 6 di atas menunjukkan adanya peningkatan tingkat keberhasilan atau

ketuntasan belajar siswa dari hasil pratindakan ke siklus I dan siklus II. Pada studi

pratindakan siswa yang tuntas hanya 11 anak (41%), belum tuntas 16 anak (59%)

meningkat pada siklus I siswa yang tuntas menjadi 18 anak (67%), belum tuntas 9

anak (33%), dan pada siklus II meningkat lagi jumlah siswa yang tuntas menjadi 24

anak (89%), belum tuntas 3 anak (11%).

Dari tabel 6 dapat digambarkan lebih jelas tentang peningkatan ketuntasan

siswa pada grafik di bawah ini.

Page 79: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 12. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa

dari Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

Dari grafik 12 di atas dapat dilihat peningkatan siswa tuntas belajar yang

cukup signifikan. Dari studi pratindakan ke siklus I terjadi kenaikan persentase

ketuntasan belajar siswa sebesar 26% atau bertambah 7 anak, sedangkan dari siklus I

ke siklus II terjadi kenaikan sebesar 22% atau bertambah 6 siswa yang tuntas belajar.

D. Pembahasan

1. Siklus I

Berdasarkan hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa untuk mengatasi

rendahnya hasil belajar siswa dalam lompat jauh gaya jongkok dengan menerapkan

optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SDN 2 Slatri,

Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara, ternyata memberikan peningkatan

kemampuan siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok dan pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar yang signifikan jika dibandingkan dengan studi

pratindakan yakni 67% siswa tuntas belajar. Dengan penerapan optimalisasi

penggunaan alat bantu pembelajaran ini terjadi kenaikan ketuntasan belajar sebesar

26% bila dibandingkan dengan sebelum tindakan.

Page 80: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tindakan perbaikan yang peneliti lakukan dengan menerapkan optimalisasi

penggunaan alat bantu pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk permainan

sederhana dan kompetisi antarkelompok, ternyata menimbulkan ketertarikan bagi

anak sehingga menumbuhkan semangat dan antusiasme dalam mengikuti

pembelajaran dengan sungguh-sungguh yang ternyata berkolerasi positif dengan

peningkatan hasil belajar siswa. Menurut Robert J. Havigart (1995:71) dalam Rusna

Ristasa (2008), anak usia SD memiliki karakteristik senang bermain, senang

bergerak, senang belajar/bekerja kelompok dan senang melakukan atau

melaksanakan atau meragakan sesuatu secara langsung. Karakteristik ini membawa

implikasi bahwa guru harus mampu merancang model pembelajaran yang

memungkinkan adanya unsur permainan, dan anak aktif bergerak.

Dari analisis hasil-hasil penelitian dan pengamatan pada siklus I belum

memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian tindakan

kelas ini. Namun demikian persentase ketuntasan siswa telah melebihi persentase

target capaian yang ditetapkan pada siklus I yaitu 60%. Masih adanya kelemahan-

kelemahan yang muncul dikarenakan sebagian siswa belum terbiasa dan kurang

memahami maksud dari penerapan optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran,

sehingga peneliti perlu melakukan upaya perbaikan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian siklus II yang mendasarkan hasil refleksi pada

siklus I, peneliti menerapkan optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran

melalui permainan dengan bentuk dan pola permainan yang lebih kreatif dan variatif

untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa, ternyata memberikan

peningkatan hasil yang signifikan daripada siklus sebelumnya yakni mencapai 89%.

Jika dibandingkan dengan pratindakan kenaikan ketuntasan belajar sebesar 48%, dan

jika dibandingkan dengan siklus I maka kenaikannya sebesar 22%. Hasil penelitian

ini juga membuktikan bahwa penggunaan alat bantu pembelajaran yang dioptimalkan

dalam bentuk permainan yang lebih variatif dan dilakukan dengan kompetisi

antarkelompok dapat menumbuhkan sikap positif pada diri siswa yang meliputi

kedisiplinan, semangat dan kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran, dan

sportivitas dalam bermain sehingga terbina kerja sama dalam kelompok dan saling

Page 81: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

menghargai teman ataupun lawan yang juga memberikan kontribusi positif pada

peningkatan kemampuan siswa melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan gerak

dasar yang benar.

Optimalisasi penggunaan alat bantu dalam pembelajaran lompat jauh gaya

jongkok dapat meningkatkan keberanian siswa untuk melakukan setiap kegiatan

latihan gerak dasar lompat jauh. Siswa tampak senang, merasa aman dan nyaman

dalam penggunaan alat bantu atau media pembelajaran yang turut memberikan

pengaruh signifikan dalam upaya meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya

jongkok pada siswa kelas V SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten

Banjarnegara. Hal ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Badru Zaman

(2008:44), yang menyampaikan bahwa penggunaan media pembelajaran bukan

merupakan fungsi tambahan tetapi memiliki fungsi sendiri dan merupakan bagian

integral dari keseluruhan proses pembelajaran sebagai sarana bantu untuk

mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

Dari analisis hasil-hasil penelitian dan pengamatan siklus II menunjukkan

bahwa tingkat ketuntasan siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang

ditetapkan dalam penelitian ini, sehingga penelitian tindakan kelas berakhir pada

siklus II.

Page 82: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya dan dipadukan dengan perumusan masalah serta perumusan hipotesis,

maka dapat disimpulkan bahwa penerapan optimalisasi penggunaan alat bantu dalam

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa

kelas V SDN 2 Slatri Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara tahun

pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dari ketuntasan belajar yang selalu meningkat

secara signifikan dari pratindakan sebesar 41% menjadi 67% pada akhir siklus I dan

kembali meningkat pada akhir siklus II menjadi 89%.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ini diketemukan cara yang lebih baik dalam mencapai

tujuan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V di SDN 2 Slatri

Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012

melalui penerapan optimalisasi penggunaan alat bantu pembelajaran. Selain itu ada

peningkatan pada aktivitas siswa dalam bergerak dan sikap positif yang ditunjukkan

oleh siswa meliputi kesungguhan dan semangat mengikuti pembelajaran, sportivitas

dalam bermain, dan terbinanya kerjasama dengan teman yang dapat berimplikasi

pada penerimaan materi dan pemahaman siswa sehingga memberikan kontribusi

positif dalam peningkatan kemampuan dan hasil belajar siswa.

C. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bagi guru Penjasorkes, hendaknya menerapkan optimalisasi penggunaan alat

bantu dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di sekolah.

2. Guru Penjasorkes hendaknya dapat mengembangkan berbagai model

pembelajaran yang di dalamnya terdapat unsur permainan dan optimalisasi

Page 83: OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN … · Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

penggunaan alat bantu pembelajaran, agar suasana pembelajaran menjadi

menyenangkan.

3. Bagi sekolah, hendaknya mendukung pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes

dengan menyediakan media dan sarana prasarana yang memadai.

4. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini perlu diteruskan atau

ditindaklanjuti oleh setiap guru. Oleh karena itu sikap positif guru lain dan

Kepala Sekolah sangat diperlukan.

5. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk penelitian ini dilanjutkan guna

mendapatkan temuan yang lebih signifikan.