OPERASI AYAKAN

22
OPERASI AYAKAN (SHIEVING) I. PRINSIP Operasi ayakan adalah suatu operasi pemisahan material secara mekanis dengan perbedaan ukuran partikel. II. MAKSUD dan TUJUAN 1. Memisahkan bahan atas dasar ukuran partikel, untuk memperoleh bahan dengan ukuran pertikel lebih uniform. 2. Menentukan luas permukaan spesifik bahan. III. LANDASAN TEORI Pengecilan bahan menjadi ukuran tertentu biasanya disesuaikan dengan tujuannya. Bahan padat dapat dipecah dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut: 1. Compression 2. Impact 3. Attrition 4. Cutting Setelah bahan itu dipecah tentunya bahan tersebut mempunyai ukuran partikel lebih kecil. Keseragaman ukuran dapat diperoleh melalui operasi ayakan, kemudian bahan tersebut dianalisis dengan perlakuan memisahkannya secara mekanis. Salah satu alat untuk menganalisis ukuran partikel yang telah menjadi ukuran kecil-kecil adalah Standar Ayakan Tyler. Karakteristik Partikel Zat Padat OPERASI AYAKAN | KELOMPOK 1

description

ayakan

Transcript of OPERASI AYAKAN

OPERASI AYAKAN (SHIEVING)

I. PRINSIPOperasi ayakan adalah suatu operasi pemisahan material secara mekanis dengan perbedaan ukuran partikel.

II. MAKSUD dan TUJUAN1. Memisahkan bahan atas dasar ukuran partikel, untuk memperoleh bahan dengan ukuran pertikel lebih uniform.2. Menentukan luas permukaan spesifik bahan.

III. LANDASAN TEORIPengecilan bahan menjadi ukuran tertentu biasanya disesuaikan dengan tujuannya. Bahan padat dapat dipecah dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut:1. Compression2. Impact3. Attrition4. Cutting

Setelah bahan itu dipecah tentunya bahan tersebut mempunyai ukuran partikel lebih kecil. Keseragaman ukuran dapat diperoleh melalui operasi ayakan, kemudian bahan tersebut dianalisis dengan perlakuan memisahkannya secara mekanis. Salah satu alat untuk menganalisis ukuran partikel yang telah menjadi ukuran kecil-kecil adalah Standar Ayakan Tyler.

Karakteristik Partikel Zat PadatPartikel zat padat secara individu dikarakteristikan dengan ukuran, bentuk dan densitasnya. Partikel zat padat homogeny memmpunyai densitas yang sama dengan bahan bongkahan. Partikel-partikel yang didapatkan dengan memecahkan zat padat campuran, misalnya bijih yang mengandung logam, mempunyai berbagai densitas, biasanya mempunyai densitas yang berbeda dari bahan lindaknya. Untuk partikel yang bentuknya beraturan, misalnya yang berbentuk bola dan kubus, ukuran dan bentuknya dapat dinyatakan dengan mudah. Tetapi partikel yang bentuknya tidak beraturan (seperti butir-butir pasir dan serpih mika), istilah ukuran (size) dan bentuk (shape) tidak begitu jelas dan harus didefinisikan secara acak.

Bentuk PartikelBentuk setiap partikel dikarakteristikkan dengan sferisitas atau kebolaan (Sphericity) S , yang tidak bergantung pada ukuran partikel. Untuk partikel berbentuk bola dengan diameter Dp, = 1; untuk partikel yang tidak berbentuk bola, sferisitas didefinisikan oleh hubungan :

S = (1) dimana :Dp=diameter ekivalen atau diameter nominal partikelsp=luas permukaan ssatu partikelvp=volume satu partikel

Diameter ekivalen kadang-kadang didefinisikan sebagai diameter bola yang volumenya sama dengan volume partikel itu. Tetapi, bahan-bahan berbentuk bijian (granular) halus, volume maupun luas permukaannya tidak mudah ditentukan secara eksak, sehingga Dp biasanya diambil dari ukuran nominal atas dasar analisis ayak (screen analysis) atau melalui pemeriksaan mikroskop. Luas permukaan didapatkan dari pengukuran adsorpsi atau dari penurunan tekanan di dalam hamparan partikel, dan kemudian pers. (1) diterapkan untuk menghitung S. Untuk kebanyakan bahan pecahan, nilai S berkisar antara 0,6 dan 0,8, seperti terlihat pada tabel 1; tapi untuk partikel yang telah membulat karena abrasi S bisa sampai setinggi 0,95.Untuk kubus dan silinder yang panjangnya L sama dengan diameternya, diameter ekivalen itu lebih besar dasri L, dan S yang didapatkan dari diameter ekivalen ialah 0,61 untuk kubus dan 0,87 untuk silinder. Untuk bentuk-bentuk itu sebaiknya digunakan diameter nominal L, karena rasio permukaan terhadap volume ialah 6/Dp, sama dengan bola, dan hal ini membuat S sama dengan 1,0. Untuk isian kolom (column packing) seperti cincin dan pelana, juga digunakan ukuran nominal untuk menentukan S.

Ukuran PartikelPada umumnya, diameter dapat ditentukan untuk setiap partikel yang ekidimensional. Partikel yang tidak ekidimensional, yaitu yang panjang pada satu arah ketimbang pada arah yang lain, partikel itu dikarakterisasi dengan dimensi utama yang kedua terpanjang. Untuk partikel berbentuk jarum, umpamanya Dp akan menunjukkan tebal partikel, dan bukan pada panjangnya.Ukuran partikel manurut konvensi, dinyatakan dalam berbagai satuan, bergantung pada jangkauan ukuran yang terlibat. Parikel-partikel kasar diukur dalam inci atau milimeter; partikel halus dengan ukuran ayak, partikel yang sangat halus dengan ukuran mikrometer. Partikel-partikel yang ultra halus kadang-kadang diberikan dengan luas permukaan per satuan massa, biasanya dalam meter persegi per gram.

Ukuran Partikel Campuran Dan Analisis Ukuran.Dalam contoh yang ukurannya seragam, dengan diameter Dp, volume total partikel ialah m/p, diameter m dan p masing-masing ialah massa contoh dan densitas partikel. Oleh karena volume satu partikel adalah vp, banyaknya partikel di dalam contoh N ialah :

N =(2)

Tabel 1. Sifat bola untuk bermacam-macam bahan.BahanSifat bentuk bolaBahanSifat bentuk bola

Bola, kubus, silinder Pasir Rounded 0,95

pendek (L = Dp)1,0Pasir Ottawa0,83

Cincin Raschig (L = Dp)Debu Coal0,73

L = Do, Di = 0,5 Do0,58Pasir Hitam0,65

L = Do, Di = 0,75 Do0,33Gelas Crushed0,65

Pelana Berl0,3Sempih Mica0,28

Luas permukaan partikel-partikel itu ialah, dari pers. (1) dan (2)

A = N sp = (3)Agar dapat menerapkan pers. (2) dan (3) terhadap partikel yang mempunyai berbagai ukuran dan berbagai densitas, campuran itu dipilahkan menjadi fraksi-fraksinya, masing-masing dengan densitas konstan dan ukuran yang mendekati konstan. Setiap fraksi ini ditimbang, atau partikel-partikelnya dicacah atau diukur dengan salah satu cara yang dapat digunakan. Pers. (2) dan (3) lalu dapat diterapkan terhadap setiap fraksi itu dan hasilnya kemudian dijumlahkan.Informasi dari analisis ukuran partikel didaftarkan untuk menunjukkan massa atau jumlah fraksi yang terdapat didalam setiap tokokan atau pertambahan kecil (increment) ukuran berbagai fungsi ukuran partikel rata-rata (atau jangkauan ukuran) di dalam tokokan itu. Analisis yang ditabulasikan dengan cara demikian dinamakan analisis differensial (differensial analysis). Hasilnya biasanya disajikan dalam bentuk histogram, seperti terlihat pada gambar 1a, dengan menggunakan kurva kontinu sebagai pendekatan terhadap distribusi, seperti ditunjukkan oleh garis putus-putus pada gambar itu. Cara kedua untuk menyajikan informasi itu ialah dengan menggunakan analisis kumulatif (Cumulatif Analysis) yang didapatkan dengan menjumlahkan tokokan-tokokan itu secara berurutan, mulai dari yang mengandung partikel terkecil; lalu mendaftarkan atau memetakan jumlah kumulatif tersebut terhadap diameter maksimum dari partikel yang terdapat di dalam tokokan itu. Gambar 1b, merupakan pemetaan terhadap analisis kumulatif distribusi yang terlihat pada gambar 1a. Dalam analisis kumulatif, data itu dapat dinyatakan dengan baik dalam bentuk kurva kontinu.Perhitungan mengenai ukuran partikel rata-rata, luas permukaan partikel, atau populasi partikel itu di dalam campuran itu dapat dibuat berdasarkan analisis differensial ataupun analisis kumulatif. Pada prinsipnya, metode yang didasarkan atas analisis kumulatif lebih tepat daripada yang didasarkan atas analisis differensial; sebab, bila kita menggunakn analisis kumulatif, kita tidak perlu lagi mengandaikan bahwa semua partikel yang terdapat di dalam satu fraksi tertentu mempunyai ukuran yang sama. Namun, dilain pihak ketelitian pengukuran besar partikel biasanya tidak memadai untuk kita menggunakan analisis kumulatif, sehingga perhitungan itu hampir selalu didasarkan atas analisis differensial saja.

Permukaan Spesifik CampuranJika densitas partikel p dan sferisitas s diketahui, luas permukaan partikel didalam setiap fraksi dapat dihitung dari pers. (3). Bila hasilnya untuk semua fraksi dijumlahkan kita akan mendapatkan A, yaitu permukaan spesifik (spesific surface), artinya luas permukaan total per satuan massa partikel. Jika p dan s adalah konstan, Aw diberikan oleh :

Aw = (4)

= dimana subkrip = masing-masing tokokan Xi =fraksi massa dalam setiap tokokan tertentu n =jumlah tokokan Dpi = diameter partikel rata-rata, diambil sebagai rata-rata aritmetik dari diameter terkecil dan terbesar di dalam tokokan itu.

Gambar 1. Distribusi ukuran partikel untuk powder :o analisis differensialo analisis kumulatif

Ukuran Partikel Rata-rataUkuran partikel rata-rata untuk campuran partikel didefinisikan menurut berbagai cara. Barangkali yang paling lazim dipakai ialah diameter pukul-rata volume-permukaan (volume-surface mean diameter) Dpi, yang dihubungkan dengan luas permukaan spesifik Aw.Didefinisikan oleh :

Ds =(5)Substitusikan pers. (4) ke dalam pers. (5) memberikan :

Ds = (6)Jika jumlah partikel di dalam setiap fraksi Ni diketahui, dan bukan fraksi massanya. Kadang-kadang, digunakan rata-rata lain. Diameter pukul-rata-rata aritmetik (arithmetic mean diameter) DN ialah :

DN =(7)dimana NT ialah jumlah partikel di dalam keseluruhan contoh.Diameter pukul-rata massa (massa mean diameter) Dw didapatkan dari persamaan :Dw = xi Dpi(8)Jika volume total contoh itu dibagi dengan jumlah partikel di dalam campuran (lihat di bawah) kita dapatkan volume rata-rata setiap partikel. Diameter partikel itu ialah diameter pukul-rata volume (volume mean diameter) Dv, yang didapatkan dari hubungan :

Dv = (9)Untuk contoh yang terdiri dari partikel seragam, diameter rata-rata, tentu saja sama. Tetapi untuk campuran yang terdiri dari partikel berbagai ukuran, masing-masing diameter rata-rata yang ada itu mungkin sangat berlainan satu sama lain.

Jumlah Partikel Di Dalam CampuranUntuk menghitung, dari analisa differensial, jumlah partikel yang terdapat didalam campuran, dapat kita gunakan pers. (2), yaitu persamaan untuk menghitung jumlah partikel yang terdapat di dalam setiap fraksi. Kemudian Nw, yaitu populasi total didalam suatu massa contoh, didapatkan dengan menjumlahkan senua fraksi. Untuk suatu bentuk partikel tertentu, volume setiap partikel itu sebanding dengan diameternya pangkat tiga, atauvp = a Dp3 (10)dimana a adalah faktor bentuk volume (volume shape factor). Dari pers.(2) dengan mengandaikan bahwa a tidak bergantung pada ukuran, maka

Nw = (11)

Luas permukaan spesifik, diameter rata-rata yang bermacam-macam itu , serta jumlah partikel dapat dihitung dengan mudah dari analisis ukuran partikel dengan menggunakan program komputer yang sederhana. Instrumen-instrumen pengukur untuk partikel-partikel yang sangat halus banyak yang sudah diprogramkan sehingga dapat menyatakan besaran-besaran itu secara langsung.

Analisis Ayak; Deret Ayak StandarAyak (screen) standar digunakan untuk mengukur besarnya partikel (dan distribusinya) dalam jangkau ukuran antara 3 sampai 0,0015 in (76 mm sampai 38 m). Ayak-ayak uji itu terbuat dari kawat, sedang rapat anyaman (mesh) dan ukuran kawatnya dibakukan dengan teliti. Bukan ayak itu berbentuk bujur sangkar. Setiap ayak itu diidentifikasi menurut mesh (rapat ayak) per inci. Bukaan sebenarnya tentulah lebih kecil dari angka meshnya, karena tebal kawat tentu harus diperhitungkan juga. Karakteristik dari suatu deret yang lazim yaitu deret ayak standar Tyler (Tyler standar screen series). Perangkat ayak ini didasarkan atas bukaan (lubang) ayak ukuran 200 mesh, yang ditetapkan sebesar 0,074 mm.

Luas bukaan pada setiap ayak tertentu adalah persis dua kalibukaan pada ayak ukuran berikutnya yang lebih kecil. Rasio dimensi anyaman yang sebenarnya pada suatu ayak terhadap ayak berikut yang lebih kecil, oleh karena itu ialah = 1,41.

Untuk mendapatkan pemisahan ukuran yang lebih rapat, dibuat pula ayak-ayak dengan ukuran-antara yang masing-masingnya mempunyai dimensi mesh atau 1,189 kali ukuran ayak standar yang lebih kecil berikutnya. Namun biasanya ayak antara ini tidak banyak dipakai.Dalam melakukan analisis, seperangkat ayak standar disusun secara deret dalam suatu tumpukan, dimana ayak denmgan anyaman paling rapat ditempatkan paling bawah, dan yang anyamannya paling besar ditempatkan paling atas. Contoh yang dianalisis lalu dimasukkan ke dalam ayak yang paling atas dan oengayak itu diguncang secara mekanis selama beberapa waktu tertentu, misalnya selama 20 menit. Partikel yang tertahan pada setiap ayak dikumpulkan dan ditimbang, dan massa pada setiap tokokan ayak itu dikonversikan menjadi fraksi massa atau persen massa dari contoh keseluruhan. Setiap partikel yang dapat lulus dari ayak yang terhalus dikumpulkan didalam suatu panci yang ditempatkan pada dasar susunan itu.Hasil dari analisis ayak ditabulasikan untuk menunjukkan fraksi massa pada setiap tokokan ayak sebagai fungsi dari jangkau ukuran mesh pada setiap tokokan itu. Oleh karena partikel yang tertahan pada suatu ayak tertentu adalah yang lulus dari ayak yang di atasnya, maka hanya diperlukan dua angka saja untuk menentukan jangkau ukuran suatu tokokan; angka yang pertama berdasarkan ayak yang meluluskannya, dan yang kedua ayak yang menahannya. Jadi, notasi 14/20 berarti lulus dari 14 mesh dan tertahan oleh 20 mesh.Contoh analisa ayak terlihat pada tabel 2. Dua kolom pertama memberikan ukuran mesh dan lebar bukaan didalam ayak, kolom ketiga ialahj fraksi massa dari contoh keseluruhan yang tertahan pada ayak yang bersangkutan. Fraksi itu ditandai dengan xi dimana i ialah nomor ayak dihitung dari bawah; jadi i = 1 menunjukkan panci dan ayak i + 1 ialah ayak berikut di atas ayak i. Lambang Dpi berarti diameter partikel, sama dengan besarnya bukaan anyaman pada ayak i.Dua kolom terakhir dalam tebel 2 menunjukkan diameter partikel rata-rata Dpi pada setiap tokokan dan fraksi kumulatif yang lebih kecil dari masing-masing nilai Dpi. Dalam analisis ayak, fraksi kumulatif ini kadang-kadang dituliskan bertolak dari ayak paling atas dan dinyatakan sebagai fraksi lebih besar dari ukuran tertentu.Pemetaan secara differensial data yang terdapat di dalam kolom 2 dan 3. Tabel 2 memberikan gambaran yang salah mengenai distribusi ukuran partikel karena jangkau ukuran partikel yang diliputnya berbeda dari suatu tokokan ke tokokan lain. Bahan yang terkumpul di atas satu tokokan (ayak Tertentu) lebih sedikit bila jangkau ukuran setiap jangkau itu masing-masing sama, dan data itu dapat dipetakan secara langsung. Namun, disini kita akan mendapatkan gambaran yang lebih tepat dengan memetakan xi/(Dpi+1 Dpi), dimana Dpi+1 Dpi ialah ukuran partikel dalam tokokan i. Hal ini diilustrasikan oleh gambar 2a yang merupakan pemetaan langsung, dan Gambar 2b yang merupakan pemetaan yang disesuaikan untuk partikel ukuran 20/28 mesh dan lebih kecil yang didaftarkan pada table

MeshBukaan ayak Dpi, mmFraksi massa yang tertahan, xiDiameter partikel rata-rata dalam tokokan, Dpi, mmFraksi kumulatif partikel yang lebih kecil dari Dpi

46810142028354865100148,6200Pan4,6993,3272,3621,6511,1680,8330,5890,4170,2950,2080,1470,1040,074-0,00000,02510,148,600,32070,25700,15900,05380,02100,01020,00770,00580,00410,00310,0075-4,0132,8452,0071,4091,0010,7110,5030,3560,2520,1780,1260,0890,0371,00000,97490,84990,52920,27220,11320,05940,03840,02820,02050,01470,01060,00750,0000

Tabel 2. Analisis Ayak

Grafik kumulatif dibuat dari hasil seperti yang didalam kolom 2 dan 5 dalam tabel 2. Bila jangkau menyeluruh ukuran partikel itu besar, pemetaan itu sering dilakukan dengan menggunakan skala logaritmik untuk diameter. Pemetaan kumulatif semilogaritmik daripada analisis dari tabel 2 diberikan dalam gambar 3.Pemetaan kumulatif itu dapat pula dibuat di atas kertas probabilitas-logaritmik dimana skala absis dibagi sesuai dengan distribusi probabilitas menurut Gauss. Analisa ukuran terhadap hasil dari mesin pemecah atau penggiling biasanya menghasilkan grafik garis lurus di atas kertas itu, sedikitnya untuk sebagian besar jangkau ukurannya. Grafik seperti itu dulu digunakan untuk ekstrapolasi ke ukuran partikel yang lebih kecil dari jangkau ayak penguji, tetapi karena sekarang sudah ada metode untuk mengukur partikel yang sangat kecil, hal tersebut di atas tidak diperlukan lagi.

Penentuan Ukuran Partikel Yang Sangat HalusUkuran partikel yang terlalu halus untuk analisis ayak dapat ditentukan dengan berbagai metode, antara lain dengan sedimentasi differensial, pengukuran porositas pada hamparan endapan, absorpsi cahaya di dalam suspensi, adsorpsi gas pada permukaan partikel, dan dengan mencacah secara visual di baah mikroskop. Dalam salah satu peranti pengukur, yaitu yang dinamakan pencacah Coulter (Coulter Counter), suspensi encer partikel dibuat didalam zat cair pembawa yang bersifat penghantar listrik. Suspensi itu dilewatkan secara perlahan melalui orifice yang sangat halus. Di dalam zat cair melintas orifice itu diberikan penurunan tegangan listrik; arus yang mengalir diantara hulu dan elektrode hilir lalu diukur.

IV. ALAT dan BAHAN1. Satu set ayakan dan timbangana. Tombol pengatur frekuensib. Tombol pengatur waktuc. Peganggan/ pengikat

V. PROSEDUR1. Ditimbang tokokan dan pan kosong dari alat ayakan.2. Alat diset sesuai gambar dengan urutan pan paling bawah dan selanjutmya tokokan yang berurutan semakin ke atas nilai mesh-nya makin kecil.3. Bahan padat / arang (coal) ditimbang sebanyak 10 gram4. Arang dimasukkan ke dalam tokokan paling atas. 5. Alat ayakan dinyalakan sampai waktu dan frekuensi tertentu.6. Bahan di analisis dengan dua percobaan berat konstan dan waktu konstan7. Pan yang berisi coal ditimbang

VI. DATA PENGAMATANMassa konstan = 10 gramWaktu konstan = 2,5 menitT1 = 1,5 menitMassa 1 = 10 gramT2 = 2 menitMassa 2 = 12 gramT3 = 13 menitMassa 3 = 15 gram

VII. PERHITUNGAN1. Tabel 1.1 (Berat Mesh Kosong)NoMeshMassa (gr)

1. 80115,201

2. 100107,500

3. 120100,865

4. 140106,534

5. 170102,188

2. Tabel 1.2 Variasi massa 10 gram; 12 gram; 15 gram dalam waktu 2,5 menitMeshMassa (gr)

10 gr12 gr15 gr

80116,968116,968117,263

100109,250108,188113,808

120101,750103,561104,736

140112,285109,697107,385

170107,878103,869105,097

3. Tabel 1.3 Variasi waktu 1,5 menit; 2 menit; 3 menit dengan massa 10 gramMeshWaktu (menit)

1,523

80118,013116,722116,096

100109,304108,132114,313

120100,915100,929103,063

140106,866106,598108,421

170109,112103,268104,582

4. Tabel 1.4 Selisih berat tokokan variasi massaMeshMassa (gr)

10 gr12 gr15 gr

801,7671,7392,062

1001,7500,6886,308

1200,8852,6963,871

1405,7513,1630,851

1705,6901,6812,909

5. Tabel 1.5 Selisih berat tokokan variasi waktuMeshWaktu (menit)

1,523

802,8121,5210,895

1001,8040,6326,813

1200,0500,0642,198

1400,3320,0641,887

1706,9241,0802,394

VIII. PEMBAHASAN1. Pada praktikum operasi ayakan yang terjadi ini berdasarkan pada standar ayakan tyler, ayakan disusun secara bertingkat dengan jumlah mesh terkecil sampai terbesar ke bawah.2. Praktikum ini memerlukan ketelitian dalam penimbangan coal yang akan diayak, hal ini dimaksudkan untuk akurasi percobaan agar lebih baik.3. Akurasi juga diharuskan pada penimbangan tokokan awal kosong dan bisa dipastikan tokokan dalam kondisi bersih.4. Dalam opersionalnya didapat hasil yang telah diayak, jumlahnya tidak sesuai pada permulaan bahan sebelum diayak dikarenakan alat yang tidak layak lagi (harus diganti) sehingga menyulitkan proses penimbangan.5. Waktu dan frekuensi yang ditentukan sangat berpengaruh akan hasil dari pengayakan tersebut.

XI. KESIMPULAN1. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa semakin besar guncangan yang diberikan maka luas permukaan spesifik yang didapat semakin besar.2. Begitupun juga bila semakin lama waktu untuk mengguncangkan maka semakin besar pula luas permukaan spesifik yang didapat.3. Perhitungan luas permukaan spesifik dengan metode Analisis Differensial lebih kecil hasilnya bila dibandingkan dengan metode Analisis Kumulatif.4. Pada percobaan operasi ayakan ini diperlukan kelihaian dan kejelian dalam penimbangan yang didapat.5. Faktor penyebab berkurangnya jumlah bahan yang diayak haruslah dihindarkan sedini mungkin, seperti angin, kesalahan penimbangan (bisa diakibatkan oleh alat yang tidak layak), atau faktor akurasi lainnya.

IX. TUGAS1. Aplikasi dunia industry ayakan minimal 3 dan alasannyaJawab:a. Menara ayak (sieve-tray tower) merupakan salah satu contoh perlatan yang banyak digunakan dalam distilasi.Pola aliran pada setiap piring yaitu aliran silang (cross flow) dan bukan aliran lawan arah (counter current). Diameter menara berkisar antara 1 ft (0,3 m) sampai lebih dari 30 ft (9 m) dan jumlah piring dari beberapa buah sampai puluhan buah. Menara ini berbenruk silinder vertical yang di dalamnya terdiri dari beberapa piring.Alat ini dirancang untuk membuat uap hasil yang mengalir naik mengalami kontak yang akrab dengan arus zat cair yang mengalir ke bawah. Saluran limpah (downspout) yang ada pada alat ini mengambil tempat 10 sampai 15 persen dari luas penampang kolom sehingga tinggal 70 80 persen saja luas kolom yang dapat digunakan untuk penggelembungan atau pengkontakkan. Pada kolom ukuran kecil, saluran limpah itu mungkin berupa pipa yang dilaskan ke piring dan menjulur ke atas sehingga membentuk tanggul bundar.b. Pengayakan merupakan bagian penting dari setiap proses produksi farmasi, terutama untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Pengayak dapat digunakan untuk menghilangkan kontaminasi untuk memastikan bahwa bahan-bahan dan produk jadi memiliki kualitas terjamin selama produksi dan sebelum penggunaan atau pengiriman. Namun, desain peralatan pengayak telah mengalami perubahan radikal dalam beberapa tahun terakhir untuk memenuhi tuntutan baru dari perusahaan manufaktur farmasi. Tuntutan tersebut, termasuk meningkatkan produktivitas, kualitas produk dan yang paling penting, kesehatan dan keselamatan operator. Aplikasi metode pengayakan dalam bidang farmasi antara lain. Biovailabilitas,makin kecil partikel, bioavailabilitas obatnya semakin baik. Sifat alir,makin besar partikel memiliki sifat alir yang baik daripada partikel berukurankecil. Absorbsi,makin kecil ukuran partikel makin mudah partikel diabsorbsi dan memberikanefek yang cepat. Pencampuran lebih mudah,pencampuran lebih mudah pada pertikel yang lebih kecil. Ukuran partikel mempengaruhi pelepasan obat. Ukuran partikel mempengaruhi formulasi. Pengendalian ukuran partikel penting untuk mencapai sifat alir yang diperlukan.c. Pengayakan (screening) yang banyak digunakan dalam skala industry merupakan pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel pasir silica.2. Analisa kesalahan minimal 5Jawab:a. Akurasi penimbangan yang kurang akibat alat sudah tidak layak (rusak).b. Faktor angin sehingga menyebabkan pada saat ditimbang kemungkinan akan jatuh kebawah.c. Proses pembersihan ayakan sebelum dimulai yang kurang bersih.d. Penglihatan pada waktu ayakan yang kurang ketelitian.e. Human error.3. Alat-alat crishing, cutting, grinding, minimal 5 alat, jelaskan keterangan alatnya, dan proses penggunaanJawab: a. Pemecah atau crusherCrushser paling membutuhkan kerja yang besar karena bertugas untuk memecah bongkahan yang sangat besar menjadi puing-puing yang lebih kecil. Pemecah utama (pertama) contohnya memecah bahan tambang menjadi ukuran 6-10 in. atau 150-250mm serpihan. Pemecah kedua hingga ukuran in (6mm). Terdiri dari: Jaw crusher Gyratory crusher Crushing rollsb. Penggiling (Grinder), menengah dan halusPenggiling menghaluskan hingga bubuk atau powder. Produk dari penggiling menengah, ukurannya dapat melewati ayakan 40mesh sedang produk dari penggiling halus (fine grinder) adalah dapat melewati ayakan 200 mesh. Penggiling ultrafine (sangat halus) umpamanya adalah tidak lebih besar dari in (6mm) dan ukuran produk: 1-550 m. Terdiri dari: Hammer mill, impactory Rolling compression mills Bowl mills Roller mills Attrion mills Tumbling mills Rod mills Ball mills, pebble mills Tube mills, compartment mills Hammer mills with internal classification Fluid energi mills Asitated millsc. Cutting MachinesPemotong (cutter) ukuran produknya, panjang: 2-10mm. Terdiri dari: Knife cutter, Dicer, Slitters

Ball Mill cara cutting

X. DAFTAR PUSTAKAAnonimus. 2003. Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia, Lab. Operasi Teknik Kimia FT-UMJ. Fakultas Teknik, Jurusan. Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta.Cabe W.L, Mc. and Smith, J.C. 1956. Unit Operation of Chemical Engineering, Mc.Graw Hill Ltd. New YorkSatibi, Lukman Dr. Ir. 2003. Diktat Kuliah Operasi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Jurusan. Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta.OPERASI AYAKAN | KELOMPOK 1