metode ayakan
-
Upload
faisal-razak-asahan -
Category
Documents
-
view
83 -
download
0
Transcript of metode ayakan
3.2. Metode Ayakan
Analisa besar butir ini pada umumnya berdasarkan kepada teori – teori kecepatan endapan
partikel (settling velocity of particle), analisa ayakan dan beberapa teori lainnya. Teori
kecepatan perngendapan partikellebih cocok digunakan pada butir – butir batuan yang
lebih halus, sedangkan butir – butir batuan yang relative lebih halus, sedangkan butir –
butir batuan yang lebih kasar lebih cocok digunakan dengan teori ayakan. Teori ayakan
ini mulai dipergunakan pada tahun 1704 (Krumbein, 1932).
Analisa besar butir
Dalam analisa ayakan diperlukan butiran – butiran batuan sedimen yang benar – benar
lepas, sehingga batuan sedimen klastik yang telah mengalami kompaksi perlu diuraikan
menjadio butiran – butiran lepas . Dan penguraian batuan sedimen dapat diuraikan secara
fisik dan kimiawi. Dalam melakukan analisa besar butir khususnya analisa ayakan
sebenarnya tidak sederhana seperti dalam prakteknya.
Beberapa seri ayakan yang dapat digunakan dalam analisa besar butir diantaranya adalah
ASTM sieve series, Tyler sieve series dan IMM sieve series dan masing – masing
mempunyai lubang bukaan yang berbeda.
Metode ayakan dengan menggunakan sieve
Berikut merupakan table ASTM sieve series, Tyler sieve series, IMM
sieve series :
ASTM sieve series Tyler sieve series IMM sieve
series
Mesh Opening
5 4.00
6 3.36
7 2.83
8 2.38
10 2.00
12 1.68
14 1.41
16 1.19
18 1.00
20 0.84
25 0.71
30 0.59
35 0.50
40 0.42
45 0.35
50 0.297
60 0.25
70 0.21
80 0.177
100 0.149
120 0.125
140 0.105
170 0.083
200 0.074
230 0.062
270 0.053
325 0.044
Mesh Opening
5 2.540
8 1.574
10 1.270
16 0.792
20 0.635
25 0.508
30 0.421
35 0.416
40 0.317
45 0.254
50 0.211
60 0.180
70 0.157
80 0.139
90 0.127
100 0.107
120 0.084
Dasar dari metode ayakan adalah bahwa butiran dibagi atas selang-selang kelas yang
dibatasi oleh besarnya lubang ayakan. Penyebaran kumulatif dari besar butir dalam hal ini
adalah yang lebih kasar yang tersangkut. Set dari ayakan ini banyak yang dipergukan
dalam teknik dan ada beberapa macam skala besar butir yangsering dipergunakan dalam
analisa ukuran besar butir, anata lain:
Skala besar butir “Udden dan Wentworth”
Skala besar butir “Attenberg”
Skala besar butir “Enginering”
Dalam analisa besar ukuran butir, macam sklala besar butir yanga akan dipergunakan
dapat dipilih salah satunya dari skala besar butir yang tersebut di atas. Selain skala-skala
tersebut di atas, juga disajikan skala besar butir LBPN-LIPI. Skala besar butir yang sering
digunakan adalah skala besar butir berbentuk logaritma yang merupakan deretan angka-
angka hasil minus logaritma dan disebut dengan skala ‘phi’.
σ (phi) = -2 log d : dimana d adalah diameter menurut skala Wentworth
(Krumbein, 1934).
Hal ini disebabkan karena lebih mudah dalam perhitungan dan data yang diperoleh dapat
di plot ke dalam kertas semi log atau kertas probabilitas atau kertas lainnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktikum lapangan mata kuliah sedimentologi laut ini berlangsung
selama 2 hari yaitu 31 Mei-1 Juni 2009 bertempat di Kota Cirebon, Jawa Barat. Lokasi
pertama tujuan praktikum dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Kejawanan Cirebon, Jawa Barat. Pengambilan sampel di lakukan dari pukul 13.00-15.00.
Setelah itu lokasi selanjutnya pelaksanaan praktikum lapangan dilakukan di Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut (P3GL) Jl. Kalijaga 101 Cirebon, Jawa Barat.
Ditempat itu mahasiswa mendapatkan pengarahan tentang cara pengolahan serta analisis
sampel dan pengolahannya dengan menggunakan software KUMMOD. Kemudian pada
tanggal 1 Juni 2009 dari pukul 11.00-14.00 bertempat di tempat yang sama (P3GL),
mahasiswa mendapatkan pengarahan tentang penggunaan Global Positioning System
(GPS) dan kemudian melaksanakan remind test.
4.2. Metode Ayakan
Dalam analisa besar butir kita akan menggunakan metode ayakan dengan tahapan
pengerjaan sebagai berikut :
Pertama sampel kita masukan kedalam oven selama 1 – 2 hari dengan suhu 100 – 110 ͣC
Sampel dimasukan kedalam oven
Setelah sampel mengalami pengeringan kita ambil sampel lalu kita timbang seberat 100
gram
Sampel yang sudah kering ditimbang
Setelah kita timbang sampel diberi air dengan saringan pan dengan ukuran 4 Ø < dan 4
Ø >
Disaring dalam pan saringan
Masukan sisa air saringan kedalam baskom lalu diamkan supaya mengendap hingga
jernih airnya selama 1 hari, setelah itu sampel dikeringkan kembali kedalam oven.
Sampel diendapkan selama 24 jam
Setelah sampel kering kita gunakan saringan pan dengan 7 tingkat kerapatan saringan
Lalu gunakan sieve shaker selama 15 menit
Masukan sampel dari pan saringan 1 – 6 kedalam baskom
Setelah itu ambil sampel ayakan, ayakan dalam pan saringan terakhir kita saring lagi
dengan pan saringan yang lebih rapat 7 tingkat pula lebih rapat dari pan saringan yang
pertama
Setelah itu gunakan sieve shaker kembali selama 15 menit
Lalu ambil sampel yang sudah kita shake masukan kedalam baskom, jadi jumlah sampel
ada 14 baskom lalu masukan kedalam plastic sampel lalu kita beri label
Lalu kita timbang kembali
Hasilnya kita tulis di form yang sudah tersediauntuk mengindentifikasi besaran butir
tersebut.
4.3. Metode Analisa Pipet
Dalam metode analisa pipet ini kita menggunakan pipet dalam pengindentifikasian besar
butir dalam penggunaan metode ini biasanya untuk sampel butir yang lebih halus, berikut
merupakan tahapan metode pipet :
Pertama kita endapkan sampel dalam beaker glass 1000 ml
Setelah itu kita keringkan dalam oven
Oven pengeringan
Lalu kita timbang beratnya berapa dalam 1000 ml itu (ex. 20 gram)
Setelah itu kita masukan kedalam tabung ukur 1000 ml terus kita homogenkan dengan
mengaduknya dalam temperature 30 – 32 ͣC
Lalu sampel kita kurangi dan masukan kedalam beaker glass setelah itu kita timbang
sampai 4 desimal
Setelah itu kita tambahkan dalam sampel tersebut natrium oksalat (1,36 gram / 1 liter)
dan natrium benzoate (1,06 gram / 500 ml) yang tujuannya agar menghilangkan buih
untuk memudahkan dalam pengukurannya
Lalu kita mulai melakukan analisa pipet, sediakan 5 gelas tabung 50 ml
Analisa pipet
Perlakukan sampel sesuai dengan standard jumlah sampel dan parameter waktu
Kocok gelas tabung dengan gagang untuk mengocok diamkan hingga 20 detik lalu ambil
dengan pipet 1 (tabung gelas 1)
Alat pengaduk
Lalu kocok gelas tabung dengan gagang untuk mengocok satu kali lalu diamkan selama
19 detik lalu ambil dengan pipet 2 (tabung gelas 2)
Perlakuan pipet
Lalu kocok gelas tabung dengan gagang untuk mengocok lima kali lalu diamkan selama
16 detik lalu ambil dengan pipet 3 (tabung gelas 3)
Table waktu perlakuan
Lalu kocok gelas tabung dengan gagang untuk mengocok dua kali lalu diamkan selama 15
detik lalu ambil dengan pipet 4 (tabung gelas 4)
Lalu kocok gelas tabung dengan gagang untuk mengocok dua kali lalu diamkan selama 24
menit lalu ambil dengan pipet 5 (tabung gelas 5)
Lalu pisahkan air dengan endapan sedimen
Setelah itu masukan endapan sedimen kedalam beaker glass
Masukan kedalam oven untuk proses pengeringan
Lalu timbang beratnya
Setelah itu kita compare dengan data form ukuran besar butir
Lalu catat hasilnya dalam form yang disediakan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum diatas adalah dalam pelaksanaan praktikum dilaksanakan di
pantai pelabuhan kejawan dan kita analisa di laboratorium P3GL Cirebon, analisa besar
butir dalam praktikum ini kita bagi menjadi dua sesi yaitu pertama sesi pengambilan
sampel dilapangan dan yang kedua kita analisa sampel di laboratorium.
Dalam pengambilan sampel kita menggunakan alat Grab sampel dengan tiga titik
pengambilan sampel dengan menggunakan GPS, kita menggunakan dua metode yaitu
metode ayakan dan analisa pipet, dalam pengerjaannya metode ayakan pada dasarnya
menganalisa besar butir yang tidak terlalu halus dibandingkan dengan metode analisa
pipet metode ini digunakan untuk mengindentifikasi besar butir yang lebih halus.