PEMANFAATAN LIMBAH BATU PECAH DARI DESA …mtbb.tsipil.ugm.ac.id/tesis/Riza_fauzan.pdf ·...

2
1) Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi MTBB Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM 3) Dosen Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM PEMANFAATAN LIMBAH BATU PECAH DARI DESA JERUKLEGI KULON DAN PASIR SUNGAI SERAYU DESA KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP UNTUK PEMBUATAN BATA BETON Riza Fauzan 1) , Muslikh 2) , Ashar Saputra 3) INTISARI Sumber batu pecah dan pasir sungai yang berada Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah belum dimanfaatkan secara optimal. Penggunaan batu pecah hanya untuk yang berukuran besar dan digunakan untuk pondasi. Sedangkan batu pecah berukuran yang kecil tidak dimanfaatkan sehingga terbuang dan menjadi limbah. Penggunaan pasir sungai dari Desa Kesugihan juga belum optimal karena butirannya dianggap terlalu halus, sehingga hanya dimanfaatkan sebagai urugan badan jalan dan urugan pondasi rumah sederhana. Penelitian ini memanfaatkan limbah batu pecah dan pasir sungai sebagai bahan pembuatan bata beton. Agregat halus yang digunakan adalah campuran limbah batu pecah yang berasal dari Desa Jeruklegi Kulon dan pasir halus yang diperoleh dari Desa Kesugihan, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, dengan ukuran butir lolos ayakan 4,8 mm. Dengan variasi komposisi limbah batu pecah terhadap pasir sungai adalah 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Komposisi perbandingan volume antara semen dan agregat halus adalah 1 : 4, 1 : 6, dan 1 : 8. Pengujian yang dilakukan meliputi berat jenis, kuat tekan, kuat lentur, modulus elastisitas, dan serapan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat jenis bata beton tertinggi sebelum pencampuran limbah dan pasir yang didapat adalah 1934,71 kg/ m3 pada campuran 1:4 dengan proporsi pasir 100% : limbah 0%, setelah pencampuran limbah dan pasir, berat jenis tertinggi yang didapat adalah 2012,25 kg/ m3 pada campuran 1:4 dengan proporsi pasir 75% : limbah 25%. Nilai kuat tekan bata beton tertinggi sebelum dilakukan pencampuran limbah dan pasir adalah 9,96 MPa pada campuran 1:4 dengan proporsi pasir 0% : limbah 100%, setelah dilakukan pencampuran, kuat tekan tertinggi yang didapat adalah 9,26 MPa pada campuran 1:4 dengan proporsi pasir 75% : limbah 25%. Kuat lentur tertinggi sebelum dilakukan pencampuran, didapat adalah 1,80 MPa pada campuran 1:4 dengan proporsi pasir 100% : limbah 0%. Setelah dilakukan pencampuran, kuat lentur tertinggi yang didapat adalah 1,93 MPa pada campuran 1:6 dengan proporsi pasir 50% : limbah 50%. Sebelum dilakukan pencampuran, serapan air tertinggi yang didapat adalah 12,99 % pada campuran 1:8 dengan proporsi pasir 100% : limbah 0%. Setelah dilakukan pencampuran, serapan air tertinggi yang didapat adalah 13,68 % pada campuran 1:8 dengan proporsi pasir 75% : limbah 25%. Sebelum dilakukan pencampuran, modulus elastisitas yang didapat adalah 1738,20 MPa pada campuran 1:4 dengan proporsi pasir 100% : limbah 0%. Setelah dilakukan pencampuran, modulus elastisitas tertinggi yang didapat adalah 1481,70 MPa pada campuran 1:8 dengan proporsi pasir 50% : limbah 50%. Harga pembuatan bata beton dengan material penelitian lebih murah bila dibandingkan pembuatan bata beton di Kabupaten Cilacap. Bata beton yang memenuhi syarat mutu dengan kuat tekan rerata minimum berdasarkan SNI 03-6861.1-2002 untuk mutu II dipakai campuran 1:6 dengan proporsi pasir 25% : limbah 75%, dan mutu III dipakai campuran 1:8 dengan proporsi pasir 0% : limbah 100%. Kata kunci : bata beton, limbah batu pecah, pasir sungai

Transcript of PEMANFAATAN LIMBAH BATU PECAH DARI DESA …mtbb.tsipil.ugm.ac.id/tesis/Riza_fauzan.pdf ·...

Page 1: PEMANFAATAN LIMBAH BATU PECAH DARI DESA …mtbb.tsipil.ugm.ac.id/tesis/Riza_fauzan.pdf · Kesugihan, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, dengan ukuran butir lolos ayakan 4,8 mm.

1) Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi MTBB Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM 3) Dosen Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM

PEMANFAATAN LIMBAH BATU PECAH DARI DESA JERUKLEGI

KULON DAN PASIR SUNGAI SERAYU DESA KESUGIHAN KABUPATEN

CILACAP UNTUK PEMBUATAN BATA BETON Riza Fauzan

1), Muslikh

2), Ashar Saputra

3)

INTISARI

Sumber batu pecah dan pasir sungai yang berada Kabupaten Cilacap, Provinsi

Jawa Tengah belum dimanfaatkan secara optimal. Penggunaan batu pecah hanya untuk

yang berukuran besar dan digunakan untuk pondasi. Sedangkan batu pecah berukuran

yang kecil tidak dimanfaatkan sehingga terbuang dan menjadi limbah. Penggunaan pasir

sungai dari Desa Kesugihan juga belum optimal karena butirannya dianggap terlalu

halus, sehingga hanya dimanfaatkan sebagai urugan badan jalan dan urugan pondasi

rumah sederhana.

Penelitian ini memanfaatkan limbah batu pecah dan pasir sungai sebagai bahan

pembuatan bata beton. Agregat halus yang digunakan adalah campuran limbah batu

pecah yang berasal dari Desa Jeruklegi Kulon dan pasir halus yang diperoleh dari Desa

Kesugihan, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, dengan ukuran butir lolos

ayakan 4,8 mm. Dengan variasi komposisi limbah batu pecah terhadap pasir sungai

adalah 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Komposisi perbandingan volume antara semen

dan agregat halus adalah 1 : 4, 1 : 6, dan 1 : 8. Pengujian yang dilakukan meliputi berat

jenis, kuat tekan, kuat lentur, modulus elastisitas, dan serapan air.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat jenis bata beton tertinggi sebelum

pencampuran limbah dan pasir yang didapat adalah 1934,71 kg/ m3 pada campuran 1:4

dengan proporsi pasir 100% : limbah 0%, setelah pencampuran limbah dan pasir, berat

jenis tertinggi yang didapat adalah 2012,25 kg/ m3 pada campuran 1:4 dengan proporsi

pasir 75% : limbah 25%. Nilai kuat tekan bata beton tertinggi sebelum dilakukan

pencampuran limbah dan pasir adalah 9,96 MPa pada campuran 1:4 dengan proporsi

pasir 0% : limbah 100%, setelah dilakukan pencampuran, kuat tekan tertinggi yang

didapat adalah 9,26 MPa pada campuran 1:4 dengan proporsi pasir 75% : limbah 25%.

Kuat lentur tertinggi sebelum dilakukan pencampuran, didapat adalah 1,80 MPa pada

campuran 1:4 dengan proporsi pasir 100% : limbah 0%. Setelah dilakukan pencampuran,

kuat lentur tertinggi yang didapat adalah 1,93 MPa pada campuran 1:6 dengan proporsi

pasir 50% : limbah 50%. Sebelum dilakukan pencampuran, serapan air tertinggi yang

didapat adalah 12,99 % pada campuran 1:8 dengan proporsi pasir 100% : limbah 0%.

Setelah dilakukan pencampuran, serapan air tertinggi yang didapat adalah 13,68 % pada

campuran 1:8 dengan proporsi pasir 75% : limbah 25%. Sebelum dilakukan

pencampuran, modulus elastisitas yang didapat adalah 1738,20 MPa pada campuran 1:4

dengan proporsi pasir 100% : limbah 0%. Setelah dilakukan pencampuran, modulus

elastisitas tertinggi yang didapat adalah 1481,70 MPa pada campuran 1:8 dengan

proporsi pasir 50% : limbah 50%. Harga pembuatan bata beton dengan material

penelitian lebih murah bila dibandingkan pembuatan bata beton di Kabupaten Cilacap.

Bata beton yang memenuhi syarat mutu dengan kuat tekan rerata minimum berdasarkan

SNI 03-6861.1-2002 untuk mutu II dipakai campuran 1:6 dengan proporsi pasir 25% :

limbah 75%, dan mutu III dipakai campuran 1:8 dengan proporsi pasir 0% : limbah

100%.

Kata kunci : bata beton, limbah batu pecah, pasir sungai

Page 2: PEMANFAATAN LIMBAH BATU PECAH DARI DESA …mtbb.tsipil.ugm.ac.id/tesis/Riza_fauzan.pdf · Kesugihan, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, dengan ukuran butir lolos ayakan 4,8 mm.

ABSTRACT

The sources of crushed stone and river sand in Cilacap District, Central Java

Province has not been used optimally. There are only the crushed stones in large size

that are used and it is used only for foundation. While the small crushed stones are

not utilized and became waste. The use of river sand from Kesugihan village is also

not optimal because the granules is considered too fine, so it is only used as land fill

of-street and simple house foundation.

This research use crushed stone waste and river sand as materials for making

concrete bricks. Fine aggregate used was a mixture of crushed stone waste from

Jeruklegi Kulon Village and fine sand obtained from Kesugihan Village, Kesugihan

Sub-district, Cilacap District, with maximum size 4.8 mm. Variations in the

composition of crushed stone waste on river sand was 0%, 25%, 50%, 75%, and

100%. The compositions of volume ratio between cement and fine aggregate are 1:4,

1:6, and 1:8. The tests performed included density, compressive strength, flexural

strength, modulus of elasticity, and water absorption.

The results showed that the highest density of the concrete bricks before

mixing crushed stone waste and sand is obtained 1934.71 kg/m3

in the mixture

volume variation 1:4 with proportion of 100% sand : 0% of crushed stone waste.

After mixing the crushed stone waste and sand, the highest density obtained was

2012.25 kg/m3 in the mixture volume variation 1:4 with 75% sand : 25% crushed

stone waste. The highest value of the compressive strength of concrete bricks before

mixing is 9.96 MPa in the mixture proportion of 1:4 with 0% sand : 100% crushed

stone waste. Then after mixing, the highest compressive strength of concrete bricks

is 9.26 MPa in the mixture volume variation 1:4 with 75% sand : 25% crushed stone

waste. The highest value of the flexural strength before mixing is 1.80 MPa in the

mixture volume variation 1:4 with 100% sand : 0% crushed stone waste. After

mixing, the highest flexural strength obtained is 1.93 MPa in the mixture volume

variation 1:6 with 50% sand : 50% crushed stone waste. The highest water

absorption before mixing is 12.99% in the mixture volume variation 1:8 with 100%

sand : 0% crushed stone waste. After mixing, the highest water absorption is

obtained 13.68% in the mixture volume variation 1:8 with 75% sand : 25% crushed

stone waste. The highest modulus elasticity before mixing is 1738.20 MPa in the

mixture volume variation 1:4 with 100% sand : 0% crushed stone waste. After

mixing, the highest modulus elasticity is 1481.70 MPa in the mixture volume

variation 1:8 with 50% sand : 50% crushed stone waste. The price of making

concrete bricks with research materials was cheaper than making concrete bricks in

Cilacap District. Concrete bricks that met the quality requirements with minimum

average of compressive strength based on SNI 03-6861.1-2002 for quality II used

mixture of 1:6 with 25% sand : 75% crushed stone waste, and for the quality III it

used mixture of 1:8 with proportion 0% sand : 100% crushed stone waste.

Key words: concrete brick, crushed stone waste, river sand