PEMANFAATAN BATU PECAH DESA TANJUNG …mtbb.tsipil.ugm.ac.id/tesis/wilujeng.pdf · Pengujian utama...

1
PEMANFAATAN BATU PECAH DESA TANJUNG BERINGIN DAN PASIR SUNGAI MUSI TABARENAH KABUPATEN REJANG LEBONG SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI ATAS BETON ASPAL (AC– BASE) Wilujeng Sriwahyuni ¹, Ir. Latief Budi Suparma, M.Sc., Ph.D. ², Ir. Suprapto Siswosukarto,Ph.D. ³INTISARI Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu mempunyai luas wilayah 1.515,76 Km2, memiliki potensi material galian C yang cukup besar. Batu pecah desa Tanjung Beringin dan pasir Sungai Musi desa Tabarenah Kecamatan Curup Utara Kabupaten Rejang Lebong yang penggunaanya sebagai lapisan perkerasan jalan masih belum maksimal, dalam hal ini disebabkan karena kurangnya penelitian dan informasi mengenai karakteristik dan sifat mekanis material dalam pengembangan dan pemanfaatan material lokal sebagai lapisan pondasi perkerasan lentur serta kurangnya investor yang mengelola pemecahan batu di daerah tersaebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan potensi penggunaan agregat kasar (batu pecah) dan agregat halus (pasir) sebagai campuran AC-Base untuk lalu lintas berat. Pada penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) variasi campuran agregat aspal jenis perkerasan AC-Base. Pengujian utama yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode pengujian marshall dan indirect tensile strength test. Hasil penelitian agregat kasar menunjukkan sifat fisik keausan 23,8%, kelekatan agregat terhadap aspal 98%, berat jenis bulk 2,557, penyerapan 1,552%, dan pasir memberikan data fisik sand equivalent 71%, berat jenis bulk 2,539 dan penyerapan 4,47%. Berdasarkan pengujian marshall standar diperoleh nilai kadar aspal optimum dari setiap masing-masing variasi 1, 2 dan 3 sebesar 6,2%, 5,2% dan 5,3%, untuk nilai density, VMA, VFA, VIM, stabilitas, flow dan Marshall Quotient variasi campuran 1 adalah 2,241 gr/cm³, 70,7%, 4,8%, 16,1%, 1.200 kg, 4,0 mm dan 305 kg/mm. Untuk variasi campuran 2 adalah 2,265gr/cm³, 65,5%, 4,9%, 14,1%, 1.288 kg, 4,0 mm dan 322 kg/mm dan variasi campuran 3 adalah 2,270 gr/cm³, 68,3%, 4,4%, 13,8%, 1.794 gr/cm³, 4,3 mm dan 422 kg/mm. Nilai indeks perendaman dari setiap masing-masing variasi 1, 2 dan 3 secara berurutan sebesar 82%, 92%, dan 91%, serta nilai tensile strength ratio sebesar 80,66%, 82,05%, dan 83,36%. Variasi 3 merupakan variasi terbaik yang direkomendasikan untuk perkerasan jalan jenis AC-Base karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan variasi 1 dan variasi 2. Kata kunci : Batu Pecah Tanjung Beringin, Pasir Tabarenah, AC-Base, Stabilitas, Marshall Quotient, Indirect Tensile Strength. ¹. Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi MTBB, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkunagn dan Lingkunngan Universitas Gadjah Mada ². Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, selaku Pembimbing Utama ³. Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, selaku Pembimbing Pendamping

Transcript of PEMANFAATAN BATU PECAH DESA TANJUNG …mtbb.tsipil.ugm.ac.id/tesis/wilujeng.pdf · Pengujian utama...

Page 1: PEMANFAATAN BATU PECAH DESA TANJUNG …mtbb.tsipil.ugm.ac.id/tesis/wilujeng.pdf · Pengujian utama yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode pengujian marshall . dan

PEMANFAATAN BATU PECAH DESA TANJUNG BERINGIN DAN PASIR SUNGAI MUSI TABARENAH KABUPATEN REJANG

LEBONG SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI ATAS BETON ASPAL (AC– BASE)

Wilujeng Sriwahyuni ⁽¹⁾, Ir. Latief Budi Suparma, M.Sc., Ph.D. ⁽²⁾, Ir. Suprapto Siswosukarto,Ph.D. ⁽³⁾

INTISARI

Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu mempunyai luas wilayah 1.515,76 Km2, memiliki potensi material galian C yang cukup besar. Batu pecah desa Tanjung Beringin dan pasir Sungai Musi desa Tabarenah Kecamatan Curup Utara Kabupaten Rejang Lebong yang penggunaanya sebagai lapisan perkerasan jalan masih belum maksimal, dalam hal ini disebabkan karena kurangnya penelitian dan informasi mengenai karakteristik dan sifat mekanis material dalam pengembangan dan pemanfaatan material lokal sebagai lapisan pondasi perkerasan lentur serta kurangnya investor yang mengelola pemecahan batu di daerah tersaebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan potensi penggunaan agregat kasar (batu pecah) dan agregat halus (pasir) sebagai campuran AC-Base untuk lalu lintas berat.

Pada penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) variasi campuran agregat aspal jenis perkerasan AC-Base. Pengujian utama yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode pengujian marshall dan indirect tensile strength test.

Hasil penelitian agregat kasar menunjukkan sifat fisik keausan 23,8%, kelekatan agregat terhadap aspal 98%, berat jenis bulk 2,557, penyerapan 1,552%, dan pasir memberikan data fisik sand equivalent 71%, berat jenis bulk 2,539 dan penyerapan 4,47%. Berdasarkan pengujian marshall standar diperoleh nilai kadar aspal optimum dari setiap masing-masing variasi 1, 2 dan 3 sebesar 6,2%, 5,2% dan 5,3%, untuk nilai density, VMA, VFA, VIM, stabilitas, flow dan Marshall Quotient variasi campuran 1 adalah 2,241 gr/cm³, 70,7%, 4,8%, 16,1%, 1.200 kg, 4,0 mm dan 305 kg/mm. Untuk variasi campuran 2 adalah 2,265gr/cm³, 65,5%, 4,9%, 14,1%, 1.288 kg, 4,0 mm dan 322 kg/mm dan variasi campuran 3 adalah 2,270 gr/cm³, 68,3%, 4,4%, 13,8%, 1.794 gr/cm³, 4,3 mm dan 422 kg/mm. Nilai indeks perendaman dari setiap masing-masing variasi 1, 2 dan 3 secara berurutan sebesar 82%, 92%, dan 91%, serta nilai tensile strength ratio sebesar 80,66%, 82,05%, dan 83,36%. Variasi 3 merupakan variasi terbaik yang direkomendasikan untuk perkerasan jalan jenis AC-Base karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan variasi 1 dan variasi 2.

Kata kunci : Batu Pecah Tanjung Beringin, Pasir Tabarenah, AC-Base, Stabilitas, Marshall Quotient, Indirect Tensile Strength. ¹⁾. Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi MTBB, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkunagn dan Lingkunngan Universitas

Gadjah Mada ²⁾. Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, selaku Pembimbing Utama ³⁾. Dosen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, selaku Pembimbing Pendamping