oo punya kti (perbaikan hasil).docx

download oo punya kti (perbaikan hasil).docx

of 45

description

kti

Transcript of oo punya kti (perbaikan hasil).docx

BAB IPENDAHULUAN

0. Latar BelakangMata adalah indera yang sangat penting bagi manusia dan merupakan syarat bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sayangnya tidak sedikit orang yang mengalami gangguan penglihatan dan bahkan mengalami kebutaan. Dilaporkan pada pertemuan Asia Pasific Academy of Ophthamologi di Sidney tahun bahwa 2010 angka kebutaan di Indonesia menempati urutan kedua setelah Etiopia. Berdasarkan laporan di atas kebutaan di Indonesia tidak hanya menjadi masalah kesehatan tetapi juga sudah menjadi masalah sosial.12Menurut data dari WHO tahun 2010 jumlah kebutaan terbanyak di dunia disebabkan oleh katarak (51%), diikuti oleh glaucoma (8%) dan Age related Macular Degeneration (5%). Sebesar 21% tidak dapat ditentukan penyebabnya dan 4% adalah gangguan penglihatan sejak masa kanak-kanak..12 Secara umum, katarak adalah perubahan lensa mata yang seharusnya jernih dan tembus pandang menjadi keruh. Penyebab katarak yang paling sering adalah proses degeneratif yang terkait dengan usia (age-related cataract) dan beberapa penyebab lain seperti trauma mata, penggunaan obat-obatan dan adanya riwayat penyakit sistemik. Terdapat beberapa klasifikasi katarak yaitu kongenital, juvenil, senil. intumesen dan brunesen. Upaya-upaya yang diperlukan untuk memperlambat terjadinya gangguan katarak adalah dengan melindungi mata dari sinar UV berlebihan, menjaga kadar gula darah tetap normal pada pasien diabetes melitus dan mengonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada mata.Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia. Perkiraan insiden katarak adalah 0,1%/tahun atau terdapat satu orang penderita katarak di antara 1000 orang setiap tahunnya. Penduduk Indonesia juga memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penduduk di daerah subtropis. Sekitar 16-22% penderita katarak yang di operasi berusia 60 Tahun 1. Jenis KelaminResponden yang memiliki ciri-ciri penampilan fisik seseorang yang menunjukan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari status rekam medisKriteria objektif :1. Laki-Laki1. Perempuan1. LateralisasiAdalah keterlibatan katarak apakah mengena satu atau dua mata dilihat dari status rekam medis.Kriteria objektif : 1. Unilateral : Jika mengenai satu mata1. Bilateral : Jika mengenai dua mata1. Diabetes MellitusAdalah diagnosis diabetes mellitus yang dilihat dari status rekam medis berupa hasil labolatorium gula darah sewaktu (GDS).Kriteria objektif :1. Menderita katarak : Jika kadar gula darah sewaktu (GDS) 200 mg/dL1. Tidak menderita katarak : Jika kadar gula darah sewaktu GDS 60 Tahun dan yang paling sedikit berusia 0 10 Tahun.

4. Gambaran Jenis Kelamin Penderita Katarak.Hasil rekam medik mengenai gambaran jenis kelamin penderita katarak di Klinik Orbita Makassar Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 5.2Distribusi frekuensi penderita katarak berdasarkan jenis kelamin di Klinik Orbita Makassar Tahun 2015.Jenis Kelamin(n)(%)

Laki laki55649,24

Perempuan57350,75

Total1129100

*sumber: data primerDari tabel di atas didapatkan bahwa penderita katarak di Klinik Orbita Makassar berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada penderita katarak berjenis kelamin laki-laki.4. Gambaran Lateralisasi Penderita KatarakHasil rekam medik mengenai gambaran lateralisasi penderita Katarak di Klinik Orbita Makassar Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 5.3Distribusi frekuensi penderita katarak berdasarkan lateralisasidi Klinik Orbita Makassar Tahun 2015Lateralisasi(n)(%)

Unilateral766,73

Bilateral105393.26

Total1129100

*sumber: data primerDari tabel di atas didapatkan bahwa penderita katarak di Klinik Orbita Makassar paling banyak adalah katarak dengan lateralisasi bilateral.

4. Gambaran Diabetes Mellitus Penderita KatarakHasil rekam medik mengenai gambaran ada tidaknya diabetes mellitus penderita katarak di Klinik Orbita Makassar Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 5.4Distribusi frekuensi penderita katarak berdasarkan klasifikasi diabetes melitus di Klinik Orbita Makassar Tahun 2015.Variabel(n)(%)

Menderita Diabetes Mellitus17115,14

Tidak Menderita Diabetes Mellitus95884,85

Total1129100

*sumber: data primerDari tabel di atas didapatkan bahwa sebagian besar penderita katarak di Klinik Orbita Makassar tidak menderita diabetes melitus.4. Gambaran Hipertensi Penderita KatarakHasil rekam medik mengenai gambaran ada tidaknya hipertensi penderita katarak di Klinik Orbita Makassar Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 5.5Distribusi frekuensi penderita katarak berdasarkan ada tidaknya hipertensi di Klinik Orbita Makassar Tahun 2015.Variabel (n) (%)

Menderita Hipertensi14212,57

Tidak Menderita Hipertensi98787,42

1129100

*sumber: data primerDari tabel di atas didapatkan bahwa sebagian besar penderita katarak di Klinik Orbita Makassar tidak menderita hipertensi.BAB VIPEMBAHASAN

Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui karakteristik penderita katarak di klinik Orbita Makassar Tahun 2015. 6.1 Karakteristik antara Usia dengan Penderita KatarakDari penelitian yang dilakukan di Klinik Orbita Makassar penderita katarak paling banyak datang dengan usia >60 tahun yaitu sebanyak 667 orang (59,07%). Hasil ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di BKMM Makassar tahun 2010 yang menunjukan persentasi penderita katarak pada usia >60 tahun sebesar 50,6%.14 Pada penelitian lain di puskesmas ciputat 20062010 juga menunjukan bahwa katarak sering ditemukan pada usia >60 tahun.13 Katarak akibat faktor penuaan atau katarak seniliis merupakan penyebab katarak terbanyak. Diduga kekeruhan lensa akbiat nukleus yang mengeras pada usia lanjut merupakan faktor yang mengakibatkan katarak.56.2 Karakteristik Jenis Kelamin pada Penderita KatarakProporsi pasien yang menderita penyakit katarak paling banyak didapatkan pada jenis kelamin perempuan sebanyak 573 orang (50,75%) dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 556 orang (49,24%). Hasil ini berbeda dari penelitian yang di lakukan di Ciputat tahun 2010 yaitu penderita katarak pada jenis kelamin laki-laki sebesar 50,9% dan pada jenis kelamin perempuan sebesar 49%.13 Pada penelitian lain di BKMM Sulawesi Utara tahun 2014 juga menunjukan persentasi kejadian katarak lebih banyak didapati pada jenis kelamin laki-laki yaitu 51,4%.17 Namun perbedaan selisih kurang dari 2% menunjukan tidak ada perbedaan yang berarti antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan angka kejadian katarak.6.3 Karakteristik Lateralisasi dengan Penderita KatarakPada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar pasien menderita katarak bilateral yaitu 1053 (93,26%). Katarak dengan lateralisasi unipolar lebih banyak kita dapati pada katarak sekunder akibat penyakit intraokuler, katarak pada anak, dan katarak traumatik yang mengenai satu mata.1 Pada penelitian ini kemungkinan penyebab katarak terjadi karena faktor usia sehingga persentase katarak dengan lateralisasi bipolar lebih banyak ditemukan. 6.4 Karakteristik antara Diabetes Melitus dengan Penderita KatarakBerdasarkan hasil yang ditemukan di Klinik Orbita Makassar sebagian besar responden penderita katarak tidak mengalami diabetes mellitus yaitu sebanyak 958 orang (84,85%). Penelitian lain yang dilakukan di RSUD Budi Asih Jakarta pada tahun 2011 juga menunjukan hasil serupa yakni 62,7% pasien katarak tidak menderita diabetes melitus.16 Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan di BKM-Makassar tahun 2011 yang menunjukan ada hubungan yang bermakna antara penyakit diabetes melitus dengan kejadian katarak yakni 84% orang dengan diabetes menderita katarak.14 Pada penelitian ini kemungkinan penyebab katarak terjadi karena faktor usia sehingga tidak terpengaruh oleh kadar gula darah penderita.6.5 Karakteristik Hipertensi pada penderita KatarakPada penelitian ini didapatkan bahwa di Klinik Orbita Makassar jumlah penderita katarak paling banyak adalah yang tidak mengalami hipertensi yaitu 987 orang (87,42%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di RS Muhamadiyah Palembang pada tahun 2010 yang menunjukan hasil yang hampir sama antara penderita katarak dengan hipertensi yaitu (82,3%) dan penderita katarak yang tidak dengan hipertensi yaitu (73,8%).15 Namun dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa hipertensi bukan merupakan karakteristik yang berhubungan dengan katarak.

BAB VIIKESIMPULAN

7.1KesimpulanBerdasarka hasil penelitian yang penulis lakukan di Klinik Orbita Makasar mulai Januari November maka penulis memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :1. Penderita katarak lebih banyak pada usia >60 tahun.1. Penderita katarak lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki.1. Katarak bilateral lebih banyak terjadi daripada katarak unilateral.1. Sebagian besar pasein katarak tidak menderita diabetes melitus.1. Sebagian besar pasien katarak tidak menderita hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Riordan P, Whitcher JP. Vaughan dan Asbury Oftalmologi Umum. Edisi ke-17. Jakarta: EGC, 2014. hal 5-142. James B, Chew B, Bron A. Lecture Notes Oftalmologi. Edisi ke-9. Jakarta: Erlangga, 2006. hal. 77-783. Christanto, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran I. Edisi ke-4. Jakarta: Media Aesculapius; 2014. hal. 388-94. Khalilullah SA. Patologi dan pelaksanaan pada katarak senilis. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010.5. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2004. hal. 200-66. Ming ALS, Constable IJ. Color Atlas of Ophthalmologi. third edition. London: World Sceince, 2004. hal. 517. Khurna AK. Community Ophthalmologi in Comprehensive Ophthalmologi. fourth edition. New Delhi: New Age Limited Pubhliser, 2007. hal 1708. Oliver J, Cassidy L. Ophthalmologi at a Glance. first edition. USA: Blackwell Science Inc, 2005. hal. 739. Kahle. Color Atlas of Human Anatomy. vol.3. New York: Thieme, 2003. hal. 32410. Chuah G. Literature Review of Cataract. Singapore, 2000. hal. 2-411. Lesmana A. Perbedaan tajam penglihatan antara pengguna telepon pintar dengan yang tidak menggunakan telepon pintar pada siswa SMA St. Thomas 1 Medan. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 2011.12. Kementrian Kesehatan. Info Datin, Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 201413. Andriansyah MA. Karakteristik penderita katarak di puskesmas ciputat tahun 2006 2010. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 201114. Rasyid R. Faktor yang berhubungan dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar (BKMM) tahun 2010. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, 2011.15. Meidawaty DS. Hubungan Angka Kejadian Katarak Senilis dengan Hipertensi di Poliklinik Rawat Jalan RSMP Periode Januari-Desember 2010. Palembang: Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah, 2012.16. Arimbi AT. Faktor-faktor yang berhubungan dengan katarak degenerative di RSUD Budhi Asih Tahun 2011. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 201217. Hanok MS. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian katarak di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Provinsi Sulawesi Utara tahun 2014. Sulawesi Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 20152

30