Onkologi Bedah Kepala Dan Leher

108
ONKOLOGI BEDAH KEPALA DAN LEHER Di susun oleh : Fauzan Rochman Monica Wulandari Rany Ramadhani KS Pembimbing : dr. Yonki Kornel, SpTHT-KL, MKes

description

Fauzan Rochman

Transcript of Onkologi Bedah Kepala Dan Leher

ONKOLOGI BEDAH KEPALA DAN LEHER

Di susun oleh :Fauzan Rochman

Monica WulandariRany Ramadhani KS

Pembimbing :dr. Yonki Kornel, SpTHT-KL, MKes

Anatomi Fisiologi Kepala Leher

A. Kulit KepalaTerdiri dari 5 lapisan yang disebut SCALP:

• Skin atau kulit, • Connective tissue atau jaringan penyambung,• Aponeurosis atau galea aponeurotika,• Loose connective tissue atau jaringan penunjang

longgar dan • Pericranium

Inervasi : • Scalp ant - auricula : NV • Post auricula : pl. cervicalis arteri : • a. occipitalis, auricularis post, a temporalis supf. ( cabang a.

carotis ext) • a. supraorbitalis dan a. suprathrochlearis (cabang a. carotis

interna) di connective tissue & ada cabang kecil ke calvaria. • Laserasi scalp menyebankan perdarahan hebat karena vasa

darah di jar. Longgar

B. TengkorakTerdiri atas 2 bagian :

• Neurocranium • Viscerocranium

Anatomi

• Neurocranium: bagian yang melindungi otak dan organ yang bermembran didalamnya.– Calvaria– Cranial base (basis cranii)

Calvaria

Bassis Cranii

• Viscerocranium membentuk bagian depan dari kranium. Terbentuk dari 15 tulang, 3 tulang berbentuk singular di midline (mandibula, ethmoid, Vomer), dan 6 pasang tulang (maxilla, konka nasal inferior, zygomtic, palatine, nasal, dan tulang lacrimal)

Viscerocranium

Continue...

C. Selaput OtakTerdiri dari :• Lapisan Durameter• Lapisan Arachnoidea• Piameter

D. OtakTerdiri atas :• Serebrum,• Serebelum, dan • Medulla Oblongata.

Anatomi wajah

persyarafan

E. Anatomi Leher– Terdapat organ yang penting di leher : laring,

tiroid, dan galndula paratiroid– Tulang leher dibentuk ole 7 vertebrae cervical, os

hyoid, manubrium sterni, dan klavikula. Fungsi os hyoid adalah sebagai sanggaan dari otot di leher dan menjaga agar saluran udara tetap terbuka.

• Leher dibagi oleh muskulus sternokleidomastoideus menjadi :

1. Trigonum anterior atau medial2. Trigonum posterior atau lateral.

• Inervasi Leher– Oleh cabang pl. cervicalis (n. cervicalis 1-4) : • N. occipitalis minor • N. auricularis magnus • N. cutaneus colli • N. Supraclavicularis

– N. Vagus– N. Phrenikus

• N. Accesorius (N XI) – serabut berasal dr radix cranialis & radix spinalis

C3-7. – Sebelum mll for jugulare bergabung dgn N X ke

otot pharynx, larynx & palatum molle – Mll for jugulare ke m. sternomastoideus & m.

trapezius

• N. Hypoglossus(NXII) – mll canalis hipoglosi ke rr muscularis (m.

hyoglossus, m styloglosus, m genioglossus, otot inrinsik lidah, m. geniohyoideus , m. thyrohioideus

– berhub dgn n. cervicalis 2-3 mbtk ansa cervicalis (m. sternohyoid, m sternothyroid, m omohyoideus)

F. Drainase Sistem Limfe Leher– Sekitar 800 nodus limfoid pada manusia; 300

diantaranya terdapat di leher (Bailey dan Love) – Sekitar 75 kelenjar limfe terdapat di setiap sisi

leher, kebanyakan pada rangkaian jugularis interna dan spinalis assessorius (Roezin)

– Sepertiga dari 500 kelenjar limfe di tubuh terletak di atas klavikula (Cummings dkk)

• Kelenjar limfe yang selalu terlibat dalam metastasis yaitu rangkaian jugularis interna

• Terbagi atas kelompok superior, media, dan inferior. – Kelompok kelenjar limfe yang lain adalah

submental, sub mandibula, servikalis superfisialis, retrofaring, paratrakeal, spinalis assesorius, skalenus anterior, dan supraklavikula

• Aspek Klinis Sistem Limfe Leher– Patologi

Perubahan anatomi patologis dapat berupa: • Defek kelenjar limfe sbg akibat dari rusaknya struktur

normal kelenjar limfe oleh sel-sel metastatik ( tumor leher metastatik) .• Pembesaran kelenjar o.k. rangsangan ( hipertrofi,

hiperplasi kel. limfe)• Obstruksi saluran limfe: akibat infeksi ataupun

metastasis sel ganas• Pergeseran letak• Kolateralisasi

• Penyakit yang dapat menyebabkan pembesaran Kelenjar Limfe Leher – Inflamasi ( limfadenitis, limf hipertrofi, limf

abses)– Neoplasma primer (LH/LNH), sekunder

(metastasis)• Keganasan daerah kepala dan leher sering memiliki

etiologi, patologi, dan pola penyebaran yang sama (dengan arah tertentu, sesuai arah aliran limfe) • Secara umum, lokasi metastasis limfogen dari

karsinoma kepala dan leher “ bisa diperkirakan”

POLA DRAINASE LIMFATIK UNTUK KEGANASAN

• Massa tumor di daerah pre aurikula

dapat o.k. metastasis dari tumor ganas kelenjar parotis , kulit muka, kepala dan telinga homolateral.

• Gambar:

POLA DRAINASE LIMFATIK UNTUK KEGANASAN

• Massa tumor pada kelenjar yang berada di bawah m. sternokleidomastoid bagian atas atau pada kelenjar servikal supero posterior

o.k. metastasis tumor ganas di nasofaring, orofaring dan bagian posterior sinus maksilaris.

• Gambar :

POLA DRAINASE LIMFATIK UNTUK KEGANASAN

• Pembesaran kelenjar submental

dapat disebabkan o.k. metastasis tumor ganas di kulit hidung, bibir, atau bagian anterior mulut.

• Gambar:

POLA DRAINASE LIMFATIK UNTUK KEGANASAN

• Massa tumor pada segitiga sub mandibula

dapat disebabkan oleh tumor ganas primer di kelenjar sub mandibula, atau metastasis dari tumor ganas kulit muka homolateral, bibir, rongga mulut atau sinus paranasal

• Gambar:

POLA DRAINASE LIMFATIK UNTUK KEGANASAN

• Massa tumor di daerah kelenjar jugularis interna superior

o.k. metastasis tumor ganas di rongga mulut, orofaring posterior, nasofaring, dasar lidah atau laring.

• Gambar:

POLA DRAINASE LIMFATIK UNTUK KEGANASAN

• Pembesaran kel. G.B. (tunggal) di daerah vena jugularis di tengah2 leher

biasanya o.k.metastasis tumor ganas laring, hipofaring, atau kel. tiroid.

POLA DRAINASE LIMFATIK UNTUK KEGANASAN

• Pembesaran kel. Limfe di daerah vena jugularis bagian bawah

o.k. metastasis tumor ganas sub glotis, laring, tiroid, atau esofagus bagian servikal.

POLA DRAINASE LIMFATIK UNTUK KEGANASAN

• Pembesaran kelenjar limfe sub oksipital

biasanya o.k. metastasis tumor ganas kulit kepala bagian posterior, mastoid, atau aurikula.

POLA DRAINASE LIMFATIK UNTUK KEGANASAN

• Massa tumor di supraklavikula

biasanya o.k. metastasis tumor ganas di infraklavikula, esofagus bagian servikal atau kel. tiroid.

• Gambar:

Onkologi Kepala dan Leher

Pendahuluan

• Kanker kepala dan leher (tidak termasuk kanker otak, mata dan tulang belakang)– Adalah sebuah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan sejumlah tumor ganas yang tumbuh pd jaringan ataupun organ manapun di bagian kepala dan leher.

– Misalnya kanker pada mulut, tenggorokan, sinus, lubang pernapasan, pangkal tenggorokan dan kelenjar lidah.

Penyebab Kanker Leher Dan KepalaFaktor risiko untuk kanker kepala dan leher meliputi:• Merokok• Minum alkohol• Mengunyah tembakau atau buah pinang• Pemaparan berlebihan terhadap sinar matahari untuk kanker kulit• Riwayat keluarga dengan kanker nasofaring (NPC)Total peningkatan risiko pada kasus merokok dan minum alkohol secara

bersama-sama, lebih tinggi daripada risiko secara sendiri-sendiri dijumlahkan.

Gejala Kanker Leher Dan Kepala

Gejala• Gejala tergantung pada lokasi kanker.Umum untuk semua lokasi• Benjolan di leher – mungkin tumor itu sendiri,

atau nodi getah bening yang menjadi besar karena sel-sel tumor

• Hilangnya selera makan dan berat badan menurun secara signifikan

Mulut• Sariawan yang tak kunjung sembuh• Tumor atau jaringan tumbuhTenggorokan (laring, orofaring & hipofaring)• Suara serak• Sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh• Sulit atau sakit saat menelan

Hidung (rongga hidung, sinus & nasofaring)• Lendir berdarah atau hidung berdarah (mimisan)• Penyumbatan hidung• Telinga tersumbatKulit• Nodulus kulit baru khususnya jika terus tumbuh• Tahi lalat baru khususnya jika terus tumbuh atau

pigmentasi yang tak beraturan• Luka tak kunjung sembuh

Tumor pada Leher

• Beberapa hal yang harus ditanyakan pada saat anamnesa untuk memastikan adanya tumor diantaranya :• berapakah usia penderita?•Apakah massa tumbuh dengan cepat?•Apakah ada tanda-tanda infeksi atau peradangan?•Dimanakah letak massa tersebut dilehernya?•Apakah ada tanda-tanda keganasan ditempat lainnya sekitar kepala dan leher?

Massa Jinak LeherMacam-macam tumor jinak dileher :• Massa kistik leher kongenital

Kista celah bronkial Kista ductus tiroglosus Higroma kistik

• Massa pada KGB cervical Limfoma malignum

• Penyakit metastatik karsinoma sel squamosaAadinocarcinomaTumor badan carotisTumor-tumor neurogenis

Massa Kistik Leher kongenital

A. Kista celah brankial berasal dari tempat sisa tempat pembentukan leher saat masih janin (apparatus branchial). Berkembang dari arcus ke II, III, dan IV dan biasanya terdapat tonjolan sepanjang m. sternocleidomastoideus

...lanjutan

• Sering terjadi di usia 20-30 tahunan. • Biasanya hanya dirasakan

sebagai massa yang licin dan tidak begitu nyeri

• Membesarnya lambat dan terdapat di disekitaran m. sternocleidomastoideus

2. Kista ductus Tiroglosusmerupakan sisa saluran yang tertinggal pada pembentukan tiroid yang berkembang dan pindah ke distal sepanjang saluran yang melewati central corpus hyoideus lalu membelok dibawahnya dan turun sampai tingkat kartilago krikoidea.

3. Higroma Kistikmerupakan limfangioma yang timbul dari sisa saluran limfe pada leher. higroma kista dapat berupa kista berdinding tipis yang bisa terdapat dari dasar mulut hingga ke mediastinum

Limfoma Malignum

• Paling sering terjadi pada penderita dengan limfona Hodkin disease dan limfoma non-hodkin disease

Non-hodgkin disease hodgkin disease

Tumor Ganas

• Tumor ganas dibidang telinga, hidung, dan tenggorokan juga dapat memberikan penyebaran pada kelenjar-kelenjar limfe yang terdapat pada leher dan sekitarnya.

• Adanya tumor primer yang menyebar ke kepala dan leher dapat juga menyebabkan terjadinya metastase jauh seperti ke paru, GI tract,

Karsinoma Nasofaring

Manifestasi Klinis

Gejala dapat dibagi dalam lima kelompok, yaitu:1. Gejala nasofaring2. Gejala telinga3. Gejala mata4. Gejala saraf5. Metastasis atau gejala di leher

Manifestasi Klinis

• Gejala telinga:– rasa penuh di telinga,– rasa berdengung,– rasa tidak nyaman di telinga – rasa nyeri di telinga,– otitis media serosa sampai perforasi membran

timpani – gangguan pendengaran tipe konduktif, yang

biasanya unilateral

Manifestasi Klinis

• Gejala hidung:– ingus bercampur darah, – post nasal drip, – epistaksis berulang– Sumbatan hidung unilateral/bilateral

• Gejala telinga, hidung, nyeri kepala >3 minggu sugestif KNF

Manifestasi Klinis

• Gejala lanjut Limfadenopati servikal• Penyebaran limfogen• Konsistensi keras, tidak nyeri, tidak mudah

digerakkan• Soliter• KGB pada leher bagian atas jugular superior,

bawah angulus mandibula

Manifestasi Klinis

• Gejala lokal lanjut gejala saraf• Penjalaran petrosfenoid dapat mengenai

saraf anterior (N II-VI), sindroma petrosfenoid Jacob

• Penjalaran petroparotidean mengenai saraf posterior (N VII-XII), sindrom horner, sindroma petroparatoidean Villaret

DIAGNOSIS• Rhinoskopi posterior• Nasofaring direct/indirect• Biopsi• CT Scan/ MRI• FNAB KGB • Titer IgA anti :

– VCA: sangat sensitif, kurang spesifik

– EA: sangat kurang sensitif, spesifitas tinggi

•DPL•Evaluasi gigi geligi•Audiometri•Neurooftalmologi•Ro Torax•USG Abdomen, Liver Scinthigraphy•Bone scan

Staging• Untuk penentuan stadium dipakai sistem

TNM menurut UICC (2002)

T : tumor primer• T1 : tumor terbatas di nasofaring• T2 : tumor meluas ke jaringan lunak orofaring dan/atau fossa hidung• T2a – tanpa perluasan ke parafaring

T2b – dengan perluasan ke parafaring• T3 : tumor menginvasi struktur tulang dan/atau sinus paranasal• T4 : tumor dengan perluasan intracranial dan/atau keterlibatan saraf

cranial, fossa infratemporal, hipofaring, orbitN : pembesaran kelenjar getah bening regional

• Nx : tidak jelas adanya keterlibatan kelenjar getah benih (KGB)• N0 : tidak ada keterlibatan KGB• N1 : metastasis pada KGB ipsilateral tunggal, 6 cm atau kurang di

atas fossa supraklabikula• N2 : metastasis bilateral KGB, 6 cm atau kurangm di atas fossa

supraklavikula• N3a : > 6 cm• N3b : pada fossa supraklavikula

M : metastasis jauh• M0 : tidak ada metastasis jauh• M1 : ada metastasis jauh

PENGOBATAN

• RadioterapiStadium dini tumor primerStadium lanjut tumor primer (elektif),

KGB membesar• Kemoterapi

Stadium lanjut / kekambuhan sandwich• Operasi– sisa KGB diseksi leher radikal– Tumor ke ruang paranasofaringeal/ terlalu besar

nasofaringektomi

FOLLOW UP

• Pemeriksaan klinis, CT Scan ulang 2-3 bulan setelah radioterapi

• Tiap 3 bulan(2 tahun pertama) tiap 6 bulan(2 tahun berikutnya) setiap tahun (10 tahun pascaterapi)

PERAWATAN PALIATIF

• Menghilangkan rasa nyeri obat• Mengontrol gejala• Memperpanjang hidup• Menomorsatukan kualitas hidup

PROGNOSIS

• 5-years survival rate dengan hanya diradioterapi:– stadium I (85-95%)– stadium II (70-80%)– stadium III & stadium IV (24-80%)

• Tipe WHO: tipe 1 (kurang radiosensitif),tipe 2 & 3 (radiosensitif)

PROGNOSIS

• Faktor yang memperburuk: – stadium lanjut– > 40 tahun– laki-laki– ras Cina– ada pembesaran kelenjar leher– lumpuh saraf otak– tulang tengkorak yang rusak– metastasis jauh

• Maxillofascial Lession perlu diketahui utk:• Membedakan tumor jinak atau ganas• Mengenali gejala dini tumor ganas dirujuk ke dokter

THT

TUMOR MAXILLOFASCIAL

• Tumor jinak :• Osteoma • Ossifying fibroma (fibrous dysplasia)• Papilloma• Hemangioma• Kista dentigerus/folikuler• Kista Radikuler

• Tumor ganas :• Basal cell carcinoma (Rodent ulcer)• Keratinizing Squamous Cell Carcinoma• Melanoma maligna

Maxillofascial Lession

• Tumor ganas pada hidung & sinus paranasal– Dari Epitel:• Squamous Cell Carcinoma • Adeno Carcinoma• Adeno Cystic Carcinoma• Undifferentiated Carcinoma

– Dari Mesenkhim:• Osteo Sarcoma• Chondro Sarcoma• Lymphoma Maligna

57%

18%

10%

• Osteoma• Proliferasi tulang padat pada sinus Frontalis dan sinus

Ethmoidalis• Sefalgia, sinusitis berulang, rasa tertekan pada orbita• Dx: X-foto• Tx: observasi - operasi

• Ossifying Fibroma• Penonjolan unilateral tulang wajah• Berasal dari periosteum atau periodontal membran• Anak atau dewasa (usia 20-40 th)• Wanita > pria• Mandibula > maksila• Dx: X-foto• Tx: operasi untuk kosmetik

• Fibrous dysplasia• Mrp defek perkembangan atau metaplasia fibro-oseus• Banyak pd dekade I (sebelum pubertas)• Perempuan > Laki-laki• Maksila > mandibula• Dx: X-foto• Tx: operasi

• Kista dentigerus/folikuler• Kista otontogenik• Unilokuler, mahkota tempat asal kelainan yg belum

mengalami erupsi menghadap ke kista• Sebab: akumulasi cairan diantara reduksi enamel epitel

dan enamel permukaan gigi• Klinis: benjolan pd mandibula/maksila• Dx: X-foto (AP/lat, panoramik, Eisler, Water’s)• Tx: operasi (ekskokleasi)

• Kista Radikuler• Kista odontogenik berasal dari inflamasi yang

disebabkan berasal dari karies akibat rangsangan kronik, terbentuk granuloma di tulang rahang sekitar akar gigi yg kmd mengalami nekrosis di bag sentral shg tjd kista infeksi unilokuler• Kista menghadap ke akar gigi (srg di premolar & molar)• Dx: X-foto• Tx: operasi

• Papilloma• Inverted papilloma• Orang tua• Sering residif ganas (squamous cell carcinoma)• Mirip polip nasi• Dx: biopsi• Tx: operasi

• Hemangioma• Kongenital• Epistaksis, buntu hidung• Dx: biopsi• Tx: operasi

• Basal cell carcinoma (Rodent Ulcer)• Usia 60-70 th• Mula-mula nodul lunak, retraksi di tengah, tumbuh

lambat kmd meluas ke sekitarnya dan infiltrasi ke jar di bawahnya• Tidak metastase• Dx: biopsi• Tx: operasi

• Keratinizing squamous cell carcinoma• Mula-mula nodul lunak utk waktu yg lama, mendesak,

tumbuh cepat, terjadi ulserasi• Cepat tjd metastase ke limfonodi• Dx: biopsi• Tx: operasi

• Melanoma maligna• Kanker kulit yg paling sering• Usia 20-60 th• Seperti tahi lalat bertambah luas dg cepat, berbentuk

benjol, dapat membentuk satelit di sekitarnya• Tjd metastase• Pd bagian luar hidung, septum nasi• Epistaksis• Konsultasi dg ahli penyakit kulit• Hindari biopsi• Operasi radikal secepat mungkin, dilanjutkan

kemoterapi

Tumor Ganas Sinonasal

• Semua jenis tumor ganas penanganannya sama

• 3% tumor ganas daerah kepala & leher• Peringkat no. 2/3 di bidang THT• Letak tumor & kemungkinan perluasannya:

• Sinus maksilaris : 60%• Rongga hidung : 20%• Sinus etmoidalis : 15%• Vestibulum nasi : 4%• Sinus frontalis & sfenoid : 1%

• Laki-laki : wanita = 2 : 1

• Etiologi:– Pasti ???– Kelainan/kerusakan konstitusi genetik

• Tumor ganas sinus maksilaris byk pd org Jepang– Karsinogenik kimiawi

Kerusakan gen yg mengatur pertumbuhan & diferensiasi sel(proto-onkogen onkogen)1. Langsung (direct acting carcinogen)

– Gas mustard2. Tak langsung (pro carcinogen)

– Ion radium, isopropil, alkohol

– Lingkungan hidup(85% kanker ok/ pengaruh lingkungan hidup)• Terutama pd industri/pabrik: kayu, nikel (debu nikel), krom,

sepatu, arloji, batere, pemutih, gelas, bahan penyamak kulit

• Letak tumor & prognosisnya

Sebileau’s Three Planes

Level I ke level II prognosis makin jelek

Infrastruktur

Mesostruktur

Suprastruktur

Ohngren’s PlaneAnterior prognosisnya baik

Posterior prognosisnya jelek

• Gejala tumor ganas pd hidung & sinus paranasal

Untuk waktu agak lama tanpa keluhan sehingga diagnosis dini sulit

• Gejala awal yg perlu diperhatikan• Usia lanjut• Obstruksi nasi unilateral• Rinore unilateral• Epistaksis unilateral• Foetor nasi• Hipoestesi cabang N. Trigeminus• Rasa tertekan wajah & kepala

• Gejala perluasan tumor ke jaringan sekitarnya• Sefalgi perluasan ke intra kranial• Gangguan gerakan bola mata• Pendesakan bola mata• Pembengkakan daerah medial canthus, palpebra, pipi,

palatum dan alveolar• Gigi rahang atas goyang• Pembesaran limfonodi regional

• Diagnosis• Anamnesis• Pemeriksaan THT• Endoskopi• Biopsi diagnosis pasti• X-foto (Water’s, skull lateral, Rheeze), CT scan, MRI• Konsultasi dg ahli penyakit mata dan saraf• Dicari metastasis jauh• Sistem TNM

• Diagnosis banding• Infeksi sinus paranasalis dan komplikasinya• Tumor jinak rongga hidung dan sinus paranasal

• Terapi (tergantung jenis, lokalisasi & perluasan)

1. Operasi – Rinotomi lateral– Maksilektomi parsial– Maksilektomi total– Maksilektomi total + eksenterasi bulbi

2. Radiasi– Post operasi 6000 Rad– Sebagai paliatif

3. Kemoterapi • Dengan terapi yg tepat 5 ysr 30-40%

Tumor Laring

Tumor larynx yang menyerang pita suara kebanyakan adalah tumor ganas. Dengan gejala :

• Sakit yang tidak kunjung sembuh dengan pengobatan > 3 minggu

• Nyeri tenggorokan ringandan menetap

• Ada gangguan menelan, sesak nafas, batuk berdarah,dan ada pembesaran kgb

Tumor Ganas Pada Lidah

• Karsinoma sel squamosa

Tumor saliva

Skin cancer

• Basal cel carcinoma – Lesi bernodul dengan adanya penonjolan dari lesi

tersebut, lesi biasanya berwarna putih

carcinoma dari kulit wajah.Adanya sisi yang terputar, ulcerasi sentral, adanya penmbahan dari sub eppitel, tingkat kekeambuhan tinggi.

• Carcinoma sel skuamosa merupakan lesi yang lebih ganas dengan tingkat metastase tinggi

• Malignant melanoma kanker kulit paling ganas, terdapat tanda – tanda

• A = Asimetri• B = border• C = color• D = diameter• E = elevasi

Klasifikasi Tumor Ganas

• Klasifikasi sistem TNM1. Klasifikasi Klinis TNM2. Klasifikasi Kelenjar Limfe Regional

Klasifikasi Klinis TNMT (tumor primer)

TXT0TisT1, T2, T3, T4

Tumor primer tidak dapat ditemukanTidak ada tumor primerKarsinoma in situBesarnya tumor primer

N (kelenjar Limfa regional)

NXN0N1, N2, N#

Tidak dapat ditemukan kelenjar limfa regionalTidak ada metastase kelenjar limfa regionalBesarnya kelenjar limfa regional

M (metastase)

MXM0M1

Tidak ditemukan metastase jauhTidak ada metastase jauhTerdapat metastase jauh

Klasifikasi Kelenjar Limfa Regional

NX Kelenjar limfa regional tidak ditemukan

N0 Tidak ada metastase kelenjar limfa regional

N1 Metastase pada satu sisi, tunggal, ukuran 3 cm atau kurang

N2

N2a N2b N2c

Metastase pada satu sisi, tunggal, ukuran > 3 cm, < dari 6 cm atau lebih multiple, pada satu sisi dan tidak > 6cm atau bilateral/ kontralateral juga tidak lebih dari 6 cmMetastase pada satu sisi, tunggal, >3 cm dan <6 cmMetastase pada satu sisi, multiple ≤ 6cmMetastase bilateral / kontralateral ≤ 6 cm

N3 Metastase ukuran > 6cm

Stadium I T1 N0 M0

Stadium II T2 N0 M0

Stadium III T1/T2/T3 N1 M0

T3 N0 M0

Stadium IV T4 N0/N1 M0

T1/T2/T3/T4 N2/N3 M0

T1/T2/T3/T4 N0/N1/N2/N3 M1

KESIMPULAN

• 75% penderita atau pasien mengunjungi dokter untuk berkonsultasi dengan kanker yang sudah bertahap tinggi sehingga kemungkinan untuk sembuh pun jauh lebih rendah.

• Penyebabnya adalah tanda-tanda awal kanker ini seringkali diabaikan atau karena kurang diketahui. Untuk itu, lakukan upaya pencegahan dengan pendeteksian dini sebelum kanker leher dan kepala berlanjut ke tahap yang lebih serius.

Terima kasih …

• Treatment protocols for oral cavity, pharyngeal, and laryngeal cancers and for nasopharyngeal cancers are provided below, including generalized first-line therapy based on stage; chemoradiation therapy and induction chemotherapy for locally advanced disease; and first-, second-, and third-line chemotherapy for metastatic or recurrent disease.

• Generalized treatment recommendations for oral cavity, pharyngeal, and laryngeal cancers

• Treatment plans for all disease stages should be discussed at a multidisciplinary tumor conference involving ENT surgeons, radiation oncologists, and medical oncologists

• Selected patients with advanced or metastatic disease may receive surgical resection of their primary tumors, depending on their response to first-line therapy

• Surgery or radiation therapy for early or localized disease (oral cavity, pharyngeal, and laryngeal cancers) [1, 2]

• Stages I-II:

• Primary treatment for oropharyngeal cancers is surgical resection or definitive radiation therapy

• Surgery is the preferred approach except for some patients who may have early lip, retromolar trigone, and soft palate cancers

• Radiation therapy is preferred for patients who may not be able to tolerate surgery

• The radiation dose depends on tumor size; however, for early stage disease, doses of 66-74 Gy (2.0 Gy/fraction; daily Monday-Friday in 7wk) may be used with adequate results

• Chemotherapy with radiation therapy for locally advanced disease (oral cavity, pharyngeal, and laryngeal cancers)

• Stages III-IVB[1, 2]

• Surgery should be considered for locally advanced disease; however, definitive radiation therapy, concurrent chemoradiation, and induction therapy are alternative options for patients who are not candidates for surgery

• Concurrent chemoradiation therapy is the current standard of care for patients with locally advanced squamous cell carcinoma of the head and neck

• Chemotherapy is given for the duration of radiation therapy unless otherwise stated; definitive radiation doses used are 66-74 Gy (2.0 Gy/fraction; daily Monday-Friday in 7wk)

• Conventional fractionation for concurrent chemoradiation is ≥ 70 Gy (2.0 Gy/fraction)• Postoperative radiation dose is 60-66 Gy (2.0 Gy/fraction); preferred interval between

resection and postoperative radiation therapy is ≤ 6wk• The decision to treat the patient with concurrent chemoradiation therapy rather than

surgery, radiation, or chemotherapy individually should be made by a multidisciplinary tumor board (including a medical oncologist, a radiation therapist, and an ENT surgeon)

• Acceptable chemotherapy regimens for primary systemic therapy with concurrent radiation:

• Cisplatin 100 mg/m2 IV on days 1, 22, and 43[1, 2, 3, 4] or 40-50 mg/m2 IV weekly for 6-7wk[5] or• Cetuximab 400 mg/m2 IV loading dose 1wk before the start of radiation therapy, then 250 mg/m2

weekly (premedicate with dexamethasone, diphenhydramine, and ranitidine)[6, 7] or• Cisplatin 20 mg/m2 IV on day 2 weekly for up to 7wk plus paclitaxel 30 mg/m2 IV on day 1 weekly for up

to 7wk[8] or• Cisplatin 20 mg/m2/day IV on days 1-4 and 22-25 plus 5-FU 1000 mg/m2/day by continuous IV infusion

on days 1-4 and 22-25[9, 10, 11] or• 5-FU 800 mg/m2 by continuous IV infusion on days 1-5 given on the days of radiation plus hydroxyurea

1 g PO q12h (11 doses per cycle); chemotherapy and radiation given every other week for a total of 13wk[8] or

• Carboplatin 70 mg/m2/day IV on days 1-4, 22-25, and 43-46 plus 5-FU 600 mg/m2/day by continuous IV infusion on days 1-4, 22-25, and 43-46[12] or

• Carboplatin AUC 1.5 IV on day 1 weekly plus paclitaxel 45 mg/m2 IV on day 1 weekly[13] (see also the Carboplatin AUC Dose Calculation [Calvert formula] calculator)

• Acceptable chemotherapy regimens for patients receiving postoperative concurrent chemoradiation:

• Cisplatin 100 mg/m2 IV on days 1, 22, and 43[3, 4] or 40-50 mg/m2 IV weekly for 6-7wk[5]