Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

23
REFERAT ONKOLOGI BEDAH DAN TERAPI BEDAH ONKOLOGI Oleh Delidios Arimbi Pembimbing : dr. Fransisca Badudu SpB(K)-Onk 0

Transcript of Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

Page 1: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

REFERAT

ONKOLOGI BEDAH DAN TERAPI BEDAH ONKOLOGI

OlehDelidios Arimbi

Pembimbing :dr. Fransisca Badudu SpB(K)-Onk

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARANRUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

BANDUNG2012

0

Page 2: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

G0

Referat Sub Bagian Bedah OnkologiBagian/SMF Ilmu Bedah FKUP/RSHSOleh : Delidios arimbi__________________________________________________________________

ONKOLOGI BEDAH DAN TERAPI BEDAH ONKOLOGI

Pendahuluan2,3,4,5

Onkologi (onco,logy) merupakan pengetahuan mengenai tumor. Tumor yang disebut

juga neoplasma, didefinisikan sebagai setiap pertumbuhan baru dan abnormal yang tidak

terkontrol dan progresif.

Dalam keadaan normal, sel akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan

kebutuhan. Di awal siklus kehidupan, pertumbuhan sel terjadi secara eksponensial lalu

menjadi secara Gompertz sampai terbentuk embrio dengan bermacam-macam organ yang

masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Pelan-pelan sebagian sel itu berhenti tumbuh

sampai menjadi dewasa, dan hanya sel-sel tertentu saja yang akan terus tumbuh.

Pertumbuhan Sel Kanker

Pertumbuhan sel normal itu melalui beberapa fase berupa suatu siklus yang

disebut siklus sel. Terdapat lima fase proliferasi sel 4 :

Fase G 0 (Gap 0), Fase Istirahat: Sel deprogram untuk melaksanakan fungsi –fungsi

khusus.

Fase G 1 (Gap 1), Fase interfase: terjadi sintesa protein dan RNA

Fase S (sintesa), Terjadi sintesa DNA

M

G1

S

G2

1

Page 3: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

Fase G 2 ( Gap 2), Fase Premitosis: Setelah sintesis DNA selesai kemudian sintesa

protein dan RNA sebagai persiapan untuk fase Mitosis

Fase M(Mitosis), Fase Pembelahan sel, setelah fase ini selesai, siklus akan kembali lagi

ke fase awal.

Durasi setiap siklus sel sama pada hampir semua sel tumor yaitu 2 – 4,5 hari 1

Penatalaksanaan Bedah onkologi

Secara prinsip terapi bedah onkologi terdiri dari beberapa langkah , yaitu :

Pencegahan, Diagnosa dini dan staging, penyembuhan, pengurangan massa tumor,

peringanan gejala dan rehabilitasi pasien.

Akan tetapi dalam penanggulangan kanker seringkali dihadapkan dengan

kesadaran penderitan dan pengetahuan masyarakat mengenai keadaan kanker sehingga

seringkali datang ke dokter dengan stadium yang sudah lanjut. Kurangnya pengetahuan

dalam diagnostik dan terapi kanker oleh dokter yang pertama kali menangani pasien

mengakibatkan resiko mortalitas dan morbiditas pasien meningkat.

Tujuan terapi kanker secara prinsip terdiri dari 3 macam , yaitu:

1. Terapi kuratif (Penyembuhan)

Tujuan terapi kuratif adalah untuk meyembuhkan penderita dari kanker dan hanya

dimungkinkan pada stadium dini. Terapi yang dipilih adalah yang radikal,

biasanya tindakan bedah dan menimbulkan mutilasi yang terpaksa diterima, dapat

pula direncanakan terapi kombinasi

2. Terapi paliatif

Tujuan terapi paliatif adalah

- Memperbaiki kualitas hidup dan memeperbesar angka harapn hidup

- Mengatasi komplikasi yang terjadi.

- Mengurangi atau meringankan keluhan penderita

Terapi ini diberikan untuk kanker yang sudah stadium lanjut.Terapi untuk kanker

dapat berupa tindakan Pembedahan, Radioterapi, Kemoterapi, Imunoterapi dan

terapi Hormonal atau kombinasi.

2

Page 4: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

3. Terapi simptomatik

Terapi ini diberikan pada pasien yang tidak mempunyai harapan lagi, baik dengan

terapi pembedahan, radiasi maupun dengan kemoterapi. Pada pasien tersebut

diberikan obat –obatan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala.

Pencegahan Kanker

Faktor predisposisi terjadinya suatu keganasan adalah mutasi genetik dan

penyakit yang diderita seseorang. Dengan ditemukannya kode genom manusia, saat ini

makin banyak gen – gen yang berkaitan dengan timbulnya kanker ditemukan.

Terapi preventif (pencegahan) artinya operasi pengangkatan organ tubuh yang

beresiko. Akan tetapi dengan semakin terungkapnya mekanisme genetik penyebab

kanker, alternatif terapi non bedah secara perlahan dapat menggantikan terapi

pembedahan yang sifatnya ekstirpatif.

Adanya underlying disease atau kelainan kongenital atau defek genetik seringkali

berkaitan erat dengan timbulnya suatu keganasan pada organ tertentu. Sehingga apabila

kelainan tersebut terjadi pada organ nonvital, lebih baik organ atau jaringan tersebut

dibuang sebelum timbul adanya keganasan, seperti terlihat pada contoh tabel berikut ini.

Underlying condition Associated cancer Prophylactic Surgery

Cryptorchidism

Polyposis

Familial colon cancer

Ulceratif colitis

Multiple endocrine neoplasm type 2

and 3

Familial breast cancer

Familial Ovarian Cancer

Testicular

Colon

Colon

Colon

Medullary cancer of

Thyroid

Breast

Ovary

Orchidopexy

Total Colectomy

Total Colectomy

Total Colectomy

Total Thyroidectomy

Mastectomy bilateral

Oophorectomy bilateral

Tabel 1 Pembedahan profilaksis yang dapat mencegah terjadinya keganasan.3

DETEKSI DINI 2,3

3

Page 5: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

Screening cancer bertujuan untuk mendeteksi kanker pada stadium dini, sehingga

dapat diberikan terapi yang tepat sehingga meningkatkan angka kesembuhan.sedangak

tujuan utama dari screening kanker adalah untuk menekan tingkat mortalitas dan

morbiditias penderita kanker.

Deteksi dini merupakan kunci keberhasilan terapi kanker. Screening terhadap

kanker secara umum menggunakan tes yang tidak invasif untuk menemukan diagnosa

secara dini. Biasanya dengan menggunakan pembedahan yang minimal dengan tingkat

morbiditas yang minimal pula.Screening kanker yang baik harus mampu mendeteksi

secara dini walaupun asimptomatik dengan menggunakan pemeriksaan yang mudah dan

murah. Dengan deteksi dini tersebut kita dapat mendiagnosa secara dini penderita kanker.

Tetapi melakukan screening pada semua pasien untuk tiap tipe tumor sangat tidak praktis

dan sangat mahal. Sehingga target screening kanker adalah ,ereka yang memilki resiko

tinggi mendapatkan kanker, yaitu mereka yang memiliki riwayat keluarga menderita

keganasan seperti keganasan pada kololn, mammae dan thyroid.

Berikut ini adalah karakteristik kanker yang dianjurkan untuk dilakukan

screening:

- Tingkat mortalitas dan morbiditas yang tinggi

- Angka prevalensi yang tinggi

- Adanya kemungkinan perawatan yang efektif dikarenakan adanya deteksi dini

- Tersedianya tes screening yang baik dengan tingkat sensitifitas dan tingkat

spesifisitas yang baik dengan harga yang terjangkau.

Berikut ini adalah Tabel 2 tindakan deteksi dini kanker terhadap kelompok yang berisiko

tinggi sesuai dengan rekomendasi American Cancer Society2

Cancer site Population Test or procedure Frequency

Breast ♀, age 20 + Breast self-examination

Clinical breast examination

Mammography

Monthly, starting at age 20

Annual, starting at age 40

Colorectal ♀ and ♂, age 50+ Fecal occult blood test (FOBT)

Flexible sigmoidoscopy

Double contrast Ba enema (DCBE)

Every 5 year, starting at age 50

DCBE every 5 year, starting at

age 50

4

Page 6: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

Colonoscopy Colonsocopy every 10 year,

starting at age 50

Prostate ♂, age 50 + Digital Rectal Examination (DRE)

Prostate Specific Antigens (PSA) Test

Annually , starting at age 50

Cervix ♀ Pap test Beginning 3 year after first

vaginal intercourse, but no

later than 21 y.o, after age 30,

women who have had three or

more normal pap test and no

abnormal pap test in the last

10 year, and women who have

had a total hysterectomy, may

choose to stop cervical cancer

screening.

Tumor Marker

Beberapa dari sel tumor menghasilkan protein yang dapat dideteksi pada serum,

urine, cairan aspirat puting susu, atau dari jaringan pasien. Tumor marker dapat

diproduksi oleh sel kanker itu sendiri atau oleh tubuh sebagai response pertahanan tubuh

terhadap kanker. Produk protein tesebut lebih dikenal sebagai tumor marker, karena

jenisnya yang spesifik pada setiap sel tumor. Tumor marker yang pertama kali ditemukan

adalah enzym acid fosfatase pada tahun 1938 pada pasien dengan metastase ca prostate.

Pada tahun 1965 ditemukan tumor marker Carcinoembryonic Antigen (CEA) pada pasien

– pasien ca Colon. Tumor marker dapat berupa Tumor antigen atau enzim/hormon yang

dihasilkan oleh sel – sel tumor. Selain untuk deteksi terhadap tumor, Tumor marker juga

dapat dipakai untuk memonitoring response terhadap terapi atau untuk mendeteksi tumor

yang rekurren. Berikut ini adalah jenis – jenis Tumor marker yang spesifik terhadap jenis

tumor tertentu.1,7

Marker Tumors Condition causing fals positive

Carcinoembryonic Antigen Colorectal, Pancreas, breast,

Lung, Gastric, Medullary Thyroid

Hepatitis, cirrhosis, Jaundice,

COPD, Ulcer, Renal Failure

α – Fetoprotein Hepatoma, testicular Hepatitis, cirrhosis, pregnancies

β – HCG Testicular, trophoblastic

gestational tumor

Pregnancies

Prsotate Specific Antigen (PSA) Prostate Benign Prostate Hypertrophy

(BPH)

CA-15-3 Breast Hepatitis, Cirrhosis, Benign

5

Page 7: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

breast disease

CA-19-9 Colorectal, Biliary, Pancreas,

Gastric

Hepatitis, Cirrhosis, Cholangitis,

Cholestasis

CA-50 Colorectal, Pancreas, Gastric Hepatitis, Cirrhosis, Cholangitis,

CA-242 Colorectal, Pancreas, Gastric Hepatitis, Cirrhosis, Cholangitis,

CA-125 Ovarian Pregnancies, endometriosis, PID,

renal failure, menstruation

Terapi pembedahan 1,2,3,,6,7

Terapi pembedahan didasarkan pada suatu konsep bahwa suatu kanker berasal

dari penyakit lokal yang kemudian meluas (infiltrasi) pada jaringan sekitarnya secara

langsung (Perkontinuitatum) maupun menyebar secara hematogen atau limfogen ke

tempat – tempat yang jauh.

Berdasarkan konsep diatas maka tujuan pembedahan tumor adalah :

1. Mengangkat tumor primer beserta penyebarannya.

2. Mencegah local residif

3. Memperlama ”disease free interval”

4. Meningkatkan survival rate

Sebagian jenis kanker dapat diterapi dengan tindakan pembedahan yaitu dengan

cara mengangkat seluruh jaringan tumor beserta jaringan normal disekitarnya yang

diperkirakan sudah terinfiltrasi oleh tumor tersebut, jika tumor masih bersifat operable,

sedangkan tumor yang inoperable adalah tumor yang sudah metastase jauh dan banyak.

Hal–hal yang dapat dipergunakan sebagai pegangan dalam menentukan

operabilitas suatu tumor yaitu :

1. Luas tumor

Diukur dengan satuan centimeter ke segala arah, lalu dibuat suatu sketsa dengan

keterangan yang menggambarkan hubungan jaringan tumor dengan jaringan

sekitarnya.

2. Metastase

Dinilai dengan cara menentukan KGB regional atau KGB ditempat lainnya yang

membesar. Diperlukan pula pemeriksaan penunjang yang dapat membuktikan

adanya metastase jauh ke organ- organ lainnya.

6

Page 8: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

3. Kecepatan tumbuh tumor (Tumor Doubling time)

Diperkirakan dengan menghitung ukuran dan volume perluasan tumor ke suatu

jurusan dalam kurun waktu tertentu.

4. Gambaran mikroskopik

Pemeriksaan Histopatologi dari hasil biopsy diperlukan untuk menentukan terapi

lanjut yang akan dilakukan.

5. Sifat kimiawi dan biologi tumor

Sifat kepekaan tumor terhadap hormonal, reaksi terhadap zat sitotoksik, kepekaan

terhadap radiasi, metabolisme tumor sehingga menghasilkan zat – zat biologis

aktif, supaya dapat membantu meramalkan terapi lanjutan pasca operasi bila

diperlukan ataupun sebagai dasar menentukan prognosis.

Jika pembedahan telah dipilih sebagai terapi pada kanker maka tindakan

pembedahan harus dilakukan secara benar dengan memperhatikan prisnip - prinsip

onkologi. Hasil yang diharapkan dari tindakan pembedahan tunor secara umum adalah :

Menghilangkan sel – sel tumor dari jaringan tubuh dan mencegah timbulnya residif

( daerah yang bebas tumor baik secara makroskopik maupun secara mikroskopik).

Untuk mencegah residif pasca pembedahan , maka prinsip – prinsip onkologi dalam

tindakan operatif pembedahan maupun biopsi harus diterapkan meliputi :

1. Jangan menggunakan anestesi infiltrasi

Akan menyebabkan sel-sel tumor menyebar oleh jarum anestesi, juga akibat tekanan

dari zat berupa cairan saat dikeluarkan dari jarum suntik. Hal ini dapat

mengakibatkan terangkutnya sel-sel tumor ke jaringan sekitarnya.

2. Jangan menekan-nekan tumor

Penekanan pada masa tumor akan dapat menyebabkan pecahnya kapsel pembungkus

tumor sehingga sel-sel tumor mudah terlepas menyebar ke sekitarnya atau masuk

kealiran darah ataupun saluran limfe. Oleh karena itu jaringan sekitar tumor harus

diambil setebal mungkin walaupun secara makroskopik daerah tersebut bebas tumor.

7

Page 9: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

3. Jangan menarik-narik preparat tumor

Sel tumor mudah robek dengan adanya tarikan ringan saja sehingga dapat

menimbulkan kontaminasi daerah operasi akibat terjadinya hubungan antar sel tumor

dengan luka operasi, yang dapat menyebarkan tumor melalui peredaran darah.

4. Melakukan preparasi tumor harus selalu dengan sayatan tajam dengan

mempergunakan pisau, tidak sekali-kali melakukan sayatan tumpul.

Apabila dilihat adanya pemisahan jaringan tumor yang mudah (cleavage plain) harus

dicurigai adanya masa tumor yang tertinggal . Mencari batas tumor yang mudah

dilepaskan seperti pada eksisi tumor jinak tidak dibenarkan bila melakukan eksisi

tumor ganas. Batas 2 cm diluar daerah yang diamggap tidak ada tumor sudah cukup

aman untuk dijadikan patokan, kecuali pada kasus melanoma maligna, batas yang

dijadikan patokan adalah 6-7 cm diluar massa tumor.

5. Daerah kelenjar diangkat dalam suatu preparasi dengan tumor primernya dan jika

memungkinkan seluruh jarur metastase limfogen dari tumor primer kelenjar regional

sekitarnya juga harus diangkat seluruhnya, karena dianggap sebagai satu preparat..

6. Bekas biopsi, bekas operasi yang tidak radikal atau bekas punksi jarum jangan dibuka

atau diincisi kembali, karena daerah ini dianggap sebagai bagian dari tumor sehingga

harus ikut terangkat dalam satu preparat bersama masa tumor primernya pada saat

operasi definitive. Jika terpaksa harus membuat sayatan biopsi pada tempat-tempat

itu, maka luka insisi tersebut harus ditutup rapat dengan jahitan sub-kutikuler dan

pada permukaan atasnya disemprotkan cairan penutup luka kemudian dibungkus

dengan pelastik khisus secara off-site .

7. Permukaan tumor yang berulkus, tempat melekatnya tumor yang berulkus atau

tempat dimana tumor telah mencapai lapisan serosa, harus ditutup atau dikoagulasi

dengan tujuan agar tidak ada tumor yang mengkontaminasi daerah operasi.

8. Daerah permukaan reseksi usus sebelumnya dilakukan anastomose dibilas dengan

cairanpembunuh sel melalui bagian distal lumen usus, dengan menggunakan larutan

HgCl2 atau larutan sublimat1: 500 khususnys untuk sarcoma tetapi jika jenis

tumornya adenokarsinoma atau melanoma sbaiknya digunakan larutan Cetrimide !%

sedangkan intraperitoneal dipakai larutan Mustard 1% (Mechlorethamine 1 mg %)

atau larutan Thiotepa (5FU)

8

Page 10: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

9. Rongga-rongga besar seperti peritoneal atau pleura, tidak boleh dibilas dengan cairan

pembunuh sel karena dapat mengakibatkan keracunan. Sebagai penggantinya

diberikan kemoterapi secara perenteral dengan dosis yang diperhitungkan daoat

diterima penderita karena absorsinya dapat mencapai 100 % untuk menghindari

keracunan.

10. Penyinaran preoperative dilakukan pada kasus-kasus yang sebelumnya telah

dilakukan tindakan yang melanggar prosedur terapi pembedahan onkologi.

Sedangkan penyinaran post operatif dilakukan pada kasus-kasus dimana terdapat

kontak antara jaringan tumor dengan daerah operasi atau adanya keraguan pasca

pengangkatan tumor bila ada sisa sel tumor yang tertinggal.

Jenis-jenis operasi kanker6

1. Reseksi Lokal

Pengangkatan tumor dan jaringan sekitarnya yang memenuhi prinsip - prinsip

onkologi adalah 2 cm diluar daerah yang dianggap tidak ada tumor. Reseksi lokal

adekuat untuk neoplasma dengan gradasi rendah, tidak infiltrasi ke jaringan

sekitarnya, tanpa adanya ektensi ke kelenjar getah bening regional dan belum

bermetastase jauh. Contohnya Basal Sel Karsinoma,Tumor jinak mammae, dan

Tumor campuran kelenjar parotis. Pada tumor jinak mammae dilskuksn lumpectomy

2. Reseksi Lokal Radikal

Pengangkatan tumor dan jaringan sekitarnya yang lebih luas lagi, pada tumor

yang telah menginfiltrasi luas jaringan sekitarnya. Pada reseksi lokal radikal, jaringan

normal yang luas antara batas eksisi massa tumor dapat berfungsi juga sebagai barrier

yang mencegah sel tumor masuk kedalam saluran limfe maupun pembuluh darah.

Contoh tumor yang sering dilakukan reseksi jenis ini adalah soft tissue sarcoma,

carcinoma gaster dan esofagus, phylodes tumor. Pada phylodes tumor yang sudah

metastasis jauh dilakukan simple mastektomi

Tindakan reseksi likal radikal dapat juga dikerjakan untuk suatu tumor yang telah

dilakukan biopsi atau eksplorasi sebelumnya, karena kutis, subkutis, fascia dan otot

juga ikut diangkat sebagai suatu soft tissue sarcoma letak dalam diantara otot atau

9

Page 11: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

didalam otot itu sendiri maka tindakan reseksi lokal radikal adalah dengan

mengangkat bundle otot dari origo sampai insersinya, termasuk didalamnya fascia,

pembuluh darah, syaraf jaringan ikat serta kulit yang berdekatan dengan lesi tumor.

Hal ini dilakukan karena soft tissue sarcoma mempunyai kecenderungan untuk

berinfiltrasi sepanjang fascia dan otot yang letaknya cukup jauh dari lesi tumornya.

3. Reseksi Radikal dengan Eksisi Limfatik secara End-Block

Rseksi dilakukan pada neoplasma primer beserta KGB regional dan saluran

limfatiknya, karena ada sebagian neoplasma bermetastase secara limfogen. Kondisi

anatomis terbaik dan menguntungkan adalah jika terdapat aliran limfatik tunggal dari

lesi tumor KGB regionalnya. Tehnik operasi ini banyak dipakai sebagai terapi standar

dibidang bedah mulut, laring, faring, daerah colon, rektum, tumor testis, melanoma

maligna serta tumor cervix dan uterus. Kecuali pada tumor lidah dan carsinoma

mammae, end-block tetap dilakukan alaupun tumor belum bermetastase. Prinsip ini

pertama kali diterapkan oleh Mayer dan Halsted pada tindaakn operasi kanker

payudara, awal abad ke-20. Tindakan yang dilakukan berupa modified radikal

mastektomi atau radical mastectomy.

4. Pembedahan supra radikal ( Bedah Ekstentif)

Tehnik pembedahan yang dilakukan sebagai terapi tumor yang tumbuh lambat dan

mencapai ukuran yang sangat besar serta berinfiltrasi ke jaringan sekitar tanpa

metastase jauh. Kasus-kasus ini biasanya in-operable sehingga operatornya haruslah

seorang ahli bedah onkologi yang berpengalaman , contohnya : supraradikal

mastektomi

a. Pelvis eksenterasi

Pengangkatan organ pelvis (vesica urinaria, uterus dan rektum) beserta

jaringan sekitarnya. Contohnya : carcinoma cervix uteri residif

b. Hemi-pelviktomi

Melakukan reseksi ekstremitas inferior dan os ileum pada Osteosarcoma

femoris, acetabulum atau sebagian pelvis juga pada soft tissue sarcoma

otot-otot pada bagian proksimal atau daerah bokong.

c. Forquarter amputation

10

Page 12: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

Tehnik amputasi dengan melakukan reseksi pada ekstremitas superior dan

scapula . contoh osteosarcoma scapula dan bagian atas humerus.

5. Pembedahan Diagnostik

Biopsi atau pembedahan diagnostik (biopis insisi /biopsi eksisi) bertujuan

memperoleh sediaan jaringan yang cukup untuk melakukan diagnostik lengkap. Saat

berlangsungnya pembedahan dapat dibuat sediaan beku agar segera dapat diperoleh

keterangan tentang jinak/ganasnya tumor untuk merencanakan tindakan segera

selanjutnya. Untuk diagnosis ini kadang dilakukan biopsi insisi dimana hanya

sebagian jaringan tumor yang dikeluarkan.

6. Pembedahan pada Kanker yang rekurens

Pembedahan yang dilakukan pada kanker yang mengalami rekurens lokal dengan

derajat keganasan rendah, tumbuh lambat dimana reksesi ulang akan memberikan

waktu remisi yang cukup lama. Contoh soft tissue sarcoma yang residif, basal sel

karsinoma dan epidermoid carcinoma.

7. Pembedahan Sekunder (Reseksi Metastase Tumor)

Reseksi dari metastase tumor kadang-kadang dapat memberikan penyembuhan

sementara, biasanya pada jenis tumor yang tumbuh lambat. Reseksi daapt dilakukan

terutama bila lesi berbentuk soliter, misalnya segmentom atau lobektomi pada soft

tissue sarcoma yang bermestatase berupa fokus tunggal di paru.

8. Pembedahan Paliatif

Pembedahan yang tidak bertujuan menyembuhkan tetapi untuk tujuan mengurangi

atau meringankan gejala, beratnya penyakit, memperbaiki vitalitas sementara serta

memperpanjang usia penderita. Pembedahan paliatif juga bermanfaat untuk

mengeluarkan tumor yang mengganggu atau bertukak pada penderita yang tumornya

tidak dapat diatasi lagi dengan rdaioterapi dan kemoterapi. Contohnya : colostomy

atau gastro-jejenostomi untuk menghilangkan obstruksi pada carcinoma usus,

tindakan dekompresi untuk menghilangkan penekanan pada syaraf atau medulla

spinalis (mengurangi nyeri, mencegah terjadinya nyeri yang lebih fatal atau

kelumpuhan).

9. Pembedahan Sitoreduktif

11

Page 13: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

Pembedahan ini sring disebut juga pembedahan debulking, yang dilakukan apabila

massa tumor ganas tidak dapat dikeluarkan seluruhnya karena alasan teknis. Tujuan

pembedahan ini adalah untuk mengeluarkan sebanyak mungkin massa tumor dengan

harapan bahwa kemoterapi dan /atau radioterapi pasca operatif dapat menanggulangi

sisa massa tumor yang tertinggal.

10. Pembedahan beku dan kauterisasi

Pembedahan beku sangat berguna pada perdarahan atau reseksi tumor yang berulkus,

berabses atau nekrotik. Tumor dapat dicapai dengan cara endoskopi. Contohnya pada

penderita carsinoma rektum yang tidak dapat dioperasi secara radikal yang berat.

Operasi dengan cara ini umumnya bukan tindakan bedah radikal dan kuratif.

11. Pembedahan Interval

Pembedahan interval merupakan pembedahan yang dilakukan setelah pasien

menerimaterapi pendahuluan baik kemoterapi maupun radioterapi. Tujuannya untuk

mengontrol lokal tumor. Biasanya digunakan pada terapi osteosarcoma, ewings

sarcoma dan rhabdomyosarcoma.

Hasil terapi kanker 1

Respon terhadap terapi dapat diklasifikasikan sebagai :

- Complete (hilangnya lesi tumor secara total)- Partial (ukuran lesi tumor berkurang 50 %)- Stable dissease- Progressive dissease

Ukuran kesuksesan perawatan kanker sebenarnya ádalah kelangsungan hidup (survival).

Survival dapat berupa disease-free survival atau overrall survival.

Disease-free survival yaitu waktu bagi pasien untuk hidup setelah respon

complete atas terapi kanker tanpa adanya tanda-tanda rekurensi tumor. Sedangkan overall

survival yaitu waktu dari Sejak didiangnosa tumor hingga kematian pasien, tanpa

memperhatikan status tumor.

Survival rate 5 tahun umumnya digunakan untuk memonitor kemajuan perawatan

berbagai macam kanker. Untuk kebanyakan tumor, rekurensi dapat terjadi beberapa tahun

kemudian setelah percatan awal tumor primer. Statistik yang terjadi beberapa tahun

12

Page 14: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

kemudian estela perawatan awal tumor primer. Statistik yang lebih realistik adalah bila

berdasarkan pada periode 10 tahun. Survival rate 5 tahun untuk semua kanker sekitar 60

%

Daftar Pustaka

1. Argenta, LC : Principles of tumor biology (Chapter 46) in Basic Science for

surgeons A Review. WB Saunders. Pennsylvania. US. 2004. p 613-23.

2. Daily JM, et al : Oncology (Chapter 9) in Schwartz’s Principle of surgery. 8th ed.

New York. McGraw-hill. 2005. p249-89

13

Page 15: Onkologi Dan Terapi Bedah Oncologi Dios

3. Devita,JR : Principle of cancer Management: surgical oncology (Chapter 15) in

Principle and Practice of Oncology. 6th ed. Lippincot William&Wilkins.

Philadelphia. 2001.

4. Dewa Gede Sukardja : Onkologi Klinik, Airlangga University Press, Surabaya,

1996.

5. Dorland : Kamus Kedokteran, EGC, 1994.

6. Protokol PERABOI, 2003.

7. Sjamsuhidajat,R. Jong WD:Buku ajar Ilmu Bedah edisis revisi. EGC.

Jakarta.1997

14