OMa, QAp, QMei Ags Hikay~t...

2
. Kamis 0 Jumat 8 9 10 11 23 24 25 26 QJun QJul Q Ags Pikiran Rakyat Hikay~t ------ di -Dunia. o Selasa 0 Rabu 4 (!) 6 7 20 21 22 OMa, QAp, QMei Sejumkzh mahasiswa aktif dalam dunia pen£Utian. Setitik usaha "menerjemahkan" predikat mahasiswa. S ORE hari di Gedung JICA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Belasan orang duduk melingkar. Meteka masih mu- da. Kira-kira barn masuk perguruan tinggi. Mere- ka bersila menyimak penjelasan senior mereka. Gedung JICA biasa disebut gedung perkuliahan mahasiswa Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Aktivitas mahasiswajurusan ek- sakta sudah terlihat dari lantai dasar. Ada yang berdiskusi dengan buku-buku tebal. Ada pula yang asyik masyuk dengan laprop mencari tugas. "Kalolagi banyak tugas biasanya seperti ini," ujar TIa, mahasiswa MIPA. Di lantai dua, belasan mahasiswa yang duduk melingkar itu masih serius menyimak penjelasan dua seniomya. Satu orang masih berstatus maha- siswa.Satu lagi sudah jauh lebih tua. Rambutnya sudah sebagian memutih dan keriput di wajahnya tidak bisa disembunyikan. Tetapi, bicaranya masih tegas. "Dia adalah Pak Yusuf.Dia adalah dosen kami sekaliguspembina kami," kata TIa. Sebutan pembina adalah predikat YusufHilmi Adisenjaya yang telah 23 tahun membina kelom- pok mahasiswa Kelompok Pencinta Alam Biocita-Formica UP!. Kesebelas mahasiswa baru tadi adalah calon anggota muda Bio-Formica yang tengah ia beri arahan. "Kelompok ini bukan pencinta alam biasa yang sekadar jalan-jalan ke gu- nung. Seperti kebiasaan maha- siswadalam perkuliahannya, kelompok ini juga memiliki ak- tivitas yang sarna hanya be- dahya dilakukan di alam," kata . Yusufmenjelaskan kepada Kam- pus. Yusufmenjelaskan kegiatan unitnya tidak sekadar jalan-jalan ke gunung belaka, tetapi juga mahasiswa diajak untuk melakukan kegiatan penelitian lapangan. Mereka, kata Yusuf, meneliti bunga, tumbuhan, bi- natang, dan makhluk hidup lain- nya yang ada di alamoAktivitas ini merupakan jati diri KPA Biocita-Formica UP!. "Mahasiswa jadi terbiasa dengan aktivitas penelitian," ujamya menambahkan. Budaya meneliti Ada rumor yang beredar di kalan~ a~m o Sabtu 0 Mlnggu 12 13 14 15 16 27 28 29 30 31 QSep OOId 8Nov ODes . siswa bahwa mahasiswa (secara general) cuma asyik dengan aktivitas hedonisme dan bergaul di mal. Mahasiswa juga dituding tidak mem:andangkam- pus sebagai wahana ilmiah, melainkan sekadar tu- gas mengejar ijazah.Tudingan ini tidak berdasarkan pada bukti dan penelitian ilmiah. "Itu tidak benar seluruhnya seperti itu. TIdak se- mua kok mahasiswa seperti itu," kata TIa yang sedang meneliti bunga mawar. TIa mengatakan, tudingan itu tidak sepenuh- nya benar karena masih banyak mahasiswa yang juga menyelami kampus sebagai ruang berkarya ilmiah. Hal itu, ia dasarkan pada komunitas di fakultasnya yang berasal dari jurusan biologi. Ma- hasiswa berikut ini juga tidak sepenuhnya setuju dengan anggapan itu. Holi, mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padja- djaran. mengatakan, tudingan mahasiswa itu bisa benar clan salah. Masalah hams dilihat dari sistem pendidikan Indonesia saat ini. "Harusnya dilihat dari sistem pendidikan In- donesia saat ini," kata Holi. "TIdak bisa dibilang itu karena ketidakmauan mahasiswa," ujar maha- siswayang punya komunitas penelitian bemama Doccom ini. Mengutip penjelasan kriminolog se~ligus bu- dayawan YesmilAnwar, budaya itu ibarat rumah. Perangkat di dalamnya adalah manusia dengan Karyakreatif. \ Karyakreatif, Karyakreatif. Karyakreatif, inovatifdalam inovatifdalam inovatifdalam inovatifdalam penelitian menciptakan membuka membantu karyateknologi peluangusaha masyarakat Sesuaibidangilmu, \ Sesuaibidangilmu, Semua Semua Karyakelompok lintasbidang lintasbidang bidangilmuataubidangilmuatau yangtelah dianjurllan I dianjurllan yang relevan yang relevan dilaksanakan . Diploma. \ Diploma, Diploma. Diptoma, Diploma, \ ' Diploma, 5-1 5-1 5-1 5-1 5-1 5-1 3-5orang 3-5orang 3-5orang 3-5orang 3-5orang 2-3orang Insentif Insent« Rp3 juta Rp3 juta Artikel Artikel Inti Kegiatan Materi kegiatan Strata Pendidikan Jumlah Anggota Alokasi Pendanaan Laporan Akhir Luaran Karyakreatif, \ Karyatulis dalampenulisan dalampenuangan artikelilmiah gagasan/ ide kreatif Karyakelompok Biayamaksimal Rp10 juta HasilKerja Biayamaksima Rp10 juta HasilKeJja Biayamaksima \ Biayamaksima Rp10 juta Rp10 juta HasilKeJja HasilKeJja Artikel,paten Paten,mogel desain, pirantilunak, jasa Barangdanjasa \ Jasa,desain, komersial ! barang ArtikelIImiah Gagasankreatif yangtertulis. Sumber:Panduan PKM 2009. Dit,jen Diktl peri- laku dan tindakannya. Budaya juga adalah pola pikir. Seperangkat ide dari manusia yang berasal dari ragam pengetahuan. "Kebiasaan dan perilaku itu adalah cermin budaya. Hal yang membudaya itu bisa diciptakan dan menciptakan," katanya. . .~mentara meneliti itu sebenamya ~'::- Kliping Humas Unpad 2009

Transcript of OMa, QAp, QMei Ags Hikay~t...

Page 1: OMa, QAp, QMei Ags Hikay~t siswaOOIdpustaka.unpad.ac.id/.../2009/...hikayatmahasiswadiduniapenelitian.pdf · TIa, mahasiswa MIPA. Di lantai dua, belasan mahasiswa yang duduk melingkar

"

.Kamis 0 Jumat8 9 10 11

23 24 25 26

QJun QJul Q Ags

Pikiran Rakyat

Hikay~t ------

di-Dunia.

o Selasa 0 Rabu

4 (!) 6 720 21 22

OMa, QAp, QMei

Sejumkzh mahasiswa aktif dalam dunia

pen£Utian. Setitik usaha "menerjemahkan"

predikat mahasiswa.

SORE hari di Gedung JICA UniversitasPendidikan Indonesia (UPI). Belasanorang duduk melingkar. Meteka masih mu-

da. Kira-kira barn masuk perguruan tinggi. Mere-ka bersila menyimak penjelasan senior mereka.Gedung JICA biasa disebut gedung perkuliahanmahasiswa Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam (MIPA). Aktivitas mahasiswajurusan ek-sakta sudah terlihat dari lantai dasar.Ada yangberdiskusi dengan buku-buku tebal. Ada pulayang asyik masyuk dengan lapropmencari tugas."Kalolagi banyak tugas biasanya seperti ini," ujarTIa, mahasiswa MIPA.

Di lantai dua, belasan mahasiswa yang dudukmelingkar itu masih seriusmenyimak penjelasandua seniomya. Satu orang masih berstatus maha-siswa.Satu lagi sudah jauh lebih tua. Rambutnyasudah sebagian memutih dan keriput di wajahnyatidak bisa disembunyikan. Tetapi, bicaranyamasih tegas. "Dia adalah Pak Yusuf.Dia adalahdosen kami sekaliguspembina kami," kata TIa.

Sebutan pembina adalah predikat YusufHilmiAdisenjaya yang telah 23 tahun membina kelom-pok mahasiswa Kelompok PencintaAlam Biocita-Formica UP!.Kesebelasmahasiswabaru tadiadalah calon anggota mudaBio-Formica yang tengah iaberi arahan. "Kelompok inibukan pencinta alam biasayang sekadar jalan-jalan ke gu-nung. Seperti kebiasaan maha-siswadalam perkuliahannya,kelompok ini juga memiliki ak-tivitas yang sarna hanya be-dahya dilakukan di alam," kata .Yusufmenjelaskan kepada Kam-pus.

Yusufmenjelaskan kegiatanunitnya tidak sekadar jalan-jalanke gunung belaka, tetapi jugamahasiswa diajak untukmelakukan kegiatan penelitianlapangan. Mereka, kata Yusuf,meneliti bunga, tumbuhan, bi-natang, dan makhluk hidup lain-nya yang ada di alamoAktivitas ini merupakanjati diri KPA Biocita-Formica UP!. "Mahasiswajadi terbiasa dengan aktivitas penelitian," ujamyamenambahkan.

Budaya menelitiAda rumor yang beredar di kalan~ a~m

o Sabtu 0 Mlnggu12 13 14 15 16

27 28 29 30 31

QSep OOId 8Nov ODes

.siswabahwa mahasiswa (secara general) cuma asyikdengan aktivitas hedonisme dan bergaul di mal.Mahasiswa juga dituding tidak mem:andangkam-pus sebagaiwahana ilmiah, melainkan sekadar tu-gas mengejar ijazah.Tudingan ini tidakberdasarkan pada bukti dan penelitian ilmiah."Itu tidak benar seluruhnya seperti itu. TIdak se-mua kok mahasiswa seperti itu," kata TIa yangsedang meneliti bunga mawar.

TIa mengatakan, tudingan itu tidak sepenuh-nya benar karena masih banyak mahasiswa yangjuga menyelami kampus sebagai ruang berkaryailmiah. Hal itu, ia dasarkan pada komunitas difakultasnya yang berasal dari jurusan biologi. Ma-hasiswa berikut ini juga tidak sepenuhnya setujudengan anggapan itu. Holi, mahasiswa FakultasIlmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padja-djaran. mengatakan, tudingan mahasiswa itu bisabenar clansalah. Masalah hams dilihat dari sistempendidikan Indonesia saat ini.

"Harusnya dilihat dari sistem pendidikan In-donesia saat ini," kata Holi. "TIdak bisa dibilangitu karena ketidakmauan mahasiswa," ujar maha-siswayang punya komunitas penelitian bemamaDoccom ini.

Mengutip penjelasan kriminolog se~ligus bu-dayawan YesmilAnwar, budaya itu ibarat rumah.Perangkat di dalamnya adalah manusia dengan

Karyakreatif. \Karyakreatif, Karyakreatif. Karyakreatif,

inovatifdalam inovatifdalam inovatifdalam inovatifdalampenelitian menciptakan membuka membantu

karyateknologi peluangusaha masyarakat

Sesuaibidangilmu,\Sesuaibidangilmu, Semua Semua Karyakelompok

lintasbidang lintasbidang bidangilmuatau bidangilmuatau yangtelahdianjurllan Idianjurllan yangrelevan yangrelevan dilaksanakan.

Diploma.

\

Diploma, Diploma. Diptoma, Diploma,

\

' Diploma,

5-1 5-1 5-1 5-1 5-1 5-1

3-5orang 3-5orang 3-5orang 3-5orang 3-5orang 2-3orangInsentif Insent«Rp3 juta Rp3 juta

Artikel Artikel

IntiKegiatan

Materikegiatan

StrataPendidikan

JumlahAnggota

AlokasiPendanaan

LaporanAkhir

Luaran

Karyakreatif, \Karyatulisdalampenulisan dalampenuanganartikelilmiah gagasan/

idekreatif

Karyakelompok

BiayamaksimalRp10 juta

HasilKerja

BiayamaksimaRp10 juta

HasilKeJja

Biayamaksima

\

BiayamaksimaRp10 juta Rp10 juta

HasilKeJja HasilKeJja

Artikel,paten Paten,mogeldesain,pirantilunak,jasa

Barangdanjasa\Jasa,desain,komersial ! barang

ArtikelIImiah Gagasankreatifyangtertulis.

Sumber:Panduan PKM 2009. Dit,jen Diktl

peri-

laku dan tindakannya. Budayajuga adalah polapikir. Seperangkat ide dari manusia yang berasaldari ragam pengetahuan. "Kebiasaan dan perilakuitu adalah cermin budaya. Hal yang membudayaitu bisa diciptakan dan menciptakan," katanya.

. .~mentara meneliti itu sebenamya ~'::-

Kliping Humas Unpad 2009

Page 2: OMa, QAp, QMei Ags Hikay~t siswaOOIdpustaka.unpad.ac.id/.../2009/...hikayatmahasiswadiduniapenelitian.pdf · TIa, mahasiswa MIPA. Di lantai dua, belasan mahasiswa yang duduk melingkar

--.;iamencari jawaban atas sesuatu hal. Bisafeno-mena, benda, manusia dan lain-lainnya. Ada be-ragam cara orang mencari kebenaran, misal;de-ngan penyelidikan ilmiah, berpikir kritis,melakukan percobaan ringan, melalui pengalam-an dan lain-lain.

Ada anekdot yang mengatakan, andai Newtontidak pernah memakan apel mungkin tidak adateori tentang gravitasi. Akan tetapi, karena New-ton ingin tahu tentang gerak benda, ia membanti-ng-banting dan melempar-lempar buah apel. Ini-lah proses pencarian jawaban itu. "Meneliti ituadalah bagian dari kehidupan manusia sebe-namya. Meneliti itu sebenamya bukan kegiatansulit," ujar Alfatri Adlin, editor Jalasutra. Alfatrisaat ini sedang membuat program penulisan danmenulis ilmiah populer.

Bio-Fonnica adalah'salah satu komunitas yangmencoba menancapkan tiang budaya menelititersebut. Oi beberapa kampus lain juga banyakkomunitas mahasiswa yang juga menjalani aktivi-tas begitu. Meneliti di sini lebih tepat disebutpenyelidikan ilmiah. "Memang, pada akhirnyameneliti itu kuat di komunitas-komunitaskhusus," ujar YusufHilmi.

Komunitas penelitian mahasiswaOi beberapa kampus

komunitas mahasiswadengan mainstreamidenya pada penelitiansudah bertumbuhlama. Pamornyamungkin tidak se-mentereng unit olahraga atau hobi. "Yakarena kami memangtidak punya publikasiyang luar biasa,hanya dipublikasikandi seminar lokaldalam fakultas,"kataTIa.

Terlepas dari ku-rat,)gnyapublisitas,tapi geliat merekasudah bisa ada yangsampai luar negeri.Misalnya, komuni-tas mahasiswa

peneliti'dari Institut Penelitian Bogoryang men-jadi program tahunan Badan Program Lingkung-an PBB (UNEP), di Daejon, Korea Selatan.

Tahun 2009 ini, Syahroni adalah mahasiswaDepartemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakul-tas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) danmenjabat juga sebagai Oirektur Unit Kegiatan-- - --

Mahasiswa (UKM) Forces.Daddy Juli lrawanadalah mahasiswa Departemen Silvikultur, Fakul-tas Kehutanan (Fahutan) yang menjadi anggota"Control Council Local Committee InternationalAssociation of students in Agricultural and relat-ed Sciences" OAAS).

Keduanya menjadi wakil Indonesia dalamseminar antarbangsa yang menjadi programtahunan Badan Program Lingkungan PBB (UN-EP), di Daejon , Korea Selatan. Unit Forces IPBdari situsnya diketahui adalah klub ilmiah yangberusaha menjadi forum ilmiah. Tujuan merekaadalah untuk menjadikan mahasiswa IPB menja-di wakil di nasional dan internasional dalam

bidang ilmiah.Selain di kampus UPI dan IPB yang eksakta, di

kampus-kampus lain dengan disiplin ilmu sosialjuga tidak kalah. Di Unpad misalnya, ada lemba-ga bernama Lembaga Pusat Pendidikan danPenelitian Masyarakat Demokratis (LPPMO), se-bagai lembaga pemikiran kritis tentang isu-isudemokrasi. Ada pula yang tumbuh sektoral dikampus seperti Doccom Fikom. Ini adalah lemba-ga penelitian tentang budaya dan komunikasi."Lembaga-lembagaseperti itu muncul karena ma-hasiswa tidak puas dengan sistem pendidikanyang ada atau tidak terwakili oleh kampus," ujarHoli yang bergiat di Doccom.

Walau banyak tersebar,komunitas-komunitasmahasiswa peneliti ini selalu punya masalahklasik. Karena soal ini, tidak ayal suatu penelitiankadang molor dari waktu. "Selalu memang dana.Ini juga yang membuat penelitian anak-anakKPA Biocita-Fonnica dilakukan bertahap," ujarYusuf.

Dari sisipendanaan kelembagaan, kampus pu-nya aturan main masing-masing untuk mendanaiaktivitas mahasiswa.Jika komunitas itu berupaunit, tidak peduli unit apa pun, kampus telahmengeplot dana per tahun yang besarannyaberbeda-beda. Nilainya bisa dari ratusan ribu sam-pai jutaan. Tergantung kemampuan pengelolakampus.

Namun, dana penelitian dari Direktorat Pen-didikan TInggi (Oikti) memang cukup lumayan.Tahun 2009 ini untuk penelitian tingkat maha-siswastrata 1 yang dikanalisasi dalam ProgramKreativitas Mahasiswa, Oikti akan membagikandana penelitian Rp 3 juta sampai 10 juta. Kampusbelum mendapat infonnasi beberapa banyak total.Sebagai gambaran tahun 2008, Dikti meloloskan2.500 proposal. "Dana itu semoga bisa diakses,"harap Yusuf.ltukah sepenggal hikayat duniapenelitian mahasiswa kita.***

agus [email protected] -