Oleh: RISSA MARINA WIDODO NIM - digilib.uns.ac.id/PENGARUH...perpustakaan.uns.ac.id...
Transcript of Oleh: RISSA MARINA WIDODO NIM - digilib.uns.ac.id/PENGARUH...perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN
KOMPENSASI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN LABA
TESIS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat GunaMencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: RISSA MARINA WIDODO
NIM: S4310027
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN
KOMPENSASI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN LABA
Disusun Oleh:
RISSA MARINA WIDODO NIM: S4310027
Telah disetujui Pembimbing
Pada tanggal: (25 April 2012)
Mengetahui:
Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Dr. Payamta, M.Si, Ak. NIP. 196609251992031002
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof.Dr. Rahmawati. M.Si., Ak
Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak
NIP. 196804011993032001 NIP. 196610281992031004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN
KOMPENSASI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN LABA
Disusun Oleh:
RISSA MARINA WIDODO NIM: S4310027
Telah disetujui Tim penguji
Pada tanggal: (.....................................)
Ketua :
Sekretaris :
Anggota : Prof.Dr. Rahmawati. M.Si., Ak
: Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak
Mengetahui:
Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Prof.Dr.Ahmad Yunus, M.Sc.,Ph.D Dr. Payamta, M.Si, Ak.
NIP. 196107171986011001 NIP. 196609251992031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Rissa Marina Widodo
NIM : S4310027
Program Studi : Magister Akuntansi
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “pengaruh tanggung
jawab sosial perusahaan dan kompensasi manajemen terhadap manajemen laba”
Adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis
ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian
hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh atas tesis tersebut.
Surakarta, Juni 2012
Yang menyatakan,
Rissa Marina Widodo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
I dedicate this research for ”My Lovely Family” Thank’s Allah to give me a lovable family & Aku bangga pernah menjadi bagian dari....Almamater-ku “Tesisku memang tak sempurna Namun, aku membuatnya dengan kesempuraan” J
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Ilmu amaliah, amal ilmiah
(Al-Qur’an)
*”Nyari bahan materi tesis itu kayak nyari gebetan, kalau mau dapet yang
bagus mesti banyak-banyak gaul.”
*”mahasiswa gagal itu bukan yang berkali-kali revisi, tapi mahasiswa gagal
itu adalah mahasiswa yang menyerah padahal baru 1 kali revisi.”
*Mau jadi kupu-kupu harus jadi ulet dulu..
Gak ada pelangi kalau gak hujan...
Kesimpulannya ‘SEMUA BUTUH PROSES cuyy!!!”
*“Apapun yang susah, bakalan jadi cerita bagus buat anak-anak kita, yang
gampang-gapang Cuma akan menjadi cerita yang membosankan”
*”Jadilah pemenang!!! kalo gak bisa, pura-pura menang aja” J
*Wisuda itu kayak jodoh, gak akan kemana. Dan Wisuda tidak perlu tepat
waktu, tapi wisudalah pada waktu yang tepat
(Rissa Marina Widodo, 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini sebagai tugas akhir untuk melengkapi syarat-syarat guna
mencapai gelar Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, penulis
berusaha semaksimal mungkin agar tesis ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca. Penulisan tesis ini tidak terlepas dari dorongan dan
bantuan berbagai pihak, oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Allah S.W.T. yang selalu ada disisi penulis dalam suka maupun duka.
2. Prof.Dr.Ravik Karsidi, M.Si., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Prof.Dr.Ir.Ahmad Yunus, M.Si., selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dr.Wisnu Untoro, M.Si., Selaku Dekan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
5. Dr.Payamta, M.Si., Ak., CPA., selaku Ketua Program Studi Magister
Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Prof.Dr. Rahmawati. M.Si., Ak selaku dosen pembimbing pertama dan yang
telah mengikhlaskan serta membagi waktu, ilmu, ide dan tenaganya untuk
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini
7. Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak selaku dosen pembimbing kedua dan yang
telah mengikhlaskan serta membagi waktu, ilmu, ide dan tenaganya untuk
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini.
8. Staff Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
9. Teman-teman MAKSI Universitas Sebelas Maret Surakarta. J
10. Teman- teman Ppak Universitas Sebelas Maret Surakarta. J
11. Spesial buat calon suamiku kelak. ♥
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.
Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kritik,
saran serta masukan senantiasa penulis harapkan untuk kemajuan bersama.
Terima kasih.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
HALAMAN MOTTO v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
ABSTRAK xiv
ABSTRACT xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 11
C. Tujuan Penelitian 12
D. Manfaat Penelitian 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 14
A. Tinjauan Pustaka 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Halaman
1. Agensi Teori 14
2. Manajemen Laba 15
a. Pengertian manajemen laba
b. Faktor- faktor pendorong terjadinya manajemen laba
c. Pola dalam manajemen laba
15
16
19
3. Tanggung Jawab Sosial Perusahan 20
4. Kompensasi Manajemen 27
B. Penelitian Terdahulu Dan Pengembangan Hipotesis 30
1. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan
manajemen laba
30
2. Pengungkapan kompensasi manajemen dengan manajemen
laba 32
C. Kerangka Pemikiran 34
BAB III METODE PENELITIAN 35
A. Desain Penelitian 35
B. Populasi, Sampel Dan Tekhnik Sampel 35
C. Sumber Data Dan Metode Pengumpulan Data 37
D. Definisi Dan Pengukuran Variabel 38
1. Variabel Independen (variabel bebas) 38
2. Variabel Dependen (variabel terikat) 41
3. Variabel Kontrol 43
E. Metode Analisis Data 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Halaman
1. Statistik Deskriptif
2. Uji Asumsi Klasik
47
47
3. Pengujian Hipotesis 50
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 53
A. Hasil Pengumpulan Data 53
B. Analisis Data 54
1. Statistik deskriptif 55
2. Uji asumsi klasik 57
3. Pengujian hipotesis 62
C. Pembahasan 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73
A. Kesimpulan 73
B. Keterbatasan 74
C. Saran 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Sampel Penelitian 50
Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif 51
Tabel 3. Uji Normalitas Data Sebelum Outlier Data 54
Tabel 4. Uji Normalitas Data Setelah Outlier data 55
Tabel 5. Hasil Uji Multikolonieritas 56
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi 57
Tabel 7. Hasil Uji Heterokesdatisitas 58
Tabel 8. Uji Signifikansi –f 59
Tabel 9. Uji Koefisien Regresi Parsial 61
Tabel 10. Uji Koefisien Determinasi 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nama Perusahaan Sampel
Lampiran 2. Daftar Ceklist Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Lampiran 3. Hasil Data Mentah
Lampiran 4. Hasil Out Put Data Manajemen Laba
Lampiran 5. Hasil Out Put Data Sebelum Outlier
Lampiran 6. Hasil Out Put Data Setelah Outlier
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
RISSA MARINA WIDODO
S4310027
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kompensasi Manajemen terhadap Manajemen Laba. Dengan menambahkan variabel size, leverage, ROA dan growth sebagai variabel kontrol.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan random sampling. Teknik analisis data menggunakan uji asumsi klasik, yaitu: uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian membuktikan bahwa: variabel independen dalam penelitian baik Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, kompensasi serta variabel kontrol yang terdiri dari size berpengaruh terhadap manajemen laba yang terbukti dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi 1%. Sedangkan variabel kontrol lainnya yaitu leverage berpengaruh terhadap manajemen laba yang terbukti dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%. Nilai sig. untuk variabel Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, variabel kompensasi, variabel size adalah 0,000. Untuk variabel leverage memiliki nilai signifikansi sebesar 0,048. Variabel kontrol ROA berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba yang terbukti dengan nilai probabilitas ROA lebih kecil dari tingkat signifikansi 10% yaitu 0,053. nilai signifikansi variabel growth sebesar 0,451 yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 1%, 5%, maupun 10% sehingga growth tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Kata kunci: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Kompensasi Manajemen, Manajemen Laba, Size, Laverage, ROA, Growth.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
RISSA MARINA WIDODO
S4310027
This study aims to obtain empirical evidence related to Corporate Social Responsibility and Management Compensation on Earnings Management. By adding a variable size, leverage, ROA and growth as control variables.
This study population is a public company listed on the Indonesia Stock Exchange. Determination of the sample in this study carried out by using the method of purposive sampling and random sampling. Techniques of data analysis using classical test assumptions, namely: a test of normality, multicollinearity test, autocorrelation test, and test heteroscedasticity. Testing hypotheses using multiple regression analysis.
The results show that: the independent variable in either study Corporate Social Responsibility, compensation and control variables consisting of the size effect on earnings management that is proven with probability values less than 1% significance level. While the other control variables are leverage effect on earnings management that is proven with probability values less than 5% significance level. Value sig. for Corporate Social Responsibility variable, variable compensation, variable size is 0.000. To leverage variables have a significance value of 0.048. ROA control variable significant effect on earnings management that is proven by the probability of ROA is less than 10% significance level is 0.053. significance value of 0.451 for the variable growth of greater than 1% level of significance of the study, 5%, and 10% of that growth is no significant effect on earnings management.
Keywords: Corporate Social Responsibility, Compensation Management, Earnings Management, Size, Laverage, ROA, Growth.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam suatu laporan keuangan perusahaan, laba merupakan salah satu
informasi potensial yang sangat penting baik untuk internal perusahaan maupun
pihak eksternal. Informasi laba yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan
memiliki beberapa fungsi penting, antara lain untuk menilai kinerja manajemen,
membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka
panjang, dan untuk menaksir resiko investasi atau meminjamkan dana
(Kirschenheiter et al., 2004). Karena begitu berpengaruhnya informasi laba
tersebut, maka seringkali pihak manajemen melakukan tindakan untuk
memodifikasi informasi laba untuk menghasilkan informasi sesuai yang
diinginkan demi mencapai tujuan tersendiri. Tindakan tersebut dikenal dengan
manajemen laba (earnings management).
Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi
dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan
sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Fischer et al. (1995)
mendefinisikan manajemen laba sebagai tindakan seorang manajer dengan
menyajikan laporan yang menaikan atau menurunkan laba periode berjalan dari
unit usaha yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan
ataupun penurunan profitabilitas ekonomi unit tersebut dalam jangka panjang.
Sedangkan menurut Healy et al. (1999), manajemen laba terjadi ketika manajer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pelaporan keuangan dan
penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan, dengan tujuan untuk
memanipulasi besaran (magnitude) laba kepada beberapa stakeholder tentang
kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian (kontrak)
yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan.
Timbulnya praktek manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori agensi.
Dalam teori agensi (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang
atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu
jasa dan kemudian memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent
tersebut (Jensen et al., 1976). Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola,
manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada
pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai
dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi
yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric) (Haris,
2004). Asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat
memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba
(earnings management) (Richardson, 1998).
Berdasarkan Scott (2003), manajemen laba yang dilakukan perusahaan
bisa bersifat good (efisien) ataupun bad (oportunistik). Dengan praktek
manajemen laba yang efisien diharapkan reliabilitas dari laporan keuangan
perusahaan bisa semakin meningkat, manajemen laba yang buruk adalah suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kegiatan yang cenderung membuat catatan akuntansi palsu dan tidak
mengungkapkan akuntansi yang sebenarnya, misalnya eksekutif perusahaan
menyembunyikan dampak dari marjin laba yang rendah dengan mencatat
pendapatan sebelum waktunya atau membuat pengurangan biaya kerugian utang
yang tidak didukung.
Praktek manajemen laba yang buruk diatas mengindikasikan secara
eksplisit praktik manajemen laba yang disengaja oleh manajer, yang pada
akhirnya membawa konsekuensi negatif terhadap shareholder, karyawan,
komunitas dimana perusahaan beroperasi, masyarakat, karier dan reputasi manajer
yang bersangkutan. Salah satu konsekuensi paling fatal akibat tindakan
manajemen yang memanipulasi laba secara oportunistik adalah perusahaan akan
kehilangan dukungan dari para stakeholder-nya. Stakeholder akan memberikan
respon negatif berupa tekanan dari investor, sanksi dari regulator, ditinggalkan
rekan kerja, boikot dari para aktivis, dan pemberitaan negatif media massa (Prior
et al., 2008). Tindakan tersebut wujud ketidakpuasan stakeholder terhadap kinerja
perusahaan yang dimanipulasi, dan pada akhirnya berimbas merusak reputasi
perusahaan di pasar modal (Fombrun et al., 2000). Oleh karena itu, manajer
menggunakan suatu strategi pertahanan diri (entrenchment strategy) untuk
mengantisipasi ketidakpuasan stakeholder-nya ketika ia melaporkan kinerja
perusahaan yang kurang memuaskan. Strategi pertahanan diri manajer tersebut
sebagai upaya untuk tetap mempertahankan reputasi perusahaan dan melindungi
karier manajer secara pribadi. Salah satu cara yang digunakan manajer sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
strategi pertahan diri adalah mengeluarkan kebijakan perusahan tentang penerapan
tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)
mendefinisikan corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial
perusahaan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi
pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan
serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun
masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang
bermanfaat, baik dari segi bisnis maupun untuk pembangunan. Konsep tanggung
jawab sosial perusahaan melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah,
lembaga masyarakat, serta komunitas lokal yang bersifat statis. Kemitraan ini
sebagai bentuk tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholder. Gray et
al. (1987) mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai proses
komunikasi sosial dan lingkungan dari organisasi ekonomi terhadap kelompok
tertentu di masyarakat, yang melibatkan tanggung jawab organisasi (terutama
perusahaan), di luar tanggung jawab keuangan kepada pemilik modal, khususnya
pemegang saham. Perusahaan mempunyai tanggung jawab lebih luas dibanding
hanya untuk mencari uang bagi pemegang saham.
Pengungkapan informasi mengenai perilaku dan hasil berkenaan dengan
tanggung jawab sosial sangat membantu membangun sebuah citra (image) positif
diantara para stakeholders (Orlitzky et al., 2003). Citra positif ini dapat membantu
perusahaan untuk mendirikan ikatan komunitas dan membangun reputasi
perusahaan di pasar modal karena dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
menegosiasikan kontrak yang menarik dengan suplier dan pemerintah,
menetapkan premium prices terhadap barang dan jasa, dan mengurangi biaya
modal (Fombrun et al., 2000). Castelo et al. (2008) menjelaskan bahwa melalui
praktik tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan dapat menghasilkan lebih
banyak perlakuan yang lebih menguntungkan berkenaan dengan regulasi, serta
mendapatkan dukungan dari kelompok aktivis sosial, legitimasi dari komunitas
industri, dan pemberitaan positif dari media, yang pada akhirnya reputasi
perusahaan tetap terjaga dengan baik. Menurut Erica et al. (2011) perusahaan
yang secara sosial bertanggung jawab dan membuat pengungkapan tanggung
jawab sosial akan lebih cenderung untuk mengelola laba ( pelaporan laba jujur
dan tulus).
Selain menggunakan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai strategi
perusahaan untuk mengantisipasi atas ketidakpuasan stakeholder akibat dari
manajemen laba, kompensasi manajemen dianggap juga mampu mengurangi
praktek manajemen laba yang buruk. Menurut Wirakusuma (2009), pemberian
kompensasi yang layak untuk para manajer dan eksekutif (chief executive officers-
CEO) dapat mendorong dan memotivasi para manajer dan eksekutif perusahaan
bekerja lebih produktif, efesien dan efektif untuk mencapai tujuan.
Perencanaan kompensasi manajemen merupakan kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur untuk memberikan kompensasi kepada manajer-manajer
(Blocher et al., 2005). Kompensasi dapat juga diartikan sebagai semua bentuk
kembalian (return) keuangan, jasa-jasa berwujud, dan tunjangan-tunjangan yang
diperoleh karyawan sebagai bagian dari sebuah hubungan kepegawaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
(Simamora, 1998). Menurut Handoko (2001) kompensasi adalah segala sesuatu
yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Menurut
Andrew et al. (1981), pengertian kompensasi adalah “Compensation is the
broadest employee remuneration concept benefits and services are a part”.
Kompensasi adalah konsep renumerasi karyawan yang sangat luas yang meliputi
administrasi, gaji dan upah serta tunjangannya, dan pelayanan-pelayanan bagi
karyawan.
Menurut Scott (2003), program kompensasi (compensations plans)
eksekutif berdasarkan pembayaran gaji atau hasil (pay-off) yang dicapai
perusahaan (net income dan share price) merupakan cara yang layak untuk
memotivasi para manajer dan eksekutif menghindari moral hazard dan
meningkatkan value of the firm. Menurut Johnson (2007) pemberian kompensasi
manajemen atau insentif berupa saham atau option dapat mengurangi
kemungkinan fraud yang dilakukan oleh manajer atau eksekutif. Watts et al.
(1986) menyatakan bahwa mengapa rencana kompensasi manajemen (bonus
plans) ada dalam suatu perusahaan (digunakan oleh perusahaan) tidak lain karena
rencana tersebut merupakan sarana kontrak yang efisien (efficient contract) yang
dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Govindarajan et al. (1998) menyatakan
bahwa para individu cenderung akan lebih termotivasi oleh kekuatan earning
rewards daripada kalau mereka diliputi oleh perasaan takut akan dihukum.
Kompensasi dalam wujud moneter merupakan cara yang paling efektif untuk
memenuhi berbagai kebutuhan eksekutif, para eksekutif juga akan lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
termotivasi apabila mereka mendapatkan laporan/ umpan balik (feedback)
terhadap kinerja mereka.
Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh
Erica et al. (2011) yang menguji pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap manajemen laba. Pengaruh negatif ditemukan untuk
perusahaan minyak dan gas, sedangkan pengaruh positif ditemukan pada
perusahaan makanan. Prior et al. (2008) meneliti pengaruh tanggung jawab sosial
perusahaan dan manajemen laba dengan dasar asumsi praktek manajemen laba
akan berpengaruh negatif atas hubungan perusahaan dengan stakeholder dan
reputasi perusahaan. Untuk meningkatkan reputasi perusahaan dan meningkatkan
kepuasan stakeholder perusahaan melakukan praktek tanggung jawab sosial
perusahaan. Dengan menggunakan sampel 593 perusahaan dari 26 negara tahun
2002 dan 2004, penelitian ini membuktikan adanya pengaruh positif antara
tanggung jawab sosial perusahaan dengan manajemen laba dan kombinasi praktek
tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen yang berdampak negatif
terhadap kinerja finansial perusahaan. Johnson (2007) menguji apakah eksekutif
akan melakukan fraud jika muncul insentif finansial yang besar. Hasilnya bahwa
pemberian insentif berupa saham atau option dapat mengurangi kemungkinan
fraud yang dilakukan oleh manajer atau eksekutif.
Penulis melihat ada suatu fenomena yang terjadi dalam hal manajemen
laba ini. Sebab, manajemen laba dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang
tidak etis karena manajemen suatu perusahaan dengan sengaja mengubah
kandungan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan suatu perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang manajemen laba ini.
Penulis ingin mengetahui apakah tanggung jawab sosial perusahaan dan
kompensasi manajemen mampu mempengaruhi manajemen suatu perusahaan
untuk melakukan tindakan yang tidak etis ini.
Dalam beberapa periode ini manajemen laba seolah-olah telah menjadi
budaya perusahaan (corporate culture) yang dipraktikkan semua perusahaan di
dunia. Sebab aktivitas ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem bisnis yang
belum tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di negara yang
sistem bisnisnya telah tertata, seperti halnya Amerika Serikat. Akibat yang
ditimbulkan aktivitas rekayasa manajerial ini tidak hanya menghancurkan tatanan
ekonomi, namun juga tatanan etika dan moral. Ini sebabnya mengapa publik
meragukan informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Informasi yang seharusnya menjadi sumber utama untuk mengetahui kondisi
perusahaan yang sesungguhnya kehilangan makna dan fungsi karena
penyimpangan ini. Laporan keuangan tidak lagi mampu menjalankan fungsinya
untuk menginformasikan apa yang sesungguhnya telah dilakukan dan dialami
perusahaan selama satu periode.
Menurut Assih dkk. (2000), secara makro manajemen laba telah membuat
dunia usaha seolah berubah menjadi sarang pelaku korupsi, kolusi, dan berbagai
penyelewengan lain yang merugikan publik. Publik menganggap apa yang
diinformasikan dunia usaha hanya merupakan akal-akalan pelakunya untuk
memaksimalkan keuntungan pribadi dan kelompok tertentu, tanpa memperhatikan
kepentingan pihak lain. Demikian juga dengan kasus-kasus kecurangan korporasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
di Indonesia yang terbukti menjadi salah satu penyebab runtuhnya perekonomian
negara ini atau skandal keuangan Enron, WoIrdcom, dan Xerox yang
menyebabkan publik Amerika Serikat meragukan integritas dan kredibilitas para
pelaku dunia usaha. Skandal ini bahkan tidak hanya membuat perusahaan yang
melakukannya mengalami kebangkrutan namun juga mengakibatkan para
pelakunya diseret ke pengadilan sebagai pelaku kejahatan ekonomi.
Salah satu fenomena lain yang muncul dewasa ini mengenai kompensasi
manajemen adalah adanya kebijakan pemberian kompensasi manajemen yang
cenderung masih belum sepenuhnya sesuai dengan harapan manajemen
sedangkan kompensasi itu sendiri adalah merupakan salah satu faktor untuk
mendorong manajer agar memiliki kinerja yang tinggi. Seorang manajer yang
sudah terpenuhi kebutuhannya melalui kompensasi yang diberikan oleh
perusahaan terhadap manajer tersebut akan mampu menekan perilakunya untuk
tidak melakukan manajemen laba yang hanya menguntungkan dirinya sendiri.
Kompensasi mampu memberikan motivasi kepada manajemen untuk melaporkan
labanya secara jujur.
Fenomena selanjutnya mengenai Corporate Social Responsibility (CSR)/
tanggung jawab sosial perusahaan yang merupakan salah satu kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-
Undang Perseroan Terbatas (UUPT) No. 40 Tahun 2007 yang baru. Undang-
Undang ini disahkan dalam sidang paripurna DPR pada tanggal 16 Agustus 2007.
Perkembangan saat ini, ternyata tanggung jawab perusahaan tidak hanya terletak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pada pencarian laba yang sebesar-besarnya. Perusahaan juga harus bertanggung
jawab secara moral kepada stakeholder lainnya selain pemegang saham.
Terdapat beberapa contoh kasus, terkait permasalahan yang muncul
dikarenakan perusahaan dalam melaksanakan operasinya kurang memperhatikan
kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya, khususnya perusahaan yang
aktivitasnya berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam (ekstraktif). Sebagai
contoh, PT. Freeport Indonesia salah satu perusahaan tambang terbesar di
Indonesia yang berlokasi di Papua, yang memulai operasinya sejak tahun 1969,
sampai dengan saat ini tidak lepas dari konflik berkepanjangan dengan
masyarakat lokal, baik terkait dengan tanah ulayat, pelanggaran adat, maupun
kesenjangan sosial dan ekonomi yang terjadi (Wibisono, 2007). Jika dilihat dari
kasus tersebut, masalah sosial dan lingkungan yang tidak diatur dengan baik oleh
perusahaan ternyata memberikan dampak yang sangat besar, bahkan tujuan
meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik menjadi kerugian yang
berlipat
Penerapan CSR di perusahaan akan menciptakan iklim saling percaya di
dalamnya, yang akan menaikkan motivasi dan komitmen karyawan. Pihak
konsumen, investor, pemasok, dan stakeholders yang lain juga telah terbukti lebih
mendukung perusahaan yang dinilai bertanggung jawab sosial, sehingga
meningkatkan peluang pasar dan keunggulan kompetitifnya. Dengan segala
kelebihan itu, perusahaan yang menerapkan CSR akan menunjukkan kinerja yang
lebih baik serta keuntungan dan pertumbuhan yang meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Tanggung jawab sosial perusahaan melibatkan banyak stakeholder,
tanggung jawab sosial perusahaan berperan sebagai alat kontrol untuk pihak
manajemen agar tidak melakukan manajemen laba yang merugikan pihak
stakeholder. Karena laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen dan
dibaca oleh banyak stakeholder, maka manajemen dituntut untuk membuat
laporan secara jujur.
Dari uraian diatas peneliti ingin meneliti mengenai pengaruh tanggung
jawab sosial perusahaan dan kompensasi terhadap manajemen laba pada
perusahaan yang berturut-turut terdaftar di BEI periode 2008-2010. Perbedaan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Erica et al. (2011) dan Prior et
al. (2008) yaitu dalam penelitian ini penulis menambahkan variabel kompensasi
sebagai variabel independen dalam penelitiannya. Alasannya adalah kompensasi
selain dapat memaksimalkan nilai perusahaaan kompensasi juga dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya manajemen laba yang dilakukan manajer
atau eksekutif, sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat tema tersebut dalam
tesis ini dengan judul “ PENGARUH TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI MANAJEMEN TERHADAP
MANAJEMEN LABA”.
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
1. Apakah tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh terhadap
manajemen laba perusahaan publik di Indonesia?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Apakah kompensasi manajemen berpengaruh terhadap manajemen
laba perusahaan publik di Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang dapat dinyatakan sebagai
berikut ini:
1. Memperoleh bukti empiris terkait pengaruh tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap manajemen laba perusahaan publik di Indonesia.
2. Memperoleh bukti empiris terkait pengaruh kompensasi manajemen
terhadap manajemen laba perusahaan publik di Indonesia.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memperoleh hasil penelitian
yang dapat bermanfaat bagi pihak berikut ini:
1. Bagi investor
Sebagai dasar dalam menilai laporan keuangan dari sisi tanggung
jawab sosial perusahaan dan kompensasi manajemen dalam kaitannya
dengan manajemen laba untuk pengambilan keputusan investasi.
2. Bagi perusahaan
Memberikan masukan dalam mencermati perilaku manajemen dalam
aktivitas manajemen laba yang berkaitan dengan pencapaiantanggung
jawab sosial perusahaan, kompensasi manajemen serta meningkatkan
kesadaran manajemen perusahaan untuk mengoptimalkan peran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mereka dalam penerapan Corporate Governance yang baik dan
transparan melalui pencapaian tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Bagi akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah
dan tambahan bukti empiris dalam bidang akuntansi keuangan
terutama yang berkaitan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan,
kompensasi manajemen serta manajemen laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Agensi
Konsep teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara prinsipal dan
agen. Prinsipal mempekerjakan agen untuk melakukan tugas untuk kepentingan
prinsipal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal
kepada agen (Govindarajan, 1998). Menurut Ali (2002) agen secara moral
bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik dan sebagai
imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan
demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda dalam perusahaan dimana
masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat
kemakmuran yang dikehendaki.
Menurut Rahmawati (2006), salah satu kendala yang akan muncul antara
agen dan principal adalah adanya asimetris informasi. Asimetris informasi
merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek
perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Menurut Scott (2003),
terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
a) Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya
biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan
dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat
mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut
tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b) Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer
tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman,
manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang
melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak
layak dilakukan.
Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi
antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk
kepentingan sendiri. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar
manusia yaitu: (1) manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self
interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa
mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk
adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa
informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan
reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan.
2. Manajemen Laba
a. Pengertian manajemen laba
Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih beberapa alternatif
dalam mencatat transaksi sekaligus memilih opsi-opsi yang ada dalam perlakuan
akuntansi. Fleksibilitas ini digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
mengelola laba. Perilaku manajemen yang mendasari lahirnya manajemen laba
adalah perilaku opportunistic manajer dan efficient contracting. Sebagai perilaku
oportunistic manajer memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapai kontrak
kompensasi dan hutang, dan political cost (Scott, 2009). Perilaku opportunis ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
direfleksikan dengan melakukan rekayasa keuangan dengan menerapkan income
increasing atau income decreasing decretionary accrual. Sedangkan sebagai
efficient contracting yaitu meningkatkan keinformatifan laba dalam
mengkomunikasikan informasi privat. Perilaku manajemen oportunis dikenal
dengan istilah manajemen laba atau earnings management. Menurut Scoot (2009)
manajemen laba adalah pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Assih dkk. (2000) mengartikan manajemen laba sebagai suatu
proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Accepted
Accounting Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang
dilaporkan. Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan
keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen
laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan
keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat
mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil
rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Setiawati dkk., 2000).
b. Faktor- faktor pendorong terjadinya manajemen laba
Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive Accounting
Theory (PAT). Scoot (2009) menyatakan tiga hipotesis PAT yang dapat dijadikan
dasar pemahaman tindakan manajemen laba antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
1) The bonus planhypothesis
Hipotesis ini menyatakan bahwa manajer pada perusahaan dengan
bonus plan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan
meningkatkan income saat ini. Manajer dengan rencana bonus akan lebih
memiliki prosedur akuntansi yang menggeser laba pada periode
mendatang ke periode saat ini. Hal ini terjadi (paling tidak) sebagian gaji
manajer bergantung pada bonus yang dihasilkan jika melaporkan laba
bersih. Oleh karena itu, manajer akan berusaha untuk melaporkan laba
setinggi mungkin.
2) The debt covenant hypothesis
Hipotesis ini menyatakan bahwa apabila perusahaan semakin dekat
dengan pelanggaran perjanjian utang yang berdasarkan akuntansi, maka
manajer mungkin akan untuk memilih prosedur akuntansi yang menggeser
laba pada periode mendatang ke periode saat ini. Pelanggaran terhadap
perjanjian hutang akan menyebabkan kreditor memberikan sanksi
(penalty) seperti pembatasan pembagian deviden maupun pembatasan
pinjaman baru. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggaran terhadap
perjanjian utang (debt covebabt) berpotensi menghasilkan kendala bagi
manajer dalam mengelola perusahaan.
3) The political cost hypothes
Hipotesis menyatakan bahwa semakin besar biaya politik (political
cost) perusahaan, manajer akan lebih cenderung memilih kebijakan
akuntansi yang dapat menangguhkan laba periode saat ini ke periode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
mendatang. Biaya politik dapat dipicu oleh proffitabilitas tinggi yang
dapat memancing perhatian publik seperti media masa maupun konsumen.
Perhatian publik ini akan direspons oleh politisi (pemerintah dan
parlemen) dengan cara menetapkan regulasi baru seperti aturan pajak baru
yang dapat memberatkan perusahaan. Ukuran perusahaan yang semakin
besar juga dapat mengarahkan pada biaya politik yang tinggi. Dengan
demikian, untuk menekan biaya politik
ini manajer akan memilih kebijakan akuntansi yang dapat menurunkan
laba sebagai upaya untuk menunjukkan kepada publik (politisi,
pemerintah) bahwa perusahaan sedang menderita kerugian.
Ketiga hipotesis diatas diinterpretasikan dalam bentuk oportunistik
(opportunistic form). Perspektif oportunistik memiliki arti bahwa manajer
dipandang akan memilih kebijakan akuntansi yang terbaik bagi kepentingan
pribadinya meskipun kebijakan tersebut bukan yang terbaik bagi perusahaan.
Manajemen laba yang dilakukan dengan tujuan oportunistik manajer merupakan
sisi buruk dari manajemen laba.
Adapun sisi baik dari praktek manajemen laba berkaitan dengan perspektif
kontrak efesien. Ketika kontrak cenderung kaku dan tidak lengkap, maka
manajemen laba diperlukan untuk bisa mendapatkan kontrak yang efesien. Selain
itu, sisi baik dari manajemen laba adalah berkaitan dengan kemampuannya
sebagai alat untuk menyampaikan informasi dalam (inside information) kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pasar, sehingga harga saham akan semakin baik dalam merefleksikan prospek
perusahaan.
Ketiga hipotesis PAT juga dapat diinterpretasikan dari perspektif kontrak
efesien. Misalnya terkait dengan bonus plan hypothesis, manajer tidak akan
menggunakan kebijakan akuntansi yang dapat menyebabkan laba perusahaan naik
–turun (volatile).Terkait dengan debt covenant hypothesis, perusahan akan
menghindari pelanggaran perjanjian utang untuk menekan cost of financial
distress. Terkait dengan political cost hypothesis, perusahaan akan mendapatkan
manfaat dari penghindaran biaya politik.
c. Pola dalam manajemen laba
Menurut Scott (2009) berbagai pola yang sering dilakukan manajer dalam
manajemen laba adalah:
1) Taking a bath
Terjadinya taking a bath pada periode stress atau reorganisasi
termasuk pengangkatan CEO baru. Bila perusahaan harus melaporkan laba
yang tinggi, manajer dipaksa untuk melaporkan laba yang tinggi,
konsekuensinya manajer akan menghapus aktiva dengan harapan laba
yang akan datang dapat meningkat. Bentuk ini mengakui adanya biaya
pada periode yang akan datang sebagai kerugian pada periode berjalan,
ketika kondisi buruk yang tidak menguntungkan tidak dapat dihindari pada
periode tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Income minimization
Bentuk ini mirip dengan taking a bath, tetapi lebih sedikit ekstrim,
yakni dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi dengan
mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan
mengakui pengeluaran-pengeluaran sebagai biaya.
3) Income maximization
Tindakan ini bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi
untuk tujuan bonus yang lebih besar. Perencanaan bonus yang didasarkan
pada data akuntansi mendorong manajer untuk memanipulasi data akuntansi
tersebut guna menaikkan laba untuk meningkatkan pembayaran bonus
tahunan.Jadi tindakan ini dilakukan pada saat laba menurun. Perusahaan yang
melakukan pelanggaran perjanjian hutang mungkin akan memaksimalkan
pendapatan.
4) Income smoothing
Bentuk ini mungkin yang paling menarik.Hal ini dilakukan dengan
meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal, terutama
bagi investor karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif
stabil.
3. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan pada umumnya menyatakan
bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau
pemegang saham saja tetapi juga terhadap para stakeholder yang terkait dan atau
terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi
stakeholder-nya Hal tersebut didukung oleh Gray et al. (1987) yang menyatakan
bahwa, kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder
dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk
mencari dukungan tersebut.
Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholder-nya dengan
mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholder-nya, terutama stakeholder
yang mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan
untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas produk
perusahaan dan lain-lain (Chariri dkk., 2007). Salah satu strategi untuk menjaga
hubungan dengan para stakeholder perusahaan adalah dengan melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan, dengan pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan diharapkan keinginan dari stakeholder dapat terakomodasi sehingga
akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan
stakeholder-nya. Hubungan yang harmonis akan berakibat pada perusahaan dapat
mencapai keberlanjutan atau kelestarian perusahaannya (sustainability).
Pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan
tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun,
mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan
politis (Guthrie et al., 1990).
Menurut The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD), Corporate SocialResponsibility atau tanggung jawab sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi
bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para
karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun
masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang
bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Gray et al.
(1987) mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai proses
komunikasi sosial dan lingkungan dari organisasi ekonomi terhadap kelompok
tertentu di masyarakat, yang melibatkan tanggung jawab organisasi (terutama
perusahaan), di luar tanggung jawab keuangan kepada pemilik modal, khususnya
pemegang saham. Perusahaan mempunyai tanggung jawab lebih luas dibanding
hanya untuk mencari uang bagi pemegang saham.
Dari beragam definisi tanggung jawab sosial perusahaan, ada satu
kesamaan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan tak bisa lepas dari
kepentingan shareholder dan stakeholder perusahaan. Konsep inilah yang
kemudian diterjemahkan oleh Elkington (1990) sebagai triple bottom line, yaitu:
Profit, People, dan Planet. Maksudnya, tujuan tanggung jawab sosial perusahaan
harus mampu meningkatkan laba perusahaan, menyejahterakan karyawan dan
masyarakat, sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan.
Tema pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang
dikemukakan Hackston et al. (1996) terdiri dari 7 tema yaitu: lingkungan, energi,
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan
umum. Ketujuh tema tersebut dijabarkan kedalam 78 item pengungkapan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
telah disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan kondisi yang ada di
indonesia, yaitu sebagai berikut ini:
a. Lingkungan
Pengendalian polusi, pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan,
konservasi sumber alam, menerima penghargaan yang berkaitan dengan
program lingkungan pengolahan limbah, mempelajari dampak
lingkungan.
b. Energi
Menggunakan energi lebih efesien, memanfaatkan barang bekas,
membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi,
pengungkapan peningkatan efisiensi energi produk, riset yang mengarah
pada peningkatan efisiensi energi produk, riset yang mengarah pada
peningkatan efisiensi, mengungkapkan kebijakan energi perusahaan.
c. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja
Mengurangi polusi, iritasi atau resiko dalam lingkungan kerja,
mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau
mental, mengungkapkan statistik kecelakaan kerja, menaati peraturan
standar kesehatan dan keselamatan kerja, menetapkan suatu komite
keselamatan kerja.
d. Lain-lain tenaga kerja
Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu ditempat kerja,
mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja, mengungkapkan presentase
gaji untuk pensiun, mengungkapkan kebijakan penggajian dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
perusahaan, mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan,
mengungkapkan tingkat manajerial yang ada, mengungkapkan jumlah staf,
masa kerja dan kelompok usia.
e. Produk
Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan,
pengungkapan informasi proyek riset, membuat produk lebih aman untuk
konsumen, melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk
perusahaan, pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam
pengolahan dan penyiapan produk, pengungkapan informasi atas
keselamatan produk perusahaan.
f. Keterlibatan masyarakat
Sumbangan tunai dan produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas
masyarakat, pendidikan dan seni, tenaga kerja paruh waktu, sebagai
sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat, sebagai sponsor untuk
konferensi pendidikan, membiayai program beasiswa, membuka fasilitas
perusahaan untuk masyarakat.
g. Umum
Pengungkapan tujuan kebijakan perusahaan secara umum yang berkaitan
dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan
informasi yang berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan
selain yang telah disebutkan diatas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dapat memberikan berbagai
manfaat potensial bagi perusahaan. Dalam ISO 26000 disebutkan manfaat CSR
bagi perusahaan yaitu berikut ini:
a. Mendorong lebih banyak informasi dalam pengambilan keputusan
berdasarkan peningkatan pemahaman terhadap ekspektasi masyarakat,
peluang jika kita melakukan tanggung jawab sosial (termasuk manajemen
risiko hukum yang lebih baik) dan risiko jika tidak bertanggung jawab
secara sosial.
b. Meningkatkan praktek pengelolaan risiko dari organisasi.
c. Meningkatkan reputasi organisasi dan menumbuhkan kepercayaan publik
yang lebih besar.
d. Meningkatkan daya saing organisasi.
e. Meningkatkan hubungan organisasi dengan para stakeholder dan
kapasitasnya untuk inovasi, melalui paparan perspektif baru dan kontak
dengan para stakeholder.
f. Meningkatkan loyalitas dan semangat kerja karyawan, meningkatkan
keselamatan dan kesehatan baik karyawan laki-laki maupun perempuan
dan berdampak positif pada kemampuan organisasi untuk merekrut,
memotivasi dan mempertahankan karyawan.
g. Memperoleh penghematan terkait dengan peningkatan produktivitas dan
efisiensi sumber daya, konsumsi air dan energi yang lebih rendah,
mengurangi limbah, dan meningkatkan ketersediaan bahan baku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
h. Meningkatkan keandalan dan keadilan transaksi melalui keterlibatan
politik yang bertanggung jawab, persaingan yang adil, dan tidak adanya
korupsi.
i. Mencegah atau mengurangi potensi konflik dengan konsumen tentang
produk atau jasa.
j. Memberikan kontribusi terhadap kelangsungan jangka panjang organisasi
dengan mempromosikan keberlanjutan sumber daya alam dan jasa
lingkungan.
k. Kontribusi kepada masyarakat dan untuk memperkuat masyarakat umum
dan lembaga.
Ada berbagai motivasi bagi para manajer untuk sukarela melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu, seperti memutuskan untuk melaporkan informasi
sosial dan lingkungan. Deegan et al. (2002) dalam penelitiannya merangkum
beberapa alasan yang dikemukakan oleh berbagai peneliti untuk melaporkan
informasi sosial dan lingkungan sebagai berikut :
a. Keinginan untuk mematuhi persyaratan yang ada dalam Undang-Undang.
b. Pertimbangan rasionalitas ekonomi.
c. Keyakinan dalam proses akuntabilitas untuk melaporkan.
d. Keinginan untuk mematuhi persyaratan peminjaman.
e. Untuk memenuhi harapan masyarakat, mungkin mencerminkan suatu
pandangan yang sesuai dengan komunitas lisensi untuk beroperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4. Kompensasi Manajemen
Dalam teory agensi di asumsikan bahwa individu- individu bertindak
untuk memaksimumkan kepentingan sendiri. Masing-masing individu di
asumsikan termotivasi oleh kepentingan sendiri sehingga menimbulkan konflik
kepentingan diantara prinsipal dan agen (Scott, 2003). Kompensasi merupakan
nilai jasa yang diberikan pemilik perusahaan kepada manajemen (Jensen, 1976).
Adanya program kompensasi manajemen diharapkan dapat mengurangi konflik
kepentingan antara prinsipal dan agen.
Kompensasi merupakan salah satu strategi manajemen sumberdaya
manusia untuk menciptakan keselarasan kerja antara karyawan dengan pimpinan
perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan
(Walker,1992). Watts et al. (1986) menyatakan bahwa mengapa rencana
kompensasi manajemen (bonus plans) ada dalam suatu perusahaan (digunakan
oleh perusahaan), tidak lain karena rencana tersebut merupakan sarana kontrak
yang efisien (efficient contract) yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi atau
perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial,
pada periode yang tetap. Menurut Pujiningsih (2010) sistem kompensasi yang
baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan
perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan.
Scott (2009) menyebutkan bahwa dari 3 jenis komponen kompensasi yang
diterima manajer adalah: Gaji, tunjangan-tunjangan dalam bentuk natura,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kompensasi insentif. Menurut Scoot (2009) karakteristik rencana kompensasi
insentif bisa dibagi menjadi 2 bagian :
a. Rencana kompensasi jangka pendek yang diberikan berdasarkan prestasi
tahun yang bersangkutan (biasanya diberikan dalam bentuk kas), ada 3
macam kompensasi :
1) Total Bonus Pool
Diberikan berdasarkan rumusan profitabilitas perusahaan
secara keseluruhan, kemudian ditetapkan persentasenya terhadap
total laba atau per lembar saham. Hal ini tidak mempertimbangkan
peningkatan investasi yang berakibat terhadap laba tahun berjalan,
tetapi sudah mempertimbangkan hak dari pemegang saham.
2) Carry Overs
Adalah rencana insentif jangka pendek dengan pengaturan
agar setiap tahun dapat dibagi bonus, caranya membentuk rekening
khusus sehingga dapat ditentukan berapa bonus yang dapat
ditambahkan pada dana bonus (carryover) dan berapa banyak yang
dapat digunakan jika kegiatannya terlalu rendah.
3) Kompensasi yang ditunda
Jumlah bonus dihitung setiap tahun dan pembayarannya
bisa saja dilakukan beberapa kali sepanjang periode tertentu.
b. Kompensasi insentif jangka panjang yang didasarkan pada harga saham
biasa perusahaan. Ada beberapa tipe :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1) Stock Options
Bonus dalam bentuk hak membeli sejumlah saham di masa
depan dengan harga yang disetujui pada saat opsi dilakukan, ini
biasanya dibawah harga pasar saham pada saat itu. Menurut
Fadjrih (2006) Salah satu jenis kompensasi yang diberikan berupa
opsi saham eksekutif atau dikenal dengan Management Stock
Option Program (MSOP) yang merupakan bentuk kompensasi
untuk menghargai eksekutif atas kinerja jangka panjang
perusahaan.
2) Phantom Stock
Memberikan saham sebagai penghargaan kepada manajer
untuk tujuan pembukuan atau secara akuntansi saja, karena tidak
mempunyai biaya transaksi.
Menurut Pujiningsih (2010), sistem kompensasi yang baik akan mampu
memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan
memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan. Dalam
hubungannya dengan peningkatan kesejahteraan hidup para pegawai, suatu
organisasi harus secara efektif memberikan kompensasi sesuai dengan beban kerja
yang diterima pegawai. Kompensasi merupakan salah satu faktor baik secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai.
Menurut Johnson (2007) pemberian kompensasi manajemen atau insentif berupa
saham atau option dapat mengurangi kemungkinan fraud yang dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
manajer atau eksekutif. Dan juga menurut Shuto (2007) manajer yang tidak
mendapatkan bonus cenderung melakukan decreasing income dengan
menggunakan metode Big Bath.
B. PENELITIAN TERDAHULU DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Penelitian-penelitian sebelumnya telah banyak dilakukan untuk
mengetahui pengaruh praktek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap manajemen laba. Penelitian lain menguji hubungan antara kompensasi
manajemen dan manajemen laba. Penelitian-penelitian tersebut mengasumsikan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan kompensasi manajemen
sebagai alat yang efektif memberikan dampak positif terhadap reputasi perusahaan
yang rusak akibat praktek manajemen laba.
1. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen laba
Erica et al. (2011) melakukan penelitian terhadap perusahaan makanan
yang memiliki 4 digit kode SIC mulai nomor 2000-2099, serta perusahaan minyak
dan gas mulai nomor 2900-2999. Jumlah sampel yang didapat adalah 80
perusahaan makanan dan 30 perusahaan minyak dan gas. Erika et al. (2011)
menguji pengaruh antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap manajemen laba. Dimana pengaruh negatif ditemukan untuk perusahaan
minyak dan gas, sedangkan pengaruh positif ditemukan pada perusahaan
makanan.
Rahmawati (2010) menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang
pengaruh praktik manipulasi aktivitas riil terhadap aktivitas tanggung jawab sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji apakah aktivitas
tanggungjawab sosial perusahaan yang diinteraksikan dengan praktik manipulasi
riil berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan dimasa depan. Hasil dari
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa aktivitas tanggung jawab sosial
perusahaan yang dinteraksikan dengan manipulasi aktivitas riil biaya discresioner
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan dimasa depan. Selain itu,
variabel manipulasi aktivitas riil biaya diskresioner, tanggung jawab sosial
perusahaan, dan variabel kontrol secara bersamaan signifikan mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan dimasa depan.
Prior et al. (2008) meneliti pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan
dan manajemen laba dengan dasar asumsi praktek manajemen laba akan
berpengaruh negatif atas hubungan perusahaan dengan stakeholder dan reputasi
perusahaan. Untuk meningkatkan reputasi perusahaan dan meningkatkan
kepuasan stakeholder perusahaan melakukan praktek tanggung jawab sosial
perusahaan. Dengan menggunakan sampel 593 perusahaan dari 26 negara tahun
2002 dan 2004, penelitian ini membuktikan adanya pengaruh positif antara
tanggung jawab sosial perusahaan dengan manajemen laba dan kombinasi praktek
tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen yang berdampak negatif
terhadap kinerja finansial perusahaan.
Chih et al. (2008) menguji pengaruh antara pelaporan tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen pada
1653 perusahaan di 46 negara mempunyai efek positif atau negatif dalam hal
kualitas informasi pada laporan keuangan yang dipublikasikan. Dalam penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
ini menemukan bahwa: manajemen laba yang diproksikan dengan earning
smoothing yang meningkat berhubungan dengan dilakukannya tanggung jawab
sosial perusahaan. Perusahaan yang mengungkapkan tanggung jawab sosial
perusahan cenderung tidak melakukan earning smoothing, hal ini juga terjadi
pada earning agresiveness.Pola ini lebih banyak terjadi pada negara yang
memiliki hukum yang kuat.
Atas dasar penelitian terdahulu, semakin tinggi perusahaan menerapkan
tanggung jawab sosial sesuai standar pada perusahaannya, maka akan dapat
mengurangi terjadinya manajemen laba. Karena laporan keuangan yang dibuat
oleh pihak manajemen dan dibaca oleh banyak stakeholder, maka manajemen
dituntut untuk membuat laporan secara jujur. Tanggung jawab sosial perusahaan
melibatkan banyak stakeholder, tanggung jawab sosial perusahaan disini berperan
sebagai alat kontrol untuk pihak manajemen agar tidak melakukan manajemen
laba yang merugikan pihak stakeholder.
Dari paparan tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
dinyatakan seperti berikut ini:
H1 = Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba perusahaan publik di Indonesia
2. Kompensasi manajemen dengan manajemen laba
Johnson (2007) menguji apakah eksekutif akan melakukan fraud jika
muncul insentif finansial yang besar. Penelitian ini menemukan bahwa kontrak
bonus dapat menimbulkan pengeluaran tidak terduga yang dapat merugikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
kesejahteraan shareholder, Pemberian insentif berupa saham atau option dapat
mengurangi kemungkinan fraud yang dilakukan oleh manajer atau eksekutif.
Arya et al. (1997) merancang model dua periode dengan satu pemilik dan
dua manajer yang risk averse. Usaha manajer setiap periode menghasilkan hasil
bersama dan bisa diamati. Pemilik tidak dapat mengawasi usaha manjer tetapi
setiap manajer mengetahui setiap usaha yang lainnya (saling mengetahui). Satu
cara untuk memotivasi manajer untuk bekerja keras adalah dengan menawarkan
kepada mereka suatu kontrak yang sama dalam setiap periode. Dalam penelitian
Arya et al. (1997) tersebut menunjukkan bahwa pemilik dapat memberikan
kontrak yang lebih efesien melalui eksploitasi kemampuan setiap manajer untuk
saling dapat mengamati usaha satu dengan lainnya. Eksploitasi kemampuan
manajer-manajer untuk saling memonitor satu dengan lainnya dapat mengurangi
biaya keagenan dari moral hazard. Model yang diusulkan menyarankan bahwa
suatu kontrak insentif untuk manajer tingkat bawah masih diperlukan.
Bergstresser (2006) menguji hubungan antara manajemen laba dan CEO
insentif dengan menggunakan pendekatan discretionary accruals model jones.
Penelitian tersebut menguji hubungan antara insentif financial CEO dan
manajemen laba selama periode 1990-an dan menguji apakah CEO dan insiders
lain menjual saham dan mengambil opsi pada periode dimana akrual tinggi. Dari
hasil pengujian terhadap hipotesis pertama, dapat disimpulkan bahwa akrual lebih
aktif digunakan pada perusahaan dengan kompensasi CEO yang lebih sensitif
terhadap harga saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Cheng et al. (2005) menunjukkan bahwa manajer dengan insentif ekuitas
yang tinggi lebih mungkin untuk meratakan laba. Hasil lain yang ditunjukkan
dalam penelitian ini bahwa manajer dengan insentif ekuitas yang persisten lebih
mungkin meratakan laba dan bahwa CEOs dengan insentif ekuitas yang tinggi
mengakui abnormal accrual yang meningkatkan laba lebih banyak daripada CEOs
dengan insentif ekuitas yang rendah. Penelitian tersebut menggunakan sampel
awal meliputi semua perusahaan yang data tentang kepemilikan dan kompensasi
yang berdasarkan saham tersedia pada data base the Standard & Poor’s
Execucomp untuk periode 1993-2000.
Shuto (2007) menguji hubungan antara pemilihan diskresionary akrual
dan kompensasi eksekutif di jepang Penelitian ini menemukan bahwa penggunaan
meningkatkan diskresionary akrual kompensasi eksekutif, Manajer yang tidak
mendapatkan bonus cenderung melakukan decreasing income dengan
menggunakan metode Big Bath. Metode kontrak bonus pada perusahaan di jepang
tidak sepenuhnya mengalami inefisiensi. Apabila dibuat kontrak yang tepat maka
masing-masing pihak akan tercapai tujuan bersama.
Jones (2008) menguji pengaruh kompensasi eksekutif dan manajemen laba
yang mungkin terjadi dalam timbulnya perkara hukum shareholder dan hasil
yang didapat intensitas option manajemen dan manajemen laba berpengaruh
terhadap probabilitas perkara yang muncul, intensitas option yang tinggi akan
meningkatkan probabilitas dari tingkat penyelesaian perkara.
Laux (2009) menganalisa strategi dewan direksi untuk mengatur insentif
yang harus dibayarkan terhadap CEO dan pengaruhnya terhadap manajemen laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Penelitian ini menemukan bahwa, hasil pengujian menunjukkan peningkatan
insentif modal CEO tidak berdampak pada meningkatnya manemen laba karena
direktur melakukan upaya penyesuaian terhadap kesalahan dalam merespon
perubahan insentif untuk CEO. Jika pertanggung jawaban komisaris dalam
menentukan gaji untuk CEO dan monitoring dilakukan secara terpisah dengan
membentuk suatu komite, kemudian kompensasi untuk komite dalam bentuk
saham akan meningkat sesuai dengan kompensasi untuk CEO, peningkatan biaya
yang disebabkan karena kesalahan ditanggung oleh komite audit.
Atas dasar penelitian terdahulu, semakin tinggi perusahaan memberikan
kompensasi terhadap manajemen yang berprestasi, maka semakin sedikit tindakan
manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen pada perusahaannya.
Seorang manajer yang sudah terpenuhi kebutuhannya melalui kompensasi yang
diberikan oleh perusahaan terhadap manajer tersebut akan mampu menekan
perilakunya untuk tidak melakukan manajemen laba yang hanya menguntungkan
dirinya sendiri. Kompensasi mampu memberikan motivasi kepada manajemen
untuk melaporkan labanya secara jujur. Dari paparan tersebut maka hipotesis
dalam penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut ini:
H2 = Kompensasi manajemen berpengaruh terhadap manajemen laba perusahaan publik di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar. 1
Variabel independen Variabel dependen
Variabel kontr
Variabel kontrol
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Manajemen Laba Kompensasi Manajemen
- Size - Leverage - ROA - Growth
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang melakukan pengujian
hipotesis dan bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Variabel independen yang diuji
dalam penelitian ini meliputi tanggung jawab sosial perusahaan yang meliputi
7 kategori yaitu lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja,
lain-lain tenaga kerja, produk, masyarakat dan umum dan juga kompensasi
manajemen sebagai variabel independen. Sementara variabel dependen dalam
penelitian ini adalah manajemen laba. Penelitian ini juga menggunakan
variabel kontrol dengan size, leverage, ROA dan juga growth.
B. POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPEL
Populasi merupakan kelompok orang, kejadian, atau peristiwa yang
menjadi perhatian para peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2003). Populasi yang
digunakan sebagai sample frame penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan go public yang berturut-turut terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008-2010 dan melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan pada periode 2008-2010 sejumlah 379 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri dari elemen-elemen
yang diharapkan memiliki karakteristik yang mewakili populasinya (Sekaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2003). Adapun sampel penelitian ini adalah 70 perusahaan selama periode
2008-2010 dari total populasi.
Penentuan jumlah sampel menurut Hair (1995) yang memegang peran
penting dalam estimasi dan interpretasi hasil maka, ukuran sampel yang ideal
dan representatif adalah tergabung pada jumlah indikator variabel observasi
dikalikan 5 sampai 10. Dalam penelitian ini menggunakan 7 indikator
variabel, antara lain: variabel independen (tanggung jawab sosial perusahaan,
kompensasi manajemen), variabel dependen (manajemen laba), variabel
kontrol (size, laverage, ROA, growth). Dengan demikian sampel minimal
untuk penelitian ini yang memiliki indikator variabel sebanyak 70 adalah 7 x
10. Dengan demikian jumlah sampel minimal untuk penelitian ini sebesar 70
perusahaan dan jumlah observasinya sebanyak 210 perusahaan ( 70 x 3 ).
Tekhnik pengambilan sampel dari penelitian ini menggunakan
purposive sampling dan random sampling. Menurut Nasution (2003),
pemilihan tekhnik pengambilan sampling merupakan upaya penelitian untuk
mendapatkan sampel yang representatif (mewakili), yang dapat
menggambarkan populasi. Purposive sampling adalah dimana sampel yang
dipilih sesuai dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Kriteria yang
digunakan untuk menjadi anggota sampel adalah sebagai berikut ini:
1. Perusahaan go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
berturut-turut pada tahun 2008-2010 dan melaksanakan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan pada periode 2008-2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2. Perusahaan tersebut menerbitkan secara berturut-turut laporan tahunan
(annual report) dan laporan keuangan tahunan (financial report) untuk
tahun 2008-2010.
3. Perusahaan tersebut menyajikan secara berturut-turut seluruh data dan
informasi yang diperlukan dalam pengukuran variabel pada laporan
tahunan dan laporan keuangan tahunan.
Selanjutnya pengambilan sampel secara random sampling. Random
sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang
sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Dari populasi yang ada
sebesar 379 perusahaan dipilih secara acak untuk mendapatkan sampel
sejumlah 70 perusahaan. Diawali dengan membuat nomer urut dari angka 1-
379 didalam lembar kertas yang kemudian di lipat lalu dimasukkan kedalam
toples. Langkah selanjutnya ambil secara acak sebanyak 70 kali.
C. SUMBER DATA DAN METODA PENGUMPULAN DATA
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu informasi yang
diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2003). Alasan menggunakan data sekunder
dengan pertimbangan bahwa data ini mudah untuk diperoleh dan memiliki
waktu yang lebih luas serta mempunyai validitas data yang dapat di
pertanggung jawabkan.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data seperti berikut ini.
1. Daftar perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2008-
2010 yang diperoleh dari www.idx.co.id.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan tahunan
(financial report) perusahaan yang terpilih menjadi sampel yang
diperoleh dari www.idx.co.id., Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), dan website perusahaan yang terpilih sebagai sampel
penelitian.
D. DEFINISI DAN PENGUKURAN VARIABEL
Penelitian ini menggunakan dua variabel yang diuji secara
sistematis, yaitu seperti berikut ini:
1. Variabel independen
Menurut Sugiono (1999), variabel independen sering kali disebut
dengan variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah variabel-variabel seperti berikut ini.
a. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Variabel independen dalam penelitian ini adalah tanggung jawab
sosial perusahan. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu konsep
bahwa perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan tema
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang dikemukakan
Hackston et al. (1996). Terdiri dari 7 tema yaitu: lingkungan, energi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat
dan umum. Ketujuh tema tersebut dijabarkan kedalam 78 item
pengungkapan yang telah disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan
kondisi yang ada di indonesia.
Menurut Gray et al., (1987) semakin tinggi perusahaan
menerapkan tanggung jawab sosial sesuai standar pada perusahaannya,
maka akan dapat mengurangi terjadinya manajemen laba. Karena
laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen dan dibaca oleh
banyak stakeholder, maka manajemen dituntut untuk membuat laporan
secara jujur. Penelitian ini tanggung jawab sosial perusahan diukur
dengan menggunakan index pengungkapan sosial yang merupakan
variabel dummy.
Rumus perhitungan CSRDI j adalah sebagai berikut:
78å= ij
J
XCSRDI
Keterangan:
CSRDIj = CSR Disclosure Index perusahaan j
Xij = dummy variable
1 = jika item i diungkapkan; 0= jika item i tidak diungkapkan.
nj = jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78
Dengan demikian, 0≤CSRDIj≤1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b. Kompensasi Manajemen
Kompensasi manajemen adalah berbagai bentuk imbalan
yang diberikan organisasi kepada para karyawanya atas waktu, pikiran
dan tenaga yang telah dikontribusikannya kepada organisasi. Kategori
kompensasi manajemen yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
kompensasi manajemen yang diberikan berupa opsi saham eksekutif atau
dikenal dengan Management Stock Option Program (MSOP) yang
merupakan bentuk kompensasi untuk menghargai eksekutif atas kinerja
jangka panjang perusahaan.
Menurut Shatila (2008), semakin tinggi perusahaan memberikan
kompensasi terhadap manajemen yang berprestasi, maka semakin sedikit
tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen pada
perusahaannya. Seorang manajer yang sudah terpenuhi kebutuhannya
melalui kompensasi yang diberikan oleh perusahaan terhadap manajer
tersebut akan mampu menekan perilakunya untuk tidak melakukan
manajemen laba yang hanya menguntungkan dirinya sendiri. Untuk
variabel independen ini akan diukur dengan cara, perusahaan yang
memberikan kompensasi bonus berupa stock options atau Management
Stock Option Program (MSOP) kepada manajemen akan diberi nilai 1,
sedangkan yang tidak memberikan kompensasi bonus kepada manajemen
diberi nilai 0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (1999), variabel dependen sering disebut
dengan variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba.
Manajemen laba adalah tindakan yang ditujukan untuk
memaksimumkan utilitas manajer dan cenderung untuk menguntungkan
diri mereka (manajer) sendiri dengan cara mempengaruhi proses pelaporan
keuangan. Manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam
proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan
diri sendiri. Konsisten dengan penelitian manajemen laba sebelumnya
Erica et al. (2011), deteksi manajemen laba menggunakan model Jones
yang dimodifikasi. Dalam penelitian ini manajemen laba diproksikan
dengan discretionary accuals. Discretionary accruals (DAC)
menggunakan komponen akrual dalam mengatur laba karena komponen
akrual tidak memerlukan bukti kas secara fisik sehingga dalam
mempermainkan komponen akrual tidak disertai kas yang
diterima/dikeluarkan (Sulistyanto, 2008).
Untuk mengukur DAC, terlebih dahulu akan mengukur total
akrual. Total akrual diklasifikasikan menjadi komponen discretionary dan
nondiscretionary (Midiastuty, 2003), dengan tahapan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Mengukur total accrual dengan menggunakan Model Jones yang
dimodifikasi.
Total Accrual (TAC) = laba bersih setelah pajak (net income) – arus
kas operasi (cash flow frm operating)
b. Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi
OLS (Ordinary Least Square):
TACt/At-1 = α1(1/At-1) + α2((ΔREVt- ΔRECt) / At-1) + α3(PPEt /
At-1) + e
Dimana
TACt : Total Accruals Perusahaan i pada periode t
At-1 : Total Aset Untuk Sampel Perusahaan i pada akhir tahun t-1
REVt : Perubahan Pendapatan Perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t
RECt : Perubahan Piutang Perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t
PPEt : Aktiva Tetap (Gross Property Plant And Equipment)
Perusahaan tahun t
c. Mengitung nondiscretionary accruals model (NDA) adalah sebagai
berikut:
NDAt = α1(1/At-1) + α2((ΔREVt – ΔRECt)/ At-1) + α3(PPEt / At-1)
Dimana
NDAt : nondiscretionary accruals pada tahun t
α : fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan
total accruals.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d. Menghitung discretionary accruals
DACt : (TACt / At-1) – NDAt
Dimana:
DACt : discretionary accruals perusahaan i pada periode t
3. Variabel Kontrol
Menurut Sugiyono (1999) Variabel Kontrol adalah variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Ukuran perusahaan merupakan salah satu alat untuk
mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Variabel ukuran
perusahaan (SIZE) dalam penelitian ini diproksikan dengan total
aset perusahaan. Menurut Abdelsalam (2008) variabel ini diukur
dengan menggunakan nilai logaritma natural (Ln) atas jumlah total
aset perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian. Siregar dkk.
(2005) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan
menggunakan natural logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan pada
akhir tahun berpengaruh signifikan negatif terhadap besaran
pengelolaan laba, artinya semakin besar ukuran perusahaan maka
semakin kecil indikasi pengelolaan labanya. Hal ini disebabkan
karena perusahaan besar biasanya memiliki peran sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pemegang kepentingan yang luas sehingga lebih diperhatikan oleh
masyarakat. Akibatnya, perusahaan akan lebih berhati-hati dalam
melakukan pelaporan keuangan untuk menghasilkan laporan yang
akurat Secara matematis size dapat dirumuskan sebagai berikut :
�aet 魰 䎨Ƽ 归ᱸ Ȗ̜Ϝ鼨úútȖú
b. Leverage Keuangan (LEV)
Mahoney et al., (2007) yang mendefinisikan leverage
keuangan dengan menggunakan salah satu manfaat rasio hutang
terhadap ekuitas total hutang dibagi total modal sendiri (Debt to
Equity Ratio). Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban dengan ekuitas. Debt Ratio diukur
dengan cara membagi antara total hutang dengan total aktiva.
Semakin besarnya rasio leverage mengakibatkan risiko yang
ditanggung oleh pemilik modal juga akan semakin meningkat.
Achmad et al. (2007) menunjukkan bahwa peningkatan motivasi
perjanjian hutang (debt covenant) meningkatkan praktik
manajemen laba. Alasannya bahwa motivasi debt covenant
merupakan praktik manajemen laba berlaku umum. Secara
sistematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
tiȖᱸ 刮刽锅aȖ裹㭸̜Ȗa 魰 ᱸ Ȗ̜Ϝ䎨a̜iaϜaȖatúᱸ Ȗ̜Ϝ鼨úútȖú
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
c. ROA
Return on Asset (ROA) adalah rasio yang mengukur
kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaan.
ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan
dalam memanfaatkan total assets (Chen et al., 2005). ROA dalam
penelitian ini diproksikan melalui perbandingan antara laba usaha
setelah pajak dengan total aset perusahaan.
Rasio ini merupakan indikator yang penting untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersihnya
(Puspitasari, 2010). Perubahan ROA menunjukkan perubahan
kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba dengan
memanfaatkan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi.
Semakin besar perubahan ROA menunjukkan semakin besar
fluktuasi kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba. Hal ini
mempengaruhi investor dalam memprediksi laba dan memprediksi
risiko dalam investasi sehingga memberikan dampak pada
kepercayaan investor terhadap perusahaan.Sehubungan dengan itu,
manajemen termotivasi untuk melakukan praktik manajemen laba
agar laba yang dilaporkan tidak berfluktuatif sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan.Dengan
demikian, semakin besar perubahan ROA maka semakin besar
kemungkinan manajemen melakukan praktik manajemen laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
ROA dihitung dengan membagi laba usaha setelah pajak
dengan total aset dikalikan seratus persen. Secara matematis ROA
dapat diformulasikan sebagai berikut:
㭸关鼨魰 棺tȖ挂Ƽ规 .t鼨归Ȗt辊ᱸ̜果ᱸ Ȗ̜Ϝ鼨úútȖ 100%
d. Pertumbuhan Penjualan (GROWTH)
Perubahan tingkat pertumbuhan tahunan perusahaan dari
penjualan total. Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan
pertumbuhan penjualan yang diperoleh berdasarkan perbandingan
antara total penjualan periode sekarang (total penjualan t) minus
periode sebelumnya (total penjualan t-1) terhadap total penjualan
periode sebelumnya (Gu dkk., 2005). Pada tahap pertumbuhan,
perusahaan telah memperoleh pangsa pasar dan mengalami
peningkatan penjualan. Laba perusahaan pada tahap ini lebih besar
dibandingkan tahap sebelumnya. Perusahaan berkewajiban
membayar pajak yang jumlahnya ditentukan oleh laba yang
dilaporkan. Semakin besar laba yang dilaporkan, maka semakin
besar pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Manajer
cenderung selalu berusaha untuk memilimalisasi kewajiban-
kewajibannya termasuk kewajiban untuk membayar pajak. Manajer
akan melakukan manajemen laba agar laba perusahaan namapak
lebih rendah dari pada laba yang sesungguhnya diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
(Sulistyanto, 2008). Secara matematis growth dapat diformulasikan
sebagai berikut:
�̜Ϝtú剐辊 国Ȗ闺魰 ƼtȖú̜Ϝtú纵Ȗ邹石ƼtȖú̜Ϝtú纵Ȗ石1邹ƼtȖú̜Ϝtú纵Ȗ石1邹
E. Metoda analisis data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi uji asumsi klasik yang
dilakukan sebagai persyaratan hipotesis, statistik deskriptif, dan pengujian
hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS versi 16. Berikut ini dijelaskan tahapan-
tahapan pengujian dalam penelitian ini:
1. Statistik Deskriptif
Stasistik diskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum. Statistik
diskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan
perilaku data sampel tersebut.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian data dilakukan dengan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk
memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid, dengan data yang digunakan
secara teori adalah tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya
efisien (Ghozali, 2005). Uji asumsi klasik merupakan prasyarat dilakukannya
analisis regresi. Ada empat macam uji asumsi klasik yang dipakai dalam
penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
dengan membagi model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2005). Untuk menguji normalitas, peneliti
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan
adalah nilai p-value. apabila nilai ρ-value> 0,05, maka dapat dinyatakan
bahwa data berdistribusi normal, dan apabila jika ρ-value< 0.05, maka dapat
dinyatakan bahwa data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolineritas merupakan suatu keadaan dimana terdapat
hubungan yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen
dalam model regresi. Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah
di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen (Ghozali, 2005).
Multikolinearitas antar variabel independen dapat dilihat dari nilai
tolerance dan variances inflation factor (VIF) (Ghozali, 2005). Kedua
ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel independen yang satu yang
dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Nilai tolerance yang rendah
sama artinya dengan nilai VIF yang tinggi (Ghozali, 2005). Jika nilai
tolerance lebih besar dari 0.1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, maka tidak
terjadi multikoliniearitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji suatu model regresi linear, untuk
melihat keberadaan korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t
dengan periode t-1 (Ghozali, 2005). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam model regresi
terdapat autokorelasi atau tidak, dapat diketahui melalui uji Durbin-Watson
(DW). Apabila nilai DW lebih besar dari batas atas (du) dan kurang dari 4-
du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedaktisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Sebuah model regresi yang baik adalah
model regresi yang mempunyai data yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung
situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran (kecil, sedang, atau besar) (Ghozali, 2005). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam model, peneliti akan
menggunakan uji Glejser dengan bantuan program SPSS. Apabila koefisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
parameter beta > 0.05 maka tidak ada masalah heteroskedastisitas (Ghozali,
2005).
3. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Adapun persamaan regresi berganda untuk pengujian hipotesis dalam
penelitian ini adalah seperti berikut:
DA = β0 + β1 CSRi + β2KOMPENSASI + β3 size + β4 LEV + β5ROA + β6
GROWTH + ε
Notasi:
DA = Discretionary Accrual (proksi dari manajemen laba)
CSRi = Corporate Social Responsibility index
KOMPENSASI = Kompensasi Manajemen
SIZE = Ukuran Perusahaan
LEVERAGE = Utang Jangka Panjang dibagi dengan Total Aset
ROA = Laba Bersih dari keseluruhan Aset
GROWTH = Pertumbuhan Penjualan Perusahaan
β0…. Β6 = Koefisien Regresi
ε = Standart Error
Atas dasar model regresi berganda tersebut di atas, maka dilakukan
analisis dengan menggunakan langkah sebagai berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (Uji Statistik-F)
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kelayakan model
penelitian yang digunakan dalam penelitian dengan kriteria: jika p-value
lebih besar dari 1%, maka dapat dinyatakan bahwa model penelitian tidak
layak untuk digunakan dalam pengujian data, namun apabila p-value lebih
kecil dari 1%, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini
layak untuk digunakan dalam pengujian data penelitian.
b. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji Statistik-t)
Merupakan pengujian masing-masing variabel independen yang
dilakukan untuk melihat apakah masing-masing variabel independen
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen. Uji
signifikansi-t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 1%,
5%, 10%.
1) Ho diterima Ha ditolak: p-value > level signifikansi 1%, 5%, 10%
yang berarti variabel bebas secara individu tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat.
2) Ho ditolak Ha diterima: p-value < level signifikansi 1%, 5%, 10%
variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel
terikat.
c. Pengujian koefisien determinasi
Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi
dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel independen. Jika dalam suatu model terdapat
lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai
adjusted R2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGUMPULAN DATA
Dalam rangka analisis dan uji hipotesis dilakukan pengumpulan data
berupa daftar perusahaan yang terdaftar di BEI, laporan tahunan perusahaan, dan
laporan keuangan perusahaan. Data tersebut digunakan dalam melakukan analisis
dan pengujian hipotesis dalam penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh dari
sumber data berupa www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory, dan
website resmi perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
Metode pengambilan anggota sampel ini menggunakan dasar beberapa
kriteria sebagai berikut ini:
1. Perusahaan go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut-
turut pada tahun 2008-2010 dan melaksanakan pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan pada periode 2008-2010.
2. Perusahaan tersebut menerbitkan secara berturut-turut laporan tahunan
(annual report) dan laporan keuangan tahunan (financial report) untuk tahun
2008-2010.
3. Perusahaan tersebut menyajikan secara berturut-turut seluruh data dan
informasi yang diperlukan dalam pengukuran variabel pada laporan tahunan
dan laporan keuangan tahunan.
Proses pemilihan sampel dapat dirangkum dalam tabel, yaitu pada tabel 1
berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 1 Populasi Penelitian
No Kriteria Jumlah 1 Perusahaan go public dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia secara berturut-turut pada tahun 2008-2010 dan melaksanakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada periode 2008-2010
379
2 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan tahunan (financial report) untuk tahun 2008-2010
(0)
3 Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang tidak mencantumkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam pengukuran variabel pada laporan tahunan dan laporan keuangan tahunan
(0)
4 Total perusahaan yang dijadikan sampel penelitian 379
Penentuan jumlah sampel menurut Hair (1995) yang memegang peran
penting dalam estimasi dan interpretasi hasil maka, ukuran sampel yang ideal
dan representatif adalah tergabung pada jumlah indikator variabel observasi
dikalikan 5 sampai 10. Dengan demikian sampel minimal untuk penelitian ini
yang memiliki indikator variabel sebanyak 70 adalah 7 x 10, Dengan jumlah
observasinya sebanyak 210 perusahaan (70 x 3). Dari populasi yang ada
sebesar 379 perusahaan dipilih secara acak untuk mendapatkan sampel
sejumlah 70 perusahaan. Diawali dengan membuat nomer urut dari angka 1-
379 didalam lembar kertas yang kemudian di lipat lalu dimasukkan kedalam
toples. Langkah selanjutnya ambil secara acak sebanyak 70 kali.
B. ANALISIS DATA
Analisis data dalam penelitian ini meliputi dua tahapan yaitu uji asumsi
klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan model regresi berganda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1. Statistik deskriptif
Analisis deskriptif memberikan gambaran umum mengenai data dan
penyebaran data yang digunakan dalam penelitian ini. Penggambaran data yang
dimaksud meliputi nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi (maximum), nilai terendah
(minimum) serta nilai standar deviasi yang menggambarkan penyebaran data
penelitian ini. Berikut ini disajikan tabel deskripsi data penelitian.
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DA 210 -48.04 23.71 -.0266 6.54498
CSRi 210 .17 .76 .4744 .11269
COMPEN 210 .00 1.00 .0381 .19188
LN_SIZE 210 8.15 19.92 13.3743 2.58212
LEV 210 .00 7.42 .3117 .56297
ROA 210 -1.30 3.53 .0955 .32245
GROWTH 210 -.74 53.33 .6448 3.89653
Valid N (listwise) 210
DA = Discretionary Accrual (proksi dari manajemen laba) CSRi = Corporate Social Responsibility index COMPEN = Kompensasi Manajemen LN_SIZE = LN_Ukuran Perusahaan LEV = Utang Jangka Panjang dibagi dengan Total Aset ROA = Laba Bersih dari keseluruhan Aset GROWTH = Pertumbuhan Perusahaan
Sumber: Hasil pengolahan data
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai variabel DA terendah adalah –
48,04 dengan nilai tertinggi 23,71. Standar devisiasi untuk variabel ini adalah
sebesar 6,54498 dengan nilai rata-rata -0,0266. Nilai variabel CSR perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
memiliki nilai minimum sebesar 0,17 dengan nilai tertinggi 0,76. Standar
devisiasinya adalah sebesar -0,11269 dengan nilai rata-rata sebesar 0,4744.
Nilai variabel COMPEN memiliki nilai terendah sebesar 0,00 dengan nilai
tertinggi sebesar 1,00 mengingat bahwa variabel ini menggunakan dummy
variabel dengan skala 0 dan 1. Standar devisiasi COMPEN adalah 0,19188
dengan nilai rata-rata 0,0381 maka distribusi data berkisar 0,0381 – 0,19188
sampai dengan 0,0381+ 0,19188.
Nilai variabel LN_SIZE, ukuran perusahaan memiliki nilai terendah 8,15
dengan nilai tertinggi 19,92. Standar devisiasi variabel ini adalah 2,58212 dengan
nilai rata-rata 13,3743 maka distribusi data berkisar 13,3743- 2,58212 sampai
dengan 13,3743 + 2,58212. Nilai variabel LEV memiliki nilai terendah 0,00
dengan nilai tertinggi sebesar 7,42. Standar devisiasi variabel ini adalah sebesar
0,56297 dengan nilai rata-rata sebesar 0,3117. Nilai variabel ROA memiliki nilai
terendah sebesar -1,30 dengan nilai tertinggi sebesar 3,53. Nilai variabel ROA
memiliki nilai standar devisiasi sebesar 0,32245 dengan nila rata-rata sebesar
0,0955 maka distribusi data sebesar 0,0955 - 0,32245 sampai dengan 0,0955 +
0,32245.
Nilai variabel GROWTH memiliki nilai terendah sebesar-0,74 dengan
nilai tertinggi sebesar 53,33. Variabel GROWTH ini memiliki nilai standar
devisiasi sebesar 3,89653 dan nilai rata-rata sebesar 0,6448 maka distribusi data
untuk variabel GROWTH ini adalah sebesar 0,6448 – 3,89653 sampai dengan
0,6448 + 3,89653.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2. Uji asumsi klasik
Model regresi dalam penelitian dapat digunakan untuk estimasi dengan
signifikan dan representatif jika data yang digunakan mempunyai kualitas tidak
menyimpang dari asumsi dasar klasik regresi berupa: normalitas, multikolinearitas
autokorelasi, dan heterokedastisitas.
a. Uji normalitas data
Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah data terdistribusi
secara normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki
distribusi nilai residual normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas
dalam penelitian ini dilakukan menggunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov dengan
nilai residu atas persamaan model regresi yang digunakan dalam penelitian.
Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan probability value yang
diperoleh dengan pedoman pengambilan keputusan bahwa: jika probability value
> 0,05 maka data terdistribusi normal dan jika probability value < 0,05 maka data
terdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel 3 berikut
ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data Sebelum Outlier
Unstandardized Residual
N 210 Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 6.01982324 Most Extreme Differences
Absolute .349 Positive .277 Negative -.349
Kolmogorov-Smirnov Z 5.061 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Test distribution is Normal.
Sumber: hasil pengolahan data
Hasil uji normalitas di atas menunjukkan bahwa data variabel yang
digunakan dalam penelitian ini terdistribusi tidak normal dengan dibuktikan oleh
nilai Asymp. Sig. yang lebih kecil dari tingkat signifikasi penelitian 5%. Oleh
karena data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan proses outlier dengan
mengeluarkan data yang bernilai ekstrim dari data penelitian. Proses outlier
dilakukan dengan menggunakan dasar Z-score atas data dalam penelitian. Dengan
mengeluarkan nilai ekstrem dalam data penelitian berdasar Z-score diharapkan
dapat diperoleh data penelitian terdistribusi normal sehingga proses regresi dapat
dilakukan.
Setelah melakukan proses outlier diperoleh data penelitian yang
berdistribusi normal sejumlah 181 data yang berarti terdapat 29 data ekstrem yang
dikeluarkan dari data penelitian ini. Berikut disajikan hasil uji normalitas data
setelah dilakukan proses outlier data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas DataSetelah Outlier
Unstandardized Residual
N 181 Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .41863622 Most Extreme Differences
Absolute .085 Positive .085 Negative -.063
Kolmogorov-Smirnov Z 1.148 Asymp. Sig. (2-tailed) .143 a. Test distribution is Normal.
Sumber: hasil pengolahan data
Hasil uji normalitas seperti tersaji di atas menunjukkan bahwa data
penelitian telah teredistribusi normal yang dibuktikan dengan asymp sig. sebesar
0,143 yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%. Oleh karena data
penelitian telah terdistribusi normal, maka data dapat digunakan dalam pengujian
dengan model regresi berganda.
b. Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya
hubungan linier di antara variabel-variabel independen dengan model regresi.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan variance
inflation factor (VIF) dengan kriteria, jika tolerance value < 0,10 dan VIF > 10
maka terjadi multikolinieritas dan jika tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka
tidak terjadi multikolinieritas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
CSRi .873 1.145 COMPEN .845 1.184 LN_SIZE .920 1.087 LEV .909 1.100 ROA .953 1.050 GROWTH .957 1.045
a. Dependent variable: DA Sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk semua variabel
dalam tiap-tiap model regresi lebih besar dari 0,1 dan nilai value inflating factor
untuk semua variabel dalam tiap-tiap model regresi lebih kecil dari 10. Hasil
pengujian ini mengindikasikan bahwa dalam model-model regresi yang digunakan
dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinieritas.
c. Uji autokorelasi
Autokorelasi menunjuk pada hubungan yang terjadi antara anggota-
anggota dari serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series dalam
bentuk waktu (untuk time series) atau hubungan antara tempat yang berdekatan
(cross sectional). Pada penelitian ini menggunakan alat uji runs test. Dari
pengujiaan ini dapat dilihat apakah terjadi autokorelasi atau tidak yang didasarkan
pada nilai Asymp. Sig dalam uji run test. Apabila Asymp. Sig. lebih besar dari 5%,
maka tidak terjadi gejala autokorelasi dan sebaliknya jika Asymp. Sig lebih kecil
5% maka terjadi gejala aoutokorelasi dalam model regresi yang digunakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
penelitian ini. Berikut ini disajikan hasil uji runs test untuk mengindikasikan
asumsi autokorelasi dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 6 Hasil UjiAutokorelasi
Unstandardized Residual
Test Valuea .00511 Cases < Test Value 90 Cases >= Test Value 91
Total Cases 181 Number of Runs 84 Z -1.118 Asymp. Sig. (2-tailed) .264
a. Median Sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. dalam runs-test atas
seluruh model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar
0,265 (diatas 5%). Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel dalam model regresi
yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi.
d. Uji heterokedastisitas
Heterokedastisitas merupakan keadaan yang menggambarkan seluruh
faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan atas
variabel independen. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi
adanya Heterokedastisitas dalam model regresi adalah metode Glejser, yaitu
dengan meregresikan nilai dari seluruh variabel independen dengan nilai mutlak
(absolute) dari nilai residual sehingga dihasilkan probability value. Kriteria
pengujiannya adalah jika probability value < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
dan jika probability value > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil uji
heterokedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7 Hasil Uji heterokedastisitas
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .350 .117 2.986 .003 CSRi .162 .132 .092 1.232 .220 COMPEN .207 .050 .312 2.129 .070 LN_SIZE -.015 .007 -.157 -2.162 .062 LEV -.007 .058 -.008 -.116 .908 ROA .138 .153 .064 .900 .369 GROWTH .003 .024 .009 .129 .898
a. Dependent variable: ABS_RES Sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa probabilitas (sig) dalam tiap model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 0,05 atau 5%
sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam
semua model regresi penelitian ini.
3. Pengujian hipotesis
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris terkait pengaruh
tanggung jawab sosial perusahaan dan kompensasi manajemen terhadap
manajemen laba. Untuk tujuan penelitian tersebut, maka dalam melakukan
analisis data penelitian dengan menggunakan model regresi berganda. Pengujian
hipotesis terdiri dari uji signifikansi-f, uji signifikansi-t dan uji koefisien
determinasi yang dipaparkan seperti di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
a. Uji signifikansi-f
Uji signifikansi-f dilakukan guna menentukan good of fittest atau uji
kelayakan model regresi untuk digunakan dalam melakukan analisis hipotesis
dalam penelitian. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah probability
value (sig), apabila probability value dalam hasil pengujian lebih kecil dari 1%,
maka dapat dinyatakan bahwa model layak (fit) untuk digunakan sebagai model
regresi dalam penelitian dan sebaliknya jika probability value lebih besar dari 1%,
maka dapat dinyatakan bahwa model tidak layak untuk digunakan dalam
pengujian hipotesis penelitian. Berikut disajikan hasil uji signifikansi-f dalam
penelitian ini.
Tabel 8
Hasil Uji Signifikansi –F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 51.120 6 8.520 46.994 .000* Residual 31.546 174 .181 Total 82.666 180
a. Predictors: (Constant), GROWTH, LN_SIZE, CSRi, ROA, LEV, COMPEN
b. Dependent Variable: DA Sumber: hasil pengolahan data *) Signifikan pada a = 1%
Tabel di atas menunjukkan bahwa probability value dari model regresi
yang digunakan dalam penelitian lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian
1% sebesar 0,000. Hasil ini mengindikasikan bahwa model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan sebagai model regresi
pengujian hipotesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
b. Uji koefisien regresi parsial ( uji signifikansi-t)
Uji signifikansi-t dimaksudkan untuk pengujian pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dalam penelitian sebagaimana dinyatakan
dalam hipotesis penelitian ini. Selain untuk menguji pengaruh tersebut, uji ini juga
dapat digunakan untuk mengetahui tanda koefisien regresi masing-masing
variabel independen sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan
kesimpulan atas hasil pengujian adalah probability value (sig)-t, apabila
probability value (sig)-t lebih kecil dari 1%, 5%, 10% maka dapat dinyatakan
bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga
hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima atau didukung oleh data
penelitian, sebaliknya jika probability value (sig)-t lebih besar dari 1%, 5%, 10%
maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh pada
variabel dependen dan hipotesis yang diajukan tidak diterima atau tidak didukung
oleh data penelitian. Berikut ini disajikan hasil uji signifikansi-t dalam penelitian
ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 9 Uji Koefisien Regresi Parsial
Variabel Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.299 .251 5.166 .000 CSRi 1.408 .282 .250 4.987 .000* COMPEN .965 .108 .457 8.979 .000* LN_SIZE -.124 .014 -.422 -8.639 .000* LEV -.247 .124 -.098 -1.988 .048** ROA -.639 .328 -.093 -1.949 .053*** GROWTH .038 .051 .036 .756 .451
Sumber: hasil pengolahan data *) Signifikan pada a = 1% **) Signifikan pada a = 5% ***) Signifikan pada a = 10%
Hasil pengujian data seperti tersaji di atas mengindikasikan bahwa
variabel independen dalam penelitian baik CSRi, COMPEN serta variabel kontrol
yang terdiri dari LN_SIZE berpengaruh terhadap manajemen laba yang terbukti
dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi 1%. Sedangkan
variabel kontrol lainnya yaitu LEV berpengaruh terhadap manajemen laba yang
terbukti dengan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%. Nilai
sig. untuk variabel CSRi, variabel COMPEN, variabel LN-SIZE adalah 0,000.
Untuk variabel LEV memiliki nilai signifikansi sebesar 0,048. Variabel kontrol
ROA berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba yang terbukti dengan nilai
probabilitas ROA lebih kecil dari tingkat signifikansi 10% yaitu 0,053. nilai
signifikansi variabel GROWTH sebesar 0,451 yang lebih besar dari tingkat
signifikansi penelitian 1%, 5%, maupun 10% sehingga GROWTH tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
c. Uji koefisien determinasi
Koefisien determinasi menyatakan persentase total variasi dari variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Untuk
model regresi dengan satu variabel independen koefisien determinasi ditunjukkan
oleh nilai R square (R2) dan untuk model regresi dengan menggunakan dua atau
lebih variabel independen koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai adjusted R
square (adj R2). Penelitian ini menggunakan nilai adj R2.
Nilai adj R2 berkisar antara 0 sampai 1. Apabila adj R2 mendekati 1, ini
menunjukkan bahwa variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi
variabel independen. Sebaliknya jika nilai adj R2 mendekati 0, maka variasi dari
variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen. Berikut ini
disajikan hasil uji koefisien regresi untuk kelima model regresi yang digunakan
dalam penelitian ini:
Tabel 10 Uji Koefesien Determinasi
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .786a .618 .605 .42579 1.748
a. Predictors: (Constant), GROWTH, LN_SIZE, CSRi, ROA, LEV, COMPEN b. Dependent Variable: DA
Sumber: hasil pengolahan data
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0.605
yang menunjukkan bahwa 60,5%. Hasil uji koefesien determinasi ini
mengindikasikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini yang terdiri dari
CSRi dan COMPEN serta variabel kontrol yang terdiri dari GROWTH, LN_SIZE,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
ROA dan LEV mampu menjelaskan variabilitas variabel dependen manajemen
laba sebesar 60,5%. Sementara itu, sisanya sebesar 39,5% dijelaskan oleh variabel
lain diluar model penelitian ini.
C. PEMBAHASAN
Dalam pengujian model regresi yang menggunakan mananajemen laba
sebagai variabel dependen dan variabel independen tanggung jawab sosial
perusahaan dan kompensasi manajemen menunjukkan hasil bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan dan kompensasi manajemen berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Hasil pengujian ini mengindikasikan bahwa penelitian
ini berhasil membuktikan secara empiris semua hipotesis yang diajukan dalam
penelitian. Variabel kontrol size dan laverage dalam penelitian ini menunjukkan
hasil bahwa size dan laverage, serta ROA berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba, namun dalam penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa
growth berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap manajemen laba
Tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian Erika et al. (2009) bahwa
tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Hal ini memberikan gambaran bahwa semakin tinggi perusahaan menerapkan
tanggung jawab sosial sesuai standar pada perusahaannya, maka akan dapat
mengurangi terjadinya manajemen laba. Penelitian ini sejalan dengan Prior et al.
(2008) meneliti hubungan tanggung jawab sosial perusahaan dan manajemen laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Untuk meningkatkan reputasi perusahaan dan meningkatkan kepuasan stakeholder
perusahaan melakukan praktek tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini
membuktikan adanya hubungan positif antara tanggung jawab sosial perusahaan
dengan manajemen laba. Karena laporan keuangan yang dibuat oleh pihak
manajemen dan dibaca oleh banyak stakeholder, maka manajemen dituntut untuk
membuat laporan secara jujur. Tanggung jawab sosial perusahaan melibatkan
banyak stakeholder, tanggung jawab sosial perusahaan berperan sebagai alat
kontrol untuk pihak manajemen agar tidak melakukan manajemen laba karena
dapat merugikan pihak stakeholder.
2. Kompensasi Manajemen terhadap manajemen laba
Kompensasi manajemen berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba,
hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cheng et al.
(2005) menunjukkan bahwa manajer dengan insentif ekuitas yang tinggi lebih
mungkin untuk meratakan laba. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Johnson (2007) yang menyatakan bahwa pemberian kompensasi
manajemen atau insentif berupa saham atau option dapat mengurangi
kemungkinan fraud yang dilakukan oleh manajer atau eksekutif. Arya et al.
(1997) menunjukkan bahwa pemilik dapat memberikan kontrak yang lebih efesien
melalui eksploitasi kemampuan setiap manajer untuk saling dapat mengamati
usaha satu dengan lainnya. Eksploitasi kemampuan manajer-manajer untuk saling
memonitor satu dengan lainnya dapat mengurangi biaya keagenan dari moral
hazard. Model yang diusulkan menyarankan bahwa suatu kontrak insentif untuk
manajer tingkat bawah masih diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Shatila (2008) yang menyatakan bahwa kompensasi manajemen berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Semakin tinggi perusahaan memberikan
kompensasi terhadap manajemen yang berprestasi, maka semakin sedikit tindakan
manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen pada perusahaannya.
Seorang manajer yang sudah terpenuhi kebutuhannya melalui kompensasi yang
diberikan oleh perusahaan terhadap manajer tersebut akan mampu menekan
perilakunya untuk tidak melakukan manajemen laba yang hanya menguntungkan
dirinya sendiri. Kompensasi mampu memberikan motivasi kepada manajemen
untuk melaporkan labanya secara jujur. Menurut Kaplan, et al (1998) menyatakan
bahwa kompensasi memotivasi para eksekutif perusahaan sehingga program
kompensasi eksekutif seharusnya cukup kompetitif untuk menarik dan
mempertahankan manajer berkualitas tinggi, menghubungkan bonus dengan
kinerja dan mampu mengembangkan iklim yang berorientas kinerja dalam
perusahaan dengan memberikan imbalan terhadap kinerja yang dinilai baik.
Menurut Scott (2003), program kompensasi eksekutif berdasarkan pembayaran
gaji (pay-off) atau hasil yang dicapai perusahaan (net income dan share price)
merupakan cara yang layak untuk memotivasi para manajer dan eksekutif
menghindari moral hazard dan meningkatkan value of the firm.
3. Ukuran Perusahaan, Laverage, ROA dan Growth terhadap manajemen
laba
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar dkk.
(2005) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang dinyatakan dengan natural
logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir tahun berpengaruh signifikan
negatif terhadap besaran pengelolaan laba, artinya semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin kecil indikasi pengelolaan labanya. Hal ini disebabkan
karena perusahaan besar biasanya memiliki peran sebagai pemegang kepentingan
yang luas sehingga lebih diperhatikan oleh masyarakat. Akibatnya, perusahaan
akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan untuk menghasilkan
laporan yang akurat. Peasnell et al. (1998) menunjukkan adanya hubungan antara
ukuran perusahaan dan manajemen laba di Inggris. Dengan ini disimpulkan
bahwa manajer yang memimpin perusahaan yang lebih besar memiliki
kesempatan yang lebih kecil dalam memanipulasi laba dibandingkan dengan
manajer di perusahaan kecil.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Choutrou et al. (2001) menemukan bahwa ukuran perusahaan di Amerika Serikat
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Perusahaan yang lebih besar
kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan
perusahaan kecil. Richardson (1998) dan Lee & Choi (2002) menemukan bahwa
perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan perataan
laba dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil karena perusahaan besar
dipandang lebih kritis oleh pihak luar. Karena itu, diduga bahwa ukuran
perusahaan mempengaruhi manajemen laba perusahaan, dimana jika manajemen
laba tersebut oportunis maka semakin besar perusahaan semakin kecil manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
laba (berhubungan negatif). Di dukung oleh penelitian Halim, dkk (2005) yang
menyatakan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi manajemen laba dimana
semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar juga kesempatan
manajemen untuk melakukan manajemen laba. Selain itu semakin besar ukuran
perusahaan, maka perusahaan juga semakin dituntut untuk memenuhi ekpektasi
investor yang tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laverage berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Semakin besarnya rasio leverage mengakibatkan risiko
yang ditanggung oleh pemilik modal juga akan semakin meningkat. Lee and
Rosett (2005) menganalisis faktor-faktor ekonomi termasuk karakteristik
perusahaan yaitu leverage terhadap variabel akrual. Hasil penelitian mereka
sejalan dengan penelitian ini yakni menemukan bahwa variabel akrual
dipengaruhi secara signifikan oleh leverage. Achmad et al. (2007) menunjukkan
bahwa peningkatan motivasi perjanjian hutang (debt covenant) meningkatkan
praktik manajemen laba. Alasannya bahwa motivasi debt covenant merupakan
praktik manajemen laba berlaku umum. Hasil ini sesuai dengan Tarjo (2008) yang
menyatakan bahwa dengan debt covenant hypothesis yang menyatakan jika semua
hal yang lain tetap sama dan semakin dekat perusahaan dengan pelanggaran
perjanjian hutang yang berbasis akuntansi, maka lebih mungkin manajer
perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang memindahkan laba yang
dilaporkan dari periode mendatang ke periode sekarang. Hal tersebut dilakukan
karena laba bersih yang dilaporkan naik akan mengurangi kemungkinan
kegagalan membayar hutang-hutangnya pada masa mendatang (Tarjo, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ROA berpengaruh
terhadap manajemen laba perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Widyastuti (2007) bahwa variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Semakin besar perubahan ROA menunjukkan semakin besar
flukuasi kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba. Hal ini
mempengaruhi investor dalam memprediksi laba dan memprediksi risiko dalam
investasi sehingga memberikan dampak pada kepercayaan investor terhadap
perusahaan. Sehubung dengan itu manajemen termotivasi untuk melakkan praktik
manajemen laba agar laba yang dilaporkan tidak berflktuatif sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Dengan demikian,
semakin besar perubahan ROA maka semakin besar kemungkinan manajemen
melakuan praktek manajemen laba.
Dalam penelitian ini variabel growth tidak signifikan. Hasil Penelitian ini
dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang bertumbuh mengindikasikan kinerja
perusahaan yang baik. Dengan demikian, manajemen perusahaan tidak merasa
perlu untuk melakukan manajemen laba untuk mempengaruhi pandangan investor
pada perusahaan. Oleh karena kinerja perusahaan bertumbuh telah dalam kondisi
yang baik, maka manajemen perusahaan akan berusaha menyajikan laporan
keuangan secara jujur tanpa termotivasi untuk melakukan manajemen laba. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian sulistyanto (2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
mengenai pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan dan kompensasi
manajemen terhadap manajemen laba, dapat disimpulkan bahwa variabel
tanggung jawab sosial perusahaan dan kompensasi manajemen berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Dengan demikian dua hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini diterima.
Tanggung jawab sosial berusahaan yang diungkapkan oleh perusahaan,
memberikan dampak yang baik untuk perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi
perusahaan menerapkan tanggung jawab sosial sesuai standar pada
perusahaannya, maka akan dapat mengurangi terjadinya manajemen laba. Karena
laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen dan dibaca oleh banyak
stakeholder, maka manajemen dituntut untuk membuat laporan secara jujur.
Kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak manajemen
mampu menekan terjadinya manajemen laba. Semakin tinggi perusahaan
memberikan kompensasi terhadap manajemen yang berprestasi, maka semakin
sedikit tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen pada
perusahaannya. Seorang manajer yang sudah terpenuhi kebutuhannya melalui
kompensasi yang diberikan oleh perusahaan terhadap manajer tersebut akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
mampu menekan perilakunya untuk tidak melakukan manajemen laba yang hanya
menguntungkan dirinya sendiri.
B. KETERBATASAN
1. Lama periode pengamatan penelitian ini yang terbatas, yaitu selama kurun
waktu tahun 2008-2009, dapat menyebabkan hasil penelitian ini belum
dapat digeneralisir.
2. Dalam penelitian ini perilaku opportunistic dan realistic manajemen dalam
melakukan manajemen laba hanya mempertimbangkan sudut pandang dan
keterbatasan peneliti saja.
3. Penelitian ini hanya mempertimbangkan variabel kompensasi jangka
panjang berbasis saham dalam kaitannya dengan perilaku manajemen
untuk mengelola laba karena dipengaruhi oleh kesulitan peneliti
memperoleh data mengenai kompensasi jangka pendek dan kompensasi
non fisik.
C. SARAN
1. Untuk para peneliti yang berminat mengkaji lebih lanjut pada bidang yang
sama dapat memperpanjang periode pengamatan dan menambah sampel
penelitian jenis industri lain.
2. Penelitian mendatang diharapkan juga mendengar respons dan komentar
dari shareholder dan stakeholder terhadap perilaku opportunistic dan
realistic manajemen dalam melakukan manajemen laba. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
demikian, dapat diperoleh pemahaman dan solusi yang lebih komprehensif
tentang manajemen laba.
3. Untuk peneliti selanjutnya dapat memasukkan variabel-variabel yang
belum diteliti dalam penelitian ini, yang dapat digunakan untuk
menyempurnakan penelitian.