Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22...

77
3/31/2014 1 Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI

Transcript of Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22...

Page 1: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 1

Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada :

Kuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS JAMBI

Page 2: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

1. Dasar dasar kesehatan lingkungan kerja

2. Faktor bahaya potensial fisik di lingkungan kerja

3. Faktor bahaya potensial kimia di lingkungan kerja

4. Faktor bahaya potensial biologi di lingkungan kerja

5. Faktor bahaya potensial ergonomi di lingkungan kerja

6. Pengendalian resiko di lingkungan kerja.

3/31/2014 2

Page 3: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 3

Dasar Dasar

Kesehatan Lingkungan Kerja

Page 4: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 4

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yg berada disekitar pekerja atau berhubungan tempat kerja yg dapat mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

Kesehatan lingkungan kerja mempelajari kegiatan pemecahan masalah kesehatan di lingkungan kerja. pengurangan beban tambahan bagi pekerja dan atau penyerasian kapasitas kerja dengan lingkungan kerja.

Lingkungan kerja bila tidak memenuhi syarat KAK dan PAK

Page 5: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 5

Faktor Lingkungan di tempat

kerja memberikan pengaruh yang

sangat besar terhadap kesehatan

pekerja

Teori BLUUM

Faktor Genetik

(keturunan)

Status Kesehatan

(Health Status)

Perilaku

Sistem Pelaksanaan

kesehatan Lingkungan

Page 6: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 6

6

HOSPES

Tuan Rumah

A G E N T

Penyebab

ENVIRONMENT

Lingkungan

S A K I T

A

E

H

Atau

A

E H

SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

Page 7: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 7

Bahaya potensial di Lingkungan kerja

adalah:

a. Bahaya potensial dari golongan fisik

bising, suhu, vibrasi, radiasi, takanan,

pencahayaan.

b. Bahaya potensial dari golongan kimia

pelarut organik, debu ,logam berat.

c. Bahaya potensial dari golongan biologi

virus, bakteri, cacing, plasmodium

dan jamur.

d. Bahaya potensial dari faktor ergonomi

faktor teknologi, seni ,penyerasian

alat, cara, proses

e. Bahaya potensial dari faktor psikososial

bahaya penyebab stres pada pekerja

Page 8: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 8

Dalam intervensi kesehatan lingkungan kerja terdapat pendekatan epidemiologi.

Epidemiologi Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari faktor faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya suatu penyakit / kejadian dengan cara mempelajari dan mengukur dinamika hubungan antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya pada suatu waktu dan kawasan tertentu

Page 9: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 9

Pada dasarnya lingkungan kerja

mengandung potensi bahaya yaitu

agen penyakit.

Parameter yang digunakan untuk

mengukur agen dapat dilakukan

dengan menggunakan teori simpul

sbb. :

Simpul A pengukuran pada

sumbernya atau emisinya.

Page 10: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 10

Simpul B pengukuran berbagai komponen penyebab sakit pada ambient ( media lingkungan ) sebelum kontak dengan manusia.( pengukuran kualitas udara, air , dll.

Simpul C pengukuran pada spesimen tubuh manusia atau biomarker seperti pengukuran kadar merkuri pada rambut, kulit dan darah.

Simpul D bila interaksi itu sudah menjadi outcome / kejadian penyakit seperti prevalensi penyakit, jumlah penderita diare.

Page 11: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 11

Faktor Bahaya Potensial Fisik di Lingkungan Kerja

Kebisingan

Tekanan Panas Pencahayaan

Radiasi

Page 12: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 12

Kebisingan

Page 13: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Masalah kesehatan kerja yang sering timbul, baik industri besar / kecil.

Gangguan dikelompokkan secara bertingkat :

1) Gangguan fisiologis

2) Gangguan psikologis

3) Gangguan patologis Organis.

Ketulian akibat bising, terjadi pelahan lahan tergantung macam, lama suara serta faktor faktor lain mulai ringan – berat dan menetap

3/31/2014 13

Page 14: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Kelainan yg timbul akibat bising terjadi bertahap sbb.:

1) Stadium adaptasi

Adaptasi merupakan daya proteksi alamiah dan bersifat reversibel.

2. Stadium “temprory threshlod shift”

Disebut juga “auditory fatigue” kehilangan pendengaran reversibel sesudah 48 jam terhindar dari bising.

Batas waktu yg diperlukan pulih kembali sesudah terpapar bising pekerjaan adalah 16 jam, bila hanya sebahagian pendengaran pulih maka akan terjadi “permanent hearing loss”

3/31/2014 14

Page 15: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3. Stadium “persistent threshold shift”

Meningginya ambang pendengaran lebih

lama lagi dari stadium “temprory threshlod

shift”

4. Stadium “permanet threshlod shift”

Meningginya ambang pendengaran sifatnya

menetap.

Paling banyak ditemukan dan tidak dapat

disembuhkan.

Merupakan tuli akibat ditempat bising.

3/31/2014 15

Page 16: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Tidak semua kebisingan mengganggu pekerja,

tergantung faktor faktor :

1. Faktor bising Intensitas bising

Frekuensi bising

Sifat bising

2. Faktor perorangan Kepekaan seseorang

umur

Penyakit telinga sebelumnya.

3. Faktor lingkungan Lamanya berada dalam lingkungan bising

Waktu diluar bising

3/31/2014 16

Page 17: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Pengendalian kebisingan dilingkungan kerja dilakukan berbagai cara :

1. Eliminasi

2. Substitusi

3. Pengendalian secara teknis

4. Pengendalian secara administratif

5. Pemakaian APD

3/31/2014 17

Page 18: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 18

Tekanan Panas

Page 19: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Suhu tubuh manusia tidak hanya didapat dari metabolisme juga dipengaruhi oleh panas lingkungan.

Semakin tinggi panas lingkungan , semakin besar pengaruhnya terhadap suhu tubuh. terjadi pertukaran panas antara tubuh manusia yang didapat dari metabolisme dengan tekanan panas dari kondisi lingkungan.

3/31/2014 19

Page 20: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Selama pertukaran seimbang dan serasi tidak menimbulkan gangguan baik penampilan kerja dan kesehatan kerja.

Tekanan panas yang berlebihan akan merupakan beban tambahan yang harus diperhitungkan.

3/31/2014 20

Page 21: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Suhu tubuh dipengaruhi faktor lingkungan suhu udara, kelembaban, aliran udara dan radiasi.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh panas lingkungan pada suhu tubuh metode pengukuran yg mencakup 4 faktor tsb , yg dinyatakan dg indeks atau skala.

“ Predicted Four Sweat Rate “ ( P4SR ) pengamatan banyaknya keringat seseorang yg berada di lingkungan panas selama 4 jam. Pengamatan dilakukan berbagai variasi lingkungan, pemakaian energi, perbedaan pakaian.

3/31/2014 21

Page 22: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

“ Wet Bulb Globe Temperature Index “ ( Index WBGT )

Alatnya WBGT meter.

Komponennya : “ Dry bulb temperatur” ( DB ) mengukur suhu

udara “ Wet bulb temperatur” ( WB ) mengukur suhu

yang berkaitan dg kelembaban dan aliran udara. “ Globe bulb temperatur” ( G ) suhu yang diukur

berkaitan dengan panas radiasi

3/31/2014 22

Page 23: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Indeks WBGT = ( 0,7 x WB ) + ( 0,2 x G ) + ( 0,1 X DB )

Indeks 78°F ( 26°C ) latihan fisik sangat berat , faktor pencetus kejang panas dan sengatan panas

Indeks 82°F ( 29°C ) yg belum terlatih , latihan fisik harus direncanakan.

Indeks 85°F ( 29°C ) latihan fisik berat ( mencangkul, lari-lari ) tidak boleh dilakukan orang yang belum beraklimatisasi kurang dari 3 minggu .

Dll.

3/31/2014 23

Page 24: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Ada 4 kategori :

1. Miliaria Rubra ( Heat Rash )

Bintik papulovesikal kemerahan pada kulit

terasa nyeri bila kepanasan

Akibat sumbatan kelenjar keringat disertai

peradangan.

2. Kejang Panas ( Heat Cramps )

Kejang otot timbul mendadak , setempat

atau menyeluruh, terutama otot-otot

ekstremitas dan abdomen.

Penyebabnya defisiensi garam, karena

banyak keringat keluar.

3/31/2014 24

Page 25: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3. Kelelahan Panas ( Heat Exchaustion ) Akibat kolaps sirkulasi darah perifer karena

dehidrasi dan defisiensi garam

4. Sengatan Panas ( Heat Stroke ) keadaan darurat medik dengan angka

kematian yang tinggi.

Pada kelelahan panas mekanisme pengatur suhu tubuh masih berfungsi sedangkan sengatan panas sudah tidak berfungsi disertai terhambatnya proses evaporasi secara total

3/31/2014 25

Page 26: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

1. Air minum

Mencegah dehidrasi akibat berkeringat dan pengeluaran urine.

Pada yang banyak keringat butuh air 0,5 liter atau lebih per jam.

2. Garam ( NaCl )

Kebutuhan rata- rata 15 – 20 gr / hari biasanya sudah dicukupi dari makanan sehari hari. Pada yang banyak keringat butuh penambahan dapat melalui makanan dan yang lebih mudah melalui minuman dengan konsentrasi 0,1%.

3/31/2014 26

Page 27: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3. Makanan

4. Istirahat

Bermanfaat mencegah kelelahan secara kumulatif.

5. Tidur

Bermanfaat mencegah kelelahan secara kumulatif, diperlukan tidur sekitar 7 jam sehari.

6. Pakaian

baju yang dipakai harus cukup longgar terutama dibagian leher, ujung lengan, ujung celana dsbnya. Jenis bahan yang tidak menghambat evaporasi.

7. Aklimatisasi

3/31/2014 27

Page 28: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

7. Aklimatisasi

Aklimatisasi panas adalah istilah

yang diberikan pada suatu keadaan

penyesuaian fisiologis yang terjadi

pada seseorang yang biasanya hidup

di ilkim dingin, kemudian berada diiklim

panas.

3/31/2014 28

Page 29: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 29

Pencahayaan

Page 30: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Pencahayaan sangat diperlukan

dalam pelaksanaan pekerjaan.

Pencahayaan yang kurang

memadai dapat merupakan beban

tambahan bagi pekerja.

gangguan kerja gangguan

kesehatan dan keselamatan kerja

Perlu pengaturan pencahayaan.

3/31/2014 30

Page 31: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Menimbulkan kelelahan mata dengan gejala gejala sbb.

Iritasi , mata berair dan kelopak mata berwarna

merah.

Penglihatan rangkap.

Sakit kepala

Ketajaman penglihatan merosot, begitu pula

kepekaan terhadap perbedaan ( contrast

sensitivity ) dan kecepatan pandangan.

Kekuatan menyesuaikan ( accommodation ) dan

konvergensi menurun.

3/31/2014 31

Page 32: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Terdiri dari 2 jenis :

Sumber pencahayaan alami ( sinar matahari )

Sumber pencahayaan buatan lampu minyak

dan listrik.

Kombinasi alami dan buatan.

Jenis lampu listrik :

Lampu filamen ( lampu pijar biasa )

Lampu fluorescent ( lampu neon )

Lampu “ mercury “

3/31/2014 32

Page 33: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Dapat dilakukan dengan 5 cara :

1. Pencahayaan Langsung ( direct lighting )

90 -100 % dari cahaya langsung diarahkan

ketempat kerja, 0 – 10% diarahkan keatas ( langit-

langit )

2. Pencahayaan Langsung tak langsung( direct

indirect lighting )

Seluruh cahaya dipancarkan merata keseluruh

ruangan

3/31/2014 33

Page 34: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3. Pencahayaan Setengah Langsung ( semi direct

lighting )

60 -90 % dari cahaya diarahkan kebawah

langsung ketempat kerja, 10 – 40% diarahkan

keatas ( langit-langit )

4. Pencahayaan Setengah Tidak Langsung ( semi

indirect lighting )

60 -90 % dari cahaya diarahkan keatas, 10 – 40%

diarahkan kebawah langsung ketempat kerja

5. Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting )

90 -100 % dari cahaya langsung diarahkan keatas

, 0 – 10% diarahkan ketempat kerja

3/31/2014 34

Page 35: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

a. Pembagian luminensi dalam lapangan

penglihataan

10 : 3 : 1 yg terbaik , luminensi pusat,

daerah sekitar pusat dan lingkungan luas

sekitarnya, luminensi > 40 : 1 tidak

memenuhi syarat.

b. Kesilauan

c. Arah cahaya

d. Warna Cahaya

e. Panas akibat sumber cahaya

3/31/2014 35

Page 36: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 36

Radiasi

Page 37: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaga Nukliran pengamatan dan pembinaan dalam pemanfaatan tenaga nuklir ( radioaktif ) dilaksanakan oleh BAPETEN

Keputusan Kepala Bapeten No. 01 dan 02 tahun 1999 dinyatakan nilai batas dosis ( NBD ) yng diperkenankan bagi pekerja adalah 50 mSv / tahun .

NBD dipantau dengan menggunakan Film Badge yang dipakai pekerja selama bekerja dan diperiksa dilaboratorium 1x/bl

Pengawasan Bapeten : Inspeksi penggunaan peralatan Pemberian setifikat / izin penggunaan

peralatan setiap tahun. Kalibrasi dan pelatihan petugas

3/31/2014 37

Page 38: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Secara umum radiasi terbagi :

1. Radiasi Pengion ( Ionizing Radiation )

Mempunyai kemampuan untuk melepaskan elektron dari suatu atom menjadi suatu ion.

Sinar X, Sinar α, Sinar β, sinar γ, dll.

2. Radiasi Non Pengion ( Non Ionizing Radiation )

Tidak mempunyai kemampuan melepaskan elektron

Frekuensi radio, gelombang mikro, radiasi optik 9 infra merah, ultra violet, cahaya terlihat )

3/31/2014 38

Page 39: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Keluhan keluhan :

Akut dan kronis

Gejala yang timbul dari ringan – berat.

Tergantung : dosis dan waktu pemajanan.

Gejala Akut :

Sindroma sistem syaraf pusat

Gangguam gastrointestinal

Gangguan sistem hemopoetik.

Gejala kronik :

Leukomogenesis,

karsinogenesis,

kelainan genetik

3/31/2014 39

Page 40: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Pengendalian :

Pengendalian secara teknis

Peswat ditempatkan pada ruangan

isolasi

Operator dilindungi dari pajanan

Pemakaian APD

Rotasi petugas

3/31/2014 40

Page 41: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Keluhan keluhan :

Bervariasi , tergantung intensitas, jenis

dan waktu pemajanan sinar.

Gangguan pada mata semetara –

menetap

Gangguan pada kulit

Effek positif untuk pengobatan

Pengendalian :

Penempatan sumber radiasi yg benar

Penentuan daerah terlarang

Isplasi sumber

Penggunaan APD sunglasses ,

sunblock

3/31/2014 41

Page 42: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 42

Faktor Bahaya Potensial Kimia di Lingkungan Kerja

Debu

Logam Berat Pelarut Organik

Page 43: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 43

Debu

Page 44: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

o Debu merupakan gangguan yang tak

dapat diabaikan

o Tempat kerja yang mengeluarkan debu

dapat menyebabkan pengurangan

kenyamanan kerja, gangguan

penglihatan, fungsi faal paru bahkan

keracunan umum.

o Tempat kerja yang berdebu : kegiatan

pertanian, usaha keramik, batu kapur,

pasar tradisional, dagang pinggir jalan,

dll.

3/31/2014 44

Page 45: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

o Pengertian Debu :

o Ialah partikel yang dihasilkan oleh

proses mekanis, misalnya :

penghancuran batu, pengeboran,

peledakan pada tambang, dll.

o Sifat sifat debu :

1. Sifat pengendapan

2. Sifat permukaan basah

3. Sifat penggumpalan

4. Sifat listrik statik

5. Sifat optis

3/31/2014 45

Page 46: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

o Secara garis besar ada 3 macam debu :

a. Debu organik : debu kapas, debu daun daunan tembakau

b. Debu mineral : senyawa kompleks , SO2, SiO3, arang batu dll.

c. Debu metal : timah hitam, mercury, Cd, As dll.

o Umumnya debu menyebabkan penyakit pada paru-paru PNEUMOCONIOSIS.

o Namun dapat juga menyebabkan keracunan umum, akibat absorbsi melalui kulit, lambung, maupun traktus respiratorius keracunan Pb, keracunan Hg, dll.

3/31/2014 46

Page 47: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

o Debu yang dapat dihirup oleh pernapasan manusia berukuran 0,1 – 10 mikron.

o 5 – 10 mikron ditahan cilia pada saluran pernapasan atas.

o 3 – 5 mikron ditahan cilia pada saluran pernapasan bagian tengah

o 1 – 3 mikron dapat masuk sampai alveoli paru-paru

o 0,1 – 1 mikron tidak mudah hinggap di permukaan alveoli, karena debu ukuran ini tidak mudah mengendap

3/31/2014 47

Page 48: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

o Debu masuk alveoli, jaringan mengeras ( fibrosis ) elastisitas mengurang kemampuan mengikat oksigen menurun vital capacity paru menurun. oksigen compsumtion organ menurun.

3/31/2014 48

Page 49: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

o Debu yang menimbulkan gangguan pernapasan tergantung dari :

1. Solubility

Mudah larut langsung masuk kapiler alveoli.

Tidak mudah larut, tetapi ukuran kecil masuk dinding alveoli, dstnya.

2. Komposisi kimia debu : o Innertdust tidak menyebabkan fibrosis paru.

o Proliferatif dust akan membentuk fibrosis fibrocystic pneumoconiosis silica, asbes, bauxite, kapas dsb.

o Tidak termasuk keduanya tidak ditahan, tetapi menimbulkan efek iritasi debu yang bersifat asam / basa kuat

3. Konsentrasi

4. Ukuran partikel debu

3/31/2014 49

Page 50: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

1. Pencegahan terhadap transmisi

o Metode basah lantai disiram air, pengeboran basah ( wet drilling )

o Dengan alat : Scrubber Electropresipitator

o Ventilasi umum.

2. Pencegahan terhadap sumber.

o Diusahakan tidak keluar dari sumber Local Exhauster.

o Subsitusi

3. Perlindungan diri masker

3/31/2014 50

Page 51: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 51

Logam Berat

Page 52: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

1. Timah Hitam ( Pb ) o Akut : anorexia, muntah – muntah,

pusing, mual, sembelit dan nyeri kelenjar. o Kronis : gejala awal akut, kemudian lanjut

: anemia, sakit yang perih, kelumpuhan kaki dan tangan, gangguan syaraf pusat, berkepanjangan aprosexia, kehilangan daya ingat, kejang, tuli, coma , kematian.

2. Khrom . o Akut : gangguan ginjal, hematuria, anuria,

uremia yang sebabkan kematian, hepatitis, radang ginjal.

o Kronis : gangguan GIT, bila hirup berkepanjangan brochitis, radang paru dan kemungkinan Ca Paru

3/31/2014 52

Page 53: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3. Air Raksa ( Mercury )

o Akut oleh non organik : diare, bronchitis, radang paru dan gangguan ginjal

o Kronis oleh non organik : stomatitis, agitasi, proteinuria dsb.

o Mercuy organik terutama yang bereaksi dengan SSP : kelelahan, daya ingat kurang, kelumpuhan pada tangan dan kaki, sulit berjalan dan berbicara dsb.

4. Kadmium ( Cd ) .

o Terhisap dan terakumulasi dalam tubuh.

o Radang paru akut, sulit bernapas, sesak dsb.

3/31/2014 53

Page 54: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

5. Mangan ( Mn ).

o Awal keracunan : asthenia, anorexia, sakit kepala, pusing

dapat berkembang mirip parkinsonisme : sulit berjalan, berbicara, hilang keseimbangan tubuh, kejang otot, gangguan otot muka , dll.

3/31/2014 54

Page 55: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 55

Pelarut Organik

Page 56: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

o Dalam kehidupan air merupakan pelarut utama

o Namun dalam proses diluar tubuh kemampuan air sebagai pelarut sangat terbatas.

o Air hanya dapat melarutkan mineral atau zat organik plus beberapa senyawa organik sederhana.

o Dalam industri sebaghagian besar menggunakan zat organik butuh PELARUT ORGANIK.

3/31/2014 56

Page 57: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

o Kebutuhan pelarut organik dalam industri sangat meningkat ( di AS 1984 49 juta ton pelarut organik untuk industri )

o Hal ini disebabkan 2 faktor penting:

1. Tersedianya sumber minyak bumi dan gas alam timbul industri petrokimia.

2. Produk industri petrokimia mampu menggantikan bahan konvensional.

3/31/2014 57

Page 58: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Sangat banyak jumlahnya dikelompokkan berdasarkan sifatnya.

Sifatnya tergantung dengan jenis gugus fungsionalnya.

Senyawa organik yang gugus fungsionalnya sama akan mengalami reaksi yang sama pula

Pelarut organik dapat campuran 2 / lebih dengan perbandingan tertentu

Pelarut organik digunakan : mengekstraksi, melarutkan atau membuat suspensi.

3/31/2014 58

Page 59: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Berdasarkan gugus fungsional, dikelompokkan jadi 11 golongan senyawa :

1. Hidrokarbon alifatik n-heksana

2. Hidrokarbon alisiklik sikloheksana

3. Hidrokarbon aromatik benzena, toluena

4. Hidrokarbon yang, mengandung halogen metil klorida, kloroform.

5. Alkohol etil alkohol, n-butil alkohol

6. Aldehid formaldehid

7. Keton aseton, metil etil keton ( MEK )

8. Ester etil asetat

9. Eter (di) etil eter.

10. Amina anilin, etilendiamin

11. Lain-lain karbon disulfida

3/31/2014 59

Page 60: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Bahaya yang mungkin terjadi : 1. Bahaya kecelakaan ledakan / kebakaran 2. Bahaya kesehatan masuknya zat ini ke

dalam tubuh

1. Kebakaran dan ledakan Kebakaran timbul karena 3 unsur :

pelarut organik/ bahan, oksigen diudara dan panas / suhu bahan .

Pelarut organik mudah menguap, mudah terbakar karena lebih cepat bercampur oksigen diudara

3/31/2014 60

Page 61: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Pelarut organik mudah terbakar

tergantung

1. Titik didih rendah gampang menguap

2. Kadar / konsentrasi flamable range

Lower flamable Level (LFL ) – Upper

flamable Level (UFL ) % atau ppm.

3. Suhu titik nyala ( dibakar ) dan titik bakar

( tebakar )

3/31/2014 61

Page 62: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Eter :

Titik didih : 34°C

Flamable range :

1,85 – 48%

Titik bakar (

Ignition point ) :

180°C

Alkohol :

Titik didih : 79°C

Flamable range :

3,3 – 19%

Titik bakar ( Ignition

point ) : 423°C

3/31/2014 62

Page 63: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

2. Bahaya bagi kesehatan

Bahayanya tergantung : toksisitas zat,

lama dan besarnya pemaparan.

Masuk kedalam tubuh sebagian besar

melalui pernapasan, sedikit sekali melalui

oral / kulit.

Pengaruh terhadap tubuh :

Efek toksik interaksi kimia yang reversibel

antara zat pelarut dg subtrat tubuh.

Kerja Toksik interaksi kimia yang irreversibel

berupa ikatan kovalens.

3/31/2014 63

Page 64: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Upaya pencegahan Bahaya

Usaha penegendalian bekerja

Deteksi awal kelainan atau gangguan

kesehatan disertai upaya promotif dan

rehabilitatif.

Upaya pendidikan kesehatan

Bahaya kesehatan dan gejala keracunan zat

toksik serta upaya pencegahannya.

Sanitasi dan hygiene lingkungan kerja.

P3K, gizi kerja

Cara kerja yang benar, dsbnya.

3/31/2014 64

Page 65: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 65

Faktor Bahaya Potensial Biologi di Lingkungan Kerja

Page 66: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Pekerja yang berhubungan dengan resiko agen

biologik dikategorikan sbb. :

1. Pekerjaan dibidang kesehatan

Kontak langsung dengan pasien atau

bahan infektius infeksi nosokomial.

2. Pekerjaan bukan dibidang kesehatan.

Kontak dengan agen biologik karena

pekerjaan petani.

3/31/2014 66

Page 67: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Pengendalian dapat ditempuh dengan cara :

1. Pengendalian secara legislatif

Pelaksanaan peraturan perundangan

yang berlaku.

2. Pengendalian secara administratif.

Pengaturan jam kerja, jam istirahat,

lembur dan persyaratan tenaga kerja :

umur, jenis kelamin dan tingkat

kesehatan.

3/31/2014 67

Page 68: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3. Pengendaian secara sains dan Teknologi

Dua aspek teknik produksi dan lingkungan

kerja.

Aspek teknik produksi zat toksik mungkin

dihentikan produksi, disubstitusi oleh yg lebih

aman, mengisolasi dari jarak jauh.

Aspek lingkungan kerja mengamankan

lingkungan kerjanya bukan bahannya

membuat ventilasi yg baik,penurunan

konsentrasi polutan, mencegah kontak polutan

dg alat pelindung dan memperbaiki sanitas

dan higiene lingkungan kerja.

4. Pengendalian dengan cara pemeriksaan

kesehatan.

3/31/2014 68

Page 69: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 69

Faktor Bahaya Potensial Ergonomi di Lingkungan Kerja

Dibicarakan tersendiri dalam ERGONOMI KERJA

Page 70: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 70

Pengendalian Resiko di Lingkungan Kerja

Page 71: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Dikelompokkan 2 kategori :

1. Pengendalian

lingkungan kerja

2. Pengendalian

Perorangan.

3/31/2014 71

Page 72: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Pengendalian lingkungan, meliputi :

perubahan dari proses kerja dan atau lingkungan kerja, dengan maksud

untuk pengendalian dari bahaya-bahaya kesehatan ,baik dengan

meniadakan zat / bahan-bahan yg menimbulkan masalah, atau

mengurangi zat / bahan tersebut sampai tingkat yg tidak membahayakan kesehatan .serta

mencegah kontak antara zat /bahan dengan pekerja

3/31/2014 72

Page 73: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Upaya upaya mengatasi lingkungan kerja, al.:

1. Merubah disain dan tata letak lingkungan

kerja yang adekuat. studi kelayakan, alat/

mesin kurang bahaya potensial lingkungan.

2. Menghilangkan / mengurangi bahan-bahan

berbahaya pada sumbernya.

a. mengganti / subtitusi bahan beracun dengan

yang kurang beracun ( carbon tetrachloride

dengan trichloroethylene sebagai pelarut atau

pembersih gemuk ,)

3/31/2014 73

Page 74: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

b. Isolasi terhadap bahan/ alat berbahaya untuk

mencegah kontak dengan pekerja sistim tertutup,

buat dinding pemisah, penutupan sebahagian / seluruh

proses untuk mencegah kontaminasi.

c. Membuat ventilasi yang memenuhi syarat.

d. Cara basah menghilangkan dispersi debu dg

menggunakan air / bahan basah lainnya

3. Pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja (

house keeping and maintenance )

3/31/2014 74

Page 75: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Pengendalian perorangan dapat

dilakukan dengan cara a.l. :

Penerapan cara-cara kerja yang baik

dan benar

Penggunaan alat pelindung diri yang

sesuai dan adekuat.

Kebersihan dan kesehatan perorangan.

pemeriksaan kesehatan pekerja

secara berkala tertutama pekerja yang

berhubungan dengan bahan B3.

3/31/2014 75

Page 76: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Pengendalian resiko dilingkungan kerja harus

dilaksanakan secara menyeluruh, bersama-

sama, memerlkan pendekatan multidisipliner.

Secara umum pengendalian secara hirarki :

1. Elimination and Subtitution .

2. Engineering Controls

3. Administrative Controls

4. Personal Protective Equipment.

3/31/2014 76

Page 77: Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah ... · PDF fileKuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

3/31/2014 77

31/03/2014 77