Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN (Penelitian Kualitatif di MIN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan Oleh: AGUS TURSILO WISANTO S 811102002 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

Page 1: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI

(MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

PEMBELAJARAN

(Penelitian Kualitatif di MIN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

AGUS TURSILO WISANTO

S 811102002

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

ABSTRAK

Agus Tursilo W ; S811102002. Kepemimpinan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sukoharjo Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran (Penelitian Kualitatif di MIN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012). Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Pembimbing I: Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd. Pembimbing II: Prof. Dr. M. Akhyar, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk Memperoleh pola kepemimpinan Kepala

Madrasah yang dijalankan di MIN Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/20l2. (2) Untuk memperoleh usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di MIN Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012. (3) Untuk memperoleh kendala yang dialami selama kepemimpinan Kepala Madrasah tahun pelajaran 2011/2012. (4) Untuk memperoleh hasil yang telah dicapai selama kepemimpinan Kepala Madrasah tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini dilaksanakan di MIN Sukoharjo, MIN Sukoharjo mempunyai prestasi sekolah yang baik di bidang akademik dan non akademik, MIN Sukoharjo adalah madrasah tertua yang didirikan di wilayah Kabupaten Sukoharjo yang menjadi embrio didirikannya madrasah yang lainnya. Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan yang ada sekarang berdasarkan data-data, penelitian ini juga menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasi. Informan penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Komite Madrasah, Guru Koordinator Bidang Kurikulum, Guru Koordinator Sarana Prasarana, Guru Koordinator Bidang Kesiswaan, Wali Murid, dan Siswa. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam menguji keabsahan suatu data atau memeriksa kebenaran data digunakan cara memperpanjang masa penelitian, pengamatan yang terus menerus, triangulasi, baik triangulasi sumber data maupun triangulasi teknik pengumpulan data. Analisis data dilakukan tiga tahap yaitu meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Pola kepemimpinan Kepala Madrasah yang diterapkan di MIN Sukoharjo mengarah pada pola kepemimpinan yang bersifat demokratis. (2) Kepala Madrasah telah melakukan berbagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang adadi MIN Sukoharjo diantaranya : (a) pengembangan kurikulum; (b) pengembangan KBM; (c) pengembangan sumber daya manusia; (d) pengembangan kokurikuler dan ekstrakurikuler; (e) pengembangan hubungan dengan stake holder pendidikan . (3) Kendala yang dialami Kepala Madrasah dalam memimpin MIN Sukoharjo tahun 2011/2012 yang paling utama adalah sulitnya merubah mindset atau pola pikir guru menjadi seorang guru yang senantiasa mau berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.(4) Hasil yang dicapai oleh Kepala Madrasah dalam memimpin MIN Sukoharjo adalah dengan diraihnya berbagai prestasi kejuaraan baik di bidang akademis maupun non akademis.

Kata kunci : Kepemimpinan, Kepala Madrasah, Pembelajaran.

Page 3: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ABSTRACT Agus Tursilo W; S811102002.The Leadership of the Headmaster of MIN

Sukoharjo in Advancing the Quality of Teaching Learning Activities (A Qualitative Study at MIN Sukoharjo, Academic Calendar of 2011/2012). Thesis, Education Technology Studies Program, Graduate University of March. Advisor I: Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd. Advisor II: Prof. Dr. M. Akhyar, M.Pd.

The study aimed: (1) To gain data related to the pattern of leadeship of the principle run at MIN Sukoharjo in 2011/2012, (2) To gain data about efforts made to advance the quality of teaching-learning activities at MIN Sukoharjo in 2011/2012, (3) To gain the data of the problems faced by the principle in running the school in 2011/201, (4) To gain the data of the results achieved during the leadership of the principle in 2011/2012. The research was conducted at MIN Sukoharjo. MIN Sukoharjo has achieved a lot of things in terms of both academic and non academic. MIN Sukoharjo is the oldest Madrasah (Islamic School) in Sukoharjo that has become an inspirations for other madrasahs to be built in Sukoharjo. This research is a descriptive qualitative research. It is a research that explains something based on the available data. This research provides data, does analysis and intrepretation. The informant of the research were the principle, the comittee, the coordinator of the curriculum, the coordinator of infrastructure, the coordinator of students, the parents, and the students. The data was collected by interviews, observations and documentation. To test the validity of the data or to check the accuracy of the data, some ways were used that are prolonging the length of the research’s duration, conducting a continuous observation, doing triangulation, both the triangulation of the source of the data and the technique of collecting data. The analysis was conducted in three steps. They are : data reduction, data presentation and data verification.

The research concluded that : (1) The pattern of the principles’s leadership applied at MIN Sukoharjo was democratic in nature, (2) The principle has made various efforts to enhance the quality of the teaching-learning activities at MIN Sukoharjo. The efforts were : (a) the development of curriculum, (b) the development of teching-learning activities, (c) the development of human resource, (d) the development of curriculer and extracurriculer activities, (e) the development of among the educational stake holders, (3) The problems faced by the principle mainly was to change the mindset of the teacher in accordance with the demands of the time, (4) The results achieved by the principle in the lead MIN Sukoharjo is he achieved championships many accomplishments in both academic and non academic.

Keywords: Leadership, Principle, Learning.

Page 4: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki abad XXI dan pendidikan di Indonesia menghadapi tiga

tantangan besar. Pertama, sebagai akibat dari multi krisis yang menimpa

Indonesia sejak tahun 1997, dan pendidikan dituntut untuk dapat

mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai.

Kedua, untuk mengantisipasi era globalisasi, dan pendidikan dituntut untuk

mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

bersaing dalam pasar kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya

otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan

nasional, sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih

demokratis, memperhatikan keragaman potensi, kebutuhan daerah, peserta

didik, dan mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.

Pada zaman sekarang ini pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

utama manusia. Pendidikan memberikan pengaruh yang kuat terhadap tingkat

perekonomian dan penghidupan seseorang pada masa yang akan datang.

Dengan pendidikan yang sesuai perkembangan zaman, maka seseorang akan

mendapatkan eksistensinya didalam mengarungi kehidupan. Pendidikan

merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan masyarakat modern.

UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

1

Page 5: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Kondisi pendidikan saat ini begitu menyedihkan. Ada banyak hal yang

harus dibenahi dalam sistem pendidikan di negara ini, mengingat pendidikan

adalah investasi masa depan bangsa dan mempunyai pengaruh yang dinamis

terhadap perkembangan jasmani dan rohani atau kejiwaan anak bangsa, dimana

mereka dididik agar bisa meneruskan gerak langkah kehidupan bangsa ini agar

menjadi bangsa yang maju, berpendidikan dan bermoral. Ini tentunya akan

menjadi tugas dan tanggung jawab banyak pihak, orang tua, para pendidik

(sekolah), masyarakat dan juga pemerintah. Semua pihak mempunyai

kewajiban untuk mengembalikan kondisi pendidikan negara ini agar menjadi

pendidikan yang terbaik, bermutu serta cerdas dalam IPTEK dan IMTAQ.

Pendidikan yang bertujuan untuk membentuk generasi muda menjadi manusia

haruslah menyangkut unsur-unsur spiritual, moralitas, sosialitas dan

rasionalitas, tidak hanya menekankan segi pengetahuan saja (kognitif) tetapi

harus menekankan segi emosi, rohani dan hidup bersama. Begitu juga dengan

Ujian Nasional yang pemerintah canangkan sebagai bentuk penilaian terhadap

hasil belajar siswa. Kegiatan ini hendaknya tidak hanya sekedar menguji

kemampuan siswa dalam hal ilmu pengetahuan, akan tetapi juga menguji

kemampuan siswa dalam kerohaniannya. Sesuai dengan tujuan dalam UU

bahwa peserta didik hendaknya memiliki kekuatan spiritual keagamaan.

Page 6: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap

negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan adalah

pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur

apakah bangsa itu maju atau mundur karena pendidikan merupakan proses

mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini

gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan. Bagi suatu

bangsa yang ingin maju, pendidik harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan

sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Seperti sandang, pangan,

dan papan. Namun, sangat memilukan rasanya melihat kondisi pendidikan di

Indonesia saat ini. Berbagai masalah yang muncul mulai dari sarana yang tidak

memadai, membengkaknya anak putus sekolah, kurikulum yang sering

berganti, ketidakprofesionalan para pendidik, sampai kepribadian peserta didik

yang jauh dari yang diharapkan. Maka tentunya peningkatan mutu pendidikan

juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa. Sebagai contoh

Amerika, negara adidaya ini takkan bisa jadi seperti sekarang ini apabila

pendidikannya sama dengan negara Indonesia. Demikian pula dengan negara

Jepang. Jepang sangat menghargai pendidikan, pemerintahnya rela

mengeluarkan dana yang sangat besar hanya untuk pendidikan bukan untuk

kampanye atau hal lain tentang kedudukan seperti yang Indonesia lakukan. Tak

ubahnya negara lain, seperti Malaysia dan Singapura yang menjadi negara

tetangga bangsa Indonesia.

Indonesia merupakan sebuah negeri muslim yang unik, letaknya sangat

jauh dari pusat kelahiran Islam (Mekkah). Meskipun Islam baru masuk ke

Page 7: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Indonesia pada abad ke tujuh, dunia internasional mengakui bahwa Indonesia

merupakan salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan Pendidikan Agama Islam

di Indonesia.

Lembaga Pendidikan Agama Islam pertama didirikan di Indonesia

adalah dalam bentuk pesantren (Sarijo: 1980; Dhofier: 1982). Dengan

karaktemya yang khas "religius oriented", pesantren telah mampu meletakkan

dasar-dasar pendidikan keagamaan yang kuat. Para santri tidak hanya dibekali

pemahaman tentang ajaran Islam tetapi juga kemampuan untuk menyebarkan

dan mempertahankan Islam.

Masuknya model pendidikan sekolah membawa dampak yang kurang

menguntungkan bagi umat Islam saat itu, yang mengarah pada lahirnya

dikotomi ilmu agama (Islam) dan ilmu sekuler (ilmu umum dan ilmu sekuler

Kristen). Dualisme model pendidikan yang konfrontatif tersebut telah

mengilhami munculnya gerakan reformasi dalam pendidikan pada awal abad

dua puluh. Gerakan reformasi tersebut bertujuan mengakomodasi sistem

pendidikan sekolah ke dalam lingkungan pesantren (Toha dan Mu'thi: 1998).

Corak model pendidikan ini dengan cepat menyebar tidak hanya di pelosok

Pulau Jawa tetapi juga di luar Pulau Jawa. Dari situlah embrio madrasah lahir.

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia relatif lebih

muda dibanding pesantren. Lahir pada abad 20 dengan munculnya Madrasah

Mamba'ul Ulum Kerajaan Surakarta tahun 1905 dan Sekolah Adabiyah yang

didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad di Sumatera Barat tahun 1909 (Malik

Page 8: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Fadjar: 1998). Madrasah berdiri atas inisiatif dan realisasi dari pembaharuan

sistem pendidikan Islam yang telah ada. Pembaharuan tersebut, menurut Karl

Sternbrink (1986), meliputi tiga hal, yaitu: (1) Usaha menyempumakan sistem

pendidikan pesantren; (2) Penyesuaian dengan sistem pendidikan barat, dan (3)

Upaya menjembatani antara sistem pendidikan tradisional pesantren dan sistem

pendidikan barat.

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam kini ditempatkan sebagai

pendidikan sekolah dalam sistem pendidikan nasional. Munculnya SKB tiga

menteri (Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri

Dalam Negeri) menandakan bahwa eksistensi madrasah sudah cukup kuat

beriringan dengan sekolah umum. Di samping itu, munculnya SKB tiga

menteri tersebut juga dinilai sebagai langkah positif bagi peningkatan mutu

madrasah baik dari status, nilai ijazah maupun kurikulumnya (Malik Fadjar:

1998). Di dalam salah satu diktum pertimbangan SKB tersebut disebutkan

perlunya diambil langkah-langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada

madrasah agar lulusan dari madrasah dapat melanjutkan atau pindah ke

sekolah-sekolah umum dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi

Persepsi masyarakat terhadap madrasah di era modern belakangan

semakin menjadikan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang unik. Di saat

ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, disaat filsafat hidup

manusia modern mengalami krisis keagamaan (Haedar Nashir: 1999) dan di

saat perdagangan bebas dan makin mendekati pintu gerbangnya, keberadaan

madrasah tampak makin dibutuhkan orang.

Page 9: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Madrasah yang memiliki problem yang banyak dihadapi, baik yang

berasal dari dalam sistem seperti masalah manajemen, kualitas input dan

kondisi sarana prasarananya, maupun dari luar sistem seperti persyaratan

akreditasi yang kaku dan aturan-aturan lain yang menimbulkan kesan madrasah

sebagai “sapi perah”, madrasah yang memiliki karakteristik khas yang tidak

dimiliki oleh model pendidikan lainnya itu menjadi salah satu tumpuan harapan

bagi manusia modern untuk mengatasi keringnya hati dari nuansa keagamaan

dan menghindarkan diri dari fenomena demoralisasi dan dehumanisasi yang

semakin merajalela seiring dengan kemajuan peradaban teknologi dan materi.

Sebagai jembatan antara model pendidikan pesantren dan model pendidikan

sekolah, madrasah menjadi sangat fleksibel diakomodasikan dalam berbagai

lingkungan. Di lingkungan pesantren, madrasah bukanlah barang yang asing,

karena memang lahirnya madrasah merupakan inovasi model pendidikan

pesantren. Dengan kurikulum yang disusun rapi, para santri lebih mudah

memperoleh ilmu sampai di mana tingkat penguasaan materi yang dipelajari.

Dengan metode pengajaran modern yang disertai audio visual, kesan kumuh,

jorok, ortodok, dan eksklusif yang selama itu melekat pada pesantren sedikit

demi sedikit terkikis. Masyarakat metropolitan makin tidak malu mendatangi

dan bahkan memasukkan putra-putrinya ke pesantren dengan model

pendidikan madrasah. Baik orang tua yang sekedar berniat menempatkan

putra-putrinya pada lingkungan yang baik (agamis) hingga yang benar-benar

ingin menguasai ilmu yang dikembangkan di pesantren tersebut, orang makin

berebut untuk mendapatkan fasilitas di sana. Pondok Pesantren Modern Gontor

Page 10: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Ponorogo misalnya, penuh dengan putra putri konglomerat, sekali daftar tanpa

berpikir terhadap pembayarannya, lengkap dengan fasilitas yang didapat. Ada

beberapa pondok pesantren yang telah menjadi incaran masyarakat modern

kelas menengah ke atas, bahkan sebagian muridnya berasal dari negara-negara

sahabat, seperti Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam. Dengan

demikian, model pendidikan madrasah di lingkungan pesantren telah memiliki

daya tawar yang cukup tinggi.

Model-model pondok pesantren modern seperti itu, kini telah

bermunculan di berbagai daerah. Di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal

misalnya, juga ada pondok pesantren "Darul Amanah" yang mengutamakan

penguasaan bahasa asing yakni Bahasa Arab dan Inggris. Pondok Pesantren

yang didirikan oleh para alumni Pondok Pesantren Modem Gontor Ponorogo

pada tahun 1990 itu telah menampung sekitar 1300 santri (siswa).

Tuntutan pengembangan madrasah akhir-akhir ini dirasa cukup tinggi.

Pengembangan madrasah di pesantren yang pada umumnya berlokasi di luar

kota dirasa tidak cukup memenuhi tuntutan masyarakat. Oleh karena itu

banyak model pendidikan madrasah bermunculan di tengah kota, baik di kota

kecil maupun di kota-kota metropolitan. Meskipun banyak madrasah yang

berkembang di luar lingkungan pesantren, budaya agamanya, moral dan etika

agamanya tetap menjadi ciri khas sebuah lembaga pendidikan Islam. Etika

pergaulan, perilaku dan performa pakan para santrinya menjadi daya tarik

tersendiri, yang menjanjikan kebahagiaan hidup dan akhirat sebagaimana

tujuan pendidikan Islam (Al-Abrasyi: 1970; Jalaluddin dan Said: 1996).

Page 11: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Realitas menunjukkan bahwa praktek pendidikan nasional dengan

kurikulum yang dibuat dan disusun sedemikian rupa bahkan telah

disempurnakan berkali-kali, tidak hanya gagal menampilkan sosok manusia

Indonesia dengan kepribadian utuh, bahkan membayangkan realisasinya saja

terasa sulit. Pendidikan umum (non madrasah) yang menjadi anak emas

pemerintah, di bawah naungan Kemendiknas telah gagal menunjukkan

kemuliaan jati dirinya selama lebih dari tiga dekade. Misi pendidikan yang

ingin melahirkan manusia-manusia cerdas yang menguasai kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan kekuatan iman dan taqwa plus budi pekerti

luhur, masih tetap berada pada tataran ideal yang tertulis dalam susunan cita-

cita (perundang-undangan). Tampaknya hal ini merupakan salah satu indikator

dimana pemerintah kemudian mengakui keberadaan madrasah sebagian dari

sistem pendidikan nasional.

Pendidikan moral yang dilaksanakan melalui berbagai cara baik

kurikuler (Pendidikan Kewarganegaraan atau PKN) maupun kokurikuler

(Penataran P-4) telah melahirkan elit politik yang tidak mampu tampil sebagai

uswatun hasanah (teladan yang baik) bahkan memberikan kesan korup dan

membodohi rakyat. Kegiatan penataran dan cerdas cermat P-4 (Pedoman

Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) tidak lebih dari aktivitas ceremonial

karakteristik. Disebut demikian karena kegiatan tersebut telah meloloskan para

juara dari peserta yang paling mampu menghafal buku pedoman dan

memberikan alasan pembenaran, bukan mereka yang mampu

mengimplementasikan nilai-nilai Pancsila dalam kehidupan sehari-hari.

Page 12: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Dengan demikian, para peserta penataran atau cerdas cermat P-4 berlomba-

lomba menghafal butir-butir Pancasila tanpa berusaha melaksanakannya di

dalam kehidupan nyata. Itulah di antara faktor yang mempengaruhi turunnya

moralitas bangsa ini (Dradjat: 1971).

Setelah kebobrokan moral dan mental merebak dan merajalela, orang

kemudian menjadi sadar bahwa pendidikan moral yang selama ini dilakukan

lebih berorientasi pada pendidikan politik pembenaran terhadap segala

pemaknaan yang lahir atas restu rezim yang berkuasa. Upaya pembinaan moral

yang bertujuan meningkatkan harkat dan martabat manusia sesuai dengan cita-

cita nasional yang tertuang dalam perundang-undangan telah dikesampingkan

dan menjadi jauh dari harapan.

Keberhasilan pendidikan secara kuantitatif didasarkan pada teori

Benjamin S. Bloom (1956) yang dikenal dengan nama Taxonomy of

Educational Objectives, yang mencakup tiga domain yaitu kognitif, afektif dan

psikomotorik. Meskipun demikian, keberhasilan output (lulusan) pendidikan

hanyalah merupakan keberhasilan kognitif. Artinya, anak yang tidak pemah

shalat pun, jika dapat mengerjakan tes PAI (Pendidikan Agama Islam) dengan

baik maka bisa lulus (berhasil), dan jika nilainya baik, maka siswa itu pun

dapat diterima pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Lain halnya dengan

outcome (performance) seorang alumni Madrasah, bagaimanapun nilai raport

dan hasil ujiannya, moral keagamaan yang melekat pada sikap dan perilakunya

akan menjadi tolok ukur bagi keberhasilan lembaga pendidikan yang menjadi

tempat belajar. Karena itulah keberhasilan out-come disebut keberhasilan

Page 13: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

afektif dan psikomotorik. Bagi lembaga pendidikan "Madrasah", kedua standar

keberhasilan (output dan outcome) yang mencakup tiga domain taxonomy of

educational objectives, tidak dapat dipisahkan. Di samping madrasah mendidik

kecerdasan, juga membina moral dan akhlak siswanya (Al-Abrasyi: 1970;

Abdullah: 1994). Itulah nilai plus madrasah dibandingkan sekolah umum yang

menekankan pembinaan kecerdasan intelektual (aspek kognitif).

Munculnya kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi dalam bidang

pendidikan yang bertujuan untuk memberi peluang kepada peserta didik untuk

memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat memberikan

kontribusi kepada masyarakat, tidak mengherankan para pengelola madrasah.

Madrasah juga lebih survive dalam kondisi perubahan kurikulum yang sangat

cepat, karena kehidupan madrasah tidak taklid kepada kurikulum nasional.

Manajemen desentralisasi memberikan kewenangan kepada sekolah untuk

melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sesuai dengan kebutuhan

yang dikondisikan untuk kebutuhan lokal. Dengan demikian, maka madrasah

mendapatkan angin segar untuk bisa lebih eksis dalam mengatur kegiatannya

tanpa intervensi pemerintah pusat dalam upaya mencapai peningkatan mutu

pendidikannya. Melalui proses belajar mengajar yang didasari dengan

kebutuhan lokal, kurikulum tidak terbebani dengan materi lain yang

sesungguhnya belum atau bahkan tidak relevan bagi peningkatan pengetahuan

dan keterampilan peserta didik pada jenjang tersebut. Efektivitas proses belajar

mengajar diharapkan bisa tercapai sehingga menghasilkan prestasi belajar yang

lebih tinggi.

Page 14: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Adapun meningkatnya keterlibatan pemerintah dalam pendidikan

menyebabkan para pengelola madrasah memfokuskan pada program-program

tambahan sebagai sarana meningkatkan kualitas pendidikan. Program remidial

dan kursus untuk meningkatkan perkembangan kognitif, sosial dan emosional

dari siswa yang berkemampuan rendah dalam taraf perekonomian dan hasil

belajar merupakan program-program kompensasi, bukan untuk menggantikan

program-program yang telah ada.

Sebagai lembaga pendidikan yang lahir dari masyarakat, madrasah

lebih mudah mengintegrasikan lingkungan eksternal ke dalam organisasi

pendidikan, sehingga dapat menciptakan suasana kebersamaan dan

kepemilikan yang tinggi dengan keterlibatan yang tinggi dari masyarakat.

Keterlibatan masyarakat bukan lagi terbatas seperti peranan orang tua siswa

yang hanya melibatkan diri di tempat anaknya sekolah. Melainkan keterlibatan

yang didasarkan kepada kepemilikan lingkungan.

Sesuai dengan jiwa desentralisasi yang menyerap aspirasi dan

partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan peningkatan kualitas

pendidikan, masyarakat dituntut untuk memiliki kepedulian yang tinggi

memperhatikan lembaga pendidikan yang berada di lingkungan setempat. Hal

ini dapat menumbuhkan sikap kepemilikan yang tinggi dengan memberikan

kontribusi baik dalam bidang material, kontrol manajemen, pembinaan, serta

bentuk partisipasi lain dalam rangka meningkatkan eksistensi madrasah yang

selanjutnya menjadi kebanggaan lingkungan setempat.

Page 15: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Salah satu representasi wajah madrasah di negeri ini adalah Madrasah

Ibtidaiyah (MI) setingkat Sekolah Dasar (SD). Sebagai sebuah institusi di

tingkat dasar Madrasah Ibtidaiyah (MI) memiliki peran yang cukup vital

karena merupakan institusi pendidikan di tingkat dasar yang berperan ganda,

tidak hanya mengenalkan ilmu pengetahuan secara moderat namun juga

melakukan transfer nilai-nilai keagamaan sekaligus, sehingga tentunya

diperlukan pengelolaan yang baik dan profesional. Sehingga dalam hal ini

kebijakan dan manajemen yang baik untuk mengelola Madrasah Ibtidaiyah

menjadi sebuah keniscayaan ditengah pelaksanaan Sisdiknas yang telah

mengalami perubahan yang cukup signifikan.

Secara legal, madrasah sudah terintegrasi dalam sistem pendidikan

nasional sejak diberlakukannya Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 1989

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Perkembangan madrasah kemudian

berlangsung cepat. Di tingkat MI, siswanya mencapai 11 persen dari total

siswa tingkat dasar. Di tahun 1999, terdapat 21.454 MI dan sekitar 93,2

persennya diselenggarakan oleh pihak swasta. Tahun 1999 terdapat 9.860

Madrasah dan sekitar 88,1 persennya merupakan madrasah milik swasta.

Melihat kenyataan tersebut sudah tidak diragukan lagi bahwa madrasah dalam

hal ini Mandrasah Ibtidaiyah (MI) memiliki kontribusi nyata dalam

pembangunan pendidikan. Apalagi dilihat secara historis, madrasah memiliki

pengalaman yang luar biasa dalam membina dan mengembangkan masyarakat.

Bahkan, madrasah mampu meningkatkan perannya secara mandiri dengan

menggali potensi yang dimiliki masyarakat di sekelilingnya.

Page 16: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Proses pengembangan dunia madrasah dalam hal ini Madrasah

Ibtidaiyah (MI) selain menjadi tanggung jawab internal madrasah, juga harus

didukung oleh perhatian yang serius dari proses pemerintah. Meningkatkan dan

mengembangkan peran serta madrasah dalam proses pembangunan merupakan

langkah strategis dalam membangun masyarakat, daerah, bangsa, dan negara.

Terlebih, dalam kondisi yang tengah mengalami krisis (degradasi) moral.

Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang membentuk dan mengembangkan

nilai-nilai moral, harus menjadi pelopor sekaligus inspirator pembangkit moral

bangsa. Sehingga, pembangunan tidak menjadi hampa melainkan lebih bernilai

dan bermakna.

Merujuk pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, posisi dan keberadaan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

sebenarnya memiliki tempat yang istimewa. Namun, kenyataan ini belum

disadari oleh mayoritas masyarakat muslim. Karena kelahiran Undang-undang

ini masih baru dan belum sebanding dengan usaha perkembangan madrasah di

Indonesia. Keistimewaan madrasah dalam sistem pendidikan nasional dapat

kita lihat dari ketentuan dan penjelasan pasal-pasal dalam Undang-undang

Sisdiknas sebagai berikut: Dalam Pasal 3 UU Sisdiknas dijelaskan bahwa

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusiaia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Page 17: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Ketentuan ini tentu saja

sudah berlaku dan diimplementasikan di madrasah. Madrasah sudah sejak lama

menjadi lembaga yang membentuk watak dan peradaban bangsa serta

mencerdaskan kehidupan bangsa yang berbasis pada keimanan dan ketakwaan

kepada Allah Subhanahu wata’ala serta akhlak mulia. Secara khusus, ketentuan

tentang pendidikan keagamaan ini dijelaskan dalam pasal 30 Undang-Undang

Sisdiknas yang menegaskan: (1) Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh

Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan

peraturan perundang-undangan; (2) Pendidikan keagamaan berfungsi

memperspkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan

mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama;

(3) Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan

formal, nonformal, dan informal; (4) Pendidikan keagamaan berbentuk

pendidikan diniyah, madrasah, dan bentuk lain yang sejenis. Bahkan dalam PP

RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Standar

Kompetensi Lulusan dijelaskan pada pasal 26 ; Standar Kompetensi lulusan

pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam kaitan tersebut diatas keberadaan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) menjadi sangat strategis dalam hal pembinaan

akhlak mul karena sejak awal Madrasah Ibtidaiyah (MI) telah konsentrasi

dalam pembinaan akhlak dan moral para peserta didiknya.

Page 18: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Kepemimpinan adalah cara seseorang pemimpin mempengaruhi

perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk

mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang kurang melibatkan

bawahan dalam mengambil kepurusan maka akan mengakibatkan adanya

disharmonisasi hubungan anatara pemimpin dan yang dipimpin.

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sebagaimana

dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada empat alasan kenapa diperlukan

figur pemimpin, yaitu ; (1) banyak orang memerlukan figur pemimpin; (2)

dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili kelompoknya;

(3) sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya, dan (4) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan.

Manajemen Berbasis Sekolah memberikan keleluasaan kepada sekolah

untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua unsur stake

holder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut. Karena sekolah

memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figur pemimpin

menjadi sangat penting.

Kepemimpinan yang baik tentunya sangat berdampak pada tercapai

tidaknya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki pengaruh terhadap

kinerja yang dipimpinnya. Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok

untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan. Kepemimpinan

dalam suatu organisasi atau instansi sangat erat dipengaruhi oleh sikap dan

gaya dari seorang pimpinan atau atasan yang diangkat. Dalam konsep

Page 19: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan. Dengan

kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya. Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan, yaitu

kekuasaan paksaan, legitimasi, keahlian, penghargaan, referensi, informasi, dan

hubungan

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sukoharjo adalah salah satu

Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Sukoharjo dan merupakan embrio

atau Madrasah Ibtidaiyah tertua yang didirikan di Sukoharjo. Dalam usaha

untuk meningkatkan mutu pendidikannya agar mampu bersaing dengan

sekolah dasar yang ada di kabupaten Sukoharjo, maka MIN Sukoharjo

melakukan berbagai program kerja dan rencana pengembangan ke depan yang

disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Dengan rencana dan

pengembangan yang dilakukan sampai tahun 2011 telah menjadikan MIN

Sukoharjo sebagai salah satu MI favorit yang menjadi harapan masyarakat.

Sehingga dari tahun ke tahun masyarakat semakin percaya akan kualitas

dari MIN Sukoharjo dan semakin banyak masyarakat dari daerah di luar

Kecamatan Sukoharjo yang menyekolahkan anaknya ke MIN Sukoharjo.

Bagaimana pola kepemimpinan Kepala Madrasah dan usaha yang dilakukan

dalam menangani berbagai kendala sehingga menghasilkan berbagai prestasi

siswa akan diangkat dan dijadikan sebagai setting dalam penelitian ini.

Page 20: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas,

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pola kepemimpinan Kepala Madrasah yang dijalankan di MIN

Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012?

2. Usaha-usaha apa yang dilakukan oleh Kepala Madrasah untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran di MIN Sukoharjo tahun pelajaran

2011/2012?

3. Kendala apa yang dialami selama kepemimpinan Kepala Madrasah tahun

pelajaran 2011/2012 dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di MIN

Sukoharjo?

4. Hasil apa yang telah dicapai selama kepemimpinan Kepala Madrasah tahun

pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, tujuan yang hendak

dicapai melalui penelitian ini mencakup :

1. Untuk memperoleh pola kepemimpinan Kepala Madrasah yang dijalankan

di MIN Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012

2. Untuk memperoleh usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran di MIN Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012

3. Untuk memperoleh kendala yang dialami selama kepemimpinan Kepala

Madrasah tahun pelajaran 2011/2012 dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di MIN Sukoharjo

Page 21: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

4. Untuk memperoleh hasil yang telah dicapai selama kepemimpinan Kepala

Madrasah tahun pelajaran 2011/2012

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoretis

a. Menambah pengetahuan dan pandangan penulis dalam berfikir secara

edukatif

b. Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam

kepemimpinan kepala madrasah

2. Manfaat praktis

a. Bagi lembaga pendidikan lain terutama Lembaga Pendidikan Islam

yang setingkat tentang sistem pembelajaran dan usaha-usaha yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

b. Bagi guru agar dapat meningkatkan peranannya dalam kegiatan

pembelajaran yang berkualitas dan efektif

c. Bagi instansi terkait dapat memberikan kontribusi tentang sistem

pembelajaran yang berkualitas dan efektif yang mungkin dapat

diterapkan untuk lembaga pendidikan lain setingkat pendidikan dasar

Page 22: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. HAKIKAT KEPEMIMPINAN

a. Pengertian Kepemimpinan

Pemimpin memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi.

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu

organisasi. Sebagaimana dikatakan Hani Handoko (1983:305) bahwa

pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok

organisasi, atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Bagaimanapun

juga kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah

faktor penting efektifitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan

kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan kemampuan

mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan efektif,

Kepemimpinan dalam bahasa Inggris disebut leadership berarti being a leader

power of leading . atau the qualities of leader. Secara bahasa, makna

kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas seseorang pemimpin dalam

mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Seperti halnya

manajemen, kepemimpinan atau leadership telah didefinisikan oleh banyak

para ahli antaranya adalah Stoner mengemukakan bahwa kepemimpinan

manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengarahkan pemberian

19

Page 23: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang salain

berhubungan dengan tugasnya ( Effendy: 1997).

Menurut William H.Newman (1968) dalam Miftah Thoha (2003 : 262)

kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau

seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Dan

satu hal yang perlu diingat bahwa kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh

aturan-aturan atau tata karma birokrasi. Kepemimpinan bisa terjadi dimana

saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku

orang lain kearah tercapainya suatu tujuan tertentu.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen.

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk

mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi-fungsi

lainnya seperti perencanaan, penorganisasian, pengawasan dan evaluasi.

Kepemimpinan atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu

proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing, mengontrol perilaku,

perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya. Disinilah peranan kepemimpinan berpengaruh besar dalam

pembentukan perilaku bawahan.

Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari

kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah

aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar semua perangkat dalam

Page 24: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

organisasi mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).

Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan

untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan

menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari

serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya

kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang

dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin,

serta merasa tidak terpaksa.

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan

kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu

mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah

seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya

kecakapan-kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang

lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk

pencapaian satu beberapa tujuan (Kartini Kartono, 1994 : 181).

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

adalah kemampuan dan kecakapan yang dimiliki seseorang sebagai pemimpin

dalam suatu organisasi untuk mempengaruhi dan menyakinkan orang lain

untuk bersama-sama melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu

yang telah ditetapkan dengan penuh semangat dan tanpa paksaan.

Page 25: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b. Gaya Kepemimpinan

Menurut hadari (1995) Gaya kepemimpinan yang dimaksud adalah

teori kepemimpinan dari pendekatan perilaku pemimpin. Dari satu segi

pendekatan ini masih difokuskan lagi pada gaya kepemimpinan (leadership

style), sebab gaya kepemimpinan bagian dari pendekatan perilaku pemimpin

yang memusatkan perhatian pada proses dinamika kepemimpinan dalam usaha

mempengaruhi aktivitas individu untuk mencapai suatu tujuan dalam suatu

situasi tertentu. Gaya kepemimpinan ialah pola-pola perilaku pemimpin yang

digunakan untuk mempengaruhi aktuivitas orang-orang yang dipimpin untuk

mencapai tujuan dalam suatu situasi organisasinya dapat berubah bagaimana

pemimpin mengembangkan program organisasinya, menegakkan disiplin yang

sejalan dengan tata tertib yang telah dibuat, memperhatikan bawahannya

dengan meningkatkan kesejahteraanya serta bagaimana pimpinan

berkomunikasi dengan bawahannya. Para peneliti telah mengidentifikasi dua

gaya kepemimpinan yaitu gaya dengan orientasi tugas (Task Oriented) dan

gaya dengan orientasi karyawan (Employee Oriented)

Hornby (1990: 294) mengatakan bahwa manajer berorientasi tugas

mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa

tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya. Manajer dengan gaya

kepemimpinan ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada

pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan manajer berorientasi

karyawan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi

pekerjaan karyawan. Manajer akan mendorong para anggota kelompok untuk

Page 26: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk

berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan

serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan menghormati dengan para

anggota kelompok.

Masih menurut Hornby (1990: 296) para penelti telah mengidentifikasi

dua gaya kepemimpinan yaitu gaya dengan orientasi tugas (Task Oriented) dan

gaya dengan orientasi karyawan (Employee Oriented) Manajer berorientasi

tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin

bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya. Manajer dengan gaya

kepemimpinan ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada

pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan manajer berorientasi

karyawan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi

mereka. Mereka mendorong para anggota kelompok untuk melaksanakan

tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi

dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta

hubungan-hubungan saling mempercayai dan menghormati dengan para

anggota kelompok.

Menurut Kartini Kartono (2010:187) gaya kepemimipinan

diantaranya ada 3 tipe yaitu : (1) Gaya Kepemimpinan Demokratis,

kepemimpinan yang menempatkan manusia sebagai faktor utama dan

terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Gaya kepemimpinan demokratis

diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat dan

perilaku yang cenderung memajukan dan mengembangkan organisasi. Di

Page 27: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

samping itu diwujudkan juga melalui perilaku kepemimpinan sebagai

pelaksana . Dengan didominasi oleh ketiga perilaku kepemimpinan tersebut,

berarti gaya ini diwarnai dengan usaha mewujudkan dan mengembangkan

hubungan manusiawi (human relationship) yang efektif, berdasarkan prinsip

saling menghormati dan menghargai antara yang satu dengan yang lain.

Pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya

sebagai subjek, yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspeknya, seperti

dirinya juga. Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat,

minat/perhatian, kreativitas, inisiatif, dan lain-lain yang berbeda-beda antara

yang satu dengan yang lain selalu dihargai dan disalurkan secara wajar. Gaya

kepemimpinan ini selalu terlihat usaha untuk memanfaatkan setiap orang yang

dipimpin. Proses kepemimpinan diwujudkan dengan cara memberikan

kesempatan yang luas bagi anggota kelompok/organisasi untuk berpartisipasi

dalam setiap kegiatan. Partisipasi itu disesuaikan dengan posisi/jabatan

masing-masing, di samping memperhatikan pula tingkat dan jenis kemampuan

setiap anggota kelompok/organisasi. Para pemimpin pelaksana sebagai

pembantu pucuk pimpinan, memperoleh pelimpahan wewenang dan tanggung

jawab, yang sama atau seimbang pentingnya bagi pencapaian tujuan bersama.

Para anggota organisasi diberi kesempatan berpartisipasi dalam berbagai

kegiatan di lingkungan unit masing-masing, dengan mendorong terwujudnya

kerja sama, baik antara anggota dalam satu maupun unit yang berbeda. Setiap

anggota tidak saja diberi kesempatan untuk aktif dalam kegiatan, tetapi juga

dibantu dalam mengembangkan wawasan, sikap dan kemampuannya

Page 28: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

memimpin. Kondisi itu memungkinkan setiap orang siap untuk dipromosikan

menduduki posisi/jabatan pemimpin secara berjenjang, bilamana terjadi

kekosongan karena pensiun, pindah, meninggal dunia, atau sebab-sebab lain.

Kepemimpinan dengan gaya demokratis dalam mengambil keputusan sangat

mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di

dalam unit masing-masing. Dengan demikian dalam pelaksanaan setiap

keputusan tidak dirasakan sebagai kegiatan yang dipaksakan, justru sebaliknya

semua merasa terdorong mensukseskannya sebagai tanggung jawab bersama.

Setiap anggota kelompok/organisasi merasa perlu aktif bukan untuk

kepentingan sendiri atau beberapa orang tertentu, tetapi untuk kepentingan

bersama. Aktivitas dirasakan sebagai kebutuhan dalam mewujudkan

partisipasi, yang berdampak pada perkembangan dan kemajuan

kelompok/organisasi secara keseluruhan. Tidak ada perasaan tertekan dan

takut, namun pemimpin selalu dihormati dan disegani secara wajar;

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan

demokratis memiliki ciri-ciri diantaranya : (1) Mengembangkan hubungan yang

manusiawi antara atasan dan bawahan; (2) Memberikan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan; (3)

Mengambil keputusan dengan mengutamakan musyawarah dengan anggota

organisasi.

(2) Gaya Kepemimpinan Otoriter, yaitu kepemimpinan otoriter

merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal manusia. Oleh karena itu

gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau

Page 29: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang yang paling

berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Orang-orang yang

dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang

disebut bawahan atau anak buah. Kedudukan bawahan semata-mata sebagai

pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan. Pemimpin

memandang dirinya lebih, dalam segala hal dibandingkan dengan bawahannya.

Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah, sehingga dianggap tidak mampu

berbuat sesuatu tanpa perintah. Perintah pemimpin sebagai atasan tidak boleh

dibantah, karena dipandang sebagai satu-satunya yang paling benar. Pemimpin

sebagai penguasa merupakan penentu nasib bawahannya. Oleh karena itu tidak

ada pilihan lain, selain harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan sang

pemimpin. Kekuasaan pimpinan digunakan untuk menekan bawahan, dengan

mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat utama. Pemimpin menilai

kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan kepatuhan yang bersifat kaku.

Kepemimpinan dengan gaya otoriter banyak ditemui dalam pemerintahan

Kerajaan Absolut, sehingga ucapan raja berlaku sebagai undang-undang atau

ketentuan hukum yang mengikat. Di samping itu sering pula terlihat gaya dalam

kepemimpinan pemerintahan diktator sebagaimana terjadi di masa Nazi Jerman

dengan Hitler sebagai pemimpin yang otoriter;

Gaya kepemimpinan otoriter dari penjelasan diatas memiliki ciri

diantaranya: (1) Menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok

kecil anggota organisasi; (2) Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal; (3)

Bawahan harus tunduk dan patuh pada setiap keputusan dari atasan.

Page 30: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(3) Gaya Kepemimpinan Bebas dan Gaya Kepemimpinan

Pelengkap, yaitu kepemimpinan Bebas merupakan kebalikan dari tipe atau gaya

kepemimpinan otoriter. Dilihat dari segi perilaku ternyata gaya kepemimpinan ini

cenderung didominasi oleh perilaku kepemimpinan kompromi (compromiser) dan

perilaku kepemimpinan pembelot (deserter). Dalam prosesnya sebenarnya tidak

dilaksanakan kepemimpinan dalam arti sebagai rangkaian kegiatan menggerakkan

dan memotivasi anggota kelompok/organisasinya dengan cara apa pun juga.

Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinannya dijalankan dengan

memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil

keputusan dan melakukan kegiatan (berbuat) menurut kehendak dan kepentingan

masing-masing, baik secara perseorangan maupun berupa kelompok-kelompok

kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat, yang dilakukan

dengan memberi kesempatan untuk berkompromi atau bertanya bagi anggota

kelompok yang memerlukannya. Kesempatan itu diberikan baik sebelum maupun

sesudah anggota yang bersangkutan menetapkan keputusan atau melaksanakan

suatu kegiatan. Sehingga apabila tidak seorang pun orang-orang yang dipimpin

atau bawahan yang mengambil inisiatif untuk menetapkan suatu keputusan dan

tidak pula melakukan sesuatu kegiatan, maka kepemimpinan dan keseluruhan

kelompok/organisasi menjadi tidak berfungsi. Kebebasan dalam menetapkan

suatu keputusan atau melakukan suatu kegiatan dalam tipe kepemimpinan ini

diserahkan sepenuhnya pada orang-orang yang dipimpin. Keadaan ini

menyebabkan, kegiatan menjadi tidak terarah dan simpang siur. Wewenang tidak

Page 31: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

jelas dan tanggung jawab menjadi kacau, setiap anggota saling menunggu dan

bahkan saling salah menyalahkan apabila diminta pertanggungjawaban. .

Berdasarkan uraian diatas maka gaya kepemimpinan bebas dan

pelengkap memiliki ciri diantaranya: (1) Pemimpin hanya berfungsi sebagai

simbol; (2) Pemimpin hanya berfungsi sebagai penasihat; (3) Keputusan tentang

suatu kegiatan diserahkan kepada orang-orang yang dipimpin.

Di samping gaya kepemimpinan demokratis, otokrasi maupun bebas

menurut Tranformasional Bambang Budi Wiyono (2000) maka pada

kenyataannya sulit untuk dibantah bila dikatakan terdapat beberapa gaya atau

perilaku kepemimpinan yang tidak dapat dikategorikan ke dalam salah satu tipe

kepemimpinan tersebut. Sehubungan dengan itu sekurang kurangnya terdapat

lima gaya atau perilaku kepemimpinan seperti itu. Kelima gaya atau perilaku

kepemimpinan itu adalah (1) Gaya atau perilaku kepemimpinan ahli (Expert);

(2) Gaya atau perilaku pepemimpinan kharismatik; (3) Gaya atau perilaku

kepemimpinan paternalistik; (4) Gaya atau perilaku kepemimpinan pengayom; (5)

Gaya atau perilaku kepemimpinan tranformasional.

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, maka yang dimaksud

dengan gaya kepemimpinan dalam tulisan ini adalah penilaian karyawan terhadap

gaya kepemimpinan pemimpin atau atasan dalam mempengaruhi bawahan untuk

mencapai tujuan organisasi yang mencakup ke dalam tiga aspek yaitu: gaya

kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas, gaya kepemimpinan yang

berorientasi pada bawahan, dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada

tingkat kematangan bawahan. Gaya kepemimpinan pada tugas terdiri dari empat

Page 32: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

indikator yaitu: (1) pengawasan yang ketat, (2) pelaksanaan tugas, (3) memberi

petunjuk, dan (4) mengutamakan hasil daripada proses. Gaya kepemimpinan yang

berorientasi pada bawahan terdiri dari empat indikator yaitu: (1) melibatkan

bawahan dalam pengambilan keputusan, (2) memberi dukungan, (3)

kekeluargaan, dan (4) kerjasama. Dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada

tingkat kematangan bawahan terdiri dari empat indikator yaitu: (1) ketekunan

bekerja, (2) aktif, (3) pengalaman

c. Fungsi Kepala Sekolah

Tugas Kepala sekolah tidaklah ringan. Menurut Anwar dan Amir (2000)

mengemukakan bahwa: “ Kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas

mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional

guru.” Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional

di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup

seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas.

Perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas: 2006), terdapat

tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2)

manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6)

pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan;

Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan

oleh Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan

antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.

1. Kepala sekolah sebagai edukator (pendidik)

Page 33: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru

merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala

sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan

kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat

memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan

senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara

terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar

dapat berjalan efektif dan efisien.

2. Kepala sekolah sebagai manajer

Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus

dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan

pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat

memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk

dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan

pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah seperti:

MGMP/MGP tingkat sekolah, in house training, diskusi profesional dan

sebagainya. Dapat juga melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah

seperti: kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan

pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.

3. Kepala sekolah sebagai administrator

Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk

tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa

besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru

Page 34: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh

karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang

memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru.

4. Kepala sekolah sebagai supervisor

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran,

secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat

dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses

pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan

metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran

(Mulyasa, 2004). Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus

keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Tingkat penguasaan

kompetensi guru yang disupervisi selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan

tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada

sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.

Jones dkk. sebagaimana disampaikan oleh Danim (2002) mengemukakan

bahwa: “ menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan yang cukup

besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya

kalau para guru mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka”.

Pendapat tersebut mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul

menguasai tentang kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat

memberikan saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri tidak

menguasainya dengan baik. Kepala sekolah merupakan teladan yang baik bagi

guru-guru yang ada di sekolahnya.

Page 35: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

5. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)

Gaya kepemimpinan kepala sekolah dapat menumbuh-suburkan kreativitas

sekaligus dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru. Dalam teori

kepemimpinan setidaknya dikenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan

yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat

menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel,

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kendati demikian menarik

untuk dipertimbangkan dari hasil studi yang dilakukan Wiyono (2000) terhadap

64 kepala sekolah dan 256 guru Sekolah Dasar di Bantul terungkap bahwa ethos

kerja guru lebih tinggi ketika dipimpin oleh kepala sekolah dengan gaya

kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.

Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan

kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat

sebagai barikut: (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani

mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7)

teladan (Mulyasa, 2003).

6. Kepala sekolah sebagai wirausahawan

Kepala sekolah diharpkan mampu menerapkan prinsip-prinsip

kewirausahaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru. Kepala

sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif,

serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap

kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan yang

Page 36: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan

dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.

Sejauh mana kepala sekolah dapat mewujudkan peran-peran di atas, secara

langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap

peningkatan kompetensi guru, yang pada gilirannya dapat membawa efek

terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

7. Peran kepala sekolah dalam layanan bimbingan dan konseling

Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan

pendidikan di sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan

layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Secara garis besarnya, Prayitno

(2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam

bimbingan dan konseling, sebagai berikut : (a) Mengkoordinir segenap kegiatan

yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran,

latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu,

harmonis, dan dinamis; (b) Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai

kemudahan terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan

efisien; (c) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan

konseling; (d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan

konseling di sekolah; (e) Memfasilitasi guru pembimbing untuk dapat

mengembangkan kemampuan profesionalnya, melalui berbagai kegiatan

pengembangan profesi (f) Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan

Page 37: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang

BK.

2. HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi

terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan

pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat,

mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.

Menurut Ernest R. Hilgard dalam Sumardi Suryabrata (1984:252)

belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang

kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan

yang ditimbulkan oleh lainnya.

Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The

Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang

diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari

sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan

yang serupa itu.

Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya

dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di

atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

Page 38: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh

seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara

sesudah belajar dan sebelum belajar. Belajar merupakan perubahan serta

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang

yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya.

Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan

kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami

kegagalan di dalam proses belajar.

2. Pengertian Pembelajaran

Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk

membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang

dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung

terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Gagne dan Briggs:

1979). Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal

Ayat 20)

Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”.

Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan (Purwadinata:

1967). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar

(oleh siswa) dan mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu

kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan

Page 39: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar

terjadi kegiatan secara optimal.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran

merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen : (1) Siswa, seorang

yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan; (2) Guru, seseorang yang bertindak sebagai

pengelola, katalisator, dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar yang efektif; (3) Tujuan, pernyataan tentang

perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi

pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (4) Isi Pelajaran, segala

informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai

tujuan; (5) Metode, cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai

tujuan; (6) Media, bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang

digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa; (7) Evaluasi, cara

tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pembelajaran adalah, proses,

cara, perbuatan, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”. Menurut

Oemar Hamalik (2002) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang

saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajara. Manusia terlibat

dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Material

meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur. Fasilitas dan perlengkapan terdiri

Page 40: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, komputer. Prosedur meliputi

jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar ujian dan

sebagainya.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

terbatas dalam ruang dan dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku,

belajar di kelas. Menurut Robert F Manger dalam Hamzah (2008) “Tujuan

pembelajaran sebagai perilaku dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa

pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Pembelajaran atau pengajaran

menurut Degeng dalam Hamzah (2008) adalah upaya untuk membelajarkan

siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat

kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil

pengajaran yang diinginkan. Menurut Hasan Langgulung dalam Ramayulis

(1990) “Pengajaran adalah pemindahan pengetahuan dari seseorang yang

mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahuinya.

Mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan

situasi belajar. Metode yang digunakan guru diharapkan mampu

menumbuhkan berbagai kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu metode

mengajar yang baik merupakan upaya mempertinggi mutu pengajaran atau

pendidikan yang menjadi tanggung jawab guru. Menurut Kenneth D Moore

dalam Dede Rosyada (2004) “Mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang

yang mencoba untuk membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai

aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya.”

Page 41: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Menurut Dave Meir dalam Harnowo (2007) menyenangkan atau

membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti menciptakan

ribut dan hura-hura. Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang

sembrono dan kemeriahan yang dangkal. Kegembiraan disini berarti

bangkitnya minat, ada keterlibatan penuh serta terciptanya makna, pemahaman

(penguasaan atas materi yang dipelajari) dan nilai yang membahagiakan pada

diri si pelajar (siswa).

Pengajaran adalah suatu proses penyampaian bahan

pelajaran/pengetahuan dari seorang guru kepada siswa-siswanya secara

sistematis dan terencana dengan baik agar bahan/materi pelajaran yang

disampaikan dapat diterima dan dikuasai siswa sehingga tujuan pengajaran

dapat dicapai dengan baik dan efektif.

Kesimpulannya bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru

untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan

baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.

3. Karakteristik Pembelajaran Berkualitas

Pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem yang dibentuk untuk

mencapai tujuan tertentu. Sistem menurut Syafaruddin dan Nasution (2005:41)

adalah: “seperangkat komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai

tujuan tertentu”. Hal senada juga diungkapkan oleh Salisbury (1996:22) bahwa:

Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja sama sebagai

satu kesatuan fungsi. Kualitas dan sifat dasar dari setiap bagian dapat dilihat

Page 42: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dalam hubungannya dengan keseluruhan sistem. Setiap bagian hanya dapat

dipahami dengan memperhatikan pada bagaimana bagian itu berfungsi dalam

hubungan ke dalam kebulatan suatu sistem. Sementara Johnson, dkk (1973:4)

mengemukakan definisi sistem sebagai: ”suatu susunan elemen-elemen yang

saling berhubungan”.

Kesimpulan yang dapat diambil dari para ahli di atas, adalah bahwa

sistem dibentuk oleh komponen-komponen tertentu. Komponen-komponen ini

saling berinteraksi, berketergantungan atau berhubungan satu sama lain. Oleh

karena itu agar tujuan organisasi tercapai dengan baik, maka komponen-

komponen sistem ini harus bekerja dengan baik pula.

Syafaruddin dan Nasution (2005:43) mengemukakan bahwa: ”proses

suatu sistem dimulai dari input (masukan) kemudian diproses dengan berbagai

ativitas dengan menggunakan teknik dan prosedur, dan selanjutnya

menghasilkan output (keluaran), yang akan dipakai oleh masyarakat

lingkungannya.” Aktivitas suatu sistem tersebut diragakan oleh gambar

berikut:

Gambar 1 : Cara Kerja Sistem (Sumber: Syafruddin dan Irwan Nasution, 2005)

Page 43: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dalam konteks sistem pendidikan, input diantaranya diwakili oleh

siswa, guru, kepala sekolah, fasilitas, media, dan sarana prasarana. Proses

diwakili pengajaran, pelatihan, pembimbingan, evaluasi dan pengelolaan.

Sementara output meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Berkaitan dengan komponen-komponen yang membentuk sistem

pendidikan, lebih rinci Nana Syaodih S., dkk (2006:7), mengemukakan bahwa

komponen input diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (1) raw input, yaitu siswa

yang meliputi intelek, fisik-kesehatan, sosial-afektif dan peer group. (2)

Instrumental input, meliputi kebijakan pendidikan, program pendidikan

(kurikulum), personil (Kepala sekolah, guru, staf TU), sarana, fasilitas, media,

dan biaya, dan (3) Environmental input, meliputi lingkungan sekolah,

lingkungan keluarga, masyarakat, dan lembaga sosial, unit kerja. Komponen

proses menurut Nana Syaodih S., dkk (2006), meliputi pengajaran, pelatihan,

pembimbingan, evaluasi, ekstrakulikuler, dan pengelolaan. Selanjutnya output

meliputi pengetahuan, kepribadian dan performansi.

Komponen-komponen yang terlibat dalam sistem pendidikan

sebagaimana dikemukakan oleh Nana Syaodih S., dkk di atas, dapat diragakan

dalam gambar berikut:

Page 44: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Gambar 2 : Peta Komponen Pendidikan sebagai Sistem (Sumber: Nana Syaodih S, dkk, 2006)

Berdasarkan pendapat Syafruddin dan Nana Syaodih di atas, dapat

diketahui bahwa proses pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem

pendidikan yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran dan mutu

pendidikan. Oleh karena itu untuk memperoleh mutu pendidikan yang baik,

diperlukan proses pembelajaran yang berkualitas pula.

Dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas,

pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya memuat

Page 45: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

tentang standar proses. Dalam Bab I Ketentuan Umum SNP, yang dimaksud

dengan standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai

standar kompetensi lulusan. Bab IV Pasal 19 Ayat 1 SNP lebih jelas

menerangkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemampuan sesuai bakat, minat dan

perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.

Keterkaitan standar proses dengan standar lain yang terdapat dalam PP

No. 19 tahun 2005 sebagai komponen-komponen yang menyusun sistem

pendidikan, dapat sajikan oleh gambar berikut :

Gambar 3 : Sistem Pembelajaran dan Keterkaitannya dengan Berbagai

Standar Pendidikan (Sumber: Pudji Muljono ,2006:29)

Dalam gambar sistem pembelajaran tersebut dapat dilihat arti penting

proses pembelajaran. Karena betapa baiknya masukan berupa peserta didik

serta masukan instrumental berupa isi, tenaga, sarana dan prasarana, biaya dan

pengelolaan, tergantung pada proses pembelajaran untuk menghasilkan

Page 46: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kompetensi lulusan yang bermutu, serta berdampak positif terhadap

lingkungan.

Hal ini senada dengan pendapat Nana Syaodih S., dkk (2006:7) yang

mengungkapkan bahwa mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu

lulusan. Merupakan sesuatu yang mustahil, pendidikan atau sekolah

menghasilkan lulusan yang bermutu, jika tidak melalui proses pendidikan yang

bermutu pula. Merupakan sesuatu yang mustahil pula, terjadi proses

pendidikan yang bermutu jika tidak didukung oleh faktor-faktor penunjang

proses pendidikan yang bermutu pula.

Mutu pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran mengenai baik-

buruknya hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran

yang dilaksanakan. Sekolah dianggap bermutu bila berhasil mengubah sikap,

perilaku dan keterampilan peserta didik dikaitkan dengan tujuan

pendidikannya. Mutu pendidikan sebagai sistem selanjutnya tergantung pada

mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses pembelajaran yang

berlangsung hingga membuahkan hasil.

Berkaitan dengan pembelajaran yang bermutu, Pudji Muljono

(2006:29) menyebutkan bahwa konsep mutu pembelajaran mengandung lima

rujukan, yaitu: “(1) kesesuaian, (2) daya tarik, (3) efektivitas, (4) efisiensi dan

(5) produktivitas pembelajaran”. Penjelasan kelima rujukan yang membentuk

konsep mutu pembelajaran dari Pudji Muljono (2006:29-30) adalah sebagai

berikut.

Page 47: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Kesesuaian meliputi indikator sebagai berikut: sepadan dengan

karakteristik peserta didik, serasi dengan aspirasi masyarakat maupun

perorangan, cocok dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan kondisi

lingkungan, selaras dengan tuntutan zaman, dan sesuai dengan teori, prinsip,

dan / atau nilai baru dalam pendidikan.

Pembelajaran yang bermutu juga harus mempunyai daya tarik yang

kuat, indikatornya meliputi: kesempatan belajar yang tersebar dan karena itu

mudah dicapai dan diikuti, isi pendidikan yang mudah dicerna karena telah

diolah sedemikian rupa, kesempatan yang tersedia yang dapat diperoleh siapa

saja pada setiap saat diperlukan, pesan yang diberikan pada saat dan peristiwa

yang tepat, keterandalan yang tinggi, terutama karena kinerja lembaga clan

lulusannya yang menonjol, keanekaragaman sumber baik yang dengan sengaja

dikembangkan maupun yang sudah tersedia dan dapat dipilih serta

dimanfaatkan untuk kepentingan belajar, clan suasana yang akrab hangat dan

merangsang pembentukan kepribadian peserta didik.

Efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya tujuan,

atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi, atau

“doing the right things”. Pengertian ini mengandung ciri: bersistem

(sistematik), yaitu dilakukan secara teratur, konsisten atau berurutan melalui

tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian dan

penyempurnaan, sensitif terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan

pernbelajar, kejelasan akan tujuan dan karena itu dapat dihimpun usaha untuk

Page 48: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

mencapainya, bertolak dari kemampuan atau kekuatan mereka yang

bersangkutan (peserta didik, pendidik, masyarakat dan pemerintah).

Efisiensi pembelajaran dapat diartikan sebagai kesepadanan antara

waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan dengan hasil yang diperoleh atau

dapat dikatakan sebagai mengerjakan sesuatu dengan benar. Ciri yang

terkandung meliputi: merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan model

mengacu pada kepentingan, kebutuhan kondisi peserta didik pengorganisasian

kegiatan belajar dan pembelajaran yang rapi, misalnya lingkungan atau latar

belakang diperhatikan, pemanfaatan berbagai sumber daya dengan pembagian

tugas seimbang, serta pengembangan dan pemanfaatan aneka sumber belajar

sesuai keperluan, pemanfaatan sumber belajar bersama, usaha inovatif yang

merupakan penghematan, seperti misalnya pembelajaran jarak jauh dan

pembelajaran terbuka yang tidak mengharuskan pembangunan gedung dan

mengangkat tenaga pendidik yang digaji secara tetap. Inti dari efisiensi adalah

mengembangkan berbagai faktor internal maupun eksternal (sistemik) untuk

menyusun alternatif tindakan dan kemudian memilih tindakan yang paling

menguntungkan.

Produktivitas pada dasarnya adalah keadaan atau proses yang

memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dan lebih banyak.

Produktivitas pembelajaran dapat mengandung arti: perubahan proses

pembelajaran (dari menghafal dan mengingat ke menganalisis dan mencipta),

penambahan masukan dalam proses pembelajaran (dengan menggunakan

berbagai macam sumber belajar), peningkatan intensitas interaksi peserta didik

Page 49: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dengan sumber belajar, atau gabungan ketiganya dalam kegiatan belajar-

pembelajaran sehingga menghasilkan mutu yang lebih baik, keikutsertaan

dalam pendidikan yang lebih luas, lulusan lebih banyak, lulusan yang lebih

dihargai oleh masyarakat, dan berkurangnya angka putus sekolah.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran

Mengacu pada PP No. 19 tahun 2005, standar proses pembelajaran

yang sedang dikembangkan, maka lingkup kegiatan untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efisien meliputi: “(1) perencanaan proses

pembelajaran, (2) pelaksanaan proses pembelajaran, (3) penilaian hasil

pembelajaran, dan (4) pengawasan proses pembelajaran”.

Keempat lingkup kegiatan dalam standar proses pembelajaran di atas,

dijelaskan oleh Pudji Muljono (2006:31-32) sebagai berikut:

Standar perencanaan proses pembelajaran didasarkan pada prinsip

sistematis dan sistemik. Sistematik berarti secara runtut, terarah dan terukur

dari jenjang kemampuan rendah hingga tinggi secara berkesinambungan.

Sistemik berarti mempertimbangkan berbagai faktor yang berkaitan, yaitu

tujuan yang mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan,

karakteristik peserta didik, karakteristik materi ajar yang mencakup fakta,

konsep, prosedur, dan prinsip, kondisi lingkungan dan hal-hal lain yang

menghambat atau mendukung terlaksananya proses pembelajaran. Perencanaan

proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Standar pelaksanaan proses pembelajaran didasarkan pada prinsip

intensitas interaksi antara peserta didik dengan pendidik, antar peserta didik

Page 50: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dan antara peserta didik dengan aneka sumber belajar. Untuk itu perlu

diperhatikan jumlah maksimal peserta didik dalam setiap kelas, beban

pembelajaran maksimal pendidik, dan ketersediaan buku teks pelajaran bagi

peserta didik. Di samping itu perlu dipertimbangkan bahwa proses

pembelajaran bukan sekedar menyampaikan ajaran, melainkan juga

pembentukan pribadi peserta didik yang memerlukan perhatian penuh dari

pendidik, maka juga perlu ditentukan tentang rasio maksimal jumlah peserta

didik per pendidik. Perihal kemampuan pengelolaan kegiatan belajar dan

pembelajaran pendidik, juga sesuatu yang harus menjadi pertimbangan dalam

pelaksanaan proses pembelajaran.

Standar penilaian basil pembelajaran ditentukan dengan menggunakan

berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai

oleh peserta didik. Teknik yang dimaksud dapat berupa tes tertulis. observasi,

uji praktik, dan penugasan perseorangan atau kelompok. Untuk memantau

proses dan kemajuan belajar serta memperbaiki basil belajar peserta didik

dapat digunakan teknik penilaian portofolio atau kolokium. Secara umum

penilaian dilakukan untuk mengukur semua aspek perkembangan peserta didik

yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan mengacu dan

sesuai dengan standar penilaian.

Standar pengawasan proses pembelajaran adalah upaya penjaminan mutu

pembelajaran bagi terwujudnya proses pembelajaran efektif dan efisien ke arah

tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Pengawasan perlu didasarkan pada

prinsip-prinsip tanggungjawab dan kewenangan, dilakukan secara periodik,

Page 51: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

demokratis, terbuka, berkelanjutan. Pengawasan meliputi pemantauan,

supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut. Upaya

pengawasan terhadap proses pembelajaran pada hakikatnya adalah tanggung

jawab bersama antara kepala sekolah, pengawas, dan sejawat atau pihak lain

yang ditugasi untuk melaksanakan pengawasan secara internal.

3. KARAKTERISTIK MADRASAH IBTIDAIYAH

Madrasah Ibtidaiyah (disingkat MI) adalah jenjang paling dasar pada

pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang

pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama. Pendidikan Madrasah

Ibtidaiyah ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.

Lulusan Madrasah Ibtidaiyah dapat melanjutkan pendidikan ke madrasah

tsanawiyah atau sekolah menengah pertama.

Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sama dengan kurikulum sekolah dasar,

hanya saja pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai pendidikan agama

Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana sekolah dasar, juga

ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: (1) Alquran dan Hadits, (2)

Aqidah dan Akhlaq, (3) Fiqih, (4)Sejarah Kebudayaan Islam, (5) Bahasa Arab.

Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib

mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan

sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.

Pendidikan Madrasah tak bisa lagi dianggap sebagai sekolah kelas dua.

Menurut Direktur Pendidikan Madrasah, Kementerian Agama, Drs H Firdaus,

pendidikan madrasah bisa bersaing dengan pendidikan sekolah umum. Ini

Page 52: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Firdaus mengemukakan, sebelum

adanya UU tersebut, madrasah memang belum mendapatkan pelayanan yang

sama dengan sekolah umum karena anggaran yang disiapkan di Depag masih

menggunakan alokasi dana dari sektor agama. Setelah diberlakukannya UU itu,

anggaran untuk pendidikan agama secara proporsional sama dengan anggaran

untuk pendiidikan di sekolah umum. Karena itu, Kementrian agama meminta

semua masyarakat, terutama para pengelola madrasah untuk secepatnya

mengejar ketertinggalan dengan sekolah umum. “Kementerian Agama sebagai

penyelenggara madrasah yang bisa mengubah image bahwa Madrasah adalah

sekolah kelas dua. Semua elemen harus bersama-sama membangun Madrasah

dan tidak boleh lagi punya paradigma seperti itu karena perlakuan pemerintah

sudah sama”.

Permasalahan yang selama ini dihadapi oleh madrasah adalah persoalan

mutu pendidikan. Masyarakat selama ini memberikan image bahwa madrasah

dianggap sebagai lembaga pendidikan kelas dua yang lebih rendah

dibandingkan pendidikan di sekolah umum. Hal itu bisa dimengerti sebab,

menurut Firdaus, sebagian besar pengelolaan madrasah dilakukan oleh pihak

swasta yang sering kali tidak memerhatikan dan mengutamakan asas-asas

manajemen serta kualitas karena mereka lebih mengutamakan pendekatan

sosial.

Terkait dengan tenaga pengajar, Firdaus tidak menyangkal kelemahan

lain yang dihadapi Madrasah selama ini adalah persoalan kualitas guru.

Page 53: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Padahal, guru merupakan faktor dominan dalam memengaruhi kualitas lulusan.

Hasil penelitian yang menunjukkan kaitan antara kualitas tenaga pengajar dan

kualitas lulusan. “Hasil penelitian menunjukkan, kualitas lulusan dari

Madrasah, 63 persen dipengaruhi oleh kualitas guru, bukan manajemen atau

fasilitas, tapi kualitas gurunya,” paparnya. Firdaus menuturkan, 54 persen dari

628 ribu guru Madrasah belum memenuhi kualifikasi minimal guru, yakni

pendidikan S-1 atau D-4 dan sesuai antara kualifikasi bidang studi yang pernah

dipelajarinya dengan mata pelajaran yang diajarkan.

Selain itu, image madrasah sebagai pendidikan nomor dua juga tidak

bisa dilepaskan dari kesalahan yang dilakukan oleh pengelola Madrasah yang

sudah meletakkan madrasah sedemikian rendah. Firdaus mencontohkan, ketika

ada proses akreditasi, pihak pengelola memohon tim akreditasi agar tidak

memperlakukan Madrasah sama dengan sekolah umum.

Dengan visi dan paradigma yang sangat sederhana itu, kata Firdaus,

tentu saja hasil (out put) dari pendidikan madrasah sesuai dengan paradigma

itu. “Dulu, mungkin bisa diterima karena pada saat itu Madrasah belum

mendapatkan perlakuan yang sama dengan sekolah. Tapi sekarang, Madrasah

harus berusaha untuk bersaing dengan sekolah umum.”

Ada 5 hal yang membedakan antara Sekolah Dasar umum dengan

Madrasah Ibtidaiyah, antara lain dari segi : Tujuan Pendidikan Madrasah,

Kurikulum Madrasah, Sistem Pembelajaran, Tenaga Pengajar/Guru, Murid.

Kelima hal tersebut adalah (1) Tujuan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah,

sesuai dengan Keputusan Menteri Agama RI No. 368 Pasal 2 tahun 1993

Page 54: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

tentang Madrasah Ibtidaiyah disebutkan bahwa tujuan pendidkan di Madrasah

Ibtidaiyah adalah untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga

negara dan mendidik siswa menjadi manusia yang bertaqwa dan berakhlak

mulia sebagai muslim yang menghayati dan mengamalkan agamanya serta

mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan Madrasah Tsanawiyah atau

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Sedangkan Tujuan Pendidikan Dasar

sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.

0487/U/1992 Pasal 2 tentang Sekolah Dasar disebutkan bahwa Tujuan

Pendidikan Dasar adalah untuk memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa

dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat,

warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk

mengikuti Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Dari dasar tujuan

pendirian Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar terlihat adanya perbedaan

yang signifikan. Dimana dalam tujuan pendidkan di Madrasah Ibtidaiyah

mendidik siswa menjadi manusia yang bertaqwa dan berakhlak mulia sebagai

muslim yang menghayati dan mengamalkan agamanya sedangkan pada

pendidikan Sekolah Dasar hanya mendidik sebagai anggota umat manusia.

Disini terlihat tujuan pendidkan di Madrasah Ibtidaiyah lebih spesifik

dibandingkan di Sekolah Dasar;

(2) Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah, sesuai dengan Keputusan

Menteri Agama RI No. 372 tahun 1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar

Berciri Khas Agama Islam yang mjulai dilaksanakan secara bertahap mulai

Page 55: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

tahun ajaran 1994/1995. Dalam lampiran I Bab III tentang program pengajaran

disebutkan bahwa isi kurikulum pendidikan dasar wajib memuat sekurang-

kurangnya bahan kajian dan bahan pelajaran tentang Pendidikan Pancasila,

Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

membaca dan menulis, Matematika (termasuk berhitung), pengajaran sains dan

teknologi, ilmu bumi, sejarah nasional dan sejarah umum, kerajinan tangan dan

kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar serta bahasa Inggris

(pasal 39 ayat (2) dan (3) Undang-undang No. 2 Tahun 1989 dan pasal 14 ayat

(2) Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990. Disamping memuat pelajaran

diatas, pendidikan dasar berciri khas Islam juga memuat bahan kajian sebagai

ciri khas agama Islam yang tertuang dalam mata pelajaran agama dengan

uraian sebagai berikut : (1) Al Qur’an Hadits, (2) Aqidah Akhlak, (3) Fiqih, (4)

Sejarah Kebudayaan Islam, (5) Bahasa Arab. Mata pelajaran diatas

diselenggarakan dalam iklim yang menunjang pembentukan seorang muslim.

Isi kurikulum di Madrasah Ibtidaiyah memuat mata pelajaran sebagai berikut:

(1) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) Pendidikan Agama

meliputi Al Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam,

Bahasa Arab; (3) Bahasa Indonesia (termasuk membaca dan menulis); (4)

Matematika (termasuk berhitung); (5) Ilmu Pengetahuan Alam (pengantar sains

dan teknologi): (6) Ilmu Pengetahuan Sosial (termasuk ilmu bumi, sejarah

nasional dan sejarah umum); (7) Kerajinan Tangan dan Kesenian; (8)

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan; (9) Bahasa Inggris; (10) Muatan lokal

Page 56: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

(sejumlah mata pelajaran biasanya Bahasa Daerah dan Baca Tulis Al

Qur’an/BTA);

(3) Sistem Pembelajaran, sistem pembelajaran yang diterapkan pada

Madrasah Ibtidaiyah untuk mata pelajaran umum tidak berbeda dengan

pembelajaran yang diterapkan pada Sekolah Dasar Negeri, karena panduan

pelaksanaan kurikulumnya mengikuti Sekolah Dasar Negeri. Selain itu agar

materi tidak hanya bersifat kognitif, namun lebih mengarah pada pembentukan

kepribadian islami pada anak didik, maka untuk pembelajaran agama akan

difokuskan pada praktek peribadatan dan kegiatan sosial keagamaan, seperti

sholat dhuhur berjamaah, pengumpulan dan pembagian zakat fitrah, latihan

qurban yang dilaksanakan di sekolah dan lain-lain. Selain itu juga perlunya

memasukkan materi agama pada setiap bidang studi yang memungkinkan

untuk dilakukan, sehingga dikotomi antara materi umum dan materi agama

tidak terlalu menonjol. Dengan strategi pembelajaran tersebut di atas

diharapkan Madrasah Ibtidaiyah dapat memilki output yang sesuai dengan

harapan dan tuntutan masyarakat. Karena memang madrasah memiliki beban

yang sangat berat, disamping bertujuan agar anak didik menjadi pandai, namun

juga memilki akhlak yang mullia ;

(4) Karakteristik Guru Madrasah, guru merupakan elemen penting

dalam sebuah sistem lembaga pendidikan. Proses belajar siswa sangat

dipengaruhi oleh bagaimana siswa memandang performance gurunya.

Kepribadian guru seperti memberi perhatian, suportifitas atau semangat

diyakini dapat memberikan motivasi tinggi yang pada gilirannya dapat

Page 57: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

meningkatkan prestasi siswa. Empati yang tepat dari seorang guru kepada

siswanya dapat membentuk prestasi akademik mereka secara signifikan. Oleh

karena itu guru harus selalu berusaha untuk melakukan segala sesuatunya

secara baik dan benar, karena guru mempunyai peran yang sangat penting di

sekolah. Bagi murid-murid usia sekolah dasar, sosok seorang guru dapat

menjadi figur yang dapat dijadikan teladan dari setiap tindak-tanduknya atau

tingkah lakunya. Dengan persepsi yang baik dari siswa kepada gurunya,

diharapkan siswa akan memiliki rasa senang terhadap ilmu yang yang

disampaikan guru kepadanya, yang pada akhirnya dapat memberikan prestasi

yang baik pula bagi peserta didik yang dihadapi. Guru atau pendidik di

madrasah sebagai pemegang jabatan profesional, dia mengemban misi yang

ganda dalam waktu yang bersamaan, yaitu misi agama dan misi ilmu

pengetahuan. Misi agama karena pendidik harus menyampaikan nilai-nilai

ajaran agama kepada anak didik, sehingga mereka dapat menjalankan

kehidupannya sesuai dengan nilai-nilai agama. Misi ilmu pengetahuan karena

pendidik harus menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didik sesuai

dengan perkembangan dan tuntutan zaman yang dapat dijadikan bekal anak

didik untuk menghadapi masa depannya. Profesionalisme kependidikan yang

berkualitas tinggi di lingkungan pendidikan Madrasah lebih diperlukan

daripada yang berada di sekolah umum, mengingat mengingat pendidik di

Madrasah mengandung konotasi moralitas dan nilai-nilai Islami di tengah-

tengah masyarakat luas, walaupun pendidik yang bersangkutan hanya

mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan umum saja misalnya. Pendidik di

Page 58: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

madrasah tidak hanya menjadi pengajar di kelas saja, namun juga sebagai

norma-drager (pembawa norma) agama di tengah masyarakat. Menurut

Glickman (2001) pendidik dianggap profesional apabila memiliki daya

abstraksi dan komitmen tingkat tinggi. Dengan kata lain, seorang pendidik

yang profesional adalah yang mempunyai kemampuan dalam mengajarkan

tugas dan memiliki komitmen yang tinggi untuk mngerjakan tugasnya sesuai

dengan kemampuannya. Menurut Semiawan (2001) bahwa pada umumnya,

keberhasilan dan kegagalan pendidikan dan pembelajaran akan lebih banyak

ditentukan oleh profesionalisme pendidik. Untuk itu, pendidik dituntut untuk

profesional dalam melaksanakan tugasnya. Seorang pendidik yang profesional

akan senantiasa melakukan sesuatu yang benar dan baik (do the right thing and

do it right). Konsekuensinya adalah pendidik harus selalu mengembangkan

tingkah laku dan tindakan strategis secara cermat. Ada dua indikator bahwa

seorang pendidik itu profesional menurut Tilaar (2001) yaitu : (1) Dasar Ilmu

yang kuat. Seorang pendidik yang professional hendaknya mempunyai dasar

ilmu yang kuat sesuai dengan bidang tugasnya sekaligus mempunyai wawasan

keilmuan secara interdisipliner; (2) Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan

riset dan praktis pendidikan. Artinya hendaknya ada saling pengaruh

mempengaruhi antara teori dan praktik pendidikan yang merupakan jiwa dari

perkembangan ilmu dan profesi tenaga kependidikan. Dengan demikian jelas

bahwa peran guru sangat penting dalam sistem pembelajaran, karena profil

seorang guru akan mempengaruhi prestasi yang akan dicapai oleh peserta

didik. Guru yang ada di MIN Sukoharjo sebagian besar merupakan pendidik

Page 59: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

yang telah lulus dari program sarjana, baik sarjana pendidikan umum maupun

tarbiyah (pendidikan agama). Ada beberapa guru yang juga telah

menyelesaikan program pasca sarjana;

(5) Siswa Madrasah Ibtidaiyah, siswa atau peserta didik di Madrasah

Ibtidaiyah adalah anak-anak yang berasal dari satu macam aliran atau agama

yaitu islam, karena anak yang boleh masuk madrasah adalah anak dari keluarga

muslim. Lulusan Madrasah Ibtidaiyah diharapkan memiliki kemampuan dasar-

dasar diniyah yang lebih baik dari sekolah umum. Mengenai kelulusannya,

Madrasah harus mampu menghasilkan output yang dapat bersaing dengan

lembaga pendidikan umum sebab kualitas lulusan akan mempengaruhi kualitas

pendidikan tersebut. Kualitas lulusan itu akan tercermin dalam empat hal yaitu

: (1) Rajin sholat, dapat membaca al qur’an dengan benar dan baik, mampu

memahami al qur’an, dapat membedakan baik dan buruk; (2) Moral, disiplin,

dan tanggung jawab, baik hati, jujur dan disiplin; (3) Memiliki pengetahuan,

cerdas, terampil, cinta ilmu dan kemajuan, kritris, inovatif dan analitis; (4)

Dapat membaca dan menulis, aritmatika, komputer dan bahasa. Anak-anak di

madrasah merupakan representasi dari lembaga pendidikan tersebut. Baik dan

buruk tingkah laku mereka sangat berpengaruh terhadap kredibilitas atau

keberadaan lembaga madrasah di masyarakat. Oleh karena itu, anak didik

madrasah harus mencerminkan sikap dan tingkah laku yang islami. Menurut Al

Maududi (2001), lulusan dari lembaga pendidikan islam (madrasah) harus

mencerminkan sikap : (1) Penghayatan yang dalam akan iman dan taqwa; (2)

Mempunyai sikap tolong menolong dalam berbuat kebajikan; (3) Mempunyai

Page 60: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sikap baik sangka (4) Menghargai diri sendiri dan orang lain; (5) Menerima

tanggung jawab dari perbuatan yang dilakukan sendiri; (6) Mempunyai sikap

positif terhadap pendidik dan temannya; (7) Menjaga milik sendiri dan milik

orang lain; (8) Ketepatan waktu dalam menjalankan tugas pelajaran; (9)

Bersikap jujur, adil dan bijaksana kepada diri sendiri dan orang lain.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Mulyadi, (2009) mengemukakan bahwa Kepemimpinan kepala

madrasah memberi peran penting pada terbentuknya budaya madrasah yang

kuat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Langkah-langkah

Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Budaya Mutu

Madrasah: (a) Kepala madrasah mengartikulasikan visi dan misi berdampak

terhadap peningkatan budaya mutu madrasah dan memberikan makna bagi

peningkatan keefektifan kepemimpinannya membawa madrasah menjadi

madrasah yang berbudaya mutu secara berkesinambungan. (b)Kepala madrasah

memiliki nilai-nilai kepemimpinan yang diyakini, lalu diterjemahkan dalam

kehidupan organisasi madrasah, dan berdampak pada upaya peningkatan

budaya mutu madrasah. (c) Simbol madrasah merupakan gambaran nilai-nilai

organisasi yang dilestarikan dan dipertahankan dari generasi ke generasi dan

Simbol madrasah mencerminkan keunikan dan nilai-nilai yang dihargai di

madrasah; (d)Kepemimpinan kepala madrasah dalam mengembangkan budaya

mutu bersifat demokratis. Dan Proses pengembangan budaya mutu madrasah

melalui empat fase, yaitu fase persiapan, fase penerimaan, fase implementasi

dan fase komitmen. (2) Dalam pengembangan budaya mutu madrasah terdapat

Page 61: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

resistensi guru yang bersifat individual. Upaya kepala madrasah dalam

mengatasi reisistensi warga madrasah menggunakan dua pendekatan, yaitu

preventif dan kuratif. (3) Realitas Budaya Mutu Madrasah Terpadu MAN 3

Malang dan MAN Malang I adalah baik Sedangkan karakteristik budaya mutu

MA Hidayatul Mubtadi’in Kota Malang adalah sedang. Saran dari penelitian

ini ditujukan kepada: (1) Kepala Madrasah Terpadu MAN 3 Malang, MAN

Malang I dan MA Hidayatul Mubtadi’in Kota Malang: Kepala madrasah

mengembangkan nilai-nilai kepemimpinan secara terorganisir sebagai

pembentukan budaya mutu madrasah perlu dilakukan secara professional; (2)

Departemen Agama, hendaknya meningkatkan mutu pendidikan melalui

pemberdayaan kepemimpinan kepala madrasah secara sosial dan budaya.

Menurut Sri Hastuti (2008) tentang kepemimpinan kepala madrasah

dalam mengoptimalkan kompetensi guru di Madrasah Tsanawiyah Unggulan

PP Amanatul Ummah Surabaya yang hasilnya menunjukkan bahwa untuk

mengoptimalkan kompetensi guru, kepala madrasah melakukan serangkaian

proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, serta

pengawasan terhadap guru. Proses perencanaan terdiri atas analisis kebutuhan

guru, rekrutmentasi, seleksi, dan orientasi terhadap guru baru. Proses

pengorganisasian dilakukan dengan cara pembagian tugas dan tanggung jawab

serta wewenang sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan

sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Proses penggerakan berkaitan erat dengan usaha memberi motivasi kepada

para guru dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Kegiatan

Page 62: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

pengawasan berupa pemeriksaan, pengecekan, serta usaha pencegahan

terhadap kesalahan yang mungkin terjadi sehingga bila terjadi penyimpangan

dapat ditempuh usaha perbaikan Kompetensi guru terdiri atas kompetensi

personal, profesional, dan sosial. Terkait dengan kompetensi personal, guru

MTs. Unggulan PP Amanatul Ummah dipersyaratkan memiliki kepribadian

yang sesuai dengan pencapaian tujuan madrasah, seperti dedikasi, loyalitas,

disiplin, mempunyai komitmen terhadap visi, misi, dan tujuan sekolah.

Kompetensi profesional terlihat dari kemampuan guru dalam proses

pembelajaran secara efektif dan efisien. Adapun kompetensi sosial terlihat dari

adanya hubungan yang baik dan akrab antara guru dengan siswa, antar guru

dan staf lainnya, serta dengan masyarakat sekitar.

Annisa Rahmatun Sjarif (2008) menjelaskan kepemimpinan Kepala

Madrasah, Iklim Organisasi, Kinerja Guru. Kualitas pendidikan, tidak terlepas

dari peningkatan kualitas kinerja guru. Faktor guru memegang peranan yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan siswa. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja guru adalah kepemimpinan kepala madrasah. Selain itu

faktor iklim organisasi juga dapat meningkatkan kinerja guru agar lebih

optimal. Ini berarti kepemimpinan Kepala Madrasah akan memberikan dampak

yang signifikan terhadap perkembangan madrasah karena kepemipinan

menjadi aspek yang menentukan dalam perjalanan suatu madrasah.

Akmat Tohari (2006) menjelaskan Kepemimpinan kepala madrasah

dari ketiga kepala madrasah yang pernah memimpin MTs N Prembun masing-

masing mempunyai kelebihan yaitu, (1) kepala madrasah piawai

Page 63: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

mengkomunikasikan misi, visi, serta tujuan madrasah, (2) kepala madrasah

piawai bekerjasama dengan semua komponen madrasah, (3) kepala madrasah

piawai menjadi mediator antara madrasah dengan lingkungan, (4) kepala

madrasah piawai memanfaatkan sumber informasi untuk memajukan

madrasah, (5) kepala madrasah proaktif dalam menghadapi perubahan dan

perkembangan pendidikan, (6) kepala madrasah piawai menciptakan iklim

kerja yang sehat.

Dari keempat penelitian terdahulu dapat ditarik kesimpulan bahwa pola

kepemimpinan Kepala Madrasah akan mempengaruhi hasil belajar yang

didapatkan oleh madrasah. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan guna

memperoleh tipe kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala madrasah di

MIN Sukoharjo.

C. KERANGKA BERFIKIR

Kerangka berpikir dalam penelitian ini diawali dengan bentuk

penelitian yang mengacu pada deskripsi naturalis yang ada di lapangan serta

output pendidikan yang berlangsung di dalam obyek penelitian. Dalam hal ini

adalah pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan usaha-usaha yang

dilakukan oleh Kepala Madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

dari output sekolah itu.

Data yang diperoleh nantinya dipergunakan sebagai balikan atau

feedback bagi pengembangan pendidikan di tingkat dasar dalam usaha

mencapai tujuan pendidikan nasional.

Page 64: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Pelaksanaan KBM yang berlangsung di MIN Sukoharjo merupakan

sebuah sistem pembelajaran yang mempunyai komponen-komponen yang ada

di dalamnya. Tiap-tiap komponen saling berhubungan dan berinteraksi dalam

melaksanakan sistem pembelajaran tersebut.

Permasalahan yang pertama kali antara lain untuk mengetahui secara

detail proses Kegiatan Belajar Mengajar yang dilaksanakan oleh MIN

Sukoharjo. Dari hasil pengamatan tersebut kemudian diberikan solusi-solusi

atau masukan-masukan terhadap permasalahan yang dihadapi maupun ide-ide

dalam usaha mengembangkan pembelajaran yang dilakukan. Semuanya

dilakukan dengan harapan nantinya ada kemajuan dalam proses pembelajaran

yang telah dilakukan. Dengan demikian Kegiatan Belajar Mengajar yang

dilaksanakan membuahkan hasil yang optimal.

Secara sistematik kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4 : Kerangka pemikiran penelitian

PELAKSANAAN KBM DI MIN

SUKOHARJO HASIL/OUT

PUT

KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI

KEPEMIMPINAN KEPALA

MADRASAH

USAHA-USAHA PENINGKATAN KUALITAS KBM

Page 65: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Deskripsi Setting

Lokasi dari penelitian ini adalah MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri)

Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah, yang

pada tahun 2006 mendapat juara satu siswa teladan putra Kabupaten Sukoharjo

dan tahun 2011 mendapat peringkat juara umum Olimpiade MIPA Se-Solo

Raya dan Juara Harapan II Olimpiade Matematika Tingkat Propinsi Jawa

Tengah. Sejak Tahun 2007 banyak siswanya yang diterima di SMP 1 program

RSBI Sukoharjo.

MIN Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah berstatus negeri

sejak 1976. Pada setiap tahun mulai tahun 2005 memiliki murid paralel tiga

kelas ABC dengan jumlah tiap kelas 25 s/d 40 siswa, sehingga jumlah murid

secara keseluruhan antara 450 – 700 siswa. Dengan Jumlah guru 21 PNS dan

24 GTT (Guru Tidak Tetap), 1 kepala madrasah, 2 pegawai PNS dan 9 PTT

(Pegawai Tidak Tetap).

Lokasi MIN Sukoharjo terletak di Jl. Seram No 2 Kabupaten

Sukoharjo. Satu komplek dengan Masjid Jami’ Sukoharjo dan bersebelahan

dengan KODIM Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember

2011 – Februari 2012 .

62

Page 66: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

B. Metode Penelitian

Metode atau bentuk dari penelitian adalah penelitian kualitatif

naturalistik, yang mana pada penelitian ini menggambarkan dan menjelaskan

tentang kepemiminan Kepala Madrasah dalam pelaksanaan pembelajaran yang

dilaksanakan di MIN Sukoharjo tahun 2006 - 2011, Kabupaten Sukoharjo,

Jawa Tengah secara murni/apa adanya dalam usahanya untuk meningkatkan

mutu pendidikan khususnya di MIN.

C. Lingkup Penelitian

Lingkup Penelitian kualitatif ini dilakukan dalam lingkup yang sempit,

dalam arti hanya mengambil satu setting penelitian yaitu MIN Sukoharjo,

Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah ilustrasi tentang pelaksanaan

pembelajaran meliputi :

1. Peristiwa yaitu pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di MIN

Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

2. Informan yaitu pemberi yang dianggap terkait dengan masalah yang

diangkat tersebut seperti :

a. Kepala Madrasah, karena yang memimpin madrasah tersebut yang

secara otomatis mengetahui segala sesuatu yang terkait dengan

madrasah melalui program-programnya.

b. Guru, karena beliaulah para pelaku dalam KBM.

c. Murid, karena merekalah sasaran KBM.

Page 67: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

d. Orang tua siswa, karena mereka yang secara tidak langsung berperan

dalam usaha pengembangan madrasah.

e. Komite Madrasah, karena merekalah salah satu partner pengembangan

madrasah.

3. Dokumen yaitu meliputi kurikulum pelajaran, data jumlah guru, jumlah

murid, penerimaan siswa baru, hasil eavaluasi dan dokumen terkait lainnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber datanya, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengamatan/Observasi

Pengamatan/Observasi dilakukan untuk sumber data peristiwa yaitu

dengan melakukan observasi tentang pelaksanaan pembelajaran melalui

KBM yang dilakukan di MIN Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa

Tengah.

2. Wawancara

Dilakukan untuk sumber data data responden yaitu dengan

melakukan wawancara dengan orang-orang yang terlibat secara langsung

maupun tidak terkait dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan

di MIN Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Seperti Kepala

Madrasah, guru, murid, orang tua siswa, komite madrasah, Kepala Seksis

Mapendais Kemenag Kabupaten Sukoharjo

Page 68: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

3. Analisis Dokumen

Dilakukan untuk sumber data dokumen yaitu dengan melakukan

analisa dari dokumen-dokumen yang dimiliki sekolah MIN Sukoharjo

seperti kurikulum pelajaran, data jumlah guru dan murid, struktur

organisasi sekolah, hasil evaluasi, penerimaan siswa baru, Kurikulum

KTSP MIN Sukoharjo dan Rencana Kerja Madrasah (RKM) MIN

Sukoharjo.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data/Validitas Data

Untuk validitas data yang dikumpulkan oleh peneliti, agar data yang

diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan bagi para pembaca

dengan mengambil teknik-teknik antara lain :

1. Perpanjangan keikutsertaan apabila data yang diperlukan dianggap belum

cukup/belum memadai.

2. Triangulasi

Dilakukan dengan mengecek data-data yang diperoleh/dikumpulkan

peneliti dengan sumber datanya. Dengan triangulasi antar informan dan

triangulasi antar metode (antara wawancara dan pengamatan)

3. Rekan Tanya Jawab (Peer Debriefing)

Melakukan wawancara atau konsultasi dengan orang lain dari pihak yang

tidak terkait dengan masalah pembelajaran di MIN Sukoharjo, Kabupaten

Sukoharjo, Jawa Tengah. Misalnya komite dan wali murid. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang lebih obyektif tentang

bagaimana pelaksanaan pembelajaran di MIN Sukoharjo.

Page 69: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

4. Kecukupan Referensi

Kecukupan referensi yang dimiliki peneliti sebagai landasan teori untuk

menjelaskan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik

analisis data model interaktif dimana dengan melakukan :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dari lapangan baik hasil pengamatan, wawancara

maupun dokumen yang dilakukan secara fungsional sehingga diperoleh

data mentah penelitian yang dituangkan dalam catatan lapangan/field notes

dan dari masing-masing catatan lapangan memuat :

a. Identitas catatan lapangan : pengamatan, wawancara, atau analisis

dokumen.

b. Bagian deskripsi : yang berisi hasil pengamatan dan wawancara seperti

apa adanya/verbatim dari data yang diperoleh di lapangan.

c. Bagian refleksi : yang berisi analisis dan kesimpulan sementara dari

peneliti tentang data yang telah diperoleh.

2. Reduksi data

Pemotongan terhadap data-data yang dianggap tidak terkait dengan

permasalahan yang diangkat.

3. Penyajian

Penyajian data-data yang telah diperoleh selama penelitian.

Page 70: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan akhir data-data yang telah disajikan diatas untuk

dituangkan dalam hasil penelitian.

Page 71: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Latar

1. Sejarah MIN Sukoharjo

MIN Sukoharjo adalah Madrasah yang didirikan oleh Kyai

Mawardi, seorang ulama kharismatik yang mendapat dukungan dari

Pemerintah Kasunanan Surakarta. Madrasah ini semula bernama Mambaul

Ulum, Madrasah Mambaul Ulum sendiri berpusat di daerah Pasar Klewer,

Kasunanan Surakarta. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Kepala

Madrasah yang menjelaskan bahwa :

MIN Sukoharjo itu berdiri pada tahun 1931 tepatnya pada bulan April dengan pendiri beliau Kyai Mawardi. Nah, pada saat itu namanya belum langsung menjadi MIN Sukoharjo tetapi Mambaul Ulum. Mambaul Ulum sendiri untuk pusatnya ada di Solo yaitu di Klewer. Proses pembelajaran pada saat itu karena belum mempunyai gedung, proses pembelajarannya dilaksanakan di Masjid. Karena keterbatasan atau tidak adanya gedung tadi, baru pada tahun 1937 karena kedekatan antara Kyai Mawardi dengan Kasunanan Surakarta, di dirikanlah gedung Mambaul Ulum yang berada di wilayah Kawedanan Sukoharjo. Waktu itu, namanya masih Kawedanan, karena Kabupaten Sukoharjo sendiri berdiri tahun 1946 (CL 1)

MIN Sukoharjo merupakan madrasah yang tertua di wilayah Kabupaten

Sukoharjo. Seiring perkembangan zaman, banyaknya orang tua yang ingin

menyekolahkan anaknya ke madrasah, sehingga madrasah ini kemudian

menjadi embrio atau induk dibentuknya madrasah-madrasah lain yang ada

di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini sebagaimana penjelasan Kepala

Madrasah yang menyatakan bahwa :

68

Page 72: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Pada tahun 1985 karena perkembanganya sangat banyak peminatnya Mambaul Ulum yang ada di MIN Sukoharjo yang pada waktu itu tahun 1958 sudah berganti nama menjadi MIN Sukoharjo. Dari mambaul Ulum menjadi MIN Sukoharjo itu pada tahun 1958. Ini adalah berdasarkan dari Surat keputusan Departemen Agama pada tanggal 1 Oktober 1958 SKnya Nomor 12 itu menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sukoharjo. Namun, sebelum itu pernah berganti nama menjadi Sekolah Rakyat Islam Negeri. Nah, setelah menjadi negeri MI Negeri Sukoharjo pada bulan Oktober 1958 itu perkembangannya tambah terus bertambah pada tahun 1985 membuka filial di Baki dan di Mulur yang sekarang dikenal dengan MI Baki dan MI Mulur dan perkembangannya pun masih tetap berjalan dengan bagus kemudian ada inisiatif dari komite orang tua wali dan pengurus di tim Sukoharjo untuk membeli tanah, mengusulkan tanah dan pada tahun 1982-1983 mendapat proyek untuk membeli tanah dan dibelikan tanah di Kelurahan Jetis. Kemudian pada tahun 1992-1993 MI Negeri Sukoharjo juga mendapat dana proyek dari pusat untuk didirikan bangunan atau membeli tanah lagi kemudian langsung didirikan gedung pada tahun 1994. Kemudian pada tahun 1994 MI Negeri Sukoharjo yang di Jetis dijadikan mandiri dengan nama MI Negeri Jetis (CL 1)

MIN Sukoharjo merupakan madrasah yang tertua yang ada di

Kabupaten Sukoharjo yang menjadi pelopor berdirinya madrsah-madrasah

lain yang berada di wilayah Kabupaten Sukoharjo sebagai upaya

menampung keinginan masyarakat yang ingin menyekolahkan putranya ke

madrasah.

2. Diskripsi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sukoharjo

a. Letak Geografis

MIN Sukoharjo adalah salah satu sekolah tingkat dasar atau

madrasah ibtidaiyah yang berlokasi di Kelurahan Sukoharjo

KecamatanSukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.

Madrasah ini termasuk sekolah yang favorit karena merupakan madrasah

yang tertua dengan berbagai prestasi yang telah diraihnya.

Page 73: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sukoharjo, terletak di kelurahan

Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo yang berbatasan

dengan:

a. Sebelah Barat : Jalan Seram

b. Sebelah Utara : Perumahan Warga

c. Sebelah Timur : KODIM Sukoharjo

d. Sebelah Selatan : Jalan Mayor Sunaryo

Luas lahan yang dimiliki MIN Sukoharjo saat ini adalah seluas 1.120

m2. Lokasi lahan di tempat yang sangat strategis, mudah dijangkau, dan

berada di jantung kota disebelah barat pasar Sukoharjo. Lokasi yang

nyaman untuk belajar, karena lokasi di dekat Masjid Kota dan KODIM

sehingga suasana belajar lebih terkendali. (Dokumen Profil MIN

Sukoharjo).

Gedung sekolah MIN Sukoharjo dibangun secara permanen, telah

direnovasi beberapa kalai sehingga kokoh dan kuat memenuhi standar

bangunan. MIN Sukoharjo telah memiliki: ruang kepala sekolah, ruang

administrasi, ruang guru yang sekaligus didesain ruang rapat, ruang kelas

yang bersih, terang dan cukup luas, laboratotium komputer, laboratorium

bahasa, laboratorium MIPA, ruang perpustakaan, kantin , ruang UKS,

ruang koperasi, ruang bimbingan konseling, lingkungan sekolah yang

kondusif untuk belajar. Halaman depan sekolah untuk upacara dan olah

raga, dilengkapi dengan tempat parkir, kamar mandi dan WC yang bersih

Page 74: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

terawat dan cukup air. Halaman berpagar baik dibangun permanen,

berpagar besi yang rapi dan bersih. (Dokumen Profil MIN Sukoharjo)

b. Visi, Misi dan Tujuan MIN Sukoharjo

a. Visi

Terwujudnya generasi islam yang berprestasi, terampil dan berdaya

saing tinggi. Adapun indikator visi adalah :

1. Unggul dalam aktivitas keagamaan.

2. Unggul dalam olimpiade MIPA.

3. Unggul dalam nilai UN.

4. Unggul dalam Porseni.

5. Terampil mengoperasikan komputer.

6. Terampil dalam menjalankan keterampilan hidup (life skills).

7. Lulusan diterima di sekolah unggulan.

b. Misi

1. Mencetak karakter yang Islami yang mampu mengekspresikan diri

dalam masyarakat.

2. Mewujudkan generasi yang unggul dibidang IMTAQ dan IPTEK.

3. Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, bahasa, olah raga

dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi peserta

didik.

4. Membangun sumber daya manusia yang terampil, kreatif, inovatif

dan berprestasi dalam berbagai bidang akademik dan non akademik.

5. Meningkatkan pendidikan yang berkualitas dalam berbagai prestasi.

Page 75: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

6. Mencetak peserta didik yang mampu berdaya saing tinggi dengan

persaingan yang sehat.

c. Tujuan

1. Dapat mengamalkan ajaran agama sebagai proses pembelajaran dan

kegiatan pembiasaan.

2. Mewujudkan peserta didik yang unggul dalam aktifitas keagamaan

dan UASBN.

3. Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui

layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler serta

pembiasaan diri yang baik.

4. Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 7,5

5. Meningkatkan prestasi akademik siswa di bidang seni dan olahraga

lewat kejuaraan dan kompetisi.

6. Meningkatkan ketrampilan sebagai bekal hidup dalam masyarakat.

7. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang

kualitas pendidikan yang akan dicapai.

d. Tujuan Strategis

1. Meningkatkan kualitas, efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan

pendidikan pada MI Sukoharjo.

2. Meningkatkan Kualitas setiap PPDB dengan memberikan

kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu, dengan

mengembangkan segenap aspek kecerdasan siswa.

Page 76: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

3. Meningkatkan kualitas out come dengan semakin meningkatkan

serta melengkapi sarana dan prasarana.

e. Tujuan Teknis

1. Menyusun Rencana Kerja Madrasah, program kegiatan Tahunan,

RAPBM dan tatib serta pembagian tugas yang mendukung

pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran

2. Menyiapkan dan meningkatkan SDM dalam pelaksanaan pendidikan

dan pembelajaran

3. Melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan

pendidikan dan pembelajaran

4. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai komunitas belajar.

(Dokumen Profil MIN Sukoharjo)

c. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa MIN Sukoharjo

a. Data Guru dan Karyawan

Untuk membimbing dan mendidik murid-murid yang jumlahnya 724

orang, maka MIN Sukoharjo menyediakan :

1. Kepala Madrasah : 1 orang

2. Guru Berstatus PNS : 21 orang

3. Karyawan PNS : 2 orang

4. Guru Wiyata Bakti : 26 orang

5. Tenaga perpustakaan : 1 orang

6. Karyawan Wiyata Bakti : 5 orang

Page 77: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Adapun strata pendidikan guru dan karyawan MIN Sukoharjo, paling

banyak adalah S1, sebagian S2 dan ada beberapa yang sedang menempuh

S1. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Madrasah :

Untuk kondisi guru alhamdulillah kita cukup, kemudian untuk lulusannya pun ada yang sudah S2, ada yang sudah S1 dan ada yang sebagian proses ke S1. Fluktuatif masih terdapat bermacam-macam dari sisi kelulusan, tetapi sebagian besar sarjana atau S1 (CL 1)

Tingkat pendidikan yang cukup memadai bagi sebuah madrasah

ibtidaiyah yang sedang berkembang menjadi madrasah unggulan yang

diinginkan oleh masyarakat di Kabupaten Sukoharjo.

Tabel 1 : Ijazah (Pendidikan) Tenaga Pendidik MIN Sukoharjo

No

Tenaga Pendidik

Tahun Ajaran 2011/2012

< D3 D3 S1 S2 S3 ∑

1 Jumlah Total Guru 19 0 34 3 0 56

Sumber : Dokumen MIN Sukoharjo. 2012

b. Data Keadaan Siswa MIN Sukoharjo

Siswa MIN Sukoharjo menurut data seluruhnya berjumlah 724 orang

yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang terbagi menjadi 18 kelas,

yaitu:

Tabel 2 : Keadaan Siswa MIN Sukoharjo

NO KELAS SISWA

LAKI-LAKI SISWA

PEREMPUAN JUMLAH

1 I 65 66 131 2 II 49 74 123 3 III 54 63 117 4 IV 67 52 119 5 V 70 43 113 6 VI 66 55 121

Sumber : Dokumen MIN Sukoharjo. 2012

Page 78: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Penerimaan siswa baru MIN Sukoharjo menerapkan sistem seleksi

hal ini dilakukan karena daya tampung yang ada di MIN sukoharjo

terbatas, sedangkan anak-anak yang didaftarkan di MIN Sukoharjo

melebihi daya tampung yang ada. Seleksi penerimaan siswa baru

dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama seleksi administrasi dan

kelengkapan, dan tahap kedua yaitu seleksi akademik. Tujuan seleksi

penerimaan siswa baru di MIN Sukoharjo adalah untuk menentukan calon

siswa baru yang memiliki kesiapan belajar, memiliki kemandirian,

kemampuan berbahasa dan menjelaskan masalah. Dengan demikian ketika

mereka masuk kelas dan mengikuti proses pembelajaran, mereka sudah

siap menerimaanya.

MIN Sukoharjo menjadi madrasah yang banyak diminati oleh orang

tua. Hal ini sebagaimana penjelasan yang disampaikan oleh orang tua

mengenai alasannya memasukkannya ke MIN Sukoharjo. Sebagaimana

dituturkan oleh orang tua Ananda Fauzan Ikhsanul Rahman sebagai

berikut :

Kualitas pendidikan yang kami rasa cukup bagus, dan adanya pendidikan keagamaan yang merupakan dasar bagi anak untuk pemahaman aqidah akhlak yang baik guna bekal kehidupan mendatang (CL 6)

Sedangkan orang tua dari Ananda Angga mengungkapkan bahwa

alasannya memasukkan anaknya ke MIN Sukoharjo adalah adanya lokasi

yang startegis. Hal ini sebagaimana yang beliau ungkapkan kepada

peneliti:

Page 79: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Selain mutunya yang bagus, tempatnya juga strategis yaitu berada di dalam kota Sukoharjo, sehingga mudah dijangkau alat transportasi (CL 7)

MIN Sukoharjo merupakan madrasah yang mempunyai letak yang

strategis yaitu di pusat kota, dekat dengan fasilitas kendaraan umum dan

mudah dijangkau oleh masyarakat dan memiliki sarana ibadah yang

mencukupi.

B. Temuan Penelitian

1. Pola Kepemimpinan Kepala Madrasah

Kepala MIN Sukoharjo, Bapak Widodo, S.Ag dalam memimpin MIN

Sukoharjo cenderung menggunakan sistem demokrasi. Hal ini dibuktikan

dengan membuat berbagai program kerja melalui rapat bersama semua guru

dan karyawan. Dalam petikan wawancara dengan Kepala Madrasah, beliau

mengungkapkan bahwa :

Kita terus terang mengadakan pembinaan secara rutin dalam satu bulan sekali sehingga lama kelamaan akan bisa mengubah pola fikir teman-teman sehingga mampu berubah (CL 1)

Apabila ada permasalahan atau kegiatan yang hendak dilakukan, beliau

mengumpulkan para koordinator bidang yang sudah dibentuk oleh beliau

yang mana koordinator itu diantaranya : Koordinator Kurikulum, Koordinator

Sarana Prasarana, Koordinator Tata Usaha, Koordinator Koperasi,

Koordinator Kesiswaan, Koordinator Ekstrakurikuler, Koordinator UKS dan

Humas. Dalam Petikan wawancara dengan Kepala Madrasah tersirat tentang

tipikal ini, yaitu ungkapan beliau :

Kami menganut atau berpedoman pada sistem pendidikan SD/MI yaitu pada pasal 51 pada ayat 10 adapun pada intinya yang

Page 80: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

saya lakukan adalah Managemen Berbasis Sekolah, dimana stake holder sangat berperan atau sangat berpengaruh pada perkembangan madrasah. Guru, wali murid atau komite semua bahu membahu dalam memajukan madrasah (CL 1)

Orang tua siswa atau wali murid pun mengakui bahwa kepemimpinan

kepala madrasah sudah cukup mumpuni. Hal ini sebagaimana diungkapkan

wali murid Ananda Fauzan :

Cukup memuaskan bagi kami sebagai orang tua murid. Dengan kepemimpinan kepala Madrasah saat ini mampu membawa MIN Sukoharjo lebih baik dan maju (CL 6)

Sedangkan orang tua Ananda Angga mengungkapkan bahwa Kepala

Madrasah juga telah memberikan bukti kepemimpinannya melalui hasil UN

anak yang bagus. Hal ini sabagaimana ungkapan beliau kepada peneliti :

Selama ini sangat bagus Pak, terbukti dari hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) yang memuaskan dibandingkan SD yang lain (CL 7)

Dalam menyampaikan berbagai program kegiatan di madrasah, kepala

madrasah juga melibatkan orang tua siswa. Para orang tua diundang ke

madrsah untuk membicarkan hal-hal penting terkait putra-putrinya maupun

kegiatan pembelajaran. Hal ini sebagaimana diungkapkan Ayahanda Fauzan :

Komunikasi cukup bagus bagi kami sebagai orang tua dengan kepala madrasah, terbukti sebelum dilakukan Ujian Nasional dan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional beberapa kali kami diundang dan diberikan motivasi. Komunikasi sudah berjalan baik. Saran saya agar lebih ditingkatkan, paling tidak dipertahankan (CL 6)

Pelaksanaan suatu kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan baik untuk guru maupun siswa, biasanya diputuskan dalam rapat

bulanan yang diselenggarakan setiap hari Sabtu minngu pertama. Dalam rapat

tersebut semua guru dan karyawan diperbolehkan untuk menyampaikan

Page 81: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

masukan, usulan dan pendapat mengenai madrasah demi kemajuan bersama.

Kepala madrasah akan menampung aspirasi para guru dan karyawan

kemudian mengevaluasi yang terbaik bagi madrasah secara bersama-sama.

Dalam hal kegiatan siswa Kepala Madrasah senantiasa memberikan

dukungan yang besar terhadap kegiatan kesiswaan. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Ibu Erma kepada peneliti:

Kepala Madrasah sangat mendukung semua program. Adapun wujud dukungannya adalah jika ada kegiatan beliau sebagai penanggung jawab. Beliau sangat mendukung, kadang-kadang juga memantau pembinaan (CL 5)

Kegiatan-kegiatan kesiswaan yang menggandeng pihak luar, dalam

pembinaan siswanya pun juga tidak luput dari peran Kepala Madrasah. Hal

ini sebagaimana petikan wawancara dari Ibu Erma:

Ada beberapa yang melibatkan pihak luar. Contohnya ketika pembinaan puisi dan mapel matematika. Kepala sangat mendukung terbukti beliau memberikan arahannya. Kerjasama dengan pihak luar efektif karena dibuktikan dengan beberapa prestasi kejuaraan yang diraih oleh siswa yang dibina (CL 5)

Dalam bidang sarana prasarana, Kepala Madrasah cukup berperan

dengan baik dalam perencanaan sampai proses pengadaannya. Kepala

Madrasah sangat memperhatikan kebutuhan sarana prasarana penunjang

kegiatan pembelajaran guna meningkatkan kualitas lulusan MIN Sukoharjo.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Suwito, selaku Koordinator

bidang Sarana dan Prasarana:

Kepala Madrasah selaku manager, beliau bisa mengambil kebijaksanaan, sarana prasarana apa yang diperlukan dan harus ada sebagai penunjang KBM. Prosesnya dilakukan dengan mengusulkan anggaran sarana dan prasarana penujang KBM ke Kanwil Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah atau melalui Komite

Page 82: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Madrasah. Usaha yang dilakukan tentunya dengan mengajukan usulan ke ke Kanwil Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah atau melakukan pendekatan ke wali murid melalui Komite Madrasah. Beliau sudah melakukan rencana pengadaan sarana prasarana secara bertahap. (CL 4)

Sarana Prasarana yang pengadaannya melibatkan wali murid, dilakukan

melalui komite madarasah. Sehingga terjadi komunikasi dan kerjasama yang

bagus antara komite madrasah, orang tua dan Kepala Madrasah. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Suparman, salah seorang anggota

komite madrasah:

Komite madrasah memberikan berbagai dukungan terhadap penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di MIN Sukoharjo. Diantaranya yaitu: (1) Mendukung program-program MIN Sukoharjo yang telah disampaikan dalam rapat pertemuan dengan komite terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia dari guru MIN Sukoharjo; (2) Mendukung pengadaan sarana dan prasarana di MIN Sukoharjo; (3) Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik antara kepala madrasah, guru dan komite madrasah; (4) Memfasilitasi dan mengkoordinasikan setiap Kegiatan Belajar Mengajar yang melibatkan komite dan wali murid (CL 2)

Komite madrasah banyak dilibatkan oleh Kepala Madrasah dalam

rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di MIN Sukoharjo.

Komite adrasah senantiasa aktif mendampingi dan memonitor kegiatan-

kegiatan yang telah disepakati antara komite dengan Kepala Madrasah.

Sebagaimana yang disampaikan Bapak Suparman, Anggota Komite:

Ya, Komite banyak dilibatkan dalam kegiatan madrasah terutama dalam membuat, merencanakan serta melaksanakan program MIN Sukoharjo sehingga sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) MIN Sukoharjo. Adapun kegiatan yang dilakukan komite diantaranya : (1) Mendorong peningkatan kualitas SDM guru dengan memprogramkan pelatihan, (2) Mendorong peningkatan pengadaan sarana prasarana penunjang Kegiatan Belajar Mengajar, (3) Mendorong peningkatan kerjasama antara kepala madrasah, guru

Page 83: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dengan komite madrasah, (4) Mendorong peningkatan semua aspek Kegiatan Belajar Mengajar (CL2)

Dalam bidang kurikulum, Kepala Madrasah juga mempunyai peran

yang besar. Penentuan penggunaan suatu kurikulum madrasah dilakukan

dengan melibatkan berbagai satke holder yang terlibat. Hal ini sebagaimana

diungkapkan oleh Bu Retno, koordinator kurikulum MIN Sukoharjo:

Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Proses penyusunan KTSP dimulai dengan mengadakan workshop yang diikuti oleh Kepala Madrasah, guru, komite, perwakilan orang tua murid dan tokoh pendidikan. Setelah itu disusunlah KTSP (CL 3)

Kepala Madrasah dalam penyusunan KTSP yang digunakan di MIN

Sukoharjo, beliau memiliki andil sebagai seorang konseptor, sekaligus

problem solving terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kegiatan

belajar mengajar. Hal ini seperti yang diungkapkan Bu Retno kepada peneliti:

Kepala Madrasah berperan sebagai konseptor. Selain mengadakan pembinaan setiap bulan, Kamad juga mengumpulkan data kerja guru melalui supervisi dan monitoring. Kepala Madrasah memberikan fasilitas dalam pengembangan kurikulum dan proses KBM, mengadakan pembinaan dan pelatihan (CL 3)

Untuk meningkatkan kualitas pembelajarn yang ada di MIN Sukoharjo,

Kepala Madrasah juga senantiasa melibatkan berbagi stake holder yang

terkait. Semuanya diajak untuk bekerja sama saling membantu guna

tercapainya peningkatan kualitas KBM. Hal ini sebagaimana diungkapkan

beliau bahwa:

Dari sisi dana ketiganya otomatis kita balance yaitu dari masyarakat atau orang tua wali kita ambilkan untuk pengembangan madrasah, kegiatan kegiatan yang tidak bisa didanai oleh pemerintah, kemudian perencanaannya terletak pada komite, dari komite kita mengajukan draft pada komite apa yang akan kita

Page 84: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

kembangkan kemudian dari komite itu memberikan tawaran atau mengadakan rapat dengan wali murid, jadi semua berjalan sejalan tidak ada yang menonjol, berjalan beriringan untuk kemajuan madrasah ini, jadi semua saya kira mempunyai peran yang sama pentingnya baik itu komite, bapak ibu guru, karyawan tata usaha, kemudian juga wali murid (CL 1)

Apabila ada kegiatan yang bersifat penting dan mendadak, kepala

madrasah akan menadakan rapat tambahan dengan diikuti oleh guru yang

berkaitan terhadap masalah yang akan diselesaikan. Kepala sangat merespon

dengan baik keluhan, pendapat dan masukan dari guru, karyawan dan orang

tua siswa hal ini dibuktikan dengan adanya kotak surat saran dan kritik yang

ada di MIN Sukoharjo.

Jika dalam kegiatan belajar mengajar terjadi permasalahan, maka

Kepala Madrsah mempunyai peran yang penting dalam menyelesaikan

masalah tersebut. Beliau akan melakukan tindakan nyata untuk mengatasinya.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bu Retno:

Setelah supervisi, Kepala Madrasah melakukan tindak lanjut dengan menyampaikan hasil supervisi pada guru yang bersangkutan. Jika ada masalah seperti perselisihan siswa atau semacamnya akan ditangani oleh guru BP (CL 3)

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan kepada beberapa

pihak, ditinjau dari kebiasaan Kepala Madrasah yang senantiasa mengadakan

rapat-rapat sebelum mengambil tindakan dan kebijakan, menerima masukan

dari guru, karyawan maupun wali murid dan komite, pola kepemimpinan

Kepala Madrasah yang diterapkan di MIN Sukoharjo memiliki gaya

demokratis di dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala Madrasah di MIN

Sukoharjo.

Page 85: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

2. Usaha-Usaha yang Dilakukan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran

a. Pengembangan Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang

harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman

muatan kurikulum tiap mata pelajaran dituangkan dalam bentuk Kompetensi

(Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) yang dikembangkan

berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

1. Komponen Mata Pelajaran

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis

pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah terdiri atas: (a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia; (b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

(c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; (d)

kelompok mata pelajaran estetika; (e) kelompok mata pelajaran jasmani,

olahraga dan kesehatan.

2. Komponen muatan lokal

Muatan lokal dimaksudkan untuk mengembangkan potensi,menambah

keragaman, menonjolkan karakteristik dan keunggulan daerah untuk

meningkatkan potensi siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sukoharjo yang

berciri khas daerah Sukoharjo.

Page 86: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

3. Komponen Pengembangan Diri

Pengembangan diri dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Sukoharjo.

Berdasarkan Permenag nomor 2 tahun 2008 dan pertimbangan

komite madrasah maka struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Sukoharjo sebagai berikut :

Tabel 3 : Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sukoharjo

K o m p o n e n Kelas dan Alokasi Waktu

I II III IV, V, dan VI

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al Qur’an Hadits 2 2 2 2

b. Aqidah Akhlaq 2 2 2 2

c. Fiqh 2 2 2 2

d. SKI - - 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 5 5 5 5

4 Bahasa Arab 2 2 2 2

5. Matematika 5 5 6 6

Page 87: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

6. Ilmu Pengetahuan Alam 3 3 5 5

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 3 3

8. Seni Budaya dan Keterampilan 1 1 2 2

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan 3 3 3 3

B. Muatan Lokal *)

1. Bahasa Jawa 2 2 2 2

2. Baca Tulis Al Qur’an 1 1 2 2

3. Bahasa Inggris 2 2 2 2

4. Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) 2 2 2 2

Jumlah 36 36 43 43

Sumber : Dokumen MIN Sukoharjo. 2012

Kurikulum yang digunakan di MIN Sukoharjo juga dikembangkan

oleh Kepala Madrasah dengan mengadakan berbagai penambahan yang ada

disesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini sebagaimana beliau

sampaikan:

Kita menggunakan kurikulum yang standar digunakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan itu yang emmbuat kurikulum adalah kita sendiri dan setiap tahun kita update, kita diskusikan dengan tim pengembang kurikulum yang ada di madrasah kemudian kalo misalnya ada tambahan-tambahan materi-materi atau apapun yang bisa kita tambahkan, ya itulah yang nanti akan kita tambahkan untuk menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang akan kita gunakan untuk tahun pelajaran berikutnya, biasanya pada bulan-bulan Mei kita sudah mengadakan pengembangan kurikulum untuk digunakan pada tahun pelajaran berikutnya (CL 1)

Page 88: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Pengembangan kurikulum yang dilakukan disesuaikan dengan

tuntutan zaman. Dalam mengembangkan kurikulum ini dibentuk tim

pengembang yang berada dibawah koordinasi Bidang kurikulum. Dengan

selalu mengembangkan kurikulum diharapkan pembelajaran di MIN

Sukoharjo selalu update.

b. Pengembangan KBM di MIN Sukoharjo

Pembelajaran yang dilakukan setiap jam pelajarannya alokasinya 35

menit. Adapun pendekatan pembelajaran yang dilakukan untuk kelas 1

sampai dengan 3 menggunakan pendekatan tematik. Sedangkan untuk kelas 6

menggunakan pendekatan mata pelajaran. Untuk Kelas 1 dan 2 menggunakan

team teaching. Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala Madrasah:

Karena siswanya banyak, maka sistem pembelajarannya otomatis kita buat paralel, kita buat paralel dengan asumsi satu kelas 40-an siswa. Kemudian sistem pembelajarannya yang kelas 1 dan 2 itu menggunakan team teaching, satu kelas diampu oleh 2 guru, kemudian ada juga guru bidang studi, guru bidang studi itu biasanya untuk guru-guru yang mata pelajaran bahasa arab, penjas, TIK dan bahasa inggris. Jadi mata pelajaran yang bisa diampu oleh guru kelas oleh guru kelas kemudian selebihnya dilaksanakan oleh guru mapel atau guru bidang studi (CL 1)

Kegiatan belajar mengajar di MIN Sukoharjo senantiasa dipantau

oleh Kepala Madrasah. Kepala Madrasah mengadakan monitoring secara

berkala kepada guru, sehingga pembelajaran yang dilakukan senantiasa

mengarah pada tujuan yang diinginkan. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Bu Retno:

Selain mengadakan pembinaan setiap bulan, Kepala Madrasah juga mengumpulkan data kerja guru melalui supervisi dan monitoring (CL 3)

Page 89: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Pembinaan yang rutin dan monitoring yang dilakukan Kepala

Madrasah secara berkala akan memberikan efek yang positif terhadap kinerja

guru dan hasil prestasi siswa. Guru akan semakin banyak belajar dan kreatif

dalam menyampaikan ilmu. Siswa pun akan menjadi semakin semangat

dalam menuntut ilmu di bangku madrasah.

c. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia, dalam hal ini adalah guru juga

dilakukan oleh Kepala Madrasah. Apabila gurunya berkembang

kemampuannya, baik dari ilmu maupun metode mengajarnya tentu akan

menghasilkan ouput yang lebih baik juga. Diantara yang dilakukan adalah

dengan mengadakan pelatihan bagi guru dengan menjalin kerjasama dengan

pihak luar yang kompeten dibidang pendidikan . Hal ini sebagaimana yang

diungkapkan Bu Retno, selaku koordinator bagian kurikulum:

Ada. Kami menjalin kerjasama diantaranya dengan LPPM UNS dalam melatih guru-guru dalam berbagai administrasi pendidikan dan model-model pembelajaran dengan didampingi para dosen dari UNS (CL 3)

Pelatihan dan workshop yang diperuntukkan bagi guru-guru MIN

Sukoharjo dalam mengembangkan kemampuan mengajar dan administrasi

pendidikan yang lebih baik akan diselenggarakan oleh madrasah secara

berkala, sehingga memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan

kualitas pembelajarn. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Kepala

Madrasah bahwa:

Untuknya gurunya setiap semester kita adakan semacam workshop kita menggunakan dana profesi yang diberi oleh

Page 90: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

pemerintah, untuk narasumber kita mengambil dari Diknas dan bapak kita sendiri yang ada di Kemenag dan PPAI (CL 1)

Pelatihan yang diikuti oleh guru dan karyawan MIN Sukoharjo

dengan didampingi Kepala Madrasah akan menambah ilmu bagi guru dalam

mendidik siswa MIN Sukoharjo. Dengan workshop dan pelatihan yang

berkala, maka perkembangan ilmu pendidikan senantiasa dapat diikuti oleh

MIN Sukoharjo.

d. Pengembangan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler

Guna mencapai hasil belajar dan prestasi yang diharapkan, MIN

Sukoharjo mengatur kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan ini

juga meliputi kegiatan pembiasaan diri yang menyangkut dalam tiga hal

yaitu:

1. Shalat Dhuhur Berjama’ah, bertujuan untuk mengenalkan

pelaksanaan ibadah shalat dan menanamkan kecintaan untuk menjaga

shalat fardhu. Ruang lingkupnya adalah pembiasaan Shalat Dhuhur

secara berjama’ah. Kegiatan sholat Dhuhur ini ditujukan untuk semua

siswa. Pelaksanaan kegiatan ini juga diikuti oleh bapak ibu guru agar

anak meneladani mereka.

2. Tahfidzul Al Qur’an, bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap

al Qur’an dan membiasakan siswa untuk agar senantiasa membaca Al

Qur’an dan mengahafal surat-surat pendek dalam Al Qur’an. Ruang

lingkupnya adalah pembiasaan membaca Al Qur’an setiap hari.

Sehingga tertanam dalam diri siswa kebiasaan membaca Al Qur’an

sebagai sarana ibadah.

Page 91: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

3. Membaca doa sebelum dan sesudah pelajaran dimulai.

Dalam pelaksanaannya kegiatan pengembangan diri peserta didik diberi

kesempatan untuk memilih ekstra kurikuler yang ada di MIN Sukoharjo

sesuai dengan minat dan bakat masing-masing

(Dokumen KTSP MIN Sukoharjo. 2012)

Tabel 4 : Jadwal dan alokasi waktu Kokurikuler dan Ekstrakurikuler

NO KEGIATAN HARI WAKTU KETER

1. Layanan Bimbingan Konseling Senin - Sabtu 07.30 – 13.30 ekuivalen

dengan 2 jam

pelajaran (2 x

35 menit)

2. Kepramukaan Sabtu 15.00 – 17 00

3. Komputer Senin 15.00 – 17.00

4. Seni Baca Al Qur’an(tilawah) Selasa 15.00 – 17.00

5. Kerajinan kayu Rabu 15.00 – 17.00

6. Tahfidzul Al Qur’an Senin - Sabtu 07.00 – 07.35

7. Doa – doa harian Senin - Sabtu 07.00 / 13.30

8. Solat Dhuhur berjama’ah Senin- Kamis 12.00

Sumber : Dokumen MIN Sukoharjo. 2012

Kegiatan Kokurikuler yang terencana dengan baik akan mengahsilkan

prestasi siswa yang maksimal. Hal ini diungkapkan Kepala Madrasah:

Pelaksanaan kokurikuler berjalan dengan baik karena ada perencanaan yang matang, ada penjadwalan, kemudian bisa berjalan dengan baik. Karena pelaksanaan itulah kita bisa mencapai prestasi

Page 92: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

yang sangat baik. Tanpa pelaksanaan kegiatan itu ya kita akan kurang mencapai prestasi (CL 1)

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler mengikuti ketersediaan waktu

yang dimiliki oleh pelatihnya masing-masing. Dengan demikian tidak

dikhususkan pada hari tertentu saja. Sebagimana disampaikan oleh Kepala

Madrasah:

Untuk waktunya kita koordinasi dengan pelatih, tidak kita fokuskan dalam satu hari, tetapi pelatihnya bisanya hari apa kita yang mengikuti dan kita koordinasikan dengan masing-masing pelatih dan koordinator ekstra kurikuler (CL 1)

Kegiatan Kokurikuler yang direncanakan dengan matang dan dikelola

dengan baik, akan menjadikan MIN Sukoharjo mampu bersaing dengan

sekolah dasar lainnya dalam berbagi event kejuaran baik di tingkat

Kabupaten, Karesidenan, Propinsi maupun Nasional.

e. Pengembangan Hubungan dengan Stake holder Pendidikan

1. Instansi Kemenag dan Diknas

MIN Sukoharjo merupakan madarasah yang bernaung dibawah

Kementrian Agama Republik Indonesia. Segala hal pelaporan kegiatan baik

siswa dan murid dilaporkan kepada Kemenag melalui Kemenag Kabupaten

Sukoharjo. MIN Sukoharjo adalah satker mandiri dengan kode satker

599047. Artinya MIN Sukoharjo memiliki DIPA sendiri sehingga sistem

penggajian pegawai dan dana dari pemerintah untuk pos pengelolaan

pendidikan didapat secara langsung, tidak melalui Kemenag Kabupaten.

Peraturan pendidikan yang berlaku di di MIN Sukoharjo adalah

menggunakan dua peraturan yaitu peraturan yang diterbitkan bagian

Page 93: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Kependidikan Islam Kemenag RI dan peraturan yang dikeluarkan oleh

dinas Pendidikan.

MIN Sukoharjo selalu menjalin informasi dan komunikasi dengan

baik kepada Kemenag Kabupaten Sukoharjo dan Diknas Kabupaten

Sukoharjo, dengan menyampaikan laporan kegiatan yang diminta secara

rutin, sehingga kegiatan KBM di MIN Sukoharjo terpantau oleh

pemerintah. Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala Madrasah:

Hubungannya cukup bagus, apalagi dengan Kementerian Agama, dengan Dinas Pendidikan pun kita juga cukiup bagus. Jika ada sesuatu yang ada hubungannya dengan tugas kita diberi tahu misalnya laporan dengan Dinas Pendidikan juga begitu sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan madrasah kita diberi tahu, hubungannya dengan lomba, jum’at sehat, kemudian dengan pramuka dan lain sebagainya kita tetap dilibatkan sehingga hubungan dengan Dinas Pendidikan kita alhamdulillah cukup baik dan sangat memuaskan (CL 1)

Hubungan yang baik dengan Kemenag dan Diknas memberikan

keuntungan kepada MIN Sukoharjo baik dalam kecepatan informasi dan

dukungan. Dengan terjalinnya hubungan yang harmonis, mampu

menjadikan MIN Sukoharjo menjadi madrasah yang dikenal baik di SD

maupun MI.

2. Wali Murid dan Masyarakat

Hubungan dengan wali murid dan masyarakat selalu terjalin dengan

naik. Hal ini dibuktikan dengan mengirimkan guru dan siswa untuk

melayat tetangga madrasah yang meninggal dunia, ikut menengok orang

sakit dan kegiatan kemasyarakatan lainnya. Adapun dengan orang tua/wali

siswa madrasah menyedian kotak saran, sms dan melakukan pertemuan

Page 94: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

rutin tiga bulan sekali melalui wali kelas masing-masing untuk

menyampaikan keluhan, kritik dan saran dalam peningkatan kualitas

madrasah.

Kegiatan pertemuan dengan wali siswa dilaksanakan bersamaan

dengan pembagian nilai Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Akhir

Semester. Selain itu, apabila ada permasalahan yang dianggap penting MIN

Sukoharjo alan mengundang wali murid seperti penjelasan tentang UN dan

persiapannya.Sebagaimana ungkapan Kepala Madrasah:

Jadi ketika itu menyentuh siswa kelas 6 otomatis kita sering mengundang wali murid untuk diadakan rapat bersama yang ada hubungannya dengan kendala-kendala tersebut sehingga akan menjadi titik temu. Kemudian untuk kelas 1 sampai dengan kelas 5 kalau permasalahannya cuma sedikit kita memberikan surat panggilan kepada orang tua wali tetapi jika dianggap perlu untuk disosialisasikan kepada semua wali maka madrasah mengadakan rapat bersama dengan wali murid dan komite (CL 1)

Ketika ada perlombaan yang siswanya mencapai tingkat propinsi

atau nasional. Wali murid pun dilibatkan untuk diajak berpartisipasi. Hal

ini sebagaimana diungkapkan Kepala Madrasah:

Kalau koordinasi dengan orang tua agar pembinaan itu bisa berjalan dengan baik, bisa berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, orang tua yang putranya bisa lolos dalam kejuaraan itu yang maju ke babak berikutnya, kita hadirkan di sini, di ruang ini kemudian bersama dengan pembina, kemudian kita bicarakan bersama-sama agar orang tua itu menjadi ikhlash dan diberi restu ketika anaknya dibina untuk maju ke babak berikutnya. Jadi yang jelas pembina, orang tua, anak dan madrasah diharapkan sinergi sehingga bisa mencapai tujuan yang sangat memuaskan (CL 1)

Koordinasi yang rutin dengan wali murid memberikan keuntungan

baik madrasah maupun orang tua siswa. Wali murid menjadi semakin

Page 95: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

mengetahui kegiatan KBM dan bisa melakukan tindakan nyata dalam

rangka mendukung madrasah untuk meningkatkan prestasi anak didik.

3. Kendala-Kendala yang Dialami dan Usaha Penanganannya

Kendala utama yang dihadapi oleh MIN Sukoharjo adalah sulitnya

mengubah mindset atau pola fikir dari guru-guru agar bisa menyesuaikan

dengan perkembangan zaman. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Kepala

Madrasah:

Ada beberapa kendala, yang pertama untuk perencanaan terutama untuk keuangan, dimana keuangan yang berasal dari pemerintah kadang tidak bisa kita gunakan sesuai dengan kebutuhan kita, kemudian yang kedua yang sangat penting adalah bagaimana sulitnya atau perubahan mindset/pola fikir dari masing-masing individu guru itu tidak sama, ada guru yang mindsetnya itu dirubah sulit ada juga guru yang mindsetnya bisa berubah menyesuaikan keadaan zaman. Misalnya ketika kurikulum itu sudah ganti maka proses pembelajarannya pun sebagian guru masih ada yang menganut proses pembelajaran yang lama. Itu akan menjadi kendala ketika teman-teman guru itu diajak untuk berkembang tetapi di dalam pelaksanaannya mindsetnya masih mindset yang lama. Dan hasilnya pun saya kira tidak akan sesuai dengan yang kita harapkan. Jadi yang paling utama adalah perubahan mindset, ketika mindsetnya bisa dirubah bisa diajak untuk mengikuti perkembangan zaman, Insya Allah nanti kendala itu akan bisa kita atasi (CL 1)

Untuk mengatasi hal tersebut Kepala Madrasah juga sudah melakukan

langkah-langkah preventif yaitu dengan mengadakan perencanaan keuangan

yang lebih awal dan pembinaan yang rutin, sebagaimana ungkapan beliau:

Untuk mengatasi itu kita harus menyesuaikan. Perencanaannya lebih awal kemudian kita harus menyesuaikan anggaran-anggaran yang disediakan oleh pemerintah, dan kita yang paling penting adalah membentuk skala prioritas yang diutamakan sehingga dalam melaksanakan pembelajaran yang ada di madrasah. Kemudian untuk perubahan mindset itu bagaimana kita terus terang mengadakan pembinaan secara rutin dalam satu bulan sekali sehingga lama kelamaan akan bisa mengubah pola fikir teman-teman sehingga mampu berubah (CL 1)

Page 96: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Untuk mengatasi tantangan ke depan dalam rangka meningkatkan

kualitas pembelajaran agar tidak kalah dengan adanya wacana SD RSBI yang

dikembangkan Diknas Kabupaten Sukoharjo, Kepala Madrasah juga sudah

mempunyai rencana dan solusinya, sebagaimana diungkapkan kepada peneliti:

Terutama agar kita tidak kalah, kita yang penting adalah kurikulumnya dahulu, kalau kurikulumnya sudah bagus, Insya Allah aplikasi dalam pelaksanaannya juga kita tidak akan kalah. Jadi yang pertama yang akan kita breakdown adalah kurikulumnya. Bagaimana kita membreakdown kurikulum yang kita sesuaikan dengan tuntutan zaman agar nanti tidak kalah dengan teman-teman yang ada di SD rintisan-rintisan berstandar internasional itu. Breakdown sebaik mungkin, kemudian apa-apa yang perlu kita masukkan, kita masukkan dalam kurikulum itu sehingga kalau kita sudah punya kurikulum yang terbaik. Insya Allah pelaksanaannya akan begitu juga (CL 1)

Berdasarkan pengamatan peneliti terdapat kendala lain yang dialami

Kepala Madrasah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Kendala ini

diungkapkan juga dalam RKM MIN Sukoharjo, diantaranya adalah :

1. Jumlah Anak Usia Sekolah terbatas sehingga menjadikan tantangan utama

yaitu meningkatkan jumlah siswa hingga menjadi paralel tiap kelas maka

alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain : (a) Sosialisasi PPDB ke

RA / BA; (b) Pembuatan, pengedaran brosur / pamphlet, spanduk sebelum

PPDB; (c) MIN Sukoharjo FAIR; (d) Penerimaan Peserta Didik Baru

(PPDB); (e) Orientasi Peserta Didik (OPD)

2. Kurangnya latihan dan pembinaan dan penggunaan media pembelajaran

kurang maksimal sehingga menjadikan tantangan utama yaitu

mengupayakan juara lomba mata pelajaran, olimpiade IPA dan Matematika

Tk. Kabupaten maka alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain : (a)

Page 97: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Melaksanakan pembelajaran secara PAIKEM dan kontekstual; (b)

Menggunakan media pembelajaran secara maksimal; (c) Mengadakan

latihan dan pembinaan Ekstrakuriler; (d) Mengikuti berbagai lomba; (e)

Field trip Siswa; (f) Kegiatan Out Bond; (g) Study Banding; (h)

Mengadakan koordinasi dengan orang tua

3. Kurangnya frekuensi latihan secara rutin, pembinaan guru kurang optimal,

kurangnya pembinaan dokter kecil dan kurangnya peralatan kesehatan,

maka alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain : (a) Memperbanyak

frekuensi latihan persiapan UN dan UAMBN; (b)Pembinaan Masuk RSBI;

(c) Pelayanan Bimbingan Konseling; (d) Memberdayakan piket kelas; (e)

Mengembangkan potensi penuh siswa sebagai anggota masyarakat (f)

Meningkatkan kegiatan keagamaan (kerohanian Islam)

4. Kurang perhatian terhadap anak dan kurangnya kesadaran anak dan orang

tua tentang pentingnya pendidikan sehingga menjadikan tantangan utama

yaitu meningkatkan nilai rata-rata ujian sebesar 0,5 per tahun maka

alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain : (a) Menambah jam

perlajaran UN dan UAMBN dalam kurikulum; (b) Mengadakan pelajaran

tambahan les mulai kelas VI; (c) Memperbanyak latihan mengerjakan soal

untuk kelas VI; (d) Mengerjakan latihan soal setiap pagi ( sarapan pagi ); (e)

Melaksanakan tutor sebaya

5. Kurangnya pengetahuan guru tentang model pembalajaran PAIKEM dan

adminitrasi kelas belum tertib sehingga menjadikan tantangan utama yaitu

meningkatkan pembelajran PAIKEM menjadi 100 %, menggunakan model

Page 98: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

pembelajaran PAIKEM, pengadaan administrasi kelas, meningkatkan bahan

ajar yang interaktif dan kontekstual dan meningkatkan penggunaan alat

peraga dalam PBM maka alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :

(a) Menyediakan buku panduan, buku pengayaan, buku referensi dan

sumber belajar lain selain buku pelajaran di perpustakaan sekolah; (b)

Penggunaan model pembelajaran PAIKEM secara terus-menerus; (c)

Mengoptimalkan penggunaan alat peraga, (d) Sebelum PBM harus

mengajukan RPP; (e) Menyusun KTSP, RPP dan silabus; (f) Menyusun

bahan ajar

6. Siswa kurang memahami materi ajar dalam PBM dan siswa kurang siap

menghadapi ulangan harian, mid semester dan UAS/ UKK maka alternatif

pemecahan masalah atau tersebut antara lain : (a) Diadakan perbaikan dan

pengayaan materi dalam KD; (b) Diadakan ulangan bersama secara rutin

tiap KD dan UTS, UAS dan UKK; (c) Pencapaian target akademis yang

ditetapkan SKL; (d) Menetapkan nilai KKM 75 untuk semua mata pelajaran

7. Kurangnya semangat untuk melanjutkan ke S1 sehingga menjadikan

tantangan utama yaitu memberi motivasi kepada semua guru yang berijazah

D2 untuk menempuh S1 yang relevan maka alternatif pemecahan masalah

atau tantangan tersebut antara lain : (a) Menentukan Standar Tenaga

Pendidik minimal S1; (b) Memberikan motivasi kepada guru untuk kuliah

S1

8. Kurang memahami administrasi PBM dan PAK sehingga menjadikan

tantangan utama yaitu meningkatkan manajemen dan mencari terobosan-

Page 99: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

terobosan, sarana dan prasarana untuk peningkatan mutu, serta

meningkatkan etos kerja maka alternatif pemecahan masalah tersebut antara

lain : (a) Meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan; (b) Mengikutkan

guru dalam KKG; (c) Diadakan pembinaan profesionalisme guru dari nara

sumber lain ( pengawas , dan lain-lain ); (d) Diadakan pelatihan PAK; (e)

Mengirimkan guru dalam seminar / pelatihan dan workshop guna

peningkatan profesionalisme guru; (f) Memenuhi fasilitas pembelajaran dan

penilaian (Buku Sumber Belajar) Guru; (g) Merancang dan membuat alat

peraga yang dibutuhkan; (h) Mengadakan evaluasi kerja setiap awal bulan,

akhir semester dan akhir tahun; (i) Mengangkat Tenaga Tata Usaha dan

Tenaga Kebersihan; (j) Mengangkat Petugas SAKPA dan SABMN; (k)

Mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen.

9. Belum adanya proyektor tiap kelas sehingga menjadikan tantangan utama

yaitu mengusahakan agar semua kelas terpasang proyektor maka alternatif

pemecahan masalah tersebut yaitu mengajukan bantuan proyektor ke

pemerintah.

10. Kurangnya anggaran pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana dan

prasarana sehingga menjadikan tantangan utama yaitu mengusahakan

pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana maka alternatif

pemecahan masalah tersebut yaitu mengadakan pemeliharaan dan

perbaikan terhadap sarana dan prasarana

11. Belum tercukupinya anggaran biaya madrasah sehingga menjadikan

tantangan utama yaitu mengupayakan dana dari DIPA dan BOS maka

Page 100: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

alternatif pemecahan masalah atau tantangan tersebut antara lain :

(a)Membuat RAPBM; (b) Memanfaatkan dana BOS dan DIPA secara

efektif, efisien dan terprogram

12. Belum dapat menyisihkan anggaran cadangan sehingga menjadikan

tantangan utama yaitu meningkatkan alokasi anggaran belanja madrasah

dengan skala prioritas maka alternatif pemecahan masalah tersebut yaitu

menggunakan dana sesuai dengan skala prioritas dan melaporkannya

secara berkala kepada pemerintah dan komite.

13. Kurang terjaga kebersihan dan penghijauan masih kurang sehingga

menjadikan tantangan utama yaitu meningkatkan pelaksanaan program

kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban madrasah maka alternatif

pemecahan masalah tersebut antara lain : (a) Melaksanakan pembiasaan

budaya bersih; (b) Mengoptimalkan piket siswa di setiap kelas; (c)

Mengaktifkan piket guru; (d) Mengadakan Jumat Bersih; (e)

Melaksanakan penghijauan lingkungan; (f) Membuat aturan dan sanksi

bagi yang membuang sampah sembarangan, (g) Menciptakan lingkungan

sehat dan asri, pemenuhan sistem drainase, peningkatan kerjasama dengan

lembaga lain yang relevan dengan 6K

14. Kurangnya keterlibatan antara komite dan madrasah sehingga menjadikan

tantangan utama yaitu mengikutsertakan komite dalam pembuatan RKM

maka alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain : (a)

Memberdayakan Komite Madrasah; (b) Mengikutsertakan komite dalam

Page 101: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

pembuatan RKM dan RKT serta kegiatan lainnya; (c) Melaksanakan

Evaluasi Diri Madrasah bersama Komite tiap akhir tahun

(Dokumen RKM MIN Sukoharjo 2012)

4. Prestasi Siswa Siswi MIN Sukoharjo

Untuk mencapai prestasi yang baik tentunya, perlu adanya perencanaan

yang baik. MIN Sukoharjo telah melakukan perencanaan untuk kegiatan

lomba. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bu Erma, selaku koordinator

kesiswaan:

Program kesiswaan tahun pelajaran 2011/2012 adalah Sosialisasi ke RA/BA, Mengadakan lomba kebersihan dan keindahan antar kelas, Mengadakan MIN Fair (menagadakan berbagai lomba), Field Trip bagi siswa kelas 5, Out Bond bagi kelas 6, PPDB (pembuatan brosur, penyebaran dan pelaksanaannya), Mixing kelas dari kelas 3 sampai dengan kelas 6, MOS 3 hari pertama masuk tahun pelajaran 2011/2012, Mengadakan Pawai Ramadhan, Mengadakan jalan sehat bagi semua siswa kelas 1-6 dan seluruh guru dan karyawan setiap jum’at ke-4 pada setiap bulan, Mengadakan senam sehat setiap jum’at ke 1, 2 dan 3, Mengadakan kerja bakti masal setiap jum’at ke-1, Mengadakan seleksi siswa berbakat dari tiap kelas, Mengadakan jadwal guru berjabat tangan terhadap siswa, Mengadakan pembinaan lomba Olimpiade MIPA, Mengadakan pembinaan berbagai macam lomba, Mengadakan pelatihan jurnalistik bagi siswa, Membuat jadwal mading bagi tiap kelas, Ektra kurikuler pramuka, tapak suci, menggambar dan drum band, Lomba mading antar kelas (CL 5)

MIN Sukoharjo telah meraih berbagai prestasi baik akademik maupun

bidang lainnya, baik di tingkat Kabupaten hingga tingkat Nasional. Berikut

data prestasi yang diaraih.

a. Prestasi tahun 2011

1. Juara II Olimpiade MIPA antar MI se-Karesidenan Surakarta

Angga Prasetyo Bayu Aji (5a)

2. Juara I Drawing Contes di Primagama English Sukoharjo

Page 102: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Lutviana Nur Rizkia (3c)

3. Juara Harapan I Drawing Contes di Primagama English Sukoharjo

Zuhriva Sabila Firdaus (3c)

4. Juara Harapan II Drawing Contes di Primagama English Sukoharjo

Zahra Faizah Sutanto (3b)

5. Juara III Lomba Drawing Contes non Obyek di Primagama English

Sukoharjo

Ina Nur Azizah F A (3a)

6. Juara III Lomba Mengarang di UPT P2B Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Atina Husna Athiyah (5a)

7. Juara II Cabang Karate POPDA SD/MI Tingkat Kab. Sukoharjo

Abu Bakar Al Ghifari (3b)

8. Juara I POPDA Cab. Sepak Bola Tingkat Kabupaten Sukoharjo

Ghofar Abdillah (5a) dan Perdana Rian Mutaqim (4c)

9. Juara II POPDA Cab. Karate Tingkat Kec. Sukoharjo

Abu Bakar Al Ghifari (3b)

10. Juara III POPDA Cab. Karate Tingkat Kabupaten Sukoharjo

Abu Bakar Al Ghifari (3b)

11. Juara III Bulutangkis Piala “Trikus Hariyanto” Yogyakarta

Muh. Hasan Saifullah (6a)

12. Juara II Olimpiade MIPA Jalur Khusus se-Kec. Sukoharjo

Zenia Aziz Khairunnisa (5b)

Page 103: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

13. Juara IIIOlimpiade Matematika Tingkat eks-Karesidenan Surakarta Piala

Rektorat Univet Bantara Sukoharjo

Angga Prasetyo Bayu Aji (5a)

14. Juara I Umum Olimpiade Matematika se-Solo Raya

Angga Prasetyo Bayu Aji (5a)

15. Juara Harapan II Olimpiade Matematika se- Solo Raya

Muh. Nabiel Nurfalah (3a)

16. Medali Perunggu (brounch) di Lomba Singapore and Asean School

Matematics Olympiad (SASMO)

Angga Prasetyo Bayu Aji (5a)

17. Peringkat 90 Nasional kompetisi Matematika PASIAD (Pacific Countries

Social And Economic Solidarity Association)

Angga Prasetyo Bayu Aji(5a)

18. Peringkat 3 OSN (Olimpiade Sains Nasional) bid. IPA Tingkat Kec.

Sukoharjo

Afif Tri Rahardi (5c)

19. Peringkat 2 OSN (Olimpiade Sains Nasional) bid. Matematika Tingkat

Kec. Sukoharjo

Angga Prasetyo Bayu Aji (5a)

20. Finalis Olimpiade “KUARK” Tingkat Nasional

Muh. Raihan Widagdo (2a)

21. Juara Umum Piala Bupati Sukoharjo di "Imam Syuhodo Fair" Sukoharjo

22. Juara I lomba MTQ di "Imam Syuhodo Fair" Sukoharjo

Page 104: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Nely Faizah (5a)

23. Juara II lomba Pidato Bahasa Inggris di " Imam Syuhodo Fair" Sukoharjo

Fauzan Ichsanul Rohman (5a)

24. Juara III Lomba Pidato Bahasa Inggris di "Imam Syuhodo Fair" Sukoharjo

Syaifunnisa Puspa Kencana (5a)

25. Juara Harapan II lomba Pidato Bahasa Indonesia di "Imam Syuhodo Fair"

Sukoharjo

Rizki Febri Astuti (5a)

26. Juara I Lomba Matematika di "Imam Syuhodo Fair" Sukoharjo

Angga Prasetyo Bayu Aji (5a)

27. Juara I lomba Tapak Suci di "Imam Syuhodo Fair" Sukoharjo

Annastasya Rizqi Arifia (5b)

28. Juara I Lomba Tapak Suci di "Imam Syuhodo Fair" Sukoharjo

Rizal Syah Afandi (5c)

29. Juara III Lomba Quick Quis di "Imam Syuhodo Fair" Sukoharjo

Atina Husna Athiyah (5a)

Irfan Zaki Kurniawan (6a)

Syafira Sekar Kencana(6b)

30. Juara 2 Karate Katak Perorangan Piala Kapolres Nganjuk Se-Jawa Bali tgl

1-3 Juli 2011

Abu Bakar al Ghifari (4a)

31. Peringkat 1 OSN (Olimpiade Sains Nasional) bid. Matematika Tingkat

Kab. Sukoharjo

Page 105: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Angga Prasetyo Bayu Aji (5a)

32. Juara harapan 2 OSN Tahap 3(Olimpiade Sains Nasional) bid. Matematika

Tingkat

Propinsi Jawa TengahJuara 2

Angga Prasetyo Bayu Aji (6 c)

33. Juara 2 lomba Mewarnai Tokoh Wayang Tingkat Kab. Sukoharjo

Syaifunnisa Puspa Kencana (6b)

34. Juara 3 lomba Mewarnai Tokoh Wayang Tingkat Kab. Sukoharjo

Hanifa Anggraini Santoso( 6a)

35. Juara Favorit Lomba Mewarnai Tokoh Wayang Tingkat Kab. Sukoharjo

Ina Nur Azizah F A (4a)

36. Juara 2 Kompetisi Kaligrafi Islami Lomba Anak Islam X di Santren

Bekonang Sukoharjo

Hanifah Anggraini Santoso (4a)

37. Juara 1 Kompetisi Menggambar Islami Lomba Anak Islam X di Santren

Bekonang Sukoharjo

Ina Nur azizah (4a)

38. Juara 1 Kompetisi Membaca Al Qur'an Lomba Anak Islam X di Santren

Bekonang Sukoharjo

Nely Faizah (6c)

39. Juara 1 Kompetisi Cerdas Cermat Lomba Anak Islam X di Santren

Bekonang Sukoharjo

Athina Husna Athiyah

Page 106: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Syaifunnisa Puspa Kencana

M. Iqbal Firdaus

40. Juara Umum Lomba Anak Islam X di Santren Bekonang Sukoharjo

41. Penghargaan Award “Brounch” Lomba AMC (Australia Mathematic

Competition)

Angga Prasetyo Bayu Aji (6 c)

b. Prestasi tahun 2012

1. Juara 2 lomba Matematika di Ponpes Assalam

Angga Prasetyo Bayu Aji (6C)

2. Juara 2 lomba Mengarang di UPT2B UNS dalam rangka Dies Natalis

ke-36

Syaifun Nisa Puspa Kencana (6B)

3. Juara 3 lomba Mengarang di UPT2B UNS dalam rangka Dies Natalis

ke-36

Yasmin Mufidah (5B)

4. Juara 1 Cabang Karate Popda Tingkat Kabupaten Sukoharjo

Abu Bakar Al Ghifari (4A)

5. Juara 2 Cabang Karate Perorangan Popda Tingkat kabupaten

Sukoharjo

Abu Bakar Al Ghifari (4A)

6. Juara 2 Cabang Sepak bola Popda Tingkat kabupaten Sukoharjo

Perdana Riyan Mustaqim (5A) dan Allifiansyah Rifki Figo (5A)

Page 107: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

7. Juara 1 POPDA Cabang Sepak Bola Tahun 2012 Sekaresidenan

Surakarta

Perdana Riyan Mustaqim (5A)

8. Juara 2 Kompetisi Matematika Nalaria Realistik se-SKA KMNR-KPM

Insan Cendekia

Angga Prasetyo Bayu Aji (6C)

9. Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Arab se-Solo Yogya Insan Cendekia

Education Fair

M. Luthfi Darmawan (5C)

10. Penghargaan "Distriction" Lomba IMAS (International Mathematic

Assesment for School)

Angga Prasetyo Bayu Aji (6C)

11. Peserta IMSO (International Mathematic and Science Olympiad)

Clara Annisa Onesia (5A)

12. Juara 1 "lomba bercerita "Tingkat Kabupaten Sukoharjo pada Pameran

Buku Murah Nasional Yang diselenggarakan oleh Kantor

Perpustakaan , Arsip dan Dokumentasi Kab. Sukoharjo

Fadhila Nur Lathifah (4C)

13. Juara 3 "Lomba Baca Puisi "Tingkat Kabupaten Sukoharjo pada

Pameran Buku Murah Nasional Yang diselenggarakan oleh Kantor

Perpustakaan , Arsip dan Dokumentasi Kab. Sukoharjo

M. Luay Ghozy Rizq (5B)

Page 108: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

14. Juara 3 "Lomba Pildacil "Tingkat Kabupaten Sukoharjo pada Pameran

Buku Murah Nasional Yang diselenggarakan oleh Kantor

Perpustakaan , Arsip dan Dokumentasi Kab. Sukoharjo

Andika Bagas Dirgantara (5C)

Untuk mempertahankan berbagai prestasi yang telah diraih, MIN

Sukoharjo berencana melakukan persiapan yang lebih baik pada tahun

pelajaran yang akan datang. Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala

Madrasah :

Tentu saja kita tidak puas dengan prestasi yang kita capai selama ini. Jadi yang pertama kita membuat planing yang lebih mantap, planing yang lebih bagus untuk peningkatan prestasi. Kita lihat presatsi-prestasi yang perlu kita danai lebih banyak, prestasi-prestasi yang perlu kita siapkan lebih dini, kita lihat karena tidak semua prestasi yang sudah kita capai adalah merupakan pelaksananya Dinas Pendidikan. Kita mengikuti berbagai kejuaran yang ada di berbagai tempat diantaranya di UNS, UMS, kemudia di UNNES kemudian dimana pun ada kejuaraan kita ikuti. Dan itu sudah banyak yang berhasil dan yang paling penting harus persiapan yang ada di Diknas yang tidak boleh kita lupakan. Kemudian kita membuat penjadwalan dalam rangka pembinaan-pembinaan untuk meraih prestasi. Bagaimana biar sinergi antara pembinaan dan pembiayaan ini berjalan seiring, sehingga kalu pembinaannya rutin Insya Allah akan tercapai prestasi yang lebih baik (CL 1)

C. Pembahasan

1. Pola Kepemimpinan Kepala Madrasah

Kepala Madrasah memiliki peran yang penting dalam menentukan

keberhasilan suatu madrasah. Kepala Madrasah telah melakukan tugasnya

sebagai pemimpin dalam suatu organisasi sekolah. Kepala MIN Sukoharjo

telah mampu mempengaruhi dan mengajak guru dan karyawan MIN

Sukoharjo untuk melakukan kegiatan pembelajaran menuju visi dan misi

Page 109: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Kartini

Kartono (1994 : 181) yang menjelaskan bahwa Pemimpin adalah seorang

pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan-

kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain

untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk

pencapaian satu beberapa tujuan.

Kepala MIN Sukoharjo melakukan pendekatan yang manusiawi

dalam setiap pengambilan keputusan. Kepala Madrasah mendahulukan

musyawarah dengan para guru, komite atau wali murid sesuai dengan

subyek yang akan dibicarakan. Kepala Madrasah membentuk koordinator

bidang sesuai kebutuhan madrasah seperti kurikulum, kesiswaan, sarana

prasarana, tata usaha, humas, UKS, perpustakaan, koperasi,

ekstrakurikuler dan laboratorium.

Kepala MIN Sukoharjo mampu mengoptimalkan dan

memberdayakan guru dan karyawan yang dimiliki sesuai dengan

kemampuan masing-masing. Hal ini sejalan dengan penjelasan Hornby

(1990: 296) bahwa manajer berorientasi karyawan mencoba untuk lebih

memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka. Mereka mendorong

para anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan

memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan

keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan

saling mempercayai dan menghormati dengan para anggota kelompok.

Page 110: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Kepala MIN Sukoharjo mengarahkan kepada guru dan karyawan

agar senantiasa meningkatkan kemampuan mereka sesuai denga tuntutan

zaman. Kepala Madrasah mengadakan pembinaan, supervisi dan

monitoring secara berkala kepada para guru. Kepala Madrasah lebih

mengedepankan musyawarah dengan mengajak para guru, komite dan wali

murid dalam menyelesaikan suatu masalah. Gaya kepemimpinan yang

diterapkan adalah gaya kepemimpinan yang demokratis yaitu gaya

kepemimpinan yang memberikan keluasaan setiap anggota organisasi

untuk berperan aktif dan lebih memanusiakan anggota.

Gaya kepemimpinan yang menjadikan manusia sebagai subyek

yang senantiasa diajak berkembang dan berpikir merupakan salah satu ciri

gaya kepemimpinan demokratis. Hal ini sejalan dengan yang dijelaskan

oleh Kartini Kartono (2010:187) bahwasanya kepemimpinan demokratis

menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap

kelompok/organisasi. Gaya kepemimpinan demokratis diwujudkan dengan

dominasi perilaku sebagai pelindung dan penyelamat dan perilaku yang

cenderung memajukan dan mengembangkan organisasi/kelompok. Proses

kepemimpinan diwujudkan dengan cara memberikan kesempatan yang

luas bagi anggota kelompok/organisasi untuk berpartisipasi dalam setiap

kegiatan. Partisipasi itu disesuaikan dengan posisi/jabatan masing-masing,

di samping memperhatikan pula tingkat dan jenis kemampuan setiap

anggota kelompok/organisasi.

Page 111: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Kepemimpinan dengan gaya demokratis dalam mengambil

keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada

setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing. Setiap komponen

madrasah merasa perlu aktif bukan untuk kepentingan sendiri atau

beberapa orang tertentu, tetapi untuk kepentingan bersama. Aktivitas

dirasakan sebagai kebutuhan dalam mewujudkan partisipasi, yang

berdampak pada perkembangan dan kemajuan madrasah secara

keseluruhan

2. Usaha-Usaha yang Dilakukan Kepala Madrasah dalam

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Pembelajaran yang berkualitas menurut Pudji Muljono (2006:29)

menyebutkan bahwa konsep mutu pembelajaran mengandung lima

rujukan, yaitu: “(1) kesesuaian, (2) daya tarik, (3) efektivitas, (4) efisiensi

dan (5) produktivitas pembelajaran”. Kepala MIN Sukoharjo menerapkan

konsep tersebut dengan menyiapkan sarana prasarana, SDM dan

kurikulum yang sesuai. Sistem pembelajaran yang dilakukan tidak selalu

berada dalam kelas, kadang dilakukan di laboratorium, halaman madarasah

atau outing class.

Kepala MIN Sukoharjo meningkatkan kualitas pembelajaran yang

ada di MIN Sukoharjo dengan melakukan lima macam pengembangan

meliputi : (1) pengembangan kurikulum; (2) pengembangan KBM; (3)

pengembangan SDM; (4) pengembangan kokurikuler dan ekstrakurikuler;

dan (5) pengembangan hubungan dengan stake holder pendidikan. Kelima

Page 112: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

usaha yang dilakukan ini mendapat dukungan penuh dari para guru,

karyawan, komite dan wali murid. Semua komponen yang terlibat di MIN

Sukoharjo senantiasa dilibatkan oleh Kepala Madrasah dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran MIN Sukoharjo. Setiap komponen

memberikan andil sesuai dengan porsinya masing-masing seperti Kepala

madrasah sebagai konseptor sekaligus penanggung jawab kegiatan,

koordinator bidang sebagai pelaksana harian, komite dan wali murid

memberikan dukungan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Pengembangan pembelajaran yang berkualitas yang dikembangkan

oleh Kepala MIN Sukoharjo mengacu pada PP No. 19 tahun 2005 tentang

standar proses pembelajaran yang menjelaskan bahwa proses pembelajaran

yang efektif dan efisien meliputi: “(1) perencanaan proses pembelajaran,

(2) pelaksanaan proses pembelajaran, (3) penilaian hasil pembelajaran, dan

(4) pengawasan proses pembelajaran”.

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan di MIN Sukoharjo

dikembangkan dengan menyiapkan kurikulum KTSP yang sesuai tuntutan

zaman. Agar proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar meningkat

maka Kepala MIN Sukoharjo mengembangkannya dengan pengembangan

sumber daya manusianya dan menjalin kerjasama dengan instansi Diknas,

Kemenag dan LPPM UNS. Diharapkan dengan kegiatan workshop dan

pelatihan yang dilakukan kepada guru dan karyawan akan menjadikan

proses dan hasil pembelajaran menjadi berkualitas. Proses pengawasan

dilakukan dan dikembangkan Kepala MIN Sukoharjo dengan supervisi dan

Page 113: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

pengawasan dengan PPAI dari Kemenag Kabupaten Sukoharjo serta

menjalin kerjasama dengan komite madarasah.

3. Kendala-Kendala yang Dialami dan Usaha Penanganannya

Kepala MIN Sukoharjo mengalami kendala dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran di MIN Sukoharjo. Kendala utama yang dialami

Kepala Madrasah adalah sulitnya merubah pola pikir guru agar sesuai

dengan perkembangan zaman. Kendala ini dialami karena keberagaman

guru yang ada di MIN Sukoharjo. Kepala MIN Sukoharjo senantiasa

memberikan dukungan kepada guru yang belum sarjana agar meneruskan

sehingga ilmu yang dimilikinya menjadi berkembang. Kepala MIN

Sukoharjo juga mengadakan pembinaan secara berkala kepada guru dan

karyawan sebulan sekali di minggu pertama. Apabila ada hal yang dirasa

perlu seperti akan adanya kegiatan kesiswaan seperti MIN Sukoharjo Fair

atau penjelasan kedinasan maka volume pembinaan akan ditambah.

Kepala MIN Sukoharjo mengalami kendala juga dalam

perencanaan keuangan, maka Kepala MIN Sukoharjo beserta tata usaha

merancang perencanaan keuangan lebih awal setelah mendapat masukan

dari guru, komite dan wali murid. Dengan perencanaan yang awal akan

memudahkan Kepala Madrasah untuk mengajukan ke Kanwil Kemenag

Propinsi Jawa Tengah serta berkoordinasi dengan komite madrasah.

4. Prestasi Siswa Siswi MIN Sukoharjo

Prestasi siswa di MIN Sukoharjo tidak lepas dari peran Kepala

Madrasah meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukandi MIN

Page 114: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Sukoharjo. MIN Sukoharjo memiliki input siswa yang berkualitas, hal ini

bisa dilihat ketika proses penerimaan siswa baru, dimana jumlah pendaftar

selalu melebihi dari kuota yang ditetapkan. Kemudian, siswa yang

memiliki bakat dan potensi ini dididik dan dikembangkan oleh MIN

Sukoharjo melalui pembelajaran yang berkualitas sehingga menghasilkan

prestasi, baik dibidang akademis seperti Olimpiade MIPA, Cerdas Cermat

Agama maupun non akademis seperti karate, tapak suci, dan sepakbola.

Ada beberapa faktor dari luar siswa yang mempengaruhi prestasi

misalnya sarana prasarana madrasah, guru dan kepemimpinan Kepala

Madrasah. Sarana prasarana yang bagus, membantu siswa dalam

pembelajaran di kelas, siswa bisa nyaman dalam belajar dan mampu

berkembang dengan baik. Guru sebagai tenaga pendidik memiliki andil

yang besar juga, guru mampu membawakan pembelajaran yang baik,

untuk memberikan materi pelajaran yang berkualitas. Guru memberikan

senantiasa membrikan motivasi positif kepada siswa untuk berprestasi.

Guru mampu memberikan pengaruh yang kuat pada anak, sehingga anak

merasa terbantu dalam mencapai cita-cita atau prestasi yang diharapkan.

Kepala Madrasah melakukan peningkatan kualitas sarana prasarana

madrasah, pengembangan sumber daya manusia Kepala Madrasah

memberikan dukungan kepada siswa sehingga mereka lebih bersemangat

dalam belajar dan meraih prestasi yang diharapkan.

Page 115: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa :

1. Pola kepemimpinan Kepala Madrasah yang diterapkan di MIN Sukoharjo adalah pola

kepemimpinan yang bersifat demokratis. Kepala Madrasah senantiasa melibatkan

berbagai pihak yang terkait dalam mengambil berbagai keputusan, sehingga yang

kebijakan yang diambil merupakan hasil musyawarah.

2. Kepala Madrasah telah melakukan usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

yang ada di MIN Sukoharjo yaitu : (a) pengembangan kurikulum; (b) pengembangan

KBM; (c) pengembangan sumber daya manusia; (d) pengembangan kokurikuler dan

ekstrakurikuler; (e) pengembangan hubungan dengan instansi Kemenag, Diknas,

Komite dan Wali Murid.

3. Kendala yang dialami Kepala Madrasah dalam memimpin MIN Sukoharjo tahun

pelajaran 2011/2012 yang paling utama adalah sulitnya merubah mindset atau pola

pikir guru menjadi seorang guru yang senantiasa mau berkembang sesuai dengan

tuntutan zaman.

4. Hasil yang capai oleh Kepala Madrasah dalam memimpin MIN Sukoharjo adalah

dengan diraihnya prestasi kejuaraan baik di bidang akademis maupun non akademis,

baik di tingkat Kabupaten maupun sampai tingkat Propinsi. Diantara yang menonjol

adalah di bidang Matematika

112

Page 116: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

B. Implikasi

1. Kepala madrasah telah melakukan kegiatan perencanaan, pendampingan pelaksanaan

dan pengawasan kepada guru-guru dan karyawan dalam menjalankan tugasnya sehari-

hari. Berkaitan dengan hal tersebut Kepala Madrasah perlu mengadakan monitoring

secara berkala yang ditetapkan dengan surat keputusan yang mengikat sehingga

semua pihak mampu menjalankan tugas dengan baik dan tertib.

2. Kepala madrasah menggunakan pendekatan personal yang baik kepada para guru dan

karyawan sehingga kegiatan belajar mengajar siswa dapat terlaksana dengan baik dan

lancar. Berkaitan hal ini Kepala Madrasah perlu memberikan reward kepada guru

yang mampu meningkatkan prestasi siswa sehingga semakin bertambah semangatnya

dalam mengajar dan mendidik siswa MIN Sukoharjo.

3. Madrasah menyelenggarakan pelatihan kepada guru dan karyawan merupakan sebuah

upaya sadar untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan teknologi

informasi dan kemampuan dalam menerapkan berbagai model pembelajaran yang

kreatif dan inovatif. Berkaitan hal tersebut, Kepala Madrasah perlu mengadakan

kegiatan ini secara berkesinambungan dari satu hal ke hal lain secara menyeluruh

sehingga proses up grading senantiasa berjalan efektif.

4. Program dari pemerintah melalui DIPA MIN Sukoharjo yang mengalokasikan dana

untuk pengadaan fasilitas pendukung pembelajaran, adalah wujud menciptakan

layanan pemerintah kepada siswa agar mampu berprestasi baik tingkat lokal hingga

nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala madrasah perlu menyediakan sarana

prasarana penunjang pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman.

5. Madrasah selalu melibatkan stake holder yang terkait dalam rangka meningkatkan

kualitas pembelajara. Baik dalam pengadaan sarana prasarana penunjang pendidikan,

kegiatan pembinaan kesiswaan terutama perlombaan, penyusunan dan pengembangan

Page 117: Oleh: AGUS TURSILO WISANTO - digilib.uns.ac.id... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) SUKOHARJO DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

kurikulum serta pengembangan madrasah menuju madrasah yang unggul dan

berakhlak mulia. Berkaitan hal ini Kepala Madrasah perlu menjaga hubungan dengan

berbagai pihak yang sudah membantu pengembangan MIN Sukoharjo dan melakukan

terobosan kerjasama dengan pihak lain yang mampu menambah keunggulan MIN

Sukoharjo.

C. Saran

Berdasarkan analisis terhadap tingkat keberhasilan MIN Sukoharjo dalam

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, dapat kita sarankan sebagai berikut :

1. Kepala Madrasah perlu mengadakan Standar Operasional Pelaksanaan bagi guru-guru

MIN Sukoharjo agar lebih terarah dan memberikan hasil optimal bagi siswa.

2. Hendaknya diperbanyak pelatihan kepada guru-guru tentang model-model

pembelajaran, agar kegiatan belajar mengajar lebih kreatif dan inovatif.

3. Perlu diperbanyak kegiatan KKG bagi guru baik guru tematik, guru kelas maupun guru

bidang studi, bisa kerjasama dengan pihak luar yang kompeten di bidangnya.